Analis: 60 Persen Gamer di Asia Tenggara Punya Minat Tinggi Terhadap Esports

Teknologi memang memegang peranan penting dalam perkembangan industri gaming, namun pertumbuhannya di negara-negara berkembang diujungtombaki oleh esports. Begitu berpengaruhnya ranah olahraga elektronik, brand dari berbagai bidang (tidak selalu gaming) kini berlomba-lomba untuk terlibat di sana. Namun pertanyaan yang mungkin membuat kita penasaran ialah, memang seberapa besar signifikansi esports?

Jawabanya terungkap di dalam laporan Niko Partners belum lama ini. Firma analis itu mengungkapkan bahwa hampir dua pertiga penikmat video game di Asia Tenggara dan sekitarnya memiliki animo tinggi terhadap esports. Data tersebut merupakan hasil studi Niko Partners di kawasan Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam serta Taiwan. Dan mereka yang berjiwa kompetitif biasanya berusia belia.

Penyelidikan Niko menyingkap bagaimana pemain di negara-negara ini terbagi menjadi tujuh kategori: competitive arena gamer, fantasy arena gamer, arena gamer, strategist, skill master, casual challenger and story socialiser. Saya belum mengetahui secara pasti kriteria seseorang bisa masuk dalam salah satu kelompok tersebut, tapi saya menerka ‘strategist‘ ialah mereka yang menyukai permainan strategi, dan ‘arena’ berkaitan dengan segmen kompetitif.

Niko Partners menjelaskan, tiga kategori gamer arena punya ketertarikan tinggi terhadap esports. Dan meskipun hanya tiga dari tujuh, saat semuanya dijumlahkan, mereka menguasai 60 persen pangsa pasar gaming. Menilik lebih jauh, kelompok competitive arena gamer di area Greater Southeast Asia ternyata mengambil potongan terbesar di 42 persen. Kalangan ini diisi oleh pemain di rentang usia antara 12 sampai 23 tahun.

Ada satu info yang mungkin bisa berguna bagi publisher dan developer: competitive arena gamer adalah kalangan yang paling banyak berbelanja produk terkait gaming. Para pemain di PC rata-rata menghabiskan uang US$ 15,8 per bulan, sedangkan gamer mobile mengeluarkan modal rata-rata US$ 10,1 sebulan.

Studi Niko Partners juga memaparkan sejumlah fakta unik lain:

  • Segmen fantasy arena gamer didominasi oleh perempuan, sedangkan di kelompok arena gamer, populasi kaum Hawa paling sedikit. Mereka bermain karena didorong oleh perpaduan antara keinginan berkompetisi serta bersosialisasi.
  • Casual challenger adalah kalangan gamer terbesar kedua, umumnya berusia 36 tahun atau lebih. Uniknya, mereka punya semangat bersaing yang tinggi seperti competitive arena gamer.
  • Kelompok skill masters diisi oleh gamer berumur 24 tahun ke atas.
  • Story socialiser mayoritas bermain di beberapa platform game berbeda.
  • Strategist sebagian besar adalah gamer PC.

Managing director Niko Partners Lisa Cosmas Hanson menyampaikan bahwa para gamer di Asia Tenggara dan Taiwan termotivasi oleh aspek-aspek seperti kompetisi, tantangan, serta keinginan menyelesaikan tugas dan berkomunitas. Keempat hal tersebut pula-lah yang menjadi nilai-nilai esensial dari esports. Menurut Hanson, inilah alasannya mengapa ranah gaming profesional tumbuh pesat di sana.

Via Games Industry.

HTC Sponsori Tim FaZe Clan dan Perpanjang Kontrak dengan Team SoloMid

Sebagai perusahan teknologi yang juga berkecimpung di bidang video game, kiprah HTC Vive dalam dunia esports adalah sesuatu yang sangat natural. Mereka telah menjadi sponsor untuk salah satu organisasi esports asal Amerika Serikat, Team SoloMid (TSM), sejak tahun 2015. Kerja sama ini, menurut HTC, telah mengantar Team SoloMid meraih kesuksesan besar dan menjadikannya salah satu tim paling populer terutama di bidang Fortnite.

Di bulan April ini HTC mengumumkan bahwa kerja sama tersebut akan mereka perpanjang. Tidak ada informasi detail mengenai nilai kerja sama ataupun durasinya, akan tetapi tampaknya ini adalah kerja sama jangka panjang.

“HTC dan TSM memiliki visi yang sama tentang membangun di sekitar inovasi dan teknologi baru seperti VR,” kata Brad Sive, Chief Revenue Officer TSM, di situs resmi HTC. “Dengan dukungan dan komitmen jangka panjang dari HTC, kami dapat menggaet marketplace dengan cara-cara baru yang revolusioner. Memiliki partner yang begitu fokus pada masa depan adalah salah satu faktor besar dalam kesuksesan TSM yang berkelanjutan.”

HTC Vive Pro
HTC akan banyak mempromosikan Vive lewat influencer | Sumber: HTC

Salah satu tujuan HTC melakukan partnership ini memang berkaitan erat dengan teknologi VR. Seiring membesarnya pangsa pasar streaming, HTC melihat adanya kesempatan untuk mempromosikan perangkat virtual reality HTC Vive lewat siaran-siaran live streaming. Ke depannya mereka akan mengajak para streamer atau influencer tertentu untuk tampil di siaran bernama Vive Showcases.

Tak hanya memperpanjang kontrak dengan TSM, HTC juga menjalin sponsorship baru dengan tim yang kalah prestisius yaitu FaZe Clan. Anda yang mengikuti dunia esports genre first-person shooter pasti sudah akrab dengan nama ini. Merek adalah tim yang disegani di dunia Counter-Strike: Global Offensife, Fortnite, Tom Clancy’s Rainbow Six: Siege, dan banyak lagi. Beberapa prestasi yang pernah mereka raih antara lain juara 1 di turnamen OGA PIT Season 2, dan runner-up di Pro League Season 8 Finals.

Sejalan dengan visi baru yang banyak melibatkan dunia influencer, HTC juga mengubah nama divisi mereka dari yang tadinya HTC Esports menjadi HTC Gaming. United Talent Agency (UTA) yang menggolkan kerja sama HTC dan FaZe Clan berperan memberi masukan terkait arah bisnis tersebut.

“HTC Esports akan mengembangkan brand-nya untuk mencakup seluruh aspek gaming,” kata Andrew Wu, Partner Marketing Manager for Gaming di HTC. “Gaming, bagi kami, adalah payung lebih besar yang mencakup esports. Seiring tim kami bekerja sama dengan lebih banyak lagi gaming influencer, terutama di platform Twitch dan YouTube, kami sangat gembira dapat bekerja bersama para anggota hebat dari TSM dan FaZe Clan untuk membawa VR ke bawah sorotan.”

Program kerja sama tiga pihak ini dibuka dengan acara Vive Summit, siaran live streaming yang mempromosikan berbagai game VR pilihan pada tanggal 10 April 2019. Acara tersebut akan dibawakan oleh streamer populer Alexia Raye, juga diikuti oleh anggota tim FaZe Clan dan TSM. Alexia Raye juga akan menjadi host bagi serial YouTube HTC Gaming yang bernama IRL.

“Saya sungguh gembira dapat menjadi host untuk HTC IRL. Tak hanya dapat bekerja dengan brand prestisius dan sederet pemain esports hebat, saya juga tak sabar menyambut berbagai aktivitasnya dan menunjukkan kehidupan pemain-pemain ini di kehidupan nyata!” ujar Raye. “Saya sudah lama menjadi penggemar VR dan Vive, juga memilikinya satu di rumah untuk bermain Beat Saber sepanjang waktu. Saya senang dapat menyajikan acara HTC Vive Summit dan mengumpulkan beberapa teman terbaik saya di komunitas Twitch untuk memainkan Vive secara langsung, serta menunjukkan betapa asyiknya VR pada para pemirsa di rumah.”

Sumber: HTC, Team SoloMid

Metaco Circuit Cup Qualifier 3: Onic Esports Dominasi Dua Ronde Berturut-turut

Metaco Circuit Cup Season 1 kembali hadir! Setelah dua pekan beristirahat, kini kompetisi kembali dan baru saja selesai menjalankan kualifikasi tahap ketiga. Setelah dua tahap kualifikasi, saat ini sudah ada 10 tim yang lolos dan akan bertanding di babak Grand Final. Kualifikasi tahap ketiga ini kembali mencari 5 tim terbaik untuk bertanding di babak tersebut.

Pekan ini, kualifikasi tahap ketiga mempertandingkan 25 tim di dalam map Erangel dan Miramar. Dengan banyaknya tim yang turut serta, persaingan tentu jadi semakin ketat. Persaingan jadi makin keras lagi dengan kehadiran Onic Esports, dan para tim yang sebenarnya cukup kuat, namun belum berhasil lolos dari kualifikasi sebelumnya seperti: WEGO, Lexus Gaming, Mystc, dan Crazy God.

Onic Esports, walau sudah punya nama besar di kancah Mobile Legends, namun masih belum bisa bicara banyak di kancah PUBGm. Tapi bukan berarti mereka merupakan tim yang lemah juga. Dalam kualifikasi tahap ketiga ini, mereka tunjukan kemampuan bermain terbaik demi bisa lolos ke babak Grand Final.

Hal tersebut terlihat jelas saat ronde pertama kualifikasi, yang bertanding di map Erangel dengan mode TPP. Matthew dan kawan-kawan langsung bermain semaksimal mungkin, berhasil mendapat chicken dinner dan jumlah kill yang fantastis, yaitu 26 kill. Dari satu ronde, posisi klasemen mereka langsung membumbung jauh di posisi pertama, meraih 34 poin dengan rincian 8 poin chicken dinner dan 26 poin kill.

Perbedaan poin ini tentu memaksa tim-tim lain harus lebih waspada terhadap Onic Esports. Namun pada ronde kedua Onic masih belum mau mengendurkan permainannya. Mereka kembali mendapat chicken dinner, namun dengan perolehan kill yang lebih sedikit, karena map Miramar yang jadi lokasi pertarungan.

Tapi akhirnya dominasi Onic berhasil dihentikan pada ronde ketiga. Ketika itu pertarungan kembali pindah ke map Erangel, tapi dengan mode FPP. Dalam ronde inim sepertinya Onic kurang banyak berlatih dengan mode FPP. Perolehan placement dan kill mereka pada ronde ini terbilang beda jauh, jika dibanding dengan dua map sebelumnya yang menggunakan mode TPP.

Sumber: Metaco Official Release
Sumber: Metaco Official Release

Akhirnya Crazy Gods dan LEXUS Esports yang muncul ke permukaan, memanfaatkan Onic Esports yang sedang lengah. LEXUS Gaming mendapatkan chicken dinner dan membunuh 8, dan berhasil mendapatkan total 16 poin pada ronde tersebut.

Dengan ini, maka 5 tim yang lolos ke babak grand final Metaco Circuit Cup dari kualifikasi tahap ketiga ini adalah: ONIC Esports, Agent, Lexus Esports, Crazy God, Lexus Gaming.

Berakhirnya kualifikasi tahap ketiga menjadi penanda bahwa babak Grand Final Metaco Circuit Cup Season 1 akan semakin dekat. Tersisa satu tahap kualifikasi lagi yang akan diselenggarakan pada 12 dan 13 April 2019 mendatang. Siapakah 5 tim berikutnya yang akan bertanding di babak Grand Final Metaco Circuit Cup, dan memperebutkan total hadiah sebesar Rp22 juta?

JD Gaming Ungkap Standar Gaji Atlet Esports League of Legends Tiongkok

Seiring industri esports berkembang menjadi besar, atlet esports pun semakin tumbuh menjadi profesi yang menjanjikan. Tidak jarang kita mendengar ada atlet memiliki penghasilan miliaran, seperti atlet-atlet Korea Selatan yang mengikuti liga League of Legends Champions Korea (LCK). Apalagi di wilayah-wilayah yang memang memiliki level kompetisi tinggi dan penggemar dalam jumlah banyak.

Tiongkok juga terkenal sebagai negara dengan perkembangan esports yang pesat, bahkan diakui sebagai salah satu wilayah kompetitif terkuat di kancah esports dunia. Tentu kemudian jadi pertanyaan, berapakah penghasilan atlet di negara tersebut? Baru-baru ini salah satu organisasi esports Tiongkok yaitu JD Gaming membuka lowongan untuk masuk ke dalam roster League of Legends mereka yang bermain di Tencent League of Legends Pro League (LPL). Dalam lowongan tersebut, JD Gaming membeberkan berapa gaji yang ditawarkan beserta syarat-syarat untuk menjadi atlet anggota.

Tencent League of Legends Pro League
LPL adalah liga League of Legends paling prestisius di Tiongkok | Sumber: The Esports Observer

Dilansir dari VPEsports, iklan yang dipasang JD Gaming di situs Weibo itu menawarkan gaji tahunan antara 500.000 – 10.000.000 Yuan (1,05 miliar – 21 miliar rupiah). Sementara untuk tim akademi Joy Dream (JDM), kisaran gajinya adalah antara 250.000 – 1.000.000 Yuan (78,4 juta – 312,1 juta rupiah) per tahun. Ini merupakan angka yang sangat besar, apalagi untuk atlet-atlet yang sudah senior.

Bila kita perhatikan di sini terdapat ketimpangan yang sangat besar antara batas bawah dengan batas atas gaji yang ditawarkan. Hal serupa juga terjadi di negara lain seperti Korea Selatan, tapi tampaknya ketimpangan di Tiongkok punya jurang yang lebih lebar. Dari laporan Inven Global, gaji esports Korea Selatan berkisar antara 20 juta – 500 juta Won (248,6 juta – 6,2 miliar rupiah) per tahun. Selisihnya masih relatif dekat dibandingkan dengan tawaran dari JD Gaming.

Kara Dang Vu
Karier esports atlet muda butuh dukungan dari orang tua | Sumber: CBS

JD Gaming juga membuka rekrutmen untuk Youth Team (usia 15 – 20 tahun) dengan tawaran gaji lebih kecil, sekitar 80.000 – 200.000 Yuan. Tapi atlet Youth Team bisa saja diangkat langsung ke tim Joy Dream hanya dalam waktu satu bulan setelah bergabung, bila ia menunjukkan performa yang luar biasa. Sementara itu untuk naik dari tim Joy Dream ke JD Gaming utama, mereka harus bermain lebih dulu di League of Legends Development League (LDL) setidaknya selama satu musim.

Menariknya, salah satu syarat perekrutan itu JD Gaming adalah adanya dukungan dari pihak keluarga. Sebagai sebuah profesi yang baru di industri yang masih muda, atlet esports memang masih sering dipandang sebelah mata. Mudah-mudahan seiring esports semakin menyebar di masyarakat, dan seiring munculnya kisah-kisah sukses dari industri esports, para orang tua dari generasi sebelumnya akan dapat lebih membuka diri dan menerima bila ada anak mereka yang berkeinginan untuk menjadikan atlet esports sebagai profesi.

Sumber: VPEsports, DBLTAP

Update: Koreksi terhadap konversi nominal ke mata uang rupiah.

Cloud9 Kembali ke Kancah Rainbow Six, Ambil Tim Mantis FPS Asal Korea

Setelah sempat undur diri dari kancah Rainbow 6, Cloud9 kini comeback setelah melihat potensi tim asal Korea Selatan, Mantis FPS. Para pemain Mantis FPS yang kini menjadi bagian Cloud9 tersebut adalah Inyup “Neilyo Lee, Yugeun “h3dy” Kwon, Seongsoo “EnvyTaylor” Kim, Chanyoung “SweetBlack” Han, Sihun “Nova” Lee, beserta sang pelatih dan asisten pelatih Inyeong “SummerRain” Kim dan Hyun “OCN” Park.

Sebelum mengakuisisi Mantis FPS, Cloud9 memang sudah pernah punya tim Rainbow 6 sebelumnya. Ketika itu C9 mengambil tim asal Amerika Serikat, bernama beastcoast. Tim R6 Cloud9 terdahulu cukup ikonik, penyebabnya karena kehadiran pemain perempuan di dalam tim tersebut yang bernama Lauren “Goddess” Williams.

Sumber: Dreamhack Official Media
Roster Cloud9 sebelumnya, yang merupakan punggawa tim beastcoast asal Amerika Serikat. Sumber: Dreamhack Official Media

Ketika itu Cloud9 mencapai hasil yang cukup baik di kancah R6. Salah satu prestasi terbaiknya adalah berhasil memenangkan DreamHack Montreal, kompetisi kelas Major, setelah membantai Rogue Team 2-0. Sayang roster ini tidak bertahan lama bersama dengan Cloud9. Pada 8 Januari 2019, roster ini diambil alih oleh Team Reciprocity, yang akhirnya menaungi Davide “FoxA” Bucci dan kawan-kawan sampai sekarang.

Keputusan Cloud9 untuk mengambil Mantis FPS ini bisa dibilang sebagai keputusan yang baik dari manajemen. Selain soal pemain Korea yang selama ini terkenal sangat berdedikasi dalam kancah esports, sepak terjang tim ini juga sangat baik di kancah R6 Asia Pasifik. Mereka mendominasi kancah Korea Selatan, memenangkan Korea Cup selama 4 bulan berturut-turut.

Terakhir, mereka berhasil memenangkan kompetisi Major lokal Korea, Six Challenge Korea 2019. Mengutip rilis resmi dari Cloud9, Jack Etienne CEO Cloud9, berkomentar: “Kami sangat bersemangat bisa kembali ke kancah R6 dan kami yakin tim ini akan memberikan yang terbaik. Kami tertarik dengan Mantis karena kemampuan mereka yang tidak terbatas hanya menjadi sukses satu kali saja, tapi mempertahankan kesuksesan tersebut selama berbulan-bulan. Selamat datang di Cloud9, kami tentu akan terus menyokong mereka untuk terus mempertahankan kesuksesan tersebut”.

Sang pelatih tim Mantis, SummerRain juga turut memberikan komentarnya tersendiri. “Adalah sebuah kehormatan menjadi bagian dari Cloud9. Kami bekerja keras sejak Brazil YS23 Pro League Finals, Paris Major, dan Six Invitational 2019 demi mendapatkan pengakuan seperti ini. Kami tahu beban kami akan bertambah, namun kami tentunya akan melakukan yang terbaik demi membuat para fans bangga, dan membalas kepercayaan yang sudah diberikan Cloud9 kepada kami.”

Pertandingan perdana Mantis bersama Cloud9 adalah pada kompetisi Season IX APAC Finals pada 13 April 2019 mendatang. Akankah comeback Cloud9 ke kancah R6 memberikan kejutan di dalam jagat kompetitif Rainbow Six internasional?

 

Kualifikasi IGL Pekan 5, Lolosnya Player Sukabumi di antara Nama Besar Kancah FIFA 19

Indonesia Gaming League kini sudah memasuki fase kualifikasi pekan kelima . Pekan ini menjadi pekan kualifikasi yang panas. Pasalnya dua dari tiga peserta yang lolos pada pekan ini merupakan pemain profesional yang sudah tergabung ke dalam organisasi esports ternama.

Dua orang tersebut adalah Ega “Eggsy” Rahaditya dari RRQ, dan Muhammad “Icanbutsky” Ikhsan dari PG.Barracx. Terselip di antara dua nama besar tersebut, ada sosok pemain yang mungkin namanya belum sebegitu berkibar seperti dua pemain lainnya. Dia adalah sosok Rakel Ramadhan pemain FIFA 19 asal Sukabumi.

Berbincang singkat dengan Achmad Fadh selaku Community Manager IGL, ia mengatakan bahwa Rakel merupakan pemain yang sama-sama dari komunitas Sukabumi. “Iya dia memang bukan pemain pro yang tergabung dalam satu organisasi esports profesional, tapi dia satu komunitas dengan finalis Sukabumi lainnya” Fadh mengatakan kepada Hybrid.

Sumber: Instagram @igl.id
Sosok Rakel Ramadhan, pemain yang berhasil lolos di antara pemain dengan nama besar di jakat kompetisi FIFA 19. Sumber: Instagram @igl.id

Sejauh ini kehadiran komunitas FIFA Sukabumi memang terasa sangat kuat selama lima pekan kualifikasi IGL berjalan. Total sudah ada tiga pemain asal Sukabumi yang lolos ke IGL. Ketiga pemain tersebut selain Rakel Ramadhan adalah, Arlan Paranti yang lolos dari kualifikasi pekan kedua, dan Egi Ilyas Fauzi yang lolos dari kualifikasi pertama.

Arlan Paranti sempat menceritakan secara singkat soal keadaan komunitas FIFA di Sukabumi kepada Hybrid. “Di Sukabumi lumayan cukup ramai yang main FIFA daripada PES, terutama di rental. Kebetulan kita yang suka main online, memang suka kumpul, dan punya Pro Club bernama Cups FC. Semua yang lolos IGL itu merupakan bagian dari Cups FC.” Arlan bercerita kepada Hybrid.

Bagi Anda yang belum tahu, Pro Club merupakan salah satu mode permainan online di dalam FIFA 19. Dalam mode ini, setiap pemain memegang satu pemain di dalam pertandingan. Jadi dalam satu pertandingan bisa ada sampai dengan 22 pemain, yang mengendalikan masing-masing pemain di dalam tim.

Sumber: Instagram @igl.id
Arlan Paranti, salah satu penggagas Cups FC, komunitas Esports FIFA 19 yang berbasis di Sukabumi. Sumber: Instagram @igl.id

Lebih lanjut cerita soal Cups FC, Arlan mengatakan bahwa ia dan kawan-kawan komunitas memang ingin memajukan esports FIFA di Sukabumi lewat komunitas online yang dibuatnya tersebut. “Kami kepingin suatu saat ada yang mensponsori Cups FC, karena kami yakin kami punya potensi lebih terutama dari pemain-pemain mudanya.”

Saat ini sendiri ada 4 daerah yang tergabung ke dalam Cups FC. Empat daerah tersebut adalah Sukabumi, Surabaya,  Lombok, dan Jakarta. Dengan 9 orang yang menjadi anggota Cups FC, Sukabumi merupakan mayoritas dalam komunitas ini. “Masih akan ada kejutan dari Cups FC untuk kualifikasi IGL pekan selanjutnya. Menurut saya, setidaknya masih ada 2-3 orang lagi dari Sukabumi yang berpotensi lolos kualifikasi IGL.” Kata Arlan menceritakan potensi Cups FC.

Kualifikasi FIFA 19 FUT IGL 2019 kali ini memang lebih keras dibanding pekan-pekan sebelumnya. Fadh mengatakan bahwa hampir semua klub esports profesional Indonesia mengikuti kualifikasi ini, kecuali SFI yang diwakili oleh Kenny Prasetyo. Namun ada 3 bracket di dalam setiap kualifikasi IGL 2019, jadi Rakel memang tidak bertemu dan bertanding dengan Ega ataupun Icanbutsky pada kualifikasi ini.

Icanbutsky, salah satu pemain jagoan di kancah FIFA yang berhasil lolos IGL pekan ini. Sumber: PG.Barrackx Official Media
Icanbutsky, salah satu pemain jagoan di kancah FIFA yang berhasil lolos IGL pekan ini. Sumber: PG.Barrackx Official Media

Masih ada 3 pekan dan 9 slot tersisa untuk menuju ke liga utama IGL 2019 ini. Pekan ini merupakan pekan keenam dari kualifikasi IGL 2019. Bagi Anda yang ingin menjajal kemampuan bermain FIFA 19 FUT dan mengikuti kualifikasi, Anda dapat mendaftarkan diri lewat laman registrasi resmi Indonesia Gaming League. Pendaftaran untuk kualifikasi pekan 6 sendiri masih terbuka sampai 12 April 2019 mendatang.

Selamat untuk Icanbutsky, Eggsy, dan Rakel yang berhasil lolos ke IGL dari kualifikasi pekan 5 ini. Menarik memang melihat dinamika kancah esports lokal FIFA 19, yang punya ragam pemain dari ragam daerah. Akankah muncul kejutan lain pada pekan 6 kualifikasi IGL 2019?

 

Zepetto Umumkan Tempat dan Jadwal Kompetisi Internasional PBWC 2019

Zepetto, pengembang Point Blank, kembali menghadirkan kompetisi Internasional mereka yaitu Point Blank World Challenge (PBWC 2019). Kendati esports Battle Royale sedang digandrungi para gamers, menariknya PB masih bertahan lama dengan kancah esports dan penggemarnya tersendiri.

Tahun ini pertandingan PBWC kembali diadakan di Moskow, Russia, setelah tahun 2017 lalu pertandingan ini juga diadakan di negeri beruang merah tersebut. Tahun 2018 lalu PBWC dimenangkan oleh tim asal Brazil yaitu 2Kill Gaming. Indonesia yang diwakili oleh tim VNG ketika itu gagal mendapatkan hasil memuaskan, harus pasrah di posisi keempat setelah kalah oleh 2Kill Gaming di babak semi-final.

Sumber: PB Ongame
2Kill Gaming, juara PBWC tahun 2018 lalu. Sumber: PB Ongame

PBWC 2019 ini akan diikuti oleh beberapa negara dari berbagai belahan dunia, beberapa di antaranya seperti Thailand, Brazil, Turki, Azerbaijan, Rusia sang tuan rumah, dan tentunya Indonesia. Tahun ini ada total hadiah sebesar US$50 ribu (sekitar Rp707 juta) yang akan diperebutkan oleh para pemain PB terbaik dari berbagai belahan dunia.

Tak lupa, gelaran PBWC juga dilengkapi dengan PBIWC atau Point Blank International Women Championship. Dalam turnamen Point Blank khusus perempuan tersebut, Indonesia akan melawan Rusia dan Thailand untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$9000 atau sekitar Rp127 juta.

Seperti sebelum-sebelumnya, troopers Indonesia akan melewati beberapa pertandingan terlebih dahulu untuk bisa lolos dan ikut bertanding di PBWC 2019. Untuk perwakilan, Indonesia akan diwakilkan oleh juara PBNC 2019. Nantinya, sudah ada kurang lebih sekitar 22 tim yang akan bertanding di gelaran grand final PBNC 2019.

Akan digelar pada 27-28 April 2019 mendatang, kurang lebih ada 18 tim peserta dari grand final PBNC yang terdiri dari: 2 tim PBJC, 15 tim dari kualifikasi PBNC, dan tentunya sang juara bertahan yaitu RRQ Endeavour. Lalu 4 tim sisanya adalah para ladies trooper peserta Point Blank Ladies Competition, yang juaranya akan mewakili Indonesia di kompetisi PBIWC 2019.

Sumber:
RRQ Endeavour masih merupakan salah satu tim PB terkuat di Indonesia. Akankah mereka kembali mempertahankan gelar juara nasional di tahun 2019 ini? Sumber: Youtube Point Blank e-Sports

Tidak hanya itu, Zepetto Indonesia juga akan memberangkatkan dua Troopers beruntung untuk ikut merasakan meriahnya PBWC langsung secara gratis! Nantinya Biaya akomodasi serta tiket pesawat Russia akan ditanggung oleh Zepetto. Untuk info lebih lanjut mengenai event ini dapat dilihat di: http://bit.ly/pbidluckyroulette.

Kira-kira siapakah yang akan mewakili Indonesia di gelaran PBWC 2019 mendatang? Akankah RRQ.Endeavour kembali menjadi juara di PBNC 2019 mendatang?

 

Tak Terkalahkan, Bigetron Menjadi Juara PUBG Mobile Club Open 2019 Indonesia Finals

Hari Jumat, 5 April 2019 kemarin, telah selesai digelar PUBG Mobile Club Open 2019. Dalam kompetisi ini, Bigetron ternyata masih tetap jadi tim yang terkuat di Indonesia. Tim yang dipunggawai oleh si kembar Zuxxy-Luxxy ini keluar sebagai juara setelah mengumpulkan 175 poin dari 6 ronde pertandingan.

Pagelaran final PMCO kemarin merupakan konklusi dari kualifikasi yang diadakan pada 22-23  Maret 2019 kemarin. Setelah kualifikasi yang diadakan, terpilih sudah 12 tim terbaik untuk bertanding dengan 4 tim undangan. Empat tim yang diundang tersebut adalah tim Bigetron Esports, RRQ, EVOS ESPORTS, dan PG Barracx.

Membawa tema “Be the One, There is a Number One if All Of Us” PMCO mencoba memberi kesempatan yang sama antara tim pro dan semi-pro untuk berkompetisi. Memperebutkan hadiah total sebesar US$ 2,5 juta atau sekitar Rp35 miliar, gelaran final kemarin juga memperebutkan 5 slot untuk bertanding di kompetisi Internasional.

Sumber: Facebook @PUBGMobile
Sumber: Facebook @PUBGMOBILE.ID.OFFICIAL

Babak lanjutan dari PMCO Indonesia Finals adalah PMCO Spring Split Global Finals, yang akan diadakan pada bulan Juli 2019 mendatang di Shanghai China. Setelah 6 ronde pertandingan, empat tim lain yang berhasil lolos mendampingi Bigetron adalah, Victim ESPORTS dengan perolehan 134 poin, EVOS ESPORTS dengan perolehan 118 poin, WAW Esports dengan perolehan 117 poin, dan ONIC dengan perolehan 95 poin.

Selama pertandingan PMCO, Bigetron memang tidak bisa dibilang sepenuhnya mendominasi. Dari 6 ronde pertandingan, tercatat mereka hanya dua kali dapat chicken dinner saja. Tetapi kunci kemenangan Bigetron sebenarnya datang dari konsistensi permainan mereka.

Walau tidak dapat chicken dinner, mereka ternyata masih bisa amankan posisi top 5 dan perolehan kill yang relatif banyak. Pada ronde 5 saat map TPP Erangel, Bigetron tetap mengamankan posisi kedua dengan perolehan 10 kill. Lalu ada lagi saat ronde 3, ketika tim WAW mendapat chicken dinner, Bigetron masih bisa mendapat posisi 3 dengan perolehan 10 kill.

Sumber: Press Release PUBGm Official
Sumber: Press Release PUBG Mobile Official

Apalagi sistem poin esports PUBG sekarang cenderung lebih menguntungkan permainan agresif. Maka tak heran, walau Bigetron tidak mendapat chicken dinner, perolehan kill dan placement top 5 berhasil membuat mereka bertahan di peringkat 1 klasemen PMCO 2019.

Sebagai juara PMCO 2019 Indonesia Finals, tim Bigetron berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp56 juta dan tiket untuk berangkat ke PMCO 2019 Spring Split Global Finals di Shanghai, China. Nantinya Bigetron dan empat tim lainnya dari Indonesia akan bertarung dengan 8 regional lainnya untuk memperebutkan total hadiah US$ 2,5 juta.

Selamat untuk tim Bigetron! Semoga bisa tetap konsisten, merebut gelar juara, dan membanggakan nama Indonesia di jagat kompetitif PUBG Mobile internasional.

Selayang Pandang Tentang Ekosistem Esports Pokémon GO di Indonesia

Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara, dengan jumlah penduduk mencapai 267 juta jiwa dan populasi pengguna internet 82 juta jiwa (data Newzoo 2018). Dengan jumlah pasar sebesar ini, potensi Indonesia sebagai pasar game kompetitif pun sangat luas. Tidak hanya judul-judul raksasa seperti Mobile Legends: Bang Bang atau PlayerUnknown’s Battlegrounds yang punya tempat, tapi juga komunitas untuk penggemar game yang lebih kecil.

Di tengah selera masyarakat gamer yang begitu majemuk, Pokémon GO menempati posisi yang cukup unik. Sempat menjadi fenomena global bahkan hingga taraf cukup mengkhawatirkan di tahun 2016, tiga tahun kemudian Pokémon GO seperti sudah tenggelam, hilang terlibas gelombang judul-judul baru yang lebih menonjol di masyarakat. Akan tetapi sejatinya game augmented reality karya Niantic ini belum mati.

Banyak penggemar berat di Indonesia

Superdata melaporkan bahwa Pokémon GO memiliki 147 juta pengguna aktif di bulan Mei 2018, angka yang masih sangat fantastis walaupun jauh dibanding total unduhannya yang mencapai 800 juta kali. Dalam sebuah wawancara dengan Vice, seorang penggemar berat Pokémon GO berkata bahwa game ini telah melalui fase “seleksi alam”, sehingga kini pemain-pemain yang tersisa adalah para pemain die-hard.

Bukti bahwa Pokémon GO masih banyak dimainkan di Indonesia dapat kita lihat dalam gelaran acara Piala Presiden Esports 2019, tanggal 30 – 31 Maret 2019 lalu. Di acara ini, komunitas Pokémon GO Indonesia mendapat undangan untuk menggelar turnamen eksibisi terbuka. Meski dengan persiapan yang sangat singkat serta publikasi minimal, turnamen ini berhasil menarik peserta hingga 243 orang, terbanyak di dunia! Sebelum eksibisi Piala Presiden ini, rekor peserta turnamen terbanyak dipegang oleh komunitas Pokémon GO negara Chili dengan 186 peserta.

Pokemon GO - Piala Presiden Esports 2019
Kemeriahan komunitas Pokémon GO di Piala Presiden Esports 2019 | Sumber: Dokumentasi Pokémon GO Indonesia

“Awalnya kami komunitas Jabodetabek yang suka Community Day bareng di Taman Suropati. Setelah event Tempest Cup kami diundang EO exhibition Piala Presiden buat isi acara di sana. Lalu langsung buat panitia kilat karena persiapan kami kurang dari satu minggu,” tutur Wahyu Widyantoro, salah seorang panitia turnamen Pokémon GO Indonesia, kepada Hybrid.

Wahyu melanjutkan, “Karena butuh hype yang tinggi, kami undang semua komunitas Indonesia untuk partisipasi dukung event ini. Akhirnya kita putuskan untuk buat satu payung untuk event nasional dengan nama Pokémon GO Indonesia, yang isinya koordinator wilayah dari komunitas-komunitas aktif bermain Pokémon GO se-Indonesia.”

Bersama dengan Mohamad Khaerul Fahmi sebagai ketua panitia, Vivi Aryani selaku panitia dan sponsor dari Club 40 Indonesia (perkumpulan pemain-pemain Pokémon GO yang telah mencapai level 40), Christopher Satriandaru sebagai ketua judge, serta banyak anggota panitia lainnya dari berbagai komunitas, Wahyu akhirnya berhasil menggelar turnamen eksibisi Piala Presiden dengan sukses. Ikbal Mappirewa keluar sebagai juara pertama, disusul runner-up Nicholas Anderson, serta Frenky Simanjuntak di peringkat tiga.

Ramai namun tersebar

Tingginya antusiasme penggemar terhadap Pokémon GO tak lepas dari andil Niantic sendiri yang konsisten memberikan konten menarik. Wahyu bercerita bahwa setiap bulannya Pokémon GO selalu mendapatkan event rutin, di mana para pemain dapat berburu suatu Pokémon spesial. Di bulan April ini misalnya, event tersebut jatuh pada tanggal 13 dengan durasi 3 jam, dari pukul 15:00 – 18:00.

Event rutin ini—yang disebut Community Day—memberikan peluang besar pada pemain untuk mendapatkan jurus-jurus tertentu serta berbagai imbalan menarik, namun dengan jangka waktu yang sangat terbatas. Oleh karena itu Community Day selalu jadi alasan bagi para penggemar Pokémon GO untuk berkumpul di mal, taman, atau tempat-tempat lainnya yang memiliki banyak Pokéstop dan berburu bersama.

Pokemon GO Community Day April 2019
Pokémon GO Community Day April 2019 | Sumber: Niantic

“Selain itu, setiap bulan juga kita ada tema PvP Battle yang baru dan akhirnya semua komunitas Pokémon GO mengadakan turnamen sendiri-sendiri atau beberapa komunitas bahkan mengadakan turnamen gabungan. Contohnya di Taman Suropati kemarin yang bisa didatangi sampai hampir 300 pemain Pokémon GO dan 66 peserta PvP Battle. Bahkan di salah satu mal pernah sampai total 600 lebih penonton,” cerita Wahyu.

Keunikan Pokémon GO yang merupakan game berbasis lokasi juga menjadi alasan mengapa game ini memiliki banyak komunitas regional. Biasanya komunitas Pokémon GO terbagi-bagi berdasarkan kotanya, jadi bila Anda menelusuri Facebook misalnya, Anda akan menemukan banyak grup komunitas seperti Pokémon GO Surabaya, Pokémon GO Bandung, Pokémon GO Jakarta, dan seterusnya.

Pokemon GO - Piala Presiden Esports 2019 Winners
Vivi Aryani, sponsor dari Club 40 Indonesia, memberikan piala kepada para pemenang | Sumber: Dokumentasi Pokémon GO Indonesia

Memang ada beberapa komunitas terpusat seperti PKMN-id yang menaungi segala hal seputar Pokémon, juga ada grup Pokémon GO Indonesia yang memiliki lebih dari 47.000 anggota. Tapi dalam kesehariannya komunitas-komunitas ini jarang saling berhubungan, dan tidak semuanya rajin mengadakan event. Barulah ketika muncul undangan dari Piala Presiden Esports, komunitas-komunitas regional ini bersatu-padu mendukung satu acara yang sama.

“Sebelumnya komunitas-komunitas Pokémon GO ini dibagi berdasarkan kota aja, Mas. Tapi dengan adanya event turnamen Pokémon GO tanggal 31 Maret di Istora Senayan itu, kita sepakat kerja sama semua komunitas Indonesia untuk jadi bentuk Pokémon GO Indonesia.” Wahyu juga menjelaskan bahwa para penggemar Pokémon GO di seluruh dunia sudah rutin mengadakan turnamen, dan mulai tanggal 16 April nanti, akan ada leaderboard global yang mencatat pencapaian seluruh pemain Pokémon GO secara terpusat.

Kompetisi untuk semua orang

“Dari sisi esports ini potensial banget,” ujar Wahyu, “Selain bisa dimainkan oleh anak-anak sampai yang tua, data komunitas se-Indonesia itu semuanya aktif, bahkan beberapa brand udah mulai mau support Pokémon GO. Harapannya sih Pokémon GO bisa hype lagi kayak dulu pertama kali rilis, bahkan lebih dari itu.”

Sesuai dengan pandangan bahwa para pemain Pokémon GO yang tersisa sekarang adalah penggemar-penggemar die-hard, ekosistem kompetitif Pokémon GO pun tumbuh berkat keuletan para fans berat di level akar rumput. Sejak fitur PvP dirilis pada akhir tahun 2018 kemarin, Niantic sebetulnya belum memberikan fasilitas untuk menggelar turnamen secara resmi. Tapi sekelompok penggemar antusias kemudian menciptakan sirkuit kompetisi sendiri, yang dikenal dengan sebutan Silph Arena.

Pokemon GO - Piala Presiden Esports 2019 Final
Final turnamen Pokémon GO di Piala Presiden Esports 2019 | Sumber: Dokumentasi Pokémon GO Indonesia

Silph Arena digagas oleh The Silph Road, jaringan komunitas Pokémon GO internasional yang telah berdiri sejak tahun 2016. Tujuan pendirian The Silph Road pada awalnya adalah untuk saling berbagi riset, menciptakan alat pendukung, serta menyatukan komunitas Pokémon GO dari seluruh penjuru dunia. Setelah fitur PvP muncul, Silph Arena pun diluncurkan untuk menjadi wadah para penggemar untuk berkompetisi.

Hebatnya, walau Silph Arena ini merupakan sirkuit tak resmi, cara mereka beroperasi sudah sangat rapi. Mereka memiliki platform penyelenggaraan dan pencatatan turnamen sendiri, peta lokasi turnamen dunia, sistem Player Tier dan Rank, season kompetisi yang berubah setiap bulan, leaderboard global, hingga rencana untuk mengadakan turnamen besar Regional dan World Invitational. Tempest Cup yang diceritakan Wahyu di awal artikel ini pun merupakan bagian dari musim kompetisi dalam Silph Arena.

Silph Arena - The Kingdom Cup
Musim kompetisi Silph Arena bulan April 2019 bernama Kingdom Cup | Sumber: Silph Arena

Tentu saja, karena Silph Arena merupakan ekosistem ciptaan pihak ketiga, para pemain Pokémon GO tidak wajib untuk mengikutinya. Tapi menarik sekali melihat dedikasi para penggemar untuk menumbuhkan esports Pokémon GO, bahkan jaringannya sudah menjangkau seluruh dunia tanpa ada campur tangan developernya. Season kompetisi yang digunakan oleh Silph Arena pun memiliki berbagai aturan khusus, sehingga memunculkan meta permainan baru yang seru.

“Pokémon GO bisa dimainin segala usia. Sebelum battle perlu banget atur strategi mau bawa Pokémon apa dan dikombinasikan dengan jurus dan Pokémon apalagi, gitu Mas,” kata Wahyu menjelaskan mengapa Pokémon GO menarik untuk dimainkan secara kompetitif. Pokémon GO juga memiliki mekanisme permainan yang jauh berbeda dari Pokémon VGC, jadi dua ekosistem ini bisa berjalan secara paralel dengan pangsa pasar berbeda.

Meski dengan segala keterbatasannya, turnamen eksibisi Piala Presiden Esports kemarin telah menunjukkan bahwa Pokémon GO di Indonesia punya komunitas yang subur dan siap untuk maju ke level permainan lebih serius. Wahyu sendiri berharap ke depannya Pokémon GO bisa ambil bagian dalam Piala Presiden Esports sebagai cabang kompetisi resmi.

“Kendalanya masih kurang dapet sorotan,” ujarnya, “Semoga aja nih abis event ini bisa dapet sorotan lebih.”

Cerita Manajer BOOM.ID Mempersiapkan divisi Dota 2 Menghadapi OGA Dota PIT Minor 2019

BOOM.ID kembali lolos ke dalam Dota Pro Circuit Minor. Kali ini adalah kompetisi OGA Dota PIT Minor yang akan dihadapi oleh salah satu tim Dota terkuat di Indonesia ini. Kompetisi minor ini akan diselenggarakan pada 22 April 2019 mendatang dengan format yang kurang lebih sama seperti Minor sebelumnya; memperebutkan US$300 ribu (sekitar Rp4,2 miliar) dan 500 Pro Circuit Points.

Ini adalah DPC Minor ketiga bagi tim BOOM.ID. Dua Minor sebelumnya yang diikuti oleh Randy “Dreamocel” Saputra dan kawan-kawan adalah, StarLadder Imba TV Dota 2 Minor dan Bucharest Minor. Hasil yang didapat BOOM.ID pada dua Minor sebelumnya bisa dibilang belum sebegitu memuaskan.

BOOM Minor 3 #1
Sumber: Twitter @dotasltv

Berturut-turut, mereka masih belum bisa menantang keras tim-tim internasional yang dihadapi dalam kompetisi Minor. Menghadapi Minor ketiga, dengan semua mata penikmat esports Dota menyoroti tim dengan jargon #HungryBeast ini, tekanan yang dihadapi bisa jadi bakal semakin berat. Bagaimana persiapan BOOM.ID menghadapi OGA Dota PIT Minor yang akan diadakan di Kroasia ini? Saya berbincang dengan Brando Oloan, manajer divisi Dota BOOM.ID, seputar persiapan, tantangan, dan ekspektasi tim terhadap kompetisi ini.

Mari bicara soal persiapan terlebih dahulu. Kita sebagai penonton kadang hanya bisa menilai hasil yang didapatkan BOOM.ID, tanpa menilai persiapan keras yang mereka lakukan di belakangnya. Brando bercerita, dalam Minor ini, BOOM.ID sebenarnya tak melakukan sesuatu persiapan khusus atau berbeda.

“Kita latihan seperti biasa, latih tanding, nonton replay dan mempelajari tim-tim lain yang akan dihadapi dalam kompetisi ini” jawab Brando. Tapi, walau hanya latihan seperti biasa, pemain BOOM.ID berdedikasi tinggi demi mendapat hasil terbaik dalam turnamen ini. “Kita latihan sehari 2 x BO2 atau 4 game sehari, 5 hari per pekan. Untuk menghadapi Minor, weekend kita malah latihan juga, sambil mengurus masalah dokumen visa, paspor, dan lain-lain, di hari biasa”.

Menghadapi kompetisi Internasional memang bukan hal yang mudah bagi tim-tim Indonesia. Salah satu tantangan terbesarnya mungkin datang dari soal pengalaman. Untuk kompetisi kelas Minor saja, BOOM.ID harus menghadapi pemain-pemain dengan pengalaman dan jam terbang yang beda jauh jika dibandingkan dengan mereka sendiri.

BOOM Minor 3 #2
Sumber: Twitter @boomesportsid

Dalam kompetisi OGA Dota PIT Minor ini saja, mereka harus menghadapi pemain-pemain ahli strategi kelas kakap seperti: Peter “PPD” Dager dari tim Forward Gaming, ataupun Zhang “LaNm” Zhicheng dari tim Royal Never Give Up. Bagaimana BOOM.ID menghadapi lawan-lawan seperti ini?

Kuncinya mungkin adalah permainan lepas tanpa beban yang ditekankan ke dalam tim. Bahkan setelah dua kali Minor mendapat hasil yang belum memuaskan, Brando mengakui tidak ada tekanan berarti bagi dia dan para punggawa BOOM.ID. “Kita malah lebih tertekan sama perjalanannya, karena memang melelahkan. Durasinya lama banget, hampir seharian penuh atau sekitar 22 jam.” cerita Brando sambil sedikit curhat.

Menghadapi pemain-pemain tersebut, Brando juga bercerita bahwa tak ada strategi khusus tertentu yang dipersiapkan. Ia mencoba lebih realistis, dan memfokuskan tim kepada perkembangan personal saja. “Kita lebih fokus sama tim sendiri aja. Fokus mencari kekurangan tim dan memperbaikinya, mencari kelebihan tim dan memantapkan hal tersebut”.

Sedikit flashback sebelum lolos ke OGA Dota PIT Minor, BOOM.ID juga mendapat kehormatan diundang ke dalam closed qualifier MDL Disneyland Major. Sayang dalam kompetisi tersebut, BOOM.ID gagal lolos setelah kalah lawan Mineski. Ini juga menjadi satu hal yang saya penasaran dengan jawabannya. BOOM.ID kini bisa dibilang sudah menjadi salah satu big team di SEA. Namun entah kenapa tim seperti TNC, Mineski, dan Fnatic masih menjadi batu sandungan terbesar bagi mereka.

BOOM Minor 3 #3
Sumber: Twitter @dotasltv

Menjawab hal ini, Brando kembali mengakui bahwa semua ini lebih ke soal pengalaman. “Faktor pentingnya ada di soal pengalaman. Permainan para tim SEA sekarang makin naik level. Kita sendiri banyak belajar waktu latihan di Eropa, dan menyadari gaya permainannya itu sangat beda dengan SEA. Tapi tentu saja, belajar tidak bisa langsung diaplikasikan. Tetapi lagi-lagi, hal tersebut sedang dalam proses, kita belajar lagi, adaptasi lagi, agar bisa terus jadi lebih baik”.

Terakhir soal ekspektasi, Brando mengaku saat ini untuk lebih fokus kepada perkembangan personal para pemain. “Prediksi saya BOOM.ID bakal juara di Minor ini! Haha” jawab Brando sembari setengah bercanda. Tapi lebih lanjut ia mengatakan ia harapannya untuk Minor kali ini adalah, BOOM.ID akan mendapatkan hasil yang lebih baik daripada Minor sebelumnya.

BOOM.ID akan berangkat ke Kroasia pada 19 April 2019 mendatang untuk bertanding dalam kompetisi OGA Dota Pit Minor 2019. Mari kita doakan semoga BOOM.ID bisa mendapatkan hasil terbaik di dalam gelaran ini, dan mengharumkan nama Indonesia di jagat kompetitif Dota Internasional.