Xian Juara Capcom Pro Tour Online Asia Tenggara, Pemain Indonesia Raih Top 8

Capcom Pro Tour 2019 telah dimulai! Sejak tanggal 15 Maret lalu, sirkuit kompetisi global untuk game Street Fighter V: Arcade Edition ini telah berjalan, dengan turnamen Final Round 2019 sebagai ajang pertamanya. Sesuai pengumuman resmi dari Capcom, CPT 2019 memiliki empat tingkatan turnamen di mana para pemain dari seluruh dunia bisa mengumpulkan poin kualifikasi untuk maju ke turnamen puncak Capcom Cup. Empat tingkatan itu adalah Super Premier Event, Premier Event, Ranking Event, dan Online Ranking Event.

Akhir pekan lalu salah satu turnamen Online Ranking Event itu baru saja digelar, dengan nama Online Event: Asia Southeast. Turnamen ini diikuti oleh sekitar 50 partisipan, dan akhirnya menghasilkan Xian dari tim Razer sebagai pemenang. Pemain asal Singapura yang memiliki nama asli Kun Xian Ho itu merupakan wajah yang sudah cukup dikenal di dunia Street Fighter. Ia pernah memenangkan sejumlah kejuaraan bergengsi, termasuk EVO 2013.

Xian - EVO 2013
Xian melawan Tokido di Grand Final EVO 2013 | Sumber: Shoryuken.com

Di pertandingan kali ini Xian menjagokan Ibuki, karakter ninja yang memang menurutnya merupakan salah satu karakter tier tertinggi di Street Fighter V season 4. Tapi konsensus di kalangan penggemar Street Fighter saat ini, perbedaan antara tiap tier karakter tidaklah begitu jauh. Xian berhadapan dengan IamChuan di Grand Final, mantan atlet tim Atlas Bear yang saat ini berstatus free agent. IamChuan sendiri menjagokan Guile.

Sayang, karena acara ini bersifat online, Capcom tidak menayangkan semua pertandingan di dalamnya, hanya pertandingan-pertandingan Top 8 saja. Anda dapat menonton videonya di bawah, tapi bila Anda hanya tertarik pada Grand Final, Anda bisa langsung menonton di timestamp 2:31:30. Dengan kemenangan ini maka Xian berhasil mengantongi 200 CPT Point, setara dengan posisi 4 besar di turnamen kelas Super Premier.

Menariknya, turnamen Online Event: Asia Southeast ini juga diikuti oleh beberapa pemain Indonesia. Salah satunya yaitu AronManurung yang beberapa waktu lalu menjuarai turnamen ESL Fighting Arena dan Fight Fest 2019. Kali ini ia kurang beruntung, harus kalah di ronde terakhir pool oleh Brandon dari tim SIN.

Pemain Indonesia satu lagi adalah runner-up turnamen Fight Fest, yaitu Burung yang juga merupakan pendiri tim Atlas Bear dulu. Berbekal Birdie andalannya, Burung berhasil meraih maju hingga peringkat 5 dan menggondol 10 CPT Point. Burung gugur oleh pemain asal Filipina, PBE|Don, yang menjagokan Akuma. Anda dapat menonton aksi Burung melawan PBE|Don di timestamp 1:27:20. Sebenarnya Burung sempat bertanding melawan Xian juga di pool Winners’ Bracket, namun sayangnya pertandingan itu tidak ditayangkan.

Burung vs AronManurung
Burung (kiri) saat melawan AronManurung (kanan) di Fight Fest 2019 | Sumber: Advance Guard

Berikut ini peringkat lengkap Top 8 CPT 2019 Online Event: Asia Southeast:

  • Juara 1: RZR|Xian
  • Juara 2: IamChuan
  • Juara 3: Bravery
  • Juara 4: PBE|Don
  • Juara 5: Burung
  • Juara 5: Dixon (Gambleboxer)
  • Juara 7: TJ|MindRPG
  • Juara 7: SIN|Brandon

Capcom Pro Tour masih akan terus berjalan hingga bulan Desember 2019 nanti. Khusus untuk wilayah Asia, turnamen CPT berikutnya adalah Versus Masters 2019 yang akan digelar pada tanggal 27 – 28 April nanti. Anda dapat melihat jadwal lengkap Capcom Pro Tour 2019 di tautan berikut. Akankah muncul juara baru yang merebut gelar Capcom Cup dari tangan Gachikun nantinya?

Sumber: Capcom

10 Pilihan Karier Industri Esports Selain Menjadi Atlet

Esports dewasa ini telah tumbuh menjadi begitu besar. Dari yang tadinya hanya berupa pertandingan-pertandingan di arcade center, kini sudah menjadi sebuah industri bernilai ratusan juta dolar. Bila dulu gamer identik dengan kultur nerd yang kurang pergaulan, sekarang atlet-atlet esports diidolakan dan dipuja bagai rockstar. Beberapa tahun lalu mungkin perkembangan ini tak terbayangkan, tapi mau tak mau kita harus menerima bahwa zaman sudah berubah.

Bersama dengan tumbuhnya esports sebagai sebuah industri, ekosistem ini pun memunculkan beragam lapangan kerja potensial. Ketika masyarakat Generation Z (kelahiran setelah tahun 1995) sampai di usia produktif, esports bisa jadi bidang pilihan untuk mencari nafkah. Tidak harus jago main game bahkan, karena industri esports tak hanya butuh atlet, namun juga butuh peran-peran lain untuk mendukung kelangsungan hidupnya.

Apa saja pilihan karier industri esports selain menjadi atlet? Inilah beberapa di antaranya.

Shoutcaster

Sebuah pertandingan sepak bola tentu akan kurang seru bila tidak ada komentator yang memandu penonton. Malah kadang-kadang, cara komentator itu menyajikan pertandingan merupakan hiburan tersendiri yang dapat membuat orang-orang berminat menonton. Begitu pula dengan esports, sebuah turnamen akan menjadi lebih heboh dengan panduan dari satu atau beberapa komentator. Komentator esports ini disebut dengan istilah Shoutcaster (atau Caster saja).

Tujuan utama Shoutcaster adalah membuat pertandingan terasa menarik untuk diikuti. Oleh karena itu, Shoutcaster harus punya pemahaman mendalam akan game yang ia siarkan, sehingga mampu menciptakan konteks atau cerita berdasarkan aksi yang dilakukan atlet-atlet di layar. Seorang Shoutcaster veteran dunia fighting game, James Chen, pernah berkata bahwa Shoutcaster sebaiknya fokus pada “mengapa sesuatu terjadi”, daripada sekadar memberi tahu menonton “apa yang sedang terjadi”.

Analyst

Bila Shoutcaster berperan menghibur penonton seiring pertandingan berjalan, Analyst adalah mereka yang mengisi waktu ketika pertandingan sedang rehat. Ketika tampil di depan kamera (atau mikrofon), para Analyst akan melakukan hal yang sama seperti judul pekerjaannya, yaitu menganalisis pertandingan. Menjelaskan kepada penonton tentang strategi yang dilakukan para pemain, serta memprediksi langkah dan hasil selanjutnya, diskusi-diskusi semacam ini dapat menjaga supaya penonton tidak bosan saat menunggu pertandingan berikutnya.

Analyst perlu menguasai strategi permainan secara cukup mendalam dan harus tahu fakta/data seputar game yang ia bawakan. Semakin banyak fakta dan data dalam genggaman, semakin luas topik pembicaraan yang bisa ia sajikan. Selera humor yang baik juga bisa menjadi bumbu tambahan.

Content Creator

Jurnalis, fotografer, videografer, streamer, dan sebagainya, semua ini masuk dalam satu kategori yang sama yaitu Content Creator. Isi dari konten yang diciptakan bisa beraneka ragam. Mulai dari berita (seperti situs yang sedang Anda baca ini), replay pertandingan, dokumentasi, hingga meme. Seorang Content Creator juga bisa independen ataupun bergabung dengan perusahaan. Banyak tim esports yang memiliki divisi atau anggota khusus bidang penciptaan konten, contohnya EJ Gaming yang merupakan Content Creator untuk tim EVOS.

Mungkin tips terpenting bagi seorang Content Creator adalah bahwa Anda harus selalu jadi diri sendiri. Setiap orang punya karakter berbeda-beda, dan karakter itu akan menentukan seperti apa wujud konten yang kita ciptakan. Dengan menonjolkan karakter itulah kita akan bisa menciptakan konten dengan keunikan tersendiri.

Event Organizer

Sebuah turnamen tentu tidak bisa terselenggara bila tidak ada Organizer yang menjadi panitianya. Dan Organizer ini pun umumnya tidak hanya terdiri dari satu orang, melainkan merupakan tim. Semakin besar ajang yang digelar, tentu akan semakin besar juga timnya, dari yang mengatur susunan acara, mendesain tata panggung, logistik, dokumentasi, dan lain-lain.

Event Organizer acara esports harus tahu apa saja standar yang diperlukan agar kompetisi dapat berjalan lancar. Contohnya seperti standar konektivitas internet, fasilitas streaming dan shoutcasting, hingga penataan layar agar dapat dinikmati penonton dengan nyaman. Penyelenggaraan turnamen esports sering kali menyangkut uang dalam jumlah banyak, jadi Event Organizer punya tanggung jawab yang besar.

Esports Manager

Istilah Esports Manager sebetulnya agak ambigu, namun konteks penggunaannya di sini adalah posisi dalam perusahaan developer game yang bertugas mengatur segala hal seputar esports dalam game milik mereka. Contohnya seperti Luis Andre di Moonton, Katsuhiro Harada di Bandai Namco, atau Cary Lambert di Ubisoft.

Posisi ini memiliki beberapa sebutan lain, misalnya Director of Esports Operations, atau Esports Supervisor. Tapi pada intinya sama. Tugas Esports Manager adalah menangani program-program perusahaan game seputar esports, merancang strategi untuk meraih metrik tertentu, serta menjalin relasi dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan ekosistem esports suatu game.

Katsuhiro Harada
Katsuhiro Harada, Esports Supervisor di Bandai Namco | Sumber: Katsuhiro Harada

Event Administrator/Referee

Hasil dari pertandingan esports umumnya sudah terlihat cukup gamblang dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Dalam kondisi seperti ini, pertandingan esports tidak butuh seorang wasit (Referee). Akan tetapi ada juga beberapa game yang cukup kompleks dan sering ada kejadian tak terduga. Di kasus-kasus seperti ini, wasit haruslah seseorang yang profesional dan paham game tersebut luar dalam.

Beberapa game yang menggunakan wasit dalam pertandingannya misalnya Magic The Gathering Arena, Counter-Strike: Global Offensive, Pokemon, dan lain sebagainya. Wasit bertugas memastikan bahwa tidak ada pemain yang melanggar peraturan, mengambil keputusan ketika ada kejadian yang tak dijelaskan di peraturan, pada intinya secara umum memastikan agar pertandingan berjalan lancar dan adil.

Esports Physician

Esports Physician adalah profesi dokter yang khusus menangani kesehatan para atlet esports. Meski tidak melibatkan aktivitas fisik yang sangat berat, atlet-atlet esports sesungguhnya juga rawan terkena cedera. Dengan jadwal latihan yang padat (bisa mencapai 10 jam per hari) serta kebutuhan traveling yang cukup banyak, kesehatan menjadi salah satu faktor penting yang mulai mendapat banyak perhatian.

Riset di British Journal of Medicine telah menunjukkan bahwa tim-tim esports butuh perawatan khusus untuk mencegah cedera, serta protokol perawatan cedera yang baik, sama halnya dengan atlet olahraga konvensional. Beberapa masalah yang lazim mendera atlet esports adalah kesehatan mata, sakit punggung dan leher akibat postur duduk yang buruk, cedera otot, gangguan tidur, hingga masalah kesehatan mental. Ini adalah bidang penting yang bisa jadi pilihan para calon dokter di masa depan.

Community Manager

Community Manager bertugas menjalin interaksi dengan para penggemar, membagikan informasi seputar perusahaan yang ia wakili, serta mempromosikan brand lewat media sosial. Penggemar sebuah game belum tentu juga menyukai esports dari game tersebut. Karena itu perusahaan game sering kali memiliki jalur komunikasi dan akun media sosial tersendiri untuk menyampaikan informasi esports.

Karena Community Manager akan berhubungan dengan banyak orang, kemampuan komunikasi menjadi modal utama dalam pekerjaan ini. Selain itu, bukan rahasia lagi bahwa warganet cukup sering berperilaku “aneh-aneh”, jadi Community Manager butuh kesabaran yang tinggi. Pemahaman tentang metrik-metrik media sosial juga penting untuk dimiliki.

Official Cosplayer

Cosplay yang dilakukan dengan kualitas tinggi punya potensi untuk menjadi pekerjaan, apalagi bila cosplay itu berhubungan dengan game tertentu. Perusahaan-perusahaan game sudah lazim menyewa cosplayer untuk memerankan karakter game mereka dan berpartisipasi dalam kampanye iklan. Bahkan ada juga tim esports yang memiliki anggota khusus dengan peran sebagai cosplayer resmi.

Cosplay profesional pada dasarnya adalah pekerjaan modeling. Keahlian-keahlian modeling seperti kemampuan berpose di depan kamera dan kemampuan berekspresi perlu dimiliki. Sebagian cosplayer lebih suka membuat kostum sendiri daripada membeli dari orang lain, jadi untuk kasus tersebut tentu keahlian membuat kostum juga penting. Dan yang pasti, cosplayer itu harus mau berpenampilan menarik serta menjiwai karakter yang ia perankan.

Houston Outlaws - Jordyn McCoy
Jordyn McCoy, Official Cosplayer tim Houston Outlaws | Sumber: Jordyn McCoy

Team Owner

Tidak ingin jadi pekerja? Bagaimana kalau jadi pengusaha saja? Bila Anda orang yang visioner dan tahu cara menjalankan bisnis, membentuk sebuah tim esports sendiri bisa jadi jalan hidup yang menjanjikan. Posisi Owner ini bisa datang dari berbagai latar belakang. Bisa saja Owner adalah investor yang memiliki modal untuk mendanai pembentukan tim esports baru. Bisa juga berupa perusahaan atau brand yang membeli franchise esports.

Tak jarang juga seorang Team Owner sebenarnya adalah atlet anggota tim itu sendiri, yang membesarkan tim dari nol hingga jadi sebuah bisnis. Dengan demikian walau sang atlet pensiun, ia tetap bisa berkontribusi dan mendapatkan keuntungan dari tim atau organisasi esports yang telah didirikannya. Clement “Puppey” Ivanov dari Team Secret adalah contoh Owner yang sekaligus juga bermain aktif sebagai atlet dalam timnya.

Itulah 10 profesi yang ada di industri esports selain atlet. Sebetulnya masih sangat banyak profesi lain di dalam industri ini, seperti Host, Interviewer, Coach, hingga Software Engineer. Maklum, dengan cakupan industri begitu luas, roda gigi yang berputar di dalamnya pun sangat banyak dan kompleks bahkan mungkin tanpa kita sadari.

Dengan memahami bahwa peluang karier di industri esports ada sangat besar, kita berharap para orang tua dan pemuda dapat memiliki pemikiran yang lebih terbuka terhadap esports. Bahwasanya esports isinya bukan bermain saja, tapi juga merupakan lapangan pekerjaan baru yang masih segar. Dengan masuknya talenta-talenta baru ke lapangan pekerjaan ini, kita dapat membuat ekosistem esports Indonesia tumbuh lebih berkualitas lagi, dan hal itu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita.

Porsche Kerjasama dengan iRacing, Gelar Kompetisi Esports Supercup

Salah satu produsen mobil mewah asal Jerman, Porsche, mengungkap kompetisi esports terbarunya, Porsche Esports Supercup. Kompetisi ini merupakan sebuah ajang adu balap para pembalap simulasi dari berbagai belahan dunia. Demi melancarkan turnamen ini, Porsche bekerjasama dengan game racing simulator berbasis langganan, iRacing.

Porsche Esports Supercup akan diselenggarakan pada 13 April 2019 mendatang di Barber Motorsport Park, Alabama, Amerika Serikat. Para pembalap yang bertanding adalah mereka yang sudah tersaring melalui kualifikasi global yang diselenggarakan secara online oleh iRacing.

Sumber: Esports Insider
Sumber: Esports Insider

Baik pada gelaran kualifikasi ataupun dalam kompetisi utama Porsche Esports Supercup nanti, para pembalap saling berkompetisi dengan menggunakan mobil Porsche 911 GT3. Mobil ini sudah dirancang sedemikian rupa di dalam game iRacing, agar memiliki mekanik cara kerja yang mirip dengan Porsche 911 GT3 di dunia nyata. Mobil Porsche 911 GT3 yang digunakan sendiri memiliki format yang sama seperti dengan GT3 Cup Challenge, sebuah kompetisi balapan yang diselenggarakan di berbagai belahan dunia.

Salah satu kunci alasan kenapa Porsche mau turut terjun ke dalam dunia esports Simracing, adalah karena kemiripan kondisi antara balapan di dunia nyata dengan balapan sim racing. Mengutip Esports Insider, Fritz Enzingner, Head of Porsche Motorsport, lalu memberikan komentar lebih lanjutnya.

“Penambahan esports sim racing ke dalam kompetisi one-make cup kami, bisa dibilang sebagai usaha untuk melebarkan sayap kami dalam dunia kompetisi motorsport. Kehadiran kompetisi ini akan menjadi kesempatan para pembalap simulator untuk bergabung dengan keluarga besar Porsche Motorsport secara internasional”. Jawab Fritz kepada Esports Insider.

Porsche Esports Supercup bisa dibilang sebagai kompetisi balapan virtual dengan format one-make pertama di dunia. Istilah one-make cup atau one-make racing sendiri merupakan sebuah format balapan. Dalam kompetisi one-make cup, para pembalap diberikan satu jenis kendaraan yang identik atau sangat mirip antara pembalap satu dengan yang lain.

Terdapat 40 spot yang akan diperebutkan oleh pembalap simulator dari berbagai belahan dunia. Nantinya pada gelaran final, para pembalap simulator akan beradu kemampuan berkendara mereka di dalam sirkuit yang punya sejara tersendiri, Autodromo Nazionale Monza di italia.

Sumber: Porsche Newsroom
Sumber: Porsche Newsroom

Para pembalap simulator akan adu kemampuan balap untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$100.000 atau sekitar Rp1,4 milyar. Nantinya, juara Esports Supercup akan diundang sebagai tamu terhormat di dalam acara tahunan Porsche Night of Champions gala.

Kehadiran esports memang bisa dibilang memberikan cara baru bagi para brand di berbagai untuk memasarkan produk mereka. Tetapi menarik melihat bagaimana Porsche ingin menguatkan brand mereka kepada komunitas gaming yang lebih spesifik, yaitu kepada komunitas pembalap simulator atau sim racers. Akankah dengan ini, sim racing akan menjadi masa depan bagi kompetisi motorsport?

 

Setelah Pro Evolution Soccer, FC Barcelona Kini Rekrut Tim Esports Rocket League

Ekosistem esports di benua Eropa dalam dua tahun terakhir ini mengalami perkembangan yang cukup unik. Semakin banyak tim-tim olahraga konvensional yang ikut terjun ke dunia esports, terutama yang sering kita lihat adalah tim sepak bola. Sebagian dari mereka merekrut tim di cabang esports yang berkaitan dengan sepak bola itu sendiri, seperti Manchester City yang merekrut atlet-atlet FIFA. Namun ada juga yang tidak berkaitan, contohnya FC Schalke 04 dengan tim League of Legends mereka.

Salah satu tim raksasa Eropa yang melakukan hal serupa adalah sang juara liga Spanyol, FC Barcelona. Klub tempat merumput Lionel Messi ini pertama kali masuk ke dunia esports pada tahun 2018 lalu, ketika mereka merekrut tim Pro Evolution Soccer (PES). Langkah tersebut sangat tepat, karena developer PES yaitu Konami sendiri sebetulnya merupakan salah satu sponsor dari klub FC Barcelona.

Cloud9 - RLCS Season 6
Cloud9 juara RLCS Season 6 | Sumber: Psyonix

Baru-baru ini, FC Barcelona kembali mengumumkan perekrutan sebuah tim esports profesional, yaitu dari cabang Rocket League. Game yang menggabungkan tema sepak bola dengan mobil-mobilan akrobatik ini memiliki kejuaraan resmi bernama Rocket League Championship Series (RLCS). Menurut keterangan di situs resmi FC Barcelona, tim Rocket League yang baru mereka rekrut akan ikut berpartisipasi di turnamen-turnamen bergengsi, salah satunya RLCS Season 7 mulai bulan April 2019 ini.

Roster Rocket League di Blaugrana (sebutan untuk FC Barcelona) terdiri dari pemain-pemain yang dulunya merupakan anggota tim Savage!. Mereka adalah Bluey (Dan Bluett), Deevo (David Morrow), Alpha54 (Yanis Champeonis), dan ByMateos (Adrian Mateos). Mereka dikenal sebagai tim kuat di dunia Rocket League, dengan sederet prestasi termasuk juara RLCS Season 6 – Europe: Rocket League Rival Series.

Rocket League - Esports Shop
Sumber: Psyonix

“Menjadi bagian dari FC Barcelona adalah penghargaan tertinggi yang bisa diraih oleh atlet mana pun, jadi saya merasa sangat terhormat dapat memimpin tim ini,” kata Robert Kendall, manajer sekaligus pelatih tim Rocket League FC Barcelona. Menurutnya, langkah FC Barcelona masuk ke dunia Rocket League adalah kesuksesan bagi klub ini maupun bagi komunitasnya. Kendall akan melatih tim ini dengan nilai-nilai yang telah tertanam di FC Barcelona, termasuk gaya permainan yang erat akan kombinasi dan kerja sama tim.

FC Barcelona bukanlah satu-satunya klub bola Eropa yang telah berinvestasi di esports Rocket League. Selain mereka, ada juga Paris Saint-Germain FC dari Perancis dan Servette FC dari Swiss yang melakukan hal serupa. Esports Rocket League tahun 2019 ini memang tengah berkembang. RLCS Season 7 memperluas wilayah kompetisi ke Amerika Selatan, dan Psyonix (developer Rocket League) baru mengumumkan fitur Esports Shop di dalam game mereka. Mungkinkah Rocket League akan tumbuh menjadi esports besar, seperti Overwatch atau Rainbow Six: Siege di masa depan?

Sumber: The Esports Observer, FC Barcelona

Red Dragon dan SPiCa Naik Divisi dari R6 Star League Division Takedown 2-3

R6 Star League Division Takedown untuk divisi 2 dan 3 telah selesai diselenggarakan akhir pekan lalu, tepatnya pada 30 Maret 2019. Dua tim sekaligus berhasil naik divisi ke divisi 2. Kedua tim tersebut adalah Red Dragon dan Spica.

Red Dragon dan Spica berhasil naik divisi setelah mengalahkan Team CAPCRN dan OperationTrolol. Spica sendiri harus menghadapi Team CAPCRN, sementara Red Dragon menghadapi OperationTrolol.

Team CAPCRN sendiri sebenarnya tidak bisa dibilang sebagai tim yang sembarangan, namun menariknya Spica berhasil melibas mereka 2-0 dengan cukup mudah. Begitupun dari sisi tim Red Dragon, yang menghadapi OperationTrolol, berhasil bantai mereka dan langsung lolos ke final.

Sumber: Facebook Page R6 IDN
Sumber: Facebook Page R6 IDN
Sumber: Facebook R6 IDN
Sumber: Facebook R6 IDN

Lolos ke babak final, berarti otomatis Spica dan Red Dragon naik ke divisi 2, namun mereka harus tetap bertarung untuk membuktikan siapa yang terbaik. Bertanding dalam seri best-of-3 Spica terbilang tidak bisa memberikan perlawanan terbaiknya kepada tim Red Dragon. Akhirnya Red Dragon pun berhasil menang 2-0 melawan Spica di final Division Takedown.

Memang, walaupun Red Dragon bertanding dalam divisi 3 R6 Star League, namun mereka merupakan salah satu tim yang potensial. Ajie “Whitelotus” Zata selaku salah satu shoutcaster R6 Star League sempat mengutarakan pendapatnya soal tim Red Dragon.

“Red Dragon sebenarnya bisa dibilang sebagai tim underdog, tapi yang gue salut teamwork mereka cukup solid” Ajie menjawab. “Mekanik aim tim ini bisa dibilang sama rata, cuma karena teamwork-nya solid, jadinya mereka bisa muncul ke permukaan seperti sekarang”.

 

Selain teamwork yang menjadi andalan dari tim Red Dragon, ada juga salah satu pemain mereka yang wajib diwaspadai. Dia adalah Rizky “riyman” Firmansyah, pemain asal Bali, fragger tim Red Dragon, yang bisa dibilang menjadi salah satu ujung tombak dari tim tersebut.

Sumber: Dokumentasi Pribadi - Ajie Zata
Sumber: Dokumentasi Pribadi Ajie Zata

Pada pekan sebelumnya, 16 Maret 2019, juga ada R6 Division Takedown untuk divisi 1-2. Dalam pertarungan degradasi-relegasi tersebut, tim LIMITLESS Gaming berhasil memperjuangkan posisinya dan naik ke divisi 1 R6 Star League. Ketika itu mereka berhasil melibas Team Tobat 2-0 dan membuat mereka terkena degradasi, turun ke divisi 2. Pada babak final, LIMITLESS Gaming kembali memberi kejutan dan bantai iNation eSports 2-0 dari seri best-of-3.

R6 Star League sendiri merupakan kompetisi jangka panjang yang digagas sendiri oleh komunitas Rainbow 6 Indonesia yaitu R6 IDN. Visi dari kompetisi ini adalah memberikan pengalaman bertanding layaknya ESL R6 Pro League, kepada komunitas pemain Rainbow 6 di Indonesia. Selesainya R6 Star League Division Takedown 2-3 ini juga berarti menjadi penutup dari R6 Star League.

Sumber: IGDB
Sumber: IGDB

Kompetisi selanjutnya dari komunitas R6 IDN sendiri adalah Indonesia Series League Season 5 yang akan diselenggarakan Mei nanti. R6 IDN juga sedang mempersiapkan Major Event, yang akan diselenggarakan secara LAN pada sekitar akhir Juni atau awal Juli nanti.

Selamat kepada tim Red Dragon dan SPICA yang berhasil naik divisi! Semoga momen ini bisa menjadi momentum semangat bagi kedua tim dan momentum persiapan tim untuk menghadapi tantangan yang lebih berat di divisi 2 R6 Star League.

Top Player Kualifikasi IGL FIFA 19 FUT Minggu 4 Buktikan Usaha Tak Mengkhianati Hasil

Babak kualifikasi online turnamen Indonesia Gaming League (IGL) FIFA 19 FUT telah memasuki minggu keempatnya, dan telah selesai pada hari Senin, 1 April 2019 lalu. Dengan terpilihnya tiga jagoan FIFA dari kualifikasi ini, artinya babak kualifikasi online sudah menemukan 12 pemain terpilih yang akan maju ke babak liga. Dengan kata lain, kualifikasi IGL FIFA 19 FUT telah sampai di pertengahan jalan.

Di minggu keempat ini, jumlah partisipan kualifikasi adalah 220 orang, turun cukup drastis dari minggu sebelumnya. Tapi menurut Wakil Ketua IGL, Stephen Clinton, penurunan ini disebabkan oleh banyaknya turnamen lain yang berjalan pada waktu yang sama.

“Penurunan player yang mendaftar saya rasa wajar. Soalnya ada beberapa turnamen berskala internasional yang digelar mulai dari akhir Maret hingga awal April ini. Banyak player kita mulai dari tim esports hingga yang bermain secara individu mendaftar di sana. Untuk saya, hal ini bukan permasalahan besar juga,” ujar Clinton kepada vivagoal.com yang merupakan media partner resmi IGL.

“Minimal mereka sudah berjuang dan membawa nama Indonesia ke luar melalui hal yang mereka suka. Ini membuktikan esports kita memang bisa bersain dan memiliki kualitas yang tak kalah dengan negara-negara lain. Soal hasil dan lainnya bisa menyusul di kemudian hari,” tambahnya.

Berbeda dari kualifikasi minggu sebelumnya yang didominasi pemain-pemain asal Bali, kali ini tiga pemain yang lolos semuanya berasal dari pulau Jawa. Berikut ini pemain-pemain tersebut.

Rudi Julio

IGL - Jor El
Sumber: IGL

Asal: Surabaya

PSN ID: rudiojulio

Tim: Jor El

Rudi menerapkan formasi 4-2-3-1 dengan gaya bermain Gegenpressing ala Jurgen Klopp. Dengan gaya ini, Rudi dapat mengalirkan bola dengan baik di lini tengah dan depan. Selain itu, dengan dua winger berkecepatan tinggi—Neymar Jr. dan Kylian Mbappe—Rudi juga sangat berbahaya dalam counter attack. Beberapa pemain legenda yang ia gunakan antara lain Pavel Nedved, Ruud Gullit, dan Frank Rijkaard.

Uniknya, Rudi mengaku baru memainkan FIFA mulai tahun ini. Karena itu dapat lolos dari kualifikasi IGL merupakan prestasi tersendiri baginya. “Meski sudah memastikan diri ke liga saya akan terus berlatih dan terus menjaga stamina guna tampil prima. Lawan yang akan dihadapi di liga tentunya akan lebih sulit dibanding sebelumnya. Porsi berlatih tentunya akan saya tingkatkan ke depannya,” ujarnya dalam keterengan di siaran pers.

Apri Hantoro

IGL - PSS Sleman
Sumber: IGL

Asal: Sleman

PSN ID: aji_battle208

Tim: PSS Sleman

Apri menerapkan pola yang kurang populer di dunia sepak bola yaitu pola 4-5-1 dalam skuadnya. Banyak pemain yang digunakan oleh Apri adalah atlet-atlet klub Real Madrid, terutama di sektor bertahan. Ada nama-nama Marcelo, Sergio Ramos, Thibaut Courtois dan Raphael Varane di sini. Toni Kroos juga masuk salah satu pemain yang bermain di lapangan tengah.

Apri bersyukur bisa lolos dari babak kualifikasi, namun ia masih merasa bahwa timnya memiliki kekurangan. “Ada yang harus dibenahi sebelum memasuki liga. Persiapan mental serta latihan yang rutin akan sangat diperlukan. Selain itu, saya juga akan mempersiapkan chemistry tim agar lebih solid lagi ke depannya,” ujar Apri.

Anak Agung Ngurah Ardy Diptayana

IGL - Nusantara AFC
Sumber: IGL

Asal: Tangerang

PSN ID: ArdyDipta

Tim: Nusantara AFC

Ardy adalah contoh bukti bahwa usaha yang ulet tidak akan mengkhianati hasil. Ia sebelumnya sudah mengikuti kualifikasi IGL sebanyak tiga kali, namun selalu gagal. Baru di minggu keempat inilah Ardy akhirnya berhasil maju ke babak liga.

Pola permainan Ardy mirip dengan Apri yaitu formasi 4-5-1, namun Ardy memiliki skuad dengan nilai pemain jauh lebih tinggi. Bila total nilai pemain Apri hanya 1.183.500 Coin, Ardy justru memiliki pemain dengan nilai mencapai 6.300.000 Coin (sekitar Rp9,4 juta bila diuangkan). Memang Nusantara AFC ini banyak diisi oleh pemain-pemain bintang, seperti Eden Hazard, Kylian Mbappe, Dani Alves, hinga David De Gea.

Selepas kualifikasi ini, masih akan ada empat kualifikasi lagi untuk mencari 12 pemain lainnya hingga tanggal 28 April 2019. Setelah 24 pemain terkumpul, barulah IGL FIFA 19 FUT akan masuk ke fase liga dengan pembagian grup Big East dan Big West. Bila Anda berminat menjadi peserta, Anda dapat langsung mendaftar untuk mengikuti kualifikasi berikutnya di tautan berikut.

Sambut Fortnite World Cup, Epic Games Gelar Turnamen Pemanasan Berhadiah $500.000

Fortnite World Cup akan segera digelar mulai tanggal 13 April besok, dan akan menjadi kompetisi esports dengan hadiah terbesar di dunia yang dananya murni datang dari developer game. Namun sebelum kita tiba di tanggal yang ditentukan masih ada satu akhir pekan lagi. Epic Games ingin memanfaatkan masa ini dengan optimal, karena itulah mereka meluncurkan turnamen kecil-kecilan untuk pemanasan, dengan nama Fortnite World Cup Warmup.

Meski dibilang “kecil-kecilan”, sebetulnya hadiah yang ditawarkan tergolong besar, yaitu US$500.000 (sekitar Rp7,1 miliar). Tapi bila dibandingkan dengan hadiah utama Fortnite World Cup yang mencapai US$30.000.000 memang itu belum ada apa-apanya. Turnamen ini akan diadakan pada haru Sabtu, tanggal 6 April 2019, dan berakhir pada babak Final di hari Minggu keesokan harinya.

Fortnite - Lava Legends Bundle
Sumber: Epic Games

Fortnite World Cup Warmup menggunakan mode yang baru saja dirilis yaitu Arena Mode, dan menggunakan format permainan Duo (tim berisi dua orang). Untuk mengikuti kompetisi ini, kedua pemain dalam tim harus sudah mencapai Divisi 6 di Contender’s League dalam Arena Mode. Epic mengalokasikan waktu khusus selama tiga jam untuk mereka bertanding di hari-H, kemudian mengambil 1.500 Duo terbaik dari tiap wilayah kompetisi untuk maju ke babak Final.

Format kompetisi yang digunakan mirip sekali dengan kualifikasi mingguan Fortnite World Cup yang disebut Online Open. Mungkin Epic Games memang ini turnamen pemanasan ini jadi tempat para pemain untuk mencicipi format turnamen dunia tersebut, sekaligus menjaga interaksi dengan pemain agar tetap hype hingga Fortnite World Cup dimulai.

Fortnite - The Floor is Lava
Sumber: Epic Games

Menariknya, Epic Games berjanji bahwa distribusi uang hadiah sebesar US$500.000 itu akan dilakukan lebih merata daripada turnamen-turnamen sebelumnya. Belum ada detail seperti apa pembagiannya, tapi ini berarti tiap pemain punya kesempatan lebih besar untuk membawa pulang hadiah dengan jumlah yang signifikan. Epic Games berkata akan merilis aturan lengkap tentang Fortnite World Cup Warmup dalam waktu dekat.

Selain mengadakan turnamen, Epic Games juga tengah mengusahakan agar Fortnite memiliki dukungan yang lebih baik untuk ekosistem kompetitif. Salah satu fitur yang sudah bisa dipakai adalah fitur replay. Fitur ini pertama kali diuji coba dalam ajang Luxe Cup di akhir Maret lalu. Saat ini sistem pengunduhan replay masih harus dilakukan manual lewat PC dengan mengunjungi tautan yang disediakan oleh Epic Games. Tapi di masa depan mereka ingin replay bisa ditonton langsung dari client Fortnite, juga ingin menerapkan fitur baru untuk broadcasting.

Sumber: Epic Games, The Esports Observer

PG.Barracx.Icanbutski Menjadi Juara IGL FIFA Offline Competition KAI Millennial Travel Fair

Berada di antara riuh rendah kompetisi Piala Presiden Esports dan ESL Clash of Nation, terselip gelaran IGL FIFA Offline Competition KAI Millenial Travel Fair pada akhir pekan kemarin. Dari gelaran kompetisi yang diselenggarakan selama 2 hari (30-31 Maret 2019), Muhammad “PG.Barracx.Icanbutski” Ikhsan akhirnya berhasil keluar sebagai pemenang.

Memperebutkan total hadiah sebesar Rp6.000.000, sebanyak 86 peserta bertarung sengit demi bisa merebut gelar juara. Selain Icanbutski yang menjadi juara, ada Fahmi sebagai peringkat 2, lalu Marvin Recca yang menjadi peringkat 3.

Kompetisi FIFA ini sendiri merupakan bagian dari gelaran KAI Millennial Travel Fair. Acara tersebut merupakan acara yang diselenggarakan oleh PT. KAI untuk memuaskan kebutuhan pecinta pelesir, khususnya kalangan anak muda.

Sumber: IGL Official Page
Sumber: IGL Official Page

Gelaran turnamen FIFA offline dalam KAI Millennial Travel Fair ini sendiri digarap oleh Indonesia Gaming League. Bagi Anda yang mungkin belum tahu, IGL adalah lembaga esports yang menghadirkan liga kasta utama FIFA 19 FUT tingkat nasional. Namun selain itu, IGL juga menjadi salah satu perpanjangan tangan komunitas FIFA.

Melihat itikad BUMN seperti PT.KAI untuk melirik esports FIFA, Ahmad Fadh selaku Ketua Indonesia FIFA Community pun turut berkomentar. “Jelas senang sekali, FIFA atau game sepakbola bisa dilirik oleh BUMN” jawab Fadh. “Apalagi kita juga tahu bahwa PT KAI kini memang sedang melirik esports sebagai target pasarnya”.

Memang sekarang esports bisa dibilang salah satu cara terbaik untuk menjangkau anak-anak muda. Hal ini mengingat fenomena gaming yang kini menyerebak, dan membuat gaming menjadi salah satu hobi yang umum di kalangan anak muda.

Untuk kerjasama lebih lanjut, Fadh mengatakan bahwa belum ada kepastian, namun kemungkinan akan ada event lanjutan. “Sekarang IGL sedang fokus dengan liganya dan nanti kita juga bakal mengurus event skala regional Asia Tenggara” Fadh menambahkan.

Babak final kompetisi tersebut mempertemukan PG.Barracx.Icanbutski dengan Fahmi, seorang pendatang baru di jagat kompetisi FIFA. Pertandingan berakhir dengan skor 2-2 yang dilanjutkan dengan extra time. Sayang extra time masih belum bisa menemukan konklusi pertarungan antara Ican dengan Fahmi Hussain. Pertandingan akhirnya dilanjut dengan penalty shootout yang dimenangkan oleh Ican.

“Passingnya sabar, terus dia build-up play-nya rapih. Lalu ditambah permainan defend Fahmi juga sangat kuat” Icanbutski bercerita kepada saya soal pertandingannya melawan Fahmi. Lebih lanjut soal kompetisi tersebut, Ican mengaku kegiatan ini sangat berarti bagi komunitas FIFA. “Apalagi kompetisinya free registrasi lalu hadiahnya besar. Melihat KAI berani menyelenggarakan event FIFA, saya optimis scene FIFA akan lebih berkembang lagi ke depannya.” Jawab Icanbutski.

Sumber: PG.Barracx Official Documentation - Edit Hybrid (Akbar Priono)
Sumber: PG.Barracx Official Documentation – Edit Hybrid (Akbar Priono)

Bicara soal target lanjutan, Icanbutski mengatakan bahwa IGL merupakan jadi kompetisi yang ia kejar berikutnya. “Next target saya IGL FIFA 19 FUT Competition yang punya totoal hadiah Rp250 juta. Semoga saya bisa perform bagus dan menjadi juara.” Ican menjawab, menutup obrolan singkat kami.

PG.Barracx.Icanbutski selaku juara kompetisi ini berhak menerima hadiah sebesar Rp3 Juta. Dilanjut dengan peringkat kedua yaitu, Fahmi Hussain, menerima hadiah sebesar Rp2 juta, dan Marvin Recca sebagai peringkat ketiga menerima hadiah sebesar Rp1 juta.

Selain dari kompetisi ini, kualifikasi online IGL FIFA 19 FUT sendiri masih berlanjut sampai 27 April 2019 mendatang. Saat ini kualifikasi sudah memasuki pekan ke-5 untuk mencari sisa 16 pemain FIFA terbaik se-Indonesia lainnya. Semoga dengan semakin banyaknya kompetisi, komunitas FIFA bisa semakin berkembang pesat di antara hingar-bingar esports MOBA dan Battle Royale.

Liverpool F.C. Sabet Gelar Esports Liga Primer Inggris, ePremier League

Esports di luar negeri kini telah memiliki ikatan yang erat dengan olahraga konvensional, apalagi untuk game olahraga seperti seri FIFA dan NBA 2K. Hubungan antara dua dunia ini telah terbukti mendatangkan keuntungan bagi banyak pihak. Pemilik klub dan brand bisa menjangkau audiens baru melalui game, sementara organizer bisa mendapat banyak sponsor dari relasi dengan klub besar. Kita yang ada di posisi penggemar pun jadi mendapat lebih banyak variasi hiburan menarik.

Liga Primer Inggris (Premier League) termasuk salah satu asosiasi olahraga yang menjalin hubungan dengan dunia esports. Diumumkan pada bulan Oktober 2018 lalu, Premier League telah bekerja sama dengan Electronic Arts untuk menggelar liga virtual bertajuk ePremier League. Mengusung game FIFA 19, dalam liga ini para gamer akan direkrut oleh tim-tim sepak bola Inggris untuk mewakili mereka. ePremier League juga ditayangkan di stasiun televisi ternama Inggris, Sky Sports.

ePremier League (ePL) musim pertama dimulai sejak tanggal 5 Januari 2019 kemarin, dan berakhir dalam acara puncak Grand Final yang diselenggarakan di London, 28 – 29 Maret. Dari ratusan peserta yang mendaftar, diambil 40 pemain untuk mewakili 20 tim Premier League—setengah dari platform PS4 dan setengah dari Xbox One.

ePremier League - Finalists
20 finalis ePremier League | Sumber: Premier League

F2Tekkz alias Donovan Hunt hadir sebagai salah satu finalis dari jalur Xbox One. Masih berusia 17 tahun, pemuda asal Atlanta ini sudah beberapa kali memenangkan kejuaraan FIFA sebelumnya. Di leaderboard FIFA versi Xbox One pun, F2Tekkz menempati peringkat 1 dunia. Ia merupakan penggemar Liverpool yang mengidolakan John Arne Riise juga Steven Gerrard, jadi sudah pasti di ePL pun ia maju sebagai wakil dari Liverpool F.C.

Babak playoff ePremier League tergolong unik. Karena peserta datang dari dua platform berbeda, sementara FIFA tidak memiliki fitur cross-play, setiap pertandingan dilakukan dalam dua leg. Satu leg di PS4, sementara satu lagi di Xbox One, dengan urutan tergantung dari hasil undian coin toss. Hebatnya F2Tekkz, walau ia biasanya bermain di Xbox One, ternyata ia tetap bisa unggul melawan juara platform PS4.

Lawan F2Tekkz di babak Grand Final adalah Kyle Leese, wakil dari klub Manchester United. F2Tekkz tidak takut bermain di console berbeda, bahkan ketika memenangkan coin toss, ia percaya diri memilih PS4 sebagai platform untuk leg pertama. Dahsyat, meski di platform berbeda dari biasanya, ia tetap berhasil melibas Kyle Leese dengan skor 4-1.

Donovan Hunt - Quarter Final
Donovan “F2Tekkz” saat bertanding di final ePL | Sumber: Liverpool F.C.

Unggul di platform Away, F2Tekkz justru lebih mengalami kesulitan saat menjadi tuan rumah. Skor agregat berakhir 6-2, artinya kedua pemain hanya berhasil mencetak satu angka di leg kedua. Dengan berakhirnya seluruh pertandingan Grand Final, F2Tekkz pun dinobatkan menjadi juara pertama ePremier League, dan berhak mendapat pro point untuk kualifikasi kompetisi FIFA 19 Global Series.

Akan tetapi sebetulnya F2Tekkz sudah memiliki jumlah pro point yang cukup untuk maju ke Global Series walau tanpa menjuarai ePL. Turnamen ini juga tidak menawarkan hadiah uang, jadi untuk apa ia bermain? Jawabannya adalah untuk kebanggaan Liverpool F.C.

“Saya selalu ingin bermain untuk Liverpool dan ePremier League telah memberi saya kesempatan untuk melakukannya!” kata F2Tekkz dalam videonya bersama Liverpool F.C. Impian itu kini terwujud, Donovan Hunt telah menjadi satu-satunya pemuda yang memberikan gelar Premier League kepada Liverpool dalam 19 tahun terakhir, walau hanya di liga virtual.

Sumber: Premier League, Liverpool F.C., ESPN

Inilah 4 Jagoan Game Tarung yang Menjuarai Turnamen ESL Fighting Arena

Perhelatan ESL Indonesia Championship dan ESL Clash of Nations bukan pesta bagi para penggemar cabang-cabang esports besar saja seperti Dota 2 atau Arena of Valor, tapi juga menjadi wadah berkumpul dan berkegiatan bagi komunitas-komunitas game kompetitif lainnya. Salah satunya yang sangat seru adalah ESL Fighting Arena, turnamen fighting game yang diselenggarakan oleh Advance Guard.

Ada empat fighting game yang dipertandingkan dalam turnamen ESL Fighting Arena, yaitu Tekken 7, Street Fighter V: Arcade Edition, Dragon Ball FighterZ, serta Soulcalibur VI. Total hadiah yang ditawarkan bernilai Rp15.000.000, setengahnya sendiri merupakan hadiah untuk Tekken 7. Maklum, fighting game 3D karya Bandai Namco itu memang dapat dibilang merupakan fighting game terpopuler di Indonesia.

ESL Fighting Arena - Venue
Suasana ESL Fighting Arena | Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Keempat cabang kompetisi ini banyak diikuti oleh pemain yang sudah cukup terkenal di dunia fighting game Indonesia. Nama-nama seperti R-Tech, Drek, Kontoru, dan AronManurung bermunculan, membuat turnamen kali ini punya level yang tinggi. Khusus untuk cabang Tekken bahkan dihadiri juga oleh pemain-pemain dari luar kota, seperti Semarang dan Surabaya. Selain itu ada juga M45T4Z (alias Mastaz) yang masuk ke tim profesional Bigetron, serta Mishima Boy yang merupakan jawara Tekken 7 di Indonesia Esports Games.

Nama besar ESL tentu juga menambah hype turnamen ini, apalagi kondisi venue yang digunakan pun sangat kondusif untuk berkompetisi. Bram Arman selaku co-founder Advance Guard juga mengaku kagum dengan kualitas produksi turnamen ESL Indonesia Championship.

“Bersyukur udah bisa dikasih kesempatan buat ngisi FGC (fighting game community) di acara dengan brand besar seperti ESL,” kata Bram kepada Hybrid, “Moga-moga ke depannya dari side content bisa dipertimbangkan jadi main content.” Bram sejak lama bermimpi ingin mengusung turnamen fighting game profesional ke panggung besar, tapi untuk mewujudkannya memang tidaklah mudah.

Tekken 7

Meski belum jadi “hidangan utama”, ESL Fighting Arena tetap menyajikan pertandingan-pertandingan seru. Cabang Tekken 7 misalnya, mempertemukan R-Tech dari tim Alter Ego melawan Ayase dari tim DRivals di Grand Final. R-Tech memanjat Losers’ Bracket dengan karakter khasnya, Jack-7. Sementara Ayase bermain sangat agresif dengan Alisa andalannya. Setelah tertinggal 2-0, Ayase sempat mencoba berganti karakter ke Armor King, tapi ia masih belum dapat mendobrak pertahanan R-Tech dan akhirnya terkena bracket reset.

Ayase sempat mencuri satu poin dari R-Tech setelah kembali ke Alisa, akan tetapi R-Tech menunjukkan keahliannya melakukan punish dengan optimal. Ia juga beberapa kali mengonter serangan agresif Ayase dengan Rage Art. R-Tech akhirnya menjadi juara dan berhak membawa pulang hadiah senilai Rp4.500.000. Konon R-Tech sempat berlatih di Korea sebelum mengikuti turnamen ini, jadi kita bisa melihat bahwa usahanya itu tidak sia-sia.

ESL Fighting Arena - Tekken 7 Champions
Juara Tekken 7 ESL Fighting Arena | Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Ada satu pemain dengan performa menarik di cabang Tekken, yaitu TJ dari DRivals. TJ adalah pemain yang biasanya konsisten masuk 3 besar turnamen dan terkenal ahli menggunakan banyak karakter, terutama Geese Howard. Akan tetapi sepanjang turnamen kali ini ia justru memutuskan untuk menggunakan karakter baru, Negan. Pada akhirnya TJ harus tereliminasi lebih awal.

“Saya sangat respect dengan keputusan TJ yang tetap bertahan menggunakan Negan dan tidak switch ke karakter andalan lainnya seperti Geese. Sangat wajar di suatu turnamen seseorang berambisi untuk menang, namun saya melihat TJ ini ingin berkembang dengan menggunakan Negan. Semoga di kemudian hari TJ dapat beraksi di turnamen dengan performa yang lebih baik,” komentar Bram.

Menurut Bram, secara keseluruhan turnamen Tekken 7 ini terbilang sangat sengit dan kompetitif, karena untuk masuk ke Top 8 benar-benar sulit. Mastaz yang sudah masuk tim profesional saja sempat kewalahan di pool ketika bertemu pemain baru bernama Downfall. Begitu pula banyak nama pemain top lain yang gugur sebelum tembus 8 besar, seperti Cobus, Lee_yo, dan lain-lain.

Peringkat Tekken 7:

  • Juara 1: Alter Ego | R-Tech
  • Juara 2: DRivals | Ayase
  • Juara 3: Mishima Boy
  • Juara 4: CHAOS | Hero
  • Juara 5: CHAOS | SBYRazor
  • Juara 5: DRivals | Kids
  • Juara 7: Bigetron | M45T4Z
  • Juara 7: WIF | Silver

Dragon Ball FighterZ

Sementara itu di cabang Dragon Ball FighterZ, Zet dari Losers’ Bracket bertemu dengan Drek yang dulu memenangkan kompetisi Dragon Radar Tournament di C3 AFA Jakarta. Menariknya, kedua pemain sama-sama mengandalkan Vegito sebagai petarung terdepan. Bedanya Drek menggunakan formasi Saiyan klasik yang terdiri dari SSJ Goku dan SSJ Vegeta, sementara Zet didukung oleh Yamcha dan Videl yang lebih tricky penggunaannya.

Dengan teknik cross-up yang cantik serta rushdown ketat dari tiga karakter Saiyan, Drek mampu membuat Zet kewalahan. Drek juga mampu membaca strategi lawannya ketika Zet bermain terlalu ofensif, dan mementahkan serangan Zet dengan gerakan counter atau jebakan Assist. Drek meraih juara dengan skor 3-0.

ESL Fighting Arena - Dragon Ball FighterZ Champions
Juara Dragon Ball FighterZ ESL Fighting Arena | Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Peringkat Dragon Ball FighterZ:

  • Juara 1: Drek
  • Juara 2: Zet
  • Juara 3: RosettaInGBVS
  • Juara 4: Ankurupls
  • Juara 5: Jems
  • Juara 5: Kontoru
  • Juara 7: Shamwow
  • Juara 7: PsychSenpai

Street Fighter V: Arcade Edition

Grand Master Street Fighter V Indonesia, AronManurung, kembali tampil di Grand Final. Namun berbeda dengan kompetisi Fight Fest 2019 beberapa waktu lalu di mana ia mengandalkan Zeku, kali ini AronManurung justru menjagokan Vega. Ia bertemu dengan Shamwow yang tak kalah kuat. Berbekal karakter Chun-Li, Shamwow dapat membayangi permainan AronManurung dengan ketat.

Baik Vega maupun Chun-Li sama-sama merupakan karakter gesit dengan jarak poke yang jauh, sehingga pertarungan keduanya sangat menguji refleks pemain ketika melakukan footsies. Tapi kemudian di game 4 AronManurung menurunkan tempo permainan dan berganti ke Nash. Sempat terdesak dan nyaris kalah, ia terus bermain ngotot hingga akhirnya menang 3-1 atas Shamwow.

ESL Fighting Arena - Street Fighter V Champions
Juara Street Fighter V ESL Fighting Arena | Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Peringkat Street Fighter V: Arcade Edition:

  • Juara 1: AronManurung
  • Juara 2: Shamwow
  • Juara 3: Kontoru
  • Juara 4: Sweet_Martabak
  • Juara 5: buramu
  • Juara 5: Mampus
  • Juara 7: HandyS
  • Juara 7: Ubebe

Soulcalibur VI

Kompetisi Soulcalibur VI seolah menjadi ajang bagi Fabiozwei untuk menunjukkan peningkatan kemampuannya. Di turnamen Fight Fest 2019 lalu ia hanya berhasil meraih peringkat 3, akan tetapi kali ini ia berhasil lolos hingga Grand Final meski harus berjuang dari Losers’ Bracket. Di sana, yang sudah menunggunya adalah HOKIHEHE alias Wahontoys, runner-up turnamen Fight Fest. Artinya Grand Final kali ini adalah rematch bagi mereka berdua.

Sayangnya rematch tersebut harus berakhir dengan hasil yang sama. Fabiozwei (Siegfried) terutama sering sekali termakan jebakan gerakan sidestep dari Wahontoys (Seong Mi-na), membuatnya gagal menyerang dan justru terlempar oleh serangan launcher. Di salah satu ronde, taktik ini bahkan sempat membuatnya Ring Out. Tertinggal 0-2, Fabozwei berusaha beradaptasi dan menunjukkan perlawanan, tapi akhirnya ia harus tunduk dari Wahontoys dengan skor 1-3.

ESL Fighting Arena - Soulcalibur VI Champions
Juara Soulcalibur VI ESL Fighting Arena | Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Peringkat Soulcalibur VI:

  • Juara 1: HOKIHEHE (alias Wahontoys)
  • Juara 2: Fabiozwei
  • Juara 3: Permac
  • Juara 4: MaruMura
  • Juara 5: ASHIAAAP
  • Juara 5: gojeeb
  • Juara 7: Klemot
  • Juara 7: Ryuukikun

Demikian ulasan singkat tentang berjalannya turnamen ESL Fighting Arena, 29 – 31 Maret 2019 lalu. Fighting game di Indonesia belum mainstream seperti genre MOBA atau battle royale, tapi di dalam ekosistem ini ada komunitas yang berdedikasi dan berprestasi. Harapan kita semoga ke depannya lebih banyak lagi muncul pecinta fighting game yang dapat bermain kompetitif dan mengharumkan nama Indonesia.

Adanya sponsor dan organisasi yang mau mendukung karier atlet esports fighting game juga merupakan faktor krusial. Saat ini memang sudah beberapa yang melakukannya di Indonesia, seperti Alter Ego dan Rex Regum Qeon. Tapi tentu kita ingin agar ada lebih banyak lagi. Apalagi penggemar fighting game dikenal setia dan sangat ulet mendukung game yang mereka sukai. Mudah-mudahan saja ESL Fighting Arena bisa menjadi momentum yang membuat fighting game Indonesia berkembang pesat.

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Advance Guard.