Menilik Geliat Dunia Pokémon Kompetitif di Indonesia

Banyak orang mengenal Pokémon sebagai seri RPG yang imut dan menggemaskan. Kesenangan mengumpulkan monster, kemudian melatih mereka dan mengalahkan para trainer elit telah menjadi formula sukses yang bertahan selama dua dekade lebih. Akan tetapi, bagi sebagian orang, jiwa kompetitif seorang trainer itu tidak hanya diwujudkan dalam dunia virtual, tapi juga dibawa ke dunia nyata.

Sejak Pokémon Red and Blue dirilis pada tahun 1996, PvP merupakan fitur inti yang tak terpisahkan dari seri ini. Bukan hanya melawan NPC di game, para trainer juga gemar beradu kemampuan satu sama lain. Dunia Pokémon kompetitif mungkin tidak sebesar esports lain seperti Dota 2 atau League of Legends, tapi ekosistem ini memiliki banyak penggemar setia dan disupervisi langsung oleh The Pokémon Company International.

Indonesia pun memiliki banyak pecinta Pokémon yang tergabung dalam komunitas bersama PKMN-id. Kiprah mereka di dunia Pokémon kompetitif sudah cukup panjang, juga diwarnai berbagai prestasi baik di dalam ataupun luar negeri. Mari berkenalan dengan PKMN-ID dan mengintip apa saja kegiatan yang mereka lakukan.

Menaungi segala minat terhadap Pokémon

PKMN-id, atau Indonesian Pokémon Community, didirikan pada bulan April 2014 oleh founder bernama Hashegi Hanjaya. Dari sejak awal pendiriannya, komunitas ini memang memiliki tujuan untuk mengembangkan ekosistem Pokémon kompetitif, baik di kompetisi video game (VGC, Video Game Championships) maupun card game (TCG, Trading Card Game). PKMN-id ingin mempersatukan para penggemar Pokémon di Indonesia dalam satu wadah, dan membawa para pemain Pokémon VGC ataupun TCG berprestasi di kancah internasional.

Tentu saja, seiring berjalannya waktu, franchise Pokémon itu sendiri semakin berkembang ke genre lain. Pokkén Tournament dan Pokémon GO muncul di tahun 2016, membawa variasi baru terhadap dunia penggemar Pokémon. PKMN-id juga berusaha untuk mewadahi dua game tersebut, tapi pada akhirnya aktivitas yang diadakan bergantung pada game apa yang sedang banyak dimainkan penggemar.

“Kalau untuk VGC scene sih sekarang lagi bukan waktu ideal banget. Dulu kita bikin circuit sendiri, tapi karena peminat berkurang, rata-rata karena faktor bosan game-nya masih pakai Ultra Sun dan Ultra Moon (USUM), jadi pada banyak yang ga main. USUM sendiri juga kurang menarik bagi banyak orang karena kata orang-orang lebih mirip DLC dibanding game baru,” jelas Hashegi kepada Hybrid.

PKMN-id - TCG
Aktivitas TCG di PKMN-id | Sumber: Dokumentasi PKMN-id

“Tapi kalau untuk kompetitif sendiri, ada beberapa player kita yang ke luar negeri untuk ikut pertandingan. Biasanya pada sering ke Singapura sama Malaysia.” Pencapaian para trainer di PKMN-id memang sudah cukup banyak. Contohnya Matthew Siliwan yang meraih juara 2 di Malaysia Regional Championship 2015. Atau Guntur Prabowo yang menjuarai Pokémon Championships Melbourne Regionals 2018. Hashegi sendiri sering mendapat panggilan untuk menjadi juri atau staf resmi turnamen Pokémon VGC di Singapura, Malaysia, serta Australia.

Mudah dimainkan, tapi butuh banyak persiapan

Grup PKMN-id saat ini memiliki anggota kurang lebih 4.000 orang, namun menurut Hashegi banyak di antara mereka yang hanya silent reader atau pemain kasual. Nintendo memang memasarkan Pokémon sebagai game kasual yang family friendly, jadi sedikit sulit untuk mengajak orang bermain secara kompetitif. Andai pun ada yang berminat, baik penyelenggaraan dan partisipasi sebuah turnamen sama-sama tergolong gampang-gampang susah.

“Jadi kan kalau game fighting, Dota, MOBA yang lain kita modal HP/PC langsung bisa main kan ya ga perlu preparasi. Kalau Pokémon itu kan butuh 3DS dulu, butuh game-nya. Terus udah gitu harus siapin Pokémon-nya dulu, Pokémon-nya dilatih, dites sinerginya, trial run tim, baru ikut turnamen,” kata Hashegi.

Kelebihannya dibanding esports lain, Pokémon lebih aksesibel karena tidak membutuhkan latihan muscle memory (kecuali Pokkén Tournament). Asalkan sudah paham strategi dan mekanisme permainannya, siapa pun bisa bermain bagus di turnamen dengan latihan selama 1-2 bulan saja. “Ga gampang, tapi bukan impossible. Ga seperti misalnya saya main AOV baru 3 bulan ikutan pro competition pasti ga bisa,” Hashegi menyebut dunia Pokémon VGC sebagai kompetisi yang “easy to play, hard to master, easy to win, hard to join”.

Guntur Prabowo dan M. Hafidz Syahril
Guntur Prabowo dan M. Hafidz Syahril saat bertanding di Malaysia | Sumber: Dokumentasi PKMN-id

Tersandung masalah distribusi

Di awal-awal pendiriannya, komunitas PKMN-id biasanya mengadakan turnamen secara kecil-kecilan di food court. Akan tetapi di akhir 2014, mereka berhasil menggelar turnamen besar untuk pertama kalinya di sekolah Al-Azhar dengan peserta mencapai 70 orang. Aktivitas mereka terus berkembang pesat, bahkan dapat menyelenggarakan turnamen resmi yang menghasilkan poin kualifikasi ke Pokémon World Championship pada bulan Januari 2015. Tapi kemudian terjadi masalah yang tak terduga.

Untuk mengadakan turnamen resmi di luar Jepang dan Korea, sebuah komunitas harus terlebih dahulu mengajukan izin ke Organized Play!, divisi khusus perusahaan The Pokémon Company International (TPCi) yang bertugas mengelola turnamen official Pokémon. Namun salah satu syarat untuk memperoleh izin turnamen resmi adalah bahwa negara yang bersangkutan harus memiliki distribusi game Pokémon resmi juga.

Game Pokémon yang ada di Indonesia itu sebenernya ga resmi 100%, karena barang yang dijual di sini itu dianggap penjualan area Singapura dan Malaysia. Dengar-dengar sih karena masalah pajak, birokrasi, dan sebagainya. Jadi TPCi ga bisa kasih kita turnamen resmi untuk saat ini, walaupun saya sudah bolak-balik ketemu sama big boss-nya hahaha,” cerita Hashegi.

Para trainer di PKMN-id masih berharap akan adanya turnamen resmi lagi seperti tahun 2015, tapi selagi belum ada izin dari TPCi, mereka harus rela terbang ke luar negeri bila ingin bertanding secara resmi. Untuk memfasilitasi jiwa kompetitif trainer Indonesia, PKMN-id kemudian mendirikan sirkuit kompetisi sendiri yang disebut PKMN-id Trainer Circuit (PTC).

PTC diselenggarakan secara offline maupun online. Pada tahun 2018 kemarin, PTC diselenggarakan secara offline sebanyak empat kali di Jakarta dan online sebanyak tujuh kali. Grand Final PTC 2018 berlangsung dalam acara Indonesia Game Xperience (IGX), dengan hadiah total Rp5.000.000. Sementara itu untuk tahun 2019, PKMN-id baru menyelenggarakan turnamen online saja dalam wujud PTC dan PSL (Pokémon Shadow League). Final kedua turnamen ini direncanakan akan jatuh pada bulan Mei 2019 nanti.

Sementara untuk game lain, misalnya Pokkén Tournament, PKMN-id juga kerap mengadakan acara berupa pameran. Contohnya pameran di Indonesia Comic Con, serta berbagai turnamen persahabatan yang lebih kasual. Tujuannya adalah supaya dapat lebih mudah menarik minat masyarakat.

Berprestasi walau tanpa dukungan resmi

Tidak adanya izin dari TPCi untuk mengadakan turnamen resmi tidak menghalangi PKMN-id untuk terus aktif berkegiatan dan berkompetisi. Sejumlah anggota komunitas tersebut telah mencatatkan prestasi yang baik di beragam turnamen, online ataupun offline, bahkan di kompetisi tingkat dunia. Berikut ini beberapa pencapaian yang telah mereka torehkan:

  • Juara 1 Pokémon Championships 2018 Melbourne Regionals | Guntur Prabowo
  • Juara 1 Pokémon Premier Challenge 2018 Los Angeles | Andrew Prabowo
  • Juara 1 Pokémon Premier Challenge 2018 Werribee | Guntur Prabowo
  • Juara 2 Pokémon Special Event 2017 Singapore | M. Hafidz Syahril
  • Juara 2 Pokémon Premier Challenge 2017 Selangor | Taufik Wiradarmo
  • Top 4 Pokémon Premier Challenge 2018 Los Angeles | Andrew Prabowo
  • Top 4 Pokémon Premier Challenge 2018 Ormond | Guntur Prabowo
  • Top 4 Pokémon Special Event 2017 Telegraph Bay HK | William Tong
  • Top 4 Pokémon Mid-Season Showdown 2017 Kuala Lumpur | Taufik Wiradarmo

Masih banyak lagi pencapaian lainnya yang tidak cukup bila dicantumkan semua di artikel ini. Saat ini Pokémon VGC di Indonesia masih sedikit lesu, tapi itu akan berubah ketika Nintendo merilis judul Pokémon baru di Nintendo Switch nantinya. Kita tentu berharap supaya lebih banyak lagi pemain Pokémon di Indonesia yang berminat untuk berkompetisi secara serius, dan supaya trainer Indonesia dapat lebih berprestasi lagi.

CIMB Niaga Xtra Expo - Pokken Tournament
Kompetisi Pokken Tournament DX di Creators Super Fest 2019 | Sumber: Creators Super Fest

Tahun 2019 ini pun PKMN-id terus aktif mengadakan turnamen, baik Pokémon VGC, TCG, atau Pokkén. Salah satu turnamen tersebut adalah turnamen Pokkén yang akan digelar di acara CIMB Niaga Xtra Xpo/Creators Super Fest 2019 pada tanggal 16 – 17 Februari nanti. Bila Anda berminat untuk tahu lebih dalam tentang dunia Pokémon VGC, Anda dapat mengikuti guide komprehensif di tautan berikut. Dan untuk segala macam informasi serta kegiatan seputar Pokémon, langsung saja bergabung dengan Facebook Group PKMN-id.

Team Secret Rebut Trofi Juara Turnamen Dota 2 Chongqing Major

Bertanding di kandang bukan berarti hasil yang kita dapat pasti memuaskan. Setidaknya itulah yang dibuktikan oleh performa Team Secret di Chongqing Major. Dikelilingi oleh tim-tim raksasa Tiongkok yang bermain di rumah sendiri tak membuat tim yang dipimpin oleh Puppey (Clement Ivanov) itu gentar. Mereka bermain begitu gemilang dan menjadi juara setelah mengalahkan Virtus.pro dengan skor telak 3-1.

Bukannya jadi tempat unjuk gigi tuan rumah, Chongqing Major justru jadi ajang “pembantaian” tim-tim asal Tiongkok. Di Upper Bracket, Virtus.pro mendominasi dengan mengalahkan PSG.LGD, Evil Geniuses, serta Team Secret. Evil Geniuses kemudian tampil meyakinkan di Lower Bracket. Mereka berhasil mengeliminasi tiga raksasa Tiongkok, yatu Vici Gaming, EHOME, dan PSG.LGD. Namun langkah mereka terhenti oleh Team Secret dan Evil Geniuses harus puas dengan peringkat tiga.

Team Secret - Chongqing Major Champion
Team Secret membawa pulang uang senilai US$350.000 | Sumber: StarLadder

Grand Final Chongqing Major digelar tanpa ada satu pun tim Tiongkok di dalamnya. Justru di sini perwakilan CIS (Virtus.pro) berhadapan dengan perwakilan Eropa (Team Secret). Salah satu kunci kemenangan Team Secret adalah strategi drafting rahasia yang menempatkan hero Luna dan Sven sebagai support. Padahal kedua hero ini biasanya adalah hero core, bahkan umum digunakan sebagai hard carry.

Kemunculan Luna dan Sven support ini terjadi pada ronde dua pertandingan Team Secret melawan Virtus.pro. Sekilas terlihat ngawur, Team Secret ternyata memanfaatkan dua hero tersebut untuk memberi keuntungan berupa aura yang bertumpuk-tumpuk. Hasilnya, Team Secret selalu unggul dalam clash sejak early game, sehingga mereka dapat membuat lawan menyerah dalam waktu 17 menit saja!

Virtus.pro menunjukkan perlawanan yang sangat keras di ronde tiga. Mereka bahkan berhasil mencuri poin dari Team Secret berkat permainan Phantom Lancer milik RAMZES666 (Roman Kushnarev). Namun ronde empat kembali jatuh ke tangan Team Secret. Jumlah kill yang sangat terpaut jauh, 30-11, menunjukkan bahwa mereka memang layak menduduki takhta juara.

Team Secret membawa pulang hadiah berupa uang senilai US$350.000 serta 4.950 DPC Point. Kini mereka seri dengan Virtus.pro di puncak klasemen Dota Pro Circuit musim 2018 – 2019. Para penggemar Dota tentu tak sabar melihat kedua tim dahsyat ini bertemu lagi dalam Stockholm Major yang akan berlangsung pada bulan Maret nanti. Akankah Virtus.pro bisa membalas kekalahan Chongqing Major? Atau malah akan muncul juara baru yang tak terduga? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

BOOM.ID dan Aerowolf T8 Jadi Juara Predator League 2019!

Gelaran Predator League 2019 telah selesai diselenggarakan. Kompetisi yang mempertandingkan Dota 2 dan PUBG ini akhirnya menemukan sang pemenang. BOOM.ID menjadi juara dari Dota 2 setelah mengalahkan The Prime di babak final. Lalu dari PUBG ada tim Aerowolf T8 yang jadi juara setelah 3 hari berturut-turut bermain konsisten dari 10 ronde yang dipertandingkan.

Melihat ke babak final Dota 2, BOOM.ID memang kini terlihat lebih dewasa di dalam gameplay mereka. Hal itu terasa jelas saat saya menonton pertandingan final ketika BOOM.ID hajar habis The Prime 2:0. Saya merasa bahwa hasil menempa mental di Bucharest Minor memberi dampak kepada gameplay BOOM.ID. Apa saja? Komposisi mereka kini solid, untuk dominasi permainan dari awal sampai habis. Permainan mereka juga sangat taktis dengan kesalahan yang sangat minimal serta pergerakan yang efektif dan efisien.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Sementara di sisi lain The Prime, yang baru saja kedatangan kembali InYourDream, terlihat cukup kelimpungan menghadapi BOOM.ID. Saya melihat komposisi mereka kurang solid, tak banyak memberi hero balasan untuk BOOM.ID, dan ditambah gameplay mereka yang juga terlihat masih belum menyatu dengan baik.

Alfi “Khezcute” Syahrin selaku kapten dari BOOM.ID mengakui kepada Hybrid, bahwa mereka belajar banyak sekali dari pertandingan di Bucharest Minor kemarin. Menurutnya, yang paling ia pelajari adalah soal gameplay dan strategi.

“Kalau soal mekanik sih kita nggak kalah dari tim Eropa, tapi memang yang berasa adalah soal komposisi, strat, dan gameplay. Kita merasa bahwa gameplay yang biasa kita mainkan untuk lawan tim SEA malah jadi outplay saat lawan tim Eropa” Jawab Khezcute kepada Hybrid dalam sesi konferensi pers.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Melihat ke cabang game lain yaitu PUBG, tim Aerowolf T8 yang dipimpin oleh Alex “Entruv” Prawira bermain dengan cukup konsisten selama 3 hari dalam 10 ronde pertandingan. Mereka berhasil menjadi juara setelah mengumpulkan 131 poin, sementara Victim Reality ada tepat di belakangnya dengan 101 poin sehingga berhasil amankan posisi runner-up.

Kompetisi PUBG Predator League 2019 ini bisa dibilang cukup unik daripada kebanyakan kompetisi PUBG di Indonesia. Kenapa? Salah satunya karena menggunakan peraturan baru, peraturan PUBG Korea League 2018 dengan sedikit adaptasi untuk menyesuaikan gaya main regional Eropa dan Amerika, kata Entruv. Terkait hal tersebut Entruv memberikan sedikit komentarnya, ia merasa bahwa sebenarnya perubahan rules ini tidak terlalu memberikan banyak masalah kepada para pemain.

“Kita memang jadi harus sedikit mengubah gameplay sih, tapi overall nggak terlalu gimana-gimana buat kita. Satu hal yang pasti, ini sih ngaruh banget buat penonton, karena gameplay jadi lebih seru, dari awal udah seru tembak-tembakan gara-gara sistem poin ini” Jawab Entruv. Berbeda dengan sistem perhitungan poin yang biasa ada dalam kompetisi PUBG Mobile, poin Chicken Dinner dalam pertandingan PUBG Steam di Predator League 2019 ini tidak sebegitu besarnya.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Mengutip laman resmi Predator League poin bagi tim yang mendapatkan chicken dinner di sini hanya 10 poin saja. Sementara itu para tim akan mendapatkan 1 poin dari setiap kill. Sebagai dampaknya, peraturan ini memaksa tim peserta untuk bermain lebih agresif. Kenapa? Karena poin tim yang dapat Chicken Dinner dengan permainan pasif tanpa kill, bisa dengan mudahnya disusul oleh tim yang ada di posisi kedua namun main agresif dengan kill lebih dari 4.

Kemenangan ini memberikan BOOM.ID dan Aerowolf T8 hadiah utama sebesar Rp25 Juta. Mereka juga mendapat kesempatan untuk bertanding dalam Predator League 2019 Asia Pasific (APAC) Finals yang akan diselenggarakan di Bangkok, pada 15-17 Februari 2019 mendatang. Terkait persiapan BOOM.ID dan Aerowolf T8 terbilang sama.

Kalau BOOM.ID sendiri mengatakan bahwa mereka bakal langsung latihan lagi, mengingat dalam waktu dekat juga ada kualifikasi major. Sementara Aerowolf T8 Entruv mengatakan bahwa mereka mungkin akan rehat sejenak untuk refreshing dan langsung segera latihan lagi setelah itu.

Selamat kepada para pemenang, semoga bisa membanggakan nama Indonesia di Predator League 2019 APAC Finals!

Duet Fabiens-Eiduart Gagal Lolos ke MPL ID S3

Tanggal 24-27 Januari 2019 kemarin, Final Qualifier MPL ID S3 akhirnya selesai dijalankan. Menariknya, ada satu tim yang dijagokan dan paling ditakuti di kualifikasi ini justru malah gagal melaju ke Regular Season MPL ID S3, turnamen paling bergengsi untuk Mobile Legends: Bang Bang (MLBB).

Tim tersebut adalah Revo. Tim ini sebelumnya dijagokan lolos karena berisikan para pemain bintang Mobile Legends yaitu Eiduart, Fabiens, Donkey, Emperor, dan Wann. Dari 5 pemain tadi, 4 pemain (kecuali Wann) sudah merasakan panasnya kompetisi MPL ID di Season 1 dan 2. Fabiens adalah salah satu pemain MLBB paling senior dari jaman MSC 2017 yang masih eksis sampai hari ini. Sedangkan Eiduart dan Donkey juga bahkan bisa dibilang termasuk icon dari esports scene MLBB Indonesia. Emperor juga tak kalah ngetop karena sebelumnya membela tim EVOS Esports.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Lucunya lagi, Fabiens, Eiduart, dan Emperor bahkan satu tim saat mereka membela Bigetron Player Kill di MPL ID S3. Namun demikian sepertinya komunikasi masih jadi tantangan tersendiri untuk tim Revo.

Dari hasil Final Qualifier kemarin, ada 6 tim yang akan melaju ke Regular Season MPL ID S3 yang bisa Anda lihat di gambar di bawah:

Sumber: MET Indonesia
Sumber: MET Indonesia

Dari semua tim yang bertanding, Aura Esports adalah tim yang paling bagus performanya saat kualifikasi tersebut. Mereka bahkan tampil tak terkalahkan dengan 8 kemenangan. Selain itu, Star8 Esports yang bahkan belum terdengar namanya sejak MPL ID S1 mampu menjuarai Grup B dengan 8 kemanangan dan 2 kekalahan.

2 tim undangan yang langsung masuk ke Final Qualifier ini karena posisi mereka di MPL ID S2, Bigetron dan SFI juga melenggang maju ke babak selanjutnya. Padahal, Bigetron Esports sendiri telah merombak total formasinya. Sedangkan SFI masih setia dengan beberapa pemain bintangnya seperti Doyok dan Ipin.

Pertarungan di Grup A pun masih seru sampai pertandingan terakhir karena SFI, XcN, The Prime mengantongi poin yang sama. Namun XcN pun akhirnya harus gugur karena ditaklukkan oleh The Prime di pertandingan terakhir dengan skor 2-1.

Hasil yang di luar dugaan ini semoga dapat terjadi lagi di Regular Season ataupun Grand Final MPL ID S3 layaknya S1 saat TEAMnxl mengalahkan EVOS Esports karena mungkin akan lebih berkesan buat para penggemar esports MLBB.

Apakah Aura Esports, Star8, The Prime, dan tim-tim yang baru kali ini masuk MPL ID bisa menghadapi gempuran tim-tim besar yang sudah lebih terbiasa merasakan panasnya persaingan di MPL seperti RRQ.O2, Aerowolf Roxy, ataupun EVOS Esports yang juga baru saja berganti formasi?

Legion of Champions Series III 2019: Antara Tradisi Baru dan Harapan Gamer League of Legends

Layaknya acara turnamen game yang diadakan di negara-negara Asia Pasifik, tim penyelenggara memeriahkan sesi upacara pembukaan Legion of Champions Series III 2019 di Bangkok dengan sejumlah atraksi. Setelah para eksekutif memberikan sambutannya, acara dihidupkan oleh aksi para cosplayer di panggung utama serta konser musik ‘mini’ dari grup idol Thailand, Sweat 16.

Di sesi pembukaan itu, terjadi peritiwa menarik yang bagi saya merepresentasikan semangat pro gamer sejati. Saat berjalan ke panggung, seorang cosplayer kehilangan keseimbangan akibat tersandung sepatu hak tingginya. Sesudah mencoba bangkit dan gagal, sang gadis tanpa ragu menanggalkan sepatunya, lalu lanjut melangkah ke depan dan berpose dengan gagah bersama kawan-kawannya. Pelajaran yang saya petik di sini: seberapa pun parah dan tak terduganya sebuah rintangan, kita harus tetap fokus pada tujuan.

LOC 2 1

 

Legion of Champions

Legion of Champions 2019 ialah ajang turnamen League of Legends ketiga yang diadakan Lenovo dan Intel. Acara ini merupakan cara sang produsen PC mengokohkan eksistensinya di ranah gaming, karena Anda mungkin sudah tahu, brand Legion baru berusia dua tahun – melakukan debutnya di CES 2017. Berbicara soal skala, LoC Series III 2019 tentu saja lebih besar dari dua perhelatan sebelumnya, dilihat dari perspektif partisipan maupun jumlah hadiah.

LOC 2 3

Event tahun ini diikuti oleh beberapa pendatang baru, yaitu perwakilan dari India, Jepang dan Korea; menambah jumlah negara peserta menjadi 11 wilayah, dengan talenta lebih dari 60 gamer profesional. Mereka semua akan memperebutkan potongan terbanyak dari total hadiah sebesar US$ 35 ribu. Pemenang pertama sendiri akan membawa pulang uang senilai US$ 7 ribu beserta sejumlah unit laptop gaming Legion Y530 seharga US$ 5 ribu.

LOC 2 6

Pelaksanaan Legion of Champions punya tujuan yang sedikit berbeda dari turnamen esports sejenis. Dalam sesi wawancara, Ken Wong selaku presiden dari PC and Smart Devices Lenovo Asia Pacific menjelaskan pada saya bahwa acara ini bukan dimaksudkan untuk sekadar mencari pemenang, tapi merupakan cara mereka membangun komunitas dan memberikan pijakan bagi para atlet esports muda buat menunjukkan taringnya.

LOC 2 5

 

Mengapa masih League of Legends?

League of Legends pernah jadi MOBA terbesar di Indonesia, namun seperti sejumlah judul di PC dan console, ia mendapatkan perlawan keras dari game-game esports mobile yang dengan singkat mencuri perhatian khalayak. Meski demikian, Lenovo dan Intel tetap ‘setia’ mempertandingkan permainan ini. Alasannya sederhana, League of Legends ialah salah satu game populer yang mengedepankan kerja sama tim.

LOC 2 4

Banyak orang cemas dengan masa depan League of Legends. Tapi melihat tingginya minat dan kehebohan penoton Legion of Champions Series III 2019, sentimen ini sedikit memudar. Dari sedikit riset, MOBA kreasi Riot Games itu sebetulnya masih dinikmati banyak pemain. Hanya saja, jumlahnya di tiap kawasan naik dan turun, bergantung dari tren di negara tersebut. Sebagai contohnya, ada banyak sekali gamer Vietnam menggeluti League of Legends, dan perwakilan mereka adalah salah satu tim terkuat di kompetisi ini.

LOC 2 14

Walaupun begitu, Ken Wong menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan ajang Legion of Champions di masa depan akan mempertandingkan game lain. Produsen secara konsisten terus memerhatikan perkembangan di ranah gaming, dan tak ragu buat memperluas konten turnamen lewat penambahan judul selain League of Legends.

LOC 2 12

 

Kiprah Indonesia dan harapan para pro gamer lokal

Headhunters terpilih sebagai perwakilan dari Indonesia setelah berhasil menaklukkan kompetitor-kompetitor dalam negeri di babak kualifikasi regional. Meski lelah dan tak punya banyak waktu untuk beristirahat, performa tim pimpinan Bayu ‘Cruzher’ Putera Sentosa di hari pertama sangat membanggakan. Menariknya, sang kapten menuturkan bahwa dalam menghadapi lawan-lawan di LoC Series III ini, mereka memutuskan buat bermain secara biasa – tanpa menerapkan strategi khusus.

LOC 2 7

Di hari pertama, Headhunters sempat kalah dari tim Flash asal Vietnam, namun berhasil bangkit dan memamerkan kepiawaiannya dengan mengalahkan Rayning Jelly Bears (Singapura). Selanjutnya, manuver mereka terlihat lebih mulus di sesi melawan Duckondrug (Malaysia) dan Yama (Jepang). Barulah di match kelima, jagoan LoL kita harus mengakui keunggulan Mortal Wisdom dari Hong Kong setelah melewati pertandingan yang panjang dan melelahkan.

LOC 2 8

Perjalanan Headhunters menuju babak puncak sendiri terhenti di hari Sabtu itu, dihadang oleh perwakilan tuan rumah, Mega Esports. Tim asal Thailand tersebut merupakan salah satu yang dijagokan, dan berhasil mendapatkan tiket ke hari ketiga sesudah menundukkan Flash (Vietnam) dan Mortal Wisdom (Hong Kong).

LOC 2 10

Dalam bincang-bincang santai sebelum hari pertandingan kedua dimulai, beberapa anggota Headhunters sempat mengutarakan apa yang jadi keinginan mereka. Mereka berharap agar frekuensi kompetisi League of Legends di Indonesia dibuat lebih sering lagi. Dengan begitu, akan terbuka kesempatan lebih luas bagi tim-tim esports untuk berprestasi serta ada lebih banyak peluang bagi talenta baru buat menunjukkan kemahirannya.

LOC 2 13

Di Indonesia, League of Legends tengah mengalami krisis. Tanpa ada jadwal kompetisi yang pasti, para pro gamer kita menghadapi dilema: haruskah mereka terus menunggu, berpindah haluan ke judul lain seperti yang sudah dilakukan beberapa atlet, atau  malah pensiun dari ranah ini. Apalagi, beberapa dari anggotanya tak lagi bisa dikatakan berada di usia paling prima…

Setelah Mercedez-SK Gaming, Giliran Team Liquid Gandeng Honda

Industri otomotif internasional nampaknya semakin mantab menjejakkan kakinya di kolam esports. Setelah Audi jadi yang pertama ke esports menggandeng Astralis dan Mercedes-Benz menyusul bersama SK Gaming, kali ini Team Liquid merangkul Honda.menjalin kerjasama.

Steve Arhancet, Co-CEO dan Owner dari Team Liquid, memberikan komentarnya dalam pengumuman langsung yang dirilis oleh Team Liquid.

“Mobil pertama saya adalah Honda Accord EX warna hijau – dan saya mengasosiasikan merek Honda dengan keandalan, keamanan, dan penampilan sampai hari ini. Saya pun bangga dapat mengorelasikan pengalaman tadi dalam kerjasama resmi dengan Team Liquid. Kami akan bekerjasama dengan Honda untuk menyuguhkan konten, aktivasi, dan yang lainnya ke fans Team Liquid. Kami juga bangga dapat bekerjasama dengan merek internasional yang prestisius yang juga sama-sama percaya dengan ekosistem esports seperti kami.” Ujar Steve.

Dalam pengumuman resminya, Team Liquid juga mengatakan bahwa perjalanan mereka berdua akan dimulai di LCS yang merupakan liga League of Legends profesional untuk wilayah Amerika Utara. Untuk mengawali kerjasama mereka, juara bertahan LCS ini akan diantar bertanding dengan Honda Odyssey dengan desain Team Liquid.

Nantinya, Team Liquid juga akan mendapatkan akses untuk sejumlah mobil Honda Civic. Selain soal transportasi, logo Honda akan dipasang di jersey Team Liquid dan keduanya akan berkolaborasi menggarap konten untuk League of Legends, Fortnite, dan Dota 2.

Menyadur dari Esports Observer, Phil Hruska, Manager of Media Strategy untuk Honda Amerika sempat memberikan komentarnya mengenai kerjasama ini. Ia melihat kerjasama ini sebagai langkah lanjut brand otomotif menggarap pasar milenial.

Team Liquid sendiri merupakan salah satu organisasi esports paling bergengsi di dunia yang cukup dikenal prestasinya di LoL ataupun Dota 2. Organisasi yang didirikan tahun 2000 ini juga memiliki tim di berbagai game lainnya seperti CS:GO, Rainbow 6: Siege, Street Fighter, Fortnite, PUBG dan yang lainnya.

Komunitas R6 IDN Gelar Star League, Kompetisi Lokal Rasa Internasional

Tak bisa dipungkiri publisher game punya peran besar dalam perkembangan jagat kompetisi esports game tersebut. Namun dalam hal Indonesia, nyatanya tak semua publisher turut campur mengembangkan jagat esports di sini; terutama yang berasal dari barat sana.

Maka dari itu, peran komunitas mengadakan sebuah event kadang jadi penting; untuk menunjukkan antusiasme pasar. Salah satu contohnya adalah gelaran Rainbow Six Star League yang digagas oleh komunitas itu sendiri. Kompetisi ini merupakan salah satu rangkaian dari rencana panjang komunitas R6 Indonesia untuk menjaga iklim kompetitif dari para pemain Rainbow 6 di tanah air.

Seperti namanya, Rainbow Six Star League dilakukan dalam format liga round robin selama 4 bulan lamanya. Kompetisi ini sendiri sudah dimulai kualifikasinya sejak 22 Januari 2019 kemarin dan akan berlangsung sampai 6 April 2019 mendatang. Kompetisi ini dibagi ke dalam beberapa fase. Fase pertama adalah fase open qualifier, 32 tim terdaftar dibagi menjadi empat grup untuk saling bertanding sebanyak 1 kali round robin.

Sumber: Komunitas R6 IDN
Sumber: Komunitas R6 IDN

Bobby Rachmadi Putra selaku founder/leader komunitas R6IDN mengatakan bahwa Star League ini benar-benar layak disimak karena banyak pemain bertalenta yang turut serta di dalamnya. “Apalagi grup A dalam Star League yang merupakan grup neraka, yang mana enam tim di antaranya itu jago semua, dan ada tim Scrypt yang dulu sempat mewakili Indonesia pada kompetisi ESL Pro League Asia Pasific”

Setelah fase open qualifier selesai, para tim lalu dibagi menjadi tiga divisi dan memasuki fase division playday. Dua tim posisi teratas tiap grup dari open qualifier akan masuk divisi satu, posisi tiga dan empat masuk divisi dua, lalu posisi lima sampai delapan akan masuk divisi tiga. Setelah itu mulai dari 26 Februari sampai 4 April 2019 kompetisi akan kembali berjalan secara rutin setiap selasa dan kamis pukul tujuh malam pada 2 pekan pertama, lalu hari selasa, rabu, dan kamis mulai pekan ketiga sampai selesai.

Setelah fase playday selesai, fase terakhir adalah fase takedown, yang mana 2 tim teratas dari divisi dua mendapat hak untuk melawan 2 tim terbawah dari klasemen divisi satu untuk memperebutkan posisi dalam divisi satu. Nantinya delapan tim yang berada di dalam divisi satu akan mendapatkan hak untuk bertarung pada main event yang akan diadakan pada bulan Juni 2019 mendatang.

Klasemen sementara di Open Qualifier Star League. Sumber: Komunitas R6 IDN
Pembagian grup di Open Qualifier Star League. Sumber: Komunitas R6 IDN

Terkait R6 Star League, Bobby mengatakan, “kompetisi ini kami adakan untuk memberi para player R6 Indonesia semacam simulasi terhadap sistem kompetisi R6 internasional. Maka dari itu, kompetisi Star League mengadopsi sistem peraturan Pro League Internasional yang diadakan oleh Ubisoft bekerja sama dengan ESL.”

Kompetisi R6 Star League ini memang diselenggarakan dengan visi jangka panjang, agar komunitas gamers R6 di Indonesia dapat selalu menikmati serunya pertarungan panas para jagoan R6 di Indonesia. “Kami memang punya rencana untuk terus melanjutkan kompetisi ini pada setiap musimnya. Sedari awal rencana kami menyelenggarakan Star League memang untuk jangka panjang, terlihat dari alur kompetisi ini saja berjalan selama kurang lebih 4 bulan lamanya,” tambah Bobby.

Sumber: US Gamers
Sumber: US Gamers

Ternyata, walau diadakan oleh komunitas, R6 Star League juga mendapat dukungan dari Ubisoft sendiri selaku sang pengembang game. “Ubisoft selaku pengembang sangat suportif melihat geliat komunitas R6 di Indonesia. Maka pada kompetisi Star League Ubisoft memberi sokongan berupa prizepool dan juga promosi lewat official account Ubisoft. Selain prizepool mereka juga memberikan dukungan lain seperti merchandise, in-game items, yang bisa dijadikan activity seru untuk giveaway kepada para penonton nantinya.” jawab Bobby kepada Hybrid.

Ubisoft sendiri memang terlihat sedang gencar ingin memajukan game Rainbow 6. Ditambah lagi game ini juga banyak diprediksi akan menjadi esports major nantinya di masa depan, oleh Esports Observer salah satunya. Dukungan mereka terhadap komunitas Indonesia juga tidak main-main, bahkan menurut Bobby, R6 IDN adalah komunitas pertama yang diberi sokongan langsung oleh Ubisoft.

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Rainbow Six Indonesia Community

Capcom Luncurkan Street Fighter Pro League, Liga dengan Format ala MOBA

Dunia Street Fighter sudah memiliki sirkuit kompetisi global yang berada langsung di bawah pengawasan Capcom, yaitu Capcom Pro Tour (CPT). Namun bukan berarti Capcom Pro Tour adalah satu-satunya kompetisi resmi yang boleh ada di dunia Street Fighter. Buktinya baru-baru ini Capcom meluncurkan sebuah ajang baru dengan format liga untuk wilayah Amerika Serikat dan sekitarnya. Ajang itu disebut North American Street Fighter Pro League, atau singkatnya, SFL USA.

Berbeda dari kompetisi Street Fighter yang kebanyakan adalah pertandingan individu, SFL USA justru menggunakan format team battle tiga lawan tiga (3v3). Menurut keterangan di situs Capcom-Unity, mereka ingin menghadirkan suasana kompetisi baru dengan strategi serta drama tersendiri. Capcom juga terus aktif mendengarkan masukan dari para penggemar tentang format kompetisi baru ini.

Street Fighter V - G
G, karakter yang sedang naik daun belakangan ini | Sumber: Sony

SFL USA mempertemukan enam tim yang masing-masing beranggotakan tiga orang dari seluruh wilayah Amerika Utara. Ketiga pemain itu terdiri dari satu pemain top yang diambil dari peringkat CPT 2018 sebagai kapten, ditambah satu orang pemenang online qualifiers, dan satu lagi pemain yang terpilih dari voting komunitas. Pada permulaan season, para kapten akan memilih siapa saja pemain yang masuk ke dalam tim mereka.

Pemilihan anggota tim sangat krusial karena Capcom menerapkan aturan unik: setiap tim boleh melakukan ban terhadap satu karakter sebelum pertandingan. Setiap karakter juga hanya boleh dipilih satu kali, jadi tidak mungkin ada satu tim yang semua anggotanya pemain Akuma, misalnya. Mirip seperti MOBA, dalam SFL USA adu strategi sudah dimulai bahkan sebelum pertandingan berjalan.

Street Fighter V - Zeku
Akankah Daigo Umehara bertanding menggunakan Zeku di SFV Season 4? | Sumber: Capcom

SFL USA Season 1 akan ditayangkan setiap hari Kamis mulai bulan April 2019, dengan pertandingan final pada bulan Juni. Hanya dua tim terkuat Season 1 yang berhak maju ke SFL USA Season 2. Sementara itu Season 2 akan dimulai dengan fase Draft pada bulan Agustus, dan puncaknya pada bulan November. Tim yang menjuarai SFL USA Season 2 ini akan dinobatkan sebagai penyandang gelar North American Pro League Champion.

Pertandingan berformat team battle bukan hal baru di kompetisi fighting game. Turnamen Super Smash Bros. Ultimate yang baru diumumkan Nintendo beberapa waktu lalu pun mengusung format serupa. Tapi masih ada perdebatan tentang apakah aturan baru soal character ban ini ide bagus atau tidak. Beberapa berpendapat bahwa sistem ban akan membuat SFL USA sangat seru (dan salty), juga memunculkan banyak kejutan. Sebagian sisanya beranggapan bahwa sistem ban hanya akan membuat kompetisi jadi membosankan karena kita bisa jadi tidak bisa melihat para pemain bertarung dengan performa terbaik.

Street Fighter V - Nash
Nash belakangan mendapat buff, tapi masih sulit melakukan reversal | Sumber: Steam

Saya sendiri merasa bahwa sistem ban ini seru, tapi hanya apabila SFL USA menawarkan hadiah yang besar. Itu artinya para pemain profesional akan dituntut untuk menguasai lebih dari satu karakter bila mereka ingin meraih hasil optimal. Yang mana yang benar, kita tunggu saja ketika SFL USA diluncurkan April nanti. Sementara itu, untuk mereka yang lebih gemar menonton pertarungan satu lawan satu, Capcom Pro Tour tidak akan pergi ke mana-mana.

Sumber: Capcom-Unity

Perusahaan Minyak Shell Kerjasama Dengan Riot Untuk Liga LEC 2019

Perusahaan minyak Shell bekerja sama dengan Riot Games dalam seri kompetisi liga League of Legends di Eropa (LEC). Kerjasama Shell dengan esports ini terbilang baru, mengingat ini adalah kali pertama industri pertambangan terjun ke esports.

Sebelumnya, pemain dari brand non-endemic lainnya memang sudah lebih dulu melek esports seperti Mercedes-Benz, kripik Pringles, ataupun produk Indofood. Kerjasama antara Shell dengan Riot Games, juga menjadi unik karena Shell mendapat porsinya tersendiri dalam acara League of Legends European Championship (LEC 2019).

Sumber:
Sumber: The Esports Observer

Porsi penampilan Shell dalam LEC sendiri adalah dalam sebuah segmen replay selama pertandingan yang disebut sebagai “Baron Power Play Presented by Shell V-Power”. Cara penyajian sponsor seperti ini terbilang baru untuk jagat esports, namun bukan sesuatu yang asing di dalam dunia olahraga. Kalau kamu pernah menonton liga bola basket Amerika, NBA, kamu mungkin pernah melihat juga satu segmen tertentu (seperti replay, istirahat paruh babak, highlight momen keren) yang diisi oleh para sponsor.

Terkait kerjasama ini, mengutip press release yang diterbitkan oleh The Esports Observer mengatakan, “kerjasama ini adalah langkah pertama Shell untuk masuk ke esports dan ke cabang game besar di Eropa, League of Legends. Kami bangga bisa berkolaborasi dengan mereka dan bisa bergabung dalam perjalanan untuk menciptakan hiburan serta nilai bagi penggemar esports di Eropa”.

Tambahan lain selain tampil dalam segmen “Baron Power Play” Shell juga akan memberikan berbagai hadiah in-game kepada para penggemar League of Legends. Beberapa contohnya seperti kode skin gratis atau promosi khusus untuk penonton League of Legends dengan bahasa Jerman.

Sumber:
Sumber: The Esports Observer

Riot Games belakangan memang sedang bekerja keras untuk mengumpulkan partner untuk menyokong liga LEC. Sebelumnya mereka juga bekerja sama dengan Kia dan juga Alienware.

Nama LEC sendiri merupakan rebranding setelah sebelumnya kompetisi ini bernama EU LCS atau European League of Legends Championship Series. Liga kompetisi ini diikuti oleh berbagai nama besar di eropa seperti SK Gaming, Fnatic, G2, bahkan juga klub sepakbola Jerman, Schalke.

Indonesia Ungguli Hong Kong dalam Soulcalibur VI Team Battle 7v7

Komunitas Indonesia Soul Calibur Community (ISCC) gemar mengadakan acara tidak hanya untuk pemain-pemain lokal, tapi juga bersama pemain dari negara lain walau skalanya kecil-kecilan. Beberapa waktu lalu komunitas ini baru saja menggelar pertandingan persahabatan online melawan komunitas Hong Kong SoulCalibur Big Association (HK SCBA). Tiap komunitas menurunkan tujuh orang jagoannya untuk bertarung dalam format team battle menentukan negara mana yang lebih unggul! Acara ini didukung oleh MyRepublic Jakarta yang berperan menyediakan tempat, hardware, serta koneksi internet untuk pertandingan.

Tim HK SCBA terdiri dari pemain-pemain senior yang kuat, beberapa di antaranya bahkan sering juara turnamen di negaranya. Contohnya CF (Chang’s Friend), yang sudah sejak lama setia dengan karakter Siegfried dan memiliki kemampuan pertahanan tinggi. Ada juga SuperNova, top player Hong Kong yang dikenal pandai melakukan counter pick karena ia menguasai banyak karakter. Juga Simon, pemain senior yang paling aktif di komunitas Soulcalibur Hong Kong.

HK SCBA - Photo 1
Suasana di tempat tanding para perwakilan Hong Kong | Sumber: Dokumentasi HK SCBA

Perwakilan Indonesia juga tak kalah tangguh. Ada Wahontoys yang pernah meraih empat besar di turnamen Soulcalibur V SEA Major. David alias sinarkimia mungkin yang terkuat, karena ia adalah pemain Soulcalibur di Jakarta yang paling sering juara turnamen. Permac juga pernah meraih juara di turnamen Soulcalibur V kota Bekasi.

Satu pemain baru di tim Indonesia adalah Fabiozwei yang baru bermain kompetitif sejak Soulcalibur VI namun kemampuannya cukup menjanjikan. Sementara Kl3mot, Ampasmon, dan Gojeeb adalah para senior yang sudah menggeluti Soulcalibur sejak lama, bahkan sejak game ini masih berjudul Soul Edge di era PS1 dulu. Berikut ini daftar lengkap peserta serta karakter andalan perwakilan tiap negara.

Hong Kong Side:

  • Simon (Kilik)
  • Sabre (Xianghua)
  • Gkkit (Taki)
  • Jin (Kilik)
  • Ken (Groh)
  • CF (Siegfried)
  • SuperNova (Yoshimitsu, Astaroth)

Indonesia Side:

  • Davey/Kl3mot (Taki)
  • Johanes/Ampasmon (Seong Mi-na)
  • Fabio/Fabiozwei (Siegfried)
  • Ajie/Gojeeb (Taki)
  • Bima/Permac (Maxi)
  • Andrew/Wahontoys (Seong Mi-na)
  • David/sinarkimia (Groh)
ISCC - Photo 1
Para perwakilan Indonesia di markas MyRepublic Jakarta | Sumber: Dokumentasi ISCC

Indonesia membuka pertandingan dengan kuat ketika Kl3mot mengalahkan Simon dengan perfect di ronde pertama. Akan tetapi ternyata Simon berhasil membalikkan kedudukan dan mengeliminasi Kl3mot setelah tiga ronde. Simon juga menunjukkan permainan solid dengan mengalahkan Ampasmon, bahkan membuat Ampasmon grogi sehingga banyak melakukan kesalahan combo bahkan salah memencet tombol.

Salah satu strategi Simon adalah melancarkan Critical Edge terus-menerus ketika ada kesempatan. Namun strategi ini berhasil dipatahkan Fabiozwei. Fabiozwei sempat memaksa Simon untuk Ring Out, dan pertandingan mereka berjalan cukup ketat hingga terjadi Double K.O., namun itu belum cukup untuk mengalahkan Simon.

Dominasi Simon akhirnya dipatahkan oleh sang “sesepuh”, Gojeeb. Mengandalkan karakter Taki, Gojeeb mendobrak pertahanan Simon dengan kombinasi antara mixup atas-bawah, Break Attack, serta Unblockable. Sabetan-sabetan Taki yang begitu gesit membuat Simon kewalahan, juga sempat Ring Out karena tak bisa menahan tekanan. Meski Simon sempat mencuri angka, akhirnya ia harus tumbang di tangan Gojeeb. Gojeeb juga mengalahkan Xianghua milik Sabre, sehingga Indonesia berhasil mengejar ketertinggalan poin.

Gkkit vs Gojeeb
Gkkit vs Gojeeb, mirror match yang menegangkan | Sumber: HK SCBA

Gojeeb kemudian berhadapan dengan Gkkit, yang ternyata sangat kuat. Ini adalah pertarungan mirror match Taki vs Taki, dan tampaknya Gojeeb lebih terbiasa menggunakan Taki daripada melawan Taki. Gkkit mengalahkan Gojeeb, juga Permac yang bermain setelahnya. Namun kemudian Wahontoys turun tangan dan memukul telak Gkkit dengan skor 2-0.

Wahontoys mengalahkan Jin tanpa masalah berarti, tapi semakin ke belakang petarung yang dihadapi semakin kuat. Ketika melawan Ken yang merupakan salah satu top player Hong Kong, terjadi kejadian lucu di mana Wahontoys menghasilkan berhasil melakukan Ring Out tiga kali. Mungkin inilah momen paling salty di Team Battle 7v7 Indonesia vs Hong Kong.

CF dan SuperNova juga memberikan perlawanan yang sangat berat. Pertandingan mereka berdua melawan Wahontoys selalu berakhir tipis. Akan tetapi keahlian Wahontoys mengantisipasi mixup membuat kedua pemain itu kelabakan. Padahal SuperNova mengandalkan Yoshimitsu yang terkenal punya gerakan membingungkan.

Wahontoys vs SuperNova
Pertandingan penentuan, Wahontoys vs SuperNova | Sumber: HK SCBA

Sadar Yoshimitsu miliknya telah terbaca, SuperNova kemudian beralih ke karakter Astaroth yang merupakan heavy-hitter. Ini adalah pertandingan seru yang penuh dengan adu poke dan okizeme. Wahontoys sempat kalah telak satu angka, namun ia berhasil memanfaatkan keunggulan jangkauan serang Seong Mi-na dan mengeliminasi pemain terakhir HK SCBA itu. Hasilnya, pemain terakhir ISCC yaitu sinarkimia tidak perlu bertanding.

Anda dapat menonton pertandingan lengkap Soulcalibur VI Hong Kong vs Indonesia 7v7 lewat video di bawah. Ke depannya, kita tentu berharap ISCC dan HK SCBA bisa bertemu kembali di panggung yang lebih besar. EVO misalnya. Untuk info turnamen dan kegiatan seputar Soulcalibur lainnya, jangan lupa untuk bergabung dengan komunitas ISCC dalam Facebook Group berikut.