Semester Pertama 2021, Razer Raih Untung Bersih Sebesar Rp446,5 Miliar

Minggu lalu, Razer mengumumkan laporan keungan mereka untuk semester pertama dari 2021. Dalam laporan keuangan tersebut, diketahui bahwa pemasukan Razer dalam enam bulan pertama dari 2021 mencapai US$752 juta  (sekitar Rp10,7 triliun), naik 68% dari periode yang sama pada tahun lalu. Tak hanya pemasukan, margin laba kotor Razer juga mengalami peningkatan, menjadi 27,1%. Sebagai perbandingan, pada semester pertama 2020, margin laba kotor Razer hanya mencapai 22%.

Sementara itu, untung bersih yang didapat oleh Razer pada semester pertama 2021 adalah US$31,3 juta (sekitar Rp446,5 miliar). Padahal, pada semester pertama 2020, mereka masih mengalami kerugian sebesar US$17,7 juta (sekitar Rp252,5 miliar).

Pemasukan Razer terus mengalami pertumbuhan.

Secara garis besar, bisnis Razer terbagi menjadi tiga segmen: hardware, software, dan service. Dari ketiga segmen tersebut, bisnis hardware masih memberikan kontribusi paling besar pada total pemasukan perusahaan. Pada semester pertama 2021, total pemasukan dari divisi hardware Razer mencapai US$677,3 juta (sekitar Rp9,7 triliun), naik 77% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, divisi service, yang mencakup Razer Gold dan Razer Fintech, memberikan kontribusi sebesar US$72,8 juta (sekitar Rp1 triliun) pada total pemasukan perusahaan. Jika dibandingkan dengan semester pertama 2020, pemasukan divisi service naik sebesar 13,8% pada semester pertama 2021. Terakhir, divisi software mendapatkan pemasukan sebesar US$1,9 juta (sekitar Rp27 miliar) pada semester satu 2021.

Salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan pemasukan divisi service Razer adalah peningkatan Total Payment Value (TPV) untuk Razer Gold. Pada semester  pertama 2021, TPV dari Razer Gold naik 13,8% dari periode yang sama tahun lalu. Tak hanya Razer Gold, TPV Razer Fintech juga menunjukkan tren naik dalam beberapa tahun belakangan. Dalam tiga tahun terakhir, TPV dari Razer Fintech memiliki Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 63,7%. Lebih dari 95% TPV tersebut berasal oleh Razer Merchant Services (RMS).

Selain TPV, jumlah pengguna Razer Gold juga naik. Sekarang, jumlah pengguna Razer Gold mencapai 30 juta orang, naik 25,3% dari tahun lalu. Sementara jumlah pengguna software buatan Razer meningkat 50%, menjadi 150 juta orang. Seiring dengan naiknya jumlah pengguna, jumlah pengguna aktif juga naik. Kenaikan jumlah pengguna aktif bulanan Razer mencapai 51,4%.

Peningkatan jumlah pengguna service Razer.

Lee Limeng, Chief Strategy Officer Razer dan Chief Executive Officer Razer Fintech menjelaskan, meningkatnya jumlah pengguna software dan service dari Razer akan membantu mereka dalam membuat produk yang diinginkan oleh konsumen. “Kami bisa mengetahui rekam jejak pembelian item, game yang gamers beli, atau genre game yang mereka mainkan. Semua data ini akan membantu kami dalam merencanakan produk yang akan kami luncurkan,” ujarnya dalam konferensi pers. “Kami bisa mengetahui game yang tengah populer atau perubahan tren di dunia game.”

Dalam setahun ke depan, Razer percaya, pendapatan mereka masih akan naik. Pasalnya, mereka akan meluncurkan sejumlah produk hardware baru. Tak hanya itu, mereka juga akan mengembangkan skala bisnis dari divisi service mereka. Dalam kasus Razer Gold, mereka akan meluncurkannya di lebih banyak negara. Sementara untuk Razer Fintech, mereka ingin melakukan ekspansi ke Asia Tenggara. Alasannya, jumlah pengguna kartu kredit di Asia Tenggara tidak banyak. Misalnya, di Indonesia, jumlah penduduk pada 2020 mencapai 270,2 juta jiwa. Sementara jumlah kartu kredit yang beredar pada November 2020 hanyalah 16,9 juta kartu, kurang dari 10% total poplasi. Jadi, Razer ingin menawarkan sistem pembayaran yang memudahkan para gamers untuk membeli item dalam game.

Lee Limeng mengungkap, dari sudut pandang gamers, salah satu keuntungan menggunakan Razer Gold adalah karena mereka bisa menggunakan dana yang ada untuk membeli item di berbagai game, seperti PUBG Mobile, Ragnarok X: Next Generations, Genshin Impact, sampai PlayStation Store. Dia juga menyebutkan, perusahaan game tidak menganggap layanan pembayaran dari Razer sebagai ancaman. Sebaliknya, mereka justru menganggap bahwa keberadaan Razer Gold akan memudahkan para gamers dalam berbelanja di game mereka.

Dev. Dead Space Remake Tunjukkan Gameplay dan Teknologi Baru Mereka

Salah satu kejutan dari EA pada event EA Play tahun ini yang sebenarnya telah diendus oleh para fansnya adalah kehadiran remake dari seri Dead Space pertama. Ketika teaser perdananya pada bulan lalu hanya memberikan sedikit gambaran game-nya, EA Motive akhirnya kini menunjukkan lebih banyak tentang Dead Space Remake.

Lewat presentasi terbarunya, EA Motive menunjukkan berbagai perkembangan yang sudah dicapai dan juga tengah dikerjakan di Dead Space Remake. Dengan target “membangun game-nya sepenuhnya dari awal”, game ini memang memiliki tantangan besar untuk memberikan improvisasi signifikan dari game originalnya.

Namun EA Motives berhasil menunjukkannya seperti yang mereka lakukan untuk mekanisme senjata. Dalam videonya, tim pengembang menjelaskan bahwa setiap senjata yang digunakan pemain nantinya akan memiliki interaksi yang berbeda-beda ke musuh. Beberapa senjata dapat membuat musuh terhuyung-huyung, terdiam, atau bahkan tercabik.

Dengan variasi efek ini, para pemain nantinya diharapkan untuk mengkesplorasi beragam senjata yang ada di dalam game-nya dan tidak hanya mengandalkan Plasma Cutter, meskipun senjata tersebut memang senjata ikonik dari game-nya.

Selain perkembangan mekanisme permainan, EA Motive juga menampilkan peningkatan terhadap grafis yang akan ditampilkan pada Dead Space Remake. Dengan kekuatan hardware konsol saat ini dan juga engine Frostbite yang telah jauh berkembang, detail grafis pada game ini dijanjikan akan tampil jauh lebih menakjubkan.

EA Motives bahkan menyatakan bahwa mereka tidak hanya meningkatkan resolusi tekstur, namun membangun ulang semua bagian dari game mulai dari kostum dari protagonis Issace Clarke yang kini tampil jauh lebih detail hingga tampilan kapal luar angkasa USG Ishimura yang menjadi latar petualangan dari game ini.

Penambahan elemen-elemen visual seperti asap dan juga pencahayaan juga ikut mewarnai pengalaman bermain dari Dead Space Remake ini. Dan terakhir, EA juga mengumumkan bahwa mereka mengundang kembali Gunner Wright yang merupakan pengisi suara karakter Issace Clarke untuk Dead Space 2 dan 3. Wright nantinya akan kembali mengisi suara untuk Clarke pada remake ini.

Semua hal di atas hanyalah tahap awal pengembangan dari game ini. Sang developer bahkan dengan jujur menceritakan bahwa game ini baru satu tahun dikembangkan, sehingga mereka juga meminta para fans untuk bersabar hingga game ini benar-benar siap pada 2022 mendatang.

30 Game Asal Indonesia yang Mencuri Perhatian di Gamescom 2021

Gelaran Gamescom memang menjadi pameran video game terbesar yang setiap tahunnya diadakan di Jerman. Sayangnya pandemi mengharuskan event akbar ini diadakan secara digital.

Untungnya, kondisi tersebut tidak mengurangi keseruan dari pengumuman-pengumuman game yang hadir pada Gamescom 2021. Game-game besar seperti Forza Horizon 5, Saints Row Reboot, dan Marvel’s Midnight Suns mungkin memang mencuri perhatian pada Opening Night Live.

Namun di eksibisi Devcom Developer Conference (DDC) 2021, game-game Indonesia ternyata cukup menarik perhatian dari banyak negara karena dominasinya di dalam ajang ini. Asosiasi Game Indonesia (AGI) memang membuat program untuk mengirimkan 30 developer game lokal untuk tampil di dalam Gamescom 2021.

Dan bila Anda penasaran game apa saja yang ikut, berikut adalah daftar 30 game terbaik asal Indonesia yang tampil pada gelaran Gamescom 2021.

Nusantara Fighter

Developer: Miracle Gates Entertainment

Salah satu pendatang baru yang langsung mencuri perhatian banyak gamer dan media pada Gamescom kemarin adalah Nusantara Fighter. Game fighting ala Mortal Kombat atau Street Fighter ini memang tampil menarik dengan desain karakter yang terinspirasi dari sejarah dan kisah rakyat lokal. Game ini tengah dalam tahap pendanaan dan juga pencarian publisher.

Fallen Elysium, Dusk at War, and Fading Star

Developer: Miracle Gates Entertainment

Selain Nusantara Fighter, pengembang Miracle Gates Entertainment ternyata juga memiliki beberapa proyek menarik lain yang ikut ditampilkan. Ada tiga game lain bergenre visual novel yang diperkenalkan, yaitu Fallen Elysium yang bertema masa depan, Dusk at War yang bertema peperangan, dan yang terakhir adalah Fading Star yang bertema romantis. Ketiganya mengambil tema cerita yang cukup berbeda-beda.

Escape from Naraka

Developer: Xelo Games

Game ini memang bukan game yang baru, namun para penonton Gamescom tetap dibuat terpukau lewat trailer eksklusif barunya. Game bergenre action-platformer ini terus mencuri banyak perhatian gamer di seluruh dunia karena aksi yang ditampilkan dikombinasikan dengan tema Balinya yang cukup unik.

A Space For The Unbound

Developer: Mojiken Studio

Game petualangan kehidupan berlatar Indonesia di tahun 90-an ini memang menjadi salah satu game yang paling diantisipasi oleh banyak gamer di Indonesia dan bahkan Asia Tenggara. Game ini memang ikut tampil di booth milik Toge’s Indie Arena Booth. Namun sayangnya game ini tidak menunjukkan hal baru pada gelaran kemarin.

Stella Gale: The Trials of Faith

Developer: Extra Life Entertainment

Visual style memang menjadi salah satu daya tarik unik bagi sebuah video game. Dan Stella Game: The Trials of Faith dengan indah membuat game-nya seakan kartun atau anime klasik yang digambar manual. Para pemain akan menjadi Stella yang mengikuti kompetisi gladiator dengan hadiah satu permintaan apapun yang akan dikabulkan oleh sang pangeran.

Misguided: Never Back Home

Developer: JEVO Games

Mengambil tema game horor dengan karakter utama seorang cewek SMA, plus gameplay dari pandangan orang ketiga tentu membuat Misguided: Never Back Home langsung dibanding-bandingkan dengan Dreadout. Namun game ini merupakan game mobile yang akan mengikuti Silvia yang mencari teman-temannya di tempat yang tidak diketahui dan dihantui oleh mahluk-mahluk mistis.

Who Is He: Let Me Out

Developer: 4Happy Studio

Game horor dengan karakter utama anak-anak memang terkadang membuat suasananya semakin mencekam, sekaligus membuat sedikit menenangkan saat dimainkan. Dalam game ini pemain akan menjadi Alvin yang terperangkap di kampung halamannya. Dengan bantuan saudarinya yang telah meninggal dan juga laba-laba peliharannya, ia harus mengungkap rahasia kelam di desanya dan kabur dari sana.

Kirana: Raga Sukma

Developer: Kawarna Studio

Aspek mitologi dan cerita rakyat Indonesia memang menjadi salah satu tema yang luas untuk digali. Seperti judulnya, game yang satu ini mengangkat tema raga sukma atau ngrogo sukmo. Dalam game petualangan dengan pandangan orang ketiga ini, pemain akan menjadi Kirana yang punya misi untuk menyelamatkan saudaranya, sekaligus menyelesaikan masalah mental yang ia hadapi.

Ngopi, Yuk!

Developer: Uniqx Games Studio

Game adaptasi komik atau anime memang bukan yang baru. Sama seperti game ini yang diadaptasi dari webtoon lokal dengan judul yang sama. Sesuai namanya, pemain akan menjadi barista yang sibuk mengurusi mulai dari kostumer, menu, dan bahkan mengembangkan toko lewat sistem gacha.

Here Comes The Hero

Developer: GameChanger Studio

Menggabungkan dua genre video game yang berbeda memang berpotensi untuk membuat sebuah genre hybrid yang memberikan pengalaman baru bagi gamer. Seperti yang ditawarkan lewat Here Comes The Hero, game ini menggabungkan genre petulangan roguelike yang tengah naik daun dengan game fighting 1-vs-1. Game ini direncanakan untuk dirilis pada 2023 mendatang untuk PC dan konsol.

Rendezvous

Developer: Pendopo Studios

Kombinasi konsep cyberpunk, style pixel art, dan juga aksi 2 dimensi mungkin menjadi komposisi andalan dari para pengembang game indie. Namun hal tersebut tidak selalu negatif, apalagi bila konsep tersebut ditambahkan elemen lokal seperti pada game Rendezvous ini yang menampilkan kota Neo-Surabaya.

Grammarian Ltd

Developer: Algorocks

Memberikan narasi imajinatif untuk konsep dasar sebuah game terkadang bisa membuat game edukasi menjadi menarik. Seperti yang dilakukan pada game ini lewat cerita di masa depan ketika sang presiden mewajibkan semua tata bahasa dan juga tulisan harus benar dan sempurna. Dan pemain mendapat tugas besar untuk memastikan bahwa semua teks yang lewat tanpa cacat bahasa.

Project Unseek

Developer: Arsanesia

Apa jadinya bila kalian bermain petak umpet di malam hari, mungkin itulah yang ingin disuguhkan oleh Project Unseek ini. Pemain akan bermain secara multiplayer dengan 6-10 pemain lainnya, dengan satu orang akan bertugas menjadi penjaga yang harus menangkap pemain lainnya. Dengan pandangan yang terbatas, para pemain yang dikejar harus menggunakan kemampuan uniknya untuk selamat.

Night of Sorrow

Developer: Satriver Studio

Bila ada yang mengatakan sebuah game shooter bertema Malam Satu Suro, mungkin akan banyak yang menyebut bahwa hal itu terlalu mengada-ada. Namun itulah yang tengah direalisasikan oleh developer asal Malang ini. Memang tidak banyak yang ditunjukkan selain dari desain karakter yang menyerupai hantu kuntilanak yang membawa senjata.

Project KISS: Road to Debut

Developer: Wisageni Studio

Dengan semakin populernya Kpop dan para idol-nya. Maka cukup menarik untuk melihat bagaimana jadinya bila pemain menjadi manajer dari para idol ini. Game ini nantinya akan berfokus pada narasi dengan gameplay yang kasual. Para pemain nantinya akan mengatur jadwal dari idol ini untuk mendapatkan ending yang memiliki 15-20 varian.

Hello Goodboy

Developer: Rolling Glory Jam

Game tentang cerita kehidupan atau slice-of-life mungkin memberikan kesan tersendiri kepada para pemainnya. Hello Goodboy kemungkinan akan menjadi salah satunya. Game ini bercerita tentang seorang anak dengan anjing kesayangannya yang bernama Coco. Hello Goodboy akan menjadi game side-scrolling 2D dengan puzzle dan beragam aktivitas yang akan berdampak pada kelanjutan narasinya.

Matchmaker: Love & Roguelike

Developer: MelonCat studio

Bila sebelumnya Here Comes The Hero mencoba menggabungkan genre roguelike dengan fighting 1-vs-1, game yang satu ini mencoba lebih radikal dengan menggabungkan genre roguelike dengan matchmaking sim. Namun itulah inti dari game ini. Pemain diminta untuk menjadi Mak Comblang, sekaligus berpacu dengan waktu untuk memasangkan sebanyak mungkin orang.

Anuchard

Developer: stellarNull

Game action RPG berlatar fantasi ini menjadi salah satu game yang ditampilkan secara langsung kepada para pengunjung Gamescom. Game ini menawarkan nostalgia dari game-game action RPG klasik yang akan membawa para pemain ke dalam petualangan di dungeon, memecahkan puzzle, dan juga pertarungan secara real-time. Game ini tengah dipersiapkan untuk dirilis di PC via Steam dan Xbox awal tahun depan.

Amazing Swing

Developer: Megaxus

Bila game-game sebelumnya menitik beratkan aspek naratif ataupun gameplay-nya. Maka Swing Saga merupakan game kasual yang menantang para pemain untuk berayun dari satu platform ke platform yang lain. Para pemain juga akan mendapatkan poin bila mereka dapat mendarat pada titik yang tepat. Game ini akan dirilis untuk PlayStation 4 dan 5, serta Nintendo Switch akhir tahun nanti.

Monster Breakout! Brickbreaker Pixel RPG

Developer:  Seraph Games

Game yang satu ini sebenarnya adalah remake dari Brick Pixel yang keluar untuk platform mobile awal tahun ini. Namun Seraph Games bersama dengan publisher Niji Games Studio dan art designer Frosty Rabbid memberikan improvisasi visual dan animasi yang lebih baik, ditambah dengan narasi yang lebih kuat serta sistem progres ala RPG yang lebih detail.

Cooking Chef Story: Food Park

Developer: Dreams Studio

Masih di bawah publisher Niji Games, ada Dreams Studio yang membawa game memasak dan menantang para pemain untuk menyiapkan dan juga menyajikan berbagai makanan ataupun kudapan dari Indonesia maupun negara lainnya. Game yang dirilis untuk mobile ini tengah berstatus alpha dan direncanakan untuk dirilis pada 2022

Calico Cafe

Publisher: Niji Games Studio

Game terakhir yang dibawa Niji Games lagi-lagi bertemakan makanan-minuman. Dalam game ini, para pemain akan menjadi kucing tiga warna alias calico yang membuka kafe pertamanya. Berbeda dengan game sebelumnya yang akan menuntut ketangkasan, game ini akan lebih menenangkan.

Knight Vs Giant

Developer: Gambir Studio

Siapa yang menyangka bahwa game flash yang berasal dari tahun 2013 kini dapat hidup kembali. Itulah yang dialami oleh Knight vs Giant. Game Flash bergenre hack and slash ini dikembangkan ulang sebagai game yang lebih sempurna dengan grafis, mekanisme pertarungan, dan juga sistem progresi yang lebih baik.

The Sun Shines Over Us (Menggapai Matahari)

Developer: Eternal Dream Studio

Isu perundungan atau bullying memang masih menjadi topik yang masih terus menghantui. Game Menggapai Matahari ini mencoba mengangkat isu-isu sensitif dari kehidupan para remaja seperti persahabatan dan juga kesehatan mental. Game visual novel ini masih tengah dalam tahap pengembangan.

Fractured Core

Developer: Engram Interactive

Sistem pertarungan turn-based mungkin kini sudah banyak ditinggalkan game-game besar untuk mendorong aksi yang lebih cepat dan interaktif. Namun sistem ini ternyata diaplikasikan dalam game futuristis cyberpunk yang berlatar di Jerman ini. Fractured Core menawarkan cerita naratif yang dalam dan juga kostumisasi karakter yang membuat game-nya lebih menarik.

Tanasurga

Developer: Rainman Studios

Satu lagi game yang mengimplementasikan sistem pertarungan turn-based dan juga naratif. Namun bedanya, Tanasurga mengambil latar mundur ke era Perang Dunia 2 dengan ‘twist‘ bahwa para pejuang kini menggunakan robot untuk bertarung dan berjuang untuk memerdekakan negaranya. Game ini memiliki tiga orang pilot yang punya cerita berbeda-beda dengan multiple ending yang membuatnya semakin membuat penasaran.

Project Angels

Developer: Project Angels Dev

Bila Anda mencari sebuah game visual novel bertema militer dengan karakter bergaya anime, maka game yang satu ini merupakan jawaban yang pas. Dalam Project Angels pemain akan menjadi komandan dari pasukan elit superhuman yang harus memastikan bahwa setiap misinya berhasil sekaligus membangun hubungan dengan para tentaranya.

Billy Makin Kid

Developer: SLAB Games

Game terakhir yang masuk ke dalam Gamescom ini sebenarnya bukan game baru. Namun developer SLAB Games memang tengah membawa game flash satu ini untuk masuk ke dalam PC, mobile, dan juga HTML5. Game tower defense ini memang cukup populer saat era game flash. Selain itu SLAB Games juga memiliki beberapa proyek yang masih belum diumumkan.

Penutup

Dan itulah tadi ke-30 game asal Indonesia yang berhasil tampil pada gelaran Gamescom dan mencuri perhatian pada Devcom Developer’s Conference karena serbuan dari game-game asal Indonesia yang mendominasi hingga menjadi game terbaik pada Indie Arena Booth.

Semoga saja, serbuan semacam ini dapat dipertahankan pada event-event internasional berikutnya agar para gamer dari seluruh dunia mengetahui bahwa para developer asal Indonesia juga memiliki game-game berkualitas yang mampu bersaing secara internasional.

 

Hanya 3 Jam Seminggu, Tiongkok Batasi Waktu Bermain Game untuk Anak di Bawah Umur

Kabar mengejutkan datang dari tanah Tiongkok setelah pemerintahnya meresmikan peraturan baru terkait pembatasan waktu anak di bawah umur dalam bermain video game.

Peraturan pembatasan bermain video game untuk anak di bawah umur 18 tahun diresmikan oleh pemerintah Tiongkok pada 30 Agustus 2021 lalu.

Langkah ini juga berfungsi untuk memperkuat kontrol pemerintah Tiongkok atas masyarakatnya, termasuk sektor ekonomi, tekonologi, dan pendidikan. Platform video game yang dibatasi juga mencakup seluruh platform, termasuk game konsol seperti PlayStation, Nintendo, serta game ponsel, dan game PC.

Dikutip dari Reuters, pemerintah Tiongkok membatasi anak di bawah umur untuk bermain game selama satu jam sehari dari jam 8 malam sampai jam 9 malam.

Sumber: Pixabay

Batas waktu yang diterapkan adalah 3 jam dalam seminggu dan hanya bisa bermain pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Untuk waktu di luar hari tersebut, anak-anak hanya bisa bermain game pada hari libur nasional Tiongkok di jam yang sama.

Aturan ini muncul dari regulator Administrasi Pers dan Publikasi Nasional (NPPA), bertepatan dengan usaha keras pemerintah Tiongkok dalam mengatur perusahaan raksasa teknologi di negaranya seperti Alibaba Group dan Tencent Holdings.

“Remaja adalah masa depan tanah air kita. Melindungi kesehatan fisik dan mental anak di bawah umur berkaitan dengan kepentingan vital rakyat, dan berkaitan dengan pembinaan generasi muda dalam era peremajaan bangsa,” ujar perwakilan NPPA.

Dengan aturan ini maka perusahaan game akan dilarang memberikan layanannya untuk anak di bawah umur dalam bentuk apapun di luar jam yang ditentukan.

Sistem yang akan diadopsi oleh pemerintah Tiongkok adalah sistem verifikasi melalui nama asli dan nama pengawas. Meski demikian, pemerintah Tiongkok juga sudah membatasi waktu main game anak di bawah umur pada tahun 2019 silam.

Sebelumnya, pemerintah Tiongkok menerapkan peraturan bagi anak di bawah umur untuk bermain game 1,5 jam di hari apapun serta 3 jam di hari libur. Dengan berlakunya peraturan pembatasan bermain game di tahun 2021, sangat terlihat bahwa peraturan menjadi jauh lebih ketat.

Sumber: Swen Pförtner/AP Images

Memang pangsa pasar game di Tiongkok sangat menggiurkan. Menurut Newzoo, pasar game di Tiongkok sendiri berpotensi menghasilkan sekitar US$45,6 miliar (Rp784 triliun) pendapatan pada tahun 2021.

Pengumuman pembatasan game ini juga memberikan efek kepada nilai saham perusahaan-perusahaan teknologi. Perusahaan investasi teknologi, Prosus yang memegang 29% saham di media sosial dan video game asal Tiongkok yaitu Tencent, turun 1,45%.

Sementara itu, saham video game online Eropa yaitu Ubisoft dan Embracer Grup juga masing-masing turun lebih dari 2%. Saham perusahaan game asal Tiongkok, NetEase jatuh lebih dari 6% dan penerbit game seluler Bilibili juga mengalami penurunan sebesar 3%.

Tarik Minat Fans, PUBG Mobile Siap Berkolaborasi dengan Anime Jujutsu Kaisen?

Tidak henti-hentinya PUBG Mobile memberikan kejutan dengan proyek kolaborasinya bersama tokoh, film, ataupun anime. Setelah sempat menjalin kolaborasi dengan Godzilla, kini PUBG Mobile siap menjalin kolaborasi dengan anime berjudul Jujutsu Kaisen.

Pengumuman ini datang langsung dari PUBG Mobile dan proyek kolaborasi ini akan berlangsung secara global, tapi tidak termasuk Jepang dan Tiongkok. Game battle royale tersebut memang sangat populer apalagi dengan persaingan ketat melawan Free Fire di Indonesia.

Meski demikian, belum dijelaskan lebih detail apa yang akan dihadirkan dalam fitur in-game di PUBG Mobile pada kolaborasi kali ini.

Banyak deretan kejutan yang ditunjukkan oleh Tencent dalam mengemas PUBG Mobile sebagai game andalannya. Sebelumnya, Tencent juga menggaet penyanyi Indonesia di bawah naungan 88rising yaitu Rich Brian.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by PUBG MOBILE ID (@pubgmobile_id)

Rumor yang beredar mengatakan bahwa setidaknya skin outfit bertema Itadori Yuuji akan tersedia. Pemilihan anime ini juga menjadi hal yang sangat penting, apalagi dengan tingginya minat para pecinta serial Jujutsu Kaisen.

Bahkan, Uniqlo, brand fashion asal Jepang juga sempat menghadirkan proyek kolaborasi dengan Jujutsu Kaisen.

Sekilas Tentang Jujutsu Kaisen

Sumber: Weekly Shonen Jump

Mungkin belum banyak yang tahu tentang anime yang satu ini meningat baru dirilis serta seri animasinya baru berjalan satu musim. Jujutsu Kaisen sendiri merupakan sebuah serial manga yang dibuat oleh Gege Akutami dan dirilis melalui Weekly Shonen Jump.

Mengambil tema paranormal, Jujutsu Kaisen mengisahkan Itadori Yuuji , seorang siswa SMA berbakat yang memiliki fisik kuat dan senang mengikuti klub olahraga di sekolahnya. Namun, Yuuji justru bergabung ke klub paranormal di sekolahnya dengan alasan hanya ingin bersenang-senang dan mengisi waktu senggang.

Suatu ketika, salah satu senior Yuuji di klub paranormal membuka jimat yang ditemukannya di sekolah. Setelah dibuka sosok makhluk mengerikan muncul dan menghantui hidup para anggota klub paranormal dan orang-orang terdekatnya.

Dari sinilah petualangan Yuuji dimulai dalam membasmi para lawan dengan bantuan kekuatan Sukuna. Bagi Anda yang ingin tahu lebih lanjut dengan petulangan Jujutsu Kaisen bisa langsung menonton serinya di beberapa platform streaming berbayar.

Film Reboot Resident Evil Akhirnya Tunjukkan Tampilan Karakter Utamanya

Reboot dari film layar lebar Resident Evil memang sangat dinanti oleh para fans dari seluruh dunia. Bagaimana tidak, harapan untuk melihat semesta Resident Evil yang lebih akurat dengan game-nya di layar lebar tentunya menjadi mimpi dari semua fans Resident Evil.

Kehadiran Welcome to Raccon City, yang merupakan judul baru dari film Resident Evil, memang kini dinanti-nanti oleh para fans. Dan kabar baiknya, Sony merilis beberapa foto resmi dari filmnya lewat IGN yang menunjukkan karakter-karakter ikonik dalam video game-nya.

Credits: Sony Pictures

Ada tiga foto yang dirilis oleh Sony, yang pertama adalah foto dari dua karakter ikonik dari seri Resident Evil 2 yaitu Leon S. Kennedy yang diperankan Avan Jogia dan juga Claire Redfield yang diperankan Kaya Scodelario. Foto tersebut menunjukkan kedua karakter tersebut tengah berada di lorong bawah tanah.

Yang patut diapresiasi adalah baik karakter Leon maupun Claire menggunakan kostum yang sangat mirip dengan yang mereka gunakan dalam game-nya, terutama pada versi remake. Namun, banyak fans yang bertanya-tanya dengan keputusan gaya rambut pada kedua karakter ikonik ini. Apalagi Leon ditampilkan berambut panjang serta berkumis dan memiliki jenggot.

Credits: Sony Pictures

Gambar selanjutnya menampilan Tim Alpha dari S.T.A.R.S yang tengah menyerbu Spencer State Mansion. Dalam foto tersebut terlihat Albert Wesker yang diperankan Tom Hopper (kiri), Richard Aiken (Chad Rook), Jill Valentine (Hannah John-Kamen), dan juga Chris Redfield (Robbie Amell). Para fans juga mempertanyakan foto satu ini karena tim Alpha yang harusnya diisi oleh Barry Burton namun malah digantikan oleh Richard Aiken.

Untuk kostum dari keempat anggota S.T.A.R.S. ini Chris mungkin menjadi yang paling akurat dengan tampilan karakternya di game pertama Resident Evil. Sedangkan ketiga karakter lainnya mengalami perubahan dan juga penyesuaian dengan para pemerannya.

Credits: Sony Pictures

Sedangkan foto terakhir menampilkan salah satu karakter antagonis yang cukup unik yaitu Lisa Trevor, diperankan oleh Marina Mazepa. Karakter ini memang tidak setenar Mr. T ataupun Nemesis. Namun ia menjadi salah satu karakter monster dengan latar cerita yang paling menyedihkan.

Karakter ini juga mendapat penyesuaian yang membuatnya tampil tidak semenakutkan di video game, karena dalam foto tersebut Lisa ditampilkan masih memiliki proporsi layaknya manusia normal. Topeng wajahnya pun terlihat seperti topeng karet. Meskipun tentunya foto tersebut tidak mampu menjadi justifikasi hasil akhirnya nanti.

Lisa Trevor tidak akan menjadi satu-satunya monster yang akan muncul dalam film ini. Karena sang sutradara, Johannes Roberts menjelaskan bahwa dirinya ingin membuat film Resident Evil ini menonjolkan atmosfir seram ketimbang aksinya. Resident Evil: Welcome to Raccoon City ini direncanakan untuk dirilis pada 24 November mendatang.

Perangi Monopoli, Korea Selatan Haruskan Google dan Apple Buka Pembayaran Alternatif

Dewasa ini, penggunaan internet tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Internet memudahkan banyak sekali aktivitas kita, mulai dari kegiatan sehari-hari, hiburan, kesehatan, bisnis, penelitian, dan masih banyak lagi.

Saat ini praktek jual beli di dunia digital pun sudah jauh lebih mudah, bila dibandingkan dengan satu dekade lalu. Maka dari itu, banyak marketplace yang mulai bermunculan pada beberapa tahun terakhir. Namun apabila ada pihak-pihak tertentu yang memiliki wewenang terlampau besar di sebuah platform digital, perlu dibuat regulasi untuk mengurangi kekuasaan absolut mereka.

Sumber: techcrunch.com

Pemerintah Korea Selatan baru saja menyetujui aturan yang mengharuskan Apple dan Google untuk mengganti sistem tagihan mereka. Pemerintah setempat mendesak kedua perusahaan raksasa tersebut untuk menyediakan metode pembayaran alternatif, selain dari yang digunakan sekarang. Rencana ini akan menjadi undang-undang setelah disetujui oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.

Sebelum keputusan ini dibuat, para developer yang ingin menggunakan platform Play Store dan App Store diwajibkan untuk membayar komisi hingga 30%. Praktek ini dianggap merugikan developer, namun tak banyak yang bisa mereka perbuat.

Terkait dengan situasi tersebut, Apple memberikan respon sebagai berikut:

“Peraturan bisnis telekomunikasi yang telah dilayangkan akan membuat pengguna yang membeli produk digital dari sumber lain, merasa takut ditipu,  mengganggu keamanan privasi dan fitur seperti ‘Ask to Buy’ dan Parental Controls menjadi kurang efektif. Kami yakin kepercayaan pengguna di App Store akan berkurang, akibat proposal ini. Hal ini akan mengurangi profit atas lebih dari 482 ribu developer yang telah terdaftar di Korea, yang telah mendapatkan keuntungan lebih dari KRW8,55 triliun melalui Apple.”

Statemen serupa telah dikeluarkan Apple, saat berhadapan dengan Epic Game. Tim Sweeney, selaku CEO dan pendiri Epic Games, memberikan cuitannya mengenai situasi ini. Ia mendukung penuh kebijakan yang direncanakan oleh pemerintah Korea Selatan. Saat berita ini ditulis, Google masih belum memberikan pernyataan mereka.

Diketahui bahwa Epic Games sebelumnya pernah melayangkan gugatan atas Apple dan Google, terhadap praktek monopoli ini. Kasus ini diawali dari dilarangnya Fortnite pada App Store, karena dianggap melanggar aturan yang telah ditentukan. Pasalnya Epic Games sempat memfasilitasi pembelian langsung tanpa melewati Apple.

Hal inilah yang membuat Apple dan Google mengeluarkan Fortnite dari Store mereka masing-masing. Karena tidak terima dengan keputusan ini, Epic Games menggugat Apple pada bulan Mei lalu. Kasus ini masih bergulir hingga sekarang.

Netflix Akhirnya Mulai Uji Coba Layanan Gaming

Keinginan Netflix untuk melebarkan sayapnya ke pasar video game kelihatannya terus menunjukkan perkembangan. Kabar terakhirnya, Netflix tengah menjalankan uji coba integrasi layanan game barunya tersebut ke dalam aplikasi mobile-nya.

Hal ini dikabarkan langsung melalui akun Twitter Netflix Geeked beberapa hari lalu. Dalam cuitannya tersebut dijelaskan bahwa uji coba ini dilakukan di Polandia. Sehingga para pengguna Netflix yang mengakses layanannya lewat perangkat Android sudah dapat mengunduh 2 game yang disediakan Netflix, yaitu Stranger Things: 1984 dan Stranger Things 3.

Secara teknis, para pengguna yang akan mengunduh game tersebut tetap diarahkan menuju lama game-nya di Google Play Store namun para pengguna Netflix tersebut tidak akan dikenakan biaya tambahan. Netflix juga menegaskan bahwa game mereka tersebut tidak akan memiliki iklan maupun micro-transaction karena sudah termasuk ke dalam biaya berlangganannya.

Pihak Netflix Geeked juga menjelaskan bahwa mereka masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk beberapa bulan ke depan, namun yang mereka tunjukkan sekarang ini adalah langkah pertama dari target mereka. Netflix memang menjanjikan bahwa layanan game mereka tersebut akan memiliki lebih banyak judul di masa depan.

Uniknya, layanan game mobile ini tidak dapat dicoba oleh para pengguna yang menggunakan platform iOS milik Apple. Netflix memang tidak menjelaskan apa alasan menguji layanan tersebut di satu platform saja, namun tentunya banyak pengguna produk Apple di Polandia yang kecewa karena tidak dapat mencoba langsung layanan ini.

Selain kecewa karena tidak tersedia untuk versi iOS, banyak fans yang jadi mempertanyakan tujuan utama dari layanan game ini karena merasa layanan tersebut hanya berupa link untuk menuju laman game-nya di Google Play Store. Tidak sedikit juga yang khawatir bahwa fitur ini akan menjadi alasan bagi Netflix untuk menaikkan harga berlangganannya di masa depan.

Netflix sebelumnya memang telah menegaskan bahwa biaya berlangganan mereka tidak akan bertambah dengan adanya fitur game ini. Namun para pengamat teknologi memang sedikit skeptis dengan hal tersebut karena Netflix memang harus menginvestasikan banyak sumber daya untuk mengembangkan layanan game ini.

Norman Reedus Sebut Sedang Negosiasi Sekuel Death Stranding

Setelah dirilis pada tahun 2019 lalu, Death Stranding menuai respon yang bervariasi. Karena gameplay yang unik, banyak yang mencintainya, namun tak sedikit pula yang berpendapat bahwa game ini repetitif dan membosankan.

Banyak spekulasi dan rumor mengenai apakah Death Stranding akan mendapatkan sequel atau tidak. Semua game hasil karya Hideo Kojima selalu berhasil mencuri perhatian para gamers.

sumber: Kojima Production

Baru saja ada update terbaru mengenai Death Stranding. Informasi tentang sequel game ini sedikit mendapatkan kejelasan. Kabar tersebut dibocorkan langsung oleh salah satu aktor utamanya, Norman Reedus.

Dikutip dari IGN Brazil, Norman menyatakan hal tersebut melalui sebuah wawancara. “Game (Death Stranding) sedang dalam proses negosiasi saat ini, jadi… Yay!” Ucap Norman Reedus pada jurnalis AdoroCinema, Vitoria Pratini.

Aktor yang dikenal dari serial The Walking Dead ini kerap kali memberikan spoiler mengenai pengumuman dari sebuah proyek yang tengah dikerjakannya. Hal serupa dilakukannya pula saat berbicara mengenai The Walking Dead Season 10 yang rilis pada tahun 2019 silam.

Bagi para penggemar Death Stranding, akan ada versi Director’s Cut yang akan dirilis pada 24 September tahun ini. Versi ini akan mendapatkan remaster untuk PlayStation 5. Selain itu, banyak fitur baru yang akan ditambahkan, seperti mekanis pertarungan, lapangan tembak, jenis robot baru, dan masih banyak lagi. Pre-order-nya sudah bisa diakses melalui PlayStation Store.

Andil Hideo Kojima dalam pembuatan sebuah video game selalu menuai banyak perhatian. Sebagai sosok yang idealis, ia mampu menghasilkan game yang berkualitas dan memiliki ciri khas. Namanya dikenal melalui franchise Metal Gear Solid.

Walaupun menuai beragam ulasan, Death Stranding mampu meraih beberapa penghargaan, Pada The Game Awards 2019, Death Stranding berhasil menyabet beberapa penghargaan untuk kategori Best Game Direction, Best Score/Music, Best Performance dan juga menjadi salah satu nominasi Game of the Year di tahun yang sama. Hal ini merupakan prestasi yang cukup hebat, mengingat tidak banyak game dengan gameplay serupa.

Saat pertama kali dirilis, Death Stranding mampu mencetak rekor dengan menjadi game dengan penjualan copy fisik terlaris di Jepang. Per Juli 2021, Death Stranding telah berhasil terjual sebanyak lima juta copy.

Dream Cycle, Game Terbaru Buatan Kreator Lara Croft

Tomb Raider menjadi salah satu seri game legendaris lewat beragam aksi dan juga cerita petualangan yang ditawarkan sejak 2001. Sang protagonis, Lara Croft juga menjadi salah satu karakter wanita paling ikonik dalam sejarah video game. Maka akan menarik ketika sang kreator asli dari Lara Croft mengumumkan game barunya.

Lewat perhelatan Gamescom 2021 lalu, Toby Gard yang merupakan salah satu kreator original dari seri Tomb Raider akhirnya mengumumkan proyek barunya yang disebut Dream Cycle. Selain judul baru, game ini juga merupakan debut pertama dari studio baru dari Toby Gard yang bernama Cathuria Games.

Toby memperkenalkan Dream Cycle lewat trailer perdana yang kelihatannya mengambil arah yang berlawanan dengan tema Tomb Raider. Bila dalam Tomb Raider petualangan Lara Croft memiliki pendekatan realistis dengan beberapa sentuhan supernatural, Dream Cycle akan mengambil tema fantasi seutuhnya.

Sang protagonis baru bernama Morgan Carter diceritakan terjebak di dalam dimensi lain dengan kehilangan seluruh kekuatan yang ia miliki. Morgan kini harus menjalani petualangan untuk mengembalikan kekuatannya sekaligus menggagalkan rencana jahat dari nenek moyangnya, yang diketahui ternyata juga pelaku yang mencuri kekuatan Morgan.

Dari trailer yang diperlihatkan, aspek lain yang sangat berbeda dari Tomb Raider adalah sudut pandang karakter yang digunakan. Pasalnya, Dream Cycle menggunakan sudut pandang orang pertama, berbeda dengan Tomb Raider yang biasanya menggunakan pandangan orang ketiga.

Perbedaan lainnya adalah Dream Cycle kemungkinan besar akan dikemas sebagai game as a service. Karena menurut halaman Steam-nya, awalnya game ini akan mencakup intro serta bagian pertama dari cerita utamanya. Namun ke depannya, game ini akan mendapat berbagai update konten baru termasuk lanjutan cerita utama, senjata, bioma alam, kekuatan, dan bahkan musuh baru.

Cathuria Studio bahkan mengklaim bahwa meskipun mereka hanya akan merilis bagian pertama dari cerita utama game-nya namun Dream Cycle tetap akan memiliki 10.000 petualangan di satu lokasi, dengan setiap petualangannya membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 30 menit untuk menyelesaikannya.

Dream Cycle akan dirilis pada 7 September 2021 mendatang di Steam. Namun sayang harganya masih belum diumumkan oleh pihak Cathuria Studio.