Bos Bethesda Ungkap Bahwa The Elder Scrolls 6 Masih dalam Tahap Desain

Impian para gamer untuk segera memainkan seri terbaru dari The Elder Scroll (TES) kelihatannya harus sirna. Sebab, meskipun The Elder Scroll 6 telah diumumkan sejak 3 tahun lalu namun kenyataannya game ini masih jauh dari kata selesai.

Hal ini disampaikan langsung oleh sang sutradara dan executive producer Todd Howard yang diwawancari oleh The Telegraph. Howard mengatakan bahwa seri keenam dari The Elder Scroll tersebut masih dalam tahap desain. Tim pengembangnya kini masih menguji coba berbagai teknologi untuk memastikan game-nya berjalan dengan sempurna.

Game ini nantinya akan menggunakan Creation Engine 2 yang juga digunakan untuk game besar Bethesda lainnya, yaitu Starfield. Howard mengakui bahwa engine ini merupakan basis teknologi baru baik untuk Starfield maupun TES 6.

“Sebagian besar tim pengembangan kami sedang fokus mengerjakan Starfield sekarang, tetapi semua orang mengerjakan semuanya sehingga proyek-proyek tersebut saling terkait.” Ungkap Howard.

“Ada baiknya untuk menganggap The Elder Scrolls 6 masih dalam [fase] desain… tetapi kami terus memerhatikan teknologinya: ‘Apakah (sistem) ini akan mampu menangani hal-hal yang ingin kami lakukan dalam game tersebut?’ Setiap game akan memiliki beberapa rangkaian teknologi baru sehingga Elder Scrolls 6 akan memiliki beberapa tambahan pada Creation Engine 2 yang akan dibutuhkan untuk game tersebut.” Lanjut Howard.

The Elder Scroll 6 sebelumnya diumumkan pada gelaran E3 2018 lalu. Setelah 3 tahun berlalu, hampir tidak ada informasi baru apapun mengenai game ini. Namun keputusan Bethesda tersebut dapat dipahami karena mereka tengah fokus pada pengerjaan Starfield — mengingat Starfield juga telah dinanti oleh para gamer hampir 1 dekade.

Apalagi dengan kegagalan game Bethesda sebelumnya yaitu Fallout 76 serta akusisi Microsoft yang baru saja terjadi, tidak mengejutkan bila Bethesda ingin memperbaiki citra mereka dengan tidak terburu-buru mengeluarkan game baru sebelum benar-benar sempurna.

Kemungkinan besar Bethesda baru akan mulai berfokus pada pengembangan The Elder Scrolls 6 ketika Starfield telah dirilis. Game RPG bertema luar angkasa baru tersebut memang telah mengumumkan perilisannya pada 11 November 2022 mendatang. Berarti, The Elder Scroll 6 kemungkinan baru dirilis antara tahun 2023 hingga 2025.

Microsoft dan Mojang Studios Secara Resmi Menyuntik Mati Minecraft Earth

Setelah diumumkannya lewat WWDC Keynote pada 2019, Minecraft Earth dirilis sebagai game Augmented Reality seperti Pokémon GO. Melihat gameplay dari Minecraft Earth sebenarnya sangat menarik. Anda dapat membuat bangunan, mengumpulkan sumber daya, crafting, dan menjelajah.

Image Credit: Apple

Pada 5 Januari 2021, Microsoft dan Mojang Studios selaku penerbit dan pengembang Minecraft Earth mengumumkan akan menyuntik mati game Augmented Reality ini. Menurut website resmi minecraft.net, Minecraft Earth mendapatkan patch terakhir pada 5 Januari dan tutup permanen pada 30 Juni.

“Minecraft Earth dirancang sebagai permainan penjelajahan bebas dan kolaboratif — dua hal yang hampir mustahil dilakukan melihat situasi global saat ini (pandemi COVID 19),” dikutip dari website resmi Minecraft.net. “Hasilnya, kami telah membuat keputusan untuk mengalokasi ulang sumber daya kami ke hal lain yang memberikan nilai lebih pada komunitas Minecraft dan menghentikan dukungan untuk Minecraft Earth di Juni 2021.”


Tutupnya Minecraft Earth bukan hanya disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang sedang melanda seluruh dunia, melainkan ada beberapa masalah lain. Mojang sendiri yang menyebutkan Minecraft Earth memiliki beberapa bug in-game pada item-item, sistem Adventure, perlengkapan, senjata, peta, serta Crafting dan Smelting. 

Terdapat bug juga di Google Play Store yang harusnya menampilkan tulisan “Perangkat Anda tidak kompatibel dengan versi ini” menjadi “Item ini tidak tersedia di negara Anda”. Tombol-tombol untuk bermain Minecraft Earth juga tidak tersusun dengan benar di sebagian perangkat seperti OnePlus 7 Pro, OnePlus 5t, Huawei P30, Huawei P20 Pro, Huawei Mate20 Pro, Huawei Honor 10, Huawei P20 Lite, dan Xiaomi Note 7.

Image Credit: Minecraft

Jika mengingat kembali masa-masa peluncuran, Minecraft Earth mendapatkan banyak respon baik dari komunitas. Sayangnya, Game Augmented Reality besutan Mojang dan Microsoft ini tidak pernah mencapai tingkat popularitas seperti Pokémon GO. Apakah mungkin karena game ini terdapat banyak bug?

Saat ini, Minecraft Earth tidak lagi dapat dimainkan maupun diunduh dari App Store dan Play Store. Mojang Studios mengatakan bahwa akan memberikan Minecraft edisi Bedrock secara gratis kepada semua pemain yang pernah melakukan transaksi in-game di Minecraft Earth.

Di sisi lain, kreator Mod untuk Minecraft berhasil mendapatkan lebih dari US$350 Juta. Mod ini sudah terjual 1 miliar kali sejak Mojang membuka marketplace resminya di tahun 2017 dengan total nilai lebih dari US$350 juta. Anda dapat membaca tentang ini lebih lanjut di sini.

Streamer Minecraft, Dream, Kumpulkan Lebih Dari Rp2 Milliar Untuk Membantu Kaum Muda LGBTQ

Nama Dream mungkin sudah sangat familiar di telinga sebagian besar pemain Minecraft. YouTuber dan Streamer satu ini terkenal akan konten-kontennya seperti “Minecraft Speedrun” dan “Speedrunner VS Hunter”. Tetapi, akhir-akhir ini terdapat beberapa pihak menuduh Dream melakukan tindakan curang di speedrun Minecraft-nya. Dream bahkan mengakui bahwa ia melakukan kecurangan secara tidak disengaja pada speedrun-nya.

Image Credit: Dream – YouTube

Pada awal bulan Juni, Dream mengatakan bahwa akan menyumbangkan semua uang yang ia peroleh dari YouTube, donasiBits, maupun streaming ke The Trevor Project untuk membantu para pemuda LGBTQ. Sekadar informasi, bulan Juni merupakan “Pride Month” yakni saat komunitas-komunitas LGBTQ dari berbagai penjuru dunia berkumpul dan merayakan kebebasan mereka.

The Trevor Project merupakan lembaga non profit asal AS yang memberikan intervensi krisis dan pencegahan bunuh diri bagi kaum muda LGBTQ. Beberapa orang mulai pesimis tentang niat Dream menyumbangkan semua uang yang dihasilkan karena ia tidak melakukan streaming sama sekali selama bulan Juni, tetapi dugaan itu terlalu cepat muncul.

Pada 30 Juni, hanya dalam 2,5 jam, Dream menghasilkan dana sebesar US$20 ribu atau sekitar Rp289 juta dari YouTube dan donasi US$60 ribu (sekitar Rp867 juta) dari fanbase-nya. Teman-teman Dream, GeorgeNotFound dan Sapnap juga ikut menyumbang dana sebesar US$50 ribu (sekitar Rp722 juta). Total semua dana yang dikumpulkan berjumlah US$140 ribu atau lebih dari Rp2 milliar.

Hal yang menakjubkan adalah kekuatan solidaritas dari komunitas Minecraft sendiri. Komunitas Minecraft berhasil menggalangkan dana US$90 ribu hanya dalam dua stream dan tiga podcast tentang Pride Month.

Tindakan Dream merupakan kesempatannya untuk berbuat baik setelah berbulan-bulan melawan tuduhan kecurangan di speedrun-nya. Peningkatan popularitas Dream selama beberapa tahun terakhir juga meroket akibat game Minecraft yang meledak kembali. Popularitas yang meroket juga berimbas ke penghasilannya menjadi sekitar US$3 juta per tahun menurut beberapa perkiraan.

Di sisi lain, menurut Saweria, Streamer Game dapat menghasilkan Rp44 juta sebulan dari dana dukungan. Anda dapat membaca lebih lengkap tentang ini di sini. Jika Anda penasaran dari mana asal penghasilan para streamer, Anda dapat membaca artikel yang kami tuliskan beberapa waktu lalu.

Mobile Game Jadi Semakin Kompleks Dalam 10 Tahun Terakhir

Sejak 1997, mobile game telah populer berkat keberadaan game-game kasual, seperti Snake di ponsel Nokia. Perlahan tapi pasti, teknologi yang diusung perangkat mobile menjadi semakin canggih, memungkinkan developer untuk membuat mobile game yang semakin kompleks. Pada 2002, X-Forge 3D dirilis. Dengan game engine tersebut, developer bisa membuat mobile game dengan grafik 3D. Dan sejak saat itu, mobile game terus berkembang, tidak hanya dari segi grafik, tapi juga gameplay.

Kontribusi Mobile Game yang Semakin Besar ke Industri Game Global

Tahun lalu, hampir setengah dari total pemasukan industri game berasal dari mobile game. Tahun ini, mobile game memberikan kontribusi sebesar US$90,7 miliar — atau sekitar 52% — dari total pemasukan industri game, yang diperkirakan bakal mencapai US$175,8 miliar. Hal ini menunjukkan, kontribusi mobile game pada pemasukan industri game terus naik. Selain itu, jika dibandingkan dengan industri game konsol dan PC, industri mobile game juga memiliki tingkat pertumbuhan paling cepat. Dalam periode 2018-2021, tingkat rata-rata pertumbuhan (CAGR) dari industri mobile game mencapai 13,1%. Sementara CAGR dari industri game secara umum hanyalah 8,1%.

Industri game pada 2021. | Sumber: Newzoo

Mobile game tidak hanya unggul dari segi pemasukan, tapi juga dari jumlah pemain. Tahun ini, Newzoo menyebutkan, jumlah gamers di dunia mencapai 3,22 miliar orang. Sebanyak 2,8 miliar orang, atau sekitar 94%, bermain game di mobile. Sementara itu, jumlah gamer PC mencapai 1,4 miliar orang dan konsol 900 juta orang.

Jika melihat pembagian industri game berdasarkan region, Asia Pasifik masih menjadi kontributor utama. Kawasan Asia Pasifik menyumbangkan 50% dari total pemasukan game atau sekitar US$88,2 miliar. Sementara itu, Tiongkok dan Amerika Serikat merupakan dua negara dengan industri game terbesar. Sekitar 48% pemasukan dari industri game berasal dari dua negara tersebut. Industri game di Tiongkok bernilai US$45,6 miliar dan di AS US$39,1 miliar.

Tren Mobile Game

Seiring dengan bertambahnya jumlah mobile gamers, maka semakin banyak pula developer yang tertarik untuk membuat mobile game. Developer-developer besar yang sebelumnya tak pernah melirik mobile game pun mulai tertarik untuk membuat mobile game. Salah satu contohnya adalah Riot Games. Selama 10 tahun, mereka fokus pada League of Legends, game PC mereka. Mereka bahkan sempat berselisih dengan Tencent karena mereka tidak ingin meluncurkan League of Legends di mobile. Namun, pada 2020, mereka akhirnya meluncurkan League of Legends: Wild Rift untuk mobile.

Tak hanya itu, Blizzard Entertainment dan Nintendo pun akhirnya memutuskan untuk membuat mobile game. Electronic Arts juga telah mengakuisisi Glu Mobile, menunjukkan ketertarikan mereka untuk membuat mobile game sendiri. Dikabarkan, EA akan merilis versi mobile dari Apex Legends pada tahun depan. Selain Apex Legends, beberapa franchise game populer, seperti Devil May Cry dan Final Fantasy, juga punya game yang dirilis untuk mobile. Hal ini terjadi karena mobile game kini sudah bisa mengakomodasi genre-genre favorit para core gamers, seperti MOBA, racing, shooter, battle royale, dan strategy.

Favorit genre dari mobile gamers di AS, Inggris, Tiongkok, India dan Arab Saudi. | Sumber: Newzoo

Berkat entry barrier yang rendah, mobile game juga sangat populer di negara-negara berkembang, termasuk di Tiongkok dan India. Jadi, developer yang ingin menargetkan gamers di negara-negara tersebut bisa mencoba untuk membuat mobile game. Para mobile gamers di negara berkembang, seperti Tiongkok, India, dan Arab Saudi, biasanya menyukai mobile game yang kompleks dan kompetitif. Faktanya, di Tiongkok, genre favorit para mobile gamers adalah MOBA, diikuti oleh puzzle, shooter, dan battle royale. Sementara di India, empat genre favorit bagi para mobile gamers adalah racing, puzzle, sports, dan shooter. Di Arab Saudi, empat genre favorit adalah puzzle, sports, racing, dan adventure.

Sebagai perbandingan, genre favorit para mobile gamers di AS adalah puzzle, match, traditional card games, dan arcade. Mobile gamers di Inggris juga punya selera yang sama dengan mobile gamers di AS. Hanya saja, arcade menjadi genre favorit ketiga, dan traditional card games di posisi keempat. Di AS, genre mobile game kompetitif yang populer adalah strategy. Karena itu, game-game seperti Clash of Clans dan Clash Royale dari Supercell cukup populer di kalangan mobile gamers AS. Selain itu, game 4X strategy dari developer Tiongkok juga cukup sukses. Buktinya, game-game itu berhasil masuk dalam daftar mobile game terpopuler di AS.

Tipe mobile gamers di AS, Inggris, Tiongkok, India, dan Arab Saudi. | Sumber; Newzoo

Dalam laporannya, Newzoo mengategorikan mobile gamers ke dalam tujuh kelompok: Ultimate Gamer, All-Round Enthusiast, Subscriber, Conventional Player, Hardware Enthusiast, Popcorn Gamer, dan Time Filler. Di dunia, dua kelompok mobile gamers yang mendominasi adalah Time Filler (24%) dan Subscriber (23%). Time Filler adalah mobile gamers yang hanya bermain game untuk mengisi waktu luang atau di sela-sela kegiatan sosial. Sementara Subscriber adalah gamers yang senang untuk bermain game berkualitas tinggi, khususnya game free-to-play. Mereka hanya akan membeli hardware yang lebih mumpuni jika memang diperlukan.

Di Tiongkok, sebagian besar mobile gamers merupakan Ultimate Gamers, yaitu para gamers yang rela untuk menghabiskan waktu dan uang mereka demi bermain game. Di Arab Saudi, AS, dan India, kelompok Subscriber mendominasi. Sementara di Inggris, kebanyakan mobile gamers masuk dalam kategori Time Fillers.

Bagaimana Industri Mobile Game Tiongkok Bisa Berkembang?

Saat ini, Tiongkok menjadi negara dengan jumlah core mobile gamers terbanyak. Salah satu alasannya adalah karena hingga 2010, para gamers di Tiongkok hanya bisa bermain game di PC. Memang, pemerintah Tiongkok melarang penjualan konsol sampai 2015. Alhasil, PC menjadi platform utama para gamers. Di kalangan gamers PC Tiongkok, game-game yang populer adalah game kompetitif seperti Counter-Strike atau MMORPG seperti World of Warcraft dan Fantasy Westward.

Gamers Tiongkok mulai mengenal mobile game pada 2010 berkat Angry Birds dan Fruit Ninja. Sementara itu, sejak 2011, perusahaan smartphone lokal, seperti Xiaomi, OPPO, Vivo, dan Huawei, mulai menyasar pengguna smartphone kelas bawah dan menengah. Dan perlahan tapi pasti, mereka mulai menguasai pasar smartphone di Tiongkok. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa industri mobile game di Tiongkok bisa tumbuh pesat. Tak berhenti sampai di situ, pada 2012, Shenxiandao Mobile diluncurkan. Peluncuran game tersebut menginspirasi developer game untuk membuat mobile game dari game-game browser yang sudah populer. Sementara pada 2013, Locojoy merilis I AM MT, mobile game yang berhasil mengintegrasi mekanisme game PC ke mobile.

Kontribusi dari mobile game kompleks semakin besar pada industri mobile game Tiongkok. | Sumber: Newzoo

Kemampuan mobile game untuk mengadaptasi mekanisme game PC semakin terlihat pada 2015, dengan diluncurkannya Honor of Kings. Sejak saat itu, semakin banyak game PC yang dirilis untuk mobile, seperti Fantasy Westward Journey dan CrossFire Mobile. Sampai saat ini, kedua mobile game itu masih masuk dalam daftar mobile game dengan pemasukan terbesar di Tiongkok. Sejak saat itu, tren di game PC pun mulai diadaptasi ke mobile. Pada 2017, NetEase meluncurkan game battle royale berjudul Knives Out. Memang, ketika itu, genre battle royale tengah populer berkat PUBG. Satu tahun kemudian, pada 2018, Tencent merilis PUBG Mobile. Nantinya, game tersebut dirilis ulang dengan nama Peacekeeper Elite.

Popularitas mobile game di Tiongkok mendorong munculnya mobile esports. Pada 2019, turnamen mobile esports tingkat global pertama digelar di Tiongkok. Saat itu, ada dua game yang diadu, yaitu QQ Speed dan Honor of Kings. Pada 2020, developer Tiongkok mulai meluncurkan game di multiplatform. Salah satunya adalah miHoYo dengan Genshin Impact. Tren ini tampaknya akan masih berlanjut pada 2021 dengan peluncuran Revelation Mobile.

Sony Disebut Meminta Rp365 Juta pada Developer Game untuk Posisi Strategis PS Store

Sony tentunya sangat menyayangi judul-judul eksklusifnya karena dari situlah sumber pendapatan sekaligus pujian dari para fans. Namun Sony kelihatannya punya perlakuan yang cukup berbeda kepada pengembang dan penerbit game indie.

Salah seorang pengembang game indie akhirnya buka suara mengenai Sony yang membebani para pengembang indie biaya sebesar $25,000 atau Rp363 juta agar game mereka bisa mendapatkan posisi strategis (featured) di PlayStation Store.

Pengakuan ini diutarakan oleh co-founder dari Neon Doctrine. Pengembang dan penerbit game indie asal Inggris ini menjelaskan tanpa menyebut Sony maupun PlayStation namun menyebutnya sebagai ‘Platform X’.

Iain menjelaskan panjang lebar pengalamannya dalam merilis game miliknya di platform PlayStation tersebut. Mulai dari proses peluncuran pada platform tersebut yang memiliki banyak tahapan sulit hingga bagaimana PlayStation tidak memberikan para pengembangnya kemampuan untuk mengatur game-nya ketika sudah meluncur di Store.

Kesulitan tersebut berlanjut ketika game-nya telah diluncurkan. Karena Sony memiliki kendali penuh dalam berbagai hal mulai dari memberikan diskon dan bahkan menampilkan game tersebut di toko mereka.

Semua kendali tersebut berada di pemegang platform (Sony) yang akan melakukan evaluasi ke pada produk game mereka. Iain juga menjelaskan bahwa tidak ada kejelasan dan transparansi bagaimana proses evaluasi tersebut dilakukan.

Dari situlah Iain menjelaskan bahwa ada jalan untuk memastikan game miliknya ditampilkan yaitu membayar nominal besar yang telah disebutkan di atas. Bahkan dari sumber lain disebutkan bahwa biaya ‘featured‘ tersebut bisa mencapai $200.000 atau Rp2,9 miliar.

Image credit: Sony

“Jika Platform X tidak menyukai game Anda, tidak ada gembar-gembor, tidak ada perhatian, tidak ada cinta,” ujar Iain dalam cuitannya.

Iain juga menambahkan pernyataannya kepada media Kotaku dengan menyebut Sony telah mengecewakan pengembang indie dalam skala besar sambil masih menggunakan mereka sebagai bagian dari pemasarannya.

“Telepon baru-baru ini yang saya lakukan menunjukkan bahwa mereka tidak menghargai kami, pendapat kami, atau mata pencaharian kami. Yang lebih buruk adalah (Sony) memastikan bahwa pelanggan mereka mendapatkan pilihan yang lebih buruk dan memiliki lebih sedikit pilihan. Saya tidak memahami logikanya tetapi tampaknya buruk bagi semua orang termasuk mereka sendiri.” Tutup Iain.

KONAMI dan Bloober Team Umumkan Kerjasama untuk Silent Hill?

Blooper Team telah mengumumkan kerja sama dengan KONAMI, salah satu publisher game terbesar di dunia. Kedua belah pihak telah menandatangani “strategic cooperation agreement“, yang berarti mereka akan bergabung dalam mengembangkan konten terpilih dan saling bertukar informasi. Berita ini pertama kali dirilis oleh Blooper Team melalui website resmi mereka pada tanggal 30 Juni 2021.

“Hari ini adalah hari bersejarah bagi saya dan puncak dari beberapa tahun kerja keras kami. Fakta bahwa sebuah perusahaan terkemuka seperti KONAMI memutuskan untuk bekerja sama secara strategis dengan Blooper Team, menandakan bahwa kami juga bergabung dengan para pemimpin industri gaming dan menjadi rekan setara dengan mereka,” kata Piotr Babieno, Presiden Bloober Team.

Bloober Team adalah developer video game asal Polandia yang didirikan pada November 2008. Perusahaan ini dikenal dengan game-game horror mereka, seperti Layers of Fear (2016), Observer (2017), Blair Witch (2019) dan game terbaru mereka yakni The Medium (2021).

KONAMI merupakan sebuah perusahaan yang telah lama berkecimpung di dalam dunia game dan entertainment. Mereka merupakan perusahaan terkemuka dengan banyak franchise yang mendunia, seperti eFootball PES, Metal Gear, Silent Hill, Contra, Castlevania, dan juga Yu-Gi-Oh! Trading Card Game.

Kolaborasi antara developer game horror dan perusahaan raksasa yang memegang banyak sekali franchise, memperkuat adanya usaha untuk membangkitkan kembali seri game horror terkenal, Silent Hill. Seri ini sangat diminati para penggemar game horror karena Silent Hill merupakan game yang sangat ikonik sampai sekarang.

Silent Hill telah memberikan dampak yang signifikan atas pengembangan game horror saat ini. Meski game horror, Silent Hill tidak serta merta mengandalkan jumpscare dan makhluk-makhluk menyeramkan seperti game horror kebanyakan.

Sebagai contoh, Silent Hill dapat membangun suasana mencekam melalui berbagai unsur, mulai dari alur cerita, karakter, musik latar hingga penggunaan lingkungan di sekitar pemain. Walaupun dengan keterbatasan teknologi grafis pada waktu itu, Silent Hill masih bisa menciptakan suasana menakutkan dengan pemakaian kabut dan camera angle khas Silent Hill.

Sebuah game Silent Hill baru sangat dinantikan oleh para fansnya. Seri game Silent Hill terakhir dirilis pada 12 Agustus 2014. Selain itu fans juga sempat kecewa karena KONAMI pernah membatalkan pengerjaan game Silent Hill oleh Hideo Kojima. Fans pastinya menyambut baik kabar ini, dengan harapan game terbaru Silent Hill segera terwujud.

3 Tren Aplikasi Belanja di Amerika Serikat Pada Q1 2021

Pandemi COVID-19 memaksa orang-orang untuk mengubah gaya hidupnya. Misalnya, para gamers menghabiskan lebih banyak waktunya untuk bermain game dan menonton game karena pandemi. Selain itu, pandemi juga mengubah cara orang-orang berbelanja. Lockdown yang ditetapkan oleh pemerintah di berbagai negara — termasuk Amerika Serikat — membuat banyak orang beralih ke belanja online. Karena itulah, jumlah download dari aplikasi belanja di AS meningkat pesat pada tahun lalu. Dan tren ini tampaknya masih terbawa hingga tahun ini.

Marketplace Kuasai 33% Pangsa Pasar Aplikasi Belanja Online

Pada Q1 2021, jumlah download dari aplikasi belanja online di AS naik 9% dari tahun lalu, menjadi 162 juta downloads, menurut data terbaru dari Sensor Tower. Seiring dengan bertambahnya pengguna, maka persaingan di antara aplikasi belanja online pun menjadi semakin ketat. Dari berbagai jenis aplikasi belanja online, kategori marketplace masih cukup mendominasi. Buktinya, marketplace menguasai sekitar 33% dari total download aplikasi belanja online di AS. Artinya, satu dari tiga aplikasi belanja yang diunduh oleh pengguna smartphone di AS merupakan aplikasi marketplace.

Marketplace kuasai 33% pangsa pasar aplikasi belanja online. | Sumber: Sensor Tower

Sensor Tower mengartikan aplikasi marketplace sebagai aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi jual-beli. Jadi, pengguna tak hanya bisa membeli barang melalui aplikasi, tapi juga menjual barang. Salah satu contoh aplikasi marketplace yang beroperasi di Indonesia adalah Tokopedia. Sensor Tower lalu membagi kategori marketplace ke dalam tiga subkategori: marketplace umum, resale, dan jual-beli mobil.

Dari tiga jenis aplikasi marketplace tersebut, subkategori marketplace umum mendapatkan downloads paling banyak. Sekitar 58% dari keseluruhan downloads aplikasi marketplace merupakan aplikasi marketplace umum, seperti Amazon. Sementara itu, 36% downloads berasal dari aplikasi resale, dan 6% sisanya dari aplikasi jual-beli mobil.

Secara umum, jumlah downloads dari aplikasi marketplace memang mengalami kenaikan sepanjang tahun lalu. Download untuk aplikasi marketplace umum menuncak pada Mei 2020. Ketika itu, aplikasi-aplikasi marketplace umum diunduh hingga 9,6 juta kali dalam waktu satu bulan. Di bulan yang sama, total download dari aplikasi resale mencapai lebih dari lima juta downloads. Hanya saja, pengunduhan untuk aplikasi marketplace umum dan resale menunjukkan tren menurun pada 2021. Kabar baiknya, pengunduhan untuk aplikasi jual-beli mobil justru naik. Pada Maret 2021, total download untuk aplikasi jual-beli mobil mencapai 900 ribu downloads.

Rating rata=rata memengaruhi tingkat pertumbuhan download. | Sumber: Sensor Tower

Amazon masih menjadi aplikasi marketplace umum yang paling populer di kalangan warga AS. Di Desember 2020, aplikasi e-commerce tersebut diunduh sebanyak tiga juta kali. Total downloads untuk aplikasi itu kembali memuncak pada Maret 2021, mencapai 2,6 juta downloads. Meskipun begitu, Amazon bukan aplikasi marketplace umum dengan pertumbuhan jumlah downloads paling tinggi.

Gelar itu jatuh ke tangan Stadium Goods. Jumlah downloads dari aplikasi itu pada tahun ini naik 112% dari tahun lalu. Menurut Sensor Tower, salah satu alasan mengapa jumlah downloads dari Stadium Goods naik pesat adalah karena rating rata-rata aplikasi yang tinggi. Di App Store, sejak 2020, rating rata-rata dari Stadium Goods adalah 4,8 bintang. Hal ini menunjukkan, ada hubungan antara ratng rata-rata aplikasi dengan pengalaman pengguna dalam memakai aplikasi.

Retensi Aplikasi Resale Naik 

Pandemi tidak hanya membuat jumlah download dari aplikasi marketplace di AS naik, tapi juga meningkatkan retensi pengguna aplikasi. Di Q1 2021, retensi hari pertama dari pengguna aplikasi marketplace umum naik 5% menjadi 23%. Sementara itu, jika dibandingkan dengan aplikasi marketplace umum dan jual-beli mobil, aplikasi resale punya retensi paling tinggi. Sampai 2021 pun, retensi dari aplikasi resale tetap tinggi. Tingkat retensi hari pertama dari aplikasi resale mencapai 34%, sementara retensi hari ke-7 mencapai 20%.

Enam aplikasi resale paling populer di AS. | Sumber: Sensor Tower

Selain retensi, aplikasi resale juga mengalami pertumbuhan pengguna aktif bulanan (MAU) yang pesat. Pada November 2020, jumlah MAU dari aplikasi resale naik 35% dari jumlah MAU pada Januari 2019. Sensor Tower menyebutkan, alasan mengapa jumlah pengguna aplikasi resale naik adalah karena aplikasi resale, sesuai namanya, memudahkan para pengguna untuk menjual barang-barang bekas mereka. Hal ini bisa membantu orang-orang yang mengalami masalah finansial karena kehilangan pekerjaan selama masa pandemi. Selain aplikasi resale, aplikasi marketplace umum dan jual-beli mobil juga mengalami pertumbuhan pengguna. Pertumbuhan MAU tertinggi, mencapai 23%, terjadi pada Mei 2020.

Di AS, aplikasi resale paling populer adalah OfferUp. Pada Maret 2021, jumlah unduhan dari aplikasi itu mencapai 1,4 juta downloads. Sementara itu, jumlah installs dari OfferUp meningkat tajam pada September 2020. Ketika itu, jumlah download mereka dalam sebulan mencapai 2,8 juta downloads. Peningkatan itu terjadi setelah OfferUp mengumumkan bahwa mereka berencana untuk mengakuisisi aplikasi resale lain, yaitu Letgo.

Jumlah Download Aplikasi Jual-Beli Mobil di App Store Konsisten di Q1 2021

Berbeda dengan aplikasi marketplace umum dan resale, jumlah download dari aplikasi jual-beli mobil justru mengalami penurunan sejak April 2020, saat pemerintah AS menetapkan lockdown. Kabar baiknya, pada Maret 2021, jumlah download dari aplikasi jual-beli mobil mulai pulih. Sayangnya, pandemi masih memengaruhi industri otomotif secara umum, yang memberikan dampak pada jumlah download dari aplikasi jual-beli mobil. Dari enam aplikasi jual-beli mobil di AS, hanya dua aplikasi yang jumlah installs-nya mengalami peningkatan pada Maret 2021, yaitu CARFAX dan Carvana.

Jumlah installs dari aplikasi jual-beli mobil di Play Store dan App Store. | Sumber: Sensor Tower

Penurunan jumlah download dari aplikasi jual-beli mobil sangat terlihat di Play Store. Pada 2020, jumlah installs dari aplikasi jual-beli mobil justru turun 22% dari tahun 2012. Dan tren ini masih berlanjut hingga awal 2021. Secara total, pada Q1 2021, enam aplikasi jual-beli mobil terpopuler di AS hanya mendapatkan 768 ribu downloads. Sementara itu, jumlah download dari aplikasi jual-beli mobil di App Store tidak mengalami perubahan. Pada Q1 2021, jumlah download untuk aplikasi jual-beli mobil mencapai 1,7 juta juta, sedikit lebih rendah dari total downloads pada 2020, yang mencapai 1,8 juta downloads.

2 ADC Baru, Lucian dan Senna akan Segera Hadir ke dalam Wild Rift

Riot Games selaku developer dari League of Legends: Wild Rift baru saja memberikan bocoran update patch 2,3B. Dalam patch terbaru tersebut Riot Games akan merilis 2 champions ADC baru. 2 champions ADC baru yang akan hadir ke dalam Wild Rift adalah Senna dan Lucian.

Menurut lore dari Runeterra Senna dan Lucian merupakan sepasang kekasih. Namun mereka harus dipisahkan satu sama lain saat bertempur melawan Thresh. Thresh berhasil menangkap Senna dan menaruh rohnya ke dalam Lantern yang dia miliki.

Lucian dan Senna merupakan champions ke-69 dan 70 yang hadir dalam game Wild Rift. Dengan hadirnya Lucian dan Senna ini sepertinya akan menambah pool champions ADC yang ada. Saat ini penggunaan ADC terasa monoton karena sedikitnya champions berpengaruh yang dapat digunakan.

Selain champions baru, update patch 2,3B Wild Rift juga akan memberikan beragam perubahan dan event terbaru ke dalam game. Salah satunya adalah event Ruination: Sentinels of Light yang akan dimulai pada tanggal 9 Juli 2021 mendatang.

Free Fire Jadi Sponsor di Jersey Tim Sepakbola Persis Solo

Tim sepakbola asal Solo yaitu Persis Solo baru saja merilis jersey terbarunya untuk mengikuti turnamen Piala Walikota Solo 2021. Uniknya pada perilisan jersey Persis Solo tersebut terdapat logo Free Fire. Hal ini menandakan bahwa Free Fire telah menjalin kerjasama sponsor dengan Persis Solo.

Sayangnya, baik Persis Solo maupun pihak Free Fire tidak mempublikasikan secara resmi kerjasama antara mereka. Selain itu apakah Free Fire akan menjadi sponsor tetap Persis Solo hingga berjalannya Liga 2 ataukah hanya untuk Piala Walikota Solo 2021 juga masih belum terkonfirmasi.

Sember Gambar: Persis Solo

Meskipun begitu kerjasama ini merupakan sebuah gebrakan terbaru yang ditunjukan oleh Free Fire. Mereka tengah berusaha memikat pemain baru, salah satunya adalah pencinta olahraga terutama sepakbola.

Patut diketahui bahwa Free Fire saat ini menjadi salah satu game mobile paling populer di Indonesia. Game bergenre battle royale tersebut dimainkan oleh jutaan pemain aktif setiap harinya. Ekosistem esports dari game Free Fire juga sedang meningkat dengan banyak digelarnya turnamen di Indonesia.

Marvel Kembali Kolaborasi dengan Netmarble untuk Game Open World Marvel Future Revolution

Marvel Entertainment merupakan salah satu pemilik franchise komik superhero terbesar saat ini. Kesuksesan franchise Marvel di dunia, membuat beberapa pengembang game mengambil peluang untuk mengadaptasi seri komik Marvel.

Fans game mobile dan Marvel akan dimanjakan dengan game baru besutan Netmarble. Game yang berjudul Marvel Future Revolution ini akan menjadi game RPG open-world pertama untuk Marvel. Marvel Future Revolution akan membawa Anda memainkan pilihan superhero terkenal dengan alur cerita original. Selain itu Anda akan disuguhkan tampilan grafis 3D memukau berkualitas game AAA.

Beberapa hari yang lalu Marvel Entertainment dan Netmarble mengadakan sesi livestream di kanal YouTube Marvel Entertainment. Penonton diajak mengenal game ini lebih dalam melalui diskusi bersama developer dan penulis Marvel Future Revolution. Anda dapat menyaksikan rekaman livestream di bawah ini.

Marvel Future Revolution mengisahkan tentang krisis dimensional yang disebut dengan “convergence”. Convergence adalah kekuatan misterius yang menyebabkan kekacauan di bumi. Para superhero berjuang bersama menyelamatkan dunia tetapi mereka tidak sanggup. Hingga akhirnya Vision mengorbankan dirinya untuk menggabungkan berbagai realita bumi menjadi satu yang disebut “Primary Earth”. Namun, solusi ini tidak bertahan lama dan semakin parah ketika para penjahat dari berbagai wilayah memanfaatkan krisis ini. Anda akan bermain sebagai pasukan Omega Flight yang bertugas sebagai garda terakhir untuk menyelamatkan dunia dari krisis “convergence”.

Marvel Future Revolution akan menyediakan 8 superhero ikonik yang dapat digunakan, di antaranya adalah: Captain America, Captain Marvel, Black Widow, Spider-Man, Iron man, Star Lord, Storm, dan Doctor Strange. Selain kedelapan superhero yang dapat digunakan, pemain juga akan menjumpai banyak cameo dari superhero lainnya. Marvel Future Revolution memberikan kesempatan untuk pemain melakukan penyesuaian kostum sesuai dengan selera dan tersedia beragam pilihan kostum dari ujung kepala sampai kaki. Kehadiran superhero ikonik tentunya tidak lengkap dengan villain ikonik seperti Thanos, Ultron, dan lain-lain.

Image Credit: Marvel Future Revolution

Pemain dapat menjelajahi lima wilayah utama di “primary earth“. New Stark City, dari namanya Anda pasti sudah tahu bahwa kota ini adalah kota rancangan Tony Stark atau Iron Man. Stark Tower akan menjadi markas utama dari Omega Flight. Keempat wilayah lainnya adalah Midgardia, Xandearth, Hydra Empire, dan Sakaar.

Apabila Anda tertarik untuk memainkan game ini, Anda sudah bisa melakukan pra-registrasi melalui website Marvel Future Revolution atau melalui Playstore dan Appstore. Dengan melakukan registrasi, Anda berkesempatan mendapatkan hadiah Costume Box.

Marvel Future Revolution akan dirilis secara global pada tanggal 30 September 2021.

Selain game Marvel Future Revolution, Square Enix bulan lalu mengumumkan game action adventure Guardians of the Galaxy pada perhelatan acara tahunan E3. Game ini akan dirilis di PC, PS4, PS5, Xbox One, dan Xbox Series X dan S.