Berbekal Integrasi Smart Home, Robot Big-I Siap Temani Anggota Keluarga Anda

Robot sebagai pembantu rumah tangga kedengarannya hanya bisa dipraktekkan di film fiksi ilmiah. Namun perkembangan teknologi machine learning dan artificial intelligence (AI) yang begitu pesat belakangan ini membuatnya mungkin terwujud di dunia nyata. Tidak percaya? Coba Anda temui Big-I.

Big-I sepintas terlihat seperti sebuah tong sampah, akan tetapi ia memiliki ‘mata’ yang akan selalu memperhatikan berbagai hal dan mengenali orang-orang di sekitarnya. Tidak hanya mengenali, Big-I tahu kebutuhan masing-masing anggota keluarga.

Robot ini tidak perlu dikendalikan secara manual, namun ia juga bisa merespon terhadap perintah suara. Anda juga dapat memberikan instruksi ala IFTTT, jadi semisal ada orang asing yang masuk ke rumah saat Anda pergi, Big-I akan langsung mulai mengawasi dan merekam aksi jahilnya.

Yang tak kalah menarik adalah potensi Big-I untuk diintegrasikan dengan berbagai perangkat smart home. Sistem operasinya juga telah dirancang supaya pengguna bisa mendidiknya; misalnya jika pengguna melambaikan tangan saat berada di ruang makan, itu tandanya Big-I diminta untuk mematikan televisi di ruang tamu.

Contoh lain pengaplikasian Big-I yang bergantung situasi adalah: jika Big-I mendeteksi anak Anda tertidur di sofa, maka ia akan segera mengingatkan Anda untuk membawanya ke kamar tidur. Hal ini dimungkinkan berkat teknologi pengenal wajahnya tadi.

Sejauh ini, NXRobo selaku pengembang Big-I masih belum mengungkapkan jadwal pemasaran robot pintarnya tersebut. Kemungkinan besar ia akan hadir dalam versi developer terlebih dulu sehingga ekosistem aplikasi dan integrasinya sudah cukup melimpah saat dipasarkan ke konsumen nantinya.

Sumber: Engadget dan NXRobo.

Memenuhi Standar Smart Home, Robot Vacuum Cleaner Ini Juga Peka Terhadap Sekitarnya

Saat iRobot memperkenalkan Roomba 980 tahun kemarin, banyak yang memujinya sebagai salah satu robot vacuum cleaner tercanggih. Model pertama dari seri 900 tersebut sekaligus menandai debut iRobot dalam merambah ranah smart home berkat teknologi berbasis cloud.

Akan tetapi $900 untuk sebuah mesin penghisap bisa terkesan mahal sekali bagi sebagian besar konsumen. Itulah alasan di balik lahirnya Roomba 960 hampir setahun kemudian. Sang adik ini dihargai lebih terjangkau, namun di saat yang sama masih mempertahankan kepintaran milik kakaknya tersebut.

Perbedaan utama antara Roomba 960 dan 980 terletak pada motor elektrik dan baterainya. Roomba 960 meminjam kedua komponen tersebut dari model lawas – baterainya bisa bertahan selama 75 menit pemakaian, sedangkan Roomba 980 bisa sampai 120 menit. Kendati demikian, daya hisapnya diyakini masih 5x lipat lebih perkasa ketimbang model low-end besutan iRobot.

Teknologi navigasi adaptif milik Roomba 960 memastikan proses bersih-bersih berlangsung seefisien mungkin / iRobot
Teknologi navigasi adaptif milik Roomba 960 memastikan proses bersih-bersih berlangsung seefisien mungkin / iRobot

Selebihnya, Roomba 960 sangat mirip seperti kakaknya. Ia dilengkapi konektivitas Bluetooth dan Wi-Fi, memungkinkan pengguna untuk membuat jadwal terkustomisasi atau sekadar menyala-matikan perangkat dari kejauhan. Semuanya dilakukan dengan bantuan aplikasi pendamping di smartphone, termasuk halnya untuk meng-install update.

Tidak hanya itu, Roomba 960 juga dibekali teknologi visual localization yang memungkinkannya untuk mendeteksi penghalang maupun memetakan ruangan di sekitarnya. Teknologi ini juga yang mendasari fitur Recharge and Resume, dimana perangkat akan bergerak dengan sendirinya menuju ke docking charger ketika baterainya menipis, lalu kembali ke titik terakhir ia membersihkan saat baterainya sudah terisi penuh.

$700 adalah banderol harga yang dipatok untuk iRobot Roomba 960 di Amerika Serikat dan Kanada. iRobot juga berencana memasarkannya di Jepang dan Eropa mulai kuartal ketiga tahun ini.

Sumber: iRobot.

Benci Melipat Baju? Serahkan Saja Pada FoldiMate

Anda benci melipat baju? Saya juga. Melipat adalah tahap yang paling mengesalkan dalam keseluruhan proses mencuci baju. Dan repotnya lagi, hingga kini belum ada mesin khusus yang bisa membantu kita soal ini; mesin cuci dan mesin pengering sudah ada sejak lama, bagaimana dengan mesin pelipat baju?

Well, impian kita ini sebentar lagi akan dikabulkan oleh perangkat unik bernama FoldiMate. Pihak pengembangnya mendefinisikan FoldiMate sebagai “robot pelipat pakaian otomatis”, sehingga ia akan sangat ideal didampingkan dengan mesin cuci dan mesin pengering pakaian.

Ukurannya sendiri cukup besar, tepatnya 71 x 81 x 79 cm, hampir sama seperti mesin cuci. Ia pun dirancang untuk bisa ditumpuk di atas mesin cuci atau mesin pengering, sehingga semuanya bisa ditempatkan di dalam satu ruangan demi kenyamanan pengguna.

Lalu seberapa efektif kinerjanya? Pertama-tama, pengguna diminta untuk menjepitkan 15 – 20 potong pakaian pada bagian depan FoldiMate. Selanjutnya, pakaian-pakaian tersebut akan dibawa ke dalam satu per satu, dimana tangan-tangan robotik milik FoldiMate akan merampungkan tugasnya.

Prosesnya cukup cepat, hanya sekitar 10 detik untuk melipat sepotong pakaian. Hasilnya juga dipastikan akan konsisten dalam ukuran 23 x 28 cm, namun pengguna juga bisa menyesuaikan ukuran ini dengan seleranya.

Pengguna hanya perlu menjepitkan pakaian pada bagian depan, dan serahkan saja sisanya pada FoldiMate / FoldiMate
Pengguna hanya perlu menjepitkan pakaian pada bagian depan, dan serahkan saja sisanya pada FoldiMate / FoldiMate

Satu catatan penting: tidak semua jenis pakaian bisa FoldiMate lipat. Baju, celana, handuk, sarung bantal bisa ia lipat, namun tidak untuk sprei atau malah yang kecil-kecil seperti celana dalam dan kaus kaki.

Setelah melipat pakaian, FoldiMate juga bisa sedikit menghaluskan sekaligus menyemprotkan pewangi dan pelembut pada setiap potong pakaian. Pun begitu, fitur ini memerlukan komponen khusus yang akan dijual terpisah, dan pengguna juga harus ingat bahwa ini tak bisa dijadikan pengganti setrika.

Oke, FoldiMate memang tidak sepenuhnya sempurna, namun ia merupakan solusi terbaik sejauh ini bagi kita yang selalu dibuat frustasi ketika harus melipat pakaian. Sayang masih ada kekecewaan ekstra: FoldiMate baru akan menerima pre-order pada tahun 2017 dengan kisaran harga $700 – $850, dan barangnya baru bisa dikirim paling cepat tahun 2018.

Sumber: Gizmag.

Barisieur Wujudkan Impian Bangun Pagi Minum Kopi Tanpa Repot

Bangun pagi minum kopi, ah nikmat sekali. Yang tidak nikmat adalah kita harus beranjak lebih dulu dari kasur menuju ke dapur dan menyeduhnya sendiri. Yup, saya kira hampir semua peminum kopi pernah merasakannya, namun semua itu tinggal kenangan setelah kita mengenal Barisieur.

Apakah Barisieur itu? Well, ia merupakan perpaduan sebuah jam beker dan coffee maker. Premis yang ditawarkan amat sederhana: saat alarm berbunyi, kopi baru saja selesai diseduh dan siap disantap kesegarannya. Semuanya tanpa perlu bantuan dari Anda, well, kecuali di malam harinya.

Sebelum tidur, Anda perlu menyiapkan air, bubuk kopi – bisa juga teh – dan gula secukupnya. Kalau terbiasa memakai susu atau krim, terdapat botol khusus di bagian tengah yang akan didinginkan semalaman. Setelah semuanya siap, Anda tinggal mengeset alarm serta menentukan waktu kapan tepatnya Barisieur akan mulai menyeduh kopi; apakah sebelum, ketika atau sesudah alarm berbunyi.

Metode penyeduhan Barisieur memastikan kopi yang dihasilkan terasa kesegarannya / Barisieur
Metode penyeduhan Barisieur memastikan kopi yang dihasilkan terasa kesegarannya / Barisieur

Barisieur memanfaatkan teknologi induksi untuk memanaskan air. Ketika air mulai mendidih, uapnya perlahan akan naik dan terus mengalir menuju ke filter berisi bubuk kopi di sebelah kanan, sebelum akhirnya mengucur ke cangkir di bawahnya dalam wujud kopi siap minum. Bicara soal bubuk kopi, Barisieur memiliki laci kecil di sebelah kanan untuk menyimpan bubuk kopi maupun gula.

Ya, secara keseluruhan Barisieur memang terdengar seperti gadget yang amat sederhana. Namun fitur otomatisasi yang ditawarkan tentunya akan sangat menarik perhatian para peminum kopi atau pencinta teh – siapa sih yang tidak mau bangun dengan secangkir kopi atau teh panas di sebelahnya?. Belum lagi desainnya juga sangat menawan dan timeless, sangat pas untuk dijadikan dekorasi kamar tidur yang fungsional.

Buat yang tertarik, Barisieur sekarang sudah bisa dipesan melalui situs crowdfunding Kickstarter. Harganya cukup mahal, yakni £265 atau sekitar Rp 5,3 juta. Ya anggap saja Anda membeli sebuah furniture multi-fungsi; bisa membangunkan Anda, bisa membuat kopi, sekaligus bisa mengisi ulang baterai smartphone lewat port USB-nya.

Berkat iDevices Socket, Bohlam Biasa Pun Bisa Menjadi Bohlam Pintar

Ingin mencicipi kecanggihan ekosistem smart home? Anda bisa memulainya dengan smart bulb alias bohlam pintar. Namun ketimbang membeli lampu bohlam yang benar-benar baru, mengapa tidak mengubah yang lawas menjadi bohlam pintar saja?

Itulah konsep di balik iDevices Socket, sebuah perangkat unik yang siap mengubah bohlam biasa menjadi bohlam pintar. Ia sebenarnya merupakan sebuah dudukan lampu yang mengemas sejumlah fitur pintar berbasis koneksi Wi-Fi dan Bluetooth, termasuk kompatibilitas dengan platform HomeKit besutan Apple.

Saat bohlam Anda pasangkan ke Socket, seketika itu juga Anda bisa menyala-matikan atau mengatur tingkat kecerahannya lewat smartphone. Anda pun juga bisa memberikan aksen warna yang berbeda guna menciptakan atmosfer ruangan yang kalem dan menenangkan.

Lampu yang terpasang pada iDevices Socket bisa diatur tingkat kecerahannya via perintah suara / iDevices
Lampu yang terpasang pada iDevices Socket bisa diatur tingkat kecerahannya via perintah suara / iDevices

Dukungan HomeKit berarti Anda bisa mengoperasikannya via perintah suara dengan bantuan Siri. Ia pun bisa dikelompokkan berdasarkan ruangan tertentu, lalu dibuatkan jadwal menyala-mati tersendiri. Ia juga bisa dicakupkan dalam fitur “Scenes” yang pada dasarnya memungkinkan Anda untuk mengontrol sejumlah perangkat sekaligus.

iDevices Socket kompatibel dengan hampir semua bohlam standar. Satu unitnya akan dipasarkan seharga $79, tidak termasuk bohlam tentunya.

Sumber: MacRumors.

Microsoft Ciptakan Cermin Ajaib yang Bisa Membaca Emosi

Berpredikat sebagai raksasa piranti lunak, wajar bila Microsoft punya tim R&D yang handal. Microsoft juga tak sungkan mencoba hal baru yang diwujudkan dalam berbagai rupa perangkat teknologi. Yang terbaru, raksasa Redmond memamerkan sebuah cermin yang dinamai Magic Mirror yang mampu membaca emosi dan terhubung ke Windows Hello, menampilkan konten dari internet, meliputi prakiraan cuaca dan berita.

Sekilas Magic Mirror berfungsi layaknya cermin biasa, tapi di samping itu ia mampu menampilkan sejumlah informasi yang dianggap relevan dengan aktivitas keseharian penggunanya. Misalnya, Anda terbiasa membaca pergerakan saham, prakiraan cuaca atau jam. Sambil bercermin Anda dapat memperoleh informasi-informasi tersebut di Magic Mirror.

Untuk mengenali penggunanya, Magic Mirror dilengkapi kamera built-in yang terintegras dengan sistem pengenalan wajah. Sistem ini mampu menganalisa suasana hati, seperti perasaan senang dan marah. Dengan modifikasi khusus, Magic Mirror dapat memisahkan profil pengguna yang dipilih melalui fungsi pengenalan wajah. Jadi penghuni rumah yang terdiri dari beberapa anggota keluarga dapat memperoleh akun sendiri yang terpisah dari profil anggota keluarga lainnya.

Magic Mirror ditenagai oleh Hosted Web App di Raspberry Pi dan merupakan aplikasi open source seutuhnya, sehingga seiring waktu pengguna dapat mempergunakan perangkat sesuai kebutuhan bahkan melakukan modifikasi untuk fungsi yang lebih mendalam. Dengan status tersebut, pengembangan Magic Mirror tidak berbatas. Microsoft bahkan menyediakan tautan GitHub bagi pengembang yang ingin memberikan sentuhan personalnya.

Sumber berita Softpedia.

[Review] Cordless Vacuum Cleaner Dyson Digital Slim DC62 Up Top

Beberapa model vacuum cleaner cordless menjadi produk yang Dyson jajakan saat mereka meresmikan flagship store pertama di Asia Tenggara. Di antara perangkat-perangkat itu, Digital Slim DC62 Up Top menjadi salah satu andalan Dyson. Device ini didesain dengan fokus pada fleksibilitas dan kinerja, kabarnya mampu menandingi efektivitas vacuum cleaner biasa.

Dyson mendeskripsikan DC62 Digital Slim sebagai vacuum cleaner tanpa kabel paling kuat, memanfaatkan kombinasi motor digital V6, sistem siklon Tier Radial dan floor tool dengan filamen serat karbon. Produsen asal Inggris itu juga merancang agar distribusi bobot vacuum cleaner cordless merata dan seimbang, ‘berpatokan’ pada prinsip Archimedes.

Dan selama beberapa minggu, saya diberi kesempatan untuk menjajal Digital Slim DC62 Up Top dan mencari tahu apakah cordless vacuum cleaner itu memang secanggih klaim Dyson atau tidak. Silakan simak ulasannya di bawah.

Packaging

Boksnya yang besar ternyata mempunyai bobot cukup ringan. Selain floor tool bermotor, DC62 dilengkapi crevice tool, penyapu debu dan wall mount. Memasang dan melepas komponen-komponennya sangat simpel, bahkan penjelasan di buku panduannya terbilang minim. Semua pernak-pernik ini tersambung dengan kokoh tanpa ada bagian yang perlu diputar atau dibaut.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 01

Design

Sebelum komponen utama disambungkan ke tool, bobot Digital Slim DC62 kurang lebih hanya dua kilogram. Ia menyimpan motor, struktur siklon, dan tempat penampungan debu/kotoran sementara (0,4-liter). Sekilas wujudnya menyerupai pistol robot di film kartun, apalagi jika crevice tool terpasang. Supaya tidak dijadikan mainan, saya menyarankan agar Anda menjaganya dari jangkauan anak-anak, segera menyimpan DC62 begitu selesai dipakai.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 14

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 02

Vacuum cleaner cordless ini mempunyai rancangan ergonomis. Tubuh berwarna abu-abu dan metaliknya terbuat dari bahan plastik. Tombol power diposisikan layaknya pemicu dan di area bawah punggung pegangan, Anda bisa menemukan port untuk mengisi ulang baterai. Untuk membuka dustbin, Anda cukup menarik switch berwarna merah ke bawah. Dan di dekat sambungan modul, terdapat tombol buat membuka kunci.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 07

Lokasi baterai berada di bawah handle, dan Dyson tak lupa membubuhkan lampu indikator berwarna biru, akan menyala saat DC62 Digital Slim sedang aktif atau ketika di-charge. Seandainya ia mulai berkedip, artinya baterai segera habis (dibahas lebih lengkap di bawah).

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 22

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 21

Kepala pembersih lantai mempunyai lebar 25,4-sentimeter dan tinggi 4,3cm. Artinya, zona pembersihan DC62 Digital Slim tidak begitu lebar, namun cukup ramping untuk mencapai area-area sempit, dibantu engsel dua poros yang bisa bergerak 90 derajat.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 10

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 09

Build quality

Seperti yang sebelumnya dibahas, DC62 Digital Slim mengusung material plastik (kecuali pipa berwarna ungu, terbuat dari aluminium), dan beberapa zona tidak sekuat penampilannya. Ia mengeluarkan bunyi sewaktu diangkat atau diputar; memang tidak di luar batas kewajaran, tapi seolah-olah mengingatkan kita untuk tidak sembarangan saat menggunakannya – alasan lain mengapa ia tak boleh dijadikan mainan.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 03

Usability

Digital Slim DC62 Up Top dan floor tool-nya sangat mudah dikendalikan berkat bobot yang ringan serta kehadiran engsel bola. Karena beban diposisikan di tangan, DC62 mudah didorong atau digerakkan. Lantai sudah beres? Anda dapat memanfaatkan crevice atau penyapu debu untuk mulai membersihkan benda-benda lain di rumah. Saya ingat tim Dyson pernah menyampaikan, cordless vacuum cleaner sebetulnya lebih pas digunakan oleh para penghuni apartemen dibanding pemilik rumah biasa.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 15

Dyson menggunakan tipe tombol power berupa pemicu, bukan switch. Digital Slim DC62 hanya akan menyala sewaktu Anda menekan tombolnya. Bagian tersebut sangat responsif, pastikan saja Anda menekannya dengan mantap sebab ia tidak aktif jika cuma ditekan setengah. Pendekatan itu sepertinya diambil supaya pemakaian baterai lebih hemat dan efektif: vacuum cleaner baru menyala ketika Anda ingin menyedot debu/kotoran.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 05

Berbicara soal baterai, Dyson membekali DC62 dengan baterai li-ionfade-free‘ nikel-mangan-kobalt. Teknologi ini katanya memastikan performa motornya stabil, baik saat vacuum cleaner baru diisi ulang maupun sewaktu baterainya hampir habis, sanggup aktif selama 20 menit dalam sekali charge. Sayangnya karena lampu indikator berada di tempat yang kurang gampang terlihat, ia sering terabaikan dan beberapa kali Digital Slim DC62 mati tiba-tiba.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 16

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 17

20 menit adalah kapabilitas baterai secara teori. Prakteknya lebih singkat dari itu, tergantung dari tool yang Anda pakai serta temperatur. Untuk proses bersih-bersih lebih tuntas, Anda dipersilakan menggunakan boost mode, dengan menekan tombol Max yang ada di atas gagang. Tentu saja ia akan menguras baterai lebih cepat, kira-kira enam menit dari kondisi penuh.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 08

Kendala kecil yang saya temukan ialah suara. Digital Slim DC62 cukup bising, apalagi seandainya Anda menggunakan boost mode. Kemudian udara hasil penyedotan dibuang ke samping-belakang, seringkali mengenai tubuh. Jika vacuum cleaner dipakai cukup lama, suhu jadi meningkat dan memengaruhi tiupan angin. Udara panas itu mungkin akan membuat Anda merasa tidak nyaman.

Performance

Berkat topangan baterai nikel-mangan-kobalt, motor digital DC62 bisa berputar hingga 110 ribu kali dalam semenit. Berdasarkan perhitungan Dyson, device menghasilkan 28-airwatt. Motor V6 diramu untuk membersihkan perabotan rumah, tapi bukan buat karpet tebal. Di kelasnya, daya hisap cordless vacuum cleaner ini tergolong mumpuni, namun peranan bagian sapu berserat karbon tak kalah esensial.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 04

Debu halus, remah-remahan, dan tepung sanggup ditangani Digital Slim DC62 dengan mudah, namun puing-puing berukuran sedang bisa jadi problem, terutama jika bagian bawah kepala pembersih tidak dapat menghisapnya. Rambut dan benang juga menjadi tantangan besar. Seringkali material-material ini tersangkut di sapu dan tidak terbawa ke dustbin.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 12

Maintenance

Berdasarkan buku panduan, Digital Slim DC62 harus dibersihkan setidaknya sebulan sekali. Hal ini termasuk membuang kotoran dan membersihkan bagian dalam penampungan debu, serta mencuci filter dengan air dingin – dijemur selama 24 jam sebelum dimasukkan kembali ke vacuum cleaner. Anda sama sekali tidak memerlukan obeng, semua komponennya dapat mudah dilepas.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 19

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 23

Verdict

Pertanyaan terbesarnya: Apakah DC62 bermanfaat buat Anda? Dyson Digital Slim DC62 mungkin bukanlah perangkat pembersih ideal bagi Anda yang memiliki rumah berukuran besar, tapi pemakaiannya sangat ringkas dan produk akan sangat berguna jika Anda tinggal di rumah minimalis atau apartemen.

Dari sisi kinerja, DC62 Up Top merupakan cordless vacuum cleaner paling bertenaga, mempunyai daya hisap mumpuni untuk kebutuhan bersih-bersih sehari-hari.

Sudah pasti ada sejumlah aspek yang sedikit memberatkan calon konsumen. Baterai berdaya tahan 20 menit mungkin terbilang belum cukup memuaskan, dan harganya memang jauh dari kata murah. Berdasarkan info dari flagship store Dyson, saat ini Digital Slim DC62 Up Top dibanderol seharga Rp 8,6 juta.

Dyson Pure Cool Link Gabungkan Pembersih dan Penyejuk Udara dengan Fitur ala Perangkat IoT

Penyejuk udara dan pembersih udara adalah dua perangkat yang sangat berbeda. Namun pabrikan perabot elektronik ternama Dyson rupanya menemukan cara yang tepat untuk menggabungkan keduanya menjadi satu perangkat, ditambah dengan fitur konektivitas yang menjadikannya semakin relevan di era Internet of Things ini.

Didapuk Dyson Pure Cool Link, wujud fisiknya tak jauh berbeda dari lini kipas angin tanpa baling Dyson lainnya. Akan tetapi di bagian bawahnya, tampak komponen penyaring udara yang akan menyedot dan membersihkan hingga hampir 100 persen udara di dalam ruangan, lalu menggelontorkannya kembali menjadi udara sejuk.

Dyson Pure Cool Link

Pure Cool Link sekaligus menjadi debut Dyson dalam ranah Internet of Things. Ia datang bersama sebuah aplikasi Android dan iOS. Lewat aplikasi ini, pengguna tentunya dapat mengontrol perangkat dari kejauhan, sekaligus memantau seberapa efektif kinerja sistem pembersih udaranya sejak dinyalakan.

Seiring digunakan, data yang dikumpulkan oleh aplikasinya ini akan diteruskan kembali menuju perangkat, sehingga sistem pembersih udara milik Pure Cool Link bisa bekerja secara lebih optimal lagi. Dengan kata lain, pengaturan bisa dilakukan secara otomatis, dan pengguna hanya tinggal menikmati udara sejuk nan bersih di dalam kediamannya.

Dyson Pure Cool Link

Dyson tak lupa menyematkan secuil fitur otomatisasi, dimana Pure Cool Link secara otomatis akan bekerja lebih hening di malam hari. Saat mode malam ini aktif, display LED-nya juga akan meredup agar tidak mengganggu ketenteraman pengguna.

Dyson Pure Cool Link saat ini sudah dipasarkan di Amerika Serikat dalam dua varian ukuran, dengan banderol $500 untuk varian tower yang berukuran besar. Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaannya di Indonesia, namun semoga saja dengan hadirnya flagship store Dyson di Jakarta, Pure Cool Link juga akan segera menyusul ke tanah air.

Sumber: Independent dan CNET.

Xiaomi Perkenalkan Rice Cooker Pintar Berteknologi Induksi

Di Indonesia dan negara lainnya, nama Xiaomi mungkin sebatas dikenal sebagai produsen smartphone saja. Namun di kampung halamannya di Tiongkok, Xiaomi sudah bisa diibaratkan seperti Samsung yang menawarkan deretan produk elektronik dari beragam kategori, dan yang terbaru adalah mesin penanak nasi alias rice cooker.

Perangkat bernama lengkap Mi Induction Heating Pressure Rice Cooker ini punya sejumlah keistimewaan di samping desainnya yang minimalis sekaligus premium. Utamanya adalah metode menanak nasi yang akan dioptimalkan berdasarkan tipe beras yang digunakan.

Menggunakan aplikasi pendampingnya di smartphone, pengguna dapat memindai barcode dari kemasan beras sehingga Mi Rice Cooker dapat mengidentifikasi jenis, merek beserta asalnya – menurut Xiaomi sejauh ini sudah ada lebih dari 200 merek beras yang dikenali – Dari situ, metode menanak nasinya akan disesuaikan secara otomatis.

Xiaomi Mi Induction Heating Pressure Rice Cooker

Selain untuk menanak nasi, rice cooker Xiaomi ini rupanya juga bisa digunakan untuk mengolah bahan makanan lain, seperti mengukus kue misalnya. Secara total ada 2.450 kombinasi metode pemanasan yang bisa diterapkan Mi Rice Cooker pada wadah sebesar tiga liternya.  Pengguna bahkan bisa menentukan seberapa lembek nasi yang diinginkan melalui aplikasi pendampingnya.

Meski mengusung label Xiaomi, Mi Rice Cooker ini sebenarnya diproduksi oleh salah satu mitranya yang bernama Chun Mi. Xiaomi sendiri bakal memasarkannya di bawah sub-brand baru bernama Mijia, yang secara harfiah berarti “Xiaomi Smart Home”.

Xiaomi Mi Induction Heating Pressure Rice Cooker

Soal harga, sekali lagi Xiaomi ingin membuktikan bahwa mereka bisa menawarkan kualitas yang baik dalam harga terjangkau. Mi Rice Cooker dibanderol 999 yuan saja, atau sekitar 2 jutaan rupiah, dan bakal dipasarkan mulai 6 April di Tiongkok.

Sejauh ini memang belum ada keterangan apakah Xiaomi berniat membawa produk ini ke negara lain, tapi kalau dipikir-pikir, sangat masuk akal apabila Xiaomi juga memasarkannya di negara pengonsumsi nasi lainnya, terutama Indonesia.

Sumber: TechCrunch dan MIUI.

Robot Mungil Ini Siap Mengepel Lantai Rumah dengan Sendirinya

Bertahun-tahun merancang vacuum cleaner robotik, reputasi iRobot di bidang robot pembersih sudah tidak perlu diragukan lagi. Kini perusahaan yang berdiri pada tahun 1990 tersebut memperkenalkan kategori sistem pembersih otomatis baru, yakni sebuah robot pengepel lantai bernama Braava Jet.

Braava Jet banyak meminjam teknologi dari lini Roomba yang berjasa melambungkan popularitas iRobot selama ini. Pun begitu, ia ditugaskan secara spesifik untuk mengepel lantai, baik yang terbuat dari bahan kayu, keramik maupun berbagai jenis batu lainnya.

iRobot Braava Jet

Fisik Braava terbilang ringkas, dengan dimensi 17 x 18 x 8 cm dan bobot 1,2 kg. Hal ini membuatnya sanggup mengakses sudut-sudut sempit, seperti misalnya di sekitar meja dapur, kamar mandi, atau di antara kaki meja dan kursi. Braava turut dibekali dengan kemampuan mendeteksi dan menghindari objek penghalang, dan ia dipastikan tidak akan lancang menapaki karpet Anda.

Untuk menggunakannya, pengguna hanya perlu menyelipkan bantalan pembersih ke bagian bawahnya, mengisi tangkinya dengan air dan menekan tombol “Clean” di permukaan atas Braava. Selanjutnya ia akan mulai mengepel lantai ruangan dengan pola yang sistematis, memastikan agar semua sudut terjangkau secara efisien.

iRobot Braava Jet

Bantalan pembersih Braava ada tiga macam: Wet Mopping, Damp Sweeping dan Dry Sweeping, masing-masing ditujukan untuk intensitas noda yang berbeda. Bantalan Wet dan Damp memiliki material pembersih yang akan larut dengan air yang disemprotkan, sedangkan bantalan Dry dimaksudkan untuk menyeka dan membersihkan lantai dari debu atau sekadar bulu hewan peliharaan.

Ketiga macam bantalan pembersih ini bisa langsung dibuang setelah selesai dipakai mengepel. Kalau ingin berhemat, pengguna bisa membeli bantalan pembersih opsional yang bisa dicuci. Braava sendiri akan menyesuaikan mode pengepelan berdasarkan tipe bantalan pembersih yang terpasang.

Meski didesain untuk kebutuhan rumahan, Braava tetap mengedepankan aspek portabilitas lewat baterai rechargeable dan sebuah handle. Perangkat ini sudah dipasarkan di AS dan Kanada seharga $200. Sayang belum ada informasi apakah iRobot juga bakal memasarkannya ke wilayah Asia.

Sumber: iRobot.