Adobe Online Store Sekarang Tersedia di Indonesia

Ingin membeli piranti lunak buatan Adobe secara legal? Dulu hal seperti ini tidak mudah mengingat keterbatasan distribusi dan partner yang bisa menjual paket instalasi dalam bentuk CD/DVD. Untuk mengatasi hal ini dan juga mengurangi pembajakan, Adobe per hari ini akhirnya membuka online store yang dapat diakses di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Pengguna produk Adobe di negara-negara tersebut dapat membeli piranti lunak dan mengunduhnya secara online, sementara khusus untuk Singapura tersedia opsi pengantaran paket instalasi dalam bentuk DVD. Semua produk ditawarkan dengan mata uang setempat, misalnya jika Anda membuka Adobe.com Store Indonesia, semua produk ditawarkan dalam Rupiah.

Continue reading Adobe Online Store Sekarang Tersedia di Indonesia

Adobe: Fokus Ke HTML5 dan Hentikan Pengembangan Flash Player untuk Mobile

Perkembangan HTML5 untuk perangkat mobile yang begitu cepat — terutama untuk mendukung format video — membuat Adobe yang sebelumnya getol mengkampanyekan penggunaan Flash akhirnya mengibarkan bendera putih. HTML5 didukung oleh berbagai platform untuk menyampaikan konten di browser, termasuk di dalamnya Google’s Android, Apple’s iOS, Microsoft’s Windows Phone, dan RIM’s BlackBerry (untuk OS6 ke atas).

Melalui pengumuman yang disampaikan di blog resminya, Adobe akan menghentikan pengembangan Flash Player untuk mobile — versi terakhir adalah 11.1 untuk Android dan BlackBerry PlayBook — dan mengalihkan sumberdayanya untuk mendukung inovasi menggunakan HTML5. Tapi Adobe tetap akan memberikan dukungan untuk setiap perbaikan bug Flash Player untuk mobile yang critical dan pembaruan aspek security.

Continue reading Adobe: Fokus Ke HTML5 dan Hentikan Pengembangan Flash Player untuk Mobile

Event: Adobe Flash Camp Indonesia Dengan Tema Adobe Flash Platform is Rock!

Acara Adobe Camp yang diselenggarakan oleh Adobe User Group Indonesia di Universitas Budi Luhur telah selesai dilaksanakan, bertempat di Auditorium Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan, acara yang menurut panitia dihadiri lebih dari 400 peserta dari kalangan developer, designer, IT Manager dan pastinya mahasiswa ini, mengangkat tema Adobe Flash Platform is Rock!

Ada 8 pembicara yang hadir, mempresentasikan dan melakukan demo dari berbagai topik yang dibicarakan di Adobe Flash Camp ini. Mulai dari topik tentang Adobe BlazeDS, sampai dengan pengembangan aplikasi di PlayBook.

Continue reading Event: Adobe Flash Camp Indonesia Dengan Tema Adobe Flash Platform is Rock!

Event: Adobe Camp Indonesia 2011

Satu lagi tambahan acara yang bisa dihadiri oleh para pembaca DailySocial, Adobe Camp Indonesia 2011. Acara ini merupakan acara pertama dari AUGI (Adobe User Group Indonesia) dan akan menjadi acara rutin, selain itu Adobe Camp kali ini menjadi acara Adobe Camp pertama di Indonesia.

Acara akan diadakan pada tanggal 20 Januari 2011, pukul 8 pagi sampai dengan 5 sore, bertempat di Universitas Budi Luhur, Jl. Cileduk Raya Petukangan Utara, Jakarta Selatan 12260. Acara gratis namun, dari keterangan yang DailySocial dapatkan bahwa acara ini lebih dikhususkan untuk para developer karena topik-topik ‘berat’ seputar sisi teknikal dan berfokus pada Adobe Flash Platform.

Continue reading Event: Adobe Camp Indonesia 2011

Membangun Flash Web Makin Mudah Dengan Catalyst dan Builder

Hari ini Adobe meluncurkan versi beta untuk 2 produknya, Flash Catalyst dan Flash Builder 4. Dengan kedua produk ini Adobe berharap bisa merubah cara pembuatan website menggunakan format Flash.

Situs berbasis Flash biasanya sangat kaya dengan grafik dan multimedia, jadi harus sangat hati-hati dalam proses designnya. Dengan Flash Catalyst, designer web bisa mempermudah proses integrasi antara design dengan programming (development). Designer cukup mendesign tampilannya menggunakan Adobe Photoshop atau Adobe Illustrator lalu mengimportnya menggunakan Flash Catalyst yang akan meng-convert-nya ke halaman web. Lalu menggunakan fasilitas drag-and-drop designer bisa langsung mengatur alur halaman dan interaksi seperti efek mouse-over, transisi halaman, dan lain-lain.

Setelah selesai converting menggunakan Flash Catalyst, anda tinggal mengimport berkas Flash ke Flash Builder 4 dimana disitu akan diatur semua masalah teknis seperti programming, koneksi ke basis data, dan lain – lain.

Tertarik untuk mencoba? Setidaknya ini merupakan salah satu usaha Adobe untuk mempermudah hidup para pengembang website berbasis Flash sekaligus terus melaju meninggalkan Silverlight.

Silverlight Kejar Ketinggalan Dari Flash

Pertarungan platform antara Microsoft Silverlight dengan Adobe Flash nampaknya akan makin seru untuk diikuti. Setelah serial perebutan pemain besar seperti Playboy dan MLB, nampaknya Microsoft telah banyak belajar dan mulai menambahkan fitur-fitur signifikan ke dalam platformnya. Adobe yang sudah mapan dengan platformnya ini bahkan sudah mencoba melebarkan sayapnya ketika pesaingnya sedang mencoba mengejar ketertinggalan.

Microsoft dengan platform Web Video / Animation menjanjikan beberapa upgrade fitur di versi terbarunya yang akan mampu mengangkat Silverlight ke tingkat persaingan yang lebih dekat dengan Flash. Dengan mengintegrasikan beberapa fitur .NET ke dalam Silverlight, Microsoft berharap menjadikan Silverlight lebih menarik untuk para developer Microsoft yang jumlahnya memang lumayan banyak.

Microsoft memang telah mampu menggaet beberapa pemain besar seperti NBC (beberapa proyek saja) dan juga Netflix (CEO Netflix Reed Hastings adalah salah satu Board Member Microsoft) namun sepertinya dalam waktu dekat Silverlight masih punya banyak hal yang harus dikejar dari Flash.

Review Silverlight Beta 3 – The Register

Adobe Mulai Incar Pasar TV Rumahan

Adobe Flash,sebuah platform multimedia untuk mengintegrasikan animasi dan video ke halaman web sudah mulai melangkah menuju ruang tamu anda. Raksasa perangkat lunak ini sudah menginisiasikan para developernya untuk mengembangkan sebuah widget video, streaming televisi berbasis web, dan blu-ray player.

Sampai sekarang, Adobe Flash sudah diadopsi oleh banyak vendor-vendor besar seperti YouTube, Vimeo, dan lain-lain termasuk beberapa situs video yang bersifat mobile. Dengan banyaknya pengguna video streaming via mobile, maka Adobe akan mengoptimasi Flash untuk keperluan mobile dan juga untuk widget, rich-media embedding, dynamic content, dan lain-lain termasuk ke perangkat High Definition.

Tentunya strategi ini sudah didukung oleh beberapa partner dari Adobe seperti Intel, Comcast, Disney Interactive, Netflix, Atlantic Records, dan New York Times. Pertanyaan yang muncul di benak saya adalah, kira-kira apa effort dari Microsoft untuk meredam kemajuan kompetitornya ini? Kemajuan ini tentu sangat signifikan bagi Adobe untuk menyingkirkan Microsoft Silverlight yang kelihatannya akan kalah dari Flash.

gambar:venturebeat

Microsoft Kehilangan MLB

MLB.com (Major League Baseball) telah meninggalkan Microsoft, dalam artian tidak lagi menggunakan teknologi Silverlight di situsnya. Situs MLB yang memuat permainan ke lebih dari 500.000 pelanggannya mulai musim ini akan menggunakan Adobe Flash Player. Jadi para penonton via web akan menikmati streaming secara live menggunakan Flash Player.

Setelah beberapa waktu lalu Microsoft berhasil menggaet Playboy (meskipun hanya untuk satu section) namun sayangnya justru kehilangan MLB. Keduanya merupakan simbol kuat yang sudah membudaya AS jadi pastinya ini merupakan kehilangan besar bagi Microsoft. Strategi Microsoft untuk mempopulerkan SIlverlight memang sudah cukup jelas, dengan mengincar situs-situs besar untuk mengimplementasikan SIlverlight ketimbang Flash, dan juga dengan mengembangkan resource developer Silverlight yang besar-besaran. Tapi satu hal yang sangat disayangkan, kenapa Microsoft justru menggunakan Flash di Wonderwall? Nampaknya tekad dan dukungan Microsoft terhadap produknya sendiri masih harus dipertanyakan.

Adobe Luncurkan Kembali Marketplace Untuk Aplikasi Air

Beberapa waktu lalu, Adobe meluncurkan versi terbaru dari Adobe Air Marketplace. Situs ini adalah sebuah portal untuk aplikasi berbasis Adobe Air, baik untuk pengembang/programmer dan juga pengguna akhir. Di situs ini anda dapat melihat koleksi aplikasi AIR yang sudah di-approve oleh Adobe.

Meskipun dinamakan marketplace, ternyata di situs ini semua aplikasi yang dipajang bersifat gratis untuk didownload, dan hanya beberapa yang berupa trial/shareware. Adobe juga sudah memperbaiki fitur pencarian, dan menambahkan RSS feed dan “email a friend” yang mempermudah developer untuk berbagi informasi mengenai sebuah aplikasi. Developer juga diijinkan untuk memberikan review dan berkomentar terhadap sebuah aplikasi, memberikan rating dan feedback langsung ke developer dari sebuah aplikasi. Developer juga bisa membuat halaman profile sendiri yang mengelola aplikasi yang mereka submit ke Adobe Marketplace. Sampai beberapa hari yang lalu, Adobe mengumukan bahwa Adobe Air sudah didownload sebanyak 100 juta kali.

Setelah dirilis pertama kali, Adobe Air MarketplaceĀ  mendapatkan feedback yang sangat banyak dari pengguna dan kemudian diimplementasikan pada versi terbaru ini. Perubahan yang terjadi antara lain dari design dan fitur. Namun sayangnya konsep community tidak terlalu bagus diterapkan disini. Kata “marketplace” yang seharusnya lebih menjunjung tinggi asas interaktivitas antar anggota komunitas justru tidak ditemukan. RefreshingApps, situs yang mengusung konsep serupa (koleksi AIR-apps) justru lebih baik menerapkan hal ini dengan menampilkan review dari pengguna yang menjadi rekomendasi bagi pengguna yang lain.

sumber:
http://www.techworld.com.au/article/276175/adobe_revamps_online_marketplace_air_apps
http://www.flashmagazine.com/news/detail/adobe_air_marketplace_updated/