Get Ready, Super Big Promotion from Daily Deals Service

Local daily deals service is keep on growing, DailySocial recently discussed at least 3 new discount coupons providers which are IndogrouponBomdis, and AkuPlusKamu which is a part of AdaDiskon.

Each service gives various facilities and promoting their service, and also there are some which aiming the nice share market by providing only food discount coupons, and some provides special categories for various discount types, such as gadget and travel, and some are the supplement from the existing service.

Aside from the service development, these discount providers also being busy to promote, some are cooperating with other service, such as DealKerenOgah Rugi which were once cooperated with Urbanesia, and the other daily services are busy promoting through conventional/traditional medias.

Continue reading Get Ready, Super Big Promotion from Daily Deals Service

Sitti moves to a bigger office and a bigger ambition to take on Google Indonesia

Today, the contextual ad platform Sitti invited several people to their housewarming event in Jakarta to show around their new office and to see what they’ve been doing with the startup. The startup now have 25 people working on the platform, although i heard that the engineering all done from Singapore. I have to say, they have an awesome office with a good touch of ethnic art and decoration.

Sitti was getting a lot of exposure after they declare to take on Google on a “contextual ad war” and disclose some statistics on how they beat Google AdSense’s ad impression, clicks and also CTRs. It’s quite stunning to see the comparison chart provided by Sitti, stating a unanimous victory against Google’s platform summarizing that Sitti have a better contextual ad engine to recognize Indonesian language compared to Google’s. You can actually download the Sitti VS Google report here.

So, Is it true? They’re actually winning against Google?

Continue reading Sitti moves to a bigger office and a bigger ambition to take on Google Indonesia

Beriklan Di Kaskus Kini Dipermudah

Ini salah satu alasan kenapa saya suka Kaskus, they listen to their users. Memasang iklan di sebuah situs web memang merupakan pekerjaan yang tidak mudah, harus menelepon ke sales dan meminta rate card, negosiasi, mengirimkan pembayaran, kwitansi, aahhh.. repot!

Kenapa tidak membuat sebuah sistem online yang memungkinkan seseorang untuk beriklan di sebuah website 100% melalui media online? Itulah yang telah diselesaikan oleh Kaskus dengan KAD (Kaskus Ad). Di situs tersebut anda bisa langsung register dan memasang iklan di Kaskus, tentunya jika anda sudah memiliki invite code dari Admin Kaskus. Kabarnya, permintaan invitation code untuk KAD ini lumayan besar lho, menandakan ketertarikan orang untuk beriklan di Kaskus.

Continue reading Beriklan Di Kaskus Kini Dipermudah

Ad Unit Baru Kaskus : Google AdSense

Kaskus sebagai online forum terbesar di Indonesia memang memiliki traffic yang luar biasa besar. Danny Wirianto, Chief Marketing Officer Kaskus bahkan mengklaim pageviews Kaskus hingga (koreksi) 450 juta halaman Kaskus diakses tiap bulannya.

Traffic yang sangat besar dan basis pengguna yang lebih dari satu juta ini tentu menjadi sebuah sasaran empuk yang bisa menjadi target monetisasi Kaskus. Meskipun di sisi lain bisa juga menjadi beban bagi staff Kaskus, masa sih tidak mampu mendatangkan uang dengan traffic dan user yang sebegitu besarnya?

Sampai akhirnya baru-baru  ini Kaskus mulai diisi dengan unit iklan di sela-sela komentar di setiap thread dengan menampilkan banner ad dan juga Google AdSense. Sepertinya sih Google AdSense ini hanya bersifat mengisi kekosongan banner saja, meskipun tidak dipungkiri dapat menghasilkan uang receh yang lumayan untuk Kaskus.

Continue reading Ad Unit Baru Kaskus : Google AdSense

Twitter Siap Luncurkan Platform Iklan

Twitter akan mulai beriklan bulan depan. Setidaknya begitulah lansir MediaPost, yang melaporkan bahwa CEO socialmedia.com Seth Goldstein dalam sebuah forum tanya-jawab di IAB Annual Leadership Meeting 2010, California, berhasil memancing konfirmasi mengenai hal tersebut dari Anamitra Banerji, head of product management and monetization di Twitter.

Banerji mengakui bahwa saat ini Twitter sedang dalam masa testing platform iklan mereka. Menurut Banerji, perbincangan mengenai brands merupakan salah satu topik yang paling hangat di Twitter, dan Twitter merasa langkah berikutnya adalah mengajak brand itu sendiri ikut terlibat di dalamnya. Namun ia menjanjikan bahwa bagaimanapun bentuk iklan itu nantinya, iklan tersebut akan bersifat relevan dan berguna, sehingga pengguna tidak akan merasa keberatan melihatnya.

Continue reading Twitter Siap Luncurkan Platform Iklan

Digg Mulai Ujicoba Unit Iklan Baru

Setelah memutuskan untuk keluar dari kerjasama advertising dengan Microsoft, Digg mulai mengembangkan unit iklannya sendiri. Melalui sebuah pengumuman di blog-nya, Digg menyatakan telah mulai mengujicobakan unit iklan dengan mengundang beberapa sponsor di situsnya.

Menurut perjanjian dengan advertisers, semakin banyak konten dari advertisers tersebut di-digg maka advertiser akan membayar semakin murah karena advertiser juga telah memberikan konten yang relevan bagi digg. Win-win situation.

Tentu masih ada kemungkinan unit iklan seperti ini akan diubah kembali, tergantung dari respon para pengguna digg. Kalau ternyata pengguna digg secara serentak melakukan bury terhadap konten ini ya tentu harus dipikirkan kembali unit iklan yang bisa diterima pengguna digg sebagai konten.

Yahoo-Microsoft Mantapkan Kerjasama

Microsoft dan Yahoo besok direncanakan akan mengumumkan perjanjian kerjasama di antara keduanya, sebuah perjanjian di bidang advertising dan search yang diharapkan akan makin menurunkan dominasi Google.

Melalui perjanjian tersebut, Bing akan menjadi mesin pencari default di Yahoo; yang akan mendatangkan 30% bagian dari pasar pengguna mesin pencari (Google memiliki 65%). Dan sebaliknya, Yahoo dikabarkan akan menghandle advertising di Bing meskipun akan menggunakan teknologi dari Microsoft AdCenter. Untuk poin kedua ini baik Yahoo dan Microsoft membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mencapai kerjasama yang stabil, meskipun begitu keduanya tidak memiliki alasan untuk terburu-buru.

Kerjasama antara Microsoft-Yahoo ini memang sudah lama dinantikan terutama oleh para advertiser besar karena alasan persaingan. Para advertiser ini butuh pemain kedua di pasar persaingan iklan mesin pencari selain Google, dan dengan bergabungnya Microsoft dengan Yahoo tentu menjadi sebuah momok yang cukup membuat Google khawatir mengingat pangsa pasar gabungan keduanya yang mencapai 35%.

Yahoo sebenarnya memiliki kemampuan yang sangat potensial dan pasar yang sudah cukup besar di bidang search engine, namun permasalahan yang dihadapi adalah Yahoo tidak memiliki uang yang cukup untuk mempertahankan advertisernya. Satu-satunya jalan bagi Yahoo adalah dengan mengadakan perjanjian. Microsoft di lain pihak, memiliki banyak uang untuk dihabiskan namun sangat lemah di bidang mesin pencari. Perjanjian dengan Yahoo ini merupakan deal yang tepat untuk Microsoft dan Yahoo.

Tentunya akan sangat menarik untuk melihat seperti apa persaingan kedua raksasa ini dengan Google di bidang mesin pencari. Kompetisi itu sehat, bahkan untuk Google sekalipun.

WidgetBox dan LinkShare Umumkan Kerjasama


Hari ini Widgetbox dan Linkshare mengumumkan kerjasama diantara keduanya untuk membangun sebuah platform widget advertising. Kedua perusahaan tersebut akan mengiklankan produk-produk berbasis afiliasi untuk mempermudah pembagian keuntungan dengan para publishernya. Linkshare yang telah memiliki jaringan yang sangat besar akan menggunakan widget sebagai media pengiklanan, dan widget tersebut akan dikembangkan oleh Widgetbox.

Widget Linkshare ini nantinya akan menampilkan produk targeted mulai dari satu pengiklan atau bahkan lebih. Dengan ini para publisher akan dimampukan untuk memilih produk-produk yang sedang trend untuk menarik klik dari visitor. Widget ini juga bersifat dinamis, jadi dipastikan produk-produk yang ditampilkan merupakan produk terbaru dan populer.

Widget ini juga sangat fleksibel untuk dibuat custom seperti ukuran, warna, dan lain-lain. Widget ini juga mudah untuk dipasang di website, blog, dan bahkan dipasang di Facebook.

PPC Lokal : Evolusi Atau Mati!

Judul posting ini memang agak seram, bernada seperti ancaman karena memang disini PPC lokal terancam punah jika tidak segera beradaptasi dengan lingkungan online advertising yang sudah tidak seperti dulu lagi..

PPC (Pay-Per-Click) Advertising adalah layanan dimana para publisher (blogger dan web author) bisa memberikan space iklan kepada layanan pihak ketiga untuk diisi iklan dari pihak ketiga tersebut. Biasanya para publisher dibayar setiap kali iklan tersebut di-klik, bayarannya pun bervariasi mulai dari range Rp. 250 – Rp. 1000 per klik.

Layanan ini lumayan populer dan banyak dipakai oleh beberapa blogger untuk mendapatkan penghasilan secara online. Di toko-toko buku pun bertebaran puluhan buku yang membahas secara rinci bagaimana menggunakan PPC untuk meraup keuntungan melalui media blog gratis. Makin banyak orang yang berusaha menjalankan bisnis online dengan mengandalkan PPC makin membuat layanan PPC terus bertambah, mulai dari layanan luar negeri dan layanan lokal. Layanan luar negeri tentu saja masih dikuasai oleh Google AdSense, layanan paling populer dan paling banyak digunakan namun masalah mulai timbul karena seringkali Google AdSense kurang mendukung konten lokal sehingga menjadi kurang maksimal. Disinilah keunggulan PPC lokal menjadi mutlak untuk publisher dengan konten bahasa indonesia. Jadi, mari kita coba bahas layanan PPC lokal saja.

Salah satu teman saya -programmer yang handal- Kukuh TW mendirikan KumpulBlogger, sebuah layanan PPC lokal yang cukup populer dengan jumlah member publisher mencapai 48.000 user. Tentu saja ada beberapa layanan PPC populer lainnya seperti AdSenseCamp, PanenIklan, KlikSaya, PPCIndo, AdSentra dan beberapa layanan PPC lainnya (link bukan referal afiliate). Masing-masing dengan keunggulan fitur yang berbeda, dan masing-masing menawarkan harga yang kompetitif.

sumber:ruangfreelance

Meskipun begitu, tidak sedikit publisher web yang anti terhadap layanan PPC lokal ini dan kebanyakan merupakan pemain menengah keatas yang mengedepankan relevansi iklan PPC terhadap konten webnya. Bukan berarti iklan PPC tidak relevan, melainkan saat ini para penyedia layanan PPC lokal sendiri masih kurang menjunjung tinggi relevansi iklan dan justru seperti ignorant (tidak peduli) terhadap iklan apa saja yang ditampilkan.

Dengan iklan-iklan yang tampil seperti gambar disamping, tidak heran banyak publisher web yang menolak mentah-mentah untuk menggunakan layanan PPC lokal yang menampilkan iklan yang amat sangat tidak relevan dengan konten situs. Tentu saja kalau situs anda memang membahas isu seputar ukuran penis dan mencari uang dashyat, maka PPC lokal menjadi pilihan yang sangat tepat dan cocok untuk pembaca anda.

Saya bukan salah satu publisher yang anti terhadap layanan PPC lokal, serius. Saya menganggap PPC lokal seharusnya bisa menjembatani para advertiser dengan para publisher -terutama blogger- yang kebanyakan tidak memiliki salesforce untuk menjaring para advertiser untuk memasang iklan di situs mereka. Hal ini tentu saja hal yang positif, dan layanan luar negeri kebanyakan cukup sukses melaksanakan tugasnya mencari advertisers yang relevan.

Meskipun begitu, mencari advertiser bukanlah satu-satu solusi yang harus bisa ditawarkan oleh penyedia layanan PPC. Penyedia layanan PPC seharusnya bisa memberikan filter terhadap advertiser / iklan mana yang bisa tampil di satu website sesuai dengan isi kontennya, satu faktor yang membuat Google Ad Sense unggul jauh dibandingkan kompetitornya.

Tren advertising bukan lagi Promosi, melainkan Rekomendasi.

Tampilan iklan yang lebih relevan tentu akan menjadi fitur yang menarik baik untuk publisher maupun advertiser. Dengan iklan yang relevan Publisher menjadi nyaman karena isi iklan sesuai dengan isi konten, dengan begitu meningkatkan kemungkinan pengunjung untuk meng-klik iklan tersebut dan menambah pemasukan untuk publisher. Untuk advertiser tentunya lebih senang dengan relevansi iklan yang tinggi karena memastikan bahwa iklan mereka ditampilkan ke hadapan pengunjung yang tepat, targeted. Disinilah iklan dengan model Rekomendasi lebih mendapatkan perhatian dari para pengunjung. Anda tidak cukup bodoh untuk menawarkan untuk membeli sebuah laptop kepada seseorang yang ingin membeli nasi goreng bukan?

Jadi untuk para penyedia layanan PPC lokal, tugas anda masih banyak kalau ingin tetap bertahan lama. Melihat kondisi PPC yang sudah ada sekarang, tidak ada satupun yang menyediakan layanan penempatan iklan yang relevan jadi sepertinya diperlukan evolusi dan perubahan cara pikir dari para penyedia layanan PPC lokal ini. Dan saya tekankan lagi sesuai judul diatas, Evolve or die!

Apakah anda pernah menggunakan PPC lokal? Bagaimana pendapat anda selama menggunakannya, dan apa saja yang harus dilakukan oleh para penyedia layanan PPC lokal untuk bisa maju?

Facebook Lakukan Percobaan Untuk Iklan

Facebook sedang melalukan uji coba program pengiklanan (advertising) miliknya kepada para developer aplikasi. Di sebuah post blog, Facebook menyatakan bahwa telah bekerjasama dengan beberapa pengembang aplikasi yang telah menggunakan iklan di aplikasi mereka. Facebook akan “membantu” pengembang tersebut dalam memaksimalkan iklan di aplikasi mereka dan tentu saja membantu mendongkrak revenue mereka melalui iklan dan juga membantu mempromosikan aplikasi mereka untuk menarik pengguna baru.

Uji coba ini nantinya akan menentukan strategi Facebook ke depan dalam proses revenue sharing dengan pengembang aplikasi tersebut, meskipun begitu Facebook tidak menyatakan apapun yang berhubungan dengan revenue sharing. Beberapa perusahaan pengembang yang terlibat di uji coba ini seperti VideoEgg dan RockYou yang sudah memiliki basis pengguna yang sangat banyak, akan didukung dengan scalability dan juga data demografi pengguna aplikasi dalam pengembangan program advertising mereka.

Terlihat disini bahwa Facebook mulai memanfaatkan para pengembang yang selama ini mendapat revenue dari Facebook (dimana Facebook sendiri masih kesulitan) dan mencoba terjun kedalamnya dengan demikian membantu pengembang aplikasi, pengguna, dan juga membantu mendatangkan revenue untuk dirinya sendiri.

Agak aneh memang untuk melihat para pengembang yang menuai uang dari Facebook, padahal Facebook sendiri masih berkutat dengan Facebook Ads yang dinilai gagal mendatangkan revenue yang signifikan bagi Facebook sendiri. Walaupun dana berkucuran dari mana-mana, namun Zuckerberg tetap mencari celah untuk mengubah traffic dan user-base yang sangat besar menjadi revenue. Sebuah kesulitan klasik yang dihadapi tidak hanya oleh Facebook, tetapi juga banyak situs jejaring lainnya seperti Twitter, dll.

Hampir bisa dipastikan Facebook akan mengambil jalur revenue sharing dengan para pengembang, dan kelihatannya langkah ini tidak akan terlalu banyak mempengaruhi aplikasi Facebook yang bersifat gratis tanpa iklan. Namun pengembang aplikasi menengah ke bawah yang menggunakan iklan bisa jadi terusir dari Facebook atau mungkin juga bisa bangkrut karenanya. Jadi, sebuah paradoks yang terkuak disini : banyak aplikasi dari pengembang besar dengan menggunakan iklan yang berbagi uang dengan Facebook, atau aplikasi gratis dengan tanpa menggunakan iklan. Pertanyaan selanjutnya adalah, seberapa efektif kah iklan tersebut bagi para pengembang aplikasi? Nampaknya tidak terlalu, dan meskipun Facebook App mampu mendatangkan revenue bagi pengembang, hal itu tidak akan bertahan lama.

Apapun alasannya, Facebook tetap mengambil resiko mengambil jalur ini dan pastinya sudah diperhitungkan dengan baik. Penasaran dengan hasilnya? Menurut anda, apakah strategi yang akan diambil Facebook ini cukup efektif? Ataukah ada strategi lain yang menurut anda lebih baik?