Memahami  SEO Copywriting dalam Pemasaran Digital

Di era digital yang terus berkembang, hanya mengandalkan keahlian dalam menulis tak lagi cukup. Sekarang, juga diperlukan seni dan ilmu yang sesuai untuk mengoptimalkan konten agar dapat ditemukan oleh mesin pencari.

Inilah yang disebut sebagai SEO copywriting, suatu pendekatan yang menyatukan seni menulis persuasif dengan ilmu optimasi mesin pencari.

Apa itu SEO Copywriting?

SEO, atau Search Engine Optimization, adalah proses meningkatkan visibilitas sebuah situs web di mesin pencari. Di sisi lain, copywriting adalah seni membuat konten yang menarik dan persuasif.

SEO copywriting menggabungkan kedua konsep ini, bertujuan untuk menghasilkan konten yang tidak hanya menarik dan memikat audiens, tetapi juga meraih peringkat tinggi di Search Engine Result Page (SERP).

Tips Sukses SEO Copywriting

Dikutip dari Semrush, terdapat 10 tips untuk memaksimalkan SEO copywriting.

Temukan Kata Kunci yang Tepat

Riset kata kunci adalah fondasi dari SEO copywriting. Temukan kata kunci yang relevan dengan topik Anda dan memiliki tingkat pencarian yang tinggi. Anda dapat menggunakan alat riset kata kunci seperti Google Keyword Planner, Ubersuggest, atau Semrush untuk mendapatkan kata kunci yang tepat.

Cari Tahu Pertanyaan yang Banyak Ditanyakan Orang

Pemahaman mendalam tentang pertanyaan yang sering diajukan oleh audiens Anda membantu Anda menciptakan konten yang relevan dan bermanfaat. Jawab pertanyaan-pertanyaan ini dalam konten Anda untuk memberikan nilai tambah kepada pembaca.

Identifikasi Maksud dan Tujuan Konten

Identifikasi tujuan konten Anda, apakah untuk tujuan informasional, navigasi, komersial, atau transaksional. Mengidentifikasi maksud atau tujuan konten adalah kunci untuk menciptakan copy yang lebih relevan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Periksa Konten Kompetitor untuk Kata Kunci Target Anda

Analisis kompetitor dapat memberikan wawasan berharga. Periksa konten kompetitor yang menduduki peringkat tinggi untuk kata kunci target Anda. Pahami bagaimana mereka menyajikan informasi dan identifikasi peluang untuk memperbaiki atau menyempurnakannya dalam konten Anda.

Buat Konten yang Dapat Ditautkan

Buat konten yang memiliki nilai tinggi dan dapat dijadikan referensi oleh situs web lain. Konten tersebut memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan tautan balik (backlink), yang dapat meningkatkan otoritas situs web Anda di mata mesin pencari.

Optimalkan Header, Tag Judul, dan Deskripsi Meta

Header, tag judul, dan deskripsi meta yang optimal dapat meningkatkan visibilitas konten Anda. Pastikan untuk memasukkan kata kunci utama dalam tag judul dan deskripsi meta, sambil menjaga tingkat keterbacaan dan daya tarik konten.

Buat Konten Secara Terorganisir dan Pastikan Mudah Dibaca

Struktur konten yang terorganisir membuat pengalaman membaca lebih menyenangkan. Gunakan subjudul, paragraf pendek, dan poin-poin untuk memecah teks.

Sertakan Visual

Visual seperti gambar, grafik, atau video dapat meningkatkan daya tarik konten Anda. Ini tidak hanya membuat konten lebih menarik, tetapi juga dapat meningkatkan tingkat retensi pembaca.

Sertakan CTA (Ajakan Bertindak)

Ajakan bertindak (CTA) memberi arahan kepada pembaca tentang langkah selanjutnya yang harus mereka ambil. Ini bisa berupa mengisi formulir, pembelian, berlangganan, atau membagikan konten. CTA yang jelas dapat meningkatkan interaksi pembaca.

Gunakan Poin atau Daftar Isi

Daftar isi tidak hanya membantu pembaca untuk dengan cepat menavigasi konten Anda tetapi juga memberikan sinyal positif kepada mesin pencari tentang struktur dan relevansi konten. Pastikan daftar isi mencakup kata kunci yang relevan.

Dengan memadukan kreativitas dan optimasi, Anda dapat menciptakan konten yang tidak hanya memikat audiens tetapi juga meningkatkan peringkat di mesin pencari, serta mengarahkan trafik organik ke situs web Anda.

Penguasaan keseimbangan antara kreativitas dan keteknikan adalah kunci sukses dalam dunia konten online yang terus berkembang.

Lebih Dekat Mengenal eCLIS, Platform Pangkalan Data Perundang-undangan Indonesia

eClis.id (eCLIS) adalah sebuah platform yang didesain untuk memudahkan pengguna menemukan peraturan perundang-undangan Indonesia. Nama eCLIS sendiri merupakan akronim dari “Electronic Codification dan Legal Information System”. Dikembangkan mulai tahun 2015, kini eCLIS berusaha menjadi rujukan untuk informasi hukum dengan penerapan teknologi terkini.

Rajulur Rakhman, Co-founder dan CEO eCLIS menceritakan, kendati mulai dikembangkan sejak tahun 2015 platformnya baru mulai menjadi badan hukum sejak tahun 2017. Layanan mereka sudah digunakan di beberapa lembaga negara seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) dan juga sejumlah korporasi seperti PT Pertamina Lubricants dan PT Terminal Teluk Lampong.

“Model bisnis yang dilakukan adalah dengan menerapkan freemium, di mana pengguna eCLIS pada dasarnya dapat menggunakan secara gratis untuk data yang bersifat informasi dasar dan dapat meningkatkan jenis keanggotaannya menjadi premium untuk dapat menelusuri nilai tambah informasi hukum yang lebih lengkap dengan fitur yang telah disediakan eClis tanpa limitasi,” terang Rajulur.

Selain kategori premium eCLIS juga menyediakan jenis berlangganan elite membership yang disiapkan khusus untuk penggunaan di lembaga/organisasi/divisi/korporasi/satuan dengan fitur yang dapat disesuaikan dengan keinginan pelanggan.

Lebih dekat dengan eCLIS

Layaknya mesin pencari, eCLIS mampu menampilkan hasil penelusuran berbasis kata kunci. Sistem eCLIS diklaim mampu melakukan content analysis sehingga penggunanya bisa mendapatkan kerangka hukum berdasarkan kata kunci yang dimasukkan. Tampilannya pun tidak hanya dalam bentuk tabel, tetapi juga x-mind map lengkap dengan komentar dan catatan para ahli hukum dan pengguna lainnya.

“eCLIS diharapkan akan dapat menjadi AI dalam bidang hukum nantinya. Ke depan algoritma hukum nasional akan harmonis dengan dinamika hukum regional dan internasional,” imbuh Rajulur.

Rajulur lebih jauh menceritakan bahwa saat ini mereka tengah berfokus pada kampanye pemasaran dan penjualan, juga tengah mencari pendanaan tahap awal yang rencananya akan dimanfaatkan untuk melengkapi eCLIS dari segi data maupun teknologi yang digunakan.

“Pendanaan tersebut akan kami gunakan untuk mencapai tujuan eCLIS yang lebih besar yakni menjadi database peraturan Indonesia dan juga knowledge-base hukum yang nantinya akan dilengkapi dengan AI untuk membantu dan mendukung dalam pengembangan sistem hukum nasional khususnya pembuatan peraturan perundang-undangan di Indonesia agar menghasilkan produk hukum yang tepat guna dan tepat sasaran serta menjadi sistem elektronik rujukan dunia dalam penelusuran informasi hukum di Indonesia,” tutup Rajulur.

Di Indonesia sendiri startup yang berkaitan dengan layanan hukum sudah banyak bermunculan. Legalku, Lexar, Poplegal, HukumOnline, Justika, dan KontrakHukum adalah beberapa nama yang juga menyediakan layanan berkaitan dengan hukum, hanya saja semuanya memiliki model bisnis dan pendekatan masing-masing.

Google Luncurkan Fitur Activity Card untuk Search

Google Search sudah lama menawarkan fitur rekomendasi pencarian berdasarkan kata kunci yang kita cantumkan. Pada deretan rekomendasi itu, biasanya muncul juga kata kunci pencarian yang sudah pernah kita gunakan sebelumnya, sehingga kita bisa mengaksesnya kembali dengan mudah.

Namun Google menilai fitur tersebut masih bisa dieksplorasi lebih jauh lagi. Hasil pemikirannya melahirkan fitur bernama Activity Card. Activity Card akan muncul ketika pengguna mengakses kata kunci pencarian yang pernah digunakan sebelumnya. Di situ mereka dapat menemukan sederet tautan yang sempat dikunjungi pada sesi pencarian sebelumnya.

Untuk pencarian resep masakan misalnya, pengguna dapat dengan mudah membuka lagi resep yang sudah dicobanya, atau mereka juga bisa melanjutkan pencarian dan menemukan informasi baru, tapi masih dalam topik yang berkaitan.

Kalau memang tautannya sering sekali dibuka, pengguna juga dapat mengaksesnya kembali di kesempatan lain. Prinsipnya mirip seperti bookmark, dan semua konten yang disimpan dapat diakses melalui menu di atas kiri halaman Google Search di mobile, atau di toolbar bawah aplikasi Google.

Pengguna dibebaskan mengatur apa saja konten yang ditampilkan di Activity Card, semisal menghapus tautan yang sudah tidak dibutuhkan. Pembaruan ini memang terkesan sepele, tapi tetap sangat berguna terutama bagi yang sering mengulang-ulang sesi pencarian yang sama.

Untuk sekarang, Activity Card baru tersedia buat pengguna di Amerika Serikat, dan fitur ini rupanya dikhususkan untuk perangkat mobile (browser dan aplikasi Google), bukan desktop.

Sumber: Google.

Mengenal Stocks Asia, Mesin Pencari Khusus Tulisan Bisnis dan Saham

Dewasa ini sumber bacaan atau artikel bisa didapat dengan mudah dengan mengandalkan mesin pencari seperti Google atau Bing. Mengusung semangat yang sama, Stocks Asia hadir dengan membawa spesialisasi menjadi mesin pencari khusus untuk artikel atau berita bertema saham, bisnis dan ekonomi. Stocks Asia membantu mereka untuk memilah-milah berita dari berbagai sumber berita atau artikel terpercaya.

Selain itu Stocks Asia tidak hanya menyediakan pencarian berdasarkan kata kunci. Di sistem mereka pencarian juga bisa dikhususkan atau dipersempit dengan menerapkan filter berdasarkan topik, sumber sektor, hingga analisis mendasar.

Ada beberapa hal yang menjadi keunggulan Stocks Asia, pertama volume. Pemantauan terhadap ratusan sumber berita secara berkelanjutan dan koleksi yang besar. Dari penuturan tim Stocks Asia saat ini sudah ada jutaan artikel saham yang terindeks dan terkategorisasi dengan baik.

Yang kedua adalah terstruktur. Semua artikel ditandai dan dikategorikan berdasarkan kode saham, topik, sumber berita, tanggal, bahasa dan kata kunci sehingga memudahkan pengguna. Stocks Asia juga menambahkan beberapa algoritma yang memahami kata-kata yang ada di artikel berita sehingga pencarian bisa lebih akurat.

Founder Stocks Asia Benny Prijono kepada DailySocial menceritakan bahwa mesin pencari yang ia ciptakan merupakan perwujudan dari solusi untuk permasalahan yang sering ia hadapi. Benny sebagai investor ritel sering mendapatkan kendala dalam mencari berita saham, yakni dalam mendapatkan berita terbaru dan dalam mencari informasi historis.

“[Dalam mencari informasi historis, kendala dihadapi] terutama untuk long term investor, sebelum berinvestasi di suatu saham tentu kita ingin membaca sebanyak mungkin analisis tentang saham tersebut, baik penjelasan tentang perusahaannya, analisis performansi perusahaan di masa lalu, prospek perusahaan di masa depan, gaya manajemen, catatan aksi korporasi dan lain-lain. Informasi ini sangat penting bagi investor, tapi juga sangat sulit ditemukan karena sulit untuk mencari kata kunci yang tepat untuk menemukannya,” terang Benny.

Perjalanan Stocks Asia dimulai ketika tahun 2015. Tahun itu tahun peluncuran dan diikutkan dalam kompetisi INAICTA 2015 dan berhasil membawa pulang predikat juara 3 untuk kategori R&D. Setelah itu Stocks Asia kurang dikembangkan dan kembali disempurnakan mulai Maret 2017.

Untuk target, Benny telah memasang beberapa poin yang ingin dicapai di tahun ini. Seperti, untuk bisnis Stocks Asia masih berusaha menambah banyak pengguna. Untuk fitur, penyempurnaan algoritma pencarian dan untuk teknologi pihaknya mencoba mengupayakan infrastruktur yang berkualitas untuk menjamin kecepatan akses.

Google Search Diperbarui, Sajikan Info yang Lebih Lengkap Serta Rekomendasi Konten Terkait

Pada awalnya, Google mungkin hanya berfungsi untuk membantu kita menemukan apa yang hendak kita cari, atau menjawab berbagai pertanyaan kita. Namun seiring berjalannya waktu, Google juga menambahkan fitur-fitur lain seperti pencarian terkait maupun pertanyaan terkait dari pengguna lain.

Istilah “Mbah Google” yang kita sematkan pun jadi semakin sulit untuk dipisahkan. Google yang eksis sekarang bukan sebatas search engine lagi, tapi juga discovery engine. Ibarat sedang bertualang dan menemukan banyak hal yang tidak kita duga, kita juga menemukan banyak informasi di Google yang sebelumnya tidak terpikir untuk kita telusuri.

Tentu saja Google belum mau berhenti.Baru-baru ini mereka menambahkan tiga pembaruan ke Search, yakni Featured Snippets yang lebih komplet, Knowledge Panels yang lebih fungsional, dan rekomendasi konten berdasarkan topik tertentu yang kita cari.

Featured Snippets umumnya muncul di bagian paling atas hasil pencarian, yang dipilih dari jagat internet menggunakan algoritma. Ke depannya Featured Snippets bakal dilengkapi dengan lebih banyak gambar, serta sejumlah pencarian terkait untuk membantu pengguna mempelajari suatu topik lebih jauh.

Google Search update

Pembaruan terhadap Knowledge Panels memungkinkan Search untuk menyuguhkan konten yang berkaitan dengan hasil pencarian. Semisal kita sedang menyimak Knowledge Panel mengenai ski, kita juga bakal melihat pencarian atas olahraga terkait seperti snowboarding langsung di dalam hasil pencarian.

Terakhir, saat kita sedang mencari mengenai suatu topik – seperti misalnya atlet yang bakal bersinar di Piala Dunia tahun depan – dan kita mencatumkan kata kunci “Neymar” lalu diikuti oleh “Messi”, Search bakal menyajikan rekomendasi bintang sepak bola lainnya sehingga pencarian kita tidak terhenti di duo striker berbakat tersebut.

Sumber: Google.

Tak Lagi Andalkan Bantuan Bing, Siri Pindah Haluan ke Google Search

Secerdas apapun asisten virtual, ada kalanya mereka tidak bisa langsung memberikan jawaban yang tepat, dan sebagai gantinya menyuguhkan deretan hasil pencarian web yang relevan. Untuk Google Assistant, sudah pasti hasil pencariannya berasal dari Google Search. Namun untuk Siri, mungkin tidak banyak yang tahu kalau ia selama ini mengandalkan bantuan Bing.

Di saat browser Safari memakai Google sebagai search engine bawaannya, Siri malah mempercayakan posisi itu kepada Bing. Apple menyadari bahwa ini sama sekali tidak konsisten. Untuk itu, mulai sekarang Siri juga akan menggunakan Google sebagai penyedia hasil pencarian web-nya.

Bukan cuma Siri, Spotlight di Mac maupun iOS pun juga telah pindah haluan ke Google Search. Google pastinya akan tersenyum lebar dengan perubahan ini, apalagi mengingat selama bertahun-tahun mereka telah membayar miliaran dolar ke Apple agar Google Search bisa tetap menjadi search engine bawaan browser perangkat iOS.

Kendati demikian, Bing tidak benar-benar sirna begitu saja dari iOS. Hasil pencarian gambar dari web yang disuguhkan Siri rupanya masih berasal dari Bing, dan ini telah dikonfirmasi oleh Microsoft sendiri. Di sisi lain, hasil pencarian video bakal langsung diambil dari YouTube.

Apa artinya ini buat pengguna? Saya kira perubahan ini bisa menjadi alasan untuk kembali menggunakan Siri, terutama bagi mereka yang sebelumnya enggan karena Siri mengandalkan Bing sebagai search engine-nya – dan tidak seperti di browser, search engine di Siri tidak bisa diganti-ganti sesuka hati.

Dengan dukungan Google, Siri setidaknya bisa memberikan hasil pencarian yang lebih akurat dan relevan ketika ia tak mampu memberikan jawaban langsung. Konsumen senang, Google senang, Apple pun, well, Apple mungkin baru senang ketika mereka berhasil menaikkan tarifnya untuk Google tahun depan.

Sumber: TechCrunch.

Google dan Bing Akan Persulit Pencarian Situs Konten Bajakan

Perang melawan pembajakan seakan tidak ada ujungnya. Sejumlah situs torrent memang sudah berhasil diringkus, akan tetapi yang lain, termasuk halnya situs streaming ilegal, masih sangat mudah ditemukan di hasil pencarian Google. Ke depannya, situasinya mungkin akan sedikit berubah.

Belum lama ini, Google dan Bing telah menandatangani kesepakatan baru untuk mencegah pengguna internet mengunjungi situs-situs penyedia konten ilegal, berdasarkan hasil diskusinya dengan Intellectual Property Office di Inggris beserta sejumlah badan lainnya.

Dampak dari kesepakatan ini adalah, situs-situs penyedia konten bajakan tersebut akan lebih sulit ditemukan di Google maupun Bing. Kalau sebelum ini situs-situs tersebut akan muncul di halaman pertama hasil pencarian, nantinya Google dan Bing akan ‘menendang’ mereka lebih jauh, dan posisinya akan digantikan oleh situs-situs yang memang menyediakan konten terkait secara legal.

Tidak hanya demi kebaikan pemegang lisensi sekaligus kreator konten itu sendiri, keputusan ini juga diambil dengan alasan untuk melindungi keamanan pengguna di dunia digital. Seperti yang kita tahu, tidak sedikit situs-situs bajakan yang memang menjadi penyebar virus, malware, scam dan lain sebagainya.

Perlu dicatat, regulasi baru ini hanya berlaku di Inggris saja, dan rencananya akan dilaksanakan mulai musim panas mendatang. Kendati demikian, tentu saja masih ada kemungkinan Google dan Bing untuk melakukan hal yang sama di kawasan lain – kalau di Inggris bisa, kenapa negara lain tidak?

Sumber: Guardian. Gambar header: Pexels.

Bertujuan Bantu Masyarakat yang Membutuhkan, Social Startup Geevv Didirikan

Berawal dari ide untuk menciptakan kehidupan lebih baik bagi masyarakat yang kurang mampu di Indonesia, social startup Geevv didirikan. Diinisiasi oleh dua mahasiswa yaitu CEO dan Founder Azka A Silmi dan Co-founder Andika Deni Prasetya, Geevv adalah situs mesin pencari yang bisa digunakan oleh masyarakat umum untuk mendapatkan informasi secara online sekaligus memberikan donasi kepada mereka yang membutuhkan.

“Setelah melalui berbagai pertimbangan, saya melihat saat ini sudah banyak social startup yang muncul, namun kebanyakan dari mereka hanya menjembatani orang-orang yang membutuhkan dengan orang yang memiliki resource untuk menolong. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang ingin membantu sesama, tapi tidak memiliki resource (dalam hal ini uang). Muncullah gagasan untuk mengawinkan konsep search engine dan donasi,” kata Azka kepada DailySocial.

Geevv tidak hanya memberikan informasi yang dicari tapi juga kesempatan untuk berdonasi tanpa mengeluarkan uang secara langsung. Geevv berkomitmen untuk mendonasikan 80% profit dari penghasilan iklannya untuk program sosial dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.

Iklan, sebagai sumber penghasilan Geevv, nilainya bergantung pada setiap pengguna yang melakukan pencarian. Artinya setiap pengguna secara tidak langsung telah melakukan donasi dengan menggunakan Geevv. Ketika ikut berkontribusi melalui Geevv, selain mendapatkan keuntungan bisnis melalui iklan, pihak swasta secara tidak langsung telah berdonasi dan melakukan tindakan pro sosial.

“Monetisasi bisnis kami adalah menggunakan iklan seperti adwords dan ads banner. Ke depannya, kami akan terus mengembangkan potensi monetisasi yang ada untuk memperbesar manfaat sosial yang ingin kami ciptakan,” kata Azka.

Investor dan target Geevv tahun 2017

Dua pendiri Geevv, Azka A Silmi dan Andika Deni Prasetya

Saat ini, Geevv menjalankan usahanya secara bootstrapping dan telah mendapatkan pendanaan dengan angka yang tidak bisa disebutkan. Pendanaan tersebut berasal dari sebuah perusahaan Family Office Investment di Indonesia bernama RnB Fund. Untuk mempromosikan Geevv kepada masyarakat Indonesia, Geevv merupakan bisnis yang memfokuskan diri pada niche market. Strategi marketing yang digunakan berfokus pada audiences yang sangat spesifik. Oleh karena itu, walaupun channel-channel yang digunakan adalah channel mainstream namun penargetannya lebih spesifik.

“Kami tidak hanya menggantungkan diri pada digital marketing tapi juga upaya-upaya below the line marketing yang bisa digunakan efektif karena target yang jelas dan terasa lebih dekat,” kata Azka.

Di tahun 2017 mendatang, Geevv menargetkan dapat mengambil 1% market share mesin pencari di Indonesia. Selain itu, belajar dari pengalaman beberapa mesin pencari lokal di negara-negara seperti Rusia, Vietnam dan Tiongkok, Geevv berharap di tahun 2017 bisa mendapatkan dukungan pemerintah secara langsung.

“Diharapkan Geevv nantinya dapat menjadi media sinergis antara pemerintah, swasta, masyarakat dan organisasi sosial untuk menciptakan Indonesia dengan akses kesehatan dan kualitas pendidikan yang baik,” tutup Azka.

30 Hal Paling Aneh yang Ditanyakan Para Pengguna Search Engine Google

Kita hidup di sebuah era di mana informasi bisa didapat dengan mudah. Kini, search engine seperti Google ialah destinasi pertama saat kita ingin bertanya atau mempelajari hal baru, dan jutaan pengguna internet sangat terbantu berkatnya. Tapi ada sebuah anomali terjadi: dalam satu bulan, terdapat pula ratusan ribu user memakai fitur pencarian Google untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan aneh.

Perusahaan digital marketing Digitaloft merangkum 30 pertanyaan ‘paling gila’ yang dilontarkan oleh user di kolom pencarian Google, berbekal fitur Autocomplete dan tool Keyword Planner. Dapatkah Anda menebak kira-kira apa pertanyaan paling aneh terpopuler? Silakan simak daftar lengkapnya (diterjemahkan dari bahasa Inggris).

30. Mengapa bos membenci saya? 170 search per bulan.

29. Apakah saya sebaiknya mempunyai anak ketiga? 480 search per bulan.

28. Di mana baiknya saya menyembunyikan mayat? 590 search per bulan.

27. Di mana tempat tinggal dinosaurus? 880 search per bulan.

26. Bisakah saya menikahi sepupu sendiri? 880 search per bulan.

25. Apa jadinya jika Anda meminum darah? 880 search per bulan.

24. Mengapa urin saya bau? 1.300 search per bulan.

23. Apakah rubah itu anjing? 1.900 search per bulan.

22. Di mana ikan hiu tidur? 2.400 search per bulan.

21. Kesalahan apa yang saya lakukan? 2.400 search per bulan.

20. Apakah anjing peliharaan saya mencintai saya? 2.900 search per bulan.

19. Bisakah laki-laki hamil? 2.900 search per bulan.

18. Apakah cacing memiliki mata? 2.900 search per bulan.

17. Apakah pria datang bulan? 3.600 search per bulan.

16. Mengapa pusar saya berbau tak sedap? 4.400 search per bulan.

15. Mengapa mobil saya tidak bisa dinyalakan? 4.400 search per bulan.

14. Apa yang saya harus lakukan dengan hidup saya? 5.400 search per bulan.

13. Apakah saya seorang psikopat? 5.400 search per bulan.

12. Apakah planet Bumi itu datar? 5.400 search per bulan.

11. Apakah bokong saya terlihat seperti berusia 40 tahun? 8.100 search per bulan.

10. Apakah babi bisa berkeringat? 8.100 search per bulan.

9. Apakah peri gigi betul-betul ada? 8.100 search per bulan.

8. Mengapa kita ada? 8.100 search per bulan.

7. Apakah penguin punya lutut? 18.100 search per bulan.

6. Mengapa laki-laki memiliki puting susu? 22.200 search per bulan.

5. Kapan saya meninggal? 49.500 search per bulan.

4. Apakah buang angin membakar kalori? 49.500 search per bulan.

3. Apakah alien betul-betul ada? 49.500 search per bulan.

2. Bagaimana cara saya pulang? 49.500 search per bulan.

1. Apakah saya hamil? 90.500 search per bulan.

Anda tidak salah baca, ada hampir 100 ribu orang tiap bulan yang menganggap fitur pencarian Google sebagai dokter kandungan pribadi mereka.

Versi bahasa Inggris plus komentar dari Digitaloft bisa Anda lihat lengkap di infografis di bawah:

Print

Sumber: Digitaloft.co.uk.

Google Permak Hasil Pencarian di Perangkat Mobile Jadi Lebih Visual

Bersamaan dengan event Google I/O 2016, Google rupanya sedang bereksperimen dengan format baru untuk menampilkan hasil pencarian di perangkat mobile. Format baru ini dijuluki “Rich Card”, dan merupakan penyempurnaan dari “Rich Snippet”.

Jadi jika mengacu pada gambar di atas, Rich Card ini sebenarnya dirancang untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna perangkat mobile. Hasil pencarian akan ditampilkan dalam wujud carousel yang bisa digeser ke kanan atau kiri.

Masing-masing link akan diwakili oleh sebuah kartu dengan gambar berukuran cukup besar. Jadi kalau hasil pencarian mencakup tautan ke situs-situs resep masakan seperti gambar di atas, maka tampilannya pun akan jauh lebih visual ketimbang versi sebelumnya.

Untuk sekarang Rich Card hanya akan diterapkan pada dua kategori konten saja, yaitu resep dan film. Pengguna juga baru akan menjumpai Rich Card seandainya mengakses google.com dengan setting bahasa Inggris.

Ke depannya Google bisa dipastikan akan menerapkan Rich Card pada kategori konten yang lebih beragam, serta mendukung lebih banyak bahasa. Rich Card sendiri awalnya hanya akan muncul di Google versi mobile sebelum hijrah ke desktop.

Bagi para pemilik situs, format baru ini tentunya sekaligus menjadi kesempatan baru untuk membuat situsnya lebih mencolok di hasil pencarian serta mampu menarik perhatian lebih banyak pengunjung.

Sumber: Google Webmaster Central Blog.