Google Kini Lengkapi Hasil Pencarian dengan Informasi Ekstra Mengenai Sumbernya

Sebagai suatu mesin pencari yang bisa diandalkan, Google sebisa mungkin bakal menyajikan hasil pencarian seakurat mungkin. Sering kali hasilnya memang berasal dari situs yang terpercaya, tapi tidak jarang juga Google menampilkan hasil dari situs yang mungkin kurang kita kenali.

Daripada harus membuka tab baru untuk mencari tahu soal situs tersebut terlebih dulu, sekarang ada solusi baru yang lebih praktis. Di setiap hasil pencarian, sekarang pengguna dapat mengklik icon menu yang berlambang tiga titik untuk menampilkan informasi lebih merinci mengenai hasil pencariannya.

Informasinya bisa bermacam-macam, tapi yang paling umum adalah deskripsi situs terkait yang diambil dari Wikipedia. Jadi kalaupun Anda tidak pernah mendengar nama situsnya, setidaknya Anda bisa merasa aman membuka situsnya setelah melihat penjelasan dari Wikipedia (tanpa harus membuka laman Wikipedia itu sendiri).

Alternatifnya, informasi yang ditampilkan juga bisa berupa penjelasan akan fitur yang Google miliki. Lalu seandainya suatu situs belum punya laman Wikipedia sendiri, Google akan menampilkan informasi kapan mereka pertama kali mengindeks situs tersebut. Tidak kalah penting adalah informasi keamanan terkait situs itu sendiri.

Google menilai konteks ekstra ini dapat membantu pengguna menentukan mana informasi yang paling berguna bagi mereka. Juga penting adalah rasa aman itu tadi, terutama saat sedang mencari informasi mengenai kesehatan maupun keuangan. Sekali lagi, semua informasi tambahan ini memang sudah bisa kita cari sendiri secara manual, dan Google hanya bermaksud untuk membantu kita menghemat satu langkah ekstra.

Selain di mobile, fitur baru ini juga akan tersedia di perangkat desktop. Sayang sekali sejauh ini yang kebagian jatah baru pengguna di Amerika Serikat, akan tetapi itu tidak mengejutkan mengingat Google masih menyertakan embel-embel “beta” pada fitur ini.

Sumber: Google.

Google Luncurkan Mesin Pencari Baru untuk Jurnalis dan Peneliti

Google sudah jadi pelopor sumber informasi di dunia maya bagi komunitas pengguna komersil, hampir di seluruh dunia. Beberapa mesin pencari baru yang bermunculan tak banyak berdampak terhadap nama besar Google. Setelah sukses jadi penguasa pasar di sektor komersil, Google mengalihkan bidikannya ke ceruk komunitas cerdas yang mengedepankan data ilmiah lewat mesin pencari baru yang menyuguhkan kumpulan datasets.

Dinamai Dataset Search, mesin pencari ini menjadi pionir sekaligus wujud kekhawatiran Google akan luasnya cakupan data yang tersedia di mesin pencari, namun sebagian besar terfragmentasi dan tidak tercover dengan baik. Jurnalis, peneliti, perusahaan dan siapapun yang membutuhkan data seolah tak punya referensi di mana mereka dapat menemukan data yang dicari. Hasil pencarian Google Search memberikan temuan yang terlalu luas, tak terfokus dan cenderung berasal dari sumber yang tidak otentik.

Dataset Search menyediakan akses mudah ke kumpulan dataset yang “berserakan” di web, mencakup ilmu lingkungan, sosial, data pemerintah dan organisasi berita seperti ProPublica. Data dapat berasal dari banyak sumber, namun terfokus pada situs publisher, pustaka digital dan web pribadi penulis yang berreputasi baik. Tetapi tidak semua web dapat dibaca sebagai dataset, hanya mereka yang telah menerapkan skema markup yang diluncurkan oleh Google pada bulan Juli lalu.

Organisasi yang menerbitkan datanya secara online diharuskan menyertakan tags metadata di dalamnya yang menjabarkan data tersebut termasuk penulisnya. Laman ini akan diindeks oleh mesin pencari Google dan dikombinasikan dengan informasi dari Knowledge Graph.

Ke depan, ketika lebih banyak penerbit yang mulai menggunakan markah skema baru tersebut, maka cakupan data yang dapat diletakkan ke dalam hasil pencarian Dataset Search juga akan semakin luas.

Dataset Search dikonfirmasi dapat bekerja dalam berbagai bahasa. Dan sejumlah bahasa lain akan terus ditambahkan seiring pengembangannya di masa mendatang.

Sumber berita Google dan gambar header ilustrasi interface web Dataset Search.

Perangi Berita Palsu, Google Mulai Tampilkan Hasil Pencarian Data Dalam Bentuk Tabel

Pada bulan Maret lalu, Google mengumumkan sebuah inisiatif baru untuk mendukung industri media dengan memerangi berita palsu dan mendukung ekosistem jurnalisme di bawah payung baru bernama Google News Initiative. Dan masih dengan misi yang sama, kali ini Google ingin memperkuat perannya dalam mendistribusikan data dari penerbit yang sahih dengan meluncurkan fitur baru berupa tabel data yang akan tampil tepat di bagian atas hasil pencarian.

Sebelum pembaruan ini, data hanya ditampilkan dalam bentuk deskripsi teks yang dimulai di bagian atas halaman yang tersedia. Sekarang, selain layout yang berbentuk tabel, pengguna juga bisa langsung membuka halaman penuh di mana tautannya terletak di bagian bawah grafik.

“Data jurnalisme ada dalam banyak bentuk, dan tidak selalu jelas bahwa ada data yang berpotensi bermanfaat di dalam dokumen atau cerita itu hanya berdasarkan headline,” tulis Simon Rogers dari Google News Lab. “Tidak mudah bagi Google Search untuk mendeteksi dan memahami tabel data untuk memunculkan hasil yang paling relevan.”

Agar tampil dalam bentuk tabel seperti itu, pengelola situs harus menambahkan data terstruktur tambahan ke kumpulan data untuk membantu Google mengidentifikasi tabel lalu menampilkannya dalam hasil pencarian. Namun karena fitur ini masih dalam penyempurnaan, maka belum semua dataset terbaca oleh mesin pencari.

Berikut adalah beberapa format yang dianggap sebagai dataset oleh Google:

  • Sebuah tabel atau file CSV dengan beberapa data
  • Kumpulan tabel terorganisir
  • File dalam format kepemilikan yang berisi data
  • Kumpulan file yang bersama-sama membentuk beberapa kumpulan data yang bermakna
  • Gambar yang menangkap data
  • File yang berkaitan dengan mesin pembelajaran, seperti parameter terlatih atau definisi struktur jaringan syaraf
  • Apa pun yang terlihat seperti kumpulan data

Anggarkan $300 Juta Selama Tiga Tahun

Bagi banyak perusahaan teknologi berbasis digital, termasuk Google, memerangi berita palsu merupakan salah satu prioritas sekarang dan masa depan. Google secara aktif dan serius memandang hal ini sebagai sebuah masalah bagi masa depan di ekosistemnya yang banyak bersentuhan dengan internet.

Hal itu menjadi salah satu dari tiga tujuan utama dalam program Google News Initiative. Tujuan yang pertama adalah mengedepankan jurnalisme yang akurat sembari melawan informasi palsu, terutama saat munculnya berita yang sedang panas atau acara tertentu yang jadi pusat perhatian dunia. Kedua, membantu situs berita terus tumbuh dari perspektif bisnis dan ketiga membuat alat-alat baru untuk membantu wartawan melaksanakan tugas.

Google sangat serius mendukung tercapainya tujuan ini, dan telah berjanji untuk menginvestasikan $300 juta selama tiga tahun ke depan.

Sumber berita Google dan gambar header Thedrum.

Bing Visual Search Siap Saingi Google Lens

Menjelang akhir tahun lalu, Microsoft menghadirkan sederet pembaruan terhadap mesin pencarinya, Bing. Salah satu di antaranya adalah fondasi teknologi pencarian berbasis visual, kurang lebih mirip seperti yang diterapkan Pinterest maupun Google Lens.

Fitur bernama Bing Visual Search tersebut kini sudah dapat dinikmati oleh publik, meski sejauh ini baru di Amerika Serikat saja. Cara kerjanya mirip seperti Google Lens: ambil foto menggunakan kamera ponsel, lalu biarkan Bing mengidentifikasi objek dalam foto dan menyajikan informasi terkaitnya.

Selain untuk mempelajari banyak situs bersejarah maupun beragam spesies flora dan fauna, fitur ini juga dapat dimanfaatkan untuk memudahkan proses belanja secara online. Cukup unggah gambar objek yang diinginkan, semisal pakaian atau furniture, lalu Bing akan menampilkan informasi harga beserta situs yang menjualnya, lengkap dengan produk lain yang mirip secara visual.

Bing Visual Search

Foto yang digunakan tidak harus yang baru saja dijepret, tapi juga bisa yang berasal dari galeri ponsel. Agar hasil Visual Search lebih spesifik, pengguna dapat meng-crop fotonya untuk memfokuskan pada objek yang hendak ditelusuri.

Yang menarik, fitur Visual Search ini dapat diakses dari banyak tempat sekaligus, bukan hanya aplikasi Bing di Android dan iOS saja. Dari browser Microsoft Edge pun juga bisa, demikian pula dari Microsoft Launcher (khusus Android). Sayang sepertinya belum ada cara untuk mengintegrasikan fitur ini ke aplikasi kamera bawaan seperti kasusnya pada Google Lens.

Mungkinkah ke depannya fitur ini bakal diintegrasikan ke aplikasi kamera Microsoft Pix? Semoga saja, lebih banyak medium untuk mengakses jelas lebih baik.

Sumber: Bing.

Bing Kini Dapat Menyajikan Rangkuman Jawaban dari Beberapa Sumber Sekaligus

Pekan lalu, Microsoft menghelat sebuah event yang secara khusus membahas mengenai perkembangan teknologi artificial intelligence (AI), plus upaya mereka untuk mengintegrasikannya ke dalam berbagai produknya. Sejauh ini kita sudah melihat versi baru aplikasi Seeing AI, yang sekarang bisa membaca tulisan tangan, lalu ada juga fitur berbasis AI untuk Office 365.

Dalam kesempatan yang sama, Microsoft turut mengumumkan sejumlah penyempurnaan untuk mesin pencarinya, Bing, yang terus bertambah cerdas berkat peran AI yang kian besar. Fitur yang pertama dijuluki Intelligent Answers, yang memanfaatkan AI untuk menganalisis miliaran situs demi memberikan jawaban yang akurat dan cepat bagi pengguna.

Dalam mencari jawaban yang tepat, seringkali kita harus mengunjungi beberapa situs sekaligus. Fitur Intelligent Answers milik Bing pada dasarnya bakal menghemat waktu pengguna dengan menyuguhkan rangkuman jawaban dari beberapa sumber sekaligus.

Bing Intelligent Answers

Andaikata jawabannya terbagi menjadi dua perspektif yang berlawanan, seperti misalnya manfaat dan efek buruk meminum kopi, Bing bakal menyajikannya di hasil pencarian yang paling atas. Hal yang sama juga berlaku untuk pertanyaan yang biasanya memiliki lebih dari satu jawaban.

Pembaruan ini juga membuat Bing makin efektif dalam membandingkan dua objek atau topik yang berbeda, semisal yoga dan pilates, di mana jawabannya bakal disuguhkan dalam bentuk tabel yang mudah dibaca. Menutup semua itu, Bing kini juga dapat langsung menampilkan jawaban yang berasal dari forum Reddit.

Bagi yang sering kesulitan mencantumkan kata kunci pencarian yang tepat, Bing kini dapat membantu dengan menyajikan rekomendasi kata kunci yang relevan berdasarkan pencarian-pencarian sebelumnya.

Bing Intelligent Image Search

Microsoft tidak lupa menyempurnakan fitur pencarian gambar Bing. Pengguna sekarang bisa mencari objek spesifik yang ada di dalam gambar, semisal lampu gantung yang ada di foto sebuah ruangan atau tas yang sedang dibawa oleh seorang model wanita.

Fitur ini pada dasarnya mirip seperti yang dilakukan oleh Pinterest, di mana Bing bisa mendeteksi dan menyoroti produk yang berbeda di dalam suatu gambar. Lebih lanjut, fitur pencarian gambar ini juga bisa dimanfaatkan untuk mempelajari lokasi-lokasi populer yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Sumber: Microsoft.

Google Search Diperbarui, Sajikan Info yang Lebih Lengkap Serta Rekomendasi Konten Terkait

Pada awalnya, Google mungkin hanya berfungsi untuk membantu kita menemukan apa yang hendak kita cari, atau menjawab berbagai pertanyaan kita. Namun seiring berjalannya waktu, Google juga menambahkan fitur-fitur lain seperti pencarian terkait maupun pertanyaan terkait dari pengguna lain.

Istilah “Mbah Google” yang kita sematkan pun jadi semakin sulit untuk dipisahkan. Google yang eksis sekarang bukan sebatas search engine lagi, tapi juga discovery engine. Ibarat sedang bertualang dan menemukan banyak hal yang tidak kita duga, kita juga menemukan banyak informasi di Google yang sebelumnya tidak terpikir untuk kita telusuri.

Tentu saja Google belum mau berhenti.Baru-baru ini mereka menambahkan tiga pembaruan ke Search, yakni Featured Snippets yang lebih komplet, Knowledge Panels yang lebih fungsional, dan rekomendasi konten berdasarkan topik tertentu yang kita cari.

Featured Snippets umumnya muncul di bagian paling atas hasil pencarian, yang dipilih dari jagat internet menggunakan algoritma. Ke depannya Featured Snippets bakal dilengkapi dengan lebih banyak gambar, serta sejumlah pencarian terkait untuk membantu pengguna mempelajari suatu topik lebih jauh.

Google Search update

Pembaruan terhadap Knowledge Panels memungkinkan Search untuk menyuguhkan konten yang berkaitan dengan hasil pencarian. Semisal kita sedang menyimak Knowledge Panel mengenai ski, kita juga bakal melihat pencarian atas olahraga terkait seperti snowboarding langsung di dalam hasil pencarian.

Terakhir, saat kita sedang mencari mengenai suatu topik – seperti misalnya atlet yang bakal bersinar di Piala Dunia tahun depan – dan kita mencatumkan kata kunci “Neymar” lalu diikuti oleh “Messi”, Search bakal menyajikan rekomendasi bintang sepak bola lainnya sehingga pencarian kita tidak terhenti di duo striker berbakat tersebut.

Sumber: Google.

Mulai 2017, Google Akan Tendang Situs Mobile yang Tampilkan Iklan Popup Mengganggu

Web seluler kini tumbuh dengan pesat seiring dengan beralihnya orientasi pengguna ke perangkat smartphone. Tapi, rupanya penyakit lama para pengiklan popup yang tadinya menjamur di platform desktop mulai menular ke pengguna mobile. Untungnya Google mencium praktik ini dan bergerak cepat dengan melakukan perubahan kebijakan. Mulai tahun depan, Google akan memberikan penalti ke pengelola web yang menampilkan iklan popup menyebalkan.

Situs-situs yang tetap nekat menerapkan iklan popup mengganggu bagi pengguna mobile harus menerima konsekuensi ditempatkan di barisan paling belakang dalam halaman hasil pencarian. Kebijakan baru ini akan diterapkan mulai tahun depan.

Menurut product manager Google Doantam Phan, halaman yang menampilkan iklan intersititial cenderung menyebabkan pengalaman yang buruk bagi pengunjung. Hal ini menjadi problematika mengingat perangkat seluler mempunyai ukuran layar yang lebih kecil. Untuk meningkatkan pengalaman pencarian, mulai 10 Januai 2017 mendatang, halaman yang tidak dapat diakses langsung dan mudah oleh pengguna berpotensi memperoleh peringkat yang rendah di mesin pencari.

Ke depan, Google masih tetap akan memberikan nilai tambah bagi situs yang bersahabat untuk pengguna mobile. Tapi, mereka akan menghapus label “mobile-friendly” yang sebelumnya dipergunakan untuk menyorot situs-situs semacam itu. Menurutnya, kini 85% situs sudah menerapkan prosedur tersebut, jadi label ini dianggap sudah tidak diperlukan.

Kendati demikian, perubahan ini tidak akan berdampak bagi iklan popup yang dianggap tidak mengganggu atau merupakan iklan layanan masyarakat. Termasuk situs yang menerapkan kebijakan cookie yang tepat dan verifikasi usia untuk konten yang sesuai.

Berikut ini contoh iklan yang dianggap sesuai dengan kebijakan Google.

Iklan popup yang dianggap tidak mengganggu
Iklan popup yang dianggap tidak mengganggu

Sumber berita Google.

[Ask the Expert] Bagaimana Cara Mempercepat Indeks Google untuk Blog Baru?

Pertanyaan ini dilemparkan oleh salah seorang peserta workshop di mana saya menjadi salah satu pematerinya. Namun tidak dijawab dikarenakan tidak berkaitan dengan topik yang dibahas waktu itu, saya kemudian berjanji akan memberikan jawaban melalui kolom Ask the Expert di DailySocial. Hari ini akhirnya bisa terwujud, semoga pertanyaan ini juga mewakili problema yang dihadapi sobat DS lainnya.

Pertanyaan:

Bagaimana cara mempercepat crawl indeks Google untuk blog yang benar-benar baru?

Jawaban:

Google mempunyai mesin yang dinamakan Googlebots, tugasnya adalah mengumpulkan berkas suatu situs atau blog untuk kemudian ditampilkan di mesin pencari. Sehingga semua orang bisa menemukannya. Tapi Googlebots tidak bekerja sembarangan, ia mempunyai standar-standar khusus yang apabila tidak dipenuhi maka blog bersangkutan relatif membutuhkan waktu yang lama untuk terbaca olehnya. Apalagi jika blog tersebut baru lahir beberapa hari yang lalu.

Ada beberapa tips untuk mempercepat indeks Google di blog baru.

  • Pastikan Anda mengatur agar blog terbaca oleh mesin pencari. Caranya kalau di blog berbasis WordPress, klik Setting – Reading dan pastikan tidak ada tanda centang di opsi Discourage search engines from indexing this site.
  • Buatlah peta situs. Peta situs biasanya dalam format XML yang terdiri dari daftar seluruh halaman yang ada di blog sobat. Peta situs akan membantu Googlebots untuk membaca halaman baru dan seberapa sering crawl dilakukan untuk halaman tertentu. Cara membuat peta situs di masing-masing platform berbeda, namun submitnya tetap sama yaitu ke Google Webmaster Tool.
  • Submit peta situs ke Google Webmaster Tool. Nah, khusus yang satu ini nanti akan saya buatkan tutorialnya, jadi tetap pantau Dailysocial.
  • Submit blog ke mesin pencari, tautannya di sini.
  • Bagikan tautan blog baik itu halaman utama maupun tulisan baru ke jejaring sosial, bisa ke Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, Stumbleupon, dan lain-lain. Maka dari itu, buatlah akun khusus untuk blog di masing-masing platform.
  • Manfaatkan fitur Fetch as Google yang memang disediakan sendiri oleh Google. Untuk mempergunakannya, Anda harus punya akun Google Webmaster kemudian klik Crawl – Fetch as Google.
  • Tingkatkan kecepatan blog, karena Google mempunyai standar yang tinggi ketika menilai kecepatan loading sebuah halaman. Googlebots biasanya juga membuat semacam rating sebagai ukuran kecepatan indeks. Mulai dari slow, normal dan fast. Namun Anda boleh mengubahnya ke posisi yang paling cepat, caranya masuk ke Google Webmaster Tool – Crawl Rate. Tapi tentunya langkah ini harus diimbangi dengan peningkatkan kecepatan server blog. Tanpa itu, trik ini tidak akan bekerja dengan efektif.

Demikian beberapa tips yang bisa Anda coba untuk mempercepat indeks mesin pencari untuk blog baru. Namun tak tertutup kemungkinan masih ada trik-trik rahasia lain yang tak lebih jitu yang sobat DS ketahui. Jika ada, boleh dong dibagikan ke yang lain.

Sementara bagi sobat DS yang hendak mengirimkan pertanyaan seputar gadget, teknolog, blog dan SEO, silahkan mengisi form ini dan mengirimkannya ke redaksi. Pelajari juga apa itu blog di artikel saya sebelumnya, klik di sini. Dan Apa itu SEO di sini.

Sumber gambar header Shutterstock.

Thinga, Mesin Pencari Khusus untuk Anak-Anak yang Aman Terkendali

Internet adalah sumber informasi. Google maupun mesin pencari lainnya bertindak sebagai ‘pintu’ menuju sumber informasi tersebut. Anda bisa mencari apa saja di Google, termasuk hal-hal yang berbau dewasa. Dengan demikian, seandainya Google merupakan program televisi di Indonesia, rating-nya paling tidak haruslah “Bimbingan Orang Tua”.

Poin yang ingin saya angkat adalah, dalam beberapa kesempatan Google tergolong kurang ‘ramah’ terhadap anak-anak. Dahulu ada Yahoo Kids, tapi Yahoo telah memensiunkannya sejak tahun 2013. Beruntung salah satu developer yang terlibat dalam pengembangannya, BJ Heinley, masih peduli dengan ide akan sebuah mesin pencari khusus untuk anak-anak.

Bersama timnya, beliau menciptakan Thinga. Thinga bisa disebut sebagai Google-nya anak-anak. Hanya saja kalau Google menampilkan hasil pencarian yang berasal dari seluruh jagat internet, Thinga akan menampilkan konten yang dimuat dalam database-nya saja.

Konten-konten ini dikumpulkan dan disusun sendiri oleh tim pengembang Thinga. Semisal anak Anda memasukkan kata kunci “ford”, akan muncul sebuah artikel pendek langsung di situs Thinga. Bagaimana kalau tidak ada konten yang relevan dengan kata pencarian? Well, kalau itu terjadi, Thinga akan meminta tolong pada DuckDuckGo dan langsung menampilkan hasil pencarian dari mesin pencari yang amat peduli privasi tersebut.

Lalu bagaimana jika anak Anda memasukkan kata pencarian yang dinilai vulgar, misalnya “porn”. Jangan khawatir, Thinga akan menampilkan halaman kosong dengan keterangan bahwa mereka tak bisa menemukan konten yang relevan.

Selain melakukan pencarian, anak-anak bisa langsung melihat-lihat koleksi konten yang dibagi dalam sejumlah kategori. Ada kategori khusus untuk video, lalu ada kategori tentang hewan, kemudian tak lupa pula kategori khusus pembelajaran, dan lain sebagainya. Heinley mengaku bahwa Thinga memang ditujukan buat anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Untuk sekarang, database yang dimiliki Thinga memang bisa dikatakan belum cukup luas. Kata pencarian “dinosaur” maupun “t-rex” yang saya cantumkan hanya menampilkan hasil dari DuckDuckGo. Meski sudah direncanakan, Thinga masih belum punya aplikasi mobile, tapi situsnya punya tampilan yang optimal untuk smartphone ataupun tablet.

Sumber: UberGizmo dan TechCrunch.

Hasil Pencarian Gambar di Google Kini Bisa Di-Bookmark

Mencari gambar di Google adalah sesuatu yang kita lakukan hampir setiap hari. Entah itu sekedar untuk mengingat-ingat bentuk dari Nokia 3310, atau untuk mencari model rambut yang sedang ngetren. Tapi pertanyaannya, apa yang kita lakukan setelah menemukan gambar yang dicari?

Kalau di Pinterest, kita bisa mengelompokkan gambar-gambar tersebut dengan mudah untuk dijadikan referensi di lain waktu. Bagaimana dengan Google? Well, Anda bisa menyimpan gambarnya atau menerapkan trik umum yaitu mengambil screenshot dari hasil pencarian gambar yang ditampilkan.

Sayangnya dua cara tersebut terbukti kurang efisien ketika sebuah gambar hendak dijadikan referensi lanjutan. Semisal kita berkunjung ke sebuah salon lalu minta dibentuk rambutnya sesuai tren terkini, kita harus mencari gambar yang tadi kita simpan di antara ratusan foto yang terdapat di dalam galeri milik smartphone.

Maka dari itu, Google pun meluncurkan sebuah fitur baru yang memungkinkan kita untuk menandai setiap gambar yang kita temukan dan menyimpannya sebagai bookmark. Harapannya, saat Anda datang ke salon di kesempatan lain, Anda tak perlu repot-repot ‘berburu’ gambar yang disimpan di galeri foto atau melakukan pencarian ulang di Google.

Google Image Bookmark

Semua gambar yang ditandai akan dijadikan satu supaya mudah diakses kapan saja. Namun pengguna juga punya opsi untuk mengelompokkan masing-masing gambar berdasarkan tag – mirip seperti yang ditawarkan Pinterest. Dengan demikian, gambar model rambut terkini yang dicari tak akan tercampur dengan gambar kamar hotel yang telah dipesan untuk liburan akhir tahun.

Sayangnya, fitur ini baru tersedia buat pengguna yang tinggal di Amerika Serikat saja. Tapi nanti kalau sudah tersedia di sini, fitur ini bisa dinikmati langsung lewat browser perangkat mobile, baik Android maupun iOS. Syaratnya cuma satu, yaitu pengguna harus login menggunakan akun Google-nya terlebih dulu.

Sumber: Google Search Blog. Gambar header: Google Search via Shutterstock.