Bincang-Bincang Soal Startup Scaling dari Aspek Teknis

Ruang bisnis startup Indonesia sepertinya perlu direnovasi atau, lebih tepatnya, diperbesar. Pasalnya, dari hari ke hari ide-ide kreatif yang merupakan embrio dari startup mulai muncul di berbagai komunitas, khususnya komunitas teknologi. Banyak memang yang meledak, beriringan dengan itu, tak sedikit pula yang gugur dimakan seleksi alam. Persoalan kegagalan startup dalam mengembangkan bisnisnya seringkali berujung pada diskusi di kedai kopi soal pendanaan yang kurang atau dompet perusahaan yang kering.

Pembicaraan soal uang tersebut tidak sepenuhnya salah. Fase startup scaling sejatinya memang akan bertemu rintangan, meski tidak melulu soal uang. Seperti sifat alamiahnya, startup hadir di masyarakat dengan daya gedor ide-idenya yang inovatif dan solutif. Hal ini bergulir satu nafas dengan bisnis mereka yang berorientasi pada kebutuhan user/customer.

Gebrakan ide harus terus bergulir bersamaan dengan sifat lainnya dari startup yakni dinamis. Ingatlah, naik-turun dari laju bisnis startup adalah lumrah, dan perlu disiasati dengan pembaruan ide serta sarana teknologi.

Menyoal sarana teknologi, cloud computing ternyata menjadi bagian dari kunci scaling yang dilakukan startup. Bayangkan, sayang sekali bila fitur atau sistem yang ditawarkan startup kepada user, ternyata tidak berujung pada conversion rate yang memuaskan, hanya karena sistem cloud computing yang kendor. Bisa jadi, inilah titik mimpi buruk startup.

Agar para pendiri startup yang sekarang mulai merangkak tidak mengalami hal tersebut, Alibaba Cloud bekerja sama dengan DailySocial menyelenggarakan sebuah talkshow bernama AliLounge, dengan tajuk “How to Scale Your Startup”.

AliLounge, talkshow hasil kolaborasi Alibaba Cloud dan DailySocial. / DailySocial
AliLounge, talkshow hasil kolaborasi Alibaba Cloud dan DailySocial. / DailySocial

AliLounge rencananya akan diselenggarakan di dua kota, yakni Yogyakarta (8 November 2016) dan Bandung (10 November 2016). AliLounge Yogyakarta akan mengambil tempat di Smart Lounge Lippo Jogja. Sedangkan untuk Bandung, AliLounge bertempat di Eduplex Dago.

Dua orang Cloud Architect Alibaba Cloud, Sabith Venkitachalapathy dan Ken Ly, akan menjadi pembicara tetap di AliLounge Yogyakarta dan Bandung. Selain itu, kursi pembicara dari praktisi industri teknologi dan startup akan diisi Randi Eka Yonida (Senior Editor DailySocial) untuk AliLounge Yogyakarta dan Tommy Dian Pratama (Chief Technology Officer DailySocial) untuk AliLounge Bandung.

Nah, apakah startup Anda sudah siap untuk melakukan scaling dari sisi teknis? Cari tahu dan temukan insight menarik di AliLounge Yogyakarta dan Bandung!

Oh iya, Anda juga bisa melakukan networking dengan rekan-rekan startup dan para pakar teknologi serta makan malam bersama lho.

Tak ketinggalan, tim Alibaba Cloud punya hadiah untuk 20 pendaftar pertama AliLounge di masing-masing kota, yang sebelumnya telah membuat akun Alibaba Cloud dan mendaftarkan kartu kredit atau akun PayPal-nya. Hadiah tersebut adalah kupon senilai $200.

Ayo, daftar sekarang juga, gratis! Info lengkap dan pendaftaran dapat Anda akses di tautan berikut untuk AliLounge Yogyakarta dan Bandung.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Alibaba Cloud dan DailySocial untuk rangkaian kegiatan AliLounge.

Awasi Awan Agar Bisnis Terus Jalan

Selaras dengan ide-ide kreatif dari startup yang bermunculan di dekade ini, teknologi yang tercipta pun terlihat semakin menukik perkembangannya. Cloud computing atau sistem komputasi awan adalah salah satu yang terhitung banyak membantu stabilitas dan keberlanjutan bisnis-bisnis rintisan.

Dalam pemanfaatan fasilitas cloud computing, ada sebuah kegiatan yang mestinya tidak luput dari to-do list para technologist di perusahaan startup, yakni cloud monitoring. Metode yang satu ini bisa jadi syarat wajib agar bisnis startup yang dijalankan tidak berhenti di tengah jalan.

Memang, ada banyak faktor yang membuat startup bertahan, dari mulai konsep inovatif dan solutif yang ditawarkan sampai pengelolaan sumber daya manusia. Cloud monitoring menjadi krusial bagi keberlanjutan bisnis ketika kita semua tahu bahwa keamanan teknologi tak ubahnya ancaman di zaman 2.0 ini.

Cloud monitoring merupakan tahapan penting setelah Anda menemukan cloud vendor yang ‘berjodoh’ dengan usaha Anda. Layanan yang dijanjikan sejak awal oleh vendor memang sudah sepatutnya diawasi agar semua masih sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Oleh sebabnya, cloud monitoring adalah hal yang dapat menjunjung tinggi transparansi tersebut, dan penting untuk memiliki kemampuan-kemampuan utama berikut.

1. Service monitoring

Kesibukan Anda tidak perlu terganggu lagi oleh kekhawatiran terhadap sistem komputasi awan yang terserang ancaman selama implementasi service monitoring dapat dilakukan dengan mudah.

Pilihlah jasa cloud yang membuat Anda dapat secara otomatis melakukan monitoring terhadap penyebaran yang terjadi, termasuk dalam server dan database. Dengan begini, Anda akan dimudahkan dalam melacak dan mengumpulkan log file, dan memperoleh insight statistik yang dapat digunakan untuk pemanfaatan sumber daya dalam cloud.

2. Site monitoring

Tidak cukup hanya dengan memahami ketersediaan ukuran dalam aplikasi cloud, perangkat cloud monitoring yang Anda sewa juga harus diperkuat dengan kemampuan pelacakan pada situs Anda.

Pastikan layanan cloud yang telah sepakat bekerja sama dengan Anda menyediakan perhitungan statistik tentang status aplikasi situs. Hal ini akan lebih baik bila didukung dengan peringatan yang diberikan bila terjadi ancaman atau insiden keamanan pada aplikasi Anda.

3. Transactional monitoring

Apapun solusi yang ditawarkan startup Anda kepada masyarakat, transaksi sudah barang tentu terjadi di dalamnya. Kepercayaan konsumen Anda bergantung di pada sistem ini. Karena itu, perlu diyakinkan bahwa tahapan-tahapan dalam bertransaksi bekerja optimal sesuai dengan rangkaiannya (seperti initial authentication, database calls, middleware steps, dan lainnya) dengan layanan cloud yang handal.

Setidaknya, tiga jenis pemantauan ini adalah kemampuan yang tak boleh luput dalam perhatian startup dalam memilih cloud service. Pasalnya, mengawasi awan kini adalah salah satu ketentuan utama agar bisnis terus berjalan.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Alibaba Cloud.

Mengenal Elastisitas Cloud Computing untuk Startup

Sulit untuk dibantah bahwa perkembangan ragam inovasi bisnis startup yang ada saat ini semakin berwarna dan membawa manfaat bagi hidup banyak orang. Tak pelak, kemajuan ini membutuhkan sokongan teknologi yang mumpuni, mengingat akselerasi bisnis startup memiliki dinamika cukup tinggi. Salah satu alternatif yang dinilai mampu menjadi solusi andal adalah pemanfaatan teknologi cloud computing di lini startup. Banyak ragam keuntungan yang ditawarkan melalui layanan tersebut.

Salah satu keuntungan yang ditawarkan dari sifat cloud computing ialah elastisitas, sebuah kemampuan yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan startup di tengah perjalanan bisnisnya yang masih sering mengalami pasang-surut. Elastistas kerap dikaitkan dengan pengaturan daya dari sistem cloud (dalam hal ini stack/instace server) dalam scaling-up atau scaling-out, tanpa perlu mengganggu operasional sebuah sistem secara keseluruhan.

Laju bisnis startup yang identik naik-turun tentu membutuhkan kemampuan elastisitas dalam teknologi server sebagai fondasinya. Kadang sumber daya yang dibutuhkan tinggi, saat harus menghadapi traksi pengunjung yang besar, namun tak jarang juga harus menyesuaikan dengan angka kunjungan yang terbatas. Dengan elastisitas cloud, startup bisa lebih mudah mengelola sumber daya yang dimiliki, entah itu untuk menambahkan atau mengurangi, sesuai dengan kebutuhannya. Dampak yang akan dirasakan pasca proses scaling pun akan terasa minim dan bahkan bisa jadi tidak akan terasa dampaknya sama sekali terhadap layanan yang sedang hidup.

Pilihan perusahaan startup yang jatuh kepada layanan cloud computing memang seringkali didasari oleh bahasan tentang anggaran. Startup tentu mencari layanan hemat dengan efek bisnis hebat, termasuk dalam soal elastisitas cloud tadi.

Sebuah fitur dari produk Alibaba Cloud yang menggambarkan elastisitas penggunaan cloud. / Alibaba Cloud
Sebuah fitur dari produk Alibaba Cloud yang menggambarkan elastisitas penggunaan cloud. / Alibaba Cloud

Layanan hemat harus dipilih tanpa melupakan fitur komputasi cloud yang baik juga di sisi lain. Seperti yang dibahas sejak awal, bahwa variasi bisnis startup semakin berwarna sekarang. Karenanya, variasi dari CPU, memory, disk drive, dan bandwidth yang mumpuni juga diperlukan untuk kebutuhan-kebutuhan spesifik dari tiap-tiap startup. Semisal, untuk aspek bandwidth dan memori, cloud yang disewa startup sebaiknya mempunyai kapabilitas dalam upgrading secara cepat tanpa perlu mengalami down time sedikit pun.

Melihat kehadiran teknologi seperti ini, para pemilik startup seharusnya mulai sadar bahwa mereka tidak perlu lagi menyiapkan dana yang bengkak di awal penyewaan cloud computing. Sifat elastis dari produk cloud computing memungkinkan para wirausahawan teknologi untuk menggunakan anggaran sesuai kebutuhan, agar stabilitas operasional bisnis tetap terjaga dan berimbang.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama DailySocial dengan Alibaba Cloud.

Gunakan Strategi Bisnis Ini Agar Startup Berkembang Lebih Cepat

Satu hal yang seringkali tidak ada habisnya dibahas di manajemen internal startup adalah seputar anggaran. Bukan dalam operasional harian saja, isu ini lebih lanjut menjadi buah bibir pimpinan startup saat mereka ingin membawa usaha rintisannya menaiki anak tangga perkembangan bisnis yang lebih tinggi lagi. Dengan kenyataan demikian, tak heran bila beberapa startup memilih untuk gentar dan berujung gulung tikar terlindas persaingan bisnis yang makin ketat.

Anda dan bisnis startup yang didirikan tidak perlu mengalami hal yang sama jika sudah memahami strateginya. Budgeting memang sering menjadi isu, tapi Anda perlu menyikapinya sebagai tantangan sekaligus peluang. Menjadi tantangan karena memang secara alamiah persoalan budgeting pasti akan dialami startup. Sedangkan, hal tersebut juga menjadi peluang karena, untungnya Anda hidup dan tumbuh bersama kemajuan teknologi yang ngebut.

Beragam pendekatan berbasis teknologi dapat Anda ambil untuk melebarkan sayap perusahaan startup. Ini bukan berarti Anda perlu membeli sebuah sistem baru yang mahal. Seperti yang disebutkan sebelumnya, teknologi membuka peluang Anda dalam ekspansi usaha startup, dan sudah waktunya Anda memanfaatkan tech-based services yang berbiaya miring dan bahkan gratis.

Berikut ini beberapa strategi digital sederhana yang dapat diadopsi dalam perusahaan rintisan yang sedang dibangun:

Selami ranah mobile

Banyak waktu, uang dan tenaga yang mungkin telah Anda kerahkan untuk membuat website yang “menjual” di mata konsumen dan investor. Upaya Anda ini akan berbuah nihil tanpa UI/UX yang mobile-friendly.

Tatanan UI/UX mobile-friendly akan memudahkan konsumen dan calon investor prospektif tersebut untuk berinteraksi dengan perusahaan Anda tanpa harus terus menerus bertemu tatap muka menerima penjelasan atau presentasi. Melalui layar smartphone atau tablet, mereka bisa memahami apa yang ditawarkan startup Anda.

Untuk mendukung kemampuan website dalam berinteraksi secara responsif, perlu digunakan teknologi penyokong yang andal. Untuk efisiensi dan efektivitas, Anda bisa menggunakan layanan cloud computing. Pilihlah cloud dengan Server Load Balancer untuk website perusahaan startup Anda, agar performanya maksimal dan terhindar dari traffic spikes.

Gunakan layanan cloud computing yang tepat

Seperti yang telah disinggung sedikit di poin nomor satu, inilah saatnya Anda perlu memanfaatkan teknologi cloud computing dan membesarkan perusahaan startup Anda dengan solusi-solusi berbasis cloud.

Solusi seperti Content Delivery Network dapat membantu Anda mendapatkan keunggulan dalam penyampaian pengalaman pengguna yang maksimal, sehingga Anda bisa menarik pengunjung lebih banyak lagi dan akhirnya mereka memutuskan untuk menggunakan produk atau jasa dari startup Anda.

Bergaul di media sosial

Keberadaan startup yang Anda kelola di media sosial sangatlah penting. Media sosial kini sudah menjadi ladang bisnis dan alternatif untuk promosi. Terlebih, ini bukanlah kanal marketing yang akan merogoh kocek Anda dalam-dalam, jika Anda punya strategi produk yang baik. Di media sosial, Anda bisa mencuri perhatian para calon investor dan konsumen-konsumen yang bahkan tak pernah Anda bayangkan sebelumnya.

Startup yang sedang berada dalam fase pertumbuhan bisnis memang perlu memutar otak, khususnya soal efisiensi terkait dengan pengeluaran. Namun bukan berarti Anda harus mengorbankan pemanfaatan teknologi. Dengan strategi bisnis yang tepat, startup Anda akan melesat dengan cepat.

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing dari Alibaba.

Alibaba Mulai Menjajakan Layanan Cloud Computing di Indonesia

Bersaing dengan Amazon, sebagai perusahaan yang awalnya mematangkan diri sebagai perusahaan e-commerce, Alibaba kini mulai melayangkan layanan cloud computing bagi bisnis go-digital. Berakar dari kesuksesannya membawakan bisnis jual beli online, perusahaan rintisan Jack Ma ini sedang mencoba memperluas pangsa pasar layanan Alibaba Cloud ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Layanan Alibaba Cloud sendiri, saat ini sudah digunakan lebih dari 1.8 juta bisnis, dan rata-rata adalah startup digital. Didukung lebih dari 2.000 pekerja dan 900 ahli di bidang cloud computing, Alibaba Cloud dipersonalisasi dengan kebutuhan bisnis berkembang yang cukup dinamis. Alibaba Cloud juga berusaha memastikan keandalan layanan dengan selalu menggunakan teknologi, baik hardware server dan jaringan, maupun perangkat lunak teranyar.

Produk cloud yang ditawarkan juga cukup beragam, mulai dari untuk kebutuhan server (berupa virtual private cloud, compute service dan load balancer), layanan basis data, storage dan CDN, hingga layanan manajemen dan keamanan. Sistem keamanan yang ditawarkan termasuk Anti-DDoS, yang siap melindungi bisnis dari serangan siber yang dewasa ini cukup meluas di kalangan pebisnis online. Pun demikian, sistem juga dilengkapi dengan layanan cloud monitor untuk memastikan tim IT bisnis selalu dapat memantau performa sistem dengan baik.

Percobaan gratis dua bulan untuk eksplorasi dan perbandingan

Alibaba Cloud saat ini juga memberikan kesempatan bagi pebisnis digital untuk mencicipi layanannya selama 2 bulan (atau 60 hari). Semua layanan yang ada di Alibaba Cloud dapat dicoba dan dieksplorasi, termasuk mencoba untuk diintegrasikan atau digunakan untuk men-deploy sistem yang telah dikembangkan. Untuk mencoba gratis, pengguna dapat mengikuti langkah singkat berikut ini.

  1. Klik pada tautan ini untuk mulai melakukan pendaftaran: klik di sini.
Mendaftarkan diri di percobaan trial Alibaba Cloud
Mendaftarkan diri di percobaan trial Alibaba Cloud

Selanjutnya pengguna dapat memilih spesifikasi layanan cloud sesuai dengan kebutuhannya, klik “Start your trial now”.

  1. Kemudian pilih register untuk mendapatkan akun baru. Menariknya tidak seperti layanan cloud lain, percobaan gratis di sini tidak memaksa pengguna harus memiliki kartu kredit atau menginputkan mekanisme pembayaran di depan. Semua dapat dilakukan dengan sangat ringkas dan gratis.
  2. Tuliskan detil informasi registrasi berupa email, maka sebuah email konfirmasi akan dilayangkan. Ikuti petunjuk selanjutnya untuk pengisian data diri.
  3. Layanan cloud siap digunakan dan dimanfaatkan.
Panel kontrol layanan Alibaba Cloud
Panel kontrol layanan Alibaba Cloud

Semua layanan yang disajikan Alibaba Cloud dapat dicoba tanpa terkecuali di masa trial selama 2 bulan.

Mencoba layanan menjadi bagian penting untuk mengetahui apakah sistem cloud yang ditawarkan mampu bersinergi dengan baik dengan sistem yang dikembangkan. Dengan demikian bisnis akan lebih percaya diri ketika harus menandatangani kontrak untuk investasi jangka panjang untuk mempercayakan fondasi sistemnya ke penyedia layanan cloud tersebut.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial dari Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing dari Alibaba, untuk informasi lebih lanjut seputar layanan, produk dan promo klik pada tautan ini. Anda juga dapat mencoba secara gratis.

Beberapa Alasan Mengapa UMKM di Indonesia Perlu Mengadopsi Cloud Computing

Cloud computing atau komputasi awan saat ini memang sudah bukan hal yang baru lagi. Berbagai varian produknya sudah banyak digunakan dan dipasarkan. Namun bagi banyak bisnis, terutama di level bisnis mikro, kecil dan menengah, masih banyak yang masih di tahap awal dalam implementasi teknologi ke dalam bisnisnya. Dalam artikel ini akan dijelaskan apa saja yang membuat cloud computing menjadi solusi yang cocok diterapkan untuk bisnis dengan kultur yang masih dinamis.

Salah satu karakteristik umum dari layanan cloud computing adalah terkait dengan skalabilitas dan aksesibilitas. Skalabilitas merujuk pada penentuan volume layanan yang lebih fleksibel. Hal ini menjawab tantangan bisnis yang sebelumnya ada, yakni dalam penggunaan teknologi bisnis harus dituntut untuk memiliki layanan yang fixed, sementara kebutuhannya masih bergejolak. Seperti contohnya pada grafik di bawah ini.

Kebutuhan bisnis yang dinamis, namun teknologi yang digunakan tetap / Microsoft
Kebutuhan bisnis yang dinamis, namun teknologi yang digunakan tetap / Microsoft

Garis putih menunjukkan bagaimana kebutuhan bisnis akan suatu layanan berubah-ubah, sedangkan garis lurus putus-putus menunjukkan kapabilitas layanan. Untuk bisnis pemula, tak jarang apa yang mereka gunakan masih sangat jauh di bawah dari kapabilitas sistem yang dibutuhkan, akhirnya banyak sumber daya yang tidak terpakai. Sementara itu terkadang (karena suatu tren berkala, sering ditemui di kultur Indonesia) suatu layanan bisa mendadak melonjak, dan kala itu sistem tiba-tiba tidak siap, sehingga menjadikan layanan down.

Pendekatan cloud computing mencoba mengantisipasi dengan fleksibilitas tinggi. Pemenuhan sumber daya akan disesuaikan dengan kebutuhan, seperti tersaji pada gambar berikut ini.

Cloud computing memberikan alur yang berimbang dengan kebutuhan bisnis / Microsoft
Cloud computing memberikan alur yang berimbang dengan kebutuhan bisnis / Microsoft

Garis putih menunjukkan kebutuhan dan garis kuning menunjukkan sumber daya yang fleksibel mengikuti besar kecilnya kebutuhan bisnis. Tentu akan berdampak pada investasi awal dan juga biaya pengelolaan yang harus dikeluarkan, menyesuaikan kebutuhan bisnis.

Bisnis yang dijalankan UMKM pada umumnya sulit untuk diprediksi

Dengan investasi yang minim, UMKM harus pandai menyiasati anggaran belanja teknologi, agar operasional bisnis tetap berjalan, namun teknologi yang digunakan tetap optimal. Lonjakan atau penurunan traksi secara signifikan adalah hal yang cukup biasa dalam UMKM, dan efisiensi teknologi terbaik adalah menggunakan sumber daya sesuai dengan kebutuhan. Ambil contoh bisnis jualan baju muslim, di Indonesia pembelian baju muslim akan sangat ramai menjelang Ramadan atau Hari Raya. Namun di luar itu transaksi sangat kecil.

Bayangkan jika penjualan tersebut ditopang oleh sebuah layanan e-commerce yang dikembangkan secara mandiri. Saat kebutuhan melonjak tiba-tiba tim TI harus sigap melakukan peningkatan sumber daya. Storage harus ditambah, bandwidth juga harus disediakan lebih dan sebagainya, untuk memastikan layanan tetap bisa diakses normal. Cloud computing pada umumnya memiliki menu untuk melakukan upgrade dan downgrade secara cepat untuk hal seperti itu. Dengan demikian UMKM tidak harus selalu menginvestasikan besar di muka untuk memenuhi kebutuhan teknologi yang besar, akan tetapi bisa dinamis menyesuaikan kebutuhan yang berjalan.

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing dari Alibaba, untuk informasi lebih lanjut seputar layanan, produk dan promo klik pada tautan ini. Anda juga dapat mencoba secara gratis.

Mengoptimalkan Penggunaan Layanan Cloud untuk UMKM

Banyak yang mengatakan bahwa layanan cloud computing lebih efisien digunakan untuk bisnis ketimbang model konvensional. Ambil contoh dalam kebutuhannya untuk hosting sebuah website, dikatakan fleksibilitas cloud computing lebih optimal ketimbang dedicated hosting. Apakah benar demikian? Ternyata kuncinya tertelak di bagaimana server cloud tersebut dikelola, sehingga dapat memberikan penghematan dan performa yang maksimal.

Berikut ini adalah beberapa tips dari DailySocial tentang bagaimana mengelola sebuah layanan cloud sehingga memberikan keuntungan penghematan dan juga kinerja yang dahsyat.

Pahami dan definisikan kebutuhan secara jelas

Proses ini merupakan sesuatu hal yang sangat mendasar, bahwasanya bisnis harus benar-benar tahu apa yang mereka butuhkan dan ditaruh di sebuah layanan cloud. Katakanlah bisnis tersebut akan membuat sebuah company profile dan sistem layanan pelanggan, maka harus bisa diperkirakan juga, apakah akan menimbulkan trafik data yang tinggi atau sedang.

Penentuan kebutuhan ini penting untuk memastikan layanan cloud yang dilanggan memiliki kapabilitas yang cukup, tidak berlebihan. Karena akan berdampak langsung pada berapa uang yang harus dibayarkan untuk berlangganan. Tipe layanan cloud juga wajib dipahami sebelumnya.

Pada umumnya saat ini penyedia jasa cloud computing menawarkan berbagai skema, misalnya cloud hosting, virtual machine atau layanan lain yang lebih spesifik. Masing-masing tentu memiliki tujuan yang berbeda, pastikan bisnis mampu memilih jenis layanan secara tepat untuk memberikan hasil optimal.

Mulailah dari yang kecil, karena cloud menawarkan skalabilitas

Setelah menemukan jenis layanan yang tepat untuk dilanggan, maka mulailah dari plan yang paling minimum untuk layanan bisnis. Terlebih untuk UMKM biasanya tak langsung mendapatkan traksi pengunjung yang besar, namun secara bertahap.

Hal ini sangat didukung oleh layanan cloud yang memiliki kemudahan untuk melakukan skalabilitas. Kapan pun dengan mudah pelanggan dapat memperbesar (upgrade) atau memperkecil (downgrade) skala layanan yang dimiliki. Terlebih yang disewa adalah server, maka besar kecilnya sumber daya, seperti memori, prosesor, RAM dan sebagainya dapat disesuaikan secara gesit.

Manfaatkan sistem monitoring yang tersedia untuk melakukan estimasi dan antisipasi

Setelah layanan cloud berjalan, tugas selanjutnya untuk menghasilkan efisiensi dan efektivitas adalah dengan melakukan pemantauan. Sistem cloud monitoring akan sangat membantu pengguna dalam memberikan informasi seputar trafik dan traksi layanan yang digunakan. Beberapa penyedia layanan cloud besar seperti Alibaba Cloud dan lainnya menyediakan opsi tersebut dalam layanannya.

Melakukan analisis dari hasil monitoring ini cukup efektif untuk melakukan estimasi dan antisipasi dari penggunaan layanan oleh bisnis. Pola-pola terstruktur dapat dipetakan dengan baik, misal kapan layanan tersebut ramai sehingga membutuhkan backup sumber daya yang besar, kapan saatnya bisnis memperbesar ukuran layanan dan sebagainya.

Itulah beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan UMKM atau bisnis pemula saat hendak mulai memanfaatkan layanan cloud computing untuk menopang layanan bisnisnya. Efisiensi penggunaan layanan cloud akan terealisasi saat penggunanya benar-benar mengerti bagaimana memanfaatkan layanan cloud tersebut secara optimal, tidak serta-merta.

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing dari Alibaba, untuk informasi lebih lanjut seputar layanan, produk dan promo klik pada tautan ini. Anda juga dapat mencoba secara gratis.

Memahami Aspek Keamanan dalam Cloud Computing

Di berbagai studi dan riset tentang pemanfaatan cloud computing, salah satu yang menjadi concern terbesar adalah terkait dengan faktor keamanan. Kita ketahui bersama, saat sebuah bisnis memilih untuk memanfaatkan layanan cloud computing, maka mereka bertaruh dengan sebuah kerpercayaan akan jaminan privasi dan keamanan data. Namun kini cloud computing sudah memiliki berbagai standar yang siap melindungi privasi dan keamanan data pengguna, yang juga menjadi jaminan rasa aman bagi pengguna.

Di Indonesia sendiri, layanan cloud computing yang umum digunakan ialah berkaitan dengan cloud storage dan virtual machine, untuk digunakan sebagai landasan sebuah aplikasi yang dijalankan secara online. Pemanfaatan tersebut juga sudah berkembang pesat, mulai digunakan sebagai dedicated-hosting, hybrid solution atau bahkan difungsikan sebagai disaster recovery. Untuk layanan SaaS (Software as a Services) sendiri, pengguna di Indonesia sudah sangat dimanjakan dengan berbagai produk vendor-vendor ternama dunia.

Di tengah menggeliatnya pangsa pasar cloud services, penting untuk dipahami oleh pengguna bisnis seputar langkah keamanan sebelum menentukan vendor cloud computing.

Memahami skema dalam lingkungan cloud computing

Ketika sebuah bisnis telah menentukan vendor tertentu sebagai penyedia layanan cloud, maka ia telah menyerahkan kapabilitas perpanjangan pusat data kepada pihak terkait. Oleh karenanya penting untuk senantiasa memastikan apakah layanan dan kebijakan keamanan yang diterapkan cukup mumpuni sebagai tempat berlabuhnya data-data penting perusahaan?

Tak ada salahnya ketika hendak berlangganan layanan tertentu kita meminta segudang informasi seputar layanan keamanan yang disediakan provider tersebut. Dinamika teknologi yang selalu berubah membutuhkan sistem keamanan yang siap siaga untuk mencegah serangan cyber yang kian berkembang. Pahami betul tanggung jawab yang dapat diberikan oleh penyedia layanan, dan apa yang harus dilakukan pengguna sehingga keduanya dapat bersinergi dengan baik.

Umumnya saat berbicara tentang cloud, maka akan diharapkan pada sebuah skema virtualisasi. Lingkungan virtual memberikan tantangan tersendiri pada perlindungan data. Isu utama yang sering terjadi ialah pengelolaan keamanan dan trafik di ranah multi-tanency dan mesin virtual (beberapa layanan dengan spesifikasi rendah menggunakan server yang sama untuk beberapa pengguna).

Mendefinisikan peranan pengguna dengan baik

Skema akses data granular, atau memberikan batasan sesuai dengan porsinya dapat menjadi pilihan. Terlebih layanan cloud kini mulai spesifik memberikan kinerja sesuai dengan kebutuhan sistem. Misalnya ada server khusus untuk basis data pelanggan, ada server yang mengoptimalkan kinerja sistem hingga backup.

Dengan adanya pembagian peran, dinilai akan mampu memberikan lapisan perlindungan tambahan. Mengingat saat ini modus penyerangan juga berusaha mencuri identitas login staf, terutama yang lengah dalam mengamankan akunnya.

Penggunaan enkripsi adalah harga mati

Skema enkripsi biasanya juga sudah ditanamkan secara native bersama dengan layanan cloud yang dijajakan oleh vendor, umumnya SaaS. Pahami betul bagaimana sistem enkripsi bekerja melindungi data dan transmisi data.

Layanan cloud juga umumnya digunakan oleh banyak pihak di perusahaan, termasuk non-tech-savvy users. Biasanya mereka mengakses layanan dari ponsel atau laptop pirbadi, yang tidak bisa selalu dipantau sisi keamanannya. Oleh karena perencanaan enkripsi menjadi hal yang cukup krusial.

Penerapan compliance seperti keamanan data menggunakan ISO 27001, untuk penyediaan layanan memakai ITIL, COBIT, Cloud Security Alliance dan sebagainya juga wajib menjadi perhatian.

Istilah Shadow IT beberapa waktu belakang juga santer dibicarakan, yakni tentang penggunaan layanan dan aplikasi cloud tanpa otorisasi. Padahal minimnya kontrol ini sebenarnya berisiko menghadirkan ancaman keamanan dan tantangan pengelolaan yang lebih berat.

Dengan memahami berbagai aspek keamanan cloud, setidaknya akan membuat kita selangkah lebih cerdik dalam memilih fondasi sistem yang siap mengibarkan layanan atau aplikasi secara online. Jangan sampai kegagalan sistem akibat sekuriti justru menjadi penghambat besar di tengah bisnis yang sedang menggeliat.

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing dari Alibaba, untuk informasi lebih lanjut seputar layanan, produk dan promo klik pada tautan ini. Anda juga dapat mencoba secara gratis.

Tips Bagi Startup di Indonesia dalam Memilih Layanan Cloud

Bagi bisnis modern, memiliki fondasi platform komputasi yang kuat merupakan sebuah kebutuhan. Hal ini membawa tantangan tersendiri bagi startup dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang tak jarang hanya memiliki investasi modal yang terbatas. Untungnya varian layanan cloud computing kini mulai banyak menyajikan varian yang lebih bersahabat bagi startup dan UMKM. Sehingga memungkinkan startup dan UMKM tersebut untuk memiliki sebuah fondasi layanan komputasi yang berperforma kuat, memiliki skalabilitas tinggi dan bersahabat dari sisi harga.

Namun penting untuk diketahui bahwa pemilihan layanan cloud oleh perusahaan rintisan (startup dan UMKM) juga harus tepat. Jangan sampai investasi yang dikucurkan malah menjadi beban tersendiri, karena apa yang dibeli tidak bisa mendongkrak performa bisnis secara signifikan. Untuk itu berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dicermati oleh perusahaan rintisan di Indonesia dalam memilih layanan cloud.

Buatlah sebuah perencanaan, demi mendapatkan efektivitas

Sebelum berbelanja layanan cloud untuk bisnis, penting bagi CTO (Chief Technology Officer) atau tim teknis lainnya untuk mengidentifikasi, apa saja layanan yang dibutuhkan dalam bisnis dan bisa dioptimalkan dengan penggunaan cloud. Contoh sederhana untuk sistem email, layanan CRM, hosting website dan sebagainya. Tentukan mana saja yang bisa dioptimalkan dengan cloud, ketimbang mengelola sistem secara mandiri (on-premise).

Perencanaan di dalamnya juga termasuk jenis plan yang akan dilanggan. Pada umumnya layanan cloud dijual dalam bentuk paket berlangganan. Pastikan perusahaan rintisan memilih jenis plan sesuai dengan kebutuhan, dengan pertimbangan layanan cloud cukup fleksibel jika suatu saat membutuhkan sumber daya yang lebih besar seiring dengan meningkatnya traksi bisnis.

Tak harus langsung membeli, bisa mencoba dulu

Dari begitu banyaknya layanan cloud dan jenis fitur yang ditawarkan, kadang memberikan kegundahan tersendiri bagi pengambil keputusan. Bimbang dengan sebuah pertanyaan “apakah layanan ini akan cocok dengan aplikasi/platform yang dibuat?”, “apakah memiliki dukungan teknis yang baik?” dan sebagainya. Untuk itu tidak ada salahnya bagi perusahaan rintisan untuk mencoba terlebih dahulu versi trial untuk beberapa waktu sembari merasakan kecocokan layanan dengan sistem yang dibangun.

Tidak semua penyedia layanan cloud memberikan layanan percobaan gratis, namun tak sedikit juga yang menghadirkannya. Nah, perusahaan rintisan bisa mulai mencoba beberapa layanan tersebut. Sebagai contoh layanan cloud untuk startup dan UMKM yang memberikan versi trial untuk percobaan pengguna adalah Alibaba Cloud. Pengguna bisa melakukan pendaftaran gratis untuk percobaan layanan yang dihadirkan. Dalam fase percobaan ini pengguna bisa menganalisis, apakah sudah cocok atau belum layanan cloud dengan sistem yang telah dikembangkan.

Demografi pengguna menjadi salah satu faktor penentu

Walau bagaimana pun, konsumen adalah prioritas penting bagi sebuah bisnis. Untuk itu dalam memilih sebuah fondasi layanan komputasi, penting bagi perusahaan rintisan untuk mengidentifikasi bagaimana demografi penggunanya nanti. Demografi pengguna di sini termasuk di dalamnya sasaran pasar dan karakteristik pengguna.

Ambil contoh sebuah startup e-commerce, mereka menjual barang dagangan produk pakaian. Dan sasarannya adalah konsumen muda di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Yogyakarta hingga Makassar. Penting untuk dipahami bahwa tidak semua calon konsumen di wilayah tersebut memiliki akses konektivitas sangat cepat. Maka dapat disiasati dengan pemilihan cloud server yang memiliki performa tinggi untuk diakses di wilayah tersebut. Sehingga mampu memberikan akses yang lebih stabil.

Di Indonesia berbagai hal selalu bombastis pada musimnya. Misalnya sekarang sedang bulan Ramadan, maka ritel online yang menjual baju muslim akan kebanjiran pengunjung. Namun tatkala di bulan biasa, trafik pengunjung akan biasa-biasa saja. Skalabilitas seperti ini juga harus menjadi pertimbangan. Sehingga bisnis dapat mengucurkan investasi untuk layanan yang lebih efisien. Ketika traksi naik dengan mudah pengguna melakukan upgrade, begitu pun sebaliknya.

Best practice dan testimoni pengguna juga menjadi faktor penting ketika memilih sebuah layanan cloud. Karena biasanya penyedia layanan cloud juga akan terus berimprovisasi dengan kebutuhan bisnis masa kini.

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing dari Alibaba, untuk informasi lebih lanjut seputar layanan, produk dan promo klik pada tautan ini. Anda juga dapat mencoba secara gratis.

Memanfaatkan Teknologi Cloud Computing untuk Optimalkan Kinerja Bisnis

Cloud computing (atau komputasi awan) saat ini sudah menjadi sesuatu yang sangat umum, terutama di kalangan pengembang software. Berbagai keunggulan cloud computing, seperti dalam skalabilitas, keandalan dan portabilitas membawakan daya tarik tersendiri, terlebih sistem pembayaran layanan cloud kebanyakan cukup fleksibel, yakni dibayarkan sesuai dengan penggunaan atau umum disebut dengan istilah “pay as you use”. Teknologi telah menjadi komponen kritis dalam operasional bisnis, berbagai kegiatan, terutama yang menghubungkan langsung dengan konsumen banyak ditompang olehnya, dan salah satu platform yang banyak digunakan tak lain adalah cloud computing.

Lalu bagaimana memanfaatkan teknologi cloud computing untuk mengoptimalkan kinerja bisnis? Beberapa hal berikut ini dapat menjadi pertimbangan bagi bisnis tatkala ingin menggunakan cloud computing untuk kegiatan produktifnya.

Melihat kemampuan dan kebutuhan

Pembiayaan untuk kebutuhan teknologi dalam lebih diefisienkan dengan pemanfaatan teknologi cloud computing, sepeti meminimalisir biaya pembelanjaan hardware dan pemeliharaan, namun untuk menciptakan nilai yang optimal bisnis juga harus mengenal betul kemampuan dan kebutuhannya. Cloud computing menawarkan sistem pembayaran yang cukup fleksibel, gunakan sumber daya tinggi saat penggunaan tinggi, dan minimalkan penggunaan sumber daya saat kebutuhan rendah. Hal ini bisa dicontohkan di beberapa skema bisnis, misalnya sistem yang ramai di masa tertentu, sebut saja toko online baju muslim.

Toko online yang menjual baju muslim umumnya akan mendapatkan pengunjung membludak saat di bulan Ramadhan atau mendekati Hari Raya Idul Fitri, sementara di hari-hari biasa pengunjungnya tidak begitu signifikan. Model upgrade/downgrade layanan cloud dapat dilakukan secara fleksibel untuk mensiasati keadaan ini. Ketika pengunjung membludak, dengan mudah pemelihara sistem dapat menaikkan kekuatan daya, baik itu server hingga bandwidth. Dan ketika mereda bisa diturunkan sesuai kebutuhan. Hal ini tidak berlaku ketika bisnis memilih pendekatan konvensional, karena hardware akan lebih sulit disesuaikan dengan kebutuhan yang fluktuatif.

Menggunakan SaaS (Software as a Services) untuk layanan siap saji

SaaS merupakan salah satu model layanan cloud yang memungkinkan pengguna untuk dapat langsung memanfaatkan layanan yang ada secara berlangganan. Saat ini sudah terdapat berbagai macam layanan SaaS, dari sistem email, sistem penyimpanan, sistem produksi sampai sistem untuk analisis data. Pengguna bisnis, khususnya UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) atau startup dapat memanfaatkan berbagai layanan SaaS untuk menghemat pengeluaran teknologi, karena bisnis bisa menggunakan layanan secara bertahap sesuai kebutuhan.

Ketika bisnis hanya terdiri dari 10 anggota tim, maka mereka cukup membayar 10 voucher berlangganan, begitu bertambah dengan mudah bisnis juga dapat membelinya lagi. Ketimbang harus mengembangkan software secara mandiri yang memakan biaya lebih banyak, untuk CRM (Customer Relationship Management) misalnya, dengan berlangganan SaaS, pembiayaan pengembangan dapat dioptimalkan untuk kebutuhan lain, karena bisnis bisa berlangganan sesuai dengan kebutuhannya.

Mengenal PaaS dan IaaS untuk menjadi fondasi aplikasi bisnis

Namun ketika bisnis sudah memiliki aplikasi sendiri, misalnya layanan e-commerce, yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk mengandalkan SaaS, karena platform yang dibutuhkan sangat custom, maka layanan cloud yang dipilih dapat berupa PaaS (Platform as a Services) atau IaaS (Infrastructure as a Services). PaaS memungkinkan pengguna untuk dapat memanfaatkan sistem server atau layanan cloud yang siap untuk meletakkan aplikasi yang dikembangkan. Tidak perlu memikirkan alokasi sumber daya komputasi (Sistem Operasi, Firewall, dll), pengembang hanya perlu menyesuaikan platform yang dibutuhkan.

Namun jika memang memiliki kebutuhan yang lebih custom, pengguna dapat memanfaatkan IaaS. Pengguna dapat memilih secara mandiri sumber daya yang ingin diterapkan dalam server virtual yang digunakan. Ibaratnya penyedia layanan cloud hanya akan menyediakan hardware dan kebutuhan sesuai dengan permintaan. Tak seperti PaaS, semua sudah dikemas dalam layanan yang siap digunakan untuk deployment. Baik itu PaaS ataupun IaaS juga mengusung aturan dasar cloud computing, yakni harus mampu memenuhi kebutuhan penggunanya secara dinamis. Jadi jika sewaktu-waktu memerlukan alokasi sumber daya lebih, maka hanya semua melakukan order online pengguna dapat menambahnya.

Pilih layanan cloud yang terpercaya

Sudah cukup banyak pilihan layanan cloud yang saat ini tersaji. Karena bisnis membutuhkan teknologi yang handal untuk operasional bisnis yang berkelanjutan, pastikan bisnis memilih layanan cloud yang sudah teruji dan terpercaya. Setidaknya sudah ada case study atau pihak bisnis yang sebelumnya pernah menggunakan layanan tersebut dan memberikan testimoni baik. Terlepas dari itu layanan global ataupun layanan lokal.

Disclosure: Artikel ini didukung oleh Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing dari Alibaba, untuk informasi lebih lanjut seputar layanan, produk dan promo klik pada tautan ini. Anda juga dapat mencoba secara gratis.