Lewat AMP Stories, Google Ingin Kita Mengonsumsi Berita Seperti di Instagram

Pada bulan Oktober 2015, Google mengumumkan inisiatif bernama AMP Project dengan tujuan menciptakan pengalaman browsing yang lebih baik bagi pengguna smartphone. Sekarang jumlah situs yang mengadopsi format AMP sudah sangat banyak, dan format itu terbukti bisa dibuka jauh lebih cepat ketimbang halaman aslinya, meski tentunya ada sejumlah keterbatasan.

Google sepertinya belum cukup puas dengan apa yang mereka capai lewat AMP. Mereka menilai harus ada cara lain untuk menyajikan konten secara lebih visual dan lebih interaktif kepada pengguna smartphone. Dari situ lahirlah format baru yang mereka sebut dengan istilah AMP Stories.

Anda tidak salah apabila langsung teringat pada Instagram Stories, sebab AMP Stories memang banyak terinspirasi dari situ. Contoh yang paling gampang, menavigasikan artikel dalam format AMP Stories bukanlah dengan menggulirkan layar, melainkan dengan menyentuh sebalah kiri atau kanannya.

Di atas, terdapat indikator kecil yang menandakan Anda sudah sampai di bagian mana dalam suatu artikel. Di sepanjang artikel, Anda akan disuguhi beragam elemen visual, beberapa bahkan animated. Singkat cerita, mengonsumsi konten AMP Stories sangat berbeda dari membaca artikel seperti biasanya.

Terlepas dari banyaknya elemen visual di dalam artikel AMP Stories, Google memastikan semuanya tetap bisa dibuka dengan cepat di browser ponsel berkat penggunaan fondasi teknologi yang sama seperti di AMP Project. Lebih lanjut, AMP Stories tidak terbatas pada platform tertentu, dan bisa diadopsi oleh semua situs tanpa terkecuali.

Sama seperti format AMP standar, AMP Stories juga bakal muncul di hasil pencarian Google. Beberapa yang bisa dicoba saat ini berasal dari media-media publikasi ternama seperti CNN, Wired, Mashable, Vox Media dan The Washington Post – silakan buka tautan-tautan tersebut menggunakan smartphone.

Sumber: Google.

Google Permudah Proses Menyalin dan Berbagi Tautan Asli dari Artikel AMP

Accelerated Mobile Pages, atau yang biasa disingkat AMP, adalah inisiatif Google untuk menyempurnakan pengalaman browsing di perangkat mobile. AMP selama ini terbukti cukup efektif, memungkinkan kita untuk membuka artikel-artikel berita secara instan usai melakukan pencarian. Namun yang jadi masalah justru ada pada aspek sharing.

Ketika Anda hendak membagikan tautan ke artikel AMP yang telah Anda baca, URL yang Anda salin bukanlah URL asli dari situs yang bersangkutan, melainkan salinan Google yang disimpan di server-nya sendiri – itulah mengapa proses membuka artikel AMP (yang berlambang petir) benar-benar instan.

Sebenarnya tidak ada masalah, toh artikel yang dibuka tetap sama persis. Namun bagi sebagian besar orang, URL terkadang dijadikan indikator kredibilitas dari suatu media publikasi. Orang-orang seperti ini biasanya memeriksa dan memastikan URL-nya terlebih dulu sebelum membaca artikel secara menyeluruh.

Singkat cerita, Google ingin memperbaiki masalah ini sehingga tidak ada lagi kebingungan atau rasa enggan untuk membagikan link ke suatu artikel AMP. Mulai hari ini, saat membuka artikel AMP, Anda akan melihat sebuah tombol baru di sebelah kanan header.

Google menyebutnya sebagai tombol “anchor“, dan saat Anda tap, akan muncul URL asli dari artikel tersebut di bawahnya. Selanjutnya, Anda tinggal menyalin dan membagikannya seperti biasa. Fitur ini sudah tersedia pada aplikasi Google untuk iOS, dan dijanjikan bakal segera menyusul ke versi Android-nya.

Menggunakan mobile browser, seperti Safari di iPhone misalnya, saya pribadi sudah menjumpai tombol anchor ini pada artikel-artikel AMP. Di sebelahnya, hadir tombol lain yang akan membawa Anda ke halaman support Google yang menjelaskan cara kerja AMP.

Sumber: Google Developers via Search Engine Land.

[Outcue] Memperkenalkan Akses Mobile Terbaru untuk DailySocial

Salah satu fokus yang kami sajikan untuk para pembaca DailySocial adalah konten. Artikel, cara penyajian, dan berbagai informasi lainnya yang kami susun dan hadirkan untuk para pembaca setia DailySocial.

Konten yang kami produksi atau kami olah, disajikan secara utama lewat situs Dailysocial.id. Awalnya tampilan akses ini tidak ada perbedaan dari web dan akses perangkat mobile. Dengan akses dari perangkat bergerak yang semakin luas tentu saja kenyamanan menikmati konten DS dari layar smartphone menjadi perhatian utama dalam pengembangan situs DS.

Setelah mengembangkan dan melakukan uji publik, kini konten DS versi mobile yang terbaru telah bisa dinikmati secara penuh. Anda tinggal membuka browser dan mengetikkan DailySocial.id dari perangkat Anda dan langsung bisa menikmati berbagai sajinan konten dengan optimasi situs yang ditujukan layar perangkat bergerak.

Optimasi single article juga dilakukan untuk mewadahi penyebaran konten dari media sosial yang biasanya fokus pada konten tertentu bukan homepage.

Di balik layar alias dapur teknis, akses mobile DS ini ‘ditenagai’ oleh AMP untuk memaksimalkan performa dan lama load dari situs DS, sehingga Anda, para pembaca setia, bisa dengan nyaman untuk mengakses konten yang disusun oleh tim editorial.

Dari balik dapur produk DS, kami berharap tampilan dan akses baru untuk konten DS dari perangkat bergerak bisa memberikan pengalaman dan kenyamanan yang lebih baik dalam membaca konten yang kami produksi. Pengembangan ini tentu saja tidak berhenti sampai di sini. Kami terus memperbaiki dan menyelesaikan bug serta menganalisis secara kontinyu untuk memberikan produk yang maksimal bagi pembaca DailySocial.

Akses Dailysocial.id dari perangkat bergerak tidak memerlukan pengaturan apapun. Anda tinggal menuju situs kami, tampilan yang dioptimasi untuk perangkat bergerak bisa langsung Anda nikmati.

Ini baru awal dari berbagai produk yang akan kami lahirkan dari dapur produk DS. Saya, Wiku Baskoro bersama tim teknis DS, mengucapkan selamat menikmati ‘hidangan’ terbaru ini dan semoga memberi manfaat. Sampai jumpa di rilis produk selanjutnya.

Sennheiser Perkenalkan Headset dan Sepasang Amplifier Baru Untuk Gamer Pro

Potensi gaming yang menggiurkan berhasil menggoda sejumlah nama tersohor di bidang audio untuk turut berkecimpung. Sennheiser sendiri bukanlah pemain baru di sana, berbekal pengalaman puluhan tahun, tak butuh waktu lama bagi mereka buat menyaingi brand-brand gaming populer. Dan Senheisser baru saja memperkuat lini tersebut dengan tiga device baru.

Di acara Gamescom 2016 minggu lalu, perusahaan perangkat audio asal Jerman itu memperkenalkan headphone bernama GSP 300 dan dua amplifier, GSX 1000 serta GSX 1200 Pro. Meski ditargetkan buat gamer, tidak mengherankan jika mereka turut menarik perhatian konsumen audio secara umum. Alasannya, device-device ini merupakan produk pertama yang ditopang algoritma Sennheiser 7.1.

Sennheiser GSP 300

Headphone ini diracik buat menyuguhkan depth of field detail serta bass membahana demi memastikan pengalaman gaming yang lebih realistis. Bagian ear cup dan extender dicengkram oleh engsel bulat, sehingga pengguna bisa mudah menyesuaikannya dengan kepala mereka. Device dibekali bantalan memory foam – selain membuat GSP 300 nyaman dikenakan, bahan ini juga efektif untuk mengisolasi suara. Headband mengusung wujud ‘split‘ demi meminimalisir tekanan ke bagian atas kepala Anda.

Sennheiser GSP 300 1

GSP 300 turut dilengkapi teknologi noise-cancelling di boom mic-nya, membantu mengurangi gangguan dari bunyi-bunyian di sekitar Anda. Bagian ini juga dirancang lebih pendek agar suara nafas tidak tertangkap microphone. Untuk mengaktifkan mute, cukup tarik mic ke atas.

Headset mewakilkan sebuah era baru dan juga sebuah cara memperlihatkan komitmen kami di bidang gaming,” kata product manager gaming Sennheiser Andreas Jessen. “Filosofi produk kami ialah berkonsentrasi buat mendukung gamer, mengombinasikan desain tangguh dengan fitur dan performa yang konsumen harapkan dari headset Sennheiser.”

Sennheiser GSX 1000 & GSX 1200 Pro

Dalam meramu kedua amplifier ini, Sennheiser mencoba menawarkan audio kelas profesional pada gamer. Perangkat dibuat agar ergonomis, ditopang bermacam-macam software dan hardware khusus, dari mulai sistem surround sound anyar sampai metode agar sistem kendali device tidak memecah konsentrasi Anda. Sesuai namanya, tipe GSX 1200 Pro sendiri tujukan bagi para atlet eSport.

Sennheiser GSX 1200

Kedua amplifier ditenagai chip digitalto-analog converter (DAC) yang tidak memerlukan driver tambahan. Beberapa elemen audio di kendaraan turut digunakan di sana, misalnya penempatan bagian display agar mudah dilihat, serta pemakaian panel touch LED berwarna merah di latar belakang hitam, dikelilingi kenop volume. Saat tidak dipakai, layar secara otomatis akan berubah lebih redup.

Sennheiser GSX 1200 1

Ketiga produk akan mulai tersedia di akhir bulan September 2016. Daftar harganya dapat Anda lihat di bawah:

  • Sennheiser GSP 300 – US$ 100
  • Sennheiser GSX 1000 – US$ 230
  • Sennheiser GSX 1200 Pro – US$ 250

Sumber: press release & Sennheiser.