Google Luncurkan Aplikasi Family Link untuk Android

Internet seringkali diibaratkan sebagai jendela dunia yang memberi akses ke segudang informasi. Namun dewasa ini kita semua tahu kalau tidak semua informasi itu layak dikonsumsi oleh anak-anak yang belum cukup umur. Ketimbang melarang, supervisi sejatinya merupakan pendekatan yang lebih ideal.

Yang saya maksud dengan supervisi adalah memonitor aktivitas yang dilakukan anak Anda bersama gadget-nya masing-masing yang terhubung dengan internet, serta membatasi informasi apa saja yang dapat mereka akses. Untuk itu, Google telah menyiapkan alat bantu dalam wujud aplikasi bernama Family Link.

Melalui Family Link, Anda dapat membuatkan akun Google untuk anak Anda dan menetapkan peraturan-peraturan spesifik terkait apa saja yang bisa anak Anda lakukan bersama ponsel atau tablet-nya. Yang paling utama adalah memilah-milah aplikasi apa saja yang dapat anak Anda gunakan.

Jadi ketika anak Anda hendak mengunduh aplikasi dari Google Play Store di perangkatnya, Anda akan menerima notifikasi, dan dari situ Anda bisa memilih untuk mengizinkan atau tidak. Jika tidak – karena aplikasi tersebut mengandung konten yang bersifat NSFW misalnya – ya anak Anda jadi tidak bisa mengaksesnya sama sekali.

Selain membatasi akses aplikasi, Anda juga dapat melihat seberapa lama anak Anda menghabiskan waktunya pada tiap-tiap aplikasi. Berdasarkan informasi ini, Anda pun bisa menetapkan batasan waktu penggunaan perangkat.

Family Link juga memungkinkan Anda untuk mengunci perangkat anak dari kejauhan. Fungsi ini akan sangat berguna ketika sudah waktunya untuk makan malam, mengerjakan PR atau tidur.

Family Link ditujukan buat orang tua yang memiliki anak berusia di bawah 13 tahun yang menggunakan perangkat Android 7.0 Nougat (atau beberapa model yang menjalankan Android 6.1 Marshmallow). Aplikasi ini untuk sementara baru tersedia untuk sejumlah pengguna terpilih di Amerika Serikat.

Sumber: Google.

Nokia Resmi Luncurkan Tiga Smartphone Baru dan Reinkarnasi Nokia 3310

2017 bisa menjadi tahun kembangkitan Nokia kembali di pasar ponsel. Seperti yang sudah dirumorkan, HMD Global yang mewakili Nokia pada akhirnya resmi mengungkap tiga smartphone Android baru beserta versi modern dari Nokia 3310 yang legendaris di ajang MWC 2017.

Ketiga smartphone yang dimaksud adalah Nokia 6, Nokia 5 dan Nokia 3. Ketiganya ditujukan untuk kelas menengah ke bawah, dengan Nokia 6 sebagai yang paling premium dari semuanya. Di sisi lain, Nokia 3310 versi reborn adalah jawaban atas permintaan konsumen yang rupanya masih cukup tinggi di tahun 2017 ini.

Nokia 6

Secara teknis Nokia 6 memang bukan barang baru, akan tetapi yang HMD rilis kali ini adalah versi globalnya. Baik secara desain maupun spesifikasi, Nokia 6 ini sama persis seperti yang sudah lebih dulu dipasarkan di Tiongkok.

Spesifikasi itu mencakup layar IPS 5,5 inci beresolusi 1920 x 1080 pixel, chipset Qualcomm Snapdragon 430, RAM 3 GB dan media penyimpanan internal sebesar 32 GB yang bisa diperluas lagi dengan microSD. Kamera belakangnya mengandalkan sensor 16 megapixel, sedangkan di depan ada kamera 8 megapixel dengan lensa wide-angle, plus ada juga sebuah fingerprint sensor di depan.

Variasi warna untuk Nokia 6, termasuk varian Arte Black Limited Edition di paling depan / HMD Global
Variasi warna untuk Nokia 6, termasuk varian Arte Black Limited Edition di paling depan / HMD Global

Nokia 6 mengemas baterai berkapasitas 3.000 mAh. Namun yang paling istimewa bagi saya adalah software-nya, dimana HMD telah menyematkan Android 7.1.1 Nougat yang merupakan versi paling gres. Lebih menarik lagi, OS ini datang tanpa skin tambahan, alias persis seperti yang didapat dengan Google Pixel, termasuk halnya integrasi Google Assistant.

Model ini akan dilepas mulai kuartal kedua tahun ini juga seharga €229, dengan empat pilihan warna matte. Di saat yang sama, HMD juga akan menawarkan Nokia 6 Arte Black Limited Edition seharga €299. Tak cuma mengemas warna hitam glossy, varian spesial ini punya spesifikasi yang sedikit lebih unggul berkat RAM 4 GB dan storage internal 64 GB.

Nokia 5

Nokia 5 bisa dianggap sebagai adik kandung beda satu tahun dari Nokia 6. Spesifikasinya secara garis besar sangat mirip, demikian pula dengan desainnya, dimana Nokia 5 ini juga terbuat dari aluminium utuh yang mampu menumbuhkan kesan premium.

Nokia 5 / HMD Global
Nokia 5 / HMD Global

Yang berbeda adalah ukuran layar yang lebih kecil; masih IPS, tapi hanya 5,2 inci, dengan resolusi 1280 x 720 pixel. Chipset yang digunakan sama, namun RAM-nya hanya 2 GB, dan storage internalnya cuma 17 GB. Perbedaan lebih lanjut ada pada kamera belakangnya yang menggunakan sensor 13 megapixel.

Selebihnya, Nokia 5 sangat mirip dengan Nokia 6, hingga ke kapasitas baterai dan sensor sidik jarinya. Sistem operasinya pun juga demikian; lagi-lagi Android 7.1.1 Nougat versi ‘murni’ yang termasuk langka di pasaran.

Desain Nokia 5 lebih mirip iPhone jika dibandingkan dengan Nokia 6 / HMD Global
Desain Nokia 5 lebih mirip iPhone jika dibandingkan dengan Nokia 6 / HMD Global

Jadwal rilis Nokia 5 sama dengan Nokia 6 versi global. HMD juga akan menawarkannya dalam empat pilihan warna, dengan banderol yang lebih terjangkau di angka €189.

Nokia 3

Nokia 3 adalah satu-satunya yang ditujukan untuk segmen low-end. Desainnya pun mengingatkan saya pada lini Lumia kelas bawah; Anda masih mendapatkan bingkai aluminium unibody di sini, namun panel belakangnya merupakan bahan polycarbonate.

Nokia 3 / HMD Global
Nokia 3 / HMD Global

Model ini mengusung layar 5 inci beresolusi 1280 x 720 pixel. Chipset yang digunakan adalah MTK 6737, dengan prosesor quad-core 1,3 GHz dan RAM 2 GB, serta penyimpanan sebesar 16 GB dan slot microSD. Kameranya sama-sama memakai sensor 8 megapixel, baik di depan maupun belakang.

Nokia 3 mengandalkan frame aluminium unibody, namun panel belakangnya menggunakan polycarbonate / HMD Global
Nokia 3 mengandalkan frame aluminium unibody, namun panel belakangnya menggunakan polycarbonate / HMD Global

Ukuran yang lebih kecil jelas berujung pada baterai yang lebih kecil juga, yakni 2.650 mAh. Kabar baiknya, Nokia 3 juga menjalankan sistem operasi Android Nougat, meski masih versi 7.0. Model paling terjangkau ini akan dilepas seharga €139 di waktu yang sama seperti kedua kakaknya.

Nokia 3310 ‘Reborn’

Kesannya aneh, tapi reinkarnasi feature phone ini bisa dibilang lebih dinanti-nanti dibanding trio smartphone di atas. HMD berhasil mempertahankan desain legendaris Nokia 3310 selagi meleburnya dengan elemen-elemen desain modern.

Dibandingkan versi lawasnya, 3310 baru ini punya bodi lebih tipis. Namun yang mungkin lebih menarik perhatian adalah layar yang tak lagi monokrom, melainkan yang berukuran 2,4 inci dengan resolusi QVGA (320 x 240 pixel) dan sedikit melengkung.

Nokia 3310 versi modern / HMD Global
Nokia 3310 versi modern / HMD Global

Sistem operasinya merupakan Nokia Series 30+, dan perangkat pun bisa digunakan untuk mengakses internet dengan koneksi 2G kalau Anda orangnya cukup sabar. Tersedia penyimpanan internal sebesar 16 MB, akan tetapi pengguna dapat menancapkan microSD hingga yang berkapasitas 32 GB.

Untuk apa microSD? Untuk menyimpan foto, karena 3310 baru ini telah dilengkapi sebuah kamera 2 megapixel dan LED flash. Lalu bagaimana dengan baterainya? Seperti yang kita tahu, Nokia 3310 dahulu terkenal sangat awet dan bisa bertahan selama berhari-hari tanpa perlu di-charge sekalipun.

Sudah siap bermain Snake lagi di Nokia 3310 baru ini? / HMD Global
Sudah siap bermain Snake lagi di Nokia 3310 baru ini? / HMD Global

Well, versi barunya mungkin tidak sekuat itu, namun pastinya masih jauh lebih awet dibanding smartphone. HMD menjanjikan waktu bicara selama 22 jam dan standby selama 31 hari untuk baterai 1.200 mAh milik Nokia 3310 versi modern ini.

Berapa harganya? €49 saja, dengan jadwal rilis yang sama dan empat pilihan warna (dua glossy dan dua matte). Ya, saya kira sudah waktunya kita bermain Snake lagi di tahun 2017 ini.

Sumber: HMD Global.

Selain Google Pixel, Inilah 4 Smartphone yang Kompatibel dengan VR Headset Daydream View

Lewat Cardboard, Google sejatinya ingin memperkenalkan semua konsumen tanpa terkecuali kepada teknologi virtual reality. Setelah VR jadi cukup dikenal, waktunya menyuguhkan pengalaman VR yang lebih superior, tapi di saat yang sama masih mempertahankan aspek portable dari Cardboard. Demikianlah kira-kira premis di balik lahirnya Daydream View.

Demi menjaga kualitas, Google pun menetapkan sejumlah standar minimum untuk Daydream View. Utamanya, ponsel harus mengemas layar AMOLED, chipset Snapdragon 820, RAM minimum 4 GB, dan yang tidak kalah penting, menjalankan OS Android 7.0 Nougat. Sejauh ini, baru Google Pixel dan Moto Z saja yang memenuhi syarat-syarat tersebut.

Kalau melihat syarat yang ditetapkan, sebenarnya tidak sulit bagi pabrikan smartphone untuk membuat produknya kompatibel. Tantangan terbesar mereka sejatinya hanya mengirimkan update Android 7.0 Nougat, tapi kalau belajar dari pengalaman, vendorvendor ponsel Android memang terbilang lamban dalam merilis update.

VR headset buatan Huawei yang dikategorikan Daydream-ready / Google
VR headset buatan Huawei yang dikategorikan Daydream-ready / Google

Dalam waktu dekat ini, setidaknya akan ada empat smartphone lain yang kompatibel dengan headset Daydream View. Mereka adalah ZTE Axon 7, Asus ZenFone AR, Huawei Mate 9 Pro dan Mate 9 versi Porsche Design.

Khusus untuk Mate 9 Pro dan Porsche Design Mate 9, Huawei ternyata sudah menyisihkan sejumlah waktunya untuk menggarap VR headset Daydream versinya sendiri. Mengikuti standar yang ditetapkan Google, headset ini dapat tetap digunakan dengan nyaman oleh konsumen yang berkacamata, dengan field of view seluas 95 derajat. Tentu saja, akan ada sebuah remote control yang menemaninya.

Ke depannya dipastikan akan ada lebih banyak lagi, apalagi mengingat event Mobile World Congress bakal dihelat tidak lama lagi di akhir Februari. Di sana pastinya akan bermunculan smartphonesmartphone anyar yang sudah menjalankan Android 7.0 dari sejak dirakit di pabriknya masing-masing, dan Google berjanji untuk mencantumkan semua yang kompatibel di sini.

Sumber: Google Blog.