Angon.id Cultivation Investment Startup Issue

Within the past few months, some DailySocial readers might find out Angon.id cultivation investment startup issue on social media accounts related to the refund of all investors. Through its main Instagram channel for sharing information, Angon.id has the latest status updates in October 2018.

As the media that has covered their launch and development, we feel required to seek the truth. We tried to contact boards of founders by phone or social media, but there’s no feedback.

Some staff who had been connected with DailySocial said they started to left the company since mid-2018.

Moreover, we’ve got some news from trusted source of what happened.

“Fraud”

According to our source, a person having close connection to Angon.id management, said this issue risen due to an error of business calculation. The money collected from investors was used mostly for operational expenditure and founder’s demand which wasn’t urgent.

One case is when it was used to buy office property in “fancy enough” area in Semarang. Regardless, they have deadline to return the investor’s fund for livestock cultivation and its outcome.

The total loss is claimed to reach four billion Rupiah

Angon.id is a Telkom-based Indigo Creative Nation program incubation, under Jogja Digital Valley.

Debuted on October 2016, this startup combined investment startup (fintech) with agriculture (agtech) concept. Investor is to invest through Angon.id to raise fund for farmers, before they get profit sharing from the product sales.

“[Simple] Angon.id management committed fraud to the investor’s money. I would say this case is like First Travel [with a different scale]. Management has been “broken” since the late 2018.”

They’re facing a condition which solution is on its own management, while Telkom claims its position as business coach in early stage and not related to the operational.

“The last time we communicate with Agif [Angon.id’s CEO, Agif Arianto], they guarantee to return the money, gradually. Currently, it’s very difficult to connect.”

Update: Angon.id’s CEO gives clarification to the public funding issue on its platform
Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Klarifikasi CEO Angon.id terhadap Isu Kisruh Dana Publik

Sebagai tanggapan terhadap pemberitaan DailySocial yang berjudul “Kisruh Startup Investasi Budidaya Angon.id“, Co-Founder & CEO Agif Arianto menghubungi DailySocial untuk memberikan klarifikasi. Sebagai bagian dari hak jawab, berikut ini adalah penjelasan menurut sisi Angon.id.

Kondisi yang terjadi

Agif menceritakan adanya gagal panen yang dialami pemilik ternak online (disebut member Angon) dan direalisasikan menjadi kerugian. Ia mengklaim hal ini bukan karena Angon melakukan penipuan ataupun salah melakukan pengelolaan uang member.

Diklaim ada oknum peternak wanprestasi (belantik yang mengaku jadi peternak) yang mengakibatkan ternak mengalami masalah dalam pertumbuhan bobot. Kondisi tersebut diperparah adanya penurunan harga jual ternak di pasar.

Agif mengatakan, “Ternak yang telah dibeli oleh member dan rugi sudah menjadi risiko member. Namun karena tipe member Angon berbeda-beda, beragam pula kondisi member Angon dalam menyikapi kejadian ini.”

“Yang paling ekstrem adalah CS Angon sempat ada yang mau bunuh diri akibat tekanan dari beberapa member yang mengalami gagal panen, bahkan rumah mertua saya pun diancam mau dibakar, menelpon dengan kata makian yang sama sekali tidak mau tahu tentang risiko kerugian yang sedang dialaminya dan sama sekali tidak mau memahami penjelasan kami tentang bahwa Angon itu bukan lembaga keuangan atau manajer investasi atau crowdfunding yang mengumpulkan dana masyarakat kemudian menyalurkan pembiayaan kepada peternak,” ujarnya.

Agif melanjutkan, “Platform Angon merupakan marketplace yang coba mendigitalkan proses bisnis beternak. Mitra peternak rakyat itu layaknya pet shop, tempat penitipan hewan ternak saja tanpa bagi hasil. Jika untung 100% hasil diambil oleh member, begitu juga saat rugi 100% ditanggung member, karena member memilih sendiri ternaknya dan lokasi ternaknya. Setelah member membeli ternak di aplikasi Angon, member bisa langsung mengambil ternaknya. Intinya risiko dalam beternak online sama seperti beternak offline. Member perlu bijak dalam menyikapinya.”

Terkait isu Angon membeli kantor di kawasan mewah Semarang juga diklarifikasi tidak benar oleh Agif. Status kantor Angon di Semarang itu sewa bulanan, layaknya sebuah coworking space.

Pengembalian dana

Untuk menyelesaikan masalah gagal panen member, tim Angon mengklaim telah berkomunikasi langsung kepada member secara satu per satu untuk menghindari adanya pihak yang mengaku-ngaku memiliki ternak.

Customer handling Angon saat ini dilakukan melalui sambungan telepon dan WhatsApp pada jam 09.00-17.00 WIB di nomor 081220337376.

Alternatif jalan keluar yang coba ditawarkan tim Angon adalah sebagai berikut:

  • Member dapat melakukan perpanjangan masa perawatan ternak hingga harga membaik (diperkirakan di bulan April-Mei 2019).
  • Bagi pemilik ternak yang ingin menjual ternaknya dengan harga saat ini (dalam kondisi rugi) akan diproses dalam 4-14 hari kerja.
  • Jika member menginginkan refund, Angon mencoba membantu memfasilitasinya dengan mencicil sebanyak 8 kali.

“Dari pengalaman ini kami menyadari tidak semua peternak rakyat amanah dan tidak semua orang juga memahami masalah dari berbagai sisi,” tutup Agif.

Kisruh Startup Investasi Budidaya Angon.id (UPDATED)

Pembaca DailySocial mungkin telah melihat “keributan” di akun media sosial startup investasi budidaya Angon.id mengenai isu tuntutan pengembalian dana yang diminta hampir seluruh investor.

Di kanal Instagram, yang selama ini menjadi kanal utamanya untuk berbagi informasi, pihak Angon.id terakhir kali melakukan pembaruan status pada Oktober 2018.

Sebagai media yang pernah meliput peluncuran dan perkembangan Angon.id, kami merasa perlu mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kami mencoba menghubungi jajaran founder Angon.id, baik melalui ponsel maupun media sosial, namun sama sekali tidak terhubung.

Beberapa staf yang pernah berkomunikasi dengan DailySocial mengatakan mereka mulai meninggalkan posisinya di perusahaan pembiayaan tersebut sejak pertengahan 2018.

Kami kemudian mendapat informasi dari setidaknya dua sumber terpercaya, yang tidak mau disebutkan namanya, tentang apa yang sebenarnya terjadi.

“Fraud”

Menurut sumber kami, isu ini terjadi lantaran ada kesalahan kalkulasi bisnis. Uang yang dihimpun dari investor banyak digunakan untuk belanja operasional dan kebutuhan founder yang sifatnya tidak terlalu mendesak.

Salah satunya digunakan membeli properti yang dijadikan kantor di kawasan yang “cukup mewah” di daerah Semarang. Padahal ada tenggat waktu pengembalian dana investor untuk budidaya ternak dan hasilnya.

Diklaim total kerugian yang dihasilkan mencapai empat miliar Rupiah.

Angon.id merupakan startup hasil inkubasi program Indigo Creative Nation milik Telkom, tepatnya di bawah naungan Jogja Digital Valley.

Memulai debutnya sejak Oktober 2016, startup ini menggabungkan konsep startup investasi (fintech) sekaligus pertanian (agtech). Investor bisa menanamkan duitnya melalui Angon.id untuk membantu memodali peternak, sebelum kemudian mendapatkan bagi hasil jika ternaknya dijual.

“[Sederhananya] manajemen Angon.id melakukan fraud kepada uang investor. Kalau saya bilang kasusnya jadi mirip First Travel [dengan skala yang berbeda]. Manajemen juga sudah ‘bubar’ sejak akhir 2018 lalu,” ujar sumber kami.

Kondisi yang dihadapi tim Angon.id disebut harus diselesaikan manajemennya sendiri, sementara sumber kami mengklaim posisi Telkom hanya sebagai pembina bisnis di tahap awal dan tidak terkait dengan bagaimana startup tersebut dijalankan.

“Komunikasi terakhir dengan Agif [CEO Angon.id Agif Arianto], pihaknya berkomitmen untuk mengembalikan, secara bertahap. Kalau sekarang memang sulit sekali dihubungi.”


Update: CEO Angon.id telah memberikan tanggapannya terhadap isu kisruh dana publik di platform-nya.

Angon.id Berikan Jembatan antara Investor dan Peternak

Angon.id memulai debutnya sejak Oktober 2016. Menggabungkan konsep startup investasi (fintech) sekaligus pertanian (agtech), perusahaan rintisan binaan Indigo ini mencoba memberikan layanan online untuk menghubungkan antara peternak rakyat dengan masyarakat urban. Jika pernah mendengar tentang konsep bisnis startup pertanian iGrow, konsepnya hampir sama, perbedaannya pada objek investasi, yakni peternakan sapi dan domba.

Angon.id memungkinkan masyarakat umum untuk investasi beternak tanpa harus memiliki kandang. Menggunakan layanan aplikasi Angon.id, pengguna cukup menggelontorkan sejumlah dana sesuai dengan kesepakatan untuk disalurkan kepada peternak yang sudah menjadi mitra bisnis Angon.id. Dari penjelasan tim Angon.id, rata-rata investor mendapatkan return of investment (ROI) sekitar 5-10 persen per tiga bulan.

Dipimpin Co-founder & CEO Agif Arianto, saat ini Angon telah mengakomodasi lebih dari 11 ribu hewan ternak yang dikelola Sentra Peternakan Rakyat (SPR) yang dimiliki oleh mitra bisnis dan dimiliki oleh tim Angon.id. SPR tersebut kini tersebar di berbagai wilayah, mulai dari Semarang, Bogor, Sukoharjo, hingga Sumbawa.

Proses kerja aplikasi Angon.id

Bagi investor yang ingin beternak di Angon.id, setelah mengunduh aplikasi pengguna diwajibkan melakukan upgrade profil menjadi full-services, yakni memastikan semua informasi data diri terisi dengan baik. Kemudian harus mengisi saldo TMoney untuk melakukan transaksi. Secara khusus, saat ini Angon.id juga telah menggandeng layanan fintech milik Telkom (TMoney) untuk mendukung sistem transaksi di aplikasi secara penuh.

Ketika sudah masuk ke dalam aplikasi, pengguna akan ditemani asisten virtual bernama Pak Arto. Asisten virtual tersebut akan memberikan arahan kepada pengguna. Mulai dari memilih jenis hewan yang dipilih, hingga memberikan informasi seputar investasi dan pemrosesan transaksi. Keanggotaan di Angon.id sendiri terdiri dari tiga jenis, yakni Member Angon, Member Peternak dan Member Investor Kandang/Bibit, masing-masing memiliki keterlibatan yang berbeda.

Salah satu sudut tampilan aplikasi Angon.id / Angon.id
Salah satu sudut tampilan aplikasi Angon.id / Angon.id

Ingin capai 50 SPR di tahun 2020

Melalui aplikasinya, Angon.id mengharapkan bahwa adanya investasi ke akar rumput dapat mendorong terjadinya distribusi peredaran uang yang saat ini banyak terpusat di kota. Sehingga masyarakat desa di daerah dapat hidup sejahtera tanpa harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan, yakni salah satunya dengan menjadi peternak. Cita-cita Angon.id, di tahun 2020 mendatang setidaknya akan ada 50 SPR yang masuk dalam jaringannya, hal ini sejalan dengan misi membantu pemerintah menyiapkan lapangan pekerjaan menghadapi bonus demografi ditahun tersebut.

Untuk menjamin kualitas layanan, mengacu pada standardisasi ISO 9001, Angon.id secara konsisten melakukan sertifikasi kepada para peternak rakyat sebagai bentuk meningkatkan daya saing kualitas yang dapat diterima secara global. Guna mencapai sertifikasi tersebut, salah satu yang diunggulkan dalam Angon.id adalah peternak berpengalaman dan bibit ternak yang sehat.

Secara garis besar apa yang dikelola Angon.id ialah menciptakan peluang kerja sama antara peternak dengan masyarakat sebagai investor. Dengan proses ini, produktivitas peternak diharapkan terus meningkat untuk menjamin kesejahteraan para peternak itu sendiri, dan memberikan keuntungan pula bagi para investor.

Application Information Will Show Up Here