4 Cara Meningkatkan Average Order Value untuk Bisnis Online Anda

Dengan mempelajari cara meningkatkan average order value pada bisnis, Anda dapat mencapai target penjualan. Metrik ini juga dapat membantu Anda menetapkan tujuan dan strategi, serta mengevaluasi seberapa baik strategi tersebut.

Tetapi, kapan Anda harus menggunakan metrik ini? Ketika jumlah pelanggan yang membeli produk Anda lebih sedikit dibandingkan jumlah pelanggan yang datang ke website bisnis Anda. Jadi, metrik ini sangat penting untuk bisnis yang pelanggannya jarang membeli. 

Average Order Value: Pengertian dan Rumusnya

Average order value atau AOV adalah metrik penjualan atau KPI yang mengukur biaya rata-rata yang dikeluarkan bisnis (business cost) saat pelanggan melakukan transaksi di situs web, toko online, e-commerce selama periode waktu tertentu. 

Metrik ini dapat melacak perilaku pelanggan, menemukan saluran penjualan dan segmen pasar penjualan yang menguntungkan. Misalnya, bisnis Anda memiliki AOV yang rendah, artinya pelanggan Anda lebih suka melakukan pembelian yang kecil di setiap pemesanan. 

Maka tak heran bila perusahaan berusaha meningkatkan average order value, karena AOV yang besar akan mengarah pada pertumbuhan pendapatan. Yang berarti, bisnis Anda akan mendapatkan keuntungan. 

Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui rumus average order value terlebih dahulu. AOV dapat dihitung dengan membagi jumlah pendapatan untuk suatu periode dengan jumlah pemesanan produk. Berikut ialah rumusnya :

Average Order Value = Pendapatan / Jumlah Pesanan

Cara Meningkatkan Average Order Value (AOV)

Tawarkan Pengiriman Gratis dan Hadiah Lainnya

Cara termudah dan masih efektif untuk meningkatkan AOV adalah dengan menawarkan pengiriman gratis. Misalnya, jika sebagian besar pesanan anda berada pada kisaran Rp35.000, Anda dapat menawarkan pengiriman gratis untuk pesanan di atas Rp 50.000. 

Anda juga dapat menambahkan pemberitahuan saat pelanggan check out dan pembelian mereka tidak mencapai batas minimal pengiriman gratis. Dengan memiliki notifikasi ini, Anda dapat membantu meningkatkan AOV. Anda dapat dengan mudah melakukan ini menggunakan aplikasi dari Shopify.

Selain itu, Anda juga bisa menawarkan diskon atau voucher dengan batas minimal pesanan. Misalnya, konsumen akan mendapatkan diskon 10% untuk pesanan di atas Rp55.000.

Lakukan Strategi Bundle Pricing

Jika Anda ingin pelanggan membeli lebih banyak produk Anda, coba buat bundel produk yang harganya lebih murah daripada membeli produk yang sama satu per satu. 

Salah satu strategi untuk bundling produk adalah dengan menawarkan paket produk yang menciptakan solusi lengkap untuk pengalaman yang diinginkan. Misalnya, mengadakan buy one get one, dimana konsumen yang membeli suatu produk bisa mendapatkan satu produk lainnya dengan diskon atau gratis. Anda bisa menggunakan Shopify bila ingin membuat bundel produk.

Berikan Gift Card

Cara berikutnya untuk meningkatkan AOV adalah dengan memberikan gift card pada konsumen. Misalnya, konsumen yang membeli produk Anda di atas Rp50.000 akan mendapatkan gift card sebesar Rp10.000.

Gift card tersebut dapat dipakai konsumen di pembelian selanjutnya. Namun, Anda harus memastikan bahwa harga produk Anda cukup tinggi agar bisa menghasilkan keuntungan.

Lakukan Upsell dan Cross-Selling

Upselling adalah strategi yang mendorong pelanggan untuk membeli produk yang lebih mahal dan berkualitas. Misalnya, menawarkan pelanggan yang sebelumnya ingin membeli earphone standar menjadi earphone yang peredam bising dan anti debu atau keringat.

Sedangkan cross-selling adalah strategi yang mendorong pelanggan untuk membeli produk komplementer atau pelengkapnya dari produk yang pelanggan beli sebelumnya. Misalnya, Anda menawarkan kaos kaki kepada pelanggan yang baru membeli sepatu.

Itulah pengertian dan cara meningkatkan average order value (AOV). Jadi, apakah Anda siap melihat pendapatan bisnis Anda meningkat? Kalau begitu cepat terapkan tips di atas!

Garena Indonesia Umumkan ASL Winter 2021

Garena sebagai publisher Arena ov Valor baru saja mengumukan gelaran Arena of Valor Star League (ASL) Winter 2021. Turnamen ini nantinya akan menjadi turnamen lanjutan yang terakhir kali diselenggarakan pada awal tahun 2021 kemarin bertajuk ASL Spring 2021. ASL Winter 2021 nantinya akan mempertemukan 6 tim AOV terbaik di Indonesia dan akan digelar pada bulan November 2021 mendatang.

Sama seperti musim lalu, ASL Winter 2021 ini nantinya akan dimulai dari babak kualifikasi. Turnamen Clash of Valor hadir sebagai babak kualifikasi pendahuluan sebelum menuju turnamen ASL Winter 2021. Nantinya akan ada 2 wave dalam turnamen COV ini dan memperebutkan 4 slot menuju turnamen ASL B Series Winter 2021.

Turnamen ASL B Series nantinya akan mempertemukan 4 tim dari COV dengan 3 tim terbawah turnamen ASL Spring 2021 kemarin. Turnamen ini akan memperebutkan 3 slot tersisa ke dalam turnamen ASL Winter 2021.

3 tim teratas turnamen ASL Spring 2021 kemarin yakni ArcAngel, Dewa United, dan DG Esports akan mendapatkan slot menuju ASL Winter 2021 langsung. Sementara itu 3 tim terbawah ASL Spring 2021 yaitu Saudara Esports, HerzyONE, dan Hertz nantinya akan berjuang terlebih dahulu melalui babak ASL B Series Winter 2021.

Image Credit: ASL AOV Indonesia

Clash of Valor akan dimulai pada tanggal 12 Agustus 2021 mendatang. Semua tim AOV dari seluruh Indonesia bisa mengikuti turnamen ini dan menjajal kemampuan mereka. Kembali hadirnya turnamen COV ini tentu saja menjadi kabar gembira bagi para pemain AOV di Indonesia. Mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk bersaing satu sama lain dan memperebutkan siapa tim Arena of Valor terbaik di Indonesia.

Sedangkan ASL B Series Winter 2021 akan mulai digelar pada bulan September 2021. Sementara itu turnamen akbar ASL Winter 2021 baru akan digelar pada bulan Oktober 2021 mendatang. Karena pandemi COVID-19 yang belum reda, sepertinya turnamen ini nantinya akan diselenggarakan secara online.

Arena of Valor Star League (ASL) sendiri merupakan turnamen AOV tertinggi di Indonesia. Turnamen ini sudah rutin diselenggarakan oleh Garena Indonesia sejak beberapa tahun silam. Turnamen ASL Spring 2021 kemarin memperebutkan total hadiah sebesar Rp365 juta dan berhasil dimenangkan oleh tim ArchAngel. Pemenang ASL juga menjadi wakil Indonesia di turnamen AOV tingkat internasional.

Tim AoV dari Thailand dtac Talon Esports Berhasil Memenangi Turnamen AWC 2021

Turnamen tahunan terbesar Arena of Valor yakni AoV World Cup 2021 telah resmi berakhir. Turnamen yang mempertandingkan tim-tim AoV terbaik dari berbagai negara tersebut berhasil dimenangi oleh tim dtac Talon Esports. Tim dtac Talon Esports mengakhiri perlawanan Most Outstanding Player dari Taiwan di partai grand final dengan skor 4-3.

Pertarungan grand final berlangsung sengit dengan kedua tim berusaha saling mengalahkan satu sama lain. Namun pada akhirnya tim dtac Talon Esports berhasil merengkuh juara pertama dalam pertandingan yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut. Dengan kemenangan ini dtac Talon Esports mengamankan uang hadiah sebesar US$200.000 atau sekitar Rp3 miliar.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Talon Esports (@talon_esports)


Kemenangan tim dtac Talon Esports dari Thailand ini sekaligus mengakhiri dominasi tim-tim dari Taiwan. Turnamen-turnamen AoV tingkat internasional sebelumnya berhasil didominasi oleh tim-tim dari Taiwan. Seperti turnamen AoV International Championship 2020 yang dimenangkan oleh tim MAD Team serta gelaran AoV Premier League 2020 yang dimenangi oleh tim Flash Wolves.

Tim Indonesia sendiri sebetulnya juga mengikuti turnamen AoV World Cup 2021 kali ini. Tim ArchAngel dan Dewa United sebagai wakil Indonesia tidak mampu berbicara banyak. Mereka gagal lolos ke babak playoff setelah hanya menempati posisi 3 klasemen grup C untuk tim ArchAngel dan posisi 4 klasemen grup A untuk Dewa United.

Turnamen AoV World Cup 2021 sendiri berlangsung dari tanggal 19 Juni hingga 18 Juli 2021 kemarin. Turnamen masih dilaksanakan secara online karena pandemi COVID-19 yang belum mereda. Turnamen ini diikuti oleh 16 tim peserta dari negara-negara di Asia Tenggara, Taiwan, Jepang, Tiongkok, dan Brazil. Turnamen AWC kali ini memperebutkan total hadiah sebesar US$500.000 atau sekitar Rp7,2 miliar.

Kita lihat saja apakah tim-tim Arena of Valor dari Indonesia mampu bersaing dalam kancah kompetisi tingkat internasional di masa depan. Hingga saat ini, mereka masih kalah bersaing dari tim Thailand, Vietnam, dan Taiwan. Belum ada trophy kelas internasional yang dipersembahkan oleh wakil dari Indonesia di dalam turnamen yang mereka ikuti.

2 Wakil Indonesia Tersingkir dari Ajang Arena of Valor World Cup 2021

Gelaran turnamen tahunan dari AOV yaitu Arena of Valor World Cup 2021 akan segera memasuki babak playoff. Pada babak playoff tersebut, 8 tim peserta berhasil lolos dari fase grup. Sedangkan 8 tim lainnya harus rela untuk tereliminasi terlebih dahulu.

Sayangnya dari 8 tim yang tereliminasi di babak fase grup ini, 2 di antaranya adalah wakil Indonesia. Baik Dewa United Esports maupun ArchAngel tidak mampu berbicara banyak di turnamen AWC 2021. Dewa United Esports menjadi juru kunci grup A. Sedangkan ArchAngel hanya mampu finish di urutan 3 klasemen akhir grup C.

Sumber Gambar: Liquipedia AOV

Penampilan Dewa United Esports dan ArchAngel memang terkesan kurang baik. Dari segi permainan, mereka masih di bawah tim-tim AOV asal Vietnam, Thailand, dan Taiwan. Hal ini semakin menunjukan bahwa tim-tim Arena of Valor Indonesia masih tertinggal jauh negara-negara tersebut.

Babak playoff turnamen Arena of Valor World Cup 2021 sendiri digelar mulai tanggal 30 Juni 2021. 8 tim yang berhasil lolos adalah MAD Team, ONE Team,  Bacon Time, Most Outstanding Player, VGaming, Buriram United Esports, dtac Talon Esports, dan Saigon Phantom. Sementara itu, turnamen Arena of Valor World Cup 2021 ini memperebutkan total hadiah sebesar US$500.000 atau sekitar Rp7,2 miliar.

Tencent Dituntut Gara-gara Konten Tidak Pantas dalam Honor of Kings

Meskipun kurang populer di Indonesia, namun Arena of Valor (AOV) atau yang di Tiongkok dikenal sebagai Honor of Kings merupakan salah satu game MOBA paling populer di sana.

Namun kepopuleran tersebut juga berimbas bahwa semakin banyak mata yang memperhatikan game milik Tencent ini. Salah satunya adalah “Pusat Penelitian dan Bantuan Hukum Remaja Beijing” yang akhirnya menuntut game tersebut.

Dikutip dari Reuters, mereka  menuntut game Honor of Kings karena terlalu mengedepankan kekerasan. Serta pakaian atau kostum yang digunakan oleh karakter-karakter (terutama wanita) dalam game Honor of Kings terlalu ‘vulgar’ dan tidak senonoh.

Gameplay Honor of Kings (image credit: @ZhugeEX)

Masalah kostum tersebut memang menjadi persoalan karena Tencent telah menurunkan rekomendasi batas umur minimal untuk bermain game ini dari 18 tahun menjadi hanya 12 tahun. Yang berarti, banyak anak-anak di bawah umur yang dapat mengakses game MOBA tersebut.

Ditambah, game Honor of Kings dianggap tidak menghormati budaya tradisional Tiongkok karena di dalam game-nya terdapat karakter-karakter dari tokoh sejarah yang dimasukkan begitu saja ke dalam alur cerita dari game-nya.

Selain itu dalam tuntutannya mereka juga mengutarakan kekhawatirannya bahwa para pemain yang masih muda cenderung bermain game tersebut dalam waktu yang lebih lama karena mekanisme dalam game-nya.

Gameplay Honor of Kings (image credit: @ZhugeEX)

Di sisi lain, pihak berwenang Tiongkok mengatakan bahwa mereka telah berusaha membatasi jam bermain video game bagi remaja, termasuk Tencent yang telah menerapkan sistem anti-kecanduan yang membatasi waktu bermain bagi para pemain muda.

Pemerintah Tiongkok juga tengah mengawasi Tencent atas tuduhan praktik monopoli di beberapa lini bisnis, serta karena Tencent tidak melaporkan akuisisi mereka terhadap perusahaan-perusahaan kepada pemerintah untuk tinjauan anti-monopoli.

Esports Indo: Raja Esports Peringkat 3 Asia, Qualifier IGC, ONIC Juara Mytel

Berikut adalah rekap berita skena esports Indonesia yang dihimpun selama sepekan:

 

Tim Indonesia finis di urutan ketiga FIFA 20 Summer Cup Series Region Asia

via: Raja Esports
via: Instagram Raja Esports

Berita pertama kali ini datang dari lapangan sepak bola virtual FIFA 20. Perwakilan Indonesia yang berlaga di gelaran turnamen FIFA 20 Summer Cup Series, sayang tidak bisa melaju ke babak final. Adapun Indonesia diwakilkan oleh KnyP dan Pugu yang bernaung di bawah organisasi esports yang sama yaitu, Raja Esports. Langkah Raja KnyP terhenti saat harus tunduk dari lawannya Fardhino asal Singapura yang bermain untuk Team Flash.

Di babak berikutnya Pugu dapat membalaskan kekalahan KnyP dari Fardhino sebelumnya, 3 match tanpa balas. Di babak lower bracket final Raja Pugu akhirnya harus mengakui keunggulan Agu dari Blue United eFc sebagai perwakilan dari Jepang. Hasil raihan KnyP dan Pugu di FIFA 20 Summer Cup Series menempatkan Indonesia sebagai negara terkuat di urutan ketiga di region Asia.

 

Tahapan Online Qualfier Indonesia Games Championship 2020 akan Dimulai di Bulan Agustus

via: Instagram duniagames.esports.id
via: Instagram duniagames.esports.id

Babak baru gelaran turnamen Indonesia Games Championship 2020 akan segera dimulai. Setelah melewati tahapan national qualifier dan regional qualifier, berikutnya adalah saatnya tahapan online qualifier. Tanggal 3 Agustus direncanakan akan menjadi hari pertama gelaran online qualifier untuk IGC 2020.

Saat ini tim-tim yang sudah lolos ke babak grand final hanya cukup menunggu dan berlatih untuk menghadapi talenta esports baru yang akan lolos dari babak online qualifier. Antusiasme yang besar masih sangat terasa karena begitu cepatnya slot pendaftaran menjadi penuh. Mari kita nantikan update selanjutnya dari gelaran turnamen IGC 2020.

 

ONIC Esports Menjadi Juara Mytel International Championship Series 2 2020

via: Instagram onic esports
via: Instagram onic esports

Baru-baru ini tim ONIC Esports dinobatkan sebagai juara di gelaran turnamen Mytel International Championship Series 2 2020. Di babak final ONIC Esports berhasil mengalahakan tim EVOS Legends. ONIC Esports berhasil unggul atas lawannya 3 match sekaligus tanpa balas.

Match pertama sampai terakhir bisa terbilang berjalan cukup lambat. Kedua tim sangat terlihat berhati-hati dan tidak ingin gegabah dalam melakukan push. Hal yang perlahan menggerogoti EVOS Esports adalah kewaspadaan yang menurun saat ONIC Esports melakukan strategi split push.

 

VZ97 dan Seventh Resmi Bergabung ke EVOS Esports

via: Instagram evos esports
via: Instagram evos esports

Divisi AOV EVOS Esports resmi mengumumkan VZ97 dan Seventh sebagai bagian terbaru dari rosternya. Dengan adanya tambahan pemain di atas tampakanya EVOS Esports masih berusaha mencari racikan roster terbaik untuk mengumpukan lebih banyak lagi kemenangan.

Sejauh ini EVOS Esports tercatat masih bisa mendominasi skena kompetitif AOV di level lokal. Namun di saat yang sama EVOS Esports tentu saja akan dihadapkan pada keraguan akan performanya saat harus menghadapai tim-tim yang berasal dari negara lain. Semoga dengan adanya tambahan roster terbaru dapat membawa hasil yang lebih baik lagi bagi EVOS Esports.

 

Tim Dota 2 BOOM Esports Berlaga di Moon Studio Asian League

via: Instagram boomesportsid
via: Instagram boomesportsid

BOOM Esports baru-baru ini mendapatkan direct invite slot untuk berlaga di gelaran turnamen Moon Studio Asian League. Turnamen yang dihelat oleh Moon Studio mempertandingkan jajaran tim terbaik dari region Asia tenggara dan Tiongkok. Jumlah hadiah sebesar 50.000 Dolar Amerika akan diperebutkan oleh total 12 tim selama kurang lebih 2 minggu ke depan.

Fase grup Moon Studio Asian League dimulai pada tanggal 29 Juli 2020 yang lalu. Di match day pertama tim BOOM Esports baru dapat meraih hasil imbang saat bertemu dengan tim BLAZE asal Tiongkok

Jadwal Esports SEA Games 2019 Dibuka Dengan Pertandingan Cabang MLBB

Cabang Esports SEA Games 2019 sudah akan dimulai. Sebelumnya kita sudah sempat membahas bersama soal potensi timnas esports Indonesia untuk SEA Games 2019. Dari semua yang harus dihadapi, Filipina selaku tuan rumah memang masih jadi salah satu yang terberat.

Tetapi selain dari itu, dari cabang Tekken 7 kita juga bisa melihat bahwa Thailand punya pemain dengan jam terbang yang cukup tinggi. Nopparut “Book” Hempamorn salah satunya, pemain yang sudah malang melintang di dunia Tekken, bahkan sempat mengalahkan jago Tekken Korea Selatan, Knee, di gelaran Thaiger Uppercut 2018.

Kendati demikian, harapan untuk kontingen Indonesia tetaplah agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik. Beban moral terberat mungkin ada di kontingen MLBB. Setelah tim EVOS Esports menjadi juara dunia lewat gelaran M1, semua mata memandang Donkey dan kawan-kawan yang mewakili Indonesia di esports MLBB SEA Games 2019. “Saya pribadi juga percaya diri akan dapat medali dari MLBB. Tapi saya dan kontingen berusaha untuk tetap fokus pada tujuan, membawa nama baik Indonesia, dan tidak overconfident.” Ucap Jeremy “Tibold” Yulianto pelatih kontingen MLBB tempo hari.

Pertandingan esports SEA Games 2019 akan berlangsung mulai tanggal 5 sampai 10 Desember 2019 mendatang. Berikut jadwal esports SEA Games 2019:

Mobile Legends: Bang Bang akan menjadi gelaran pembuka untuk hari pertama ini, dilanjut dengan StarCraft, dan HearthStone. Selain tiga cabang tersebut, Esports SEA Games 2019 juga mempertandingkan 3 cabang game lainnya, yaitu Dota 2, AOV, dan Tekken 7.

Selain cabang MLBB dan Tekken 7, potensi Indonesia dalam gelaran ini sebenernya terbilang cukup besar. Pada cabang StarCraft II, AKG Games bahkan memberangkatkan kontingennya ke Korea Selatan dengan salah satu jagoan StarCraft II, Jack “NoRegreT” Umpleby. Dari cabang AOV, tren performa EVOS juga sedang terbilang positif belakangan. Walau tidak jadi juara di gelaran AIC, tetapi hasil yang mereka dapatkan terbilang meningkat dari waktu ke waktu.

Dari sisi Dota, timnas Garuda Muda juga dibawa bootcamp selama dua hari di Filipina untuk berlatih dengan tim Evil Geniuses. Lalu dari sisi Hearthstone, Hendry “Jothree’ Handisurya sudah mempersiapkan diri dengan cukup maksimal, bahkan latihan sampai dengan 14 jam sehari. Tak hanya itu, Jothree juga sempat menorehkan hasil berupa medali perak saat mengikuti eksibisi esports ASIAN Games 2018.

Selain ditayangkan secara live-streaming, gelaran esports SEA Games 2019 juga tayang di televisi nasional, GTV. Jangan lupa saksikan dan dukung semua kontingen Indonesia di esports SEA Games 2019.

[ASL S3 Team Profile] Comeback: Tim Kuda Hitam yang Siap Menyergap

Dalam ekosistem esports suatu game, tak bisa dipungkiri bahwa komunitas punya peranannya tersendiri. Selain menjadi ruang diskusi atau berbagi tips permainan, pasalnya komunitas juga bisa menjadi ruang untuk memunculkan talenta-talenta baru.

Kalau bicara soal komunitas di ekosistem esports AOV, contoh nyata hal ini adalah tim Comeback. Sebelum membahas asal usul tim yang merupakan salah satu tim kuda hitam ini lebih lanjut, mari kita simak dahulu perjalanan tim Comeback sejauh ini di ASL Season 3.

Setelah dua pekan berjalan, tim ini sepertinya baru mulai menemukan tempo permainannya belakangan ini. Memang, pada pekan pertama mereka cukup sial, harus langsung bertemu EVOS Esports yang notabene punya jam terbang dan pengalaman yang jauh jika dibanding Comeback.

Tetapi pada pekan kedua, mereka langsung mengamuk, mengamankan dua kemenangan sekaligus. Melawan dua organisasi besar di Indonesia, Bigetron dan BOOM.ID, mereka berhasil membuktikan bahwa mereka memang berhak mengisi slot ASL Season 3. Kini, mereka mengisi peringkat 4 di klasemen ASL. Kalah dengan BOOM.ID karena beda skor agregat.

Cukup wajar jika Comeback menjadi tim yang cukup kuat. Sebab, tim ini punya latar belakang menarik. Sebelum tampil mandiri dengan nama comeback, roster ini adalah pernah menjadi asuhan dari salah satu organisasi esports terbesar di Indonesia, RRQ.

Namun, sayangnya roster tersebut harus bubar pada bulan April 2019 lalu. Mars dan Phoenix memilih untuk berpisah jalan, namun Damskii, Abella, dan Cipengz memilih untuk tetap bersama. Dihibahkan slot ASL untuk musim ketiga, mereka bertiga akhirnya bergabung dengan Comeback, sebuh guild yang digagas oleh roster ex-GGWP.ID dan menjadi tim yang sekarang bertanding di ASL Season 3.

Peran serta roster ex-GGWP.ID juga menjadi alasan kenapa tim ini jadi cukup kuat. Sebelum tim Comeback akhirnya terbentuk, Cipengz dan kawan-kawan berasal dari satu komunitas yang kerap berkumpul di GH milik tim GGWP.ID. Ketika itu mereka saling berlatih dan membantu satu sama lain, termasuk roster Comeback kini, yang banyak diasuh oleh mantan kapten GGWP.ID, Aldi dan kawan-kawan.

Salah satu pemainnya pun, Irdham “Damskii”, punya pengalaman malang melintang di dunia kompetitif MOBA. Sebelum akhirnya terjun ke Arena of Valor, dirinya adalah salah satu pemain profesional League of Legends yang bermain di liga kasta satu, League of Legends Garuda Series (LGS). Ketika itu ia bermain dengan tim Kamikaze, tim yang juga jadi tempat bernaung sosok yang kini lebih dikenal sebagai Youtuber, Ericko “SoapKing” Lim.

damski_cr
Damskii, salah satu pemain tim Comeback yang punya cukup pengalaman malang melintang di dunia kompetitif MOBA. Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Walaupun dengan berbagai latar belakang yang dimiliki, nyatanya tak ada tim yang sempurna. Setiap tim pasti punya masalahnya tersendiri untuk menghadapi kompetisi, apalagi kompetisi bergengsi seperti ASL Season 3. Bagi tim Comeback, salah satunya adalah soal menemukan chemistry.

Walaupun mereka kerap berkumpul bersama di dalam satu komunitas, namun jadi lain cerita jika harus bermain, bekerja sama, dan berkompetisi di liga kasta utama. “Jujur, untuk menciptakan chemistry bermain, kita butuh waktu yang cukup lama dan melalui proses yang sulit.” ujar Damskii.

“Salah satu masalah yang harus kita hadapi seperti menurunkan ego sesama pemain, dan mencari cara agar kita tingkat kemampuan mekanik kita jadi setara.” Damskii melanjutkan.

Kendati mengalami kesulitan-kesuliatan tersebut, mereka sebenarnya cukup percaya diri menghadapi tim-tim raksasa di ASL Season 3 ini. “Kalau ditanya pede atau nggak, kita yakin 80% bisa menang lawan mereka. Kita pede karena ada bimbingan roster ex-GGWP, yang menurut kami berdampak sangat signifikan.” Abella mengatakan kepada Hybrid.

Mereka juga sempat memberikan komentarnya terhadap tim-tim yang dihadapi selama musim berjalan ini. Dari total 6 tim yang akan ia hadapi, menurutnya tim lain yang patut diwaspadai selain EVOS adalah tim Saudara Esports (SES).

“Kalau EVOS sih udah nggak usah ditanya lagi..hahahaha.” jawab Abella seraya berkelakar. “Tapi memang kalau selain EVOS, tim yang juga berbahaya itu SES menurut kita.” Cipengz menimpali.

Menurut Comeback, SES jadi bahaya karena beberapa hal. Mereka cukup solid secara mekanik, eksekusi strategi, dan juga cara mereka draft hero. Ditambah lagi, mereka juga punya hero pool yang luas, membuat permainan mereka bisa sangat fleksibel dan adaptif terhadap keadaan.

Selain dari SES, tim lain yang juga cukup berbahaya adalah Bigetron. “Kalau Bigetron, kita selalu waspada sama draft-nya sih. Karena di sana ada Teemola yang jadi mastermind. Tapi kalau mekanik, kita pede, karena kita jauh lebih jago dari mereka.”

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
(Dari kiri ke kanan) CipengZ, vQ, Abeel, dan Damskii. Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Roster Comeback Untuk ASL Season 3

  • Irdham “Damskii” Hilmansyah – Sidelaner
  • Ilham “CipengZ” Aldiqri – Midlane
  • Agung Budi “Abeel” Laksono – Sidelaner
  • Ade “Melow” Kurnia – Observer
  • Viqi “vQ” Suhendra – Jungle

Menutup obrolan, kami berbincang soal target mereka untuk ASL ini. Semua tim tentunya ingin menjadi juara, namun Comeback sebetulnya punya beberapa kekhawatiran tersendiri. “Jujur, menghadapi kompetisi yang keras, kami merasa masih banyak kekurangan. Salah satunya yang terasa kita kalah ilmu soal strategi dan gaya permainan. Apalagi kalau dibandingkan sama tim-tim besar.” Damskii menjawab mewakili tim.

Selain soal ilmu dan pengalaman, Damskii juga mengakui bahwa mereka cukup nervous kalau harus menghadapi panggung besar. “Skill dan segala macemnya kita mungkin bisa ngomong pede, tapi kalau menghadapi panggung besar kita nggak pede bang..hahaha. Belum ada pengalaman soalnya.”

“Walau begitu, target sih pasti juara. Tapi kalau bicara realistis, kita yakin setidaknya kita bakal dapat 4 besar di ASL Season 3 ini.” jawab Damskii menutup pembicaraan.

Tim Comeback masih akan bertarung selama 4 pekan ke depan di ASL Season 3 ini. Memasuki pekan ketiga, Comeback kali ini kembali menghadapi SES dan tim DG Esports. Akankah tim kuda hitam ini dapat membuktikan bahwa dirinya juga tak bisa diremehkan? Anda bisa langsung ke ESL Indonesia Official Page dan kanal Youtube ESL Indonesia untuk informasi serta tayangan langsung ASL Season 3.

Disclosure: Hybrid adalah perwakilan Media Relations untuk ESL Indonesia Championship Season 2

EVOS AOV di AWC 2019, Usaha Merengkuh Asa Menghadapi Para Jawara

Hal yang ditunggu-tunggu oleh para penikmat esports AOV akhirnya tiba, yaitu drawing day untuk fase grup dari AOV World Cup 2019. Diselenggarakan mulai dari 27 Juni 2019 mendatang, kompetisi AWC 2019 dibuka dengan pertandingan grup dengan seri round-robin antar negara peserta.

Dua belas tim peserta dibagi ke dalam dua grup yang masing-masing berisikan enam tim. Indonesia, yang diwakili EVOS Esports, tergabung ke dalam Grup B, grup yang banyak orang bilang sebagai grup neraka. Memang, isi grup tersebut adalah tim yang sudah cukup pengalaman di scene esports AOV, dan merupakan regional yang dianggap sebagai kiblat kancah kompetitif AOV internasional. Berikut hasil pembagian grup dari drawing day AWC 2019.

Sumber: Garena AOV Indonesia
Sumber: Garena AOV Indonesia

Grup A

  • Chinese Taipei – One Team (Wildcard)
  • Thailand – ahq e-Sports Club (Wildcard)
  • Vietnam – Box Gaming (Wildcard)
  • North America – BM Gaming
  • Malaysia – M8HEXA
  • Japan – Blizzard

Grup B

  • Vietnam – Team Flash
  • Chinese Taipei – MAD Team
  • Mainland China – XMan
  • Indonesia – EVOS Esports
  • Thailand – Toyota Diamond Cobra
  • Korea – NewB

Selain menjadi kiblat kancah kompetitif AOV internasional, negara yang menjadi lawan Indonesia di grup B memang terkenal sebagai negara pemain MOBA yang baik. Korea contohnya, masih jadi negara jagoan League of Legends sampai saat ini. Tiongkok baik Taiwan atau Mainland China, adalah dua regional yang terkenal merupakan jagoan di kancah MOBA internasional, termasuk juga kancah AOV.

Menghadapi grup neraka, jalan bagi EVOS untuk setidaknya lolos dari grup tentu tidak mudah. Bagaimana persiapan dan kesiapan mental para pemain dari EVOS AOV? Saya pun mencoba berbincang dengan sang pelatih EVOS AOV, Priyagung “RuiChen” Satriono.

Priyagung "RuiChen" Satriono, sosok tangan dingin di balik rentetan kemenangan tim EVOS AOV. Sumber: ESL Indonesia
Priyagung “RuiChen” Satriono, sosok tangan dingin di balik rentetan kemenangan tim EVOS AOV. Sumber: ESL Indonesia

Membicarakan soal grup neraka, ia mengakui bahwa memang grup tempat EVOS AOV bernaung lebih berat daripada grup sebelahnya. “Ambil positifnya aja, anggap saja kita sedang diuji untuk dapat membuktikan diri bahwa Indonesia tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.” jawab Agung, mencoba tidak terlalu memikirkan soal grup neraka.

Bicara soal musuh terberat, RuiChen juga terbilang tak mau terlalu ambil pusing, dan berusaha fokus dengan tim sendiri saja. “Musuh terberat tetap adalah diri sendiri kalau menurut gue. Tinggal gimana cara teman-teman EVOS AOV menghilangkan ego, menghilangkan nafsu untuk dapat kill, dan cari objektif buat menangkan permainan secara tim, bukan personal.”

“Lalu kalau bicara soal tim terkuat, jawabannya jelas MAD Team dari Taiwan. Kenapa? Kalau menurut gue skill gap antara MAD Team dengan penghuni grup lainnya memang terbilang cukup jauh. Malah, menurut gue MAD Team ini mungkin adalah kandidat juara di AWC 2019.” RuiChen menjawab lebih lanjut seputar tim yang akan dihadapinya.

1x
Salah satu tim yang paling diwaspadai dari grup B di AWC 2019. Sumber: MAD Team Official Page

Lalu bagaimana Agung memandang kemampuan EVOS AOV dalam menghadapi AWC yang berisikan jawara-jawara AOV yang punya permainan luar biasa? Ternyata RuiChen terbilang cukup optimis. Ia cukup yakin bahwa Sultandyo “MythR” Raihan dan kawan-kawan bisa lolos dari grup dengan posisi yang cukup meyakinkan. “Kami yakin bisa lolos di peringkat 3, asalkan temen-temen EVOS AOV bisa memberi performa terbaiknya. Bahkan, kalau misal tim lain kepleset, kami mungkin bisa lolos di peringkat 2.” ujar RuiChen.

Pertandingan fase grup AWC 2019 akan berlangsung pada 27 Juni 2019 mendatang. Pertandingan akan terus berlangsung sampai bulan Juli, dengan gelaran final diadakan pada 17 Juli 2019 mendatang. Bagi Anda yang ingin menyaksikan, Anda bisa pantau kanal Youtube Garena AOV Indonesia untuk siaran langsung AWC 2019 berbahasa Indonesia.

 

5 Tim Esports Indonesia Dengan Catatan Kemenangan Beruntun di Kancah Lokal

Belakagan, kemenangan beruntun seakan menjadi tema besar di berbagai cabang game dalam kancah esports Indonesia. Ada berbagai tim berhasil meraih kemenangan beruntun di beberapa kompetisi, mulai dari yang berskala besar sampai skala kecil.

Memang tim yang ada di daftar ini terkenal sangat kuat di kancah lokal. Kalau bicara indikator tim yang kuat, menurut saya setidaknya ada dua faktor penting, yaitu kemampuan individual dan kerjasama tim yang solid. Masalahnya, para tim ini kuat secara kerjasama tim dan kemampuan individual, yang membuat mereka jadi sulit sekali dikalahkan. Sejauh ini ada 5 tim esports Indonesia yang sedang tak terkalahkan, siapa saja mereka?

EVOS AOV

Sumber:
Sumber: Facebook @IndoESL

Tim esports Indonesia ini belakangan baru meraih prestasi yang begitu gemilang di kancah lokal. Saat ini, EVOS AOV beranggotakan Hartawan “Wyvorz” Muliadi, Satria Adi “Wiraww” Wiratama, Sutandyo “MythR” Raihan, Farhan “Hanss” Akbari Ardiansyah, Hartanto “Pokka” Luis, dan Wibisono “Carraway” Henrikus Teja sebagai pemain cadangan.

Selama musim kompetisi 2018-2019, lima jawara ini sudah memborong gelar juara dari hampir semua kompetisi AOV yang diselenggarakan secara lokal Indonesia. Sejak Februari hingga April 2019 ini, mereka sudah berhasil memenangkan 4 kompetisi secara berturut-turut. Kompetisi tersebut adalah, AOV Star League Season 2 yang diselenggarakan pada Februari 2019, Grand Final Kaskus Battleground Season 4 pada Maret 2019, ESL Indondesia Championship serta ESL Clash of Nation pada akhir Maret 2019.

Memasuki season 2018-2019, penampilan EVOS AOV terhitung cukup stabil. Padahal, mereka sempat berganti roster saat pergantian musim. Ketika itu, Randy “CL” Shimane, Muhammad “Naitomea”, dan Mustain “Mumuy” Al, keluar dari tim karena alasan tertentu. Menggantikan ketiga pemain tersebut, masuklah Wyvorz, MythR, dan Pokka, yang kini tampil menjadi pemain inti.

Kendati sempat kalah dua kali selama liga ASL, namun chemistry antar pemain terbentuk sepanjang musim tersebut, yang membuat permainan mereka jadi sangat solid. Puncak kemenangan mereka adalah saat tim AOV Indonesia akhirnya bisa membuktikan diri di hadapan tim-tim Asia Tenggara dalam kompetisi ESL Clash of Nations 2019.

Sebagai salah satu program esports yang paling saya amati, saya mengakui memang EVOS AOV bisa dibilang sebagai tim paling stabil di kancah AOV. Senjata utama tim ini adalah ketenangan yang luar biasa dari seluruh anggota tim. Dalam keadaan kalah sekalipun, mereka tidak pernah keteteran, tetap fokus memanfaatkan keadaan sebaik mungkin. Alhasil, kemenangan mereka kerap datang ketika tim lawan kelabakan karena kesalahan sepele nan fatal yang mereka lakukan, meski sedang dalam keadaan unggul.

BOOM.ID Dota 2

ESL Indonesia Championship - BOOM.ID
BOOM.ID juara Dota 2 ESL Indonesia Championship | Sumber: ESL Indonesia

Setelah membahas MOBA untuk Mobile, kini kita akan bicara soal MOBA di PC. Siapakah tim esports Indonesia dengan kemenangan beruntun di kancah MOBA PC? Siapa lagi kalau bukan divisi Dota 2 dari BOOM.ID. Roster tim BOOM.ID ini berisikan talenta-talenta berbakat, yaitu Rafli “Mikoto” Fathur Rahman, Randy “Dreamocel” Sapoetra, Saieful “FBZ” Ilham, Tri “Jhocam” Kuncoro, dan Alfi “Khezcute” Nelyphyana.

Nama BOOM.ID di kancah Dota 2 memang terbilang sangat bersinar, terutama di kancah lokal. Dalam kancah lokal, BOOM.ID bisa dibilang sudah tidak bisa dikalahkan lagi. Tim ini juga sudah tiga kali bertanding di kancah internasional, tepatnya pada kompetisi DPC Minor. 

Kalau hanya mencatat kompetisi lokal terbesar saja, kemenangan beruntun BOOM.ID belum berhenti dari tahun 2018 lalu. Kompetisi lokal yang berhasil dimenangkan BOOM.ID adalah, Indonesia Games Championship 2018 yang diselenggarakan oleh Telkomsel, Predator League 2019 Indonesia Qualifier, dan ESL Indonesia Championship 2019. Fakta menarik lainnya adalah, dari tiga kompetisi besar tersebut BOOM.ID menang mulus tanpa ada kekalahan sekalipun, baik dalam format best of 3 ataupun best of 5.

Dahulu roster Dota 2 BOOM.ID bisa dibilang jadi roster dream team. Sebab, ketika itu tim ini diisi oleh carry dan midlaner yang bisa dibilang terbaik pada masanya. Mereka berdua adalah Dreamocel dan Muhammad “InYourDream” Rizky. Namun, karena suatu hal, InYourDream akhirnya memutuskan untuk berpisah jalan dengan BOOM.ID, yang akhirnya digantikan oleh FBZ. Banyak penggemar Dota ragu dengan kemampuan FBZ awalnya. Namun ia berhasil membuktikan dirinya pertama kali saat IGC 2018 lalu. Akhirnya, BOOM.ID Dota berhasil melaju dengan baik-baik saja walau tanpa kehadiran InYourDream; bahkan perstasinya jadi lebih baik.

Kendati sudah tak terkalahkan di kancah lokal, hal lain yang masih ingin dibuktikan BOOM.ID adalah kemampuannya di kancah internasional. Sejauh ini, BOOM.ID masih belum bisa berbuat banyak dalam dua kompetisi minor terakhir yang mereka ikuti. Tercatat, dua kali mereka harus puas berada di peringkat 7-8, berada di posisi terbawah dan gagal lolos dari fase grup. Kini mereka sedang menjalani Minor ketiga mereka, yaitu OGA Dota PIT Minor 2019, yang diselenggarakan di Kroasia. Akankah BOOM.ID dapat memecahkan kutukan dan membuktikan dirinya di kancah internasional?

Bigetron PUBG Mobile

Sumber: Tencent Official Media
Sumber: Tencent Official Media

Berlanjut ke kancah esports yang belakangan sedang populer di kalangan gamers, yaitu PUBG Mobile. Kalau AOV punya EVOS yang sudah hampir tak terkalahkan, di PUBG Mobile ada tim Bigetron yang juga sedang berada dalam kemenangan beruntun. Tim ini beranggotakan Made Bagas “Zuxxy” Pramudita, Made Bagus “Luxxy” Prabaswara, Robby “Natic” Mahardika Saputra, dan Muhammad “Ryzen” Albi.

Seperti EVOS AOV, catatan kemenangan beruntun Bigetron PUBG Mobile banyak berasal dari kompetisi lokal. Sampai saat ini, sepertinya banyak tim sedang berpikir keras mencari cara untuk mengalahkan tim ini, entah secara strategi ataupun skill individu. Kalau berdasarkan kompetisi PUBG Mobile yang resmi digelar Tencent, mereka sudah menang berturut-turut sejak 2018 lewat kompetisi PUBG Indonesia National Championship 2018, dan PUBG Mobile Clash Open 2019.

Catatan kemenangan beruntun mereka lalu terus berlanjut setelah PINC 2018. Kompetisi yang berhasil mereka menangkan setelah PINC 2018 adalah, Indonesia Pride Weekdays Championship yang digelar oleh Mineski pada November 2018, dilanjut dengan Indonesia Esports Games pada awal Januari 2019, dan tak lupa juga Metaco Circuit Cup Season 1 yang baru saja selesai pada April 2019 lalu.

Alasan kemenangan beruntun tersebut, mungkin karena tim PUBG Mobile Bigetron yang sangat solid, karena sudah bermain bersama sejak lama. Zuxxy, Luxxy, dan Natic sendiri sudah bermain bersama sejak Rules of Surivival masih menjadi salah satu game Battle Royale terpopuler di mobile. Ketika bermain RoS secara kompetitif, mereka juga berhasil menjadi juara nasional dalam kompetisi Rules of Survival Indonesia Championship. Mereka bertiga akhirnya memutuskan hijrah ke PUBG Mobile dan berhasil mempertahankan tradisi juara tersebut.

Kini, pembuktian Bigetron PUBG Mobile berikutnya adalah di kancah internasional. Terakhir kali mereka menempati peringkat 4 dalam kompetisi PUBG Mobile Star Challenge (PMSC) yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab. Walau bukan peringkat yang sebegitu buruk, namun tetap saja mereka masih belum pernah menjadi juara di kancah internasional. Ketika itu kompetisi PMSC dijuarai oleh tim PUBG Mobile asal Thailand, RRQ.Athena. Mereka keluar sebagai juara karena taktik permainan agresif, yang dilengkapi dengan kemampuan individual yang sangat baik.

Onic Mobile Legends

Sumber: Piala Presiden Official Media
Sumber: Piala Presiden Official Media

Organisasi Onic Esports bisa dibilang sebagai pendatang baru di ekosistem esports Indonesia. Baru berdiri sejak tahun 2018 lalu, Onic Esports langsung menggebrak dengan mencatatkan kemenangan beruntun pada divisi Mobile Legends. Onic Mobile Legends beranggotakan Teguh “Psychoo” Iman Firdaus, Muhammad Julian “Udil” Ardiansyah, Adriand “Drian” Larsen Wong, Maxhill “Antimage” Leonardo, dan satu pemain asal Malaysia, Lu “Sasa” Kai Bean.

Tercatat, tim Onic Mobile Legends hampir tidak terkalahkan sepanjang awal musim 2019 ini. Catatan kemenangan beruntun ini juga terjadi selama Mobile Legends Professional League, liga utama Mobile Legends yang diselenggarakan oleh Moonton. Tercatat, dari 11 pertandingan yang harus mereka jalani, Onic Esports tidak pernah sekalipun kalah dan berhasil mengumpulkan poin sempurna.

Kalau ditambah dengan kompetisi lain yang diikuti selain dari liga resmi, maka mereka catatan kemenangan beruntun mereka dimulai sejak akhir-akhir tahun 2018. Mereka sudah tak terkalahkan sejak Indonesia Pride Weekdays Championship season 4,5, dan 6, Indonesia Esports Games 2018, Dunia Games League 2019, sampai kompetisi Piala Presiden Esports 2019 dan Mobile Legends Star League Season 3.

Salah satu alasan kemenangan beruntun dari tim Onic Esports ini, adalah berkat kemampuan individu Udil dan Sasa. Saat ini, kemampuan mereka bisa dibilang sudah berada di atas rata-rata pemain Mobile Legends Indonesia. Ditambah lagi, permainan tim mereka juga sangat kompak, karena Anti-Mage, Psychoo, dan Drian yang juga sama jagonya dan bisa mengimbangi permainan Udil dan Sasa.

Secara lokal, mereka sudah tidak bisa dikalahkan. Tetapi bagaimana dengan di tingkat internasional? Sementara ini, kompetisi antar-negara berikutnya dalam kancah Mobile Legends adalah Mobile Legends Southeast Asia Cup 2019. Kompetisi setingkat Asia Tenggara ini terakhir kali didominasi oleh Aether Main, (Sekarang menjadi roster Bren Esports) tim Mobile Legends asal Filipina. Tapi semisal Onic Esports juga berhasil mengalahkan Filipina dan memenangkan MSC 2019, saya rasa Moonton harus mempertimbangkan menyelenggarakan kompetisi Mobile Legends tingkat internasional.

RRQ.Endeavour Point Blank

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi Akbar Priono

Terakhir ada tim RRQ.Endeavour. Sebagai salah satu tim terkuat di kancah Point Blank, tim ini mungkin bisa dibilang sudah mencapai status legenda. Kenapa? Salah satunya adalah karena gaung prestasinya yang sudah mencapai tingkat internasional. Tim ini diperkuat oleh Benny “Moza” Setiawan, Heriyanto “F1re”, Irvan “KingLeo” Ardiansyah, Yulius “NextJacks”, dan Armario “Talent” Falentino Bochem.

Jika melihat prestasi tim ini berdasarkan kompetisi PBNC saja, maka catatan kemenangan beruntun mereka sudah dimulai sejak tahun 2017. Mereka berhasil memenangkan Point Blank National Championship secara berturut-turut, yaitu pada tahun 2017 dan tahun 2018. Tidak berhenti di kancah lokal saja, mereka juga berhasil jadi tim Indonesia yang menorehkan prestasi di kancah Internasional, lewat gelaran Point Blank International Championship 2017.

Walau begitu, tak seperti 4 tim sebelumnya, Endeavour sebenarnya sempat gagal juara di PBGC 2018. Jadi bisa dibilang kemenangan beruntun milik RRQ.Endeavour kurang sempurna, namun tetap mendominasi kancah esports PB di Indonesia. Selain dari kompetisi tersebut, mereka juga mencatatkan diri sebagai juara PBGC 2017, Indonesia Games Championship 2017, dan menjadi pemuncak klasemen di Indonesia Esports Premiere League TBOF musim tahun 2018.

Pemain kunci dari RRQ.Endeavour adalah NextJacks, yang terkenal memegang Point Man di dalam tim. Sebagai Point Man, NextJacks kerap menggunakan senjata laras panjang yang dentumannya bisa membuat musuh bergidik ketakutan. Walau menggunakan senjata laras panjang, bidikan flickshot super cepat NextJack membuat dia menjadi mesin pembunuh efisien yang efisien di dalam game, entah itu jarak jauh ataupun jarak dekat. Berkali-kali ia berhasil melakukan clutch moment, bahkan berhasil memenangkan pertarungan satu lawan beberapa orang sekaligus.

Melihat kelima tim ini yang sudah sangat kuat di kancah lokal, harapan saya cuma satu, yaitu mereka bisa membuktikan diri lebih jauh lagi dengan memenangkan kompetisi internasional. Dari daftar tersebut, baru ada RRQ.Endeavour saja yang benar-benar menjadi pemenang di kancah internasional.

Sebagai pengamat dan penggemar, mari kita doakan agar prestasi tim-tim tersebut bisa semakin cemerlang, dan mencapai tingkat internasional.