Panduan Migrasi Data dari Firefox ke Opera Neon

Sudah bertemu dengan Opera Neon? Ini adalah browser eksperimen kreasi Opera yang mempunyai sejumlah perbedaan dibandingkan peramban pada umumnya bahkan milik Opera sendiri. Memboyong sejumlah gebrakan, Opera Neon menghadirkan gambaran akan masa depan browser desktop, di antaranya lewat interface yang unik, fitur snap yang memudahkan menangkap sebuah halaman, snap gallery dan juga video player.

Meski bukan disiapkan untuk menggantikan peramban asli Opera, namun jika Anda berkeinginan menjajal browser futuristik ini, berikut adalah panduan migrasi data-data bookmark, riwayat dan sandi dari Firefox atau browser lain ke Opera Neon.

Install Opera Neon

  • Langkah pertama tentu saja meng-install Opera Neon di komputer Anda. Unduh terlebih dahulu aplikasinya di situs Opera.

neon_1

  • Selanjutnya setelah selesai diunduh, klik dua kali untuk memasang aplikasi dan klik Accept and Install.

neon_2

 

Setelah terpasang, jalankan Opera Neon di komputer Anda seperti menjalankan aplikasi biasa.

Import Data

Sekarang saatnya melakukan import data-data penting seperti riwayat, bookmark dan sandi dari peramban lain ke Opera Neon.

  • Klik tombol menu di bagian kiri bawah, kemudian klik Settings.

neon_

 

  • Di jendela berikutnya, klik tombol Import settings.

neon_4

  • Tentukan dahulu peramban yang selama ini Anda gunakan, misalnya Mozilla Firefox, kemudian beri tanda centang data yang hendak dipindahkan. Terakhir, klik Import.

neon_5

  • Tunggu sampai Anda melihat pesan seperti ini yang menandakan proses import berjalan dengan baik.

neon_6

Opera Neon sejauh ini tampak mempunyai hal baru yang tampak menjanjikan. Meski tak akan menjadi aplikasi baru atau menggantikan peramban sebelumnya, fitur-fitur di Opera Neon akan dibenamkan secara perlahan ke Opera Browser.

Update Baru Firefox untuk iOS Tingkatkan Performa Sekaligus Fleksibilitasnya

Harus kita akui, dunia sangat mencintai Firefox. Browser buatan Mozilla ini sudah sejak lama menjadi salah satu yang terpopuler, dan kehadirannya di iOS menjelang akhir tahun kemarin juga mendapat sambutan hangat dari para penggemarnya.

Belum lama ini, Mozilla merilis Firefox untuk iOS versi 5.0 yang membawa sejumlah pembaruan yang menarik, utamanya perihal performa dan fleksibilitas. Menurut tim pengembangnya, versi anyar ini mengonsumsi daya prosesor 40 persen lebih rendah sekaligus 30 persen lebih sedikit RAM.

Pada prakteknya penurunan konsumsi resource ini bisa berpengaruh terhadap kecepatan membuka sebuah situs. Di saat yang sama, daya tahan baterai juga bisa sedikit ditingkatkan, meski tentunya tiap perangkat berbeda-beda tergantung pemakaiannya.

Perihal fleksibilitas, Firefox untuk iOS kini membebaskan pengguna untuk mencantumkan bermacam situs sebagai search engine, Wikipedia atau eBay misalnya, bukan cuma yang disediakan secara default saja. Dengan demikian, pengguna dapat melakukan pencarian di situs-situs tersebut langsung dari address bar.

Pengguna juga dibebaskan untuk menetapkan situs favoritnya sebagai homepage yang bisa diakses kapan saja dengan menyentuh tombol “Home” pada toolbar. Toolbar-nya sendiri telah didesain ulang untuk memudahkan navigasi pengguna, seperti misalnya ketika hendak mengakses situs versi desktop.

Terakhir yang menurut saya tidak kalah krusial adalah fitur untuk mengembalikan tab yang terlanjur ditutup. Yup, sengaja ataupun tidak sengaja, Anda bisa membuka tabtab tersebut kembali dengan satu sentuhan saja. Segera update Firefox untuk iOS ke versi 5.0 bagi yang sudah menggunakannya.

Sumber: Mozilla Blog.

Peroleh Update Baru, Opera Max Makin Aman

Aplikasi penghemat data peramban mobile, Opera Max kembali mendapatkan jatah update terbaru yang kali ini menyasar bagian terpenting, yakni keamanan, kecepatan WiFi dan juga performa aplikasi yang semakin ngebut.

Kabar peluncuran update ini langsung diumumkan oleh Opera melalui situs resminya. Dalam pengumuman itu, Opera menjelaskan bahwa versi terbaru Opera Max membawa teknologi Opera Turbo terkini dan semua koneksi data VPN akan dialihkan menggunakan SPDY dengan tunnel SSL, bukan HTTP 1.1 seperti sebelumnya. Walhasil, Opera Max jauh lebih aman ketika pengguna terhubung ke jaringan hotspot publik di kafe, mall atau stasiun kereta.

Teknologi Opera Turbo versi terbaru juga membantu pengguna untuk mengakses jaringan hotspot lebih cepat kendati digunakan oleh banyak orang. Bahkan, melalui implementasi SPDY baru, pengguna dapat menikmati peningkatan kecepatan hingga 23%.

Tak hanya itu, Opera Max baru juga memangkas tingkat konsumsi data ketika mengakses situs atau jaringan lokal yang penuh dengan konten bergambar, misalnya Instagram, Flipboard, YouTube atau layanan streaming lainnya.

Dari sekian aplikasi kembangan Opera, baru Opera Max yang mengadopsi teknologi-teknologi ini. Namun pengembang berharap dapat segera mengimplementasikan teknologi serupa ke aplikasi mereka lainnya dalam waktu dekat.

Jika Anda berkeinginan untuk mencicipi “menu” baru di Opera Max, Anda bisa mengunduh aplikasi ini di Google Play Store secara gratis. Aplikasi dapat berjalan mulus di perangkat yang menggunakan sistem operasi minimal Android 4.0.

Sumber berita Opera.

5 Aplikasi Browser Android Berukuran “Ramping” untuk Smartphone Berspesifikasi Rendah

Jika sobat coba mencari aplikasi browser di toko aplikasi Android, maka sobat akan dapat jumpai puluhan aplikasi dengan beragam “iming-imingnya”. Masalahnya, tidak semua aplikasi tersebut cocok untuk perangkat smartphone sobat, terutama smartphone yang punya spek apa adanya. Salah pilih bisa mengakibatkan ponsel berjalan lambat dan aplikasipun tak berfungsi sebagaimana mestinya.

Berikut ini adalah daftar aplikasi browser Android yang punya ukuran file ramping dan cocok sekali untuk perangkat berspesifikasi rendah.

UC Browser Mini

Aplikasi yang pertama datang dari UCWeb Inc yang rupanya paham problem sejumlah pengguna yang punya smartphone terbatas. Versi mini rancangannya ini hanya 1,5MB namun dengan sejumlah fitur yang disunat. Meski begitu, untuk ukuran aplikasi browser smartphone, UC Browser Mini sangat bisa diandalan.

CM Browser

Pilihan kedua adalah aplikasi CM Browser dari Cheetah Mobile yang juga tidak membutuhkan spesifikasi yang wah untuk bisa menjalankannya dengan baik. Malahan, aplikasi dirancang untuk smartphone dengan spek yang rendah. Pun begitu, CM Browser punya fitur yang cukup lengkap misalnya mode malam, anti malware, user agent dan fitur jejalah cepat.

Opera Mini Web Browser

Reputasi opera mini sebagai aplikasi browser cepat dan ringan sudah lama melekat. Dan di versi mini yang satu ini, Opera ingin pengguna lebih merasakan pengalaman super cepat dalam menjelajah internet. Namun dengan pengalaman pengguna yang tak lantas berkurang.

Apus Browser

Sukses di kategori launcher, Apus melebarkan sayap dengan meluncurkan aplikasi browser super ringan dengan bobot kurang dari 2MB. Tapi teknologi di aplikasi ini sudah lebih dari cukup, ada fitur pencarian instan, multi-tab, incognito mode, mode malam, download manager dan lain-lain.

Baidu Browser Mini

Terakhir, kita punya pilihan browser dari Du App yang sebelum ini juga sudah menghadirkan Baidu Browser, versi “besar” yang lebih lengkap. Baidu Browser mini menawarkan fitur-fitur standar aplikasi peramban, namun demi memberikan kinerja yang lebih baik, sejumlah fiturpun ditiadakan.

Browser Firefox Kini Tersedia di iOS

Mulai hari ini, aplikasi peramban populer Firefox resmi hadir untuk iPhone, iPad dan iPod Touch setelah sebelumnya menjalani masa beta testing selama beberapa bulan. Peluncuran Firefox di platform mobile besutan Apple ini juga bersifat global, tanpa ada satu pun negara yang dilupakan.

Apa yang membuat Firefox begitu terlambat menjejakkan kaki di iOS? Tim Mozilla selaku pengembangnya sebenarnya sudah tertarik mengembangkan Firefox untuk iOS sejak lama. Akan tetapi mereka akhirnya enggan karena Apple tidak mengizinkan penggunaan rendering engine lain selain yang disediakan oleh Apple sendiri.

Barulah setelah Apple memperkenalkan iOS 8, tim Mozilla kembali tertarik menjadikan Firefox untuk iOS sebagai suatu prioritas. Pada saat itu, Apple mengumumkan bahwa ada sedikit perubahan regulasi terkait aplikasi peramban pihak ketiga – meski penggunaan rendering engine lain tetap tidak diperbolehkan. Namun yang menjadi alasan utama Mozilla justru adalah permintaan besar dari para pengguna setianya.

Firefox untuk iOS

Jadi, Firefox yang ada di iOS sekarang pada dasarnya punya ‘jeroan’ yang sama dengan Safari. Hanya saja, kemasannya jelas berbeda. Dari segi tampilan dan fitur, Firefox untuk iOS tidak jauh berbeda dari versi Android-nya: semua tab yang dibuka akan tampil dalam wujud thumbnail, dan tersedia mode Private Browsing untuk mencegah Firefox menyimpan history.

Yang cukup menarik dari Firefox untuk iOS adalah fitur search-nya. Di sini Anda tetap bisa menentukan search engine favorit, akan tetapi Anda juga bisa melakukan pencarian di tempat lain hanya dengan menyentuh deretan icon yang berada di bagian bawah kolom pencarian – tidak perlu keluar-masuk ke menu pengaturan.

Tentu saja, fitur lain yang menjadi andalan adalah sinkronisasi dengan Firefox di perangkat lain. Sinkronisasi ini mencakup history, bookmark, tab maupun password yang tersimpan. Singkat cerita, kalau Anda menggunakan Firefox di laptop atau PC, Anda mungkin bakal memakainya di perangkat iOS.

Firefox saat ini sudah bisa diunduh dari App Store secara cuma-cuma.

Sumber: Mozilla.

UC Browser Versi 10.7 untuk Android Bawa Tampilan Widget yang Bisa Dikustomisasi

Terlepas dari popularitas browser Firefox dan Chrome di desktop, ceritanya sedikit berbeda di mobile, paling tidak di Indonesia. Menurut data yang dikumpulkan StatCounter titel mobile browser nomor satu di tanah air sejauh ini dipegang oleh UC Browser yang dikembangkan oleh developer Tiongkok. Continue reading UC Browser Versi 10.7 untuk Android Bawa Tampilan Widget yang Bisa Dikustomisasi

“Sedia Payung Sebelum Hujan”, Adblock Plus Buru-buru Rilis Aplikasi Browser

Sukses merajai platform desktop, Adblock Plus akhirnya menyatakan diri ikut bertarung dalam industri piranti lunak mobile dengan meluncurkan peramban baru bernama Adblock Browser untuk iOS dan juga Android.

Continue reading “Sedia Payung Sebelum Hujan”, Adblock Plus Buru-buru Rilis Aplikasi Browser

CyanogenMod Kembangkan Gello, Browser Open-Source dengan Fokus pada Kustomisasi dan Keamanan

Developer custom ROM ternama, CyanogenMod, tengah mengerjakan sebuah browser untuk Android bernama Gello. Browser ini dikembangkan dari proyek open-source milik Google, Chromium, dan selanjutnya akan disempurnakan secara open-source pula. Continue reading CyanogenMod Kembangkan Gello, Browser Open-Source dengan Fokus pada Kustomisasi dan Keamanan

Fitur Baru Browser Opera Coast ini Bisa Membuat Proses Menonton Video Jadi Lebih Menyenangkan

Dewasa ini, ada banyak sekali aplikasi browser yang bisa kita pakai di smartphone. Masing-masing tentunya memiliki kelebihan tersendiri, baik dari segi tampilan maupun teknis. Namun karena mayoritas aplikasi browser bisa diunduh dengan gratis, tidak ada salahnya kita mencoba membandingkan keunggulan satu per satu aplikasi.

Continue reading Fitur Baru Browser Opera Coast ini Bisa Membuat Proses Menonton Video Jadi Lebih Menyenangkan