Emurgo Implementasikan Teknologi Blockchain untuk Bisnis di Indonesia

Selain memberikan pelatihan dan mentoring kepada mahasiswa di Indonesia, Emurgo, firma pengembang Jepang yang mendukung dan melakukan inkubasi bisnis untuk bisa terintegrasi dengan sistem desentralisasi blockchain Cardano Project, telah menandatangani kesepakatan dengan tiga perusahaan di Indonesia. Tiga group perusahaan tersebut adalah Hero Intiputra (Hero Group), Senada Group dan Kilau Group.

“Kami sudah meyakinkan Emurgo Jepang untuk menjadi platform blockchain pertama yang menjalin kemitraan dengan partner lokal di Indonesia. PT Emurgo Solusi Indonesia adalah hasil dari joint venture pertama Emurgo,” kata CFO PT Emurgo Solusi Indonesia Metodius Anwir kepada DailySocial.

Emurgo yang berbasis di Tokyo saat ini juga sudah hadir di negara Asia lainnya seperti Hong Kong, Vietnam dan Singapura.

Blockchain untuk ritel, properti, dan layanan finansial

Shunsuke Murasaki, Head of Business Development Emurgo
Shunsuke Murasaki, Head of Business Development Emurgo

Sebagai perusahaan yang telah lama menjalankan bisnis, Hero Intiputra merupakan perusahaan yang secara khusus menjalin kemitraan dengan Emurgo. Cardano Project yang fokus ke implementasi teknologi blockchain diharapkan bisa meningkatkan kemampuan Hero Intiputra yang saat ini sudah beroperasi di berbagai industri, seperti perdagangan, wholesale dan pendistribusian di seluruh Indonesia.

“Bersama dengan Hero Intiputra, kami akan berkolaborasi untuk mencari contoh kasus untuk bisa melakukan implementasi strategi blockchain terutama di perdagangan secara global dan penerapan ritel di Indonesia,” kata Metodius.

Melalui Cardano Project, Emurgo juga berharap bisa membantu perusahaan untuk menerapkan blockchain dan mengembangkan decentralized applications menggunakan perangkat lunak Cardano untuk industri utama.

“Selain dengan Hero Intiputra, kami melihat kolaborasi dengan Senada Group yang memiliki pengalaman terkait dengan sektor energi, sementara dengan Kilau Group untuk industri finansial dan properti,” kata Metodius.

Selanjutnya Emurgo berharap bisa memberikan investasi dan kesempatan kepada startup yang memanfaatkan teknologi blockchain dengan memberikan inkubasi dan mengajak lebih banyak talenta baru untuk memanfaatkan teknologi blockchain agar bisa diterapkan untuk kepentingan masyarakat umum.

“Melalui jaringan bisnis yang Emurgo miliki, Emurgo ingin menimplementasikan teknologi blockchain untuk enterprise, dan secara konsisten menjalin kemitraan komersial menggunakan teknologi Cardano,” tutup Metodius.

“Cardano Project” Facilitates Blockchain Education for Students

Emurgo, a Japanese developer firm that supports and incubates various businesses to be integrated with the Cardano Project blockchain decentralization system, starts introducing its services in Indonesia.

In the event held by HARA with the theme “Blockchain for Real-World Problems”, Shensuke Murasaki, Emurgo’s Head of Business Development, explained the various projects in Indonesia that would involve universities and students.

The MoU was signed with the Indonesian Computer Studies Association (Aptikom). Emurgo expects to deliver fresh talents that master blockchain technology through this partnership.

“Not only training, we will also provide certificates that will be useful for entrepreneurs in Indonesia,” he added.

By Q4 2018, Cardano Project targets to extend partnerships with universities in Indonesia and various business sectors to accelerate blockchain technology implementation in Indonesia.

In Indonesia, Emurgo and Cardano Project are supported by Indonesia’s Blockchain Association (ABI)

ADA to be available in Asia

As an open source service, Cardano claims to be the first blockchain platform to apply the philosophy scientific concept and evolve with the most advanced research approach.

“Currently, our market value is ranked seventh in global, supported by three top-tier organizations, Emurgo, IOHK and Cardano Foundation,” Murasaki said.

The virtual coin developed by Cardano Project is called ADA. It will later be functioned as the cryptocurrency integrated with mobile payment platform in Asia. Full implementation will be performed in Q3 2018.

“With ADA, we expect our cryptocurrency can be the leading mobile marketing platform for developer, which can be easily customized using fintech platforms,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Cardano Project Berikan Edukasi Blockchain untuk Mahasiswa

Emurgo, firma pengembang Jepang yang mendukung dan melakukan inkubasi berbagai bisnis untuk bisa terintegrasi dengan sistem desentralisasi blockchain Cardano Project, mulai memperkenalkan layanannya di Indonesia.

Dalam acara yang digelar HARA dan mengusung tema “Blockchain for Real-World Problems”, Head of Business Development Emurgo Shunsuke Murasaki menyampaikan berbagai proyek di Indonesia yang bakal melibatkan universitas dan mahasiswa.

Salah satu MoU yang sudah ditandatangani adalah dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Komputer Indonesia (Aptikom). Melalui kerja sama ini, Emurgo berharap bisa mencetak talenta segar yang menguasai teknologi blockchain.

“Bukan hanya pelatihan, kami juga akan memberikan sertifikat yang nantinya bisa bermanfaat untuk entrepreneur di Indonesia,” kata Shunsuke.

Cardano Project menargetkan hingga Q4 2018 bisa menjalin lebih banyak kolaborasi dengan unversitas di Indonesia dan berbagai sektor bisnis untuk mempercepat implementasi teknologi blockchain di Indonesia.

Di Indonesia, kehadiran Emurgo dan Cardano Project didukung Asosiasi Blockchain Indonesia.

Sebagai layanan yang mengedepankan open source, Cardano mengklaim sebagai platform blockchain pertama yang menerapkan konsep scientific philosophy dan berkembang dengan pendekatan hasil penelitian yang paling maju.

“Saat ini market value kami sudah berada di peringkat tujuh secara global, didukung oleh tiga organisasi besar, yaitu Emurgo, IOHK, dan Cardano Foundation,” kata Shunsuke.

Koin yang dikembangkan Cardano Project adalah ADA yang telah tersedia sejak bulan September 2017.

“Diharapkan dengan ADA bisa menempatkan cryptocurrency kami sebagai mobile marketing platform developer nomor satu, yang bisa dikustomisasi secara mudah menggunakan platform fintech,” tutup Shunsuke.

Pertemukan Pelaku Blockchain Secara Global, XBlockchain Summit Bakal Digelar di Bali

Bertujuan mempertemukan blockchain enthusiast dan para pakarnya secara global, acara XBlockchain Summit 2018 akan digelar bulan Oktober mendatang di Bali. Acara yang diinisiasi XBlockchain ini nantinya akan menghadirkan tamu undangan yang kompeten dan sudah memahami benar apa itu blockchain dan manfaat besar dari teknologi baru ini.

“Intinya melalui kegiatan ini kita bisa mengumpulkan para pelaku blockchain secara global. Di Indonesia sendiri saya melihat mulai banyak inisiatif teknologi blockchain, meskipun di Asia sudah dilakukan terlebih dahulu oleh Jepang dan Korea,” kata Co-Founder XBlockchain Constantin Papadimitrio.

Di antara tamu undangan yang dipastikan akan hadir dalam kegiatan tersebut adalah, Pendiri dari Ripple dan Stellar Jed McCaleb, Eks-Microsoft dan veteran Ethereum Foundation David Ben Kay, dan Ex Presiden NEM.io Foundation dan Pendiri Proxima Lon Wong.

Selain memberikan informasi terkini dari teknologi finansial dan blockchain, XBlockchain Summit juga menjadi ajang pemberian apresiasi untuk berbagai pencapaian internasional melalui XBlockchain Awards. Mulai dari menampilkan perusahaan terbaik hingga penyedia teknologi, konsultan, strategist, developer, dan individu, penghargaan ini pasti akan mendorong para pemain digital untuk terus berusaha menangkap peluang di wilayah yang memiliki pertumbuhan inovasi digital tercepat di dunia.

“Target yang ingin dicapai melalui acara ini adalah, kami bisa mendatangkan sekitar 1000 lebih partisipan untuk mengunjungi event tahunan yang digelar selama 2 hari penuh,” kata Dimitri.

Dukungan Bekraf dan Asosiasi Blockchain Indonesia

Acara tersebut juga akan didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif. Bekraf menyadari penuh teknologi yang serupa jaringan dan sifat desentralisasinya disebut memiliki banyak keuntungan jika diimplementasikan. Bukan hanya untuk startup, layanan e-commerce, dan sektor perbankan, namun juga industri kreatif lainnya seperti hak cipta lagu.

“Kami dari Bekraf ingin mendukung pemanfaatan teknologi ini. Ke depannya Bekraf juga berupaya untuk bisa menggunakan teknologi ini untuk mengatasi persoalan hak cipta para pencipta lagu,” kata Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF) Triawan Munaf.

Blockchain akan memastikan edit value penciptaan akan tercapai, karena sudah disepakati oleh semua orang dan tidak bisa diakui oleh orang lain. Aspek kesepakatan itulah yang diklaim merupakan teknologi paling ampuh untuk menghindari terjadinya pembajakan hingga penyebarluasan konten yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu blockchain juga memiliki tingkat keamanan yang tinggi, karena sistem desentralisasi dinilai menjadi sangat efisien karena cyber attacker akan kesulitan melumpuhkan sistem blockchain yang berbentuk jaringan. Setidaknya lebih sulit dibanding harus melumpuhkan satu server tunggal yang tersentralisasi.

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Asosiasi Blockchain Indonesia Steven Suhadi. Agar teknologi blockchain bisa dipahami dengan mudah, edukasi kepada masyarakat hingga pihak terkait yang cukup relevan untuk memanfaatkan teknologi ini, dinilai wajib untuk dilakukan.

“Dengan koneksi yang sederhana bisa menciptakan konsep bisnis yang dulunya sulit untuk dilakukan kini lebih mudah diterapkan dengan blockchain. Solusi kepemilikan digital diharapkan bisa sama dengan kepemilikan benda fisik, semua bisa diselesaikan dengan blockchain. Bedanya yang merekam semua itu bukan manusia namun komputer,” kata Steven.

Steven juga mengajak semua pihak terkait dari bisnis hingga pemerintah untuk membantu implementasi teknologi blockchain untuk lebih masif lagi. Endorse dan dukungan langsung dari pemerintah tentunya bisa mempercepat penerapan dan edukasi kepada masyarakat luas soal manfaat dari blockchain.

“Saat ini belum banyak industri yang tertarik untuk mempelajari dan mencoba blockchain. kebanyakan dari perbankan, institusi finansial, supply chain dan logistik saja. Ke depannya saya melihat akan lebih banyak lagi industri yang mulai melirik teknologi blockchain,” kata Dimitri.

Dorong Pengembangan dan Regulasi, Asosiasi Blockchain Indonesia Resmi Berdiri

Menyusul perkembangan industri blockchain yang semakin masif di dunia, termasuk Indonesia, enam perusahaan blockchain tanah air berinisiatif mendirikan Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI). ABI resmi berdiri pada 21 Maret 2018.

Keenam perusahaan blockchain ini adalah Blocktech Indonesia, Blockchain Zoo, IndoDAX, Indonesian Blockchain Network, Luno, dan Pundi X. CEO IndoDAX Oscar Darmawan ditunjuk sebagai Ketua Umum ABI.

Dalam sambutannya, Oscar mengungkapkan bahwa teknologi blockchain sebagai teknologi generasi 4.0 diyakini menjadi salah satu pilar penting terhadap pengembangan sektor industri di Indonesia.

ABI disebut membawa sejumlah visi dan misi untuk dapat mendorong kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk mengembangkan teknologi blockchain dan cryptocurrency di Indonesia.

Diharapkan ABI dapat membuka dialog dengan pemerintah dan mengumpulkan data transaksi investasi yang masuk ke para pemain blockchain di Indonesia.

Sebagai langkah awal, ABI telah menjadi anggota Kamar Dagang Indonesia (KADIN). Pihaknya tengah merumuskan berbagai program sembari melakukan dialog dengan pemerintah untuk pengembangan blockchain.

Mengingat asosiasi ini baru saja berdiri, pihaknya belum memiliki data transaksi investasi yang sudah masuk dan diterima para pemain blockchain di Indonesia.

“Kebanyakan perusahaan blockchain masih berbentuk perusahaan rintisan dan teknologi ini juga masih terbilang baru di Indonesia. Makanya, kami harap asosiasi ini dapat mendorong pengembangannya,” ujar Oscar ditemui di peresmian Asosiasi Blockchain Indonesia, Rabu (21/3/2018).

Bagi Oscar, banyak kesalahpahaman terjadi pada masyarakat terhadap teknologi blockchain. Masyarakat hanya tahu bahwa blockchain itu adalah bitcoin dan mata uang crypto. Padahal, adopsi blockchain dapat diterapkan ke berbagai macam sektor industri.

“Sebetulnya tanpa kita sadari nanti di masa depan kita sudah mengadopsi blockchain untuk berbagai aktivitas kita, karena sesungguhnya teknologi ini adanya di belakang, bukan di depan,” jelas Oscar.

Yos Ginting yang ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pengawas ABI mengatakan, pengembangan blockchain di Indonesia akan menemui sejumlah tantangan. Salah satu yang terbesar adalah regulasi mengingat teknologi ini belum memiliki payung hukum.

“Kita belum memiliki regulasi atau sistem yang sekiranya dapat berjalan berdampingan dengan pengembangan teknologi blockchain di Indonesia. Untuk itu, kami harap dapat menjadi mitra pemerintah dan swasta.”