RepliCade Adalah Miniatur Mesin Arcade Berlisensi Resmi Atari

Walaupun tersedia banyak cara untuk menikmati permainan-permainan retro, nostalgia dikalangan gamer veteran belakangan jadi semakin terasa berkat perilisan Nintendo Entertainment System Mini dan SNES Classic Edition, serta pengumuman console  Ataribox. Dan fans setia Atari kemungkinan tak mau melewatkan penawaran menarik dari New Wave Toys ini.

Lewat Kickstarter, tim yang terdiri dari inventor asal Vancouver itu memperkenalkan kreasi unik mereka: RepliCade Amusements, yaitu versi mungil mesin game arcade – mirip Adafruit dan Tiny Arcade. Bedanya, RepliCade betul-betul memperoleh lisensi resmi dari Atari, dan bukan sekedar miniatur. Device diklaim diracik dengan sangat akurat, baik dari sisi desain, input kendali, hingga konten.

RepliCade mengusung skala 1 banding 6, memiliki dimensi 30×13,2×11,4-sentimeter. Ukurannya tidak terlalu besar sehingga mudah dipindahkan, dan tak terlalu kecil, agar tetap nyaman dimainkan. New Wave Toys merancangnya agar device tersebut bisa dikendalikan oleh jari; dan memanfaatkan kombinasi material kayu, logam, plastik dan karet layaknya mesin arcade sungguhan.

RepliCade Mini Centipede 1

Penampilan RepliCade Amusements sangat meyakinkan. Di sana ada dua tombol coin return credit khas berwarna merah, serta pintu koin dari logam. Selain itu, RepliCade dilengkapi speaker 3-Watt yang ‘mampu mereproduksi audi seccara akurat’. Di varian ini, RepliCade dirancang untuk menjalankan game Centipede; sehingga artwork di bagian samping dan depan disesuaikan dengan tema permainan itu (juga dilapisi coating khusus agar ilustrasi tidak mudah rusak), serta memanfaatkan kendali berupa trackball.

RepliCade Mini Centipede 2

Pintu koin dan tombolnya bukan sekedar pajangan. Mereka berhubungan dengan permainan, berfungsi buat menambah ‘credit‘ serta mengakses menu. Ukuran trackball dan tombol tentu saja disesuaikan agar tidak terlampau kecil meski volume RepliCade hanya satu per enam mesin game arcade standar. New Wave Toys berjanji, semua unit RepliCade menyajikan ROM asli permainan.

Untuk kelengkapan lainnya, RepliCade sudah memanfaatkan pendekatan modern. Device dibekali layar LCD seluas 3,5-inci dengan rasio 4:3 vertikal, switch power, serta kenop pengaturan volume. RepliCade menyimpan baterai built-in, bisa diisi ulang via kabel microUSB.

Karena komitmen buat memanfaatkan ROM orisinal, sepertinya masing-masing varian RepliCade hanya dapat menjalankan satu permainan, dan New Wave Toys berencana untuk menciptakan mesin arcade miniatur resmi lainnya .

RepliCade Amusements ‘Mini Centipede’ dapat Anda pesan sekarang di Kickstarter. Produk dijual mulai dari harga US$ 90, akan didistribusikan pada bulan April 2018.

 

Beberapa Info Terkait Spesifikasi Ataribox Terungkap, Diotaki Chip AMD

Pelepasan Jaguar dua dekade silam merupakan upaya Atari untuk berkompetisi dengan Sega Genesis dan SNES. Namun karena arsitekturnya yang kompleks, pengembangan game jadi sulit, menyebabkannya kekurangan dukungan developer third-party. Akhirnya, Jaguar hanya terjual sebanyak 250 ribu unit dan Atari memutuskan buat menghentikan produksinya di tahun 1996. Sejak saat itu, Atari tak pernah memproduksi console lagi.

Itulah salah satu alasan mengapa pengumuman mendadak Ataribox di E3 2017 membuat khalayak terkejut. Hampir tidak ada yang menyangka Atari punya agenda untuk meluncurkan hardware gaming baru ketika segmen ini sudah dikuasai nama-nama familier seperti PlayStation, Xbox dan Nintendo. Dan setelah produsen mengungkap wujudnya di bulan Juli lalu, kini tersingkaplah sejumlah detail mengenai spesifikasinya.

Saat pertama kali diperkenalkan, Atari hanya bilang bahwa Ataribox dibangun berdasarkan teknologi PC. Lalu dalam newsletter, sang produsen sempat menyebutkan sejumlah konektivitas fisik di sana: empat buah port USB, HDMI,  serta card reader SD. Dan baru lewat wawancara eksklusif GamesBeat bersama GM Feargal Mac, Atari memberikan info terkait prosesor, sistem operasi, harga, serta waktu perilisan Ataribox.

Ataribox 1

Ataribox kabarnya akan diotaki prosesor AMD kustom dengan GPU Radeon dan berjalan di platform Linux. UI-nya didesain untuk memudahkan pengguna navigasi konten via televisi, dan selain permainan-permainan PC, console juga siap mendukung streaming, menjalankan app non-game, musik, serta menemani Anda berselanjar di web.

Atari memang belum menginformasikan kecepatan prosesor serta performa grafis dalam bentuk angka, tapi mereka bilang, kinerja hardware Ataribox setara dengan PC kelas menengah. Besar kemungkinan, ‘PC rasa console‘ Atari itu masih belum cukup kuat menangani judul-judul blockbuster bergrafis berat. Dan menakar dari hal itu, Ataribox sepertinya ditargetkan untuk anak-anak, remaja dan penikmat game casual – bukan hardcore gamer.

Saat tersedia nanti, Feargal Mac dan timnya akan membundel Ataribox bersama koleksi permainan Atari klasik agar Anda bisa segera bernostalgia. Dan tentu saja, console juga siap menyajikan judul-judul populer semisal Minecraft dan Terraria. Mac menjelaskan, dua game indie itu merupakan salah satu pencetus ide dibuatnya Ataribox, tepatnya saat ia melihat beberapa anak mencoba menyambungkan laptop dengan TV untuk memainkan Minecraft.

Ataribox dirancang buat menjadi jembatan antara fleksibilitas ekosistem PC dan kemudahan penggunan ala console.

Atari berencana  untuk memulai kampanye crowdfunding Ataribox di Indie Gogo pada musim gugur tahun ini, dan akan memasarkannya di musim semi 2018. Produk nantinya dijajakan di harga antara US$ 250 sampai US$ 300.

Tak Lama Setelah Mengumumkan Ataribox, Atari Singkap Perangkat Wearable Unik Mereka

Butuh puluhan tahun bagi Atari untuk kembali bermain di segmen console setelah brand ini terkena efek terparah dari resesi video game di pertengahan 80-an. Tapi walaupun brand tersebut terpecah dan beberapa kali berpindah pemilik, Atari tetap tak mau menyerah. Dan di tengah-tengah penantian gamer terhadap Ataribox, mereka mengungkap satu kejutan tak terduga.

Minggu lalu, Atari mengumumkan rencana buat mulai berkiprah di ranah perangkat wearable dengan memperkenalkan keluarga Atari Connected Life. Anggota pertama line-up ini adalah Atari Speakerhat, sebuah topi yang juga berperan sebagai sistem audio personal. Detail mengenai Speakerhat masih sangat minim, namun ada beberapa informasi bisa kita peroleh dari website resminya.

Atari menjelaskan bahwa Speakerhat adalah topi dengan desain ala topi baseball yang mampu menghidangkan suara stereo high-fidelity. Berdasarkan gambar yang sudah dipublikasi, penampilan Speakerhat hampir identik seperti topi biasa, terbuat dari bahan kain, memiliki strap (ukurannya bisa disesuaikan dengan lebar kepala Anda), dengan tulisan ‘Atari’ di bagian depan. Selanjutnya, Atari menyematkan sepasang speaker di bagian visor, output-nya diarahkan ke bawah.

Menurut penuturan produsen, Speakerhat sengaja didesain agar terasa nyaman dan natural ketika dikenakan di waktu lama. Atari memastikan agar bobotnya tidak membebani kepala, fungsional, dan juga tetap sanggup menyajikan audio berkualitas tinggi. Mereka berkomitmen untuk terus menyempurnakan rancangan Speakerhat agar teknologi di dalam topi jadi semakin tidak kasatmata.

Atari Speakerhat 1

Seperti headset/earphone wireless, Atari Speakerhat memanfaatkan smartphone, tablet atau PC Anda sebagai media player-nya, tersambung via koneksi Bluetooth. Selain mendengar musik, perangkat ini juga memungkinkan kita menjawab panggilan telepon dan bercakap-cakap berkat kehadiran fitur voice command.

Selain menyimpan rangkaian speaker stereo Audiowear dan microphone, Speakerhat turut dibekali teknologi CSR/Qualcomm cVc V 4.1, equalizer 5-band, A2DP (advanced audio distribution profile), AVRCP v1.4 (audio/video remote control profile) serta headset profile v1.2. Speaker mengambil tenaga dari baterai lithium di dalam, kapasitasnya ditunjukkan oleh lampu LED indikator. Lalu untuk menavigasi konten, produsen turut membekalinya dengan tombol kendali universal.

Sejauh ini, Atari belum mengabarkan kapan Speakerhat akan mulai dipasarkan. Sebelum merilis produkk, rencananya mereka akan melangsungkan program uji coba eksklusif (hanya tersedia untuk sepuluh orang). Silakan daftarkan diri Anda lewat tautan ini.

Sumber: AtariLife.

Wujudnya Terungkap, Ataribox Kabarnya Bisa Jalankan Game-Game Baru

Lewat mesin permainan arcade Pong dan console Atari 2600, Atari menjadi pionir di industri hiburan elektronik di tahun 70-an hingga pertengahan 80-an. Mereka juga-lah yang terkena dampak terbesar dari video game crash di tahun 1983. Akibatnya. perusahaan tersebut terpecah, dan hingga kini Atari tak pernah lagi merilis perangkat gaming baru.

Namun keheningan selama dua dekade itu berakhir di E3 2017. Di pameran gaming tahunan terbesar di dunia ini, Atari menyingkap kejutan tak terduga: sebuah console baru bernama Ataribox. Saat itu – dan hingga kini – detail mengenainya masih sangat minim. Bahkan di video first look, Atari tampak malu-malu buat memperlihatkan wujud Ataribox. Satu hal yang pasti adalah fakta bahwa console dibangun berdasarkan teknologi PC.

Baru sebulan setelahnya sang produsen menyingkap penampakan Ataribox lewat email, diperoleh fans yang mendaftar newsletter. Melalui email tersebut, Atari turut mengucapkan terimakasih dan menyampaikan kegembiraannya karena ternyata respons khalayak sangat positif. Mereka berjanji untuk ‘tetap berkiblat pada warisan Atari’, dan merancangnya agar produk ‘menarik baik untuk fans baru ataupun lama’.

Atari Box 2

Desain Ataribox terinspirasi dari elemen-elemen klasik console Atari, dengan memanfatkan bahan kayu, garis-garis horisontal di tubuh, serta bagian belakang yang lebih tinggi. Tentu Ataribox tak seluruhnya mengandalkan faktor nostalgia saja. Atari memastikan agar rancangan console tampil layaknya produk modern. Panel depannya menyajikan logo Atari dan lampu indikator LED, kemudian Ataribox juga telah dilengkapi rangkaian konektivitas fisik esensial seperti HDMI, card reader SD, serta empat buah USB.

Atari Box 1

Port-port tersebut memang mengindikasikan kemampuan Ataribox buat menjalankan permainan-permainan baru. Menariknya, para gamer veteran juga tidak dilupakan. Atari juga akan membekali console ini dengan konten-konten klasik.

Atari Box 3

Atari berencana untuk menyediakan dua edisi, yaitu Ataribox kayu dan edisi hitam-merah. Perbedaan hanya terletak di panel depan: edisi kayu memiliki lampu dan logo berwarna putih, sedangkan varian hitam-merah menyajikan logo merah.

Sang produsen paham Anda sudah tak sabar ingin mengetahui rincian mengenai Ataribox lebih jauh lagi – terkait spesifikasi, daftar game, fitur, harga, dan waktu perilisan. Tapi buat sekarang, Atari belum siap untuk mengungkapnya.

“Kami tidak berniat untuk menggoda Anda,” kata tim Ataribox Project di email. “Kami ingin mengerjakannya dengan tepat, jadi kami putuskan untuk menyingkap rinciannya sedikit demi sedikit seiring upaya menghidupkan Ataribox, sembari mendengarkan masukan dari komunitas Atari. Akan ada banyak batu loncatan, tantangan dan keputusan penting di bulan-bulan ke depan. Kami berjanji untuk memberikan Anda lebih banyak informasi dan update dalam proses tersebut.”

Via The Verge.

Akan Jadi Seperti Apa Console Game Baru Buatan Atari?

Pengungkapan Microsoft Xbox One X memang mencuri perhatian khalayak di E3 2017, namun berita paling mengejutkan baru disingkap di penghujung pameran gaming tahunan terbesar di dunia itu. Fred Chesnais selaku CEO Atari mengabarkan bahwa setelah absen lebih dari 20 tahun di ranah produksi console, timnya punya rencana untuk melepas hardware gaming anyar.

Lewat video ‘first look‘, Atari mengumumkan produk console baru bernama Atari Box. Kabarnya, mereka telah mengembangkannya selama bertahun-tahun. Tentu kini pertanyaan terbesarnya adalah, bagaimana cara sang produsen menembus segmen yang sudah didominasi brand-brand raksasa seperti Sony, Microsoft, dan Nintendo? Sayangnya, sejauh ini perusahaan masih malu-malu dalam menyingkap detailnya.

Teaser singkat tersebut sempat dianggap palsu, namun akhirnya Chesnais angkat suara dan mengonfirmasi bahwa Atari betul-betul siap melangkahkan kaki ke bisnis penyediaan hardware gaming minggu lalu. Kata sang CEO, prosesnya memang masih berlangsung, setelah sebelumnya Atari mengajukan proteksi kebangkrutan pada pengadilan federal di tahun 2013. Kini perusahaan sudah kembali menghasilkan pemasukan dan mulai terlibat dalam ranah mobile gaming.

Penampilan Atari Box sepertinya sengaja dibuat agar menyerupai console lawas mereka, khususnya Atari 2600. Di video, kita bisa melihat garis-garis di tubuhnya, dipadu material kayu dan logo khas Atari. Kabarnya, desain Atari Box masih belum rampung, dan wujud keseluruhannya baru akan disingkap di lain waktu. Fred Chesnais enggan berbicara banyak soal hardware ketika diwawancarai Venture Beat. Ia hanya bilang bahwa Atari Box dibangun berdasarkan teknologi PC.

Namun melihat dari pendekatan desain secara keseluruhan, ada cukup besar peluang Atari menggunakan rasa nostalgia sebagai bahan bakar pemasaran Atarai Box – ditujukan buat retro gamer serta pemain veteran yang ingin mengenang kembali masa-masa keemasan Atari. Pendekatan ini bukanlah strategi baru, namun melihat bagaimana Nintendo sukses dengan NES Classic Edition mereka, metode ini terbukti efektif.

Saya sendiri berharap agar nostalgia bukanlah satu-satunya senjata andalan Atari Box. Tak masalah jika device mengandalkan sistem emulasi buat menjalankan game-game lawas, tapi bayangkan menariknya jika Atari Box juga bisa bekerja layaknya PC gaming berukuran mungil untuk ditaruh di ruang keluarga, serta dapat mengakses konten Steam.

Hingga saat artikel ini ditulis, Atari belum menginformasikan kapan Atari Box akan tersedia.

Via International Business Times. Sumber: Venture Beat.

Bisa Jalankan Pong Sampai Terraria, Gameband Ialah Smartwatch-nya Para Gamer

Sejauh ini, mayoritas smartwatch dirancang sebagai ekstensi dari smartphone sehingga Anda bisa mengecek pesan dan membaca notifikasi secara ringkas. Beberapa device juga memiliki kapabilitas tracking canggih, atau mungkin disiapkan buat menarik perhatian kalangan tertentu, satu contohnya ialah Razer Nabu Watch yang sempat membuat para gamer tergoda.

Masalahnya, satu-satunya hal yang mengaitkan Razer Nabu Watch dengan kegiatan gaming adalah perangkat tersebut dibuat oleh produsen gaming gear ternama di dunia. Berbeda dari device kreasi tim FMTwo Game Inc. bernama Gameband ini, karena ia merupakan ‘smartwatch gaming‘ sejati. Alasannya sederana, Gameband dibekali hardware bertenaga sehingga mampu menjalankan permainan-permainan seperti Pong sampai Terraria.

Gameband 4

Gameband mengusung layar AMOLED persegi seluas 1,6-inci, dengan penampilan yang terinspirasi dari persenjataan dan peralatan di dalam video game, dikerjakan oleh tim Matter Global (portfolio-nya meliputi proyek bersama Samsung, Google, Sonos dan Logitech). Frame tubuhnya terdiri dari dua bagian, didesain agar kuat dan siap menemani penggunanya beraktivitas seharian. Produsennya menyajikan banyak pilihan strap; tersedia bahan silikon, kanvas dan kulit.

Kabar gembiranya lagi buat para gamer, Atari turut membantu FMTwo Game Inc. buat meramu Gameband, memungkinkan kita menikmati permainan-permainan klasik – misalnya Pong dan Centipede. Sebagai bentuk apresiasi, developer menyediakan Gameband versi terbatas ‘Atari Edition’. Bedanya, ia mengusung frame berwarna merah khas Atari dengan logo perusahaan gaming legendaris itu di strap-nya.

Gameband 2

Dan tak hanya Atari, Re-Logic selaku developer dari Terraria turut mendukung penuh penggarapan Gameband. Di hari perilisannya nanti, permainan sandbox 2D ala campuran Metroid dan Minecraft tersebut bisa segera dimainkan di Gameband. Selain itu, smartwatch ini mengadopsi sejumlah elemen desain dan gambar-gambar Terraria. Lalu Re-Logic dan FMTwo Game Inc. kabarnya juga tengah mengembangkan versi ‘mini-game‘ Terraria, cuma bisa dimainkan secara eksklusif di sana.

Gameband 3

FMTwo Game Inc. mengandalkan chip Qualcomm Snapdragon Wear 2100 sebagai otak dari Gameband, lalu membubuhkan RAM sebesar 512MB, dipadu ROM eMMC 4GB. Anda bisa memperluas penyimpanan internal itu dengan menambahkan kartu microSD ke slot yang tersedia. Smartwatch sudah dilengkapi port USB type-C, sambungan Wi-Fi dual-band 802.11 b/g/n, Bluetooth 4.2, sensor accelerometer, gyroscope dan cahaya, serta ditenagai baterai 400mAh.

Gameband bisa Anda pesan sekarang di situs Kickstarter. Selama periode crowdfunding masih berlangsung, device dijajakan di harga mulai dari US$ 150, rencananya akan didistribusikan di bulan September 2017.

Penggemar Coba Ciptakan Versi Sungguhan Permainan Pong

Mendapatkan tempat khusus di hati para gamer veteran, Pong adalah video game arcade bertema olahraga pertama. Di sana, Atari mencoba mengadopsi permainan tenis meja ke grafis dua dimensi. Meskipun judul seperti Computer Space hadir lebih dulu darinya, Pong merupakan game yang sukses secara komersial dan mengangkat kepopularitasan arcade.

Lebih dari empat dekade semenjak perilisannya, seorang penggemar bernama Daniel Perdomo menunjukkan kecintaannya terhadap Pong dengan berupaya membuat versi sungguhannya. Upaya tersebut, Perdomo namai Table Pong Project, ternyata lebih unik dari perkiraan sang inventor. Meski awalnya terinspirasi dari tenis meja, Table Pong Project malah menyerupai mainan air hockey.

Table Pong Project 2
Versi prototype-nya menyerupai meja kopi.

Wujudnya memang seperti yang kita bayangkan. Game dinikmati di atas meja berwarna hitam, ada bola berbentuk kubus dan juga sepasang bantalan pemukul di kedua area papan. Layaknya Pong di arcade, bola dan paddle tertambat ke meja dengan menggunakan magnet, sehingga kita tetap harus memainkannya secara dua dimensi. Perdomo bermaksud untuk tetap berpegang teguh pada desain asli permainan.

Proses pembuatannya tidak mudah, Perdomo dan kawan-kawannya menghabiskan dua tahun untuk membangun versi mekanik ini, memanfaatkan 3D printing, las, serta kemahiran DIY lain. Model purwarupa sendiri membutuhkan proses pengembangan ekstensif, karena developer cuma bisa menyusunnya di waktu luang mereka. Semua informasi diperoleh dari video-video YouTube, Google dan forum online.

Table Pong Project
Table Pong Project dirancang sedemikian rupa agar menyerupai versi arcade-nya.

Dalam wawancara bersama Killscreen, ide Table Pong Project muncul setelah Daniel bermain-main dengan magnet bersama putrinya. Komponen magnet merupakan solusi sekaligus tantangan besar bagi developer. Tim harus memastikan keseimbangan antara daya tarik, jarak, bobot bola dan tipe permukaan meja. Jika magnet terlalu lemah, maka bola tidak bisa mengikuti perubahan arah tiba-tiba. Namun seandainya terlalu kuat, gaya gesek jadi besar dan bola tak dapat bergerak cepat.

Melalui kerja keras Perdomo dan timnya, Table Pong Project terhidang layaknya Pong di arcade. Ia memiliki sensasi presisi dengan gerakan yang mulus, seluruhnya bekerja secara makanik. Developer tak lupa membubuhkan unit controller terpisah (tentu saja tidak langsung dikendalikan dari paddle seperti air hockey), serta board Arduino ditambah display LED buat memperlihatkan skor.

Perdomo dan kawan-kawan masih menyempurnakan Table Pong Project, dan belum mengumumkan harga serta memberi tahu kapan perangkat itu dapat dibeli. Tapi Anda bisa mengawasi pengembangannya via Facebook mereka.

Sumber: Table Pong Project.

100 Game Klasik Atari Akan Hadir di Steam Melalui Atari Vault

Nama Atari sudah pasti meninggalkan memori tak terlupakan di benak para gamer veteran. Diujungtombaki Nolan Bushnell, brand ini ialah pionir industri arcade, console serta PC. Zaman keemasan Atari berakhir dengan insiden yang dikenal sebagai video game crash 1983. Mereka mencoba bangkit, tapi buat sekarang Atari hanya menyisakan warisan nostalgia.

Namun kesuksesan bermacam-macam kampanye crowdfunding membuktikan bahwa nostalgia merupakan senjata ampuh. Mengusung formula itu, tim Atari mengumumkan rencana mereka untuk menghidupkan kembali game-game klasik melalui Atari Vault. Apa itu? Ia bukanlah penerus console Atari 2600, melainkan sebuah bundel permainan resmi yang disiapkan buat PC.

Atari Vault berisi 100 judul legendaris, diramu khusus bagi penggemar beratnya. Mereka bukanlah sekedar porting dari sistem lama ke platform anyar. Permainan-permainan tersebut hadir dengan fitur dan user interface baru, serta mode multiplayer lokal ataupun online berkat dukungan Steam. Saya sendiri berharap multiplayer diimplementasikan ke semua game, membayangkan betapa serunya (dan kacaunya) bermain Missile Command bersama tiga pemain lain.

Steam bukan sekedar menjadi wadah multiplayer. Atari Vault akan memanfaatkan fitur Steam Leaderboards serta menyajikan kompatibilitas ke gamepad Steam Controller demi memastikan ‘kendali yang akurat’. Sejumlah elemen dengan sengaja tidak diubah, sehingga Anda tetap dapat menikmati game jadul sembari diiringi sountrack-soundtrack tahun 70- atau 80-an. Sayangnya untuk sekarang, Atari belum menjabarkan 100 judul permainan di Vault secara lengkap.

Beberapa judul yang sudah dikonfirmasi meliputi Asteroids, Centipede, Missile Command, Tempest, dan Warlords. Atari memberikan tanggung jawab pengembangan Vault kepada Code Mystics – tim spesialis porting, belum lama sukses menghadirkan bundel permainan Star Wars ke console PlayStation 4.

Rencananya, Atari Vault akan dipamerkan secara perdana di ajang Penny Arcade Expo (PAX) South pada tanggal 29 sampai 31 Januari 2016 nanti, berlokasi di Henry B. Gonzalez Convention Center di San Antonio. Ia ditemani versi demo game Pridefest untuk iOS dan RollerCoaster Tycoon World.

Atari Vault dijadwalkan untuk meluncur pada musim semi 2016, sekitar bulan Maret sampai Juni.

Selain Vault, saya juga yakin banyak gamer menanti kabar terbaru mengenai RollerCoaster Tycoon World di PAX South – permainan keempat di seri klasik kebanggaan Atari. Awalnya ia akan diluncurkan di Desember lalu, tapi setelah pertimbangan berdasarkan periode tes beta, harus diundur ke ‘awal’ 2016.

Sumber: PR Newswire.

Diramu oleh Anak-Anak Dari Pencipta Atari, The Polycade Ialah Mesin Arcade Era Modern

Perjalanan game arcade dimulai saat para mahasiswa Stanford memperkenalkan Galaxy Game, namun genre ini baru benar-benar dikenal setelah Nolan Bushnell mendirikan Atari. Meskipun khalayak sudah beralih ke platform gaming modern, kuatnya kesan yang ditinggalkan arcade membuat ia sulit dilupakan, terutama bagi gamer veteran. Dan kadang, arcade juga memunculkan ide-ide unik.

Setelah Ken Burns mengungkap model miniatur mesin game lawas tersebut, kini dua orang putra Nolan Bushnell menciptakan versi modern dari mesin arcade. Melalui Kickstarter, Tyler dan Dylan Bushnell memperkenalkan The Polycade. Dengan mengusung desain klasik, Polycade mempunyai solusi atas keterbatasan mesin arcade terdahulu.

Meski teknik penyuguhannya hampir serupa, Polycade memiliki konsep dasar perancangan berbeda. Pertama, ia tak cuma bisa mengoperasikan satu judul permainan. Kemudian di sisi penampilan, wujudnya lebih elegan serta minimalis. Ia dapat dinikmati oleh seorang gamer, serta mendukung mode multiplayer dua pemain. Konstruksinya simpel dan kuat, mudah dikustomisasi serta diperbaiki.

The Polycade 03

The Polycade dibuat untuk ditempelkan ke tembok, mempunyai dimensi 132×76,2cm, dengan jarak terjauh dari sisi tembok 43,2cm. Bahan dasarnya memakai kayu lapis. Buat finishing, Anda diberi pilihan stiker vinyl atau cat semprot. Komponen panel kendalinya bisa dilepas, memastikan produk tetap future-proof seandainya developer merilis upgrade.

Device menyajikan panel TV LED Insignia 28-inci 60Hz. Kita dipersilakan menggunakan monitor lain dan proses menukarnya pun sangat mudah. Untuk input kendali, Anda dapat memilih tipe Classic (joystick dan tombol Happ), Showdown (joystick dan tombol Sanwa), atau Tech (joystick Ultimarc 4-8-way switchable dan tombol Happ). Buat pelengkap kontrol, ada opsi ‘oldschool‘ (dua tombol dan joystick Happ 4-way) atau trackball.

The Polycade 04

Sebagai jeroannya, The Polycade memanfaatkan Raspberry Pi 2 Model B (tipe Raspberry Pi terbaru) dipadu kartu SD 8GB yang sudah di-preload dengan software. Storage sanggup menyimpan ribuan permainan platform Atari 800, Atari 2600, Game Boy Color dan Advance, Sega Master System, Sega Genesis, NES, Super Nintendo, dan lain-lain. Paket pembelian Polycade juga tak lupa dibundel bersama puluhan game siap main, misalnya Streets of Rage, Virtua Fighter 2 sampai Sonic 3.

Rencananya, The Polycade akan mulai disalurkan ke para backer di bulan Februari 2016. Perkiraan harga retail-nya ialah US$ 1.950, sedangkan harga pledge Kickstarter terendah adalah US$ 1.250 (US only).

Setelah 35 Tahun, Game Battlezone Sedang Dibuat Kembali dan Dibekali VR

Visi manusia akan masa depan sering kali hadir dalam bentuk paling sederhana. Ambil contohnya Battlezone. Permainan buatan Ed Rotberg ini dilepas di tahun 1980 via platform arcade Atari, mengusung grafis pseudo 3D dengan teknik wireframe. Puluhan tahun setelahnya, satu tim veteran berniat menciptakan kembali game tersebut berbekal teknologi modern. Continue reading Setelah 35 Tahun, Game Battlezone Sedang Dibuat Kembali dan Dibekali VR