Blibli Alami Rugi Bersih Rp878 Miliar di Kuartal Pertama 2023

PT Global Digital Niaga Tbk (IDX: BELI) atau Blibli baru saja merilis hasil kinerja keuangan periode kuartal pertama tahun 2023. Blibli mengalami kerugian bersih sebesar Rp878 miliar, tetapi menyusut 17,8% dari Rp1,06 triliun di kuartal I 2022. Perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20,88% menjadi Rp3,82 triliun dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp3,16 triliun.

Total Processing Value (TPV) tumbuh sebesar 78% menjadi Rp17.915 miliar pada kuartal 1 2023 dari Rp10.053 miliar pada kuartal 1 2022. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan kinerja di sebagian besar segmen bisnis, terutama dengan pemulihan bisnis perjalanan daring di Indonesia dan permintaan dari kategori produk digital & lainnya. Keduanya berdampak positif pada TPV Ritel 3P, yang bertumbuh sebesar 136% pada kuartal 1 2023.

Pertumbuhan TPV dan pendapatan neto perseroan juga didukung oleh pertumbuhan secara organik, terlihat dari kenaikan jumlah transacting users dari 1,6 juta pengguna menjadi 1,9 juta pengguna. Average Order Value (AOV) juga naik sebesar 95% menjadi Rp1.643.425 pada kuartal I 2023 dari periode sama tahun lalu yang sekitarRp842.245.

Selain itu, Blibli juga mencatat peningkatan kualitas pengguna tercermin dari kenaikan jumlah belanja per pengguna di bisnis ritel dan institusi, masing-masing sebesar 71% dan 7% pada kuartal I 2023 (YoY). Hal ini membuat Perseroan mencatatkan marjin laba bruto konsolidasi yang lebih baik dari 9,5% menjadi 15,1% di periode tersebut.

Pertumbuhan positif ini dapat dikaitkan dengan fokus perusahaan pada pengalaman pelanggan, inovasi, dan kemitraan dengan bisnis lokal. Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, Blibli berupaya untuk terus berkembang dan memperluas bisnisnya. Perusahaan mengklaim mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini, memanfaatkan kemampuan teknologi dan logistiknya untuk memenuhi perubahan kebutuhan pelanggannya.

Aset perseroan sampai dengan 31 Maret 2023 tercatat sebesar Rp13,88 triliun, turun dibandingkantahun lalu sebesar Rp14,08 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp4,28 triliun dari Rp 3,59 triliun pada akhir tahun lalu. sedangkan ekuitas hingga 31 Maret 2023 susut menjadi Rp9,6 triliun dari Rp10,48 triliun per Desember 2022.

Fokus bisnis 2023

Pada tahun 2022, strategi omnichannel dan gaya hidup terintegrasi dijalankan dengan memperkuat sinergi bisnis pada tiga platform utama, yakni Blibli, tiket.com, dan Ranch Market. Penguatan kemitraan dengan brand principal juga terus dilakukan, termasuk dengan global leading brands, seperti Apple dan Samsung. Selain itu, Blibli juga terus berinvestasi pada sektor B2B untuk memperkuat kepemimpinan di segmen institusi.

Pada akhir 2022, Blibli telah mengembangkan infrastruktur logistik dan rantai pasoknya melalui 15 warehouse di lebih dari 30 pusat distribusi, dan didukung layanan 1PL serta bekerja sama dengan lebih dari 20 mitra 3PL, sehingga saat ini Perseroan mampu mengirimkan produk kepada konsumen akhir dengan layanan pengiriman 2-Jam Sampai (2-hour delivery) untuk lebih dari 300.000 SKUs ke lebih dari 40 kota di seluruh Indonesia.

Tahun 2023 ini, perseroan akan berfokus untuk mengembangkan dan memperkuat berbagai sinergi potensial di dalam ekosistem untuk mendorong penjualan silang (cross-selling) antar platform, serta memperkuat strategi omnichannel melalui ekspansi toko-toko fisik yang lebih luas lagi.

“Meskipun tidak kebal terhadap iklim pasar di mana bisnis kami beroperasi, kami memulai tahun 2023 dengan optimisme untuk dapat mengatasi semua tantangan di depan dan memiliki keyakinan penuh dalam mencapai pertumbuhan yang lebih baik secara berkelanjutan, dan pada akhirnya membawa kami lebih dekat ke profitabilitas,” kata Co-Founder dan CEO Blibli Kusumo Martanto dalam keterangan resminya.

Blibli Rugi Rp5,53 Triliun di 2022, Terus Dorong Efisiensi Biaya

PT Global Digital Niaga Tbk (IDX:BELI) atau Blibli mencatat rugi bersih sebesar Rp5,53 triliun di sepanjang 2022, atau naik 65% dari Rp3,35 triliun di 2021. Meningkatnya kerugian ini dikarenakan beban pokok pendapatan Blibli bengkak menjadi Rp14,04 triliun dari tahun sebelumnya Rp8,27 triliun.

Pendapatan bersih perseroan naik 72,3% menjadi sebesar Rp15,26 triliun dari Rp8,85 triliun pada 2021. Pendapatan terbesar datang dari segmen ritel online Rp10,42 triliun (naik 38,71%), toko fisik Rp3,58 triliun (naik 299,25%), dan institusi Rp2,47 triliun. Dari pendapatan tersebut, perseroan mencetak laba bruto Rp1,22 triliun, naik 111% dari sebelumnya Rp580 miliar.

Akan tetapi, terdapat sejumlah beban yang nilainya melampaui angka laba bruto. Di antaranya, beban pokok penjualan Rp14,04 triliun, beban umum dan administrasi Rp3,37 triliun, beban lainnya Rp50,41 miliar, dan pendapatan lainnya Rp92,08 miliar. Rugi usahanya mencapai Rp5 triliun atau membengkak dari rugi Rp3,78 triliun di 202.

Divestasi GoTo

Masih merahnya kinerja Blibli membuat total aset turun menjadi Rp14,07 triliun dari sebelumnya Rp18,38 triliun. Penyebabnya, ada pembayaran utang ke sejumlah bank yang membuat penurunan aset kas dan setara kas menjadi Rp3,07 triliun dari sebelumnya Rp4,9 triliun.

Kemudian, terdapat penurunan aset investasi menjadi Rp1,97 triliun dari Rp4,8 triliun dikarenaan Blibli menjual seluruh aset investasinya pada saham GoTo. Liabilitas juga turun menjadi Rp3,59 triliun dari Rp8,3 triliun. Kendati total aset dan liabilitas turun, Blibli menyebut masih memiliki cashflow positif sehingga ada runway yang cukup untuk operasional selanjutnya.

Co-Founder dan CFO Blibli Hendry menyampaikan, tahun lalu seluruh segmen bisnis perseroan tumbuh pesat di atas tren industri, disertai dengan kinerja keuangan yang lebih sehat. Menurutnya, ini merupakan hasil dari usaha berkelanjutan melalui beberapa langkah strategis, termasuk ekspansi pilihan produk, pengembangan ekosistem, dan penerapan efisiensi biaya di berbagai area untuk memperoleh struktur biaya yang lebih baik.

Untuk tahun ini, manajemen berencana untuk memperbaiki kondisi keuangannya dengan melakukan efisiensi biaya di berbagai area untuk memperoleh struktur biaya yang lebih baik. Caranya dengan berfokus pada strategi kepemimpinan biaya (cost leadership), optimalisasi marjin, dan keunggulan operasional ekosistem.

Ia meyakini strategi ini merupakan jalur yang tepat untuk mengembangkan bisnis lebih jauh dan pada saat bersamaan, semakin mendekatkan perseroan pada profitabilitas. “Sementara itu, posisi kas serta fasilitas kredit yang kami miliki saat ini cukup untuk membiayai seluruh strategi bisnis masa yang akan datang,” kata dia dalam keterangan resmi, kemarin (30/3).

Perkuat omnichannel

Manajemen perseroan juga menyampaikan rencana untuk memperkuat sinergi potensial di dalam ekosistem untuk mendorong penjualan silang (cross-selling) antar platform, serta memperkuat strategi omnichannel melalui ekspansi toko-toko fisik yang lebih luas lagi.

Diyakini strategi ini membuat perseroan mampu bertumbuh secara lebih efisien dengan mengurangi biaya iklan dan pemasaran, serta menurunkan biaya akuisisi pelanggan.

Informasi terbaru disampaikan, perseroan ditunjuk menjadi salah satu dari mitra kunci strategis di Indonesia oleh merek global Apple, untuk melengkapi hubungan jangka panjang yang telah terjalin sebelumnya dengan beberapa merek global terkemuka lain, termasuk Samsung. Hal ini akan menjadi pendorong pertumbuhan positif untuk bisnis Ritel 1P di masa yang akan datang.

Per akhir 2022, perseroan telah membuka sebanyak 74 toko consumer electronics, sehingga jumlah toko yang dioperasikan menjadi 126 toko. Rinciannya, 79 toko merek-tunggal (monobrand), seperti Samsung Experience Store, hello (toko merek-tunggal Apple), dan lainnya; 47 toko multi-merek (multibrand), seperti Blibli Store dan Tukar Tambah, dan 70 gerai supermarket premium secara nasional.

5 Situs Terpercaya untuk Jual Beli Barang Bekas Secara Online

Apabila ada barang menumpuk di rumah, yang bisa Anda lakukan tentu saja tidak harus dengan membuangnya, maka dari itu ada berbagai solusi untuk barang barang menumpuk yang sudah Anda tidak digunakan tetapi masih bagus untuk dibuang. Salah satunya adalah dengan menjualnya di situs terpercaya, berikut ini situs jual beli barang bekas yang bisa Anda coba!

Rekomendasi Situs Jual Beli Barang Bekas

BelanjaBekas

Situs Jual Beli Barang Bekas

Situs satu ini merupakan salah satu situs terpercaya untuk menjual barang barang Anda yang bervariatif, tetapi bagi Anda yang ingin fokus pada penjualan dan pembelian barang bekas elektronik, Belanja bekas bisa menjadi solusi.

Olx

Situs Jual Beli Barang Bekas

Situs yang dahulunya bernama Tokobagus.com kini berubah menjadi OLX dan menawarkan banyak solusi bagi Anda yang ingin membeli dan menjualkan barang Anda. Menggunakan situs ini juga tidak susah, ada tampilan yang sederhana dan mudah dipelajari hingga beragamanya barang yang tersedia, bisa menjadi salah satu pilihan Anda.

Bukalapak

Situs Jual Beli Barang Bekas

Dari namanya, marketplace ini tentunya memberikan kesempatan bagi ANda yang ingin membuka lapak penjualan barang bekas secara online. Barang yang bisa Anda jual juga Apapun dan dimanapun. Situs ini tentunya sudah dipercayai banyak orang dalam melakukan penjualan barang bekas.

Jualo

Situs Jual Beli Barang Bekas

Situs untuk menjual barang bekas yang lainnya adalah Jualo, dimana dalam aplikasi ini Anda bisa mengetahui jarak pembeli dan penjual yang ada disekitar kita.  Konsep dari aplikasi ini cenderung unik, ANda bahkan bisa tukar menukar barang dan juga menawar dari harga yang ditetapkan.

Prelo

Situs Jual Beli Barang Bekas

Prelo yang pada awalnya adalah tempat untuk menjual barang khusus wanita, kini Prelo menjadi tempat jual beli barang preloved Anda. Dengan aplikasi ini tentu saja Anda bisa menjual berbagai barang bekas Anda dengan harga yang murah dan cepat. Keunggulan dari aplikasi ini adalah Anda bisa mengunduhnya melalui smartphone.

Demikianlah rekomendasi situs jual beli barang bekas yang bisa Anda gunakan untuk menjual barang Anda yang sudah tidak terpakai atau membeli barang dengan harga yang murah, pilihlah marketplace atau situs yang menyesuaikan keinginan Anda. Selamat berbelanja!