Google Search Kini Beri Label Khusus pada Gambar Hoax

“Jangan percaya semua yang ada di internet”, kalimat tersebut paling sering saya lontarkan kepada orang-orang dekat yang kerap jadi korban hoax atau misinformasi. Di saat yang sama, untuk mengetahui apakah suatu artikel/gambar/video benar adanya, saya justru berkonsultasi ke internet.

Kedengarannya ironis memang, tapi itu mengindikasikan betapa luasnya jagat internet. Di satu sisi kita bisa mudah sekali tertipu oleh gambar-gambar hasil editan menggunakan Photoshop yang tersebar di internet, namun di sisi lain kita juga bisa menemukan beragam artikel yang membahas keaslian dari gambar-gambar tersebut di internet.

Terkait gambar yang sudah dimanipulasi ini, Google sebagai pintu gerbang internet bagi sebagian besar populasi Bumi sudah menyiapkan solusi untuk membantu menghindarkan kita dari gambar-gambar palsu yang beredar. Solusi yang dimaksud adalah fitur fact checking pada hasil pencarian gambar di Google.

Perhatikan label "Fact Check" di bawah thumbnail hasil pencarian / Google
Perhatikan label “Fact Check” di bawah thumbnail hasil pencarian / Google

Jadi saat mencari gambar di Google sekarang, beberapa hasil pencariannya telah dilengkapi label bertuliskan “Fact Check” di sebelah alamat situsnya. Saat diklik, tampilan preview-nya juga akan mencatumkan ringkasan informasi cek fakta yang terlampir pada gambar. Sumber gambarnya sendiri berasal dari publikasi-publikasi yang sudah menandai kontennya menggunakan metode tagging dari ClaimReview.

Satu hal yang perlu dicatat adalah, label “Fact Check” ini tidak memengaruhi urutan hasil pencarian gambar. Gambar dengan label tersebut tidak selalu muncul di paling atas, sebab algoritma Google memang dirancang untuk menyajikan informasi yang paling relevan. Dengan kata lain, fitur ini tidak otomatis menghindarkan pengguna internet dari gambar hoax begitu saja.

Meski begitu, fitur ini semestinya bisa lebih memudahkan kita untuk mengecek kebenaran suatu gambar viral yang beredar di internet. Sebelum ini, Google juga sudah menerapkan fitur yang sama pada hasil pencarian secara umum maupun konten berita.

Jadi, besok-besok kalau Anda melihat suatu gambar viral yang tengah dibahas di grup WhatsApp keluarga dan Anda meragukan kebenarannya, coba deskripsikan saja gambar tersebut di Google Image Search, lalu lihat apakah ada beberapa hasil pencariannya yang menampilkan label “Fact Check”.

Sumber: Google. Gambar header: Pexels.

Facebook Mulai Tandai Berita Hoax

Di era serba digital dan terhubung sekarang ini, mudah sekali bagi seseorang untuk membagikan berita yang kemudian menjadi viral di dunia maya, khususnya di jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook. Masalahnya, tak sedikit berita yang booming itu ternyata tak didasari dengan bukti yang konkrit sehingga lebih dahulu mengakibatkan kerusakan dan kesalahan informasi sebelum dapat dibuktikan. Masalah ini terjadi hampir di seluruh dunia, dan mencapai klimaks ketika menjadi kambing hitam kekalahan Hillary Clinton dalam pemilihan Presiden AS, sehingga memaksa Facebook berpikir keras menemukan cara untuk memberantasnya.

Kabar baiknya, Facebook sepertinya sudah menemukan formula yang tepat untuk menghentikan wabah tersebut dengan cara menandai postingan hoax dengan label “Disputed”. Ini merupakan bentuk nyata dari janji mereka di bulan Desember tahun lalu, merupakan bagian dari upaya serius Facebook memerangi sebaran berita palsu yang meresahkan. Jadi pada dasarnya label disputed berarti bahwa artikel atau berita yang dibagikan diduga tidak berdasarkan informasi yang akurat atau dapat dipercaya. Label ini juga akan disertai dengan tautan ke situs pemeriksa fakta yang akan melampirkan bukti dan juga penjelasan.

Screenshot label Disputed di berita yang dianggap palsu
Screenshot label Disputed di berita yang dianggap palsu

Solusi ini jelas sebuah kemajuan dalam upaya memerangi penyebaran berita palsu. Tapi, proses yang dibutuhkan ternyata tak sesingkat dan semudah yang dibayangkan, bahkan cenderung lambat sehingga dikhawatirkan gagal mencegah meluasnya penyebaran berita yang sebaliknya berjalan sangat cepat.

Sebelum sebuah postingan ditandai, pengguna harus melaporkan postingan tersebut sebagai berita palsu, atau piranti lunak Facebook mencium gelagat itu. Berikutnya butuh beberapa hari sebelum berita tersebut diverifikasi oleh organisasi pemeriksa fakta yang terdiri dari ABC News, Politifact, FactCheck, Snopes, dan Associated Press. Dan setidaknya dua dari mereka harus satu suara agar label Dispute bisa dipasang.

Masalahnya, di saat yang sama ribuan atau jutaan orang mungkin sudah membagikan berita palsu tersebut. Jadi, yap, Facebook tampaknya membutuhkan sumber daya yang lebih banyak untuk mempercepat proses penandaan tersebut.

Sumber berita Engadget, Recode dan gambar header Pixabay.