Bhinneka Resmikan Store di Ratu Plaza, Suguhkan Seamless Shopping Experience

Bagi saya, belanja online telah menjadi gaya hidup – bahkan mungkin suatu kebutuhan. Bukan hanya untuk membeli suatu produk, pesan tiket kereta api, hingga top up dan pembayaran tagihan saya lakukan di marketplace atau e-commerce.

Namun gaya hidup masyarakat tentu berbeda-beda, ada yang masih nyaman belanja offline, ada yang suka mencoba dulu barangnya (offline) dan belinya secara online, atau sebaliknya belanja online tetapi diambil sendiri ke toko (offline).

Singkatnya bisnis online perlu didukung oleh aktivitas offline, pun demikian sebaliknya – bisnis offline juga perlu didigitalkan. Nah salah satu e-commerce yang konsisten dengan strategi omnichannel melalui implemetasi online-to-offline (O2O) adalah Bhinneka.

Bhinneka

Bhinneka telah menerapkan integrasi O2O sejak 2001 dan sekarang mereka memiliki delapan toko offline di Jakarta dan Surabaya. Yang terbaru, mereka telah meresmikan Bhinneka Store di Ratu Plaza Jakarta Pusat.

Bhinneka Store di Ratu Plaza ini diharapkan mampu menyuguhkan seamless shopping experience. Pengunjung dapat merasakan keterkoneksian antara transaksi di toko secara offline maupun secara online melalui situs Bhinneka.com – dari segi harga dan promo yang berlaku akan sama.

Bhinneka

“Dengan belanja offline di Bhinneka Store, pengunjung akan mendapatkan bantuan dari personal shopping assistant dan mendapatkan kualitas pelayanan lebih baik. Bisa juga sebagai tempat untuk pickup barang yang dibeli secara online, serta drop point dan pickup point untuk servis.” Ungkap Vensia Tjhin selaku Chief Omni Channel Bhinneka.

Ia juga menambahkan, aspek omnichannel dari Bhinneka Store bukan sekedar toko untuk jual beli, melainkan perpanjangan layanan yang terintegrasi sampai ke purnajual.

Bhinneka

Sebenarnya Bhinneka Store di Ratu Plaza telah hadir sejak lama, tapi kini pindah lokasi ke lantai dasar dan tempatnya lebih luas. Saya menghadiri opening ceremony-nya, di sana menampilkan laptop, office equipment, termasuk gadget seperti smartphone dan smartwatch. Pengalaman yang cukup menyenangkan, karena bisa mencoba atau setidaknya melihat lebih dulu sebelum membelinya.

Bhinneka

Bicara gadget, Bhinneka juga sebentar lagi akan mendatangkan smartwatch Fitbit Versa 2 edisi spesial warna ‘merlot‘ secara eksklusif. Rencananya pre-order akan dibuka mulai tanggal 1 November dan ketersediaan offline mungkin beberapa pekan setelah itu.

(Update: saya meng-edit terkait informasi ROG Phone)

Bhinneka’s Marketing Strategy in 2018

Welcoming 2018, Bhinneka e-commerce has prepared several programs related to their strategic vision. The programs are based on their performance review
back in 2017. The current strategy emphasizes on the shifting needs of
Indonesians as e-commerce’s consumers. Bhinneka will multiply product
choices of lifestyle devices and household needs next year.

“We are confident that 2018 will be a dynamic year for Bhinneka. Prepared
with business review internal in 2017, we already arranged some focuses
supposedly with maximum potential. We are wary of Indonesia’s retail
shifting, as well as the evolution of millennials’ lifestyles. In addition,
to other necessary factors by all means,” Brand Marketing Manager of
Bhinneka, Irina Marwan, said.

Further explained, the shifting affecting changes on spending patterns in
the country, will continue to expand. According to Bhinneka’s data
throughout 2017, it is projected that there will be first purchaser (the
first-time online shopper) growth around 10-20% next year. It shows the
growing number of people aware of electronic transactions.

“This trend is inseparable from millennials’ existence who has been exposed
as a potential new consumer having varied characteristics from their
previous generations, including in spending pattern,” said Marwan.

In consumer retail or individual consumption, Bhinneka still concentrates on
computer, communication, and electronic devices. Primarily on gadget and
household needs, in lifestyles category.

Irina states, the market absorption rate of gadget products is strongly
influenced by trends and producers’ acts. For instance, smartphone took its
high rate of market absorption in 2017 in various price ranges, from an
affordable one to a super-premium; started from a senior brand that
reappeared such as Motorola and Blackberry, to a smartphone brand with
special series features.

The names above with a number of premium flagship such as iPhone 7 and
iPhone 7 Plus which were just officially marketed in Indonesia in the first
quarter of 2017. There were also Samsung Galaxy S8, followed by Samsung
Galaxy Note 8. Thereon iPhone 8, iPhone 8 Plus, and iPhone X towards the end
of the year. All of them came with an improved camera technology, including
the front camera.

“It is most likely that the trend and enthusiasm in smartphone products will
continue next year, and it will not only happen in young consumer groups.
Thus, Bhinneka will further explore gadgets and consumer electronics in
lifestyles category. There are also household needs included in this
category such as food processor, mixer, coffee maker, to vacuum cleaner,”
she said.

Bhinneka also has the latest research results of GfK (Society for Consumer
Research, Germany) Indonesia about its market prediction in 2018. The
absorption growth in telecommunications occupies the second highest position
of 7.8% this year. Meanwhile, in small domestic appliances, it is predicted
to increase nearly 5%.

“Small domestic appliances are identical with efficiency and is categorized
as lifestyles. It is different from home appliances in general categorized
as household needs,” She continued.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Strategi Penjualan Bhinneka di Tahun 2018

Menyongsong tahun 2018, layanan e-commerce Bhinneka telah menyiapkan beberapa rencana berkaitan dengan visi strategisnya. Rencana tersebut didasarkan pada peninjauan kembali hasil kinerja yang telah ditorehkan pada tahun 2017. Strategi yang digulirkan saat ini juga menitikberatkan pada pergeseran kebutuhan masyarakat Indonesia sebagai konsumen layanan e-commerce. Tahun depan, Bhinneka akan memperbanyak pilihan produk perangkat berkaitan dengan gaya hidup dan kebutuhan rumah tangga.

“Kami yakin 2018 akan menjadi tahun yang dinamis bagi Bhinneka. Berbekal internal business review pada 2017 ini, kami telah menyusun sejumlah fokus yang diharapkan berpotensi maksimal. Kami mewaspadai gejala shifting pada ritel Indonesia, serta perkembangan gaya hidup kelompok millennials. Tentunya di samping faktor-faktor penting lainnya,” ungkap Irina Marwan selaku Brand Marketing Manager Bhinneka.

Dijelaskan lebih lanjut, pengaruh pergeseran pada perubahan pola belanja di tanah air akan bergulir dan terus meluas. Melihat data sepanjang 2017 yang dimiliki Bhinneka, diproyeksikan akan terjadi pertumbuhan first purchaser (orang yang belanja online untuk pertama kali) antara 10-20 persen di tahun depan. Menunjukkan makin banyaknya masyarakat yang melek bertransaksi elektronik.

“Tren ini tidak lepas dari keberadaan para millennials, yang sejak beberapa tahun terakhir disorot sebagai kelompok konsumen baru yang potensial dengan karakteristik berbeda dibanding generasi sebelum mereka. Termasuk dalam pola berbelanja,” singgung Irina.

Di ranah consumer retail atau konsumsi perorangan, Bhinneka tetap berkonsentrasi pada kategori perangkat komputer, komunikasi, dan elektronik. Utamanya pada gadget dan perangkat rumah tangga, yang lebih mengarah kepada gaya hidup.

Disampaikan Iriana, untuk produk gadget tingkat penyerapan pasarnya sangat dipengaruhi tren dan geliat para produsen. Salah satu contohnya, 2017 merupakan tahunnya smartphone dengan beragam rentang harga, dari yang terjangkau hingga yang super premium. Dimulai dari brand senior yang muncul kembali seperti Motorola dan Blackberry. Juga brand smartphone yang mengunggulkan seri khusus.

Nama-nama di atas ditambah sejumlah flagship premium, seperti iPhone 7 dan iPhone 7 Plus yang baru resmi dipasarkan di Indonesia pada kuartal pertama 2017. Ada pula Samsung Galaxy S8, disusul Samsung Galaxy Note 8. Belum lagi iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X menjelang akhir tahun. Semuanya hadir dengan teknologi kamera yang telah ditingkatkan, termasuk kamera depan.

“Kemungkinan besar tren dan antusiasme pada produk-produk smartphone akan berlanjut di tahun depan, dan tidak hanya dari kelompok konsumen muda saja. Jadi di 2018 mendatang, Bhinneka akan lebih dalam mengeksplorasi gadget dan consumer electronic pada ranah gaya hidup. Adapun peralatan rumah tangga yang masuk ke dalam kategori ini seperti blender atau food processor, mixer, coffee maker, sampai robot penyedot debu,” tuturnya.

Bhinneka juga berpegang hasil riset terakhir GfK (Society for Consumer Research, Jerman) Indonesia tentang prediksi pasar Indonesia 2018, yang dirilis secara terbatas pada Oktober lalu. Pertumbuhan serapan di telekomunikasi, menempati posisi dua teratas sebesar 7,8 persen pada tahun ini. Sedangkan prediksi pertumbuhan serapan small domestic appliances meningkat hampir 5 persen.

Small domestic appliances identik dengan efisiensi, portabel, lebih menitikberatkan pada gaya hidup. Persepsinya berbeda dengan home appliances pada umumnya yang dikaitkan dengan pekerjaan rumah tangga,” lanjut Irina.

Application Information Will Show Up Here

Dilangsungkan 6 Hari, Bhinneka eSport Zone Manjakan Gamer dan Juga Para Pelanggan

Bagi mayoritas orang Indonesia, Bhinneka merupakan salah satu situs terlengkap saat mereka sedang mencari hardware PC dan perangkat elektronik. Namun melihat tingginya antusiasme konsumen lokal terhadap dunia gaming, sang pelopor online store memperlihatkan ketertarikan buat melangkah ke ranah itu dengan menyediakan wadah untuk bertanding secara profesional.

Bhinneka eSport Zone 8

Di tanggal 5 sampai 10 Juni 2017 kemarin, Bhinneka.com menggelar Bhinneka eSports Zone di Mall Ratu Plaza, sebuah acara bertema gaming yang diisi turnamen Dota 2, talk show, meet and greet bersama para gamer pro, kompetisi cosplay, hingga bazaar dan program potongan harga. Panitia juga mempersilakan pengunjung mencoba langsung perangkat-perangkat gaming canggih yang dipamerkan di sana.

Bhinneka eSport Zone 2

“Lewat acara ini, Bhinneka ingin mendukung perkembangan komunitas dan industri gaming di tanah air,” tutur brand communication manager Irina Marwan di lembar rilis pers. “Misi kami adalah mempertemukan para gamer dan cosplayer dengan brand-brand ternama di gaming, serta juga memperkenalkan para gamer kepada masyarakat. Kami memutuskan buat mengadakannya di ruang publik dan membebaskan biaya masuk agar semangat para gamer pro bisa dirasakan pengunjung.”

Bhinneka eSport Zone 4

Tentu saja turnamen Dota 2 merupakan event yang paling mencuri perhatian di Bhinneka eSports Zone. Pendaftaran dilakukan oleh sekitar 50 tim, dan setelah melewati kualifikasi, 24 tim tersaring buat berpartisipasi di sana. Tanggal 10 Juni kemarin ialah acara momen puncaknya, berisi pertandingan semi-final dan final, juga dimeriahkan oleh bincang-bincang bersama NXA Ladies serta Rex Regum Qeon mengenai cara tepat memilih perangkat gaming.

Bhinneka eSport Zone 3

Panitia menyiapkan hadiah total sebesar Rp 150 juta untuk ‘merangsang’ para peserta mengeluarkan seluruh kemampuan mereka. Hadiah tersebut juga dibarengi trofi, Steam wallet, gift box dari MSI beserta kontrak dari Bigo Live senilai ribuan dolar per bulan, selama 12 bulan, bagi tiga tim yang berhasil merebut podium. Tim Recca eSports menduduki peringkat ketiga kejuaraan Dota 2, lalu Underground Infinite menempati posisi runner-up, dan Boom eSports ID-lah jawaranya dengan merebut hadiah utama.

Bhinneka eSport Zone 7

Bhinneka eSports Zone merupakan acara bertema gaming pertama yang dikelola sendiri oleh sang perusahaan eCommerce, dan ada indikasi kuat Bhinneka akan terus melakukannya. Alasannya, mereka telah melihat naiknya permintaan konsumen terhadap produk-produk berperforma tinggi.

Untuk laptop gaming sendiri, angkanya melonjak hampir 30 persen dari tahun 2015 ke 2016. Bhinneka juga merasakan peningkatan penjualan perangkat gaming selama satu tahun ini, sebesar 40 persen – menurut penjelasan sang founder Hendrik Tio.

Bhinneka eSport Zone 6

Bhinneka eSports Zone disponsori oleh MSI, Lenovo, Citilink, Mandiri, XL, Kredit Plus, CodaShop, serta didukung oleh Intel, Cyberia dan DailySocial.

Bhinneka eSport Zone 5

Bhinneka Siap Gelar Event Gaming Perdananya, Bhinneka E-Sports Zone

Tahun demi tahun, ekosistem eSports terus bertambah besar, dan Indonesia pun tidak luput dari perkembangan tren baru ini. Berdasarkan survei yang DailySocial lakukan baru-baru ini, setidaknya separuh responden pernah menonton pertandingan eSports, dan tiga perempat dari mereka setuju kalau eSports pantas diperlakukan sebagai olahraga ketangkasan profesional.

Melihat pesatnya perkembangan tren eSports sekaligus peningkatan pangsa pasar gaming di tanah air akhir-akhir ini, Bhinneka rupanya tidak mau ketinggalan momentum. Mereka pun sedang bersiap untuk menggelar event  gaming perdananya yang bertajuk Bhinneka E-Sports Zone pada tanggal 5 – 10 Juni mendatang.

Dalam event ini, game yang menjadi fokus adalah Dota 2. Kegiatan utama dalam acara ini melibatkan dua jenis kompetisi, yakni kompetisi Dota 2 itu sendiri dan cosplay (costume play) bertema Dota 2 – yup, bersiaplah menjumpai Dragon Knight, Queen of Pain, Kunkka dan masih banyak lagi di ajang ini.

Total hadiah sebesar 50 juta rupiah sudah disiapkan untuk kompetisi Dota 2 tersebut. Sesi kualifikasi akan berlangsung pada tanggal 8 dan 9 Juni, sedangkan grand final-nya menyusul di hari terakhir event.

Untuk kompetisi cosplay, Bhinneka menunjuk Kailareina sebagai juri utamanya. Lebih menarik lagi, mereka rupanya juga bakal mendatangkan juri tamu yang cukup istimewa, yakni Milokuma dan Kimi Hime.

Bhinneka E-Sports Zone

Selain dua kompetisi di atas, acara juga akan diisi oleh meet and greet dengan icon gaming Indonesia, yakni Nixia beserta RRQ (Rex Regum Qeon), plus talk show bersama DailySocial dan Inigame. Pengunjung bahkan bakal punya kesempatan untuk bertanding satu lawan satu melawan Nixia, RRQ dan Milokuma.

Di sepanjang acara, Bhinneka rupanya juga akan menggelar bazaar produk dengan potongan harga hingga 70 persen, yang mencakup laptop gaming, laptop non-gaming, aksesori gadget dan laptop, serta peralatan elektronik untuk keperluan rumah tangga.

Bhinneka E-Sports Zone akan diselenggarakan pada tanggal 5 – 10 Juni 2017 di Main Atrium Ratu Plaza. Untuk informasi lebih lanjut. Anda bisa langsung kunjungi tautan ini.

Sponsor untuk acara ini meliputi Intel Indonesia, MSI, Lenovo, XL, Citilink, KreditPlus, Bank Mandiri dan Codashop, dan acara juga didukung oleh DailySocial, Cyberia, Bigo Live dan Dota Indonesia 2.

*Disclosure: DailySocial adalah media partner untuk acara Bhinneka E-Sports Zone.

Bhinneka Perkenalkan Superphone Cygnus G5-R

Setelah menjadi situs yang menyediakan produk-produk kategori communication technology, kini Bhinneka memproduksi dan memperkenalkan superphone yang hadir dengan keunggulan melebihi lini smartphone lain di pasaran.

Didesain dan diproduksi di Indonesia, dengan Cygnus G5-R, Bhinneka ingin membuktikan pada dunia bahwa karya teknologi anak bangsa tak kalah saing dengan para raksasa produsen smartphone di Asia, Amerika, dan Eropa.

Superphone ini dilengkapi kamera belakang 21MP dan kamera depan 16MP, juga Night Vision Camera sehingga mampu memuaskan kebutuhan para penggemar fotografi. Dilengkapi RAM 8GB dengan penyimpanan internal sebesar 128 GB, Cygnus G5-R sesuai dengan mobilitas kaum urban.

Salah satu fitur terbaik dan revolusioner dari superphone ini adalah built-in solar panel sebagai alternatif cara pengisian ulang daya baterai (10.000 mAh) selama 90 menit atau fast charging 45 menit menggunakan tenaga surya. Inovasi ini diwujudkan pada Cygnus G5-R agar menjadi contoh langsung pemanfaatkan sumber tenaga yang sustainable dan mudah didapatkan.

Spesifikasi lengkap Cygnus G5-R akan dirilis secara resmi di pekan pertama April, bertepatan dengan acara peluncuran superphone ini. Sneak preview dari Cygnus G5-R masih dirahasiakan, termasuk harganya. Namun tanggal 1 April (hari ini) Anda bisa daftarkan email untuk pre-order dengan harga spesial. Adapun pendaftaran pre-order bisa diakses lewat www.bhnk.co/cygnus-G5R.

Bhinneka menyebutkan bahwa alasan dari keberanian untuk memproduksi dan meluncurkan Cygnus G5-R antara lain adalah pangsa pasar Indonesia yang cukup besar untuk bidang teknologi. Dikutip dari Daily Social, Indonesia memiliki jumlah langganan smartphone tertinggi di Asia Tenggara dan Oseania. Tercatat dengan hampir 100 juta di tahun 2015 dan diprediksi tumbuh menjadi 250 juta langganan smartphone di akhir 2021.

Berangkat dari animo dan populernya penggunaan smartphone di Tanah Air, Bhinneka yakin peluncuran Cygnus G5-R ini adalah tepat untuk mendongkrak penjualan dan memperkuat posisi pionir e-commerce Indonesia ni. Di samping tentu saja mengakomodasi kebutuhan konsumen akan smartphone andalan dengan fitur canggih, dan harga lebih terjangkau.

Anda penasaran dengan tampilan Cygnus G5-R, berikut galeri fotonya.

Rencana Bhinneka di Usia Ke-24

Tahun ini menjadi tahun ke-24 Bhinneka beroperasi, tepatnya bulan Februari kemarin. Usia yang cukup matang untuk sebuah bisnis. Bhinneka terbukti bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital yang marak dalam kurun waktu beberapa waktu terakhir. Kini di tahun 2017 ini Bhinneka berambisi untuk memperkuat jaring offline store mereka.

Bhinneka dikenal sebagai salah satu bisnis e-commerce yang juga kuat dari sisi offline store. Rencananya Bhinneka akan menambah sekitar lima hingga sepuluh store lagi. Pihak Bhinneka tidak membocorkan lebih detil di kota mana mereka akan membangun offline store. Ketika dihubungi DailySocial, mereka hanya memberikan bocoran offline store masih akan berkonsentrasi di Jakarta dan di pulau Jawa. Diakui atau tidak, pendekatan offline dan online yang dilakukan Bhinneka sangat berperan dalam kelangsungan bisnis mereka.

“Di usia ke-24 ini, Bhinneka harus bisa membuktikan bahwa kami bisa tetap relevan dengan pasar dan industri, baik sebagai perusahaan maupun e-Commerce. Sebagai e-Commerce, Bhinneka harus selalu update dan beradaptasi terhadap tren baik dari sisi produk, pelayanan, juga perkembangan teknologi yang digunakan,” tutur Founder dan CEO Bhinneka Hendrik Tio.

Meningkatkan porsi sumbangsih B2B

Bhinneka sejauh ini memiliki beberapa model bisnis, di antaranya adalah B2C (Bussiness to Customer) B2B (Bussines to Bussines) dan B2G (Bussines to Goverment). Ketiganya masing-masing menyumbang 40% untuk B2C dan 30% untuk B2B dan B2G. Keberhasilan Bhinneka dengan pemerintah juga menjadi salah satu hal yang mendukung capaian Bhinneka tahun ini.

“Sejauh ini, Bhinneka telah melayani pengadaan barang/jasa untuk 136 instansi termasuk kementerian, lembaga tingkat provinsi/kabupaten/kota,” papar Hendrik lebih lanjut.

Hendrik juga menjelaskan bahwa Bhinneka sejauh ini juga telah menjadi mitra untuk empat ribu korporasi yang terdiri dari SMB (Small Medium Businesses) dan Enterprise. Di tahun ini Bhinneka juga berencana untuk meningkatkan sumbangsih pendapatan B2B hingga mencapai 40% dari total dengan meningkatkan jumlah pelanggan hingga 25 persen dibanding tahun lalu.

Ketika disinggung mengenai rencana IPO, pihak Bhinneka menjelaskan pihaknya sekarang masih berada di jalur yang benar. Pihak Bhinneka juga optimis bahwa IPO akan terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.

Application Information Will Show Up Here

DStour #23: Menikmati Nuansa Bhinneka Tunggal Ika di Kantor Bhinneka

Dalam edisi kali ini DStour mengunjungi kantor salah satu layanan e-commerce pertama di Indonesia Bhinneka. Kantor yang terdiri dari dua gedung ini sarat dengan suasana ragam suku bangsa di Indonesia dengan toko Bhinneka dan kafe yang cukup nyaman untuk dinikmati.

Simak liputan lengkap DStour kali ini dipandu Co-Founder dan Komisaris Bhinneka Nicholas Tio.

Pencapaian Bisnis Bhinneka dan Targetnya di Tahun 2017

Ketatnya persaingan layanan e-commerce di Tanah Air, rupanya tidak menyurutkan Bhinneka untuk terus mencetak pertumbuhan bisnis. Menjelang akhir tahun ini, Bhinneka mengumumkan kenaikan penjualan untuk kedua segmen bisnisnya B2C (Business to Consumer) sebesar 70% dan B2B (Business to Business) naik 40% dibandingkan perolehan di tahun sebelumnya.

Untuk segmen B2C, kenaikan ini dipicu salah satunya karena program tahunan Hari Belanja Online Nasional 2016 (Harbolnas 2016). Penjualan harian dalam periode Harbolnas meningkat hingga empat kali lipat dibandingkan hari biasa jadi 300%, seiring dengan peningkatan jumlah kunjungan sebesar 100%.

Selain itu, ada dua faktor lainnya yakni konsumen loyal dan mitra yang suportif. Produk yang dihadirkan Bhinneka jadi daya tarik utama dan kerja sama yang baik dengan mitra penyedia produk, mampu mendorong Bhinneka jadi salah satu situs e-commerce dengan produk 3C terlengkap.

Kehadiran layanan O2O lewat lima gerai offline di Jakarta dan Surabaya, juga turut mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan untuk segmen tersebut.

Sementara itu, segmen B2B atau lebih dikenal dengan Bhinneka Bisnis yang baru di-launching secara resmi tahun ini, telah menunjukkan peningkatan yang cukup baik.

Kenaikannya dipicu karena klien korporasi mulai sadar pembelanjaan secara online kini mulai dianggap menjadi pilihan yang praktis dan efektif untuk memenuhi kebutuhan procurement dibandingkan belanja tradisional yang kurang transparan.

“Tren bisnis dan ekonomi Indonesia pada tahun ini, mengalami berbagai pergolakan yang dinamis. Perlambatan ekonomi dunia tentu mempengaruhi dinamika secara keseluruhan. Di tengah kondisi tersebut, marak kemunculan e-commerce baru dalam negeri. Rupanya masyarakat masih memiliki animo tinggi terhadap dunia online, terlihat dari peningkatan penjualan dan kunjungan ke Bhinneka,” ucap CEO Bhinneka Hendrik Tio kepada DailySocial.

Secara total pendapatan perusahaan, sambung Hendrik, segmen B2C menyumbang sebesar 55% dan sisanya 45% diperoleh dari B2B.

Rencana bisnis Bhinneka tahun 2017

Seolah ingin mengulang pencapaiannya di tahun ini, Hendrik mengatakan pihaknya menargetkan pertumbuhan untuk dua segmen bisnisnya tersebut masing-masing tumbuh 30% untuk B2C dan 50% untuk B2B pada tahun depan. Dengan pertumbuhan tersebut, pihaknya memproyeksikan kontribusi terhadap total pendapatan perusahaan bisa seimbang 50%.

Hendrik enggan membeberkan lebih detil apa saja strateginya untuk mencapai target tersebut. Hanya saja, menurutnya, tahun depan akan jauh lebih kompetitif untuk para pemain e-commerce. Dia juga berharap bakal ada pertumbuhan yang lebih sehat dari sisi konsumen, beriringan dengan penetrasi internet yang makin luas menjangkau pelosok Nusantara.

“Para pelaku industri sebagai penyedia produk dan layanan juga tidak boleh mudah puas dan terus berbenah agar semakin maksimal dalam memberikan pengalaman belanja dan layanan yang terbaik untuk konsumen. Pada akhirnya yang terbaiklah yang akan mampu bertahan dan berkembang di tengah ketatnya persaingan ranah e-commerce lokal maupun dari luar,” pungkasnya.

Menekankan Pemanfaatan Cloud untuk Bisnis Online

Kemarin (7/12), Microsoft Indonesia dan Bhinneka menyelenggarakan talkshow bertajuk “Optimize and Accelerate Your Online Business With Microsoft Cloud Solution”. Juga, turut mengundang perwakilan dari DyCode, perusahaan pengembang perangkat lunak lokal. Bhinneka dan DyCode merupakan pengguna platform komputasi awan dari Microsoft, yakni Microsoft Azure.

Microsoft Azure adalah salah satu solusi cloud computing platform yang melayani kebutuhan Infrastructure as a Service (IaaS) maupun Platform as a Service (PaaS), khusus menangani lonjakan traffic tidak tidak terduga. Juga dapat diintegrasikan dengan aplikasi pendukung dari Microsoft lainnya.

Rudy Sumadi, Channel Sales SMB Microsoft Indonesia, menerangkan komputasi awan ke depannya akan menjadi hal yang lumrah bagi seluruh bisnis online. Pasalnya, kini teknologi tidak harus dibangun secara sendiri-sendiri karena sudah ada pihak yang menyediakan layanan tersebut.

Mereka hanya tinggal membayar dan memilih teknologi mana saja yang sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. Untuk mendukung layanan komputasi awan ini, Microsoft sudah menaruh banyak kocek dalam hal pengadaan data center.

Terhitung, Microsoft memiliki lebih dari 100 data center yang tersebar di 38 lokasi di seluruh dunia, namun belum di Indonesia. Di kawasan Asia Pasifik, Microsoft menyediakan 11 jaringan data center. Yang terbaru, pada Mei 2016 Microsoft mengumumkan penambahan data center untuk Azure di Seoul, Korea Selatan.

“Berbisnis cloud itu artinya berbicara tentang trust, sama halnya dengan perbankan. Trust itu adalah DNA-nya Microsoft. Kami juga sangat serius mengenai keamanan data pengguna, yang bisa mengakses data hanyalah pemilik saja. Kami juga aktif bangun data center,” ucap Rudy.

Keseriusan Microsoft menggarap lahan bisnis ini juga terlihat dari berbagai jenis sertifikat yang sudah diperolah, mulai dari skala global, nasional, hingga kepemerintahan.

Microsoft Azure sebagai pendukung bisnis online

Mengenai kesan-kesannya sebagai pengguna Microsoft Azure, Lodewijk Christoffel Tanamal selaku CTO Bhinneka mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera melakukan migrasi penuh ke Azure pada tahun depan. Kurang lebih, Bhinneka menjadi pengguna Azure sejak November 2015.

Lodewijk menjelaskan sebelum beralih ke Azure, penyimpanan data di cloud masih menggunakan server on premise. Dulunya, saat antisipasi menjelang momen flash sale, Bhinneka masih menggunakan cara manual yakni membeli server atau menggunakan server yang secara otomatis akan meningkatkan daya tampungnya ketika traffic melebihi ambang batas untuk mencegah terjadinya error.

Kedua cara ini memang masih digunakan oleh pelaku bisnis online pada umumnya. Akan tetapi, cara tersebut memiliki banyak kelemahan. Pasalnya, membeli server dalam jumlah banyak, penggunaannya hanya saat tertentu saja. Sementara pada hari normal, server tersebut akan jadi idle.

Di sisi lain, menggunakan server yang otomatis meningkatkan kapasitas juga terbilang terlambat. Hal ini disebabkan untuk menambah kapasitas butuh waktu yang tidak sebentar.

Menurut dia, ketika traffic sedang tinggi, Microsoft Azure memungkinkan Bhinneka untuk memperbesar skalabilitasnya secara otomatis. Ketika traffic sedang normal, skalabilitas juga akan kembali ke normal. Kemampuan seperti ini sangat membantu Bhinneka dalam memaksimalkan kenyamanan pelanggan dalam bertransaksi.

“Kami membayar resource di Azure sesuai kebutuhan karena Bhinneka ini kan layanan e-commerce jadi nature traffic-nya beda. Yang terpenting bagi bisnis e-commerce itu adalah menjaga proses bisnis tetap berjalan, terutama saat pembayaran online yang harus terekam. Itu yang terpenting,” terang Lodewijk.

Andri Yadi, CEO DyCode, menambahkan selain menggunakan Microsoft Azure untuk penyimpanan data, pihaknya juga menggunakan layanan pendukung lainnya seperti Azure Website, Mobile, Logic App, Azure Blob Storage, Azure IoT Hub, Azure Bot Service, dan lainnya.

Biaya yang dikeluarkan oleh pihaknya untuk mendapatkan seluruh layanan dari Microsoft Azure diklaim tidak lebih dari $500 per bulannya.

Menurutnya, keberadaan Microsoft Azure sangat membantu bisnisnya semisal Jepret yang membutuhkan integrasi real time antara device pengguna, cloud server, dan printer Jepret Allegra. Cara kerja Jepret ialah pengguna memotret foto dari perangkat mobile mereka dan mengunggah ke sosial media dengan menggunakan hashtag tertentu yang sebelumnya sudah ditentukan.

Setelah diunggah, foto akan otomatis melakukan printing. Ketiga unsur utama dalam Jepret membutuhkan cloud server yang besar untuk menampung seluruh foto. Printer pun harus secara otomatis bisa membaca data di server untuk mencetak foto.

“Untuk memproses jutaan foto, perlu kemampuan dan storage yang sebenarnya tidak perlu harus capai-capai bangun sendiri. Sudah ada layanan dari perusahaan teknologi yang menyediakan hal itu semua, tinggal pilih sesuai kebutuhan bisnisnya,” pungkas Andri.


Disclosure: DailySocial adalah media partner talkshow “Optimize and Accelerate Your Online Business With Microsoft Cloud Solution”. Pertanyaan mengenai paket untuk bisnis bisa diajukan ke [email protected].