Memahami Kehadiran Bitcoin yang Diminati Oleh Masyarakat

Pengertian Bitcoin (BTC) sendiri adalah mata uang digital yang didistribusikan secara elektronik dengan jaringan peer to peer yang terdesentralisasi. Mata uang ini pertama kali dibuat pada tahun 2009 oleh Satoshi Nakamoto yang merupakan nama samaran dari penemu bitcoin. Bitcoin sendiri tidak dapat dicetak dan terbatas serta hanya dapat dibuat sebanyak 21 juta keping bitcoin saja.

Sejak mata uang ini semakin ramai diperbincangkan, semakin banyak pula orang – orang yang ingin tahu dan mendapatkan mata uang ini, karena nilai tukarnya yang terbilang sangat tinggi dan bisa terus meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh DailySocial.id melalui Morningstar dan Coinbase, Kamis (22/4), satu keping bitcoin setara dengan Rp.784,902,683.10. Tentunya nilai ini bisa terus meningkat setiap harinya.

Salah satu faktor yang membuat nilai tukar bitcoin terus meningkat adalah keterbatasan bitcoin tersebut. Ada satu peristiwa yang disebut dengan halving bitcoin, peristiwa ini terjadi setiap 4 tahun, di mana 210 ribu blok berkurang setiap kali halving day. Jadi, setiap halving terjadi akan mempengaruhi harga bitcoin yang ada. Halving bitcoin sudah terjadi selama 3 kali, yang paling terbaru terjadi pada May 2020.

Untuk mendapatkan bitcoin, seseorang bisa melakukan beberapa cara, seperti, membeli bitcoin dengan menggunakan uang nyata, menjual barang dan menerima pembayaran dengan bitcoin, dan yang terakhir dapat dilakukan dengan menambang bitcoin dengan komputer. Namun, untuk saat ini, jika masyarakat awam ingin memiliki bitcoin, mereka hanya dapat membeli dan tidak akan bisa menambang.

Cara Kerja Bitcoin

Proses kerja bitcoin sendiri didukung oleh kode sumber terbuka yang dikenal sebagai ‘blockchain’ yang dirantai ke ‘kode’ untuk membuat catatan permanen dari setiap transaksi yang terjadi. Teknologi blockchain adalah jantung dari lebih 2.200 mata uang kripto yang mengikuti setelah bitcoin. Setiap keping bitcoin merupakan file komputer yang disimpan dalam dompet digital maupun smartphone. Pada dompet bitcoin terdapat kunci publik dan kunci privat yang bekerja sama untuk memungkinkan pemilik memulai dan menandatangani transaksi secara digital dan memberikan bukti otorisasi.

Para pemilik bitcoin dapat melakukan transfer kapan saja dan di mana saja melalui dompet digital bitcoin. Selain itu transaksi tidak mengandung informasi pribadi seperti nama atau nomor kartu kredit yang menghilangkan resiko informasi konsumen dicuri untuk pembelian yang curang atau pencurian identitas. Namun, perlu diingat juga, jika ingin membeli bitcoin melalui bursa, pembeli tersebut harus menyertakan rekening bank terlebih dahulu.

Meski di Indonesia mata uang bitcoin tidak dapat digunakan sebagai transaksi yang sah, namun Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) memastikan akan mengeluarkan regulasi penggunaan aset kripto sebagai produk investasi. Regulasi ini bertujuan untuk mendorong perdagangan aset kripto yang berkelanjutan dan juga didasarkan pada prinsip dan tata kelola yang baik.

***

Disclosure: Artikel ini ditulis oleh Srikandy Indah Karina 

Bitcoin.co.id Ubah Nama Menjadi INDODAX

Bitcoin Indonesia atau dikenal dengan Bitcoin.co.id kini resmi berganti nama sebagai INDODAX (Indonesia Digital Asset Exchange). Dengan wajah baru ini INDODAX berharap bisa tetap menjawab tingginya minat dan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap layanan pengelolaan aset digital.

INDODAX akan tetap bisa melayani jual dan beli aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, Ripple, dan beberapa cryptocurrency lainnya. Dalam keterangan resminya, INDODAX menyampaikan bahwa pihaknya berusaha mengedepankan keamanan, kemudahan, kecepatan, dan pelayanan yang memuaskan dalam setiap transaksinya. Dengan wujud terbarunya ini memungkinkan pengguna untuk membeli atau menjual aset digital setiap saat, 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, termasuk juga pada saat hari libur.

“Kami percaya bahwa teknologi digital asset dapat memberikan dampak positif yang besar terhadap ekonomi. Kini peranan digital asset di Indonesia sebagai salah satu media spekulasi pun semakin berkembang, khususnya dengan makin berkembangnya teknologi blockchain. INDODAX hadir untuk membantu pelanggan dalam memberikan tempat untuk membeli dan menjual digital asset dengan cara yang mudah, aman dan cepat,” terang CEO INDODAX Oscar Darmawan.

Keamanan dan transparansi dalam bertransaksi digital asset menjadi fokus utama INDODAX. Salah satu perwujudannya adalah dengan peraturan yang diterapkan oleh perusahaan di mana setiap orang yang ingin membeli atau menjual digital asset melalui INDODAX harus mendaftarkan diri sesuai dengan data pribadi yang sah untuk menghindari munculnya tidak kriminal.

Selain itu pihak INDODAX mengklaim bahwa mereka didukung dengan teknologi blockchain yang membuat semua aset digital dan perpindahannya dapat dilacak dengan lebih mudah. Karena semua transaksi yang terjadi tercatat secara elektronik di dalamnya.

Saat ini INDODAX mencatat sudah memiliki 1,1 juta anggota terdaftar yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Rata-rata pertumbuhan baru pun mencapai angka 3000 per hari dengan rata-rata volume transaksi yang sekarang terjadi mencapai 100 miliar rupiah.

“Hingga saat ini, terdapat berbagai pilihan digital asset yang dapat dibeli dan dijual seperti Bitcoin, Bitcoin Cash, Bitcoin Gold, Ethereum, Ripple, Dogecoin, Litecoin, Bitshares, NXT dan NEM, serta DASH. Kami akan terus melengkapi produk yang kami tawarkan agar dapat terus memenuhi kebutuhan pengguna,” terang Oscar.

Application Information Will Show Up Here

Bank Indonesia Only Prohibits Bitcoin Usage as Payment Method

Bank Indonesia declares bitcoin prohibition will be limited in closing all transaction using bitcoin. This regulation is to be published on Monday (12/4), after being signed by BI on Wednesday (11/29).

In this regulation, Bank Indonesia confirms bitcoin as non-valid payment method in Indonesia. Some points will be established to close all activities regarding bitcoin payment and so on.

“The point is, we will not accept bitcoin as valid payment. According to plan, there will be a provision to discourage activities that facilitate bitcoin. Discourage means actively prohibiting. Let’s wait for the provisions,” explained Agusman, BI’s Head of Communication Department, in contact with DailySocial on Thursday (11/30).

Furthermore, quoting CNN Indonesia, the regulation will strictly bans bitcoin transaction among individuals. The prohibition has been adjusted in Bank Indonesia Regulation (PBI) Number 18 of 2016 regarding Implementation of Payment Transaction Process. Supposedly a company caught in transaction using bitcoin, the business license will be revoked and sanctioned.

“Supposedly a bank supports bitcoin transaction, there will be tough sanction. However, bitcoin transaction is not using payment system provider. For individuals, we can only prohibit. They can take their own risk,” said Eni Panggabean, BI’s Head Executive Director of Payment System Policy Department.

Industry player’s responses

Bitcoin Indonesia’s CEO Oscar Darmawan, in separate contact with DailySocial, said the business model of Bitcoin Indonesia is not to provide payment using bitcoin. It is a marketplace to provide digital assets such as: bitcoin, ethereum, ripple and others. Thus, when the regulation published, it will not necessarily affect the company.

The company will look forward to the regulation and try to comply with it.

“Personally, I think BI play the role as payment regulator. It makes them authorized in making regulations. We aware of the valid payment in Indonesia is Rupiah. However, to own bitcoin, Singapore or US Dollar is not something to be banned, isn’t it?,” said Darmawan.

Claristy, Luno Indonesia’s Country Analyst, added:

“We aware of Bank Indonesia’s new regulation which prohibits Bitcoin as valid payment instrument. However, we never know any regulation prohibits Bitcoin as investment assets.

Most customers in Luno and other platforms buy Bitcoin as investment assets.

We agree with the regulators on keeping finance industry and digital currency free from criminal acts and money laundering, in Indonesia and all around the globe. We fully support and ready to collaborate if regulators, Bank Indonesia or Financial Services Authority, published the regulations or framework for digital currency industry in Indonesia.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Regulasi Bitcoin: Bank Indonesia Hanya Melarang Transaksi Pembayaran (UPDATED)

Bank Indonesia (BI) menyatakan regulasi mengenai pelarangan bitcoin akan sebatas menutup segala bentuk transaksi yang menggunakan bitcoin sebagai alat pembayaran. Regulasi ini akan terbit pada Senin (4/12), setelah ditandatangani BI pada Rabu (29/11).

Dalam regulasi ini, BI kembali menegaskan tidak diakuinya bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia. Akan ada poin-poin yang bersifat menutup pintu rapat-rapat untuk segala kegiatan yang memfasilitasi pembayaran dengan bitcoin dan sebagainya.

“Intinya kita tidak akui bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah. Direncanakan nanti akan ada ketentuan yang dapat men-discourage kegiatan-kegiatan yang memfasilitasi bitcoin. Discourage yang saya maksud ini maksudnya discourage yang aktif dengan melarang. Kita tunggu saja ketentuannya,” terang Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman saat dihubungi DailySocial, Kamis (30/11).

Lebih lanjut, dikutip dari CNN Indonesia, dalam aturan nantinya akan mempertegas larangan transaksi penggunaan bitcoin antar individu. Sebab pelarangan bagi penyelenggara jasa keuangan sudah diatur dalam PBI Nomor 18 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran. Bila perusahaan ketahuan menggunakan bitcoin, maka izin usahanya akan dicabut dan dikenakan sanksi.

“Seandainya bank berani transaksi bitcoin, kami akan kasih sanksi tegas. Tapi yang terjadi adalah bitcoin ini tidak ditransaksikan melalui penyelenggara jasa sistem pembayaran. Jadi kalau untuk individu, kami hanya bisa melarang. Kalau ada risiko ya tanggung sendiri,” ucap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Eni Panggabean.

Tanggapan pemain industri

Secara terpisah, saat dihubungi DailySocial, CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan menyatakan bahwa secara model bisnis, Bitcoin Indonesia bukanlah perusahaan yang menyediakan pembayaran dengan bitcoin. Mereka bertindak marketplace yang menyediakan jual beli aset digital seperti bitcoin, ethereum, ripple, dan lainnya. Bila aturan tersebut terbit, hal itu tidak begitu mempengaruhi bisnis perusahaan.

Pihaknya akan turut serta menunggu aturan yang akan diterbitkan BI dan berusaha mematuhi segala aturan main nantinya.

“Menurut saya pribadi, BI itu bergerak di regulator pembayaran. Jadi kewenangan mereka adalah buat aturan yang mengenai hal tersebut. Kami juga menyadari pembayaran yang sah di Indonesia itu hanya Rupiah. Akan tetapi, apabila orang-orang memiliki bitcoin, Dollar Singapura, atau Dollar AS bukan sesuatu yang tidak boleh dimiliki bukan?,” terang Oscar.

Pemain lain yang beroperasi di Indonesia, Luno, melalui Country Analyst di Indonesia Claristy, berkomentar:

“Kami telah mengetahui peraturan terbaru dari Bank Indonesia yang melarang penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran. Namun, kami belum melihat adanya peraturan yang melarang penggunaan Bitcoin sebagai aset investasi.

Mayoritas pelanggan di platform Luno dan di seluruh dunia membeli Bitcoin sebagai aset investasi.

Kami setuju dengan para regulator bahwa kita perlu menjaga industri keuangan dan mata uang digital bebas dari kegiatan kriminal dan tindakan pencucian uang, baik di Indonesia dan di seluruh dunia. Kami mendukung penuh dan siap berkolaborasi jika regulator, baik BI ataupun OJK, menerbitkan regulasi atau kerangka kerja khusus untuk industri mata uang digital di Indonesia.”

Update: menambahkan pernyataan Luno

Menilik Kepopuleran Bitcoin di Indonesia

Sebagai salah satu negara berkembang di dunia Indonesia tidak luput dari kepopuleran bitcoin. Salah satu buktinya adalah mulai banyak masyarakat Indonesia yang memiliki bitcoin dan tergabung dalam forum-forum pembahasan bitcoin. Founder Bitcoin.co.id Oscar Darmawan, sebuah platform jual beli Bitcoin, Ethereum dan Digital Asset lainnya memaparkan bagaimana kondisi penerimaan masyarakat Indonesia terhadap Bitcoin.

Dalam presentasinya, Oscar menyambut cukup baik peningkatan kepopuleran Bitcoin di Indonesia. Namun Oscar juga menyampaikan bahwa tidak hanya Bitcoin, kepopuleran cryptocurrency juga akan meningkat di Indonesia jika koin tersebut menunjukkan peningkatan nilai yang cukup signifikan.

“Di Indonesia tidak ada pelanggan yang loyal untuk (sebuah) cryptocurrency tapi percayalah, jika cryptocurrency Anda naik cukup cepat cryptocurrency Anda akan dapat banyak penggemar,” jelas Oscar.

Kepopuleran Bitcoin (tidak hanya di Indonesia) diramalkan CEO Satoshi School Jorg Molt akan terus berlanjut untuk lima tahun ke depan. Hal tersebut disampaikan Jorg Molt dalam presentasinya di acara dalam konferensi BlockBali 2017 yang diselenggarakan oleh Blackarrow Conferences. Namun kepopuleran Bitcoin diprediksi tidak akan diikuti oleh koin-koin lainnya. Hal ini karena banyak orang mulai melihat banyak ICO (Initial Coin Offering) sebagai scam dan lantas ditinggalkan. Sebagai cryptocurrency yang terus menguat, Jorg juga memprediksi bahwa pemerintah juga akan berusaha menghentikan laju Bitcoin.

“Anda tidak akan bisa menghentikan orang-orang menggunakan Bitcoin,” ungkap Jorg.

Tantangan bitcoin di Indonesia

Kepopuleran bitcoin di Indonesia bukan tanpa masalah. Banyak tantangan yang harus dihadapi untuk mengadopsi lebih lanjut cryptocurrency. Oscar sebagai salah satu orang yang sangat peduli dengan isu cryptocurrency di Indonesia memaparkan hal-hal yang menjadi tantangan adopsi cryptocurrency di Indonesia. Yang pertama adalah tidak ada klasifikasinya jelas untuk cryptocurrency, apakah komoditas atau mata uang.

Masalah kedua adalah scam. Masyarakat Indonesia sudah akrab dengan iming-iming cepat kaya melalui MLM (Multi Level Marketing) tidak berlisensi yang menawarkan skema ponzi yang berakhir penipuan. Hal ini bisa meningkatkan rasa skeptis masyarakat terhadap cryptocurrency.

Masalah lain yang tak kalah krusial adalah soal pemahaman mengenai cryptocurrency dan tingginya masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan. Dua persoalan ini tak kalah penting, karena kaitannya dengan penerimaan di masyarakat.

Bisnis cryptocurrency di Indonesia

Bisnis cryptocurrency sebenarnya memiliki potensi yang cukup luas, salah satunya untuk kemudahan pembayaran. Hanya saja aturan untuk itu di Indonesia masih belum jelas. Hal ini membuat para pebisnis masih bergerak di sektor jual-beli cryptocurrency. Seperti yang dilakukan Bitcoin.co.id dan Pundi X.

Nama terakhir bahkan membuat terobosan dengan memperkenalkan alat untuk jual beli bitcoin dan koin lain yang bisa dipasang di merchant atau gerai-gerai mini market. Dalam demonstrasinya, Founder Pundi X Zac Cheah mengenalkan sebuah alat yang bisa digunakan untuk jual beli cryptocurrency. Alat tersebut juga didesain untuk memudahkan pemilik cryptocurrency berbelanja, hanya saja lagi-lagi karena masalah regulasi hal tersebut tampak belum bisa diwujudkan.


Disclosure: DailySocial adalah media partner BlockBali 2017 yang diselenggarakan oleh Blackarrow Conferences

Prospek Cerah Bitcoin di Indonesia

Bitcoin, salah satu contoh pemanfaatan teknologi Blockchain yang terpopuler makin menunjukkan eksistensinya di Indonesia. Dari segi pengguna, angkanya terus merangkak naik. Tercermin dari pengguna PT Bitcoin Indonesia yang mengklaim telah tembus sekitar 290 ribu orang dengan 50% di antaranya adalah pengguna aktif harian.

CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan menjelaskan bitcoin masih memiliki ruangan yang luas untuk terus berkembang. Hal ini didukung oleh faktor jumlah populasi dan penetrasi internet yang kian meningkat.

Di lihat dari profil pengguna bitcoin di Indonesia kebanyakan berasal dari orang-orang yang mengikuti perkembangan teknologi dan tertarik untuk mempelajarinya. Hanya saja, orang-orang tersebut bukan dari kalangan menengah ke atas.

[Baca juga: Kabar Bitcoin di Indonesia dan Peluangnya Sebagai Komoditas Investasi]

Menurutnya, justru kalangan menengah ke atas termasuk golongan yang sangat konservatif dalam menerima teknologi baru. Kondisi tersebut, cukup berbanding terbalik dengan profil pengguna bitcoin di luar Indonesia. Pengguna bitcoin kebanyakan berasal dari kalangan menengah ke atas dengan pengelolaan finansial yang sudah cukup mutakhir.

“Dari anggota kami, sebagian besar adalah orang-orang yang tahu tentang IT dan tertarik dengan teknologi baru. Kami ingin menyasar segmen pengguna dari non IT. Kami pikir apabila mereka sudah mulai menerima teknologi ini dan tahu cara implementasinya, maka dari itu prospeknya masih sangat luas,” kata Oscar di sela-sela acara Blockchain Technology: Revolutionising Crypto Currencies, Rabu (10/5).

[Baca juga: Membuat Nyata Blockchain untuk Bisnis]

Maka dari itu, perusahaan menggalakkan kegiatan edukasi yang dilakukan dengan pendekatan komunitas. Dengan cara ini, pengguna dengan secara sukarela akan mengajarkan ke setiap orang yang masih awam mengenai manfaat dan keuntungan dari penggunaan bitcoin.

“Yang terpenting pengguna harus hati-hati dan paham dengan risiko dari bitcoin karena ini komoditas baru di Indonesia, maka tingkat volatilitasnya sangat tinggi.”

Sementara ini kebanyakan pemanfaatan bitcoin di Indonesia sebagian besar diperuntukkan kepentingan investasi, pembayaran dan remitansi.

Pemain baru mulai masuk ke Indonesia

Oscar melanjutkan dari prospek bitcoin di Indonesia yang sangat cerah membuat banyak pemain penyedia layanan bitcoin beramai-ramai masuk. Dia memperkirakan saat ini ada lebih dari 50 perusahaan yang terdiri dari berbagai negara dan lokal mulai meramaikan pasar Indonesia.

Ia juga mengklaim dari segi pengguna, Bitcoin Indonesia adalah pemain terbesar di Asia Tenggara yang telah menghimpun sekitar 290 ribu pengguna yang tidak hanya berasal dari Indonesia saja, tetapi juga tersebar di Malaysia, Hong Kong, dan Singapura.

Bitcoin belum diregulasi

Sejauh ini, bitcoin sebagai mata uang digital belum diregulasi keberadaannya oleh Bank Indonesia. Hanya saja, BI selaku regulator baru mengeluarkan imbauan dengan mengeluarkan pernyataan bahwa bitcoin dapat digunakan, diperjualbelikan, atau disimpan sebagai aset atau bentuk komoditas digital oleh masyarakat Indonesia.

Regulator menyatakan bitcoin tidak boleh dipergunakan sebagai alat pembayaran. Sebab satu-satunya alat pembayaran yang dianggap sah di Indonesia adalah mata uang Rupiah.

Regulator juga menyampaikan bahwa bitcoin tidak dianggap sebagai lembaga jasa keuangan. Sehingga, bitcoin tidak bisa diproses secara langsung oleh lembaga jasa keuangan, yang notabenenya sudah diawasi oleh BI.

Dampak dari pernyataan ini menurut Oscar justru bukanlah negatif, tetapi positif. Sebab kondisi yang sama telah terjadi sebelumnya di negara lain. BI memberi arahan sekaligus kebebasan kepada masyarakat untuk menggunakan bitcoin.

“Statement dari BI tentang bitcoin ini memberi guidance bahwa masyarakat Indonesia harus sadar dengan risiko sebelum membeli bitcoin. Itu benar adanya, perlu proses edukasi. Benar pula bahwa bitcoin itu bukan mata uang, melainkan sebagai teknologi dan suatu komoditas baru.”

Meski belum diatur, Oscar mengatakan pihaknya terus melakukan komunikasi intensif dengan regulator. Dia juga menyatakan siap untuk mematuhi aturan yang akan diberlakukan pada masa mendatang.

Umumkan Penasihat Baru, Bitcoin Indonesia Targetkan 250 Ribu Pengguna Aktif Tahun Ini

Bitcoin Indonesia sebagai salah satu startup cryptocurrency pertama di Indonesia mengumumkan penambahan jajaran penasihat baru di manajemen Bitcoin Indonesia, yaitu dengan menghadirkan Toto Sugiri. Sebagai seorang veteran di dunia IT yang telah berpengalaman lebih dari 25 tahun berkecimpung di sektor teknologi, Toto diharapkan bisa membantu Bitcoin Indonesia untuk mengarahkan bisnis dan tujuan di perusahaan.

“Sebagai sebuah startup yang juga berkutat di dunia IT, kami melihat banyak kemiripan antara industri kami dengan pengalaman beliau, dan kami rasa, tidak ada orang yang lebih cocok daripada Toto Sugiri untuk menjadi penasihat kami dalam membangun platform perdagangan komoditas digital paling aman tidak hanya di Indonesia, namun juga di kancah internasional,” kata Business Development Manager Bitcoin Indonesia Suasti Atmastuti Astaman kepada DailySocial.

Sebelumnya Toto Sugiri dikenal sebagai pendiri dari IndoNet yang merupakan ISP pertama di Indonesia, pencipta perusahaan Sigma Cipta Caraka yang kini telah diakuisisi oleh Telkom, dan pemilik Data Center Infrastructure Indonesia yang merupakan kompleks pusat data bersertifikasi Tier-4 pertama di Indonesia.

Saat ini Bitcoin Indonesia mengklaim telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan jumlah anggota aktif lebih dari 180 ribu orang yang aktif berdagang komoditas digital seperti Bitcoin secara online setiap harinya. Bitcoin Indonesia kini telah termasuk ke dalam 20 besar bursa Bitcoin terbesar di dunia, dan menjadi salah satu exchange terbesar di Asia Tenggara.

“Target Bitcoin Indonesia hingga akhir tahun 2016 adalah mendapatkan 250 ribu anggota yang aktif menggunakan layanan bursa kami” kata Suasti.

Komunitas membantu untuk mengedukasi masyarakat tentang Bitcoin

Sejak awal kehadiran Bitcoin di Indonesia sempat menuai kontroversi yaitu adanya anggapan bahwa penggunaan Bitcoin bersifat negatif dan memiliki celah untuk pencucian uang. Meskipun isu tersebut sudah semakin reda di kalangan masyarakat, namun demikian tim Bitcoin Indonesia dibantu dengan komunitas Bitcoin yang cukup loyal, terus memberikan informasi dan edukasi menyeluruh seputar fungsi dan manfaat dari Bitcoin.

“Nyatanya, Bitcoin justru membuat semua transaksi finansial berjalan transparan di sebuah buku besar digital yang bisa diakses oleh siapa pun yang terhubung ke internet. Sifat Bitcoin yang seperti ini justru membuatnya menjadi alat terburuk untuk pencucian uang dan aksi kriminal lainnya,” kata Suasti.

Komunitas Bitcoin sangat berperan besar dalam memasarkan Bitcoin ke kalangan masyarakat, secara sukarela mereka yang sudah memahami manfaat dan mendapatkan keuntungan dari Bitcoin, mengajarkan tentang Bitcoin ke kerabat, teman dan kenalannya. Komunitas ini biasanya mengadakan seminar-seminar atau forum diskusi gratis yang bisa diikuti publik, atau menyelenggarakan acara seperti Bitcoin Film Festival untuk mengenalkan Bitcoin secara lebih jauh dengan cara yang lebih familiar dan menyenangkan.

Disinggung mengenai investor Bitcoin Indonesia, Suasti enggan menyebutkan siapa saja investor Bitcoin Indonesia saat ini, hingga kini Bitcoin Indonesia juga belum berencana untuk melakukan penggalangan dana.

“Kami masih menjadi salah satu dari sedikit startup yang berjalan menguntungkan dengan tingkat pertumbuhan mencapai lebih dari 400% per tahunnya. Harapan kami, hal ini bisa berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya,” tutup Suasti.

Bitcoin Indonesia Ternyata Catut Nama Indomaret untuk Promosi Kemudahan Pembayaran

Berita kurang menyenangkan merintangi perkembangan bitcoin di Indonesia. Setelah sebelumnya Bitcoin Indonesia menyatakan kerja samanya dengan Indomaret untuk kemudahan transaksi pembayaran, hari ini mereka secara resmi menyatakan bahwa kerja sama dengan Indomaret tersebut tidak pernah terjadi. iPaymu yang menjadi partner pembayaran Bitcoin Indonesia pun terkena getahnya.

Continue reading Bitcoin Indonesia Ternyata Catut Nama Indomaret untuk Promosi Kemudahan Pembayaran

Bitcoin Indonesia Mudahkan Pembelian Bitcoin Melalui Gerai Indomaret

Meskipun sudah dianggap alat pembayaran yang didukung oleh negara, dalam hal ini Bank Indonesia, ternyata penyebaran bitcoin tidak menyurut di Indonesia. Bitcoin Indonesia yang sangat getol menyosialisasikan penggunaan dan pengenalan bitcoin di tanah air mengumumkan kemudahan pembelian bitcoin melalui lebih dari 10.000 gerai Indomaret yang berlaku mulai September ini.

Continue reading Bitcoin Indonesia Mudahkan Pembelian Bitcoin Melalui Gerai Indomaret

Komunitas Bitcoin tentang Perkembangan Bitcoin di Indonesia

Popularitas Bitcoin di ranah maya sudah mencapai Indonesia juga. Tantangan demi tantangan terus menghinggapi perkembangan Bitcoin di Indonesia, termasuk yang terakhir pernyataan Bank Indonesia tentang pelanggaran undang-undang jika menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran. Kami berbincang dengan Oscar Darmawan dari Bitcoin Indonesia tentang perkembangan Bitcoin di tanah air sejauh ini.
Continue reading Komunitas Bitcoin tentang Perkembangan Bitcoin di Indonesia