Blue Icepop Adalah Upgrade Premium untuk Mic Bawaan Headset Logitech G Pro

Produsen mikrofon USB kenamaan, Blue, meluncurkan produk baru yang menarik, khususnya buat mereka yang menggunakan headset Logitech G Pro. Dinamai Blue Icepop, produk ini dirancang sebagai mikrofon premium untuk menggantikan mikrofon bawaan headset.

Icepop mengandalkan modul electret condenser berdiameter 10 mm dengan pickup pattern unidirectional untuk menangkap suara pengguna secara lebih jelas selagi mengeliminasi suara-suara di sekitar. Juga esensial adalah sebuah pop filter terintegrasi yang diyakini mampu menghilangkan kesan kasar dari suara “b” dan “p” yang kerap terjadi saat menggunakan mic bawaan headset dengan kualitas di bawah rata-rata.

Namun bagian terpentingnya adalah kemudahan penggunaan. Tanpa bantuan kabel tambahan, Icepop dapat langsung ditancapkan ke colokan 3,5 mm milik headset Logitech G Pro, G Pro X, atau G Pro X Wireless. Alternatifnya, Blue turut menawarkan varian Icepop yang kompatibel dengan headset Astro A40. Buat yang tidak tahu, baik Blue maupun Astro Gaming sama-sama merupakan anak perusahaan Logitech.

Icepop sepenuhnya bersifat plug-and-play dan tidak memerlukan instalasi driver khusus. Meski begitu, pengguna Logitech G Pro punya opsi untuk mengutak-atik kinerja Icepop lebih jauh lagi dengan memanfaatkan fitur Blue Voice di software pendamping Logitech G Hub. Sebelumnya, mic bawaan Logitech G Pro memang sudah mendukung fitur ini.

Dari segi fisik, Icepop mengadopsi desain yang cukup simpel sehingga tidak kelihatan terlalu mencolok ketika dipasangkan bersama Logitech G Pro. G Pro sendiri tergolong cukup elegan untuk ukuran headset gaming, dan kombinasi keduanya semestinya bakal sangat ideal untuk menemani sesi WFH.

Blue Icepop saat ini sudah dipasarkan secara global dengan banderol $50. Harga tersebut tidak bisa dibilang murah. Sebagai perbandingan, mic USB termurah yang Blue punya saat ini, Snowball Ice, juga dijual dengan harga $50.

Sumber: Logitech.

Mikrofon USB Blue Yeti X Diciptakan untuk Menunjang Kebutuhan Streamer, Podcaster dan Kreator Konten Lainnya

Blue, produsen mikrofon yang kini merupakan anak perusahaan Logitech, baru saja merilis produk anyar dari seri mic terlarisnya, Yeti. Dijuluki Yeti X, desainnya memang tidak banyak berubah dibanding seri Yeti sebelumnya, akan tetapi secara fungsionalitas, ia jauh lebih superior.

Perubahan fisik yang paling kentara adalah indikator LED yang mengitari kenop bagian depan, yang bakal sangat membantu para streamer atau podcaster dalam memantau volume suaranya dengan mudah. Kenopnya ini juga multi-fungsi dan bukan sebatas untuk menyesuaikan volume input saja.

Saat kenopnya ditekan, mic otomatis masuk dalam mode mute. Kalau ditekan dan ditahan, pengguna bisa memilih antara dua mode: volume dan blend. Mode blend ini menarik, terutama bagi para streamer Twitch yang perlu menyeimbangkan volume game dan volume suaranya. Berkat mode blend ini, pengguna tinggal memutar-mutar kenop sampai ketemu titik imbang yang dikehendaki.

Blue Yeti X

Yeti X dilengkapi empat modul mic tipe kondensor, dan ia juga memiliki kenop tambahan di sisi belakangnya untuk mengaktifkan satu dari empat mode pengambilan suara yang tersedia: cardioid untuk menangkap suara dari depan mic, omni untuk menangkap suara dari sekeliling mic secara merata, bidirectional untuk menangkap suara dari depan dan belakang mic, serta stereo untuk menangkap suara dari kiri dan kanan mic.

Juga menarik adalah integrasi fitur Blue Voice, yang pertama diperkenalkan melalui headset Logitech G Pro X belum lama ini. Blue Voice sejatinya merupakan fitur berbasis software untuk menyesuaikan karakteristik suara yang diinginkan secara cepat, serta untuk menambahkan beragam efek vokal jika diperlukan.

Menimbang segala fiturnya, tidak heran apabila Blue Yeti X ditargetkan untuk para streamer, podcaster maupun kreator konten lain yang membutuhkan kustomisasi input audio tingkat profesional. Harganya pun tidak bisa dibilang murah: $170 saat dipasarkan mulai bulan Oktober mendatang.

Sumber: Logitech.

Headset Logitech G Pro X Unggulkan Teknologi Pengolahan Input Audio Racikan Blue Microphones

Akuisisi Logitech terhadap Blue Microphones tahun lalu akhirnya membuahkan hasil. Logitech baru saja meluncurkan gaming headset anyar bernama G Pro X, dan bersamanya datang teknologi pengolahan input audio mutakhir yang Logitech kembangkan bersama Blue, yang sekarang sudah menjadi anak perusahaannya.

Teknologi itu mereka juluki dengan istilah Blue Voice, dirancang untuk menyimulasikan beragam efek mikrofon dan preset input audio profesional melalui software. Sederhananya, Blue Voice diciptakan untuk meningkatkan kualitas mikrofon bawaan headset secara drastis, menjadikannya alternatif yang lebih terjangkau ketimbang harus membeli broadcast mic terpisah.

Logitech G Pro X

Kustomisasi mic yang ditawarkan Blue Voice ini dapat diakses melalui software Logitech G Hub. Oke, ini berarti gamer dan streamer bisa mengutak-atik input suaranya sesuai selera dan kebutuhan, tapi bagaimana cara mereka tahu itu semua sudah sesuai?

Di sinilah fungsi recording dan playback Blue Voice berperan. Jadi usai menetapkan pengaturan input audio yang diinginkan, pengguna dapat merekam suaranya, lalu mendengarkannya sendiri untuk mengevaluasi apa saja yang belum pas. Agar lebih memudahkan, tentu saja sudah tersedia sejumlah profil preset yang dapat langsung diaktifkan.

Itu tadi soal input, untuk output, G Pro X mengandalkan sepasang driver 50 mm dengan material hybrid mesh. Tidak ketinggalan adalah dukungan suara surround DTS Headphone: X 2.0, dan kombinasi ini semestinya dapat menyajikan pengalaman aural yang menyenangkan.

Logitech G Pro X

Dari segi estetika, G Pro X kelihatan lebih premium, utamanya berkat konstruksi yang banyak melibatkan material aluminium dan stainless steel. Bantalan telinganya juga masih terlihat besar dan tebal, tapi seandainya konsumen kurang suka dengan bahan kulit sintetis, paket penjualan G Pro juga mencakup sepasang bantalan ekstra yang berlapis velour.

Terlepas dari itu, sulit menangkis fakta bahwa Blue Voice adalah nilai jual terbesar dari G Pro X. Meski demikian, Logitech sendiri sadar bahwa tidak semua konsumen membutuhkannya. Sebagian mungkin sudah merasa cukup dengan pengaturan input mikrofon bawaannya, dan mereka ini biasanya juga tidak akan tertarik mengutak-atik lebih lanjut.

Itulah mengapa Logitech G Pro X bakal dipasarkan bersamaan dengan G Pro versi baru yang identik tapi tak dilengkapi dengan teknologi Blue Voice. Logitech mematok harga $130 untuk G Pro X dan $100 untuk G Pro, dengan pemasaran yang dijadwalkan berlangsung mulai bulan Juli ini juga.

Sumber: The Verge dan Logitech.

Blue Yeti Nano Warisi Keunggulan Mikrofon USB Legendaris dalam Harga yang Lebih Terjangkau

10 tahun yang lalu, merek yang kita ingat saat membicarakan tentang mikrofon mungkin adalah merek seperti Sennheiser atau Shure. Namun di eranya para YouTuber dan podcaster ini, gelar merek mikrofon terpopuler malah jatuh ke Blue. Lewat produk legendaris seperti Yeti, Blue berhasil membangun reputasinya sampai akhirnya diakuisisi oleh Logitech.

Blue Yeti sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya, bahkan YouTuber kondang sekaligus tajir seperti MKBHD pun juga merekomendasikannya. Namun banderol $130 mungkin terasa kelewat mahal bagi sebagian konsumen. Kalau itu masalahnya, Blue sudah menyiapkan alternatifnya, yakni Yeti Nano.

Yeti dan Yeti Nano / Blue Microphones
Yeti dan Yeti Nano / Blue Microphones

Sesuai namanya, ia merupakan versi lebih mungil dari Yeti. Dimensi yang lebih ringkas membuat tombol mute harus absen darinya, tapi setidaknya kenop volume berukuran besarnya masih ada. Ia pun masih dilengkapi jack headphone sehingga pengguna bisa memonitor rekaman audionya secara real-time.

Kalau Yeti standar mengemas tiga kapsul kondensor 14 mm, Yeti Nano cuma punya dua. Kompromi lain yang Blue terapkan pada Yeti Nano terletak pada mode perekamannya: ia hanya memiliki dua mode saja (Yeti standar punya empat), yaitu Cardioid (satu arah) dan Omnidirectional (segala sudut).

Blue Yeti Nano

Yeti Nano siap merekam audio dalam resolusi maksimum 24-bit/48kHz (Yeti standar cuma 16-bit). Resolusinya ini bisa diatur melalui aplikasi pendampingnya di komputer, Blue Sherpa, termasuk halnya pengaturan lain. Firmware update untuk Yeti Nano nantinya juga akan dikirim melalui software ini.

Blue Yeti Nano saat ini sudah dipasarkan seharga $100. Selisihnya memang tidak begitu banyak, dan ini juga bukan mikrofon USB termurah yang ada di pasaran (juga bukan yang termurah di jajaran produk Blue). Terlepas dari itu, kalau memang harus memiliki Blue Yeti namun tidak punya dana lebih dari $100, inilah pilihan satu-satunya.

Sumber: TechCrunch dan Blue.

Logitech Akuisisi Blue Microphones Senilai $117 Juta

Logitech kembali mengakuisisi sebuah perusahaan besar setahun setelah membeli Astro Gaming. Yang menjadi incaran kali ini adalah Blue Microphones, pabrikan asal AS yang mikrofonnya cukup populer di kalangan podcaster, YouTuber, maupun live streamer.

Logitech bersedia membayar $117 juta secara tunai guna mencaplok seluruh aset Blue, termasuk semua karyawannya. Namun sama seperti ketika Logitech mengakuisisi Ultimate Ears dan Jaybird, brand Blue masih akan dipertahankan sebagai salah satu portofolio produk Logitech.

Akuisisi ini merupakan langkah yang wajar mengingat Logitech memang sudah cukup lama bermain di bidang audio sekaligus memproduksi sejumlah perangkat pendukung broadcasting. Headphone dan headset mereka punya, webcam pun juga demikian, tinggal mikrofon yang belum (sebenarnya ada tapi tidak populer), dan langkah termudah adalah meminang perusahaan yang sudah mendedikasikan waktunya sejak lama di segmen ini.

Salah satu produk Blue yang paling diminati konsumen, Blue Yeti / Blue Microphones
Salah satu produk Blue yang paling diminati konsumen, Blue Yeti / Blue Microphones

Kalau brand sekelas Beyerdynamic saja sudah mulai ikut bermain di kategori mikrofon USB, maka Logitech pun juga sudah harus mengerahkan upaya ekstra, dan akuisisi ini bisa dianggap sebagai langkah minim resiko bagi mereka. Popularitas mikrofon buatan Blue di kalangan live streamer juga bakal bersinergi dengan posisi Logitech yang memang sudah cukup kuat di sektor gaming.

Bagi Blue sendiri, berhubung brand-nya masih dipertahankan, akuisisi ini bisa dianggap sebagai suntikan dana segar buat upaya mereka memimpin di kategori mikrofon USB. Berada di bawah naungan Logitech juga berarti produk-produknya bisa menjangkau konsumen secara lebih luas.

Sumber: Logitech dan TechCrunch.

Blue Satellite Adalah Headphone Bluetooth dengan Headphone Amp Terintegrasi

Anda mungkin kurang begitu mengenal brand audio bernama Blue, tapi mereka yang menggeluti industri rekaman maupun podcasting pastinya sudah tidak asing dengan produsen mikrofon asal Amerika Serikat ini. Baru sekitar tiga tahun yang lalu, Blue melebarkan sayapnya ke ranah headphone, dan tahun ini mereka sudah siap untuk memasarkan headphone Bluetooth perdananya.

Diumumkan pertama kali pada ajang CES 2017, headphone bernama Blue Satellite ini punya desain yang cukup elegan. Blue tampaknya tidak mau setengah-setengah dalam menggarap headphone jenis over-ear ini. Selain teknologi active noise cancelling (ANC), Blue turut membekali Satellite dengan sebuah headphone amp.

Semua tombol pengoperasiannya tertanam di sisi earcup kiri dan kanan / Blue
Semua tombol pengoperasiannya tertanam di sisi earcup kiri dan kanan / Blue

Layaknya portable headphone amp besutan Fiio, V-MODA dan lain sebagainya, fungsi utamanya di sini adalah untuk meningkatkan kualitas suara dengan menyalurkan output daya yang lebih maksimal. Pastinya fitur ini berpengaruh ke ketahanan baterai, namun pengguna bisa mematikannya saat tidak membutuhkan, seperti ketika mendengarkan podcast misalnya.

Teknologi ANC-nya sendiri bukan sembarangan, sebab Blue telah menanamkan driver terpisah untuk fitur ini. Lebih lanjut, pengalaman Blue dalam mengembangkan mikrofon setidaknya bisa menjadi jaminan atas kinerja fitur noise cancelling-nya.

Perangkat dapat dilipat mendatar supaya mudah disimpan dan dibawa-bawa / Blue
Perangkat dapat dilipat mendatar supaya mudah disimpan dan dibawa-bawa / Blue

Pengoperasiannya mengandalkan sederet tombol di sisi earcup kiri dan kanannya. Di kiri, ada tombol untuk Bluetooth, headphone amp dan ANC; sedangkan di kanan ada tombol untuk mengatur volume, playback sekaligus untuk menerima panggilan telepon.

Konektivitas Bluetooth 4.1 yang digunakan punya dampak positif terhadap daya tahan baterai, dimana Satellite diklaim sanggup beroperasi selama 24 jam nonstop. Namun kalau Anda mengaktifkan fitur ANC sekaligus headphone amp-nya, daya tahan baterainya akan turun drastis menjadi sekitar 8 jam saja.

Blue Satellite saat ini sudah dipasarkan seharga $400. Ia tersedia dalam dua pilihan warna: hitam atau putih dengan aksen coklat.

Sumber: Engadget.