Strategi C Channel Perkuat Eksistensi Pasar di Indonesia

C Channel Indonesia, startup media penyedia konten video fesyen khusus perempuan asal Jepang, makin berupaya mengukuhkan posisinya sebagai pionir video berformat vertikal durasi satu menit di Indonesia. Mulai tahun ini, C Channel mulai mendorong tingkat kunjungan dari platform media sosial lainnya di luar Facebook, seperti YouTube, Instagram dan situs serta aplikasi sendiri.

Facebook merupakan kontributor utama pengunjung konten C Channel Indonesia. Terlihat dari akun C Channel telah memiliki 2,6 juta fans dan 30 juta pengunjung bulanan. Angka tersebut berkontribusi terhadap 18 juta fans C Channel dengan total 620 juta pengunjung bulanan di seluruh dunia.

Dalam platform media sosial lainnya, C Channel Indonesia memiliki 25 ribu pengikut di Instagram, 200 ribu pengikut di YouTube, dan 78 ribu teman di LINE. Konten video yang diproduksi per bulannya sekitar 200 video. Konten telah dikonsumsi oleh 26 juta pengunjung perempuan dengan rerata share 1.468 per video.

[Baca juga: Akuisisi C Channel Terhadap PT Media Makmur dan Tren Ekspansi Mencaplok Unit Bisnis]

“Kami mulai fokus pada owned platform kami (web dan mobile app), dan media sosial lain seperti Instagram dan YouTube. Dalam satu tahun ke depan, kami menargetkan 80 juta views per bulan dan dapat melampaui 10 juta fans di Facebook sampai akhir tahun ini,” Head of Media C Channel Indonesia Pradana Putra kepada DailySocial.

Untuk mewujudkan target tersebut, C Channel ada sejumlah rencana yang akan dilakukan. Beberapa di antaranya, menggaet lebih banyak talenta dan influencer sebagai pengisi konten berkualitas lewat audisi, serta membuat komunitas secara online dan offline.

Kurasi konten berbau negatif

Untuk menangkal produksi konten yang berbau hal negatif, sambung Pradana, sejauh ini C Channel memproduksinya secara internal dan reguler bersama clipper C Channel. Oleh karena ini, dari proses pra produksi semua konten yang dipublikasi sudah melalui serangkaian proses filter dan validasi kelayakan.

Bahkan nantinya, ketika C Channel menjadi open platform berubah menjadi open platform pun, semua konten akan dimoderasi oleh tim internal perusahaan.

C Channel juga melakukan lokalisasi konten agar sesuai dengan selera orang Indonesia. Mulai dari memberi resep lokal, tren make up, hingga tips fesyen yang sesuai dengan karakter orang Indonesia.

“Kami ingin menjadikan C Channel sebagai media berbagi inspirasi seputar gaya hidup perempuan Indonesia.”

C Channel Global telah berada di 10 negara Asia dengan lebih dari 50 ribu video yang diproduksi secara profesional dan berkualitas. Hingga saat ini video yang diunggah tercatat memiliki 620 juta pengunjung di seluruh dunia.

Adapun konten video fokus pada kebutuhan perempuan, seperti kecantikan, resep masakan, gaya hidup, fesyen, perjalanan, dan gaya rambut. Target konsumen C Channel adalah perempuan berusia 18-34 tahun.

Application Information Will Show Up Here

Akuisisi C Channel Terhadap PT Media Makmur dan Tren Ekspansi Mencaplok Unit Bisnis

C Channel sebuah startup asal Jepang baru-baru ini dikabarkan telah mengakuisisi startup di pengembangan layanan digital PT Media Makmur. Tidak disebutkan nilai transaksi dari proses pencaplokan ini, hanya saja C Channel sedari awal merupakan mitra bisnis Media Makmur, dengan salah satu layanan berupa Beauty Blogger Marketing. Seperti diketahui C Channel sendiri menyediakan konten video fashion untuk kaum perempuan.

Media Makmur sendiri cukup dekat dengan portal media asal Jepang tersebut, selain telah fokus pada pengembangan bisnis C Channel Indonesia, pihaknya juga kini menjadi pendorong bisnis media Kawaii Beuaty Japan. Akuisisi ini tampaknya dilakukan untuk memperdalam kerja sama strategis kedua belah pihak. Menjadikan Media Makmur lebih memfokuskan pada kampanye digital C Channel untuk penikmat konten di Indonesia.

Sebagai perusahaan rintisan, C Channel telah membukukan pendanaan sekurangnya $4,1 juta dari beberapa investor dan perusahaan, termasuk di dalamnya B Dash Ventures, Asobi System Holdings, Rakuten dan beberapa lainnya. Akuisisi ini bagi C Channel dijadikan momentum melihat pertumbuhan penikmat layanan digital di Indonesia yang terus menggeliat. Terlebih sudah mulai digaungkan bahwa Indonesia akan menjadi pangsa pasar penting dalam lanskap e-commerce di Asia, artinya menjadi indikasi terbuka kesiapan konsumen Indonesia dalam menikmati konsep dan layanan digital.

Tren akuisisi sebagai langkah ekspansi dan pengembangan bisnis

Tak hanya di bidang media, insiatif akuisisi justru begitu terlihat mulai serius di sektor e-commerce. Sebelumnya melalui Lazada Indonesia, Alibaba dikabarkan tengah bersiap melakukan beragam ekspansi ke pasar Indonesia.

Tak hanya itu, model kerja sama pun tampaknya juga menjadi cara yang dinilai efektif dalam memperluas pangsa pasar. Yang jelas, Indonesia memiliki nilai lebih yang siap memutarkan kembali investasi e-commerce menjadi laba, yakni “peminat”.

Cara akuisisi sendiri memang terus menjadi tren di kalangan startup digital, termasuk apa yang dilakukan Go-Jek terhadap startup pengembang asal India guna meningkatkan kapabilitas aplikasi mobile yang dimiliki, akuisisi pengembang solusi mobile pun dilakukan.

Sebuah keuntungan yang didapat perusahaan tidak terlalu dipusingkan menyusun unit bisnis dari nol. Dengan contoh apa yang dilakukan C Channel, fokus di Indonesia berimplikasi harus membangun komoditas bisnis di sini. Tapi dengan adanya Media Makmur, terlebih sebelumnya menjadi mitra strategis ekspansinya, maka yang perlu dilakukan hanya menyatukan visi.