Menemani EOS R5, Canon Juga Umumkan Empat Lensa RF

Selain mengumumkan kamera mirrorless full frame EOS R5 dan R6, Canon juga menghadirkan empat lensa RF baru. Adalah RF 85mm F2 Macro IS STM, RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM, Canon RF 800mm F11 IS STM, dan RF 600mm F11 IS STM. Dengan ini, total lensa native untuk RF-mount berjumlah 14. Mari bahas satu per satu:

Canon RF 85mm F2 Macro IS STM

Lensa prime atau fix telephoto menengah ini harganya cukup terjangkau yaitu US$599 atau sekitar Rp8,6 jutaan. Tidak berbeda jauh dengan lensa RF 35mm F1.8 IS STM Macro yang dibanderol Rp8,8 juta di Indonesia.

Selain asyik buat foto portrait, lensa RF 85mm F2 Macro IS STM ini juga ideal untuk mengambil detail secara close-up. Jarak fokus minimumnya hanya 35mm dengan rasio pembesaran maksimum 0.5X. Artinya, subjek dapat direproduksi hanya setengah dari ukuran sebenarnya. Jadi, masih belum cukup untuk foto macro serangga atau yang berukuran kecil lainnya.

Secara optik, lensa ini terdiri dari 12 elemen dalam 11 grup, termasuk satu elemen UD (ultra low dispersion) untuk membantu mengurangi penyimpangan kromatik. Dimensinya relatif ringkas, dengan ukuran filter 67mm dan bobot 500 gram.

Lensa RF 85mm F2 Macro IS STM punya image stabilizer yang bisa mengurangi guncangan hingga lima stop dan hingga delapan stop bila dikenakan pada EOS R5 dan R6 yang punya IBIS.

Canon RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM

Ini adalah lensa super-zoom pertama Canon untuk RF-mount, yang ideal untuk memotret kegiatan olahraga dan wildlife photography. Sistem image stabilizer pada lensa dapat mengurangi guncangan hingga lima stop dan enam stop bila menggunakan EOS R5 dan R6.

Secara optik, lensa ini terdiri dari 20 elemen dalam 14 grup. Termasuk enam elemen UD (ultra low dispersion) dan satu ‘Super UD‘ yang membantu mengurangi penyimpanan kromatik. Kedua grup fokus digerakkan oleh Nano USM motor untuk memberikan autofocus yang cepat dan tenang.

Lensa RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM memiliki rasio perbesaran maksimum 0.12X dan 0.33X pada ujung lebar dan telefoto. Ukuran diameter filternya 77mm dan bobotnya 1.365 gram. Berapa harganya? Canon RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM dibanderol US$2.699 atau sekitar Rp39 jutaan.

Canon RF 600mm F11 IS STM dan RF 800mm F11 IS STM

Selanjutnya adalah sepasang lensa super-telephoto 600mm dan 800mm dengan fixed-aperture. Ya, Anda tidak salah baca, minimum dan maksimum aperture yang bisa digunakan hanya F11.

Canon menggunakan optik difraksi dual-layer tanpa celah (gapless dual-layer diffractive optics) dan aperture fix F11 sehingga memungkinkan Canon mengurangi ukuran dan panjang lensa. Canon juga mengatakan bahwa desain elemen DO tersebut memungkinkan harganya menjadi lebih terjangkau.

Keduanya dilengkapi image stabilization yang dapat mengurangi guncangan sebanyak lima stop pada lensa 600mm dan empat stop pada lensa 800mm. Saat terpasang pada EOS R5 dan R6, area jangkauan AF adalah 60×40 persen.

Canon juga memperkenalkan sepasang teleconverter RF 1.4x dan 2x. Misalkan kita menggunakan teleconverter 2x, artinya lensa 800mm dengan aperture F11 menjadi 1.600mm F22. Teleconverter tersebut juga kompatibel dengan lensa RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM.

Soal harga, Canon RF 600mm F11 IS STM dibanderol dengan harga US$699 (Rp10 jutaan), sedangkan Canon RF 800mm F11 IS STM US$899 (Rp13 jutaan). Sementara, teleconverter 1.4x dan 2x masing-masing akan dijual seharga US$499 (Rp7,2 jutaan) dan US$599 (Rp8,6 jutaan).

Sumber: DPreview

Canon EOS R5 dan R6 Resmi Diumumkan, Bawa IBIS dan Perekam Video 8K

Sejak awal tahun, Canon memang kerap menggembar-gemborkan fitur-fitur EOS R5, antara lain sensor 45MP baru, in-body image stabilizer (IBIS), dan perekam video 8K. Setelah penantian panjang, kini Canon akhirnya secara resmi mengumumkan EOS R5 dan EOS R6. Mari cari tahu lebih banyak.

Canon EOS R5

Dari sisi tampilan, EOS R5 mengadopsi desain bergaya SLR yang tampak familier seperti EOS R. Dengan LCD 3,2 inci 2,1 juta titik yang fully articulated dan electronic viewfinder (EVF) beresolusi 5,76 juta titik dengan magnification 0.76x.

Fitur M-Fn bar yang menjadi andalan EOS R dihilangkan, digantikan joystick konvensional dan tombol AF-On. Juga dilengkapi port USB Type-C 3.1 Gen2, jack mikrofon, jack headphone, dan dual slot kartu memori yang terdiri dari CFexpress dan SD card. Bila menggunakan kartu CFexpress, kamera dapat mengambil gambar dalam format 10-bit HEIF selain Raw dan JPEG.

Masuk ke dalam, EOS R5 menggunakan sensor full frame rancangan baru dengan resolusi mencapai 45MP dan prosesor DIGIC X seperti yang ditemukan pada kamera DSLR flagship Canon EOS-1D X III. Imbasnya, EOS R5 pun dapat memotret beruntun pada 20 fps dengan continuous focus menggunakan electronic shutter dan 12 fps dengan mechanical shutter.

Sistem autofocus-nya mengandalkan Dual Pixel CMOS AF generasi kedua yang mencakup 100 persen. Serta, dapat melacak orang dan hewan berkat penerapan machine learning. Fitur IBIS pada EOS R5 bisa mengurangi guncangan hingga delapan stop ketika dipasangkan dengan beberapa lensa RF.

Belakangan ini, kemampuan perekam video memang menjadi salah satu aspek penting. Tidak seperti EOS R yang tampaknya dikembangkan setengah hati, kali ini Canon mengeluarkan semuanya. EOS R5 dapat merekam video 8K pada 30 fps hingga 30 menit dengan pilihan Raw atau H.265. Sebagai pembanding, kamera mirrorless full frame video-centric Panasonic Lumix S1H menawarkan 6K 24 fps. Di sisi lain, penerus Sony A7S II belum kunjung datang.

Kalau resolusi 8K terasa ketinggian, EOS R5 bisa merekam video 4K dengan frame rate tinggi 120 fps. Dapat merekam video internal recording 10-bit 4:2:2 dengan dukungan C-Log dan HDR PQ. Semua fitur ini tentu membuat para filmmaker, videografer, dan para content creator tersenyum lebar.

Untuk daya tahan baterainya, menurut CIPA EOS R5 menyuguhkan 320 jepretan sekali charge bila menggunakan LCD, 220 jepretan bila menggunakan EVF pada 120 fps, dan 330 jepretan dengan EVF 60 fps. Canon menyediakan battery grip BG-R10 dengan harga US$349 atau sekitar Rp5 juta. Sementara, harga Canon EOS R5 dibanderol US$3899 atau sekitar Rp56,4 jutaan body only dan US$4999 atau Rp72,4 jutaan dengan lensa RF 24-105mm F4L.

Canon EOS R6

Seperti halnya EOS RP, EOS R6 versi terjangkau dari EOS R5 meski tidak menggunakan sensor 45MP dan tak mampu merekam video 8K atau 4K 120 fps. Sebaliknya EOS R6 hanya menggunakan sensor full frame beresolusi 20MP.

Meski begitu, EOS R6 masih membawa sejumlah fitur unggulan EOS R5. Sebut saja, IBIS yang mampu meredam getaran hingga delapan stop, ditenagai prosesor DIGIC X, sistem autofucus Dual Pixel CMOS II yang mencakup area 100 persen, dan burst shooting hingga 20 fps dengan electronic shutter.

Sementara, untuk perekam videonya mendukung UHD 4K/60p dengan sedikit crop atau hampir menggunakan seluruh lebar sensor. Mendukung pengambilan 10-bit 4:2:2 internal recording dengan C-Log atau HDR PQ.

Kalau dari tampilan, desain EOS R6 mirip dengan EOS R5 dengan layar yang fully articulated. Bedanya ukurannya sedikit lebih kecil, 3 inci dengan resolusi 1,62 juta titik dan EVF 3,69 juta titik. Selain itu, pada bagian atas LCD kecil hilang digantikan mode dial.

Kamera ini memiliki dua slot SD card standar UHS-II. Daya tahan baterainya mendukung 360 jepretan dengan LCD dan 250 dengan EVF pada mode 120 fps (240 di EVF 60 fps). EOS R6 dapat menggunakan battery grip BG-R10 yang sama seperti milik EOS R5.

Meski kemampuannya banyak dipangkas, EOS R6 masih dapat bersaing dengan kamera mirrorless full frame kompetitor. Berapa harga Canon EOS R6? Untuk body only dibanderol US$2.499 atau sekitar Rp36 jutaan, USD$2.899 (Rp41 jutaan) dengan lensa RF 24-105mm F4-7.1 IS STM, dan US$3.599 (Rp52 jutaan) dengan lensa RF 24-105mm F4L IS.

Sumber: DPreview

Printer Portabel Canon Pixma TR150 Hadir di Indonesia untuk Mencetak di Mana Saja

Masa New Normal mungkin akan mengubah cara kita dalam bekerja. Oleh karena itu, semua perlengkapan pun butuh untuk mudah dibawa ke mana saja. Jika smartphone dan laptop sudah bisa dibawa ke mana saja, kali ini Canon hadirkan kembali printer yang bisa mencetak di mana saja. Printer tersebut adalah Canon Pixma TR150.

Perangkat pencetak ini diluncurkan oleh sang distributor, PT. Datascrip pada tanggal 18 Juni 2020 secara online melalui aplikasi Zoom. Pixma TR150 merupakan penerus dari Pixma TR110 yang selama ini sudah dijual di pasar Indonesia. Canon pun menyasar pada para pekerja kantoran yang aktif bepergian serta bekerja secara mobile. Hal tersebut pun cocok dengan kondisi saat ini di mana orang bekerja dari rumah.

Canon Pixma TR150 - Presslaunch

Printer ini pun memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pencetak portabel yang ada di pasaran. Yang pertama adalah Canon Pixma TR110 dapat dinyalakan dengan menggunakan baterai. Baterai ini sendiri bisa diisi ulang langsung dengan menggunakan power bank. Canon mengklaim bahwa baterai yang ada bisa memberikan tenaga ke printer untuk mencetak sampai 330 halaman.

Pixma TR150 juga memiliki layar OLED hitam putih berukuran 1,44 inci. Pada layar tersebut, pengguna bisa melihat kapasitas baterai, tinta, dan juga sinyal WiFi yang digunakan. Printer ini juga memiliki port USB-C yang bisa digunakan untuk menghubungkan dengan komputer dan melakukan pengisian baterai. Sayangnya, printer ini belum mendukung USB OTG.

Canon Pixma TR150 - open

Dengan menyandang nama Pixma (Pixel Master) membuat TR150 menjadi salah satu printer portabel yang mampu mencetak foto borderless  dengan ukuran A4. Koneksi nirkabel yang bisa digunakan pun juga sudah mendukung WiFi 5 GHz, sehingga memiliki bandwidth yang lebih besar. Printer ini juga sudah menggunakan Generic USB Serial Number, sehingga driver yang digunakan hanya satu saja jika memiliki lebih dari satu Pixma TR150.

Untuk spesifikasi lengkap dari Canon Pixma TR150, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Pixma TR150
Jenis Tinta Hitam (Pigmen/Dye) / Warna CMY (Dye)
Kecepatan 9 IPM (hitam) / 5.5 IPM warna
layar 1,44″ OLED Mono
Dimensi 322 x 185 x 66 mm
Bobot 2.1 kg / 2.3 kg dengan baterai
Interface USB-C / WiFi

Canon Pixma TR150 - closed

Canon Pixma TR150 dijual dengan harga Rp. 4.700.000 tanpa menggunakan baterai. Untuk paket yang menggunakan baterai, harganya menjadi Rp. 6.200.000. Jika ingin membeli baterainya secara terpisah, dapat membelinya dengan harga Rp. 2.000.000. Perangkat ini pun akan tersedia untuk  dibeli oleh konsumen pada akhir bulan juni sampai awal bulan Juli.

Bagaimana ketahanannya terhadap guncangan?

Sebuah perangkat portabel pun semestinya bisa digunakan di mana saja. Namun, tidak jarang pula seseorang harus melakukan pencetakan pada saat di tengah jalan, seperti didalam sebuah mobil yang sedang berjalan. Jika terjadi kasus seperti ini, saya pun menanyakan apakah Pixma TR150 tahan terhadap guncangan pada saat melakukan pencetakan. Karena, setiap mekanik biasanya rentan terhadap kerusakan akibat guncangan.

Canon Pixma TR150 - Additional

Andryan Ananta selaku Assistant Marketing Manager, Canon Business Unit PT. Datascrip mengatakan bahwa sebaiknya dalam melakukan pencetakan, posisi printer harus lurus dan stabil. Guncangan yang terjadi jika dalam kasus di atas tentu akan membuat hasil cetak menjadi kurang akurat karena print head akan terguncang. Oleh karena itu, kerusakan tidak akan langsung terjadi pada saat ada guncangan, hanya saja hasil pencetakan menjadi tidak sempurna.

Saya juga sempat menanyakan apakah USB-C yang ada bisa dipakai untuk USB-C flash disk. Andryan pun mengatakan bahwa printer ini tidak bisa menggunakan USB flash disk untuk mentransfer data. Printer ini hanya mendukung pencetakan melalui laptop, komputer, serta smartphone dengan koneksi WiFi.

Samyang Umumkan Lensa AF 85mm F1.4 untuk Canon RF mount

Salah satu pertimbangan ketika hendak beralih dari sistem kamera APS-C ke full frame adalah ekosistem lensa dan variasi harganya yang mana jelas Sony unggul. Namun, pendekatan yang dilakukan oleh Canon juga sangat menarik.

Ya, mereka menawarkan versi terjangkau kamera mirrorless EOS R dengan EOS RP yang saat ini dibanderol Rp17.900.000. Membuatnya menjadi kamera mirrorless full frame generasi baru yang paling terjangkau.

Canon juga punya beberapa lensa RF yang harganya lumayan terjangkau yaitu Canon RF 35mm F1.8 IS STM Macro dan Canon RF 24-105mm F4.0-7.1 IS STM. Kini, Samyang telah meluncurkan lensa prime AF 85mm F1.4 dengan Canon RF mount yang juga cukup murah.

Sebelumnya, lensa ini sudah tersedia lebih dulu untuk Sony E-mount. Selain perubahan dudukan lensa, spesifikasi lainnya tidak berubah. Samyang AF 85mm F1.4 terdiri dari 11 elemen dalam 8 grup, termasuk satu elemen Extra-Low Dispersion (ED), empat elemen High Refractive Index (HRI) untuk membantu meminimalkan aberasi kromatik, dan Samyang Ultra Multi Coating (UMC) untuk menghilangkan flare dan ghosting.

Sistem autofocus pada lensa ini digerakkan oleh Dual Linear Sonic Motor (DLSM) Samyang dan di body lensa telah dilengkapi tombol AF/MF untuk beralih dari autofocus ke manual focus dengan cepat. Lensa ini sudah dilengkapi fitur weather-sealing, 9-blade circular aperture, dan ukuran filternya 77mm.

Samyang AF 85mm F1.4 RF dibanderol US$800 atau sekitar Rp11,7 jutaan. Sebagai pembanding, Canon punya RF Mount 85mm F1.2L yang dibanderol US$2700 dan US$3000 untuk versi dengan Defocus Smoothing.

Sumber: PetaPixel

Canon Luncurkan Software untuk Mengubah Kamera Bikinannya Menjadi Webcam

Apa gadget terpenting selama bekerja dari rumah alias WFH? Bagi yang melangsungkan video conference setiap hari bersama para koleganya, jawabannya mungkin adalah webcam. Begitu esensialnya webcam selama WFH, stoknya sampai menipis di Amerika Serikat, dan kalaupun ada, harganya naik berkali lipat.

Kabar baiknya, kamera DSLR atau mirrorless yang kita punya sebenarnya juga bisa dijadikan webcam, dengan catatan mereknya adalah Canon. Yang dibutuhkan hanyalah kabel USB untuk menyambungkan kamera ke PC (Windows 10 64-bit), serta sebuah software anyar bernama EOS Webcam Utility Beta.

Solusi plug-and-play ini kompatibel dengan sejumlah kamera DSLR, mirrorless maupun seri PowerShot. Daftar lengkap perangkat yang kompatibel bisa dilihat pada gambar di bawah.

Canon EOS Webcam Utility Beta

Untuk seri EOS Rebel (nama yang dipakai Canon di Amerika Serikat dan Kanada), nama modelnya yang tersedia di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • EOS Rebel SL2 = EOS 200D
  • EOS Rebel SL3 = EOS 200D II
  • EOS Rebel T6 = EOS 1300D
  • EOS Rebel T6i = EOS 750D
  • EOS Rebel T7 = EOS 1500D
  • EOS Rebel T7i = EOS 800D
  • EOS Rebel T100 = EOS 3000D

Sebelum menyambungkan kamera ke PC, pastikan terlebih dulu kameranya sudah menyala dan dalam mode perekaman video, lalu atur parameter exposure-nya jika perlu. Usai kamera tersambung ke PC, jangan lupa pilih “EOS Webcam Utility Beta” pada opsi kamera di aplikasi video conference yang digunakan.

Semoga saja pabrikan-pabrikan kamera lain bisa segera mengikuti jejak Canon dan merilis software serupa.

Sumber: DPReview. Gambar header: James McKinven via Unsplash.

Canon Umumkan EOS C3OO Mark III, Bisa Rekam Video 4K 120fps

Canon telah mengumumkan Super 35mm cinema camera terbaru mereka. Adalah Canon C300 Mark III dengan sensor baru Dual Gain Output (DGO) dan desain modular berdasarkan kerangka yang sama yang diadopsi Canon C500 Mark II.

Lewat penggunaan struktur body yang sama, artinya semua aksesori yang dirancang untuk Canon C500 Mark II juga dapat bekerja pada Canon C300 Mark III. Kamera ini menggunakan EF mount, tapi juga mendukung penggunaan PL mount dengan kit opsional untuk memasang lensa EF cinema.

Canon EOS C300 Mark III 3

Jantung dari Canon EOS C300 Mark III adalah sensor baru Super 35mm DGO yang ditenagai oleh prosesor DIGIC DV7. Sistem DGO ini memungkinkan sensor untuk menangkap hingga 16 stop dynamic range dengan memecah setiap piksel menjadi dua dioda yang secara bersamaan menangkap dua gambar pada level gain yang berbeda.

Kedua dioda dalam setiap piksel ini juga digunakan untuk mendukung phase-detection pada sistem Dual Pixel CMOS AF Canon yang sekarang akan bekerja hingga 120 fps. Selain itu, kamera ini juga mendukung format Cinema RAW Light yang pertama kali diumumkan pada Canon EOS C200. Keuntungan dari format ini adalah ukuran filenya 1/5 lebih kecil dibandingkan format Cinema RAW standar.

Soal kemampuannya, Canon EOS C300 Mark III ini sanggup merekam video 4K DCI/UHD hingga 120fps, serta 2K hingga 180fps dengan perekaman 4:2:2 10-bit XF-AVC. Canon juga menyertakan dukungan Canon Log 2 dan Log 3, output 12G-SDI melalui kabel BNC tunggal, timecode I/O, dan dua slot kartu CFexpress.

Tanpa grip, desain modularnya memiliki lebar 183mm dan tinggi 149mm dengan bobot sekitar 1750 gram. Canon mengatakan kamera ini akan ‘tersedia nanti pada tahun 2020’ dengan perkiraan harga retail US$10.999. Kamera tersebut akan dilengkapi dengan 13 aksesori termasuk LCD monitor 4,3 inci, grip GR-V1, baterai BP-A60, battery charger, dan lainnya.

Sumber: DPreview

Canon EOS R5 Sanggup Hasilkan Video Slow-Motion dalam Resolusi 4K

Meski belum diperkenalkan secara resmi, Canon EOS R5 sudah bisa mencuri perhatian di segmen kamera mirrorless. Bagaimana tidak, kamera ini menjanjikan sejumlah inovasi yang terbilang revolusioner, seperti misalnya perekaman video 8K 30 fps tanpa crop factor.

Andai kamera ini masuk lini EOS C yang memang diprioritaskan untuk video, mungkin hype-nya tidak akan setinggi sekarang. Namun kenyataannya tidak demikian, EOS R5 adalah kamera still yang kebetulan sangat kapabel untuk merekam video, menjadikannya pantas untuk disebut sebagai penerus spiritual 5D Mark II.

Baru-baru ini, Canon kembali mengonfirmasi sejumlah keunggulan yang bakal dihadirkan EOS R5. Di samping perekaman video 8K dalam format RAW, perangkat juga siap dipakai untuk merekam video 8K dalam format HDR maupun C-Log dengan warna 10-bit 4:2:2. Semuanya menggunakan seluruh penampang sensor dan disimpan langsung ke memory card.

Canon EOS R5

Alternatifnya, EOS R5 sanggup merekam video 4K 120 fps secara internal, juga dalam format HDR ataupun C-Log. 120 fps berarti pada dasarnya kamera ini bisa menciptakan video slow-motion dalam resolusi 4K. Lebih lanjut, semua mode perekaman 8K maupun 4K-nya bisa dilangsungkan dengan fitur Dual Pixel AF menyala.

Hal lain yang dibanggakan oleh EOS R5 adalah perkara image stabilization. Sistem image stabilization 5-axis yang terdapat pada kamera ini dapat ditandemkan dengan stabilization bawaan lensa demi menghasilkan video yang lebih mulus lagi.

Semua itu tanpa melupakan kapabilitas fotografinya. Berbekal sensor full-frame dan kemampuan menjepret tanpa henti dalam kecepatan 12 fps menggunakan shutter mekanis, Canon EOS R5 semestinya bakal menjadi rival berat terhadap Sony a7 atau bahkan a9.

Sayang sampai saat ini Canon masih belum mengungkap jadwal peluncuran EOS R5. Semoga saja ini merupakan teaser terakhir sebelum ia dirilis secara resmi.

Sumber: PetaPixel.

[Battle] Aplikasi Kamera dari Sony, Canon, dan Fujifilm

Kamera mirrorless masa kini telah dilengkapi dengan konektivitas nirkabel seperti WiFi dan Bluetooth. Yang berguna untuk menghubungkan kamera dengan smartphone, baik mengirim hasil foto dan video secara instan, atau menggunakan fasilitas remote shooting.

Fitur tersebut bisa diakses melalui aplikasi yang disediakan oleh brand kamera masing-masing. Sony menyediakan aplikasi bernama Imaging Edge Mobile, Canon dengan Camera Connect, dan Fujifilm lewat Camera Remote.

Kebetulan saya sedang memegang Sony A6400, Canon EOS M200, dan Fujifilm X-A7. Jadi, saya bakal compare dan adu ketiga aplikasi kamera tersebut. Tiga aspek yang saya tekankan adalah kemudahan pairing, dukungan jenis file yang bisa dikirim, dan fasilitas remote shooting-nya.

Sony Imaging Edge Mobile

Sony-Imaging-Edge-Mobile

Untuk menghubungkan kamera untuk pertama kali dengan smartphone sangat mudah di aplikasi Imaging Edge Mobile, bisa lewat QR code, NFC, atau camera SSD/password.  Proses selanjutnya, tinggal pilih menu start di Imaging Edge Mobile.

Secara default foto yang ditransfer kamera beresolusi 2MP, tapi kita bisa mengubahnya menjadi original atau ukuran aslinya di pengaturan aplikasi. Sementara untuk file video, kita bisa memindahkan rekaman video 4K 24fps dengan bitrate 100Mbps dengan mudah ke smartphone. Tentu saja, sebaiknya hanya clip berdurasi singkat misalnya 10-30 detik.

Sekarang kita akan bahas antarmuka dan fitur remote shooting-nya. Buat saya tampilannya simpel dan mudah dimengerti. Pada mode foto manual, kita bisa menyesuaikan pengaturan seperti shutter speed, aperture, ISO, white balance, mode single/cont shooting, timer, dan opsi untuk zoom in dan zoom out meskipun sangat lambat.

Bila kita menggunakan ISO auto, maka akan muncul fitur exposure compensation. Lalu, di pengaturan remote shooting terdapat fitur mirror mode dan grip line yang terdiri dari rule of 3rds grid, square grid, dan diag.+ square grid. Sedangkan, pada mode video kita bisa mengatur file format dan record setting.

Kekurangan aplikasi Sony Imaging Edge Mobile adalah kita tidak bisa mengirim foto dalam format Raw. Saat memotret di mode Raw only, hanya preview dalam format jpeg 2MP yang dikirim.

Sementara, untuk remote shooting ini akan keluar bila kita membuka aplikasi lain atau multitasking. Lalu, tidak ada opsi untuk mengatur fokus secara manual atau touch focus.

Canon Camera Connect

Canon-Camera-Connect

Proses untuk menghubungkan kamera ke smartphone saat pertama kali di aplikasi Camera Connect sangat membingungkan. Yang saya tahu, saya harus pergi ke pengaturan network di kamera Canon EOS M200, lalu pilih menu WiFi/Bluetooth connection, terus pilih connect to smartphone, lalu add a device to, dan pilih Android atau iOS.

Kita bisa menghubungkan kamera dengan koneksi Bluetooth sekaligus WiFi atau salah satunya. Bila memilih WiFi, kita perlu pergi ke pengaturan WiFi di smartphone dan hubungkan secara manual ke kamera. Setelah itu buka aplikasi dan pilih kamera Canon EOS M200.

Setelah terhubung, fitur-fiturnya antara lain images on camera – kita bisa mengintip isi yang ada SD card. Lalu ada remote live shooting, dan auto transfer foto dengan opsi ukuran penuh.

Sayangnya, saat mengirim foto Raw yang akan diterima format jpg di smartphone. Lalu, untuk file video hanya mendukung sampai resolusi 1080p. Jadi, misalnya mengirim video 4K yang diterima di smartphone hanya 1080p.

Sekarang kita bahas fitur remote live shooting, Canon menyediakan mode foto dan video secara terpisah. Pada mode foto, kita dapat menyesuaikan shutter speed, aperture, exposure compensation bila menggunakan ISO auto, ISO, white balance, metode AF, dan drive mode.

Hal yang paling mengesankan pada aplikasi Camera Connect Canon ialah dukungan touch focus di mode foto maupun video, di mana kita bisa memilih fokus lewat smartphone.

Sementara, pada mode video kita bisa mengatur shutter speed, aperture, exposure compensation, ISO, white balance, metode AF, timer, video resolution, dan sound recording. Fitur lainnya yang tersedia pada kedua mode adalah lock screen orientation, live view ratation, mirror live view display, live view magnification, dan touch AF.

Menurut saya yang kurang dari aplikasi Canon Camera Connect adalah proses pairing ke smartphone agak membingungkan. Karena Canon EOS M200 tidak ada shortcut khusus, maka kita harus pergi ke pengaturan kamera tiap kali ingin menghubungkan kamera ke smartphone.

Fujifilm Camera Remote

Fujifilm-Camera-Remote

Setiap kali ingin menghubungkan Fujifilm X-A7 ke aplikasi Camera Remote, kita harus pergi ke menu shooting setting dan pilih Camera Remote. Fitur utama yang tersedia ialah single image transfer untuk mengirim satu foto yang dipilih lewat kamera, live view shooting, import image, dan remote release dengan koneksi Bluetooth.

Lewat fitur import image kita bisa mengirim beberapa foto sekaligus dan video 4K langsung ke smartphone. Namun, hanya foto dalam format jpg yang bisa dikirim.

Untuk fitur live view shooting, di sini kita bisa menyesuaikan shutter speed, aperture, exposure compensation, ISO, mode film simulation, white balance, flash, timer, dan mendukung touch AF di mode foto.

Menariknya ialah kita juga bisa dengan mudah beralih ke mode video. Sayang, saat live view shooting aktif kontrol kamera akan sepenuhnya beralih ke smartphone dan layar kamera akan gelap.

Hal yang menyebalkan di Camera Remote adalah setiap kali kita memilih salah satu fitur dan setelah selesai kamera akan disconnect dari smartphone. Artinya kita perlu lagi ke pengaturan kamera dan menghubungkan ulang. Solusi terbaiknya, kita harus menjadikan fungsi wireless communication menjadi shortcut di kamera kita.

Verdict

Sekarang mari kita tarik kesimpulan, aplikasi kamera yang menawarkan kemudahan pairing ialah Sony Imaging Edge. Sementara, kemampuan mengirim hasil foto dan video, Sony Imaging Edge dan Fujifilm Camera Remote bisa dibilang setara, keduanya sanggup mengirim rekaman video 4K langsung ke smartphone.

Sementara, untuk fitur remote shooting jawaranya adalah Canon Camera Connect karena mendukung touch focus di mode foto dan video yang tentu sangat berguna bagi para solo photografer/videografer. Satu hal yang sangat disayangkan dari ketiga aplikasi kamera ini adalah tidak ada dukungan untuk mentransfer foto Raw, padahal rekaman video 4K yang ukuran filenya lebih besar didukung.

Canon EOS R5 Bakal Tawarkan Perekaman Video 8K 30 fps Tanpa Crop Factor

Bulan lalu, Canon mengumumkan bahwa mereka tengah menggarap kamera mirrorless full-frame baru, yakni EOS R5. Tidak banyak yang dibeberkan ketika itu, dan ini mendorong publik untuk berspekulasi terkait kapabilitas EOS R5, terutama mengenai kemampuannya merekam video.

Mungkin agak geregetan mendengar rumor yang simpang siur, Canon memutuskan untuk sedikit menguak EOS R5 lebih jauh sebelum peluncuran resminya. Lewat sebuah siaran pers, Canon mengonfirmasi dua fitur yang bakal diunggulkan kamera barunya tersebut: perekaman video 8K dan “Advanced Animal AF”.

Bukan sembarang 8K, EOS R5 siap melakukannya dengan memanfaatkan seluruh penampang sensor, alias tanpa sedikitpun crop factor. Video beresolusi 7680 x 4320 pixel 30 fps itu dapat direkam dan disimpan langsung ke memory card tanpa perlu mengandalkan bantuan external recorder.

Lebih istimewa lagi, Canon mengklaim fitur Dual Pixel AF tetap bisa dipakai selama merekam video dalam resolusi 8K. Singkat cerita, EOS R5 menawarkan kapabilitas video yang nyaris tanpa kompromi, dan ini merupakan sesuatu yang cukup langka di luar lini kamera sinema Canon.

Canon EOS R5

Mungkin Canon akhirnya sadar betapa besar pengaruh lini kamera mirrorless Sony a7 di bidang videografi dalam beberapa tahun terakhir, dan mereka memutuskan sudah waktunya bagi mereka untuk ikut menyeriusi bidang ini lewat lini kamera mirrorless-nya.

Fitur unggulan yang kedua sebenarnya juga tidak kalah menarik. Berkat Advanced Animal AF, Canon mengklaim EOS R5 mampu mengenali beragam jenis hewan (anjing, kucing, dan burung). Secara default yang dideteksi adalah matanya, tapi Canon bilang EOS R5 juga mampu mengenali wajah dan tubuh binatang di situasi-situasi tertentu, semisal ketika matanya tidak kelihatan.

Lalu kapan Canon EOS R5 akan hadir? Sayangnya itu belum diketahui. Kemungkinan kita masih harus bersabar menunggu lebih lama lagi jika melihat kondisi terkini terkait penyebaran virus corona yang telah ‘melumpuhkan’ banyak industri.

Sumber: DPReview.

Canon Pamer Kamera Multi-Purpose ME20F-SH, Sanggup Menangkap Gambar Dalam Gelap

Pameran Homeland Security Indonesia 2020 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) 4 – 6 Maret 2020. Dimanfaatkan oleh Canon melalui pt. Datacrip untuk menghadirkan multi-purpose camera Canon ME20F-SH.

Kamera multifungsi ini super sensitif dan memiliki tingkat ISO hingga 4.000.000. Artinya memungkinkan mengambil gambar dalam kondisi gelap gulita, bahkan ketika mata manusia tidak dapat melihatnya.

PSX_20200304_162941

Sebetulnya, Canon ME20F-SH ini sudah diperkenalkan sejak tahun 2015. Kamera ini pernah digunakan oleh sinematografer profesional pada produksi siaran langsung Earth Geographic di channel National Geographic pada tahun 2017.

Kemampuannya menangkap subjek di kondisi gelap juga membuat kamera ini mendapat penghargaan Technology & Engineering Emmy Awards yang akan diberikan National Academy of Television Arts & Sciences (NATAS) pada April 2020 mendatang. Lalu, berapa harga Canon ME20F-SH?

Harganya terbilang sangat fantastis, di Indonesia Canon ME20F-SH (body only) dibanderol Rp427.339.000. Pt Datascip mengakui bahwa pasar kamera ini memang sangat segmented, maka dari itu mereka menawarkannya dengan pendekatan B2B. Kebutuhannya seperti dan dioptimalkan dengan memasang aksesori atau perangkat tambahan yang tepat dari lensa sampai soal penyimpanannya.

Kamera ini dapat digunakan untuk berbagai macam kebutuhan. Mulai mengambil gambar alam liar di malam hari, dokumenter, militer, televisi, film layar lebar, hingga sistem keamanan.

Soal spesifikasi, Canon ME20F-SH mengemas sensor CMOS full-frame dengan resolusi 2,2MP saja. Jadi, bukan resolusi megapiksel yang dikejar melainkan memperbesar ukuran tiap-tiap pikselnya (19µm). Bersamanya prosesor Digic DV 4 dan mendukung perekaman video pada Full HD 50/60 fps.

Kamera ini memiliki mounting lensa EF sehingga dapat menggunakan lensa Canon EF dan EF-S yang biasa digunakan pada kamera DSLR Canon, serta lensa cinema Canon. Di dalamnya juga terdapat filter neutral density (ND) dan IR yang sudah terintegrasi di dalam kamera.

Untuk konektivitas, Canon ME20F-SH dibekali berbagai port seperti 3G/HD-SDI dan HDMI untuk penyimapanan data atau menghubungkan dengan layar eksternal tambahan. Tersedia pula port audio 3,5mm untuk mikrofon eksternal dan slot microSD untuk melakukan pembaruan firmware. Kamera ini juga dapat dihubungkan dengan RC-V100 remote controller dari Canon.

Bagi yang penasaran, Datacrip memberi kesempatan kepada para pengunjung untuk bisa mencoba secara langsung kemampuan dari kamera multifungsi Canon ME20F-SH. Pada pameran Homeland Security Indonesia 2020 yang diadakan di Assembely Hall, Jakarta Convention Center, pada tanggal 4 sampai 6 Maret 2020.