DScussion #24: Adrian Li tentang Mitos Investasi Startup di Indonesia

Managing Partner Convergence Ventures Adrian Li / DScussion

Kali ini kami masih berbincang dengan Managing Partner Convergence Ventures Adrian Li. Setelah minggu lalu Adrian berbagi soal alasannya berinvestasi di Indonesia, kini kita membicarakan mitos investasi startup di Indonesia yang kabarnya sejumlah investor semakin sulit mencari startup berkualitas. Adrian juga berkomentar soal kapan waktu yang tepat bagi pendiri startup untuk mencari pendanaan eksternal.

Continue reading DScussion #24: Adrian Li tentang Mitos Investasi Startup di Indonesia

Adskom Dapatkan Pendanaan Seri A, Fokus ke Ekspansi Pasar dan Mobile

Daniel Armanto dan Italo Gani / Adskom

Platform pengiklanan Adskom hari ini  mengumumkan seri pendanaan seri A terbaru yang didapatkan dari Geniee, Convergence Ventures dan juga investor lama East Ventures yang kembali berpartisipasi di ronde pendanaan ini. Sebelumnya Adskom sudah mendapatkan pendanaan dari Beenos Plaza, Skystar Capital, Rebright Partners dan Digital Garage.

Sejak didirikan pada tahun 2014 silam, Adskom kini telah mengelola 150 juta data pengguna unik untuk pasar dan Indonesia dan telah terintegrasi dengan 200 mitra supply, data dan demand.  Pasar periklanan di Indonesia sendiri, menurut Adskom, akan terus bertumbuh stabil hingga tahun 2019 hingga mencapai angka US$19,58 miliar (Rp 260,7 triliun). Di saat itu, anggaran belanja iklan digital dan mobile akan berkisar di angka US$7,6 miliar (Rp 101,2 triliun). Pasar dan market cap inilah yang membuat Adskom begitu diminati oleh klien dan juga barisan investor.

Ekspansi ASEAN

Meski potensi di Indonesia terbilang besar, Adskom tidak mau hanya fokus 100% di Indonesia. Italo Gani, founder dan CEO Adskom melalui wawancara dengan DailySocial, mengaku pihaknya sedari awal sudah mempersiapkan diri untuk membidik pasar internasional dalam 3-5 tahun ke depan.

Setelah membuka kantor di Silicon Valley akhir tahun lalu, Adskom mengaku akan menggunakan pendanaan baru ini untuk masuk ke pasar Malaysia dan Thailand. Dua pasar ini dipilih karena kesamaannya dengan pasar Indonesia baik dari sisi ekosistem maupun potensi pasar periklanan yang sedang bertumbuh.

Italo mengaku bahwa memasuki kedua pasar di luar Indonesia datang bersama dengan tantangan tersendiri namun pihaknya merasa percaya diri bahwa produknya bisa diterima dengan baik di kedua pasar tersebut setelah melalui proses kustomisasi yang diperlukan sebagai bagian dari proses adaptasi pasar lokal. Kultur bisnis yang tidak jauh berbeda juga menjadi salah satu faktor pendukung yang membuat Adskom begitu percaya diri memasuki kedua pasar tersebut.

Fokus ke Mobile

Meskipun bisa dibilang sebagai pemimpin untuk teknologi pengiklanan di Indonesia, Adskom melihat adanya beberapa kompetitor asing yang harus diperhatikan. Beberapa pemain lokal dan kompetitor asing sudah beroperasi dengan baik di Malaysia dan Thailand, sebuah hal yang juga menjadi perhatian khusus untuk Adskom ketika memasuki kedua pasar tersebut. Italo sendiri merasa teknologi yang diusung Adskom jauh lebih unggul ketimbang pemain-pemain lokal, memberikan Adskom kesempatan yang cukup baik untuk bisa masuk dan mendominasi kedua pasar asing tersebut.

Namun, Italo mengakui, bahwa teknologi yang dimilikinya masih belum teroptimasi untuk mobile. “Saat ini teknologi kami baru mendukung website mobile (mobile site), namun belum terintegrasi dengan aplikasi mobile”, kata Daniel Armanto, founder dan CTO Adskom yang juga merupakan pendiri situs jejaring sosial Koprol.

Melihat fenomena mobile yang makin mendominasi, posisi pimpinan untuk industri teknologi pengiklanan kini bisa ditentukan dari platform teknologi mana yang bisa mendukung mobile baik website maupun aplikasi dengan seamless dan terintegrasi secara penuh. Saat ini, integrasi mobile menjadi salah satu fokus Adskom untuk bisa meninggalkan kompetitor mereka lebih jauh lagi.

Exit strategy

Sebagai CEO, Italo sendiri mengakui bahwa dirinya harus memikirkan tentang Exit Strategy bagi Adskom, apalagi didukung fakta bahwa Adskom merupakan salah satu startup Indonesia yang memiliki lebih dari 5 investor yang pastinya akan terhibur dengan return yang baik.

Menyoal exit strategy, Italo tidak ingin berfikir terlalu jauh dan delusional. “IPO sepertinya masih sangat jauh untuk diraih untuk startup teknologi di Indonesia”, sahut pria lulusan Teknik Industri ITB itu. Akuisisi, menurut Italo, adalah exit strategy yang lebih masuk akal untuk perusahaan seperti Adskom, yang memiliki pemain-pemain raksasa global yang sudah lama memimpin industri seperti Google, comScore, Rubicon Project dan lain-lain.

 

DScussion #23: Adrian Li on His Reasons to Invest at Indonesian Startups

Once in a while, DScussion discusses with an investor. This time, we had a chat with Convergence Ventures’ Managing Partner Adrian Li, who also co-founded Qraved. Convergence Partner manages $25 million dedicated fund for Indonesian startups. Why does the venture invest in Indonesia and what was his opinion on startup ecosystem in 2015? Here is what he shared.

Continue reading DScussion #23: Adrian Li on His Reasons to Invest at Indonesian Startups