Moselo Kembali Pivot, Kini Fokus Jadi Marketplace Produk Kreatif dan “Handmade”

Pertengahan tahun lalu, Moselo memosisikan diri sebagai marketplace untuk jasa kreatif — setelah awalnya dikembangkan sebagai aplikasi chat commerce. Kini ia kembali pivot, sesuai dengan kesesuaian pasar, menjadi marketplace yang lebih banyak menawarkan produk kreatif.

“Ya betul, kami pivot menjadi marketplace khusus produk kreatif dan handmade, namun untuk jasa kreatif masih bisa diakses di salah satu menu creative services. Kami masih melihat ada beberapa demand dari customer, namun tidak sebesar produk kreatif,” jelas CEO Moselo Richard Fang.

Pivot ini dimulai sejak Agustus 2018. Kemudian di Desember 2018 Moselo secara penuh menjadi marketplace yang fokus pada produk kreatif dan handmade. Menurut data internal, sejak Desember 2018 mereka mengalami pertumbuhan bisnis 10% tiap bulan dan transaksi tumbuh 25% setiap bulannya.

Sejauh ini Moselo sudah memiliki 1.500 Moselo Expert, mendapatkan 25.000 pengguna, dan mendapatkan ribuan transaksi.

“Sampai saat ini, rata-rata ratusan juta Rupiah tiap bulan sudah diterima oleh para expert yang tergabung di marketplace Moselo,” imbuh Richard.

Setelah fokus pada produk kreatif dan handmade, Richard mengaku perusahaan mendapatkan capaian positif. Di bulan Maret 2019 kemarin mereka baru saja menerapkan sistem fee 10% dari setiap transaksi.

“Untuk revenue model, di bulan Maret 2019 kemarin kami baru menerapkan sistem Moselo Fee 10% dari setiap transaksi. Sejauh ini kami belum bisa share angkanya, namun sudah menunjukkan potensi yang menjanjikan,” jelas Richard.

Salah satu produk yang dijual di Moselo, Mayyumi Glass

Moselo mengemban misi menghubungkan Moselo Expert lokal, yang mayoritas masih bersifat solopreneur, untuk bertransformasi menjadi bisnis kreatif yang bisa membuka lapangan pekerjaan di lingkungan sekitar mereka.

Melalu teknologi, kreativitas, dan edukasi yang relevan, pihak Moselo yakin bisa berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi kreatif, khususnya dalam menyambut puncak demografi di tahun 2030 mendatang.

“Jika 100.000 expert membuka lowongan pekerjaan untuk 10 karyawan saja, maka 1 juta lapangan kerja tersebut akan tercapai. Ketika itu terjadi, barulah Moselo bisa dikatakan sukses,” ungkap Richard.

Di tahun 2019 ini Moselo merencanakan lebih sering mengadakan event Moselo Art Market. Event pertama dijadwalkan pada 27-28 April 2019. Event semacam itu diharapkan bisa membantu para Moselo Expert untuk bisa lebih dikenal di masyarakat.

“Target kami adalah bisa mencapai 100.000 pengguna di akhir 2019,” tutup Richard.

Application Information Will Show Up Here

GetCraft Perkenalkan Marketplace untuk Konten Kreatif

Seiring dengan semakin terbiasanya masyarakat berbelanja di layanan e-commerce, sistem online cart diadopsi untuk memudahkan konsumen, baik perorangan maupun korporasi, “berbelanja” berbagai macam hal, termasuk konten kreatif. GetCraft melihat tren ini dan hari ini secara resmi meluncurkan platform Marketplace untuk menjembatani discoverability industri kreatif di Asia Tenggara. Layanan Marketplace tersedia di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Singapura.

GetCraft yang berbasis di Indonesia saat ini telah mengorganisir lebih dari 4000 kreator konten dan penerbit dan telah bekerja sama dengan lebih dari 250 brand. Secara total dalam tiga tahun terakhir mereka mengklaim total nilai proyek mencapai $10 juta.

Kehadiran Marketplace diharapkan menjadi jembatan antara kedua belah pihak untuk saling mengenal dan membuka potensi bisnis. Di sini kita menemukan berbagai jenis pembuat konten, termasuk yang berbasis video (YouTube), foto (Instagram), dan situs (media atau blog).

“Walaupun fakta bahwa brand dan agensi sekarang menargetkan lebih dari 50% populasi dunia melalui iklan online, ketika dalam proses pencarian dan perekrutan kreator berkualitas tinggi, tidak ada perubahan yang berarti. Ini yang kami harap bisa ubah, ketika apa yang sebelumnya membutuhkan waktu 2-3 minggu bisa dilakukan dalam 2-3 jam saja!” kata Co-Founder dan Group CEO GetCraft Patrick Searle.

Menggunakan platform Marketplace ini, brand bisa melihat dengan jelas siapa saja kreator konten yang dicari, tarif yang ditetapkan, dan apa yang bisa dijanjikan berdasarkan kategori yang diinginkan.

“Fitur hebat Marketplace kami adalah memberikan para pemasar estimasi biaya atau potensi pemirsa berdasarkan kreator konten atau mitra konten bersponsor yang mereka pilih. Klien kami bisa menggunakan kapabilitas ini untuk merencanakan kampanye pemasaran kontennya.”

GetCraft didirikan oleh Patrick dan Anthony Reza Prasetya. Reza kini menjadi CEO GetCraft untuk Indonesia. GetCraft telah mendapatkan pendanaan awal dari 500 Startups dan Convergence Ventures dan merencanakan untuk menggalang dana Seri A di tahun 2019 untuk membantu mereka mengglobal.

Pasar iklan digital Asia Tenggara

Menurut data eMarketer, yang dikutip dari Mumbrella, di tahun 2018 ini diperkirakan belanja iklan global di sektor online akan mencapai 48,8%, sebelum lewati batas 50% tahun depan. Menariknya, masih banyak potensi iklan digital di Asia Tenggara, karena realisasinya masih di bawah 30% di banyak negara. Bahkan di Indonesia sendiri angkanya masih belum menembus 20%.

Sejauh ini Google dan Facebook mendominasi pasar ini dan mereka telah memberikan gambaran yang jelas, dari sisi biaya dan ekspektasi jangkauan pemirsa, sehingga memudahkan brand untuk membuat strategi pemasaran. Hal ini yang coba didorong GetCraft dengan Marketplace-nya.

“Dengan membantu kreator dan pemasar saling memahami nilai konten [melalui Marketplace], kami berharap bisa mendorong terjadinya ‘ledakan Cambrian’ di industri kreatif,” ucap Patrick.