Nimbly Raih Pendanaan Pra-Seri A 67 Miliar Rupiah, Pasar Indonesia Tengah Jadi Prioritas

Perusahaan pengembang layanan automasi operasional bisnis berbasis di Singapura “Nimbly” raih pendanaan pra-seri A senilai $4,6 juta atau setara 67 milyar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh Insignia Ventures Partners, dengan partisipasi Sovereign’s Capital dan Saison Capital. Dana segar akan difokuskan untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis di kawasan Asia Tenggara.

Daniel Hazman selaku Founder & CEO Nimbly Technologies dalam wawancara bersama DailySocial menyebutkan bahwa perusahaan sedang berada dalam fase pertumbuhan eksplosif dan ingin memperluas bisnis lebih jauh di luar Indonesia.

Selama kurang lebih tiga tahun beroperasi, Nimbly telah tersedia di tujuh negara termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, hingga Amerika Serika. Sebagian besar klien mereka datang dari industri ritel dan F&B, seperti KFC, Kopi Kenangan, 7-Eleven dan Under Armour.

Perusahaan yang juga dikenal dengan nama HelloNimbly ini menawarkan layanan yang bisa membantu perusahaan dalam automasi operasional bisnisnya seperti mengintegrasikan platform spreadsheet, email, dan pesan singkat dengan menggabungkan fungsinya ke dalam satu aplikasi. Termasuk daftar periksa, audit, dan live video untuk memastikan bahwa prosedur operasi standar diikuti di semua lokasi.

Terkait targetnya melalui pendanaan ini, Daniel turut mengungkapkan, “Kami masih menargetkan perusahaan di industri F&B, pertanian, ritel, manufaktur, manajemen fasilitas, dan FMCG yang berbasis di Asia Tenggara. Kami fokus pada Indonesia terlebih dulu karena ini adalah pasar terbesar di kawasan ini; saat kami ingin memperluas ke seluruh Asia Tenggara, Singapura adalah tempat yang tepat untuk itu.”

Daniel sempat menyebutkan rencananya untuk mulai masuk ke industri perbankan. Namun, ketika disinggung kembali terkait rencana tersebut, pihaknya mengatakan masih akan fokus pada industri yang selama ini sudah digarap.

Mengutip Insignia Ventures Partners, mitra pengelola pendiri Yinglan Tan, “Perusahaan SaaS saat ini menjadi vertikal yang sedang berkembang di Asia Tenggara dengan lebih banyak bisnis yang datang dari berbagai ukuran dan seluruh industri yang ingin melakukan transformasi serta mengembangkan kemampuan masuk ke area perangkat lunak.”

“Kami berharap dapat menjadi salah satu mitra pilihan utama organisasi kelas dunia dalam perjalanan transformasi digital mereka,” tutup Daniel.

Nimbly Tawarkan Aplikasi untuk Bantu Bisnis Lakukan Audit Operasional

Setiap perusahaan pasti memiliki SOP (Standard Operating Procedure), sebuah panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional berjalan sesuai ketentuan. Namun, dalam pelaksanaannya ada banyak tantangan di lapangan. Dibutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit untuk memastikan bahwa semua agenda berjalan sesuai dengan SOP yang diterapkan.

Hal ini juga yang dirasakan Daniel Hazman, Founder dan CEO Nimbly Technologies, ketika bekerja di Walmart bagian operasional. Pelaksanaan SOP kerap tidak transparan tanpa sepengetahuan kantor pusat, sampai tiba waktunya inspeksi periodik. Lalu, muncul masalah-masalah di lapangan yang kemudian dilaporkan namun tidak pernah ada tindak lanjut. Hal-hal seperti ini beresiko tinggi untuk profitabilitas perusahaan.

Berangkat dari pengalaman tersebut, Daniel mengembangkan solusi digital yang bisa digunakan untuk memberdayakan pegawai dalam pelaksanaan SOP/protokol serta memfasilitasi manajemen dengan data terkini di lapangan demi meningkatkan efisiensi sekaligus menghemat biaya.

Model Bisnis

Nimbly memiliki fitur utama Digital Routines untuk mendigitalkan checklist manual melalui aplikasi mobile. Pengguna cukup memasukkan kuesioner, Nimbly menawarkan fleksibilitas dalam tipe pertanyaan – tidak hanya berupa teks dan angka namun juga berupa Flag (Bendera), Skoring, Pilihan berganda bahkan stok inventori.

Dalam aplikasi ini, pengguna juga dapat menyertakan foto atau video yang diambil secara live untuk meminimalisir kemungkinan fraudulent behavior. Setelah itu, laporan akan terkirim secara otomatis.

“Semua fitur-fitur ini mengeliminasi penggunaan bermacam-macam platform pada inspeksi/audit operasional secara konvensional yang biasanya membutuhkan pen and paper, Whatsapp, email, call – sekarang cukup menggunakan satu aplikasi saja untuk memudahkan audit inspeksi yang lebih efisien,” jelas Daniel

Dari sudut pandang manajemen, semua hasil akan muncul dalam satu dasbor, memungkinkan mereka untuk melihat bagaimana berbagai toko, area, serta pegawai bekerja dari waktu ke waktu berikut mengidentifikasi tren dan peluang.

Dari awal berdiri, Nimbly sudah mulai memonetisasi layanan. Pihaknya mengakui hal ini memang jarang terjadi pada startup early-stage, namun dari awal pengguna Nimbly sudah merupakan pengguna berbayar.  

“Kami bertujuan untuk membantu perusahaan membuat frontliner mereka melakukan rutinitas harian dengan benar. Masalah yang kami lihat adalah saat kantor pusat kewalahan dengan jumlah masalah yang ditemukan di tingkat toko dan berusaha untuk terus menyelesaikan semuanya tepat waktu,” tambahnya.

Rencana ke depan

Selama beroperasi kurang lebih 2 tahun sejak Agustus 2018, Nimbly telah melayani puluhan klien di berbagai industri seperti F&B, ritel, FMCG/distribusi, manajemen fasilitas, manufaktur dan Agrikultur.

Dari sisi pendanaan, Daniel mengungkap bahwa Nimbly sedang dalam tahap penggalangan dana Seri A dengan harapan bisa close di akhir tahun ini. Dengan dukungan tim yang saat ini berjumlah lebih dari 40 orang, dan masih akan bertambah di 12-18 bulan ke depan, Nimbly masih akan terus bertumbuh.

“Saat ini kami berada dalam fase pertumbuhan eksplosif dan ingin memperluas lebih jauh di luar Indonesia.” tambahnya.

Sebagai salah satu startup jebolan program akselerator SYNRGY yang diselenggarakan oleh BCA bersama GK-Plug and Play, Nimbly berkesempatan untuk menjajaki potensi kolaborasi dengan layanan keuangan seperti operasional cabang bank dan call center.

“Kami ingin menjajaki bersama BCA dan para pelaku jasa keuangan lainnya bagaimana kami dapat membantu mereka dengan potensi eksekusi jarak jauh untuk operasi cabang, call center, dan surveyor multifinance,” ungkap Daniel