Aplikasi “Digital Banking” BRImo, Cara BRI Gaet Nasabah Milenial

BRI merilis aplikasi digital banking BRImo untuk menggaet nasabah baru dari kalangan milennial. Produk ini ditargetkan dapat mengantarkan perseroan sebagai consumer banking terdepan di Indonesia.

Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo menjelaskan selama ini perseroan memang dikenal sebagai bank yang fokus ke segmen UKM. Namun seiring pesatnya perkembangan teknologi, membuat perseroan harus terus berinovasi untuk melayani konsumen lebih baik.

“Tahun ini BRI fokus untuk menjadi the leading consumer banking di Indonesia. BRImo menjadi salah satu strategi penting di dalamnya,” terang Indra kepada DailySocial.

Dia melanjutkan, BRImo disiapkan untuk menyasar pasar milenial dengan memberikan kemudahan dalam bertransaksi secara digital. Termasuk di dalamnya kemudahan dalam pembukaan rekening BRI Britama Muda, login dengan finger print/face recognition, dan akses info promo.

“Nasabah dapat merasakan layanan perbankan yang semakin cepat, semakin baik, dan juga mengedepankan user experience yang fokus ke pelanggan.”

BRImo merupakan pengembangan terbaru dari aplikasi BRI Mobile yang telah ada sebelumnya. Disebutkan terdapat lebih dari 11 juta pengguna BRI Mobile dengan jumlah transaksi mencapai 575 juta sepanjang tahun lalu.

Aplikasi ini menggabungkan fungsi mobile banking, internet banking, dan uang elektronik (Tbank) dalam satu aplikasi dengan menu transaksi yang lebih lengkap dan menarik.

Indra menyebut, secara perlahan perseroan akan mengalihkan seluruh transaksi perbankan digital dari BRI Mobile ke BRImo. Di saat yang sama, perseroan akan terus menambah fitur BRImo untuk menjadikannya sebagai one-stop mobile banking solution di Indonesia.

“Saat ini kami masih buka akses untuk BRI Mobile yang lama karena masih banyak nasabah yang bertransaksi di sana. Tetapi, secara perlahan, akan kami pindahkan ke BRImo.”

Fitur BRImo

Indra menjelaskan BRImo memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan aplikasi BRI Mobile terdahulu. Diantaranya kemudahan dalam pembukaan rekening tabungan secara online, login aplikasi dengan finger print atau face ID recognition, penggunaan alias rekening serta akses promo bank.

Untuk menggunakan produk ini, nasabah BRI tidak perlu datang ke kantor cabang BRI. Cukup login menggunakan user ID dan password internet banking nasabah. Buat non nasabah, dapat melakukan registrasi melalui aplikasi untuk mendapatkan user ID dan password dengan sumber dana Tbank agar dapat bertransaksi dengan BRImo.

Apabila ingin menjadi nasabah BRI, BRImo dapat mengakomodasinya tanpa nasabah harus mendatangi kantor cabang BRI. Proses KYC-nya dapat dilakukan secara online, nasabah perlu mengunggah foto KTP, NPWP, tanda tangan digital. Lalu, nasabah diminta untuk merekam video wajah tampak depan, samping kiri, dan samping kanan selama tiga detik.

Pihak BRI akan memverifikasinya dalam kurun waktu lima jam setelah semua data diterima. Setelah selesai, nasabah akan diberi nomor virtual untuk melakukan setoran awal ke rekening tabungan. Apabila sudah melakukan setoran, secara otomatis nomor rekening tabungan bisa dipakai.

Agar bisa mendapatkan kartu fisik, nasabah cukup memilih desain yang tersedia di aplikasi dan memilih kantor cabang BRI terdekat untuk pengambilan kartu.

BRImo juga mengakomodasi nasabah yang ingin tarik tunai di ATM tanpa kartu. Nasabah cukup memilih sumber rekening dan nominal yang ingin ditarik, lalu memasukkan password BRImo. Nantinya dalam aplikasi akan tertera kode unik yang harus dimasukkan ke ATM.

Indra menambahkan, untuk sementara ini Tbank masih tersedia di BRImo. Apabila nantinya integrasi LinkAja kelar, Tbank akan segera disintegrasi dari BRImo.

Dikutip dari Kontan, BRI menyiapkan belanja modal pengembangan TI sebesar Rp3,7 triliun dan digital banking Rp500 miliar pada tahun ini. Dana tersebut digunakan untuk modernisasi infrastruktur, cloud, big data, core banking, dan terkait pengembangan digital banking.

Kehadiran BRImo, menjadi jawaban atas bank terhadap pesatnya perkembangan teknologi. Sebelumnya, BTPN bisa hadir dengan solusi Jenius, DBS dengan Digibank untuk solusi perbankan digital. Bank lainnya, dinilai oleh OJK belum benar-benar sepenuhnya digital, artinya nasabah masih perlu datang ke kantor cabang.

Dalam mendorong inovasi perbankan digital, OJK merilis aturan mengenai hal tersebut tertuang di POJK Nomo 12 Tahun 2018. POJK tersebut mengantur beberapa layanan digital banking seperti video banking dan layanan pengajuan kredit rumah kepada nasabah.

Dijelaskan pula bahwa bank bisa membuka layanan pembukaan rekening secara mandiri melalui ATM atau aplikasi dalam smartphone. Juga ditambahkan fitur pemindai sidik jari, pemindai kartu identitas, dan video banking.

Application Information Will Show Up Here

Jenius Launches Keyboard to Allow Access Without App

Jenius, BTPN’s digital banking product, releases Jenius Keyboard, the latest feature that facilitates customers to make transaction without opening the app. The feature has been distributed to all Jenius users at the end of January 2019, but currently available only on Android.

They’re yet to give an official release regarding the feature. However, Jenius Keyboard was intended to make transaction easier for customer without having to log in and out of an app. Especially when in a rush and involving such numbers.

Most of the features in Jenius app are accessible through Jenius Keyboard, including active balance, Send it, Pay Me, and In & Out without having to open the app; using $Cashtag, account number, and e-mail/phone number in the contact list to send and collect money.

Then, duplicate the account number on the chatting app and use it to send money; with SKN or RTGS mode; send the profile including $Cashtag and account number; and download the receipt to be sent through chatting apps.

To activate this feature, customers only have to open Jenius app and click the menu on the left-up, show profile, setting, and activate Jenius Keyboard. Customers must click the Jenius Keyboard button on your smartphone’s setting menu and select Change to Jenius Keyboard.

The pop up disclaimer will appear to notify that Jenius will collect all customer’s text, profile, password, and credit card number. It’s guaranteed to be secured by Jenius.

Based on its service network, Jenius is not only available in Jabodetabek, but also in other big cities, such as Bandung, Yogyakarta, Malang, and Surabaya.

Quoted from Bisnis, until October 2018, Jenius user has reached 700 thousand to 800 thousand. About 60%-70% are millennials.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Jenius Rilis Fitur Keyboard, Permudah Akses Tanpa Buka Aplikasi

Jenius, produk perbankan digital dari BTPN, merilis fitur teranyar Jenius Keyboard yang memungkinkan nasabah tidak perlu membuka aplikasi saat bertransaksi. Fitur ini sudah digulirkan ke seluruh pengguna Jenius sejak akhir Januari 2019, namun baru tersedia untuk versi Android.

Belum ada keterangan resmi yang diberikan pihak Jenius terhadap fitur tersebut. Namun di dalam blog-nya, Jenius Keyboard sengaja dihadirkan untuk memudahkan nasabah yang kerap kali keluar masuk aplikasi saat harus melakukan pembayaran. Apalagi dalam keadaan terburu-buru dan harus mengingat banyak angka.

Hampir semua fasilitas dalam aplikasi Jenius bisa dilakukan lewat Jenius Keyboard, termasuk melihat saldo aktif, Send It, Pay Me, dan In & Out tanpa harus membuka aplikasi Jenius; menggunakan fasilitas $Cashtag, nomor rekening, dan alamat e-mail/nomor handphone di daftar kontak untuk mengirim dan menagih uang.

Lalu menyalin nomor rekening dari perbincangan di aplikasi chatting dan langsung menggunakannya untuk mengirim uang; mengirim uang dengan metode SKN atau RTGS; mengirim data pribadi yang berisi informasi $Cashtag dan nomor rekening; dan mengunduh bukti transaksi dan mengirimnya ke aplikasi chatting.

Untuk mengaktifkan fitur ini, nasabah cukup membuka aplikasi Jenius dan mengklik menu di kiri atas layar, pilih Tampilkan Profil, Pengaturan, dan Aktifkan Jenius Keyboard. Nasabah perlu menekan tombol Jenius Keyboard pada menu pengaturan di smartphone dan memilih Ubah ke Jenius Keyboard.

Berikutnya, akan muncul pop up disclaimer yang memberitahukan Jenius mengumpulkan semua teks yang diketik pengguna, termasuk data pribadi seperti kata sandi dan nomor kartu kredit. Seluruh data tersebut diklaim dijamin penuh kerahasiaannya oleh Jenius.

Berdasarkan cakupan layanannya, Jenius tidak hanya tersebar di Jabodetabek saja tapi telah merambah ke kota besar lainnya seperti Bandung, Yogyakarta, Malang, dan Surabaya.

Dikutip dari Bisnis, hingga Oktober 2018 pengguna Jenius telah tembus ke angka 700 ribu sampai 800 ribu orang. Sekitar 60%-70% di antaranya berasal dari kalangan milenial.

 

Commbank SmartWealth Facilitates Customer for Investment Management Using “Robo Advisory”

Commonwealth Indonesia releases investment management app “Commbank Smartwealth” to facilitate priority customers in managing their assets digitally. The product collaboration result with Additiv, a Swiss-based wealth management fintech company, is finally arrived in Indonesia after first present in Australia.

Ivan Jaya, Commonwealth’s Head of Wealth Management & Client Growth said this app is to facilitate customers in monitoring every portfolio of wealth management products including investment, such as mutual fund, obligation, insurance, saving and deposit accounts.

There’s also notification for news related to domestic and global market development regularly, and messaging feature to communicate with relationship manager.

“This app is launched to answer wealth management customer’s three main expectations who want to know every investment portfolio with the latest market value, anytime. Expecting to be informed with real-time market news that impacts their business,” he explained to DailySocial.

Jaya mentioned what makes SmartWealth different with other investment apps is Robo Advisory. In this feature, special algorithm is developed to provide feedback for customers of their investment portfolio compared to the other recommendations in Commonwealth based on market condition and customer’s risk profile.

Aside from providing routine recommendation, Robo Advisory will also inform economic news in market which already personalized with the customer’s investment assets. Therefore, every information customer’s acquired can be more useful and be used to maximize their investment portfolio performance.

As any other banking app, security is a number one essential factor. They offer double protection and make sure no document leaked. The app has extra protection, such as OTP and email verification sent only to customer’s registered email.

Later, there will be additional feature prepared to support customer’s experience in the app. However, he avoid to mention any further detail.

Quoted from Republika, the app is capable to increase managed fund in Commonwealth by 20% in this year. In 2018, managed fund worth of Rp30 trillion increased by 15%-20% in the last two years. In fact, priority customers in Commonwealth has reached 5% of the total customers.

The company is actively releasing digital banking product. Previously, they’ve launched TymeDigital Kiosk, KTA TymeDigital, Mobile Banking Bank Commonwealth, and branch office with digital capacity in six points around Jakarta, Surabaya, and Bandung.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Commbank SmartWealth Gunakan Fitur “Robo Advisory”, Permudah Nasabah Kelola Investasi

Bank Commonwealth Indonesia merilis aplikasi manajemen investasi “Commbank SmartWealth” untuk permudah nasabah prioritas mengelola kekayaan secara digital. Produk hasil kolaborasi dengan Additiv, perusahaan fintech wealth management dari Swiss, ini akhirnya diboyong ke Indonesia, setelah sebelumnya hadir di Australia.

Head of Wealth Management & Client Growth Bank Commonwealth Ivan Jaya mengatakan aplikasi ini memudahkan nasabah memonitor pertumbuhan seluruh portofolio produk wealth management yang mencakup produk investasi, seperti reksa dana, obligasi, asuransi, tabungan, dan deposito.

Tersedia notifikasi berita mengenai perkembangan pasar domestik dan global secara reguler dan fitur messaging untuk berkomunikasi dengan relationship manager.

“Aplikasi ini diluncurkan untuk menjawab tiga keinginan utama para nasabah wealth management yang ingin mengetahui seluruh portofolio investasi dengan nilai pasar terbaru kapan pun. Ingin terinformasi berita pasar secara real time yang dapat mempengaruhi investasinya,” terangnya kepada DailySocial.

Ivan menjelaskan pembeda SmartWealth dengan aplikasi investasi lainnya adalah kehadiran fitur Robo Advisory. Dalam fitur ini, algoritma khusus dikembangkan untuk memberikan saran kepada nasabah atas variasi portofolio investasinya dibandingkan dengan portofolio rekomendasi yang ada di Bank Commonwealth berdasarkan kondisi pasar dan profil risiko nasabah yang bersangkutan.

Selain memberikan rekomendasi secara berkala, Robo Advisory ini juga dapat menginformasikan berita-berita ekonomi di pasar yang sudah dipersonalisasikan sesuai dengan aset investasi yang dimiliki nasabah. Dengan demikian, semua informasi yang didapat nasabah dapat lebih berguna dan mereka pun dapat memaksimalkan kinerja portofolio investasinya.

Selayaknya aplikasi perbankan lainnya, keamanan merupakan faktor yang tidak dapat ditawar. Pihaknya memberikan keamanan dobel memastikan tidak terjadi kebocoran data nasabah ke pihak luar. Aplikasi dilengkapi tambahan pengamanan seperti OTP dan verifikasi melalui email nasabah yang hanya dimiliki oleh nasabah bersangkutan.

Rencana ke depannya, tentu ada penambahan fitur yang bakal disiapkan untuk menunjang pengalaman nasabah di aplikasi. Hanya saja, Ivan enggan mengungkapnya.

Dikutip dari Republika, kehadiran aplikasi dapat meningkatkan dana kelolaan di Bank Commonwealth tumbuh 20% pada tahun ini. Pada 2018, dana kelolaan sebesar Rp30 triliun dengan pertumbuhan selama dua tahun terakhir sekitar 15%-20%. Adapun jumlah nasabah prioritas yang masuk ke dalam Bank Commonwealth mencapai 5% dari total keseluruhan.

Perseroan tergolong aktif merilis produk perbankan digital. Sebelumnya perusahaan telah merilis TymeDigital Kiosk, KTA TymeDigital, Mobile Banking Bank Commonwealth, serta kantor cabang berkapasitas digital yang kini telah hadir di enam titik di Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Application Information Will Show Up Here

OCBC NISP Gelar Kompetisi Inovasi Mahasiswa IdeatiON 2019

Untuk kedua kalinya kompetisi bagi mahasiswa untuk menyuarakan ide dan gagasan seputar inovasi perbankan yang diinisiasi Bank OCBC NISP, IdeatiON, digelar. Berbeda dengan tema tahun sebelumnya yang hanya fokus ke inovasi perbankan digital, tahun ini IdeatiON mulai mengembangkan kategori ide di luar perbankan, namun dinilai relevan dan memiliki hubungan dengan layanan perbankan.

Dalam acara peresmiannya hari ini, (17/01), Head of Human Capital OCBC NISP Julie Anwar mengungkapkan, dipilihnya mahasiswa untuk menjadi peserta, karena kebanyakan dari mereka masih memiliki ide segar.

“Mungkin kalau mereka yang sudah berkecimpung di dunia startup agak sulit untuk menerima konsep baru. Berbeda dengan program akselerasi dan inkubator, IdeatiON lebih fokus kepada pengembangan ide dan manajemen di awal,” kata Julie.

Fokus ke proses validasi

Untuk memastikan ide yang sudah didaftarkan peserta nantinya bisa diimplementasikan, IdeatiON akan berkolaborasi dengan Wilanto Consulting yang sudah memiliki pengalaman di bidang perbankan. Pendaftaran IdeatiON sudah bisa dilakukan melalui situs IdeatiON 2019. Nantinya akan dipilih 10 finalis yang bakal dibagi menjadi 3-4 orang per tim. Hadiah yang diberikan kepada pemenang berkisar antara Rp10 juta hingga Rp25 juta.

“Bukan hanya uang, kami juga memastikan ide tersebut bisa dikembangkan setelah proses validasi dilakukan. Jika memang cukup relevan dengan OCBC NISP, bisa jadi akan kita kembangkan ke dalam bisnis OCBC NISP,” kata Julie.

Disinggung apakah nantinya IdeatiON akan berkolaborasi dengan perusahaan teknologi asing, venture capital, atau startup, Julie menyebutkan karena saat ini fokus adalah tahapan awal, IdeatiON tidak memiliki rencana untuk memperluas kemitraan. Untuk konsultan sendiri tidak hanya dari sektor perbankan, tetapi juga dari konsultan teknologi.

CEO DailySocial Rama Mamuaya yang turut hadir dalam acara tersebut menyambut kegiatan IdeatiON yang diinisiasi OCBC NISP ini. Mengacu pada pengalaman yang kerap dialami pendiri startup baru, tantangan terbesar yang dialami saat mendirikan startup adalah mengembangkan dan memvalidasi ide menjadi produk yang bisa dijual.

“Saat ini sekitar 95% startup terpaksa harus tutup ketika usia [perusahaan] masih di bawah 2 tahun. Fakta tersebut membuktikan proses awal terbilang cukup berat yang harus dilalui oleh semua pendiri startup. Untuk itu saya melihat kegiatan seperti ini bisa membantu mereka mengembangkan ide menjadi produk yang bisa digunakan oleh target pengguna,” kata Rama.

Bagaimana Perbankan Indonesia Melihat Disrupsi Digital

Lembaga riset PwC merilis laporan survei bertajuk “Digital Banking in Indonesia 2018”. Survei tersebut dilakukan pada 43 institusi perbankan di Indonesia melibatkan 52 responden yang terdiri dari kalangan CEO, Vice CEO, C-Level dan pemegang kendali strategis bank lainnya. Secara garis besar, survei ini ingin menangkap tentang kepedulian perbankan di Indonesia dengan strategi digital guna menangkap peluang konsumen dan mengimbangi disrupsi teknologi yang tengah mengguncang dunia.

Umumnya strategi digital dielaborasikan ke dalam lini strategi lain yang sudah ada sebelumnya. Di perbankan Indonesia, kebanyakan dari responden (66%) menjawab bahwa strategi digital ditempatkan ke dalam bagian strategi korporasi. Respons tersebut dinilai menunjukkan arah baik, yakni penerimaan strategi digital sebagai strategi bisnis, bukan semata-mata inisiatif teknologi informasi.

Penempatan strategi digital di dalam perbankan / PwC
Penempatan strategi digital di dalam perbankan / PwC

Indikasinya, bank-bank besar telah memulai perjalanan transformasi digital terlebih dulu. Namun survei juga masih menemukan tantangan dalam mengembangkan pandangan umum tentang strategi digital. Tim produk, tim pelayanan, tim teknologi, dan tim digital khusus menciptakan strategi digital mereka sendiri-sendiri.

Fokus strategi digital

Sektor konsumen (90%) yang selama ini dipandang sebagai benteng stabilitas perbankan justru mendominasi jawaban terkait fokus strategi digital yang akan digulirkan perbankan. Pun demikian dengan segmentasi yang disasar, kalangan umum menjadi prioritas terbesar (70%). Pada responden menyatakan bahwa ada indikasi area tersebut akan mulai terganggu pemain fintech dalam kurun lima waktu mendatang, sehingga strategi digital yang digulirkan harus memastikan layanan bank akan tetap relevan di masa itu.

Fokus implementasi strategi digital dalam perbankan / PwC
Fokus implementasi strategi digital dalam perbankan / PwC

Dalam praktiknya masih banyak kalangan pelanggan yang lebih memilih interaksi langsung (dengan manusia) dengan proses bisnis yang sudah ada tatkala berurusan dengan finansial, namun pendekatan digital memang menjadi layak diprioritaskan untuk memastikan perbankan mampu bersaing di semua segmen konsumen. Melalui teknologi, fintech memberikan akses 24/7 terhadap layanan yang disediakan. Mereka mencoba untuk menjadi layanan yang konsumen-sentris.

Temuan menarik lainnya dari responden survei, penerapan strategi digital yang sudah banyak diusung saat ini ialah untuk memfasilitasi layanan pelanggan (82%). Saat ini perbankan mulai aktif di media sosial menjawab berbagai keluhan atau pertanyaan dari pelanggan. Di lain sisi mulai ada perbankan yang mulai mengembangkan layanan berbasis chatbot sehingga dapat memberikan otomasi selama 24/7 dalam pelayanan pelanggan.

Bentuk layanan yang disasar dengan strategi digital perbankan / PwC
Bentuk layanan yang disasar dengan strategi digital perbankan / PwC

Akuisisi pelanggan juga menjadi hal yang dianggap penting (68%), mereka memanfaatkan inovasi digital untuk menggiring konsumen baru, menghadirkan pembeda dengan layanan dari institusi lain.

Strategi digital dikontrol CIO/CTO

Sekitar 64% responden percaya lingkungan teknologi informasi yang ada di perusahaan saat ini sudah cukup efektif mendukung strategi digital yang ada. Implikasinya persentase paling besar terkait kepemimpinan strategi digital dipikul CIO/CTO (36%), sebagai kepala unit teknologi di perusahaan. Peran mereka dianggap penting, pasalnya transformasi digital dalam perbankan dianggap akan berhasil jika telah diawali dengan transformasi di lingkungan perusahaan itu sendiri.

Tulang punggung strategi digital dalam perbankan / PwC
Tulang punggung strategi digital dalam perbankan / PwC

Kendati demikian ada beberapa hal yang menjadi tantangan organisasi dalam proses pengembangan perangkat lunak untuk mendukung transformasi digital. Beberapa yang umum dikeluhkan misalnya soal “Time to Market” cenderung lama atau terlambat sehingga menghilangkan beberapa fitur penting. Selain itu “Development Agility” juga menjadi hambatan lain, menjadikan perusahaan tidak bisa secara cepat memenuhi permintaan pasar. Faktor “Usability and Interoperabillity” turut masuk ke dalamnya, padahal ini menjadi salah satu landasan penting dalam mengikuti inovasi teknologi.

Beberapa faktor di atas ternyata juga berkorelasi pada kekhawatiran akan risiko yang terjadi dalam transformasi digital perbankan. Persentase terbesar menghawatirkan jaminan keamanan sistem (48%), sebagian besarnya lagi menghawatirkan ketersediaan talenta untuk menopang kebutuhan strategi digital tersebut (38%), dan dinamika teknologi yang sangat cepat turut menimbulkan kekhawatiran (34%) di tengah persaingan antar bisnis yang makin ketat.

Kekhawatiran perbankan dengan pendekatan digital ke depannya / PwC
Kekhawatiran perbankan dengan pendekatan digital ke depannya / PwC

Mendorong strategi digital

Esensi dari layanan bank tidak pernah berubah, digitalisasi layanan mengarahkan agar prosesnya menjadi lebih efektif memanfaatkan perangkat komputasi yang dimiliki pengguna. Pemain fintech dari menawarkan kemudahan dengan aspek digital tersebut, membuat perbankan tidak mau berdiam diri. Dari survei pun dikemukakan, bahwa inovasi platform digital perbankan menjadi yang paling digencarkan (90%). Kemudian yang kedua justru pada analisis big data (78%).

Aset terbesar bank adalah pada basis data pengguna yang sudah sangat besar. Digitalisasi yang sudah dimulai mengonversi pencatatan data manual ke sistem komputer. Data besar tersebut kini disadari dapat menjadi sebuah investasi dalam penyusunan strategi, sehingga platform berbasis analisis dinilai menjadi urgensi bank untuk dikembangkan. Tujuannya untuk menemukan tren yang dihimpun langsung dari basis nasabah perbankan itu sendiri, dikenal dengan istilah “Know Your Customer”.

Produk digital yang menjadi prioritas pengembangan / PwC
Produk digital yang menjadi prioritas pengembangan / PwC

Yang tak kalah menarik justru keterbukaan perusahaan terhadap teknologi baru. Dalam visualisasi persentase di atas, Artificial Intelligence dan Blockchain memiliki porsi cukup, dua pendekatan teknologi dini digadang-gadang akan banyak merevolusi sektor keuangan dalam beberapa waktu ke depan.

Persaingan dengan pemain fintech

Tidak dimungkiri bahwa fintech mulai mendapatkan porsi konsumen yang besar. Sehingga tidak mengherankan perkembangannya cukup memberikan kekhawatiran kepada bisnis perbankan. Dari hasil survei PwC, kebanyakan responden memberikan jawaban terkait pemain mana yang mulai banyak mempengaruhi sektor keuangan. Jawaban terbesar ialah GO-PAY, disusun Alibaba (AliPay), Grab, hingga Tokopedia. Keunggulan masing-masing platform yang disebutkan tadi selain mereka memiliki fitur finansial digital, mereka juga memiliki komoditas layanan dan produk yang sehari-hari dapat dipakai oleh konsumen.

Pemain fintech yang dianggap mulai mengganggu sektor perbankan / PwC
Pemain fintech yang dianggap mulai mengganggu sektor perbankan / PwC

Indonesia tengah mengalami booming e-commerce dan fintech. Memanfaatkan teknologi, mereka dapat berlari kencang melakukan akuisisi pengguna dan mempelajari tren kebutuhan yang ada. GO-JEK misalnya, dari basis data awal konsumen transportasi on-demand kini mulai berkembang dengan pelayanan lain. Belum lagi sektor lain, termasuk ritel, telekomunikasi, hingga perusahaan teknologi yang mulai melirik potensi pemanfaatan teknologi keuangan.

Jenius will Replace Face-to-Face Authentication with Video Call

Jenius, a financial digital product from BTPN, plans to remove the face-to-face process in account activation from the app and replace it with a video call. Peterjan van Nieuwenhuizen, Digital Banking Head of BTPN, said to DailySocial, they are now waiting for approval from the regulators, in this case, it’s OJK (Financial Service Authority)

“Face-to-face way is still the main process in Jenius account activation, however, we are currently in progress and to form a submission. It is expected to be finished soon.”

The face-to-face authentication has two options. It is to come directly to BTPN or make an appointment with KYC agent from Jenius. Later, once the submission is in, Jenius should be able to use the Video Call method that principally has been authorized in the digital banking industry.

Until the second quarter of 2018, Jenius is claimed to have more than half a million users registering. They still have plan to launch a new feature. It is expected to acquire the new and active users.

The launching of Moneymoji

(Ri-le) Anika Faisal, Director of BTPN; Peterjan van Nieuwenhuizen, Digital Banking Head of BTPN; and Michael Hartawan
(Ri-le) Anika Faisal, Director of BTPN; Peterjan van Nieuwenhuizen, Digital Banking Head of BTPN; and Michael Hartawan

Aimed to change the way of giving Lebaran “bonus” in Indonesia, Jenius has launched Moneymoji feature. It is capable of transferring money to family, friends, and the closest circle, comes with Jenius signature animation, replacing the old ways of holiday greetings or transfer confirmation in writing form.

“Moneymoji is the revolution of a new way in sending gift money or ‘angpao’ without losing the personal touch,” van Nieuwenhuizen, said.

Moneymoji Lebaran edition will be followed by many updates for other activity, such as birthday, new year, wedding, and so on.

“Therefore, Moneymoji will be further developed to complete the memorable moments with the special ones,” he added.

Jenius Pay

Another feature launched by Jenius in late 2017 is Jenius Pay. It is for payment using $Cashtag of the Jenius account holder, currently has four partners, among those, are Dinomarket and Oktagon.

“We are still recruiting to raise the number of Jenius Pay selected partners, every process has to go through the tight security check,” he said.

Jenius Pay is using $Cashtag as the payment identity. Through a couple step, Request and Pay, the transaction will be much easier and practical without having to input the debit/credit card information. The process is in real-time without a long wait.

“Everything is done in Jenius app. This feature should make it easier for shopping and payment from Jenius users,” he finished.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Jenius Siap Gantikan Aktivasi Akun Secara Face-to-Face dengan Video Call

Masih menerapkan proses face-to-face saat melakukan aktivasi akun yang sudah didaftarkan pengguna melalui aplikasi, Jenius, produk keuangan digital dari BTPN, berencana untuk menghapus proses tersebut dan menggantikannya dengan memanfaatkan video call. Kepada DailySocial, Digital Banking Head BTPN Peterjan van Nieuwenhuizen mengungkapkan, saat ini masih menunggu persetujuan dari regulator dalam hal ini adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Cara face-to-face memang masih kami lakukan untuk proses aktivasi akun Jenius, namun saat ini kami masih melakukan persiapan dan segera melakukan pengajuan. Diharapkan dalam waktu dekat bisa diselesaikan.”

Cara face-to-face yang diterapkan oleh Jenius terdiri dari dua pilihan. Yaitu datang langsung ke bank BTPN atau membuat janji dengan agen KYC dari Jenius. Nantinya jika pengajuan dari Jenius sudah dilakukan kepada OJK, diharapkan Jenius bisa memanfaatkan metode Video Call, yang secara prinsip sudah diakui keberadaan dalam kegiatan digital banking.

Hingga kuartal dua 2018 ini, Jenius mengklaim telah memiliki lebih dari setengah juta pengguna terdaftar. Masih memiliki rencana untuk meluncurkan fitur baru, diharapkan jumlah pengguna baru dan aktif Jenius bisa bertambah.

Meluncurkan fitur “Moneymoji”

(Ka-ki) Anika Faisal, Direktur BTPN; Peterjan van Nieuwenhuizen, Digital Banking Head BTPN; dan Michael Hartawan
(Ka-ki) Anika Faisal, Direktur BTPN; Peterjan van Nieuwenhuizen, Digital Banking Head BTPN; dan Michael Hartawan

Bertujuan untuk merubah kebiasaan masyarakat Indonesia memberikan “salam tempel” saat hari raya idul fitri, Jenius meluncurkan fitur Moneymoji. Fitur yang bisa digunakan untuk mentransfer uang kepada keluarga, teman dan kerabat terdekat ini, dilengkapi dengan animasi khas Jenius, menggantikan cara lama yang hanya dalam format tulisan saja, untuk memberikan selamat atau informasi bahwa uang sudah di transfer.

“Moneymoji merevolusi cara baru dalam mengirim salam tempel atau angpao tanpa menghilangkan aspek personalnya,” kata Peter.

Membawa semangat kolaborasi dan kokreasi yang hadir sejak awal dibentuknya Jenius, inovasi akan terus dikembangkan bersama dengan kebutuhan dan gaya hidup para digital savvy yang sangat dinamis.

Proses penggunaan untuk fitur Moneymoji, hanya bisa dilakukan di aplikasi Jenius. Namun bagi penerima uang yang tidak memiliki akun Jenius, bisa menerima informasi transfer uang melalui SMS dengan tautan khusus yang bisa dibuka langsung di mobile browser.

“Dengan demikian kami berharap si penerima uang tersebut bisa langsung melakukan registrasi akun Jenius, setelah menerima SMS tersebut. Kami juga memberikan pilihan kepada pengguna untuk menerima uang di akun lain selain akun bank BTPN,” kata Peter.

Setelah Moneymoji edisi idul fitri, selanjutnya Jenius juga akan mengembangkan fitur ini untuk kegiatan lainnya, seperti ulang tahun, tahun baru, pernikahan dan masih banyak lagi.

“Untuk itu, Moneymoji akan terus hadir melengkapi berbagai momen istimewa bersama orang-orang bermakna,” tambah Peter.

Jenius Pay

Fitur lainnya yang telah diluncurkan oleh Jenius akhir tahun 2017 lalu adalah Jenius Pay. Fitur yang bisa digunakan untuk melakukan pembayaran hanya menggunakan $Cashtag dari pemilik akun Jenius ini, saat ini sudah memiliki empat mitra, di antaranya adalah Dinomarket dan Oktagon.

“Kami masih melakukan perekrutan untuk menambah jumlah mitra terpilih Jenius Pay, semuanya harus melalui proses pemeriksaan keamanan secara ketat,” kata Peter.

Jenius Pay memanfaatkan $Cashtag sebagai identitas pembayaran. Melalui dua langkah sederhana, yaitu Request atau mengirim permintaan uang dan Pay atau membayar permintaan uang, transaksi yang dilakukan akan lebih praktis dan cepat tanpa perlu memasukkan informasi kartu debit atau kredit. Proses yang dilakukan juga bersifat real-time, sehingga tidak perlu menunggu lama.

“Semua dilakukan secara langsung di aplikasi Jenius. Dengan fitur ini diharapkan bisa mempermudah kegiatan belanja dan pembayaran dari pengguna Jenius,” tutup Peter.

Application Information Will Show Up Here

DStour #43: “Work and Play” di Kantor Jenius

Bila kita membayangkan sebuah kantor bank, akan tergambar bayangan ruangan-ruangan yang rigid, busana yang formal, suasana yang konservatif. Bayangan tersebut buyar jika kita melihat kantor Jenius, divisi digital Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).

Jenius adalah pengejawantahan startup di dalam lingkup perbankan. Hampir tidak ada sekat-sekat antar meja, tidak ada busana formal, dan hampir tidak ada birokrasi.

Kantor Jenius terdiri dari dua lantai yang diisi working space, ruang santai, dan kantin. Kantor didesain dengan gaya kasual, warna warni cerah, dan slogan berbau agile di mana-mana. Tersedia white board di setiap meja untuk mempermudah diskusi.

Berikut ini adalah liputan DStour di kantor Jenius bersama Head of Digital Banking BTPN Peterjan Van Nieuwenhuizen.