Mengenal Aplikasi Spotgue, Bantu Transformasi Mal dengan Teknologi

Akhir tahun menjadi momen yang tepat untuk bisa bepergian bersama keluarga. Salah satu tempat yang bisa digunakan untuk menghabiskan waktu bersama dengan banyak pilihan kegiatan adalah pusat perbelanjaan atau mal. Pengunjung memiliki banyak pilihan aktivitas mulai dari outlet belanja, restoran, supermarket, gym, dan lainnya. Namun, padatnya pengunjung di mal menyisakan permasalahan, seperti lahan parkir yang terbatas atau tempat makan yang full booked.

Melihat permasalahan ini, Founder & CEO Gerry Hasang Spotgue bersama dengan beberapa teman alumni Universitas Tarumanagara berinisiatif mengembangkan sebuah solusi dengan kombinasi teknologi dan gaya hidup mal untuk menghasilkan pengalaman unik. Spotgue memungkinkan pengunjung, tenant, dan pihak mal berinteraksi secara real time dan terintegrasi atau yang disebut sebagai “Mall 4.0 Experience“.

“Sistem reservasi berbasis teknologi menjadi solusi di kondisi ramai di mana pengunjung bisa melakukan reservasi atau waiting list secara aplikasi dan melihat status antreannya dan ketika dipanggil mendapatkan notifikasi di HPnya,” ujar Gerry.

Aplikasi Spotgue akan membantu pengunjung mal untuk melihat ketersediaan area parkir mobil, menandai posisi parkir, mendapatkan rekomendasi dari virtual assistant, melakukan reservasi/waiting list restoran dan layanan favorit. Selain itu, pengguna juga bisa melakukan pemesanan makanan di resto (dine in) secara contactless, menemukan berbagai informasi terkait kupon dan diskon, serta berinteraksi langsung dengan pihak mal maupun tenant.

Dari sisi model bisnis, Spotgue menyediakan berbagai fitur basic yang dapat digunakan 15 mal pertama secara gratis dan bisa digunakan oleh seluruh tenant. Selain itu, platform ini juga menawarkan fitur premium berbayar yang menyediakan laporan analisis terkait perilaku dan preferensi pengunjung atau konsumen sebagai bahan evaluasi mal.

Gerry juga mengungkapkan, “Adapun kami sangat menghargai privasi pengunjung, sehingga semua data analytic sifatnya aggregate dan tidak ada data pribadi yang diberikan. Misalnya, komposisi pengunjung mal A terdiri dari pria dan wanita, rentang usia, domisili, preferensi toko, dll.”

Penawaran gratis diberikan mengingat kondisi pandemi yang sempat memukul industri ritel. Harapannya, solusi ini dapat membantu bisnis ritel kembali pulih. “Itulah mengapa kami memberikan kuota 15 mal pertama di setiap wilayah. Jabodetabek memiliki kuota sebanyak 8 mal, sementara Bandung, Surabaya, Jateng/Jogja, Bali, Medan, dan 2 kota lainnya yang mempelopori masing-masing mendapat kuota 1 mal,” tambah Gerry.

Spotgue menargetkan mal-mal berukuran medium-high beserta seluruh tenant dan pengunjung reguler yang ada di dalamnya. Kesepakatan ini bersifat official partnership, sehingga ketika mal sudah memutuskan bekerja sama, semua tenant akan langsung bisa mendapatkan manfaatnya.

Saat ini, strategi akuisisi yang digunakan Spotgue adalah dengan menawarkan ke mal dan grup perusahaan, mengingat sejumlah grup besar yang memiliki mal di berbagai daerah. Contohnya, Living World ada di Alam Sutera, juga ada di Pekan Baru, serta Living Plaza yang sudah hadir di berbagai wilayah.

Soft launching

Pada bulan November lalu, Spotgue telah mengadakan soft launching di Mal Artha Gading dan Living World Alam Sutera. Ini adalah hasil dari kesamaan visi perusahaan dan mal bahwa ke depannya, pengunjung mal harus bisa merasakan pengalaman yang sedemikian rupa. Timnya juga sudah mencoba menggandeng beberapa mal lainnya.

Pada public preview ini, pengunjung bisa mengakses berbagai fitur yang ada di aplikasi Spotgue, mulai dari informasi produk dan promosi tenant, kegiatan atau acara yang sedang berlangsung, informasi semua fasilitas yang tersedia untuk pengunjung hingga fitur untuk melihat ketersediaan parkir. “Tujuannya adalah untuk kemudahan dan kenyamanan pengunjung dalam mendapatkan semua informasi terkait Living world Alam Sutera.” jelas Adrian Pranata, General Manager Living World Alam Sutera.

Terkait proses verifikasi dan integrasi, semua merchant sudah tercakup dalam aplikasi Spotgue berdasarkan data yang disusun oleh Mal. Namun, informasi dasar seperti lokasi, jenis, atau nama biasanya tidak cukup untuk pengunjung yang menginginkan lebih, seperti info promo, produk terbaru, diskon, acara dan lain sebagainya. Hal ini harus dikelola secara dinamis.

Spotgue memiliki 3 jenis aplikasi: Spotgue Visitor, Spotgue Tenant, dan Spotgue Building (untuk pengelola mal). Melalui fungsi dari masing-masing aplikasi, proses pengkinian informasi dari tenant tidak lagi tersentralisasi ke pihak mal, namun dapat dilakukan secara mandiri dan terdistribusi oleh masing-masing tenant.

Spotgue juga mendukung sistem grouping of tenant, sehingga tenant atau penjual dari group yg sama dapat melakukan mirror content dari salah satu outlet di group tersebut dan pengunjung akan melihat informasi yang sama di semua outlet lainnya. Dalam upaya mencapai hal ini, tim Spotgue harus melakukan sosialisasi, training, membantu proses setup di lebih dari 700 tenant dari mal-mal tersebut.

Transformasi mal 4.0

Industri ritel modern merupakan salah satu sektor yang cukup terpukul akibat pandemi Covid-19. Banyak dari para pemain nasional yang menorehkan penyusutan kinerja di sepanjang tahun 2020. Termasuk di dalamnya para pemain ritel lokal yang cakupan gerainya masih di beberapa daerah saja. Bahkan tak sedikit dari peritel modern lokal yang terpaksa menutup sebagian bahkan seluruh gerainya dikarenakan kondisi ekonomi yang tidak mendukung.

Gerry mengungkapkan bahwa salah satu tujuan dikembangkan platform ini adalah untuk mendukung visi Presiden dalam transformasi industri ritel. Pihaknya juga tengah mencoba untuk membangun kolaborasi dengan APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia) dan HIPPINDO (Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia) untuk bisa berkontribusi dan mendukung transformasi lebih banyak mal lagi.

Salah satu hal yang cukup menarik dibahas terkait transformasi mal 4.0 ini adalah fitur virtual assistant yang ditawarkan oleh Spotgue. Fitur ini diberi nama Ask Alice, yang membangun sistem rekomendasi baik untuk kado, makanan atau pakaian. Sebagai virtual assistant, Ask Alice dikembangkan secara internal oleh tim Spotgue yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswi terbaik di jurusan Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara.

“Namun, di tahap awal ini, Alice belum mengenal preferensi dan perilaku spesifik dari pengguna. Setelah ia punya cukup banyak data, maka kita bisa ajarkan untuk menghasilkan rekomendasi yang semakin personal dan relevan,” sebut Gerry.

Dari sisi pendanaan, saat ini Spotgue masih menggunakan skema bootstrap dari shareholder awal. Nantinya, untuk mendukung ekspansi ke berbagai kota dan jumlah mal yang lebih besar, timnya akan mencari partner investor dan venture capital yang bisa mendukung visi tersebut.

“Kami punya mimpi besar, untuk bisa memperluas cakupan layanan ke seluruh Indonesia, Asia, bahkan dunia. Target kami saat ini adalah untuk mendukung transformasi setidaknya 25-50 mal dalam 1 hingga 2 tahun ke depan,” ungkap Gerry.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Direktori PamperPop Permudah Pencarian Salon Kecantikan dan Makeup Artist

Hadir sebagai direktori informasi lengkap tentang salon kecantikan untuk pria dan wanita, situs PamperPop resmi diluncurkan. Platform yang menyasar pemilik usaha salon kecantikan, make up artist dan barbershop ini mencoba memberikan solusi kepada masyarakat umum, yang saat ini masih kesulitan menemukan rekomendasi yang tepat terkait dengan salon kecantikan dan barbershop.

“Berawal dari kesulitan Co-founder dan CEO kami Rerre Adysti menemukan salon kecantikan dengan kualitas yang dipercaya, PamperPop didirikan. Bukan hanya ingin membantu masyarakat menemukan salon yang tepat, kami juga ingin membantu pemilik usaha untuk mempromosikan salon kecantikan mereka melalui PamperPop,” kata Co-Founder dan CCO PamperPop Dimas Wahyu Bagasworo kepada DailySocial.

Fokus utama PamperPop yang berdiri sejak bulan Mei 2016 ini adalah mengumpulkan merchant atau pemilik usaha salon kecantikan, barbershop dan lainnya, sekaligus mengakuisisi lebih banyak pengguna. Saat ini wilayah layanan PamperPop adalah Jakarta dan Tangerang saja. Namun tidak menutup kesempatan kepada merchant lainnya yang ingin mendaftarkan usahanya di PamperPop. Saat ini sudah terdaftar sekitar 50 merchant di PamperPop.

“Meskipun saat ini fokus wilayah kami adalah Jakarta dan Tangerang, namun kami juga telah memiliki daftar merchant di Bali, Medan hingga Semarang. Dengan harapan jumlah tersebut semakin bertambah,” kata Dimas.

Terdapat 10 kategori penyedia jasa kecantikan yang terdapat di PamperPop, di antaranya Hair & Beauty Salon, Makeup Artist, Spa & Massage, Beauty Clinic, Barbershop, Nail Salon, Eyelash Extension & Eyebrow Embroidery, Waxing & Hair Removal, Muslimah Salon, serta Kids Salon. Kategori yang beragam membuat PamperPop tidak hanya ditujukan bagi para wanita dewasa, tetapi juga pria dan anak-anak. PamperPop juga dilengkapi dengan rating, ulasan dan informasi lengkap salon kecantikan hingga barbershop.

“Selain membuka kesempatan melalui situs PamperPop, tim kami juga secara masif melancarkan kegiatan perekrutan kepada merchant melalui media sosial seperti Instagram dan menghubungi langsung melalui WhatsApp,” kata Dimas.

Masih menjalankan usahanya secara bootstrapping, diharapkan pada kuartal kedua PamperPop yang masih terus mencari investor yang sesuai, bisa mendapatkan dana segar untuk menjalankan usaha dan melancarkan rencana yang ada.

Inovasi dan rencana PamperPop di tahun 2017

Saat ini PamperPop sudah bisa diakses di desktop dan mobile site, rencananya tahun 2017 ini akan segera dirilis aplikasi mobile platform Android dan iOS untuk pengguna. Untuk saat ini pendaftaran merchant masih dilakukan secara gratis, guna menambah jumlah data untuk PamperPop. Selanjutnya PamperPop juga telah memiliki strategi monetisasi kepada merchant dan pengguna.

“Selain mengumpulkan merchant kami juga terus menjalin hubungan baik dengan merchant, sekaligus branding untuk mempromosikan PamperPop kepada pengguna,” kata Dimas.

Selain PamperPop, pemain lain yang juga menyediakan direktori lengkap layanan salon kecantikan adalah Zalonku. Mengklaim memiliki perbedaan dengan kompetitor yang ada, PamperPop tetap fokus kepada big data dan analitik.

“Saat ini usia kami terbilang masih muda namun kami melihat Pamperpop memiliki potensi untuk pengelolaan big data dan analitik, itulah yang menjadi fokus kami selanjutnya,” kata Dimas.

Pasca Pendanaan, Indotrading Fokus Kembangkan Teknologi di Sektor Mobile dan Big Data

Ilustrasi Direktori / Shutterstock

Platform direktori bisnis Indotrading mengumumkan perolehan pendanaan Seri A senilai $1,5 juta (mendekati 20 miliar Rupiah) dari sejumlah investor yang dipimpin oleh OPT SEA, perusahaan investasi OPT Group Jepang untuk kawasan Asia Tenggara. IndoTrading akan menggunakan pendanaan ini meningkatkan teknologi di sektor mobile dan big data.

Continue reading Pasca Pendanaan, Indotrading Fokus Kembangkan Teknologi di Sektor Mobile dan Big Data

Aplikasi Darisini Tambahkan Informasi Rute dan Tarif Perjalanan serta Pencarian Rute Busway

Aplikasi direktori lokal Darisini baru saja meningkatkan kemampuannya memandu pengguna dalam menjelajah kota. Lewat versi terbaru yang dirilis dengan versi 2.3.3 di App Store (baca juga: Aplikasi Darisini untuk versi Android telah ditarik), Darisini kini memiliki rute Busway Trans Jakarta dan Trans Jogja sebagai salah satu pilihan pencarian rute moda transportasi pengguna. Continue reading Aplikasi Darisini Tambahkan Informasi Rute dan Tarif Perjalanan serta Pencarian Rute Busway

IsiKota Hadirkan Versi Website dan Katalog Promosi Bagi Pebisnis

Salah satu aplikasi direktori lokal, IsiKota punya update terbaru. Kali ini update yang dihadirkan bukan mengenai fitur, tampilan, atau pun fungsi terbaru, melainkan IsiKota kini hadir dalam versi website. Dengan dirilisnya IsiKota dalam versi web, maka isiKota semakin lengkap hadir di tiga platform yakni aplikasi iOSAndroid, dan website. Continue reading IsiKota Hadirkan Versi Website dan Katalog Promosi Bagi Pebisnis

KitaKemana Tawarkan Rekomendasi Tempat ‘Nongkrong’ di Malang dan Jakarta

KitaKemana adalah salah satu startup asal indonesia yang mencuat lewat ajang Startup Asia di Jakarta minggu lalu. Lalu, apa dan bagaimana sebenarnya KitaKemana ini? Sebenarnya konsepnya tak jauh-jauh beda dengan Urbanesia, yakni menjadi sebuah situs yang akan memberikan panduan serta informasi seputar tempat nongkrong dan acara.

Continue reading KitaKemana Tawarkan Rekomendasi Tempat ‘Nongkrong’ di Malang dan Jakarta

Discover Jakarta: Satu Lagi Aplikasi Direktori Tentang Jakarta

Jika kita seorang pendatang ataupun turis yang hadir di kota Jakarta, kita tentu ingin tahu tentang tempat (venue) yang menarik yang bisa kita kunjungi. Venue tersebut tidak hanya berupa restoran, tetapi juga tempat beristirahat (hotel & akomodasi) dan bahkan pelayanan kesehatan. Tidak banyak aplikasi yang memberikan referensi lengkap seperti ini di sini, di antaranya adalah Urbanesia, Darisini dan Discover Jakarta.

Continue reading Discover Jakarta: Satu Lagi Aplikasi Direktori Tentang Jakarta

Setelah Sukses di Platform iOS, Aplikasi Direktori DariSini Luncurkan Versi Android

Darisini, sebuah aplikasi direktori untuk perangkat mobile baru-baru ini mengumumkan bahwa aplikasi Android mereka telah tersedia di Google Play.  Pada platform iOS, aplikasi ini mendapatkan tanggapan sangat positif, bahkan setelah seminggu dirilis aplikasi Darisini langsung menempati peringkat 10 teratas (Top free global category) di Appstore Indonesia.

Beberapa waktu yang lalu Amir pernah mewawancarai Thomas Arie Setiawan – salah satu pengembang aplikasi Darisini, yang pada waktu itu baru tersedia pada platform iOS saja. Pada wawancara tersebut Thomas mengatakan bahwa pada waktu itu Darisini untuk platform Android dalam tahap pengerjaan. Dan sekarang aplikasi Darisini sudah tersedia pada platform Android dan sudah dapat diunduh di Google Play.

Continue reading Setelah Sukses di Platform iOS, Aplikasi Direktori DariSini Luncurkan Versi Android

Wawancara dengan Thomas Arie Setiawan tentang Aplikasi Direktori Darisini

Thomas Arie dan Pontus Sonnerstedt

Aplikasi direktori Darisini yang baru saja diluncurkan untuk platform iOS mendapatkan sambutan cukup hangat. Terbukti hingga hari ini mereka masih bertengger dalam sepuluh besar Top Free untuk App Store Indonesia. Darisini, menurut salah satu pendirinya, Thomas Arie Setiawan, merupakan aplikasi yang memiliki fitur untuk mencari lokasi terdekat dari posisi pengguna terhadap lokasi tujuan yang saat ini.

Tim pengembangnya ada tiga orang, Firman Maulana, Fredy Sujono, dan Thomas sendiri. Menariknya, Darisini menurut pengakuan pendirinya adalah sebuah weekend project, bukan suatu proyek khusus yang menyita waktu. Setelah iOS, berikutnya Darisini bakal hadir untuk platform Android dan Windows Phone.

Sejak diluncurkan pertama kali, Darisini telah memiliki lebih dari 1500 entri data yang menyangkut topik rumah sakit, apotek, kedai kopi, transportasi umum, dan toko ritel lainnya. Kami berkesempatan untuk berbincang dengan Thomas Arie melalui email tentang aplikasi Darisini dan sejumlah hal krusial yang menyangkut masa depan Darisini. Berikut adalah hasil wawancara kami:

Continue reading Wawancara dengan Thomas Arie Setiawan tentang Aplikasi Direktori Darisini

Perbandingan Tiga Direktori Usaha Kecil Menengah

Wiku pernah menuliskan opininya tentang peluang yang terbuka lebar untuk membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dalam opini tersebut, dikatakannya bahwa meskipun pengetahuan pemilik UKM tentang internet makin meningkat, peluang untuk mengembangkan usaha sekaligus membantu pemilik UKM untuk mengembangkan bisnisnya tetap terbuka lebar.

Hal ini bisa jadi ada benarnya, karena sampai sekarang, model bisnis semacam ini terus bermunculan. Ketika melakukan googling dengan keyword “Direktori UKM” saya menemukan banyak website yang membuat direktori UKM, baik yang sudah ada sejak lama, maupun yang baru muncul. Tetapi menurut saya, hanya ada 3 website yang layak disebut dalam memberikan layanan listing kepada UKM di Indonesia. Ketiga website tersebut adalah Promo UKMBisnis UKM (beta) dan PlazaID.

Ini memang belum sesuai dengan harapan Wiku saat itu untuk memberikan layanan yang sifatnya berbeda dan menggabungkan dua atau lebih layanan yang telah ada. Ketiga direktori tersebut masih hanya sebagai wadah untuk menjadi tempat mempromosikan produk dan jasa yang dihasilkan oleh UKM. Setidaknya, itu bisa membantu UKM untuk bertemu dengan calon pelanggannya. Mari kita coba bandingkan ketiganya berdasarkan beberapa penilaian berikut.

Continue reading Perbandingan Tiga Direktori Usaha Kecil Menengah