5 Pilihan Gadget Baru di Indonesia, Minggu Ke-2 Bulan November

Pada minggu kedua bulan November 2021, masyarakat Indonesia kembali diberi pilihan gadget baru yang sekaligus bisa menjadi rekomendasi gadget akhir tahun. Mulai dari rangkaian smartphone dari realme, duo smartphone flagship terjangkau seri 11T dari Xiaomi, dan satu kelas menengah dari Infinix. Serta, drone DJI Mavic 3 yang membawa upgrade signifikan dengan sensor Four Thirds 20 MP dan smartwatch premium Huawei Watch GT 3. Langsung saja, penjelasan singkatnya sebagai berikut:

1. realme

Realme GT Neo2

Dari realme, ada tiga smartphone baru yang menyasar segmen atas sampai bawah. Mulai dari realme GT Neo2 untuk segmen atas yang dijual dengan harga Rp6.499.000 untuk varian memori 12/256 GB.

Walaupun harganya tak terlalu tinggi, smartphone yang menjalankan realme UI 2.0 berbasis Android 11 ini mengemas fitur yang mengesankan. Ia mempersembahkan layar AMOLED 6,62 inci FHD+ dengan refresh rate 120 Hz, artinya sudah optimal buat kebutuhan gaming.

Dapur pacunya juga kencang dengan chipset Snapdragon 870 5G, pembaruan langsung dari Snapdragon 865. Terlebih didukung RAM 12 GB dan ditambah lagi RAM virtual hingga 7 GB berkat fitur Dynamic RAM Expansion (DRE).

Lanjut ke kelas menengah, realme mengutus Narzo 50A yang dibanderol Rp2.099.000 untuk varian memori 4/64 GB dan Rp2.299.000 untuk 4/128 GB. Perangkat ini berfokus untuk menghadirkan performa kuat dengan harga kompetitif.

Narzo 50A adalah smartphone berlayar IPS 6,5 inci HD+ yang ditenagai chipset MediaTek Helio G85 dan disuplai baterai jumbo 6.000 mAh. Ia juga menggunggulkan kamera utama dengan resolusi tinggi 50 MP.

Pindah ke kelas bawah, realme membawa Narzo 50i dijual pada harga Rp1.599.000 dengan konfigurasi 4/64 GB.

Ia mengusung layar IPS 6,5 inci HD+ dan menjalankan realme UI Go Edition sehingga resource yang dijalankan tidak seberat perangkat non Android Go. Sayangnya, karena alasan kelangkaan chipset, Narzo 50i masih menggunakan chipset lawas yaitu Spreadtrum SC9863A.

Tak lupa, realme juga memiliki smartband baru bernama realme Band 2 yang dijual pada harga Rp499.000. Ia mengusung layar 1,4 inci dengan kecerahan 500 nit, dibekali sensor Goodix GH3011 yang dapat memantau detak jantung dan SpO2 selama 24 jam, dan baterai yang dapat bertahan hingga 12 hari.

2. Xiaomi

Xiaomi-11T-Series

Di penghujung tahun ini, Xiaomi kembali meramaikan pasar smartphone Tanah Air dengan dua smartphone flagship terjangkau yakni Xiaomi 11T dan 11T Pro. Keduanya berbagi desain dan fitur yang identik, yang beda ialah model chipset-nya.

Fitur yang sama diantaranya layar AMOLED 6,67 inci FHD+ dengan refresh rate 120 Hz dan di depan diproteksi Gorilla Glass Victus. Tiga unit kamera belakang dengan kamera utama 108 MP, 8 MP dengan lensa ultrawide, dan 5 MP dengan lensa telephoto.

Perbedaan utamanya terletak pada penggunaan dapur pacu dan kecepatan pengisian dayanya. Xiaomi 11T ditenagai oleh chipset Dimensity 1200 5G dan baterai 5.000 mAh dengan pengisian cepat 67W. Sementara, Xiaomi 11T Pro menggunakan Snapdragon 888 5G yang juga membawa kemampuan perekaman video 8K 30 fps dan pengisian cepat 120W.

Dengan spesifikasi di atas, Xiaomi menjual Mi 11T dengan harga Rp5.999.000. Sementara, Mi 11T Pro 8/256 GB dijual pada harga Rp6.999.000 dan varian 12/256 GB pada harga Rp7.499.000.

3. Infinix 

Pindah ke Infinix Hot 11s NFC, bisa ditebak dari namanya bahwa perangkat kelas menengah ini memiliki fitur NFC yang serbaguna. Ia hadir dengan layar IPS 6,78 inci FHD+ dan memiliki refresh rate 90Hz.

Fitur lain, Infinix Hot 11s NFC menjalankan XOS 7.6 berbasis Android 11 dan memiliki kamera utama 50 MP di belakang. Ditenagai MediaTek Helio G88 Dual-Chip, RAM hingga 6GB, penyimpanan internal hingga 128 GB, dan baterai 5.000 mAh dengan pengisian cepat 18W.

Infinix Hot 11s NFC bisa didapatkan dengan harga Rp2.229.000 untuk varian 128/6 GB dan Rp1.949.000 untuk varian 64/4 GB.

4. DJI Mavic 3

Berikutnya ada sebuah drone baru dari DJI, Mavic 3. Kalau dibanding pendahulunya, Mavic 2 Pro dengan sensor 1 incinya sudah terbilang mengesankan, tetapi Mavic 3 menawarkan lebih lagi berkat sensor berukuran Four Thirds 20 MP menggunakan Hasselblad L2D-20c dengan lensa wide 24 mm dan aperture variabel F2.8-11.

Bukan hanya satu, Mavic 3 memiliki kamera sekunder menggunakan sensor CMOS tipe 1/2 inci 12 MP dengan lensa telephoto 162 mm F4.4. Kombinasi keduanya membuat Mavic 3 dapat melakukan hybrid zoom sebanyak 28x.

Untuk perekaman videonya, Mavic 3 dapat menghasilkan footage 5.1K dengan frame rate 50 fps dan mendukung perekaman 10-bit D-Log. Serta, 4K DCI atau UHD dengan frame rate 120 fps dan 1080p dengan frame rate hingga 200 fps (bitrate 200 Mbps dengan H.264 dan 140 Mbps dengan H.265).

Untuk harga, DJI Mavic 3 versi standar dibanderol dengan harga Rp33.750.000. Untuk tipe DJI Mavic Fly More Combo dibanderol Rp42.990.000, sedangkan DJI Mavic 3 Cine Premium Combo dengan built-in 1TB SSD dan didukung dengan perekaman video Apple ProRes 422 HQ dibanderol seharga Rp79.950.000.

5. Huawei Watch GT 3

Terakhir ada smartwatch premium dari Huawei dan pertama yang menggunakan sistem operasi HarmonyOS, yakni Watch GT 3. Ia dibanderol mulai dari Rp3.499.000 untuk model 46 mm Classic Edition dan Rp3.399.000 untuk Active Edition. Serta, Rp3.499.000 untuk model 42 mm Elegant Edition dan Rp3.399.000 untuk model Active Edition.

Beberapa keunggulannya antara lain TruSeen 5.0+ untuk memantau detak jantung secara lebih akurat dan dapat memantau kadar oksigen dalam darah. Ia dilengkapi fitur pemantauan latihan lebih dari 100 mode latihan termasuk 18 mode latihan profesional, 12 latihan luar ruangan, dan 6 latihan dalam ruangan.

Penutup

Dari rangkaian smartphone realme, tepatnya tiga untuk segmen yang berbeda dan dipermanis satu smartband murah meriah. Lalu, dua smartphone flagship terjangkau dari Xiaomi yang kembali meramaikan persaingan di jagat smartphone. Satu smartphone kelas menengah dari Infinix, drone terbaru Mavic 3, dan ditutup smartwatch premium dari Huawei. Dari semua itu, sudah menemukan yang Anda cari untuk upgrade atau hadiah akhir tahun?

Drone DJI Terbaru Mavic 3 Hadir di Indonesia, Harga Mulai Rp33.750.000

Pada tanggal 5 November lalu, DJI memperkenalkan drone terbaru mereka secara global, Mavic 3. Rangkaian upgrade pun dibawanya, diantaranya sistem dual-camera dengan kamera utama menggunakan Hasselblad L2D-20c dengan teknologi Natural Color Solution (HNCS).

Sensornya berukuran Four Thirds 20 MP, bersama lensa wide 24 mm dengan aperture variabel F2.8-11. Untuk foto, ia dapat menangkap file Raw 12-bit.

Kamera sekundernya menggunakan sensor CMOS tipe 1/2 inci 12 MP dengan lensa telephoto 162 mm dan aperture F4.4. Kombinasi keduanya membuat Mavic 3 dapat melakukan hybrid zoom sebanyak 28x.

Fitur unggulan lainnya termasuk sensor penghalang segala arah APAS 5.0 dengan jangkauan maksimum 200 meter. Berkat itu, fitur ActiveTrack 5.0 dan Advanced Return To Home menjadi lebih pintar. Baterainya juga dirancang ulang yang memberikan waktu terbang hingga 46 menit dan dapat diisi ulang saat menghubungkan drone ke laptop.

Untuk perekaman videonya, Mavic 3 dapat menghasilkan footage 5.1K dengan frame rate 50 fps dan mendukung perekaman 10-bit D-Log. Serta, 4K DCI atau UHD dengan frame rate 120 fps dan 1080p dengan frame rate hingga 200 fps (bitrate 200 Mbps dengan H.264 dan 140 Mbps dengan H.265).

Pre-order DJI Mavic 3 di Indonesia

Tak perlu menunggu lama-lama, Erajaya Active Lifestyle dan DJI telah membuka pre-order DJI Mavic 3. Periode pre-ordernya berlangsung dari tanggal 5 hingga 30 November 2021 secara offline di 12 jaringan outlet Urban Republic, Authorized Retail Store DJI di Grand Indonesia, serta di outlet Erafone dan iBox Store tertentu.

Pre-order juga dapat dilakukan secara online melalui platform e-commerce eraspace.com, DJI official store di marketplace Tokopedia, Shopee, Blibli, JD.ID, Lazada, dan Bukalapak. Pengambilan dan pengiriman unit pre-order DJI Mavic 3 akan dimulai pada tanggal 1 Desember 2021.

Seri Mavic dari DJI telah dikenal sebagai drone dengan kemampuan luar biasa, dan kini hadir dengan model terbaru dengan peningkatan yang paling komprehensif dalam tiga tahun kebelakang. Melalui performanya, drone seri ini membuka kesempatan untuk mengeksplorasi lebih jauh kemampuan penggunaan flight experience, photography, cinematic videography dan berbagai personal experience lainnya sebagai pengguna drone professional. Kami yakin model ini akan melanjutkan kesuksesan seri sebelumnya,” ungkap Djohan Sutanto, CEO Erajaya Active Lifestyle.

DJI Mavic 3 versi standard dibanderol dengan harga Rp33.750.000. Harga tersebut sudah termasuk 1 unit drone Mavic 3, 1 unit intelligent flight battery, 1 unit pengendali jarak jauh RC-N1, 3 unit kabel RC-N1, 1 unit battery charger, 1 unit storage cover, 3 pasang baling-baling dan aksesoris penting lainnya.

Untuk tipe DJI Mavic Fly More Combo dibanderol seharga Rp42.990.000, dan sudah termasuk 1 unit drone Mavic 3, 3 unit intelligent flight battery, 1 unit pengendali jarak jauh RC-N1, 3 unit kabel RC-N1, 1 unit battery charger, 1 unit storage cover, 6 pasang baling-baling, ND Filters Set (ND4\8\6\32), 1 unit convertible carrying bag dan aksesoris penting lainnya.

Menciptakan Mavic 3 adalah perjalanan yang sulit bagi para teknisi kami dalam mengatasi masalah teknis yang kompleks untuk melayani sasaran target pengguna yang selalu dicapai seri Mavic, yakni membangun teknologi pencitraan dan penerbangan berkualitas profesional serta menjadi drone konsumen yang ringkas. Hasilnya luar biasa. Mavic 3 memungkinkan pengguna membidik tangkapan gambar yang epik dengan mudah. Performa yang menakjubkan, keamanan penerbangan yang meluas, dan kualitas gambar yang mempesona, membuat kami yakin bahwa drone ini akan memukau penggemar fotografi dan videografi, serta rumah produksi profesional dan pekerja media di seluruh dunia,” ujar Ferdinand Wolf, Creative Director, DJI Europe.

Sedangkan DJI Mavic 3 Cine Premium Combo memiliki built-in 1TB SSD serta didukung dengan perekaman video Apple ProRes 422 HQ dan dibanderol seharga Rp79.950.000. Combo ini hadir dengan aksesoris bawaan yang lebih lengkap, diantaranya: 1 unit Mavic 3 Cine drone, 3 unit intelligent flight battery, 1 unit DJI RC Pro, 1 unit battery charger, 1 Hub Pengisian Baterai, 1 unit penutup penyimpanan, 6 pasang baling baling, 1 set Filter ND (ND64\\128\\256\\512), convertible carrying bag, DJI 10Gbps lightspeed data cable dan aksesoris penting lainnya.

Selama periode pre-order, pelanggan berkesempatan untuk mendapatkan cashback senilai Rp 1.500.000 dan cicilan 0% hingga 24 bulan dengan menggunakan Kartu Kredit Bank BCA, CIMB Niaga, Citibank, digibank by DBS, dan Bank Mandiri.

DJI Mic Adalah Solusi Wireless Bagi yang Serius Terhadap Kualitas Audio pada Konten Bikinannya

Peluncuran DJI Ronin 4D dan DJI Action 2 belum lama ini menjadi bukti bahwa drone bukan lagi satu-satunya bidang industri yang hendak mereka tekuni. Pabrikan asal Tiongkok itu sekarang juga serius menggarap segmen videografi, dan seperti yang kita tahu, audio merupakan elemen yang sama pentingnya di bidang ini. Itulah mengapa mereka turut menyingkap produk seperti DJI Mic berikut ini.

DJI Mic merupakan sebuah wireless microphone kit dengan konsep yang sangat mirip seperti Rode Wireless Go. Kit ini terdiri dari tiga bagian: transmitter (2 unit), receiver, dan charging case. Masing-masing unit transmitter-nya mengemas mikrofon terintegrasi, akan tetapi mereka turut mengemas jack 3,5 mm agar pengguna juga memiliki opsi untuk menghubungkan mic eksternal.

Transmitter-nya ini memancarkan sinyal ke receiver melalui gelombang 2,4 GHz. DJI mengklaim jangkauannya bisa sampai sejauh 250 meter. Sebagai perbandingan, Rode Wireless Go cuma bisa memancarkan sinyal sampai sejauh 200 meter — atau malah cuma 70 meter kalau Anda menggunakan generasi pertamanya.

Selain dijepitkan ke baju, transmitter-nya juga dapat ditempelkan ke klip magnetis yang terdapat pada paket pembeliannya. Di setiap unit transmitter-nya, tertanam penyimpanan internal sebesar 8 GB yang diklaim cukup untuk menyimpan rekaman audio lossless 24-bit dengan durasi total 14 jam. Dimensinya tergolong kecil — 47 x 30 x 20 mm — dan bobot masing-masing unit transmitter-nya pun tidak lebih dari 30 gram.

Beralih ke unit receiver-nya, ia dilengkapi sebuah layar sentuh berwarna untuk memudahkan pengoperasian. Kompatibilitasnya dengan berbagai perangkat juga sangat terjamin berkat sederet adaptor yang DJI sertakan; mulai dari adaptor hot shoe, USB-C, Lightning, sampai kabel TRS 3,5 mm.

Dalam posisi baterainya terisi penuh, unit transmitter-nya bisa beroperasi sampai 5,5 jam, sedangkan receiver-nya hingga 5 jam. Kalau digabungkan dengan suplai daya ekstra dari charging case-nya (ala-ala TWS), daya tahan baterainya diklaim bisa mencapai angka 15 jam.

Selagi beristirahat di dalam charging case, receiver-nya akan menampilkan status baterai milik tiap-tiap unit. Lalu saat dikeluarkan dari case, pairing pun akan berlangsung secara otomatis, baik untuk unit transmitter maupun receiver-nya.

Satu fitur yang cukup menarik dari DJI Mic adalah Safety Track, yang pada dasarnya akan merekam track audio cadangan secara otomatis dengan volume -6 dB. Dengan kata lain, selagi fitur ini diaktifkan, transmitter-nya akan menyimpan dua output hasil rekaman yang berbeda, dan output cadangannya itu bisa dipakai seandainya ada terdengar distorsi atau clipping pada rekaman aslinya.

Di Amerika Serikat, DJI Mic kabarnya akan dipasarkan mulai Januari 2022 dengan banderol $329. Sepintas kedengarannya mahal, tapi menurut saya cukup sepadan dengan fitur dan kelengkapan yang ditawarkan. Harganya juga terbilang kompetitif dan hanya terpaut $30 saja dari Rode Wireless Go II.

Sumber: CineD.

DJI Action 2 Ialah Penerus Osmo Action, Bawa Desain Modular dan Rekaman 4K 120fps

Masih ingat dengan Osmo Action? Action camera dari DJI yang dirilis tahun 2019 itu dirancang untuk bersaing secara langsung dengan GoPro. Pada masanya, ia mengunggulkan fitur dua layar yang belum dimiliki oleh pesaingnya.

Kini DJI telah merilis penerus Osmo Action, sambutlah DJI Action 2 dengan konsep yang sangat berbeda. Ia memiliki desain modular dengan magnetic dalam bentuk kotak kecil, dimensinya hanya 39×39×22.3 mm dan bobotnya 56 gram.

Bagian mukanya didominasi oleh layar 1,7 inci dengan bezel tipis di sekilingnya. Bodinya sudah waterproof hingga 10 meter dan hingga 60 meter dengan waterproof case.

Di bagian dalam, DJI Action 2 mengemas sensor CMOS 1/1.7 inci, sama seperti yang dimiliki DJI Pocket 2. Sebagai pembanding, Osmo Action memiliki sensor berukuran 1/2.3 inci.

Sensor tersebut berpadu lensa F2.8 dengan bidang pandang 155 derajat, lebih luas 10 derajat dari Osmo Action. Serta, dilengkapi sensor suhu warna baru untuk membantu kamera menghasilkan warna yang akurat dalam berbagai situasi termasuk di bawah air.

Walau bodinya kecil, DJI Action 2 punya kemampuan besar. Untuk fotografi, ia dapat menghasilkan foto beresolusi 4000×3000 piksel atau 12MP, mendukung format Raw DNG, digital zoom 4x, dan punya rana elektronik dari 30 detik hingga 1/8000 detik.

Perekam videonya, DJI Action 2 sanggup menghasilkan footage beresolusi 4K 120fps, 2.7K 120fps, dan 1080p dengan frame rate hingga 240fps. Agar rekamannya stabil, DJI memadukan stabilisasi EIS RockSteady 2.0 dan HorizonSteady, tetapi perlu dicatat bahwa EIS tidak mendukung perekaman di atas frame rate 100fps dan HorizonSteady hanya tersedia pada resolusi 1080p atau 2.7K dalam rasio 16:9.

Lalu, berapa lama baterai DJI Action 2 mampu bertahan? Kira-kira sekitar 70 menit, itupun dicapai saat merekam video sebatas 1080p 30fps dengan penstabilan gambar elektronik dinonaktifkan. Pengguna bisa memperpanjangnya hingga 160 menit dengan menghubungkannya ke front touchscreen module, dan hingga 180 menit saat terhubung dengan power module.

Harga DJI Action 2 sendiri dibanderol mulai dari US$399 atau sekitar Rp5,6 jutaan. Berkat desain modular dengan magnetic, action camera ini didukung banyak modul aksesori dan pengguna dapat menyesuaikannya dengan workflow dan kebutuhannya.

Aksesori tersebut antara lain front touchscreen module yang menampilkan layar OLED menghadap ke depan dan 4-mic Matrix Stereo. Lainnya meliputi magnetic lanyard, magnetic ball-joint adapter mount, magnetic adapter mount, power module, magnetic headband, remote control extension rod, macro lens, DJI mic, waterproof case, dan DJI floating handle.

Sumber: DPreview

Gimbal Smartphone DJI OM 5 Resmi Hadir di Indonesia, Lebih Ringkas dan Bisa Diperpanjang

DJI telah memperkenalkan perangkat gimbal smartphone generasi terbarunya, DJI OM 5. Bersama Erajaya, hari ini DJI membuka pre-order untuk DJI OM 5 dengan harga Rp1.469.000 dan akan berlangsung hingga 23 September 2021.

Apa saja peningkatan yang dibawa oleh DJI OM 5 dibandingkan dengan pendahulunya (DJI OM 4)? Dari segi dimensi, ukuran DJI OM 5 jauh lebih ringkas, baik saat siap digunakan ataupun saat dilipat yakni 264.5×111.1×92.3 mm dan 174.7×74.6×37 mm saat terlipat.

Berat gimbal juga lebih ringan, dari 390 gram menjadi 292 gram, ditambah magnetic phone clamp 34 gram. Ia kompatibel dengan smartphone yang berbobot 230 ± 60 gram, dengan ketebalan 6.9-10 mm, dan lebar 67-84 mm.

Selain itu, DJI OM 5 kini memiliki extension rod bawaan yang bisa dipanjangkan hingga 215 mm. Ini fitur yang sangat berguna saat perekaman untuk mencoba gerakan yang lebih epic seperti di film.

Dari segi fitur, teknologi stabilisasi 3-axis DJI OM 5 mengalami peningkatan yang mana dapat menstabilkan dan mendukung smartphone yang lebih berat. Fitur ActiveTrack juga diperbarui ke versi 4.0 untuk pelacakan yang lebih akurat dengan gerakan lebih halus.

Gimbal ini juga mengemas lebih banyak mode pemotretan, selain story mode sekarang ada ShotGuides yang secara otomatis dapat mengenali scene, merekomendasikan template, dan membantu pengguna menguasai setiap bidikan.

Pre-order DJI OM 5 berlangsung hingga 23 September 2021 secara offline di 12 jaringan outlet Urban Republic, DJI Authorized Retail Store di Grand Indonesia, serta di outlet Erafone dan iBox Store tertentu. Pre-order juga dapat dilakukan secara online melalui platform eraspace.com, DJI official store di marketplace Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada dan JD.

Kami bangga dipercaya oleh DJI sebagai strategic partner-nya di Indonesia, dan pada kesempatan ini meluncurkan produk gimbal terbaru dengan kemampuan mumpuni dan teknologi terkini. Produk seperti seri DJI Osmo Mobile ini dapat membantu content creators profesional atau pengguna kasual untuk membuat konten gambar atau video dengan hasil yang berkualitas, bermodalkan smartphone mereka saja”, Djohan Sutanto, CEO Erajaya Active Lifestyle.

Erajaya selaku distributor tunggal produk DJI di Indonesia meyakini DJI OM 5 akan menjadi produk gimbal terfavorit di kelasnya dan akan meneruskan kisah sukses seri Osmo Mobile sebelumnya. Pelanggan dapat melihat dan mencoba produk DJI ini atau model lainnya di gerai eksklusif DJI di Grand Indonesia, lantai 3A,” tambahnya.

DJI OM 5 dibanderol seharga Rp 2.449.000, dan tersedia dalam dua pilhan warna, Sunset White dan Athens Gray. Harga tersebut sudah termasuk penyangga magnetik, tripod, kabel daya, tali pergelangan tangan, dan kantong penyimpanan. Pengambilan dan pengiriman unit pre-order DJI OM 5 akan dimulai pada tanggal 24 September 2021. Selama periode pre-order, pelanggan berkesempatan untuk mendapatkan cashback senilai Rp 150.000 dan cicilan 0% hingga 18 bulan dengan menggunakan Kartu Kredit Bank BCA dan Bank Mandiri di jaringan outlet Urban Republic dan DJI Authorized Retail Store.

Dengan iterasi penstabil ponsel pintar DJI OM selama bertahun-tahun, kami bertujuan untuk menurunkan ambang batas pemotretan berkualitas tinggi dan profesional dengan menawarkan pengguna alat bantu yang lebih terjangkau dan bermanfaat bagi kegiatan keseharian mereka,” ujar Paul Pan, Manajer Lini Produk Senior DJI.

Sebagai tambahan informasi, pada bulan Agustus lalu, DJI telah meluncurkan seri DJI OM 4 SE secara global. DJI Osmo Mobile seri tersebut juga sudah mulai dapat dipesan melalui sistem pre-order di jaringan outlet Urban Republic dan DJI Authorized Retail Store.

Periode pre-order DJI OM 4 SE berlangsung hingga 12 September 2021 dengan jadwal pengambilan dan pengiriman unit pre-order yang dimulai pada tanggal 13 September 2021. Dibanderol dengan harga Rp1.469.000, setiap pemesanan DJI OM 4 SE pelanggan juga akan mendapatkan gratis Eraclub Gift Card senilai Rp 80.000 untuk pembelian produk DJI berikutnya.

DJI Mini SE Adalah Drone Lawas dalam Kemasan Baru

Dengan banderol 7 jutaan rupiah, DJI Mini 2 merupakan drone yang tepat bagi konsumen yang baru mulai mendalami hobi ini. Namun tidak bisa dipungkiri harga tersebut masih tergolong mahal buat sebagian orang, dan itu pada akhirnya mendorong DJI untuk meluncurkan drone yang berharga lebih terjangkau lagi, yakni Mini SE.

Meski mengusung status produk baru, DJI Mini SE sebenarnya adalah Mavic Mini yang telah diproduksi ulang. Spesifikasi keduanya sama persis dari ujung ke ujung. Bedanya, Mini SE menggunakan rangka bodi milik Mini 2 yang memiliki ketahanan terhadap tiupan angin yang lebih tinggi (sampai 38 km/jam). Namun kalau bicara bentuk, wujud Mini SE betul-betul mirip seperti Mavic Mini, bahkan bobotnya pun sama-sama cuma 249 gram.

Berhubung spesifikasinya identik dengan Mavic Mini, Mini SE juga mengandalkan kamera dengan sensor CMOS 1/2,3 inci beresolusi 12 megapixel yang menggantung pada gimbal 3-axis. Kamera ini bisa dipakai untuk merekam video dengan resolusi maksimum 2,7K 30 fps atau 1080p 60 fps. Jadi kalau perekaman dalam resolusi 4K merupakan suatu keharusan, DJI Mini 2 adalah pilihan yang lebih pas buat Anda daripada Mini SE.

Kesamaan antara Mini SE dan Mavic Mini terus berlanjut sampai ke remote control yang mendampinginya. Cukup disayangkan remote yang disertakan bukanlah versi baru yang lebih superior seperti milik Mini 2. Namun setidaknya ini berarti Mini SE masih bisa dioperasikan dari jarak sampai sejauh 4 kilometer, dan waktu mengudaranya sendiri berada di kisaran 30 menit sebelum baterainya perlu diisi ulang.

Tidak seperti biasanya, DJI meluncurkan Mini SE secara diam-diam. Alasannya, selain karena ia pada dasarnya merupakan produk lawas yang dijual kembali, pemasarannya juga tidak berlangsung di semua negara. Di Malaysia, drone ini sudah dijual dengan harga 1.349 ringgit, atau kurang lebih sekitar 4,7 jutaan rupiah.

Seandainya bakal tersedia di Indonesia, Mini SE bakal menjadi alternatif yang menarik terhadap Mini 2, sekali lagi dengan catatan konsumen tidak membutuhkan perekaman video 4K.

Sumber: GizmoChina.

DJI Air 2S Resmi Diperkenalkan, Langsung Tersedia di Indonesia

DJI sedang di atas angin. Sebulan setelah peluncuran DJI FPV, sekarang giliran penerus seri Mavic Air yang diperkenalkan. Meski tak lagi menggunakan branding “Mavic”, drone bernama DJI Air 2S ini sebenarnya merupakan suksesor langsung dari DJI Mavic Air 2 yang dirilis tahun lalu.

Yang sangat menarik, rupanya tidak butuh waktu lama bagi drone ini untuk mendarat di tanah air. DJI melalui Erajaya Group selaku authorized distributor-nya di Indonesia baru saja memperkenalkan Air 2S secara resmi. Drone bertubuh ringkas ini dijual seharga Rp15.999.000 untuk paket Basic-nya, atau Rp20.999.000 untuk paket Combo-nya.

Dalam presentasinya, Robert Kurniawan selaku Head of Merchandising & Planning Erajaya memaparkan sejumlah keunggulan yang dibawa Air 2S jika dibandingkan dengan pendahulunya. Sepintas desainnya memang kelihatan mirip, akan tetapi sudah ada pembaruan signifikan yang diterapkan pada kameranya.

Yang paling utama, ukuran sensor kameranya telah membesar dua kali lipat menjadi 1 inci. Sebagai referensi, 1 inci adalah ukuran sensor yang sama seperti milik seri kamera Sony RX100, yang pastinya sudah tidak perlu diragukan lagi kualitas gambarnya. Dijelaskan juga bahwa ukuran pixel individual sebesar 2,4 µm pada sensor kamera Air 2S memungkinkannya untuk menangkap lebih banyak cahaya, sehingga kualitas gambar yang dihasilkan di kondisi low-light pun juga pasti lebih bagus daripada sebelumnya.

Kamera ini mampu merekam video dalam resolusi 5,4K 30 fps atau 4K 60 fps dengan bitrate setinggi 150 Mbps. Perekaman dalam profil D-Log (10-bit) juga didukung demi memudahkan color grading selama proses penyuntingan. Untuk foto, Air 2S siap menangkapnya dalam resolusi 20 megapixel. Lalu ketika menjepret dalam format RAW, DJI menjanjikan dynamic range sampai seluas 12,6 stop.

Sensor tersebut didampingi lensa f/2.8 dengan sudut pandang seluas 88°. Seperti biasa, modul kameranya menggantung pada gimbal 3-axis, akan tetapi sistem penstabil gambarnya juga kian disempurnakan lagi dengan bantuan sistem electronic image stabilization RockSteady (yang pertama kali diperkenalkan lewat action cam DJI Osmo Action).

Bundel pembelian DJI Air 2S versi Basic / DJI
Bundel pembelian DJI Air 2S versi Basic / DJI

Selain jauh lebih cekatan soal pengambilan video dan foto, DJI Air 2S juga menghadirkan sejumlah penyempurnaan pada sejumlah aspek lainnya. Pada aspek transmisi gambar misalnya, Air 2S menggunakan O3, iterasi ketiga teknologi OcuSync yang memungkinkan transmisi kontrol dan output video 1080p dari jarak sejauh 12 km.

Sistem autopilot yang tersematkan di Air 2S diklaim sebagai yang tercanggih dari semua drone DJI sejauh ini, sanggup mendeteksi rintangan dalam sudut pandang yang lebih luas daripada sebelumnya. DJI turut menanamkan sensor ekstra di sisi atas Air 2S yang berguna untuk membantu mendeteksi rintangan selagi drone melesat dalam kecepatan tinggi (yang otomatis menempatkan drone dalam posisi kepalanya agak menghadap ke bawah).

Lalu untuk semakin memudahkan pengguna dalam menciptakan konten berkualitas profesional, DJI turut menyertakan fitur bernama MasterShots, yang akan merencanakan rute penerbangan dan perekaman secara otomatis, lalu menyatukan hasil rekamannya menjadi satu video yang siap dikonsumsi publik. Dalam sekali pengisian, baterainya diyakini mampu bertahan sampai 31 menit waktu mengudara.

Bundel pembelian DJI Air 2S versi Combo / DJI
Bundel pembelian DJI Air 2S versi Combo / DJI

Seperti yang saya bilang di awal, DJI Air 2S saat ini sudah bisa dibeli secara resmi di Indonesia melalui jaringan toko offline maupun online Erajaya Group, termasuk halnya DJI Official Store di Tokopedia. Harga jualnya tadi tidak jauh berbeda dari harganya untuk pasar Amerika Serikat ($999 untuk paket Basic, $1.299 untuk paket Combo, naik cukup lumayan kalau dibandingkan harga Mavic Air 2 saat pertama dirilis).

Untuk paket Basic, konsumen bakal mendapatkan unit drone, remote control, satu modul baterai, tiga pasang baling-baling, dan semua kabel yang diperlukan. Paket Combo-nya di sisi lain mencakup dua modul baterai ekstra (total tiga modul), tiga pasang baling-baling tambahan (total enam pasang), ND filter, charging hub, dan sebuah tas selempang.

Erajaya Group juga menggelar program promosi cashback hingga 400 ribu rupiah untuk pembelian pada periode 15 – 25 April 2021, plus program cicilan 0% hingga 18 bulan menggunakan kartu kredit BCA atau Mandiri. Buat 100 pembeli pertama di tanggal 15 – 18 April, juga ada bonus kartu microSD SanDisk Extreme berkapasitas 128 GB.

Drone DJI FPV Padukan Performa Mengudara yang Impresif dengan Sudut Pandang Orang Pertama

DJI punya drone baru yang sangat menarik. Namanya DJI FPV, dan ia dirancang untuk memberikan pengalaman yang berbeda dari biasanya. Berbeda dalam artian yang positif tentu saja, sebab premis utama FPV alias first-person view adalah menyuguhkan pengalaman yang lebih immersive.

Secara fisik, wujud FPV tampak seperti lini DJI Inspire yang diciutkan. Namun jangan tertipu oleh tubuh mungilnya, sebab drone ini punya kemampuan mengudara yang mengesankan: kecepatan maksimum 140 km/jam, dengan akselerasi 0 – 100 km/jam dalam waktu dua detik. Padukan itu dengan sudut pandang orang pertama, maka yang didapat adalah level baru keseruan mengendalikan drone.

Masih soal kemampuan mengudaranya, FPV menawarkan tiga macam mode yang berbeda: Normal, Manual, dan Sport. Mode Normal, sesuai namanya, adalah mode tradisional dengan semua fitur keselamatan yang aktif, termasuk halnya fitur obstacle detection. Mode Manual di sisi lain ditujukan buat para pilot yang sudah berpengalaman, sebab semua sensor milik perangkat akan dinonaktifkan dalam mode ini.

Terakhir, mode Sport adalah perpaduan antara Normal dan Manual. Dalam mode ini, pergerakan drone bisa terasa lebih dinamis ketimbang di mode Normal, tapi di saat yang sama fitur-fitur keselamatan utamanya tetap aktif setiap saat. Lebih lanjut soal keselamatan, DJI turut membekali FPV dengan semacam fitur rem darurat, yang dapat diaktifkan kapan saja untuk membuat drone berhenti dan terbang di tempat (hover).

Juga menarik adalah kemampuan FPV untuk terbang kembali menuju titik lepas landasnya secara otomatis, baik atas instruksi sang pilot, atau ketika sinyal transmisinya tiba-tiba terputus maupun ketika baterainya kritis.

Beralih ke kamera, DJI FPV rupanya punya kamera yang jauh lebih kapabel lagi jika dibandingkan dengan DJI Mini 2. Ia mampu merekam video dalam resolusi 4K 60 fps dan bitrate 120 Mbps. Lucunya, kameranya hanya terhubung ke gimbal satu axis (cuma bisa mendongak atau menunduk), bukan tiga axis seperti biasanya. Sebagai gantinya, FPV sepenuhnya mengandalkan sistem penstabil gambar elektronik bernama RockSteady yang sangat efektif.

Apa yang dilihat oleh DJI FPV bisa pengguna saksikan secara live dengan bantuan DJI FPV Goggles V2. Head-mounted display baru ini tampak sangat berbeda dibanding generasi pertamanya, dan jauh lebih mirip seperti Digital FPV System yang DJI luncurkan di tahun 2019.

DJI FPV menggunakan sistem transmisi generasi terbaru bernama O3. Jarak transmisi maksimumnya masih sama seperti OcuSync 2, yakni hingga 10 km. Yang berbeda adalah bitrate-nya yang lebih tinggi di angka 50 Mbps, serta adanya tiga mode transmisi: High-Quality, Low-Latency, dan Audience.

Pada mode High-Quality, resolusi yang diterima Goggles adalah 1440 x 810 pixel dengan 60 fps dan sudut pandang seluas 142°, atau 50 fps dengan sudut pandang 150°. Latency-nya diperkirakan berada di kisaran 40 milidetik atau kurang. Tentu saja itu bisa disempurnakan dengan mode Low-Latency, yang dapat menekan latency hingga 28 milidetik, dengan resolusi 1440 x 810 pixel di kecepatan 120 fps, atau 100 fps jika sudut pandangnya diperluas menjadi 150°.

Alternatifnya, pengguna juga dapat mengaktifkan mode Audience. Dalam mode ini, FPV bisa mentransmisikan gambar ke total sembilan Goggles yang berbeda (salah satunya milik sang pilot), sehingga yang dapat menyaksikan hasil rekaman FPV selagi bermanuver bukan cuma si pilot saja.

Untuk mengendalikan FPV, pengguna pada dasarnya punya dua opsi. Opsi pertama adalah menggunakan controller tradisional yang bentuknya mirip gamepad, opsi kedua dengan memanfaatkan sebuah motion controller. Menggunakan opsi kedua ini, drone dapat membelok-belok mengikuti pergerakan tangan pengguna secara real-time.

Buat yang belum terbiasa mengendalikan drone dengan sudut pandang orang pertama seperti ini, DJI juga menyediakan aplikasi simulasi DJI Virtual Flight sehingga pengguna bisa berlatih menggunakan smartphone-nya terlebih dulu. Kalaupun pengguna sempat menabrakkan drone, kabar baiknya FPV telah mengadopsi rancangan yang modular, yang berarti bagian-bagiannya dapat dilepas-pasang demi memudahkan reparasi.

Di Amerika Serikat, DJI FPV saat ini sudah dijual dengan harga $1.299. Paket penjualannya ini mencakup drone, remote control, FPV Googles, dan satu unit baterai. Kalau tertarik dengan motion controller-nya, Anda harus membelinya secara terpisah seharga $199.

Sumber: DJI.

DJI Mini 2 Diluncurkan, Kini dengan Kemampuan Merekam Video 4K dan Jarak Transmisi Lebih Jauh

DJI baru saja memperkenalkan Mini 2, penerus langsung dari Mavic Mini yang diluncurkan setahun lalu. Drone mungil ini hadir membenahi sejumlah kekurangan milik pendahulunya, tapi di saat yang sama juga mempertahankan beberapa keunggulannya meski tak lagi mengusung nama Mavic.

Yang paling utama, desain dan dimensinya tidak berubah. Dalam posisi terlipat, ukuran DJI Mini 2 cuma sebesar telapak tangan orang dewasa, dan bobotnya tercatat hanya 249 gram. DJI sangat bangga dengan pencapaian ini sampai-sampai informasi berat tersebut mereka sematkan langsung pada bodi Mini 2.

Satu kelebihan yang bisa disombongkan oleh Mini 2 jika dibandingkan dengan pendahulunya adalah terkait kemampuan merekam videonya. Mini 2 sanggup merekam dalam resolusi maksimum 4K 30 fps dengan bitrate 100 Mbps, jauh mengungguli Mavic Mini yang cuma mampu merekam video beresolusi 2,7K.

Sensor yang tertanam pada kameranya sebenarnya sama besarnya, dengan luas penampang 1/2,3 inci. Juga ikut di-upgrade adalah kemampuan fotografinya. Mini 2 tak hanya bisa menjepret foto 12 megapixel dalam format JPEG, melainkan juga RAW. Gimbal yang digunakan sendiri sama-sama model 3-axis seperti di Mavic Mini.

Namun pembaruan yang paling signifikan terletak pada teknologi transmisinya. Mini 2 sepenuhnya mendukung teknologi OcuSync 2.0, yang berarti ia mampu terhubung dengan controller dan meneruskan video 1080p dari jarak sampai sejauh 10 kilometer, alias 2,5 kali lipat lebih jauh daripada sebelumnya. Controller-nya sendiri adalah model baru yang DJI perkenalkan bersama Mavic Air 2 pada bulan April lalu.

Kemampuan mengudaranya pun juga tidak lupa disempurnakan. Mini 2 mampu melesat dalam kecepatan maksimum 57 km/jam, dan ia juga siap menahan tiupan angin hingga sekencang 38 km/jam. Terlepas dari semua pembaruannya itu, Mini 2 sama sekali tidak mengorbankan efisiensi energinya. Malahan, ia bisa mengudara satu menit lebih lama daripada pendahulunya, dengan daya tahan baterai maksimum hingga 31 menit per charge.

Selebihnya, Anda masih akan menjumpai berbagai fitur berbasis software yang impresif yang sudah kita ekspektasikan dari DJI. Di Amerika Serikat, DJI Mini 2 saat ini telah dipasarkan dengan banderol $449, atau dalam bundel Fly More Combo seharga $599.

Sumber: DJI.

DJI Pocket 2 Resmi Diumumkan, Punya Sensor Lebih Besar dan Lensa Lebih Lebar

DJI telah meluncurkan penerus Osmo Pocket, kamera mini dengan gimbal 3-axis generasi keduanya diberi nama DJI Pocket 2 saja. Meski ukurannya tetap ringkas dengan berat hanya 117 gram, DJI berhasil meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan.

Ia mengusung sensor yang lebih besar berukuran 1/1.7 inci yang secara default menghasilkan bidikan 16MP dan hingga 64MP pada mode high-resolution. Memiliki aperture f1.8 dan lensa lebih lebar ekuivalen 20mm, jadi lebih ideal buat nge-vlog. Sebagai pembanding, pendahulunya memiliki sensor 1/2.3 inci beresolusi 12MP dengan lensa ekuivalen 26mm.

Untuk perekaman videonya, kemampuannya masih sama yaitu mendukung resolusi 4K hingga 60fps pada bitrate 100Mbps. Namun DJI telah menambahkan fitur video HDR dan kemampuan memperbesar gambar hingga 8x menggunakan mode high-resolution atau 4x lossless zoom pada mode 16MP dan 1080p.

Selain itu DJI juga telah meningkatkan sistem autofocus-nya, disebut Hybrid 2.0 AF. Fitur ini menggunakan kombinasi kontras dan deteksi fase, sehingga memungkinkan pelacakan subjek yang bergerak lebih cepat dan akurat.

DJI Pocket 2 2

Soal audio, DJI Pocket 2 mengemas sistem audio baru yang disebut DJI Matrix Stereo menggunakan susunan empat mikrofon. Dengan beberapa fitur audio termasuk Directional Audio untuk mengambil detail sebanyak mungkin, SoundTrack untuk menyesuaikan audio berdasarkan di mana kamera menghadap, dan Audio Zoom untuk mempersempit bidang suara saat menggunakan fitur zoom.

Fitur dan mode kamera pada DJI Osmo Pocket juga diwariskan ke DJI Pocket 2. Mulai dari mode Pro, ActiveTrack 3.0, Slow-motion 8x pada 1080p, Timelapse, Hyperlapse, Motionlapse, Panorama, Livestreaming, dan Story Mode. Fitur baru yang tersedia antara lain Fast Wake yang akan langsung mengaktifkan kamera, Drop Aware yang akan ‘mengambil tindakan pencegahan saat mendeteksi kamera jatuh’, dan Pause Recording.

Aksesori DJI Pocket 2

Dengan hardware baru, aksesori yang melengkapinya juga baru termasuk charging case, wireless microphone set, waterproof housing, control wheel yang lebih compact, extension rod, wide-angle lens attachment, dan wireless module. Semua fitur DJI Pocket 2 dapat dikontrol lewat smartphone Android dan iOS dengan aplikasi DJI Mimo.

Bagaimana tertarik dengan DJI Pocket 2? Kamera mungil ini tersedia dalam dua konfigurasi, DJI Pocket 2 dengan Mini Control Stick dan dudukan tripod dibanderol US$349 (sekitar Rp5,1 jutaan). Kemudian untuk DJI Pocket 2 Creator Combo yang mencakup Mini Control Sitck, dudukan tripod, wide-angle lens attachment, wireless microphone dengan windscreen, do-it-all handle, dan micro tripod dijual seharga US$499 (Rp7,3 juta).

Tahun lalu saya sendiri sempat keracunan DJI Osmo Pocket, dengan kamera seringkas ini saya berharap bisa menghasilkan footage sebanyak mungkin. Namun saya butuh beberapa aksesori yang harganya relatif cukup mahal untuk mengoptimalkannya dan karena sensornya kecil performa video low light-nya bikin frustasi. Dengan sensor lebih besar, performa low light DJI Pocket 2 seharusnya meningkat signifikan.

Sumber: DPreview