Command & Conquer Remastered Collection Resmi Sapa Penggemar RTS 5 Juni 2020

Para penggemar genre RTS, bersiaplah menghabiskan banyak waktu di jagat Command & Conquer mulai bulan Juni nanti. Lewat sebuah siaran pers, EA mengumumkan bahwa Command & Conquer Remastered Collection bakal dirilis secara resmi pada tanggal 5 Juni 2020.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, C&C Remastered menawarkan peningkatan kualitas visual yang amat drastis tanpa mengubah art style maupun mekanisme gameplay aslinya. Grafiknya masih bergaya 2D, tapi kini jauh lebih mendetail, siap dinikmati pemain di resolusi 4K.

Selain grafik, audio pun juga ikut di-remaster, dan tim pengembangnya sengaja menunjuk komposer asli C&C klasik, Frank Klepacki, untuk menjalankan tugas tersebut. Fitur-fitur lainnya mencakup user interface (UI) beserta kontrol yang lebih sempurna, map editor anyar, dan mode multiplayer yang sudah dioptimalkan sesuai standar modern.

Command & Conquer Remastered Collection

Konten yang dijanjikan sangatlah melimpah, sebab C&C Remastered Collection sebenarnya merupakan gabungan atas dua game sekaligus, yakni C&C Tiberian Dawn keluaran tahun 1995 dan C&C Red Alert keluaran tahun 1996, plus tiga expansion pack-nya (Covert Operations, Counterstrike, dan The Aftermath). Jadi jangan kaget kalau jumlah campaign mission-nya mencapai 100 lebih.

C&C Remastered Collection rencananya akan dirilis di Origin dan Steam sekaligus. Harganya cukup terjangkau, cuma $20 (sebelum penyesuaian), dan EA bilang masih ada sejumlah konten ekstra yang tidak kalah menarik dari game-nya sendiri. 25 tahun setelah game pertamanya dirilis, Command & Conquer akhirnya terlahir kembali.

Sumber: GamesRadar.

Plants vs. Zombies 3 Pelan-Pelan Siap Meluncur

Melakukan debutnya di Windows dan Mac pada tahun 2009, keunikan gameplay serta tema Plants vs. Zombies membuatnya jadi favorit gamer dalam waktu singkat. Kesuksesan permainan tower defense ini menyemangati PopCap untuk menghadirkannya ke lebih banyak platform, dan di bawah arahan Electronic Arts, lahirlah deretan sekuel serta spin-off seperti game third-person shooter Garden Warfare dan collectible card PvZ Heroes di Android dan iOS.

Kabar mengenai judul Plants vs. Zombies terbaru sempat terdengar di pertengahan 2019, kurang lebih enam tahun sesudah PvZ 2 dirilis. Namun saat itu PopCap Games hanya mengungkap sedikit detail dan melepas versi pre-alpha secara terbatas dengan maksud melakukan pengujian sebelum permainan tersedia lebih luas. Dan setelah penantian yang cukup panjang, developer akhirnya resmi ‘meluncurkan’ Plants vs. Zombies 3 di penghujung bulan Februari ini.

PvZ 3 kembali menyuguhkan formula tower defense lane-based dan menghadirkan lagi karakter-karakter familier. Anda ditugaskan untuk bertahan dari serangan zombie dengan menempatkan tanaman-tanaman defensif secara strategis. Tentu saja ada banyak aspek di permainan yang PopCap perbarui, salah satunya bisa segera Anda lihat dari trailer-nya: penggunan grafis dan aset 3D. Executive producer Bruce Maclean menjelaskan, desain baru ini memastikan game jadi lebih fleksibel dan memungkinkan developer menampilkan detail visual lebih baik.

Ada cukup banyak pula modifikasi yang tim implementasikan pada gameplay. Misalnya, bunga matahari (Sunflower) tak lagi diperlukan untuk menghasilkan tenaga, lalu mesin pemotong rumput (berfungsi sebagai pertahanan darurat) turut dihilangkan. PvZ 3 kabarnya mengusung tempo yang lebih cepat dan lebih menuntut keputusan taktis. Selain itu, developer juga memasukkan elemen ‘social play‘ di sana. Dari sisi estetika, perubahan terbesar terletak pada penyajian permainan secara portrait – tak lagi landscape.

PopCap menyampaikan, transisi dari landscape ke portrait dimaksudkan agar game lebih nyaman dinikmati dari smartphone. Orang biasanya menggunakan perangkat tersebut untuk berbagai keperluan serta menjalankan beberapa aplikasi secara berbarengan. Menurut developer, akan lebih praktis jika pemain tak perlu mengubah orientasi smartphone saat beralih dari satu app ke app lainnya.

Developer rencananya akan melepas Plants vs. Zombies 3 secara bertahap via metode soft launch. Setelah meluncur terbatas di Amerika Serikat, soft launch akan dimulai di Filipina. Di periode ini, sejumlah konten masih dikembangkan dan belum dapat diakses. PvZ 3 disajikan sebagai permainan free-to-play dengan  microtransaction. Buat sekarang, PopCap masih enggan menginformasikan kapan game siap dirilis global.

Menariknya, developer juga berjanji untuk terus mendukung dan melepas konten-konten baru buat PvZ 2 meski Plants vs. Zombies 3 sudah tersedia nanti.

Sumber: EA.

Kabarnya EA Sedang Menggarap 2 Game Star Wars Baru, Salah Satunya Sekuel Fallen Order

Meski belum bisa dikatakan sempurna, Jedi: Fallen Order berhasil memuaskan dahaga gamer terhadap permainan Star Wars single-player berkualitas. Dikerjakan oleh tim pencipta Titanfall, performa game action-adventure ini jauh melampaui ekspektasi EA. Jedi: Fallen Order laris di PC, dan penjualannya terhitung mencapai delapan juta kopi di bulan Desember 2019. Publisher mengestimasi, angkanya berpotensi menyentuh 10 juta kopi di akhir Maret nanti.

Kondisi tersebut kembali mengingatkan para pemain di industri bahwa masih ada permintaan tinggi terhadap permainan single-player. Tentu saja, kesuksesan Jedi: Fallen Order menyemangati EA untuk mengembangkan lebih banyak game Star Wars. Lagi pula, perusahaan hanya punya waktu tiga tahun sebelum kontrak dengan Disney (untuk memublikasikan game Star Wars secara eksklusif) habis. Dan informasi terkini menyebutkan bahwa sang publisher tengah sibuk menggarap dua lagi permainan di jagat Perang Bintang.

Kabar ini diungkap oleh sejumlah narasumber pada jurnalis Kotaku, Jason Schreier. Dua game Star Wars anyar itu punya arahan desain berbeda. Satu permainan disiapkan sebagai sekuel Star Wars Jedi: Fallen Order dan satu lagi berskala lebih kecil dengan konsep yang ‘tidak biasa’, ditangani oleh Motive Studios asal Montreal. Didirikan oleh mantan produser Assassin’s Creed, Jade Raymond, EA Motive sempat membantu DICE dan Criterion merampungkan Battlefront II.

Selain dua game anyar, informan juga mengungkapkan bahwa EA sebetulnya sempat menggarap tiga permainan Star Wars, namun mereka semua dibatalkan. Kisahnya dimulai di tahun 2015, ketika EA menugaskan Visceral Games mengerjakan game Star Wars ber-codename Ragtag. Permainan difokuskan pada tema ‘perampokan’ (saya membayangkan Solo: A Star Wars Story dalam wujud game). Tapi tiba-tiba proyek dihentikan di tahun kedua pengembangannya, lalu aset-asetnya ditransfer ke EA Vancouver sebagai basis pembuatan permainan open-world Star Wars.

Di kalangan internal, game tersebut diberi julukan Orca. EA Vancouver menggodoknya hingga tahun 2018, namun lagi-lagi Electronic Arts memutuskan buat membatalkannya. Info mengenai penghentian Orca baru terungkap di 2019. Selanjutnya, tim Vancouver diarahkan untuk menggodok proyek Star Wars yang ‘lebih kecil’ bertajuk Viking. Saat itu, permainan dijadwalkan buat meluncur di musim gugur 2020 bersamaan dengan console PlayStation dan Xbox next-gen.

Viking didesain sebagai spin-off dari Battlefront dan mengusung elemen open-world. Dalam prosesnya, EA meminta Criterion untuk membantu EA Vancouver, dan di sinilah problem dimulai. EA Vancouver sudah menghabiskan banyak waktu untuk merancang serta menciptakan prototype, tetapi publisher ingin agar Criterion – developer di belakang seri balap Burnout – yang memimpin pengembangan.

Kolaborasi sulit dilakukan karena dua studio berasal dari tempat berbeda (Kanada dan Inggris). Dan kendala logistik ini diperparah oleh terlalu banyaknya pihak pengambil keputusan. Criterion punya visi yang ambisius: mereka ingin agar Viking menitikberatkan aspek cerita dan karakter. Pada akhirnya, EA sadar mereka tidak akan sanggup menyelesaikan game dalam target waktu satu setengah tahun. Dan iniah alasan disetopnya pengembangan Viking.

Saya harap tak ada lagi pembatalan proyek game Star Wars karena sejak lisensi dipegang oleh EA, hanya ada sejumput judul yang tiba di tangan gamer. Saya juga penasaran mengapa Knights of the Old Republic sama sekali tidak disebutkan oleh narasumber…

Game-Game EA Resmi Kembali ke Steam, Dimulai dari Star Wars Jedi: Fallen Order

Hal yang paling menyebalkan dari kondisi tersebut adalah ketika masing-masing layanan menawarkan game secara eksklusif dan tidak memperkenankan integrasi ke platform lain. Itu sebabnya kabar mengenai rencana kembalinya permainan-permainan Electronic Arts di Steam terdengar menggembirakan; karena sejak peluncuran Origin di tahun 2011, sang publisher menarik hampir seluruh game mereka dari layanan milik Valve itu.

Dan beberapa jam lalu, momen yang ditunggu-tunggu itu akhirnya tiba. Secara resmi, EA memulai kembali kemitraan mereka dengan Steam dan mereka  memutuskan buat tidak melakukannya secara tanggung. EA memilih salah satu judul blockbuster sebagai permainan pertama (dalam waktu delapan tahun) yang nanti dapat dinikmati di Steam. Game tersebut ialah Star Wars Jedi: Fallen Order.

Menjawab pertanyaan saya di artikel sebelumnya, EA tampaknya mencoba membawa permainan-permainan mereka ke Steam secara berangsur-angsur. Dalam beberapa bulan, The Sim 4 dan Unravel 2 dijadwalkan untuk hadir di Steam. Kemudian di tahun depan, rencananya Apex Legends, FIFA 20 dan Battlefield 5 juga akan tiba di sana. Dan yang terpenting, gamer di Steam dan Origin dipersilakan bermain bersama tanpa ada tirai pemisah.

Sedikit membahas Star Wars Jedi: Fallen Order, saat ini kita telah diperkenankan buat melakukan pre-order via Steam (gerbang pre-order juga sudah terbuka di EA Origin). Game siap meluncur di tanggal 15 November 2019.

Selain menyajikan lagi game-game mereka di Steam, Electronic Arts juga punya agenda untuk menghidangkan EA Access di sana. Dengan begini, EA Access menjadi layanan berlangganan game pertama yang hadir di Steam. Steam sendiri merupakan platform keempat yang didatangi EA Access, setelah PlayStation 4, Xbox One dan Origin.

Kepada GamesIndustry, senior vice president EA Mike Blank menjelaskan bahwa yang mereka lakukan ini ialah upaya untuk meminimalkan ‘gesekan’ bagi gamer yang ingin menikmati permainan baik lewat Steam maupun Origin. Caranya adalah dengan menghubungkan akun di kedua layanan serta membebaskan gamer memilih platform tempat mereka bermain.

Menyajikan game di Steam tampaknya jadi tren di kalangan publisher raksasa belakangan ini. Anda mungkin sudah tahu, Xbox Game Studios turut menghidangkan permainan terbaru mereka – Gears 5 – di layanan punya Valve itu.

Via Eurogamer.

EA Ungkap Video Teaser Gameplay Command & Conquer Remastered

Apa persamaan antara Age of Empires, Command & Conquer, dan StarCraft? Ketiganya adalah franchise RTS (real-time strategy) legendaris yang berkontribusi besar terhadap popularitas genre tersebut. Game pertama dari masing-masing franchise itu juga masih sangat relevan sekarang, terutama berkat versi remastered yang dirilis.

Ya, setelah Age of Empires dan StarCraft, Command & Conquer orisinal juga ikut mendapat perawatan modern yang sama. Kabar mengenai C&C Remastered sebenarnya sudah diumumkan sejak tahun lalu, akan tetapi kala itu masih belum ada kejelasan mengenai arahan remaster yang bakal diambil oleh EA dan Petroglyph Games.

Setahun berselang, mereka pun sudah punya video teaser dari gameplay-nya. Terlihat jelas bahwa arahan remaster yang diambil sama seperti AoE maupun StarCraft; perubahan terbesarnya hanya dilakukan pada aspek grafis tanpa menyentuh mekanisme orisinalnya sedikit pun.

Command & Conquer Remastered

EA bilang bahwa Lemon Sky Studios, tim yang dipercaya menangani modernisasi visualnya, telah merombak satu per satu aset grafik C&C dari nol, sehingga wajar apabila hasilnya tampak begitu mendetail. Setelahnya, barulah tim Petroglyph yang mencocokkan frame demi frame dari aset barunya dengan aset orisinalnya.

Proses seperti ini diambil demi menjaga nilai otentik C&C orisinal selagi hanya memperbarui aset visualnya. Begitu kompleksnya proses semacam ini, satu aset seperti unit Grenadier saja bisa terbentuk dari lebih dari 600 frame.

Satu fitur menarik yang ditawarkan C&C Remastered adalah, selagi memainkan mode Campaign, kita dapat mengaktifkan visual lama atau barunya kapan saja dengan satu klik tombol, sehingga kita bisa membandingkan langsung aset orisinal di resolusi 320 x 200 dengan aset barunya di resolusi maksimum 3840 x 2160. Sebelum ini, StarCraft: Remastered juga hadir membawa fitur yan sama.

Sayang sekali EA masih belum punya jadwal rilis untuk Command & Conquer Remastered. Beberapa aset pada video teaser-nya juga masih belum selesai dirombak, dan sejumlah bug juga masih harus mereka tangani.

Sumber: Rock Paper Shotgun dan EA.

Betulkah Game-Game EA Akan Kembali Hadir di Steam?

Saat ini hampir seluruh publisher game mempunyai platform distribusi sekaligus d-nya sendiri. Beberapa – seperti Uplay dan Rockstar Games Launcher – telah terintegrasi ke layanan Steam. Namun mungkin karena terdorong oleh rivalitas, sejumlah nama semisal EA Origin, Battle.net dan Epic Store lebih memilih eksklusivitas dan memastikan game mereka tak tersedia di platform lain.

Electronic Arts sendiri sempat menjalin kerja sama dengan Steam bertahun-tahun silam. Sayangnya, kolaborasi mereka berakhir di tahun 2011 ketika EA meluncurkan Battlefield 3 secara eksklusif melalui Origin. Waktu itu, sang publisher juga mengambil langkah yang cukup mengejutkan, yaitu menarik sejumlah permainan mereka dari Steam (salah satunya Crysis 2, tersaji kembali di Steam satu tahun setelahnya).

Sejak saat itu, versi Windows dari game Electronic Arts hanya dirilis melalui Origin: The Sims, Battlefield, FIFA, Need for Speed hingga Apex Legends. Selain konten eksklusif, Origin juga menyediakan permain third-party contohnya Assassin’s Creed Odyssey, Final Fantasy XV Episode Ardyn sampai Darksiders III. Namun belum lama ini, ada indikasi EA berniat untuk kembali bermitra dengan Valve dan meluncurkan game mereka di Steam.

Isyarat pertama datang dari tweet yang di-posting Electronic Arts di tanggal 26 Oktober minggu lalu. Sang publisher mengunggah video sembilan detik yang menampilkan mug dengan logo EA berisi cairan panas beruap tanpa memberikan penjelasan apapun. Petunjuk kedua diungkap oleh pengguna Twitter bernama @RobotBrush beberapa hari sebelumnya. Ia menemukan uji coba aplikasi untuk menjalankan permainan Origin melalui Steam.

Jika benar begitu, maka Origin boleh jadi menggunakan pendekatan serupa Ubisoft lewat Uplay mereka. Ubisoft menjajakan hampir seluruh permainan mereka di Steam (Kecuali The Division 2 dan Ghost Recon Breakpoint. Khusus buat kedua judul ini, Ubisoft telah melakukan kesepakatakan dengan Epic Games). Tapi untuk menikmatinya, kita diwajibkan menginstal Uplay di PC dan log-in.

Pertanyaan terbesar terkait langkah Electronic Arts ini ialah, apakah game-game tersebut akan hadir secara masif, secara berangsur-angsur, atau pertama-tama diterapkan pada permainan lawas terlebih dahulu? Mayoritas gamer tentu saja berharap bisa segera bermain judul-judul multiplayer EA – misalnya Apex Legends – bersama teman-teman di Steam. Lalu bagaimana dengan permainan besar yang akan datang, seperti Star Wars Jedi: Fallen Order dan Need for Speed: Heat, akankah mereka nanti tersedia di Steam?

Saya juga ingin tahu pandangan EA terhadap Epic Store. Epic Games Store menawarkan pembagian keuntungan yang jauh lebih menggiurkan, tapi mengapa EA lebih tertarik merilis (kembali) game mereka di Steam? Apakah mereka belajar dari kegagalan Ghost Recon Breakpoint dan The Division 2 mencapai target penjualan terlepas dari kontrak eksklusif antara Ubisoft dan Epic Games?

Via Eurogamer.

Anda Bisa Membeli Apex Legends Edisi ‘Premium’ Bulan Depan

Meluncur tiba-tiba di awal tahun, Apex Legends membawa angin segar ke segmen battle royale yang saat itu mulai terasa penat. Game kreasi tim pencipta Tintafall itu memang tidak merombak penyajian genre last-man standing, namun ia membawa beberapa fitur inovatif yang membuat permainan jadi lebih simpel dan menyenangkan. Salah satu terobosannya ialah sistem ping sehingga komunikasi bisa dilakukan lebih ringkas.

Apex Legends juga berbeda dari game battle royale lain. Ia tak hanya mengadu pemain di satu area berukuran raksasa, tapi turut memfokuskan kerja sama tim serta dibumbui gameplay ala hero shooter seperti Overwatch atau Quake Champions. Selain itu, gamer juga memuji melimpahnya konten Apex Legends. Beberapa orang bahkan berpendapat bahwa cukup wajar jika Respawn menawarkannya sebagai game premium. Nyatanya, permainan dihidangkan secara gratis.

Meski demikian, Respawn Entertainment memberikan para penggemar berat Apex Legends kesempatan untuk ‘membeli’ permainan secara premium. Developer mengumumkan rencana peluncuran dua versi fisik Apex Legends dan mempersilakan Anda memilih antara edisi Lifeline atau Bloodhound (mereka adalah dua dari sepuluh karakter yang bisa Anda mainkan). Dan dalam menyuguhkannya, Respawn mengangkat tema ‘iblis dan malaikat’.

Apex Legends.

Terlepas dari pemakaian boks, konten dan segala bonus di sana bersifat digital. Masing-masing menyimpan sebuah satu skin legendaris untuk sang hero, senjata, sebuah banner dan badge eksklusif, plus 1.000 Apex Coins. Ini dia detail dari masing-masing versi boks Apex Legends:

Lifeline Edition

  • Legendary Guardian Angel Lifeline skin
  • Legendary Chooser of the Slain Flatline skin
  • Exclusive Winged Guardian Banner
  • Exclusive Angel Struck Badge

Bloodhound Edition

  • Legendary The Intimidator Bloodhound skin
  • Legendary Wrath Bringer Prowler skin
  • Exclusive Feeling Impish Banner
  • Exclusive Tormentor Badge

Edisi fisik Apex Legends rencananya akan dijual di toko-toko retail mulai tanggal 18 Oktober 2019. Respawn menyediakannya baik untuk PC, PlayStation 4 dan Xbox One, membanderolnya seharga US$ 20. Menghitung dari nilai konten, versi boks pada dasarnya lebih ekonomis dibanding melakukan pembelian Apex Coins dan skin via transaksi standar. 1.000 AC dijual seharga US$ 10 dan sebuah skin legendaris dijajakan 1.800 AC.

Mungkin Anda sudah tahu, Apex Legends bukanlah satu-satunya game gratis yang punya alternatif versi boks premium. Tahun lalu, Epic Games sempat menawarkan bundel Deep Frozen permainan Fortnite. Dan satu hal lagi perlu digarisbawahi: edisi fisik Apex Legends ini belum disertai Battle Pass, yang dijual seharga 950 Apex Coin – atau sekitar US$ 10.

Via Eurogamer.

Yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Game Balap Baru EA, Need for Speed Heat

Populer di era 90-an, EA telah merilis lebih dari 20 permainan Need for Speed dalam rentang waktu dua dekade, dan pengerjaannya dilakukan oleh tim developer berbeda. Publisher juga pernah melepas beberapa spin-off, lalu melakukan reboot di tahun 2015 dengan maksud mengembalikan kejayaan seri ini. Namun mungkin, kenangan manis Underground dan Most Wanted merupakan yang paling melekat di ingatan kita.

Absen selama dua tahun selepas perilisan Payback, Electronic Arts baru saja mengumumkan game terbaru di seri NFS. EA memberinya judul Need for Speed Heat, dan permainan ini mencoba mewariskan konsep yang dahulu disajikan Most Wanted. NFS Heat menyuguhkan kembali dunia yang terbuka luas serta aksi kebut-kebutan melawan ‘otoritas nakal’.

Sejujurnya, arahan seperti ini sudah berkali-kali diusung Need for Speed, maka dari itu developer Ghost Games menerapkan twist menarik pada gameplay-nya. Di siang hari, Anda dapat menjelajahi berbagai lokasi di Palm City dan berpartisipasi di kompetisi Speedhunter Showdown, kemudian mengumpulkan uang buat membeli kendaraan baru serta melakukan modifikasi. Di malam hari, Anda dipersilakan untuk ikut serta dalam ajang balapan liar. Dan di sinilah bagian terunik dari Heat.

Dengan mengikuti kontes ilegal di malam hari, Anda bisa mengumpulkan ‘mata uang’ berbeda: Rep. EA belum menjelaskan lebih rinci apa yang dapat Anda lakukan dengan Rep, tapi saya menduga, Rep memungkinkan kita membuka konten khusus yang tak bisa diakses oleh uang biasa – boleh jadi berupa upgrade atau modifikasi tak resmi. Namun kesempatan menarik ini juga memiliki resiko.

Di malam hari, para polisi nakal berpatroli dan membuat situasi jadi lebih rumit. Mereka siap melakukan pengejaran, dan jika tertangkap, maka uang dan aset Anda akan disita. Prediksi saya, para penegak hukum tidak hanya sekadar mengejar, tetapi juga menggunakan sejumlah perlengkapan serta taktik penyergapan demi menghentikan kendaraan. Bahkan boleh jadi aksi mereka turut dibantu helikopter seperti di Need for Speed Most Wanted.

Electronic Arts berencana untuk memublikasikan trailer gameplay Need for Speed Heat di acara Gamescom Cologne 2019 yang dimulai tanggal 20 Agustus nanti. Kemungkinan besar, publisher juga akan memanfaatkan momen itu buat menyingkap detail lebih jauh mengenai game. Lewat Heat, EA dan Ghost Games menjanjikan ‘keleluasaan berekspresi melalui kustomisasi, budaya otomotif urban, serta narasi seru’.

Need for Speed Heat dijadwalkan untuk meluncur di PC, PlayStation 4 dan Xbox One pada tanggal 8 November 2019. Sedikit info: Ghost Games adalah tim yang bertanggung jawab dalam pembuatan NFS Rivals, Payback dan reboot Need for Speed.

Via Polygon.

Plants vs. Zombies 3 Sedang Digarap, Versi Pre-Alpha-nya Sudah Bisa Dicoba Sekarang

Penggemar game Plants vs. Zombies, ada kabar baik dari PopCap Games selaku penciptanya. Mereka sedang dalam proses mengerjakan Plants vs. Zombies 3, hampir enam tahun sejak Plants vs. Zombies 2 dirilis, dan sepuluh tahun sejak permainan orisinalnya menyapa dunia.

PopCap sejauh ini belum bicara banyak mengenai detailnya, tapi semestinya PvZ 3 masih akan mengadopsi gameplay berkonsep tower defense seperti kedua prekuelnya. Fitur atau mekanisme baru tentu saja bakal ada, demikian pula jenis tanaman dan zombie baru untuk dipertemukan.

Satu hal yang sangat menarik adalah, pengumuman ini juga disertai oleh perilisan PvZ 3 versi pre-alpha di Google Play Store. Status pre-alpha merupakan pertanda bahwa pemain bakal menjumpai banyak bug, namun setidaknya mereka yang sudah tak sabar menanti jadi bisa mencicipinya lebih awal.

Untuk bisa memainkan PvZ 3 versi pre-alpha, kita diwajibkan menggunakan setidaknya Samsung Galaxy S7, atau perangkat lain dengan spesifikasi di atasnya, serta yang menjalankan sistem operasi Android minimal versi 6.0 (Marshmallow). Pengguna perangkat iOS sepertinya masih harus bersabar lebih lama lagi.

Satu catatan penting lainnya, PopCap akan membatasi jumlah pemain yang dapat mengakses PvZ 3 versi pre-alpha dengan sistem kloter. Jadi semisal Anda tidak menjumpai opsi untuk mengunduhnya hari ini, Anda bisa mencobanya lagi di hari lain.

PopCap memastikan tidak ada konten in-app purchase pada versi pre-alpha ini, namun versi finalnya sudah pasti banjir konten microtransaction kalau melihat Electronic Arts (EA) sebagai publisher-nya. Sangat disayangkan PopCap belum punya jadwal rilis yang pasti, namun setidaknya kita bisa sedikit lega mengetahui bahwa franchise menarik ini masih belum mati.

Sumber: Polygon dan EA.

Star Wars Jedi: Fallen Order Jadi Andalan EA di E3 2019

Beberapa hari sebelum publisher game raksasa melangsungkan ritual tahunan di ajang E3, Google lebih dulu memulai kehebohan lewat penyingkapan detail terkini terkait layanan game stream Stadia. Singkat cerita, platform cloud gaming ini akan meluncur di bulan November 2019 dan dapat diakses via browser Chrome, dongle Chromecast Ultra TV serta smartphone Pixel 3.

Dari semua itu, hal paling istimewa dari Stadia ialah dukungan game dan developer. Sudah ada 21 publisher mengonfirmasi siap berpartisipasi di sana. Dan sampai saat ini, ada 31 permainan blockbuster masuk dalam daftarnya – salah satunya adalah sekuel RPG legendaris, Baldur’s Gate 3. Berdasarkan sentimen pribadi, mungkin tidak ada game yang bisa membuat saya lebih bersemangat dari Baldur’s Gate 3, tapi saya yakin ada banyak di antara Anda menjerit girang ketika EA Play E3 2019 dilangsungkan.

EA tidak mengumumkan banyak game baru di Electronic Entertainment Expo kali ini, namun memang ada satu judul yang begitu dinanti gamer karena waktu rilis yang pelan-pelan datang menghampiri: Star Wars Jedi: Fallen Order. Selain itu, Electronic Arts mengungkap update Apex Legends, Battlefield V, The Sims 4, Madden NFL 20 dan FIFA 20.

 

Star Wars Jedi: Fallen Order

Banyak orang merasa skeptisnya pada Jedi: Fallen Order, tetapi gameplay trailer sepanjang 13 menit persembahan Respawn Entertainment di E3 lebih baik dari harapan saya. Banyak hal memang perlu dicerna, namun ada beberapa aspek penting yang bisa dicatat. Pertama, seperti dugaan sebelumnya, Jedi: Fallen Order mengedepankan aksi pertempuran jarak dekat yang diintegrasikan pada gameplay petualangan.

Mengacu pada video tersebut, Jedi: Fallen Order mengusung gameplay linier yang dititikberatkan pada narasi dan elemen-elemen sinematik, mungkin akan mengingatkan Anda pada Uncharted atau trilogi Tomb Raide. Game merupakan bagian dari kisah canon Star Wars, dan Anda akan bertemu dengan tokoh-tokoh baru serta karakter yang ada di film – misalnya Saw Gerrera (diperankan oleh Forest Whitaker). Dalam petualangannya, sang protagonis Cal Kestis ditemani oleh robot BD-1. Ia akan membantu Kestis menyelesaikan puzzle sembari mengekspos detail pada dunia permainan.

Hal unik kedua adalah sistem pertempuran Jedi: Fallen Order. Game memang tidak meneruskan gaya bertarung lightsaber khas seri Jedi Knight, namun ada elemen menarik yang Respawn angkat di sana. Taktik, strategi dan eksekusi serangan sangat penting dalam menghadapi jenis lawan tertentu, seperti ketika Anda bermain Bloodborne atau Sekiro: Shadows Die Twice.

Star Wars Jedi: Fallen Order akan meluncur di PC, Xbox One dan PlayStation 4 pada tanggal 15 November. Permainan difokuskan pada pengalaman single-player dan Respawn juga menjamin ketiadaan microtransaction dalam bentuk apapun.

 

Apex Legends

Akan ada banyak konten yang dibawa oleh update Season 2 dari game shooter battle royale populer EA ini, di antaranya ada karakter, skin, dan senjata-senjata baru. Season 2 mengangkat judul Battle Charge dan sesuai namanya, ia akan menyodorkan sejumlah tantangan dan aktivitas (baik mingguan maupun harian) yang bisa Anda lakukan. Penyajiannya tak jauh berbeda dari Fortnite.

Lewat video animasi, EA memperkenalkan tokoh bernama Natalie ‘Wattson’ Paquette, seorang pakar teknologi dan insinyur listrik. Kemampuan-kemampuan yang dimilikinya berpotensi mengubah struktur gameplay Apex Legends karena spesialisasinya ialah bertahan dan membangun pertahanan.

Selain itu, EA dan Respawn akan menghadirkan mode Ranked yang terdiri dari enam level (Bronze sampai Apex Predator), menambahkan skin legend untuk Caustic dan Octane serta beberapa senjata (Spitfire dan R-301), dan memperkenalkan senjata baru, yaitu L-Star dari Titanfall 2. Senjata ini mematikan, tapi hanya bisa diperoleh dari air drop dan amunisinya terbatas. Kemudian, developer tak lupa ‘memperbaiki’ tingkat efektivitas Mozambique, yang selama ini jadi cemoohan pemain.

Season 2 Apex Legends akan dimulai pada tanggal 2 Juli 2019.

 

Battlefield V

Di tahun ini, EA dan tim DICE akan terus fokus memperkaya konten Battlefield V. Potongan terbesarnya terbesarnya adalah penambahan medan tempur Pasifik di game FPS berskala raksasa tersebut, yang meerupakan bagian dari update Chapter 5. Di sana akan ada medan tempur berlatar belakang daerah Iwo Jima, kendaraan-kendaraan perang amfibi dari Amerika dan Jepang, serta senjata baru: M1 Garand yang legendaris.

Seluruh konten ini tentu saja terhidang secara gratis, kabarnya siap mendarat di bulan November 2019.

 

The Sims 4

Permainan simulasi buatan Maxis yang dirilis di tahun 2014 ini akan mendapatkan konten baru bertema kehidupan pantai melalui expansion pack berjudul Island Living. Add-on tersebut membawa Anda ke sebuah pulau bernama Sulani, di mana ‘Sim’ bisa bersantai di pinggir laut, membantu membersihkan lautan, bermain dengan lumba-lumba, membuat kastil dari pasir, hingga menjadi penjaga pantai.

The Sims 4 Island Living dapat dinikmati lebih dulu di PC pada tanggal 21 Juni, lalu akan menyusul di Xbox One dan PS4 pada tanggal 16 Juli.

 

FIFA 20

Sebelum E3 dimulai, memang sudah ada desas-desus mengenai agenda diumumkannya FIFA 20. Kini setelah game resmi disingkap, diketahui pula bahwa ada sejumlah aspek yang EA perbarui, misalnya pada mekanisme menendang bola serta penyesuaian pada reaksi penjaga gawang – yang selama ini dianggap terlalu cepat. Developer juga berniat untuk membubuhkan mode game ala FIFA Street, bernama Volta, difokuskan pada pertandingan berskala kecil.

FIFA 20 dijadwalkan buat meluncur pada tanggal 27 September.

 

Madden NFL 20

Madden memang bukan seri game olahraga terpopuler di Indonesia, tetapi ia merupakan salah satu franchise andalan EA. Di judul teranyar ini, developer mencantumkan mode campaign bertajuk Longshot, memberikan keleluasaan bagi pemain buat memodifikasi gameplay, serta menambahkan skenario-skenario tantangan demi membuka konten. Madden NFL 20 juga sengaja dirancang agar lebih bersahabat bagi pemula.

Sebelum meluncur di tanggal 2 Agustus nanti, EA akan melangsungkan uji coba beta tertutup pada tanggal 14 sampai 16 Juni.