Perbandingan Antara MPL Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Singapura. Mana yang Paling Populer?

Moonton mengadakan liga nasional dari Mobile Legends: Bang Bang di empat negara, yaitu Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Singapura. MPL Indonesia dan Singapura telah berakhir pada awal Mei lalu. Sementara MPL Filipina dan Malaysia baru berakhir pada Minggu, 30 Mei 2021. Dengan berakhirnya MPL Filipina dan Malaysia, kita bisa membandingkan keempat liga nasional Mobile Legends untuk melihat liga mana yang paling populer. Untuk itu, kami menggunakan data versi Pro dari Esports Charts.

Jumlah Penonton Keseluruhan dari 4 MPL

Dari empat liga nasional Mobile Legends, MPL ID dan MPL PH memiliki jumlah penonton paling banyak. Pada puncaknya, jumlah penonton dari MPL ID dan MPL PH mencapai lebih dari satu juta orang. Untuk lebih tepatnya, jumlah peak viewers dari MPL ID menembus 1,8 juta orang dan MPL PH 1,4 juta orang. Sementara total hours watched dari masing-masing liga tersebut mencapai puluhan juta jam: MPL ID mendapatkan 54,5 juta jam dan MPL PH 33,1 juta jam. Dari segi jumlah penonton rata-rata, MPL ID punya sekitar 321 ribu penonton, sementara MPL PH 201,7 ribu orang.

Total peak viewers dari penonton MPL di 4 negara. | Sumber data: Esports Charts

Mari beralih ke Malaysia. Jumlah hours watched dari MPL MY mencapai 3,8 juta jam, dengan jumlah penonton rata-rata 20,7 ribu orang. Pada puncaknya, jumlah penonton MPL MY mencapai 111,2 ribu orang. Sementara itu, MPL SG memiliki total hours watched hingga 213,4 ribu jam dan jumlah penonton rata-rata 2,6 ribu orang. Total peak viewers dari MPL SG hanya mencapai 22,7 ribu orang. Meskipun begitu, tahun 2021 memang menjadi kali pertama Moonton mengadakan liga nasional untuk Singapura. Sebelum ini, mereka menyatukan liga nasional untuk Malaysia dan Singapura.

Jumlah hours watched dari MPL di 4 negara. | Sumber data: Esports Charts

Sebenarnya, tidak aneh jika jumlah penonton MPL ID dan MPL PH jauh lebih banyak dari MPL MY atau MPL SG. Pasalnya, Indonesia dan Filipina memang memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih banyak. Menurut data dari Worldometer, populasi Indonesia pada 2020 mencapai 273 juta orang dan populasi Filipina 109 juta orang. Sebagai perbandingan, jumlah penduduk Malaysia hanyalah 32 juta orang dan Singapura 5,8 juta orang.

Karena itu, rasanya kurang adil jika kita membandingkan jumlah penonton atau hours watched dari empat liga nasional Mobile Legends begitu saja. Kabar baiknya, Moonton tidak hanya menyiarkan MPL dalam bahasa ibu di sebuah negara, tapi juga dalam bahasa Inggris. MPL PH dan MPL MY bahkan juga ditayangkan dalam Bahasa Indonesia. Jadi, untuk mengetahui liga nasional Mobile Legends mana yang paling populer, kami akan membandingkan jumlah peak viewers dari masing-masing MPL berdasarkan siaran berbahasa Inggris.

Jumlah Penonton dari 4 MPL dengan Bahasa Inggris

Dengan data dari Esports Charts, kami membandingkan jumlah penonton dari MPL ID, MPL PH, MPL MY, dan MPL SG pada siaran dalam Bahasa Inggris. Secara keseluruhan, MPL ID memang menjadi liga nasional dengan jumlah penonton terbanyak. Namun, untuk siaran berbahasa Inggris, jumlah peak viewers dari MPL ID hanya mencapai 28,5 ribu penonton.

Sama seperti MPL ID, jumlah penonton dari siaran Bahasa Inggris MPL MY juga menurun drastis, dari 111 ribu orang menjadi 10,2 ribu orang. Begitu juga dengan MPL PH. Hanya saja, jumlah peak viewers dari siaran MPL PH berbahasa Inggris masih jauh lebih baik, mencapai 146,8 ribu orang. Sementara itu, jumlah peak viewers dari MPL SG tidak berubah, tetap mencapai 22,7 ribu orang.

Jumlah peak viewers dari siaran bahasa Inggris MPL di 4 negara. | Sumber: Esports Charts

Di Indonesia, pertandingan antara EVOS Legends dan Bigetron Alpha di babak final menjadi pertandingan yang menarik paling banyak penonton. Secara keseluruhan, jumlah peak viewers dari pertandingan itu mencapai 1,84 juta orang; sebanyak 1,81 juta merupakan penonton siaran Bahasa Indonesia. Sementara versi Bahasa Inggris dari pertandingan itu hanya mendapatkan peak viewers 28,5 ribu orang.

Tren di MPL MY dan MPL PH agak berbeda dengan MPL ID. Di Indonesia, babak final tetaplah menjadi suguhan utama, baik dalam siaran berbahasa Indonesia maupun Inggris. Lain halnya dengan MPL MY dan MPL PH. Di kedua liga tersebut, pertandingan paling populer dalam Bahasa Inggris berbeda dengan pertandingan terpopuler dalam bahasa Melayu atau Filipina.

Pertandingan paling populer di MPL PH secara umum (atas) dan pada siaran Bahasa Inggris (bawah). | Sumber: Esports Charts

Secara umum, pertandingan paling populer dari MPL PH adalah babak final yang mempertemukan XctN dengan Blacklist International. Pada puncaknya, pertandingan itu berhasil mendapatkan jumlah penonton hingga 1,4 juta orang. Sementara dalam siaran berbahasa Inggris, konten paling populer adalah pertandingan antara NXP.SOLID melawan Laus Playbook Esports (LPE) pada Minggu ke-1, Hari ke-2. Pertandingan itu menarik total peak viewers mencapai 146,8 ribu orang.

Hal serupa juga terjadi di MPL MY. Secara umum, pertandingan antara Todak dan RSG pada babak Playoff, Hari ke-3 merupakan match paling populer. Pertandingan itu menarik 111,2 ribu orang. Sementara itu, dalam siaran Bahasa Inggris, pertandingan terpopuler adalah laga antara tim Still Moving Under Gunfire (SMG) melawan Geek Family pada babak Playoff, Hari ke-1. Jumlah peak viewers dari pertandingan itu mencapai 10,2 ribu orang.

Pertandingan paling populer dari MPL MY secara umum (atas) dan pada siaran Bahasa Inggris (bawah). | Sumber: Esports Charts

Sementara dari segi platform, YouTube masih menyumbang view paling banyak, diikuti oleh NimoTV, dan terakhir, Facebook. Misalnya, dalam pertandingan final antara EVOS Legends dan BigetronA, peak viewers di YouTube mencapai 999 ribu orang. Sementara di NimoTV, jumlah peak viewers mencapai 854 ribu orang dan di Facebook, hanya 146 ribu orang.

Di Indonesia, Moonton menyiarkan MPL di tiga platform, yaitu YouTube, Facebook, dan NimoTV. Di Filipina, selain ketiga platform tersebut, MPL PH juga disiarkan di TikTok. Sementara di Malaysia, MPL ditayangkan di YouTube, Facebook, dan TikTok. Di Singapura, platform yang Facebook gunakan hanya dua, yaitu YouTube dan TikTok.

Jumlah peak viewers dari MPL di masing-masing platform. | Sumber: Esports Charts

Grafik di atas menggambarkan jumlah peak viewers dari masing-masing platform. Di Indonesia, dua platform yang paling banyak digunakan adalah YouTube dan NimoTV. Sementara di Filipina, platform yang paling populer justru Facebook, diikuti oleh YouTube. Di Malaysia, popularitas YouTube dan Facebook hampir sama. Jumlah peak viewers dari YouTube mencapai 62 ribu orang dan Facebook 58,9 ribu orang. Terakhir, para fans Singapura lebih suka menonton menggunakan YouTube.

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Esports Charts

RSG MY Juara MPL MY Season 7, Amankan Slot ke MSC 2021

Meskipun sempat tertinggal di dua game pertama, RSG MY memukul balik Todak pada laga final MPL Malaysia Season 7.

Perjalanan RSG MY di babak Playoffs MPL Malaysia memang cukup mulus tanpa tantangan yang berarti. Di pertandingan pertama mereka di babak Playoffs, mereka berhasil menurunkan Todak ke Lower Bracket dengan skor 2-1. Di babak Semifinal Upper Bracket, RSG MY kembali mengalahkan lawan mereka, kali ini Suhaz EVOS dengan skor telak 2-0.

Todak, yang harus turun ke Lower Bracket karena kekalahan pertama mereka, berhasil bangkit setelah melangkah dengan penuh keyakinan mengalahkan Geek Fam dan RED di Lower Bracket.

Pada laga final Bo7, RSG MY sebenarnya sempat tertinggal 0-2 oleh sang juara bertahan. Namun, RSG MY berhasil comeback 4 game berturut-turut dan mendapatkan hadiah sebesar US$25 ribu sebagai sang jawara MPL MY.

Meski harus menelan pil pahit di laga terakhir, Todak tetap mengamankan slot mereka untuk bertanding di MSC 2021 karena memang ada dua slot yang diberikan untuk tim dari MPL MY.

Dengan hasil ini, RSG menjadi tim kedua, setelah EVOS Esports, yang mengirimkan dua wakilnya ke MSC 2021.

MPL MY Season 7 yang menyuguhkan total hadiah sebesar US$100 ribu ini berhasil mendapatkan 111 ribu Peak Viewers dengan 20 ribu Average Viewers menurut data dari Esports Charts. Laga final antara RSG MY dan Todak menjadi pertandingan dengan penonton terbanyak 111 ribu penonton.

Image credits: Esports Charts

Benarkah RRQ Hoshi Adalah Tim Mobile Legends Terpopuler?

Kehadiran Mobile Legends: Bang-Bang dan liga MPL di Asia Tenggara memang menjadi pasokan energi tersendiri bagi ekosistem esports setempat. Bukti nyata hal tersebut bisa kita lihat dari banyaknya mantan pemain profesional MOBA lain yang pindah ke skena MLBB demi masuk ke MPL. Bulan lalu kita sudah sempat membahas turnamen esport terpopuler bulan Februari dengan MPL Indonesia sebagai pemuncak daftar tersebut. Pertanyaan berikutnya, siapakah tim esports MLBB yang paling populer sejauh ini?

Esports Charts baru saja menyajikan data yang mengatakan bahwa RRQ Hoshi adalah tim MLBB terpopuler. Tetapi apa benar? Berikut pemaparan datanya dengan analisis lebih dalam menggunakan fitur pro milik Esports Charts.

 

Indonesia Mendominasi Daftar Tim Esports MLBB Terpopuler

MLBB sering dicibir sebagai game yang hanya populer di Indonesia saja. Mungkin cibiran tersebut ada benarnya. Terlepas dari itu, cibiran tersebut juga berdampak positif karena catatan angka fans Indonesia memang cukup fantastis. Sejauh ini, liga yang konsisten berjalan dan menjadi tontonan para fans MLBB adalah MPL. Liga MPL ada di empat negara, Indonesia, Malaysia, Singapura, Myanmar, dan Filipina.

Dari lima negara tersebut, tim-tim dari MPL Indonesia adalah tim dengan total hours watch terbanyak ketimbang tim dari negara lainnya. Seperti yang dapat Anda lihat pada grafik di bawah, hanya ada 3 tim Filipina saja yang masuk ke dalam daftar sedangkan sisanya berisikan tim dari Indonesia.

RRQ Hoshi berhasil menjadi tim yang paling populer dengan total 23,8 juta total watch hours dari 103 juta jam tayang di dalam pertandingan. Dari data tersebut, satu yang cukup mengejutkan mungkin adalah posisi EVOS Esports yang ternyata ada di posisi ketiga, di bawah Alter Ego yang ada di peringkat kedua. Karenanya data tersebut secara tidak langsung juga menjadi cermin tingkat kekuatan tim-tim di skena kompetitif MLBB baik lokal ataupun internasional belakangan ini.

Sumber Gambar - Esports Charts Blog.
Sumber Gambar – Esports Charts Blog.

Kalau Anda adalah penggemar berat esports MLBB Anda mungkin tahu bagaimana kondisi kekuatan tim-tim tersebut belakangan ini. RRQ Hoshi memang cukup konsisten, setidaknya sebelum MPL ID S7 dimulai. Mereka juga mendapatkan gelar MPL Indonesia sebanyak dua kali berturut-turut, di season 5 dan 6. Meski sayangnya RRQ Hoshi terbilang belum beruntung di panggung internasional.

Alter Ego adalah kontestan baru yang sedang panas semangat serta performanya. Walau belum berhasil mendapatkan gelar MPL Indonesia, namun mereka berhasil jadi juara MPL Invitational di tahun 2020 lalu walau terjegal Bren Esports pada M2 MLBB World Championship.

EVOS Legends terlihat masih berusaha keras mencari performa terbaiknya belakangan ini. Namun mereka sempat mengenyam masa jayanya di tahun 2019 lalu. Mereka menyabet dua gelar di tahun itu, gelar juara nasional lewat MPL ID Season 4 dan gelar juara dunia lewat M1 MLBB World Championship. Namun performa mereka mulai tidak konsisten pasca ditinggal oleh senior-seniornya seperti Donkey dan Aura.

 

Benarkah RRQ Hoshi Adalah Tim MLBB Terpopuler?

Sepanjang perjalanan MPL Indonesia sendiri, RRQ Hoshi ternyata memang menjadi tim yang paling ditunggu pertandingannya. Untuk mendapatkan informasi tersebut, saya menggunakan fitur pro milik Esports Charts dan melihat data 5 tayangan pertandingan bahasa Indonesia terpopuler dari MPL Indonesia Season 4, 5, 6, dan 7.

Dari pencarian tersebut saya menemukan bahwa RRQ Hoshi mengisi mayoritas daftar 5 tayangan pertandingan bahasa Indonesia terpopuler di MPL ID. Pada season 4, RRQ Hoshi mengisi 4 dari 5 pertandingan yang ada dalam daftar. Di Season 5 RRQ Hoshi mengisi 3 dari 5 pertandingan yang ada dalam daftar. Pada Season 6, RRQ Hoshi tampil di semua tayangan pertandingan bahasa Indonesia terpopuler. Terakhir pada season 7 (sampai artikel ini ditulis), RRQ Hoshi mengisi 4 dari 5 daftar tayangan bahasa Indonesia terpopuler.

MPL ID Season 4
MPL ID Season 4. Sumber Data – Esports Charts Pro Features.
MPL ID Season 5
MPL ID Season 5. Sumber Data – Esports Charts Pro Features.

Hal tersebut sedikit banyak membuktikan bahwa memang pertandingan RRQ Hoshi adalah pertandingan yang ditunggu oleh penonton esports MLBB. Namun perubahan tim rivalnya dari musim ke musim jadi menarik untuk dibahas.

Seperti yang Anda lihat pada gambar di atas, antusiasme tertinggi penonton MLBB Indonesia di season 4 dan 5 hanyalah pada el clasico (RRQ vs EVOS) saja dengan total 6 pertandingan muncul di dalam daftar. Tetapi memasuki season ke-6, pertandingan lain mulai muncul ke dalam daftar yang juga menjadi bukti meningkatnya level kompetisi di dalam liga.

Pada season ke-6, hanya ada satu pertandingan el clasico saja yang ada di dalam daftar. Empat sisanya justru terdiri dari dua pertandingan RRQ Hoshi vs ONIC Esports dan dua pertandingan RRQ Hoshi vs Alter Ego. Season ke-7 memang masih berjalan, tetapi catatan datanya juga menarik untuk dibahas.

MPL ID Season 6
MPL ID Season 6. Sumber Data – Esports Charts Pro Features.
MPL ID Season 7
MPL ID Season 7. Sumber Data – Esports Charts Pro Features.

Musim ini el clasico jadi menarik lagi karena RRQ Hoshi terlihat sedang mencari-cari line-up terbaiknya. Tetapi selain itu, ada dua tim yang terlihat mulai menanjak kemampuannya sehingga menghasilkan match berkualitas yang ditonton banyak orang. Dua tim tersebut adalah Genflix Aerowolf dan Bigetron Alpha.

Genflix Aerowolf terakhir kali berhasil mengalahkan RRQ Hoshi di pertandingan Week 3 Day 3 kemarin dengan skor 2-1. Sementara itu Bigetron Alpha sebenarnya kalah 0-2 lawan RRQ Hoshi pada week 2 day 3. Namun demikian, Bigetron Alpha menunjukkan perlawanan yang sengit sehingga menarik perhatian banyak orang.

Geek Fam ID sebenarnya juga jadi tim lain yang sedang menunjukkan momentum positif di season 7 ini. Namun Geek Fam ID mengalami musim yang buruk belakangan, yang mungkin sedikit banyak menurunkan popularitasnya.

Tayangan M2 MLBB World Championship bahasa Inggris terpopuler. Sumber Gambar - Esports Charts Pro Features.
Tayangan M2 MLBB World Championship bahasa Inggris. Sumber Gambar – Esports Charts Pro Features.
Tayangan M2 MLBB World Championship bahasa Indonesia terpopuler. Sumber Gambar - Esports Charts Pro Features.
Tayangan M2 MLBB World Championship bahasa Indonesia. Sumber Gambar – Esports Charts Pro Features.

Dalam pertandingan internasional, RRQ Hoshi pun masih mempertahankan popularitasnya walau bukan yang nomor 1. Menggunakan M2 World Championship sebagai sampel, di sana terlihat bahwa RRQ Hoshi hanya ada diperingkat ke-3 dari sisi total hours watched. RRQ Hoshi juga terlihat hanya tampil satu kali saja dari daftar tayangan pertandingan berbahasa Inggris terpopuler. Namun memang, angka penonton bahasa Inggris kalah telak dibanding dengan angka penonton bahasa Indonesia.

Seperti yang bisa Anda lihat sendiri di atas, angka jumlah penonton tayangan bahasa Inggris vs bahasa Indonesia adalah ratusan ribu berbanding dengan jutaan. Karenanya posisi RRQ Hoshi sebagai tim terpopuler jika berdasarkan angka semata sebenarnya tidak salah. Tetapi jika kita juga memperhitungkan asal negara penonton, popularitas RRQ Hoshi bisa dibilang hanya untuk fans lokal saja.

 

Pertandingan Esports yang Menarik: Match Berkualitas atau Pamor Tim yang Bertanding?

RRQ punya fans yang loyal dan cukup fanatik. | Sumber: ONE Esports
RRQ punya fans yang loyal dan cukup fanatik. | Sumber: ONE Esports

Melihat dari data-data di atas membuat saya jadi bertanya soal faktor yang membuat sebuah pertandingan jadi banyak ditonton. Apakah karena match-nya yang berkualitas atau pamor tim yang bertanding? Saya sudah sempat membahas mendalam soal mendahulukan prestasi atau pamor tim dari sisi organisasi esports.

Namun apabila melihat dari sisi pertandingan berdasarkan dari data-data di atas, match berkualitas dan pamor tim pun menjadi dua faktor erat yang saling membantu. Seperti yang Anda lihat sendiri, awalnya hanya pertandingan el clasico saja yang populer di season 4 dan 5. Tetapi beberapa tim lain mulai muncul ke permukaan di musim-musim setelahnya, terutama ketika tim-tim tersebut memberi perlawanan yang menarik.

Pamor RRQ Hoshi sebagai tim kuat mungkin masih sulit dipatahkan. Namun ketika satu tim memberi perlawanan sengit (atau bahkan mengalahkan) RRQ Hoshi, maka pertandingan tersebut pun jadi magnet tersendiri bagi penonton. Ibarat Manchester United di masa jayanya, pertandingan mereka tidak hanya ditunggu oleh para penggemarnya, tetapi juga oleh para haters yang berharap The Red Devils dikalahkan pesaing kuatnya.

*Disclosure: Esports Charts adalah Partner dari Hybrid.co.id

Esports Game Fighting Terpopuler di 2020

Tak hanya berkat pandemi, esports game fighting juga terganggu perjalanannya karena salah satu turnamen terbesarnya, EVO 2020, dibatalkan karena tersangkut skandal. Sejumlah esports game fighting pun jadi mengalami penurunan drastis dari segi durasi ditontonnya (hours watched) karena hal tersebut.

Mungkin karena terganggunya ekosistem esports game fighting tadi, munculah game baru yang langsung melesat ke puncak klasemen.

 

Disrupsi industri esports game fighting

EVO memang dari dulu telah menjadi kiblat esports game figthing dunia namun ajang ini batal digelar di 2020. Awalnya, karena pandemi, EVO berubah jadi online. Namun skandal besar pun mencuat. Muncul tuduhan penyerangan seksual kepada EVO Co-Founder dan Organizer, Joey “MrWizard” Cuellar.

Dikutip dari ESPN, EVO pun memberikan pernyataan. “Dalam 24 jam terakhir, merespon tuduhan serius dari publik yang muncul di Twitter, kami telah mengambil serangkaian keputusan penting terkait masa depan perusahaan. Secepatnya, Joey Cuellar tidak akan terlibat dengan EVO dalam kapasitas apapun. Saat ini kami sedang mengupayakan proses pemutusan hubungan dan telah melepaskannya (Joey) dari segala tanggung jawab.”

Kami tidak ingin terlalu banyak membahas skandal tersebut dan Anda bisa mencarinya di media-media lainnya jika tertarik. Namun yang pasti, skandal ini mengakibatkan sejumlah publisher menarik diri dari EVO seperti Capcom, NetherRealm Studios, dan Bandai Namco. Dominique “SonicFox” McLean (5x juara EVO) dan sejumlah shoutcaster (James Chen, Stephen “Sajam” Lyon, dan Steve “Tasty Steve” Scott) juga turut menarik diri dari gelaran tersebut.

Selain skandal EVO tadi, ada juga permasalahan dengan komunitas Super Smash Bros ataupun insiden terkait pemain NRG, Nairoby Nairo Quezada.

Dengan sejumlah masalah tadi, data penonton pun menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan untuk menonton esports game fighting di 2020 jadi 3x lebih sedikit dibanding tahun 2019.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

 

Daftar esports game fighting paling populer di 2020

Menariknya, dengan judul-judul game fighting klasik (Street Fighter, Tekken, Mortal Kombat, dkk.) yang turun, Brawhalla muncul dan mencuri tahta esports game fighting paling populer di 2020. Lucunya, Brawhalla bahkan sebelumnya tidak berhasil mencapai peringkat 5 besar di 2019. Namun di 2020, durasinya ditonton bahkan meningkat 20 kali lipat. Dari 560 ribu jam di 2019 jadi 10,8 juta jam di 2020, menurut data dari Esports Charts.

 

Brawlhalla

Event paling populer dari Brawlhalla adalah World Championship yang digelar pada bulan November 2020. Turnamen tersebut menyumbang 40% dari total Hours Watched sepanjang tahun. Selain itu, turnamen itu juga yang mencetak rekor jumlah Peak Viewers dalam setahun untuk game fighting dengan jumlah 165,5k Peak Viewers.

 

Super Smash Bros.

Untuk jawara game fighting tahun 2019, Super Smash Bros. turun ke posisi dua di tahun 2020. Jumlah Watch Hours game ini turun 60% dibanding tahun lalu dari 25,7 juta ke 10,2 juta. Menariknya, turnamen paling populer dari game ini digelar di Amerika utara sebelum pandemi terjadi. Event paling populer dari Super Smash Bros. adalah Frostbite 2020 dengan Peak Viewers sebanyak 115k penonton.

 

Sumber: StreetFighter.com
Sumber: StreetFighter.com

Street Fighter V

Di posisi ketiga ada Street Fighter V yang mencatatkan rekor 4,5 juta jam Hours Watched. Esports Street Figther V juga turun 65% dibandingkan tahun sebelumnya. Eventnya yang paling populer di 2020 digelar di Jepang. Ada 2 event terpopuler dari game ini, yaitu Street Fighter League Pro JP 2020 dan kualifikasi regional Jepang untuk EVO 2020. Kualifikasi tadi mampu mengumpulkan sampai dengan 70,3 ribu Peak Viewers.

 

Tekken

Setelah Street Fighter V, muncul kompetitor lamanya, Tekken, di peringkat keempat dengan jumlah Watch Hours yang nyaris menyentuh 1,54 juta jam. Anehnya, turnamen paling populer dari Tekken di 2020 adalah Bud Light Beer League 2020 yang ditonton sampai dengan hampir 300k jam. Namun, seperti Street Fighter, Peak Viewers dari Tekken juga datang dari EVO Japan yang berhasil menarik perhatian 55,2k orang.

 

Mortal Kombat

Menutup di peringkat kelima, ada Mortal Kombat yang turun 67% dari tahun sebelumnya menjadi 1,27 juta jam Hours Watched. Mortal Kombat sendiri harusnya jadi salah satu judul game fighting tua yang tidak terpengaruh oleh batalnya EVO 2020 mengingat game ini memang tidak masuk ke dalam main event.

 

*Disclosure: Esports Charts adalah Partner dari Hybrid.co.id.

Daftar Tayangan Esports Terpopuler Bulan November 2020

Tak terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2020. Situasi pandemi yang terjadi sedikit banyak memberi pengaruh kepada ekosistem esports walau memang situasi pandemi tidak sepenuhnya menyurutkan geliatnya. Salah satu keuntungannya adalah karena esports yang berdiri di atas ekosistem digital. Ketika pandemi menyerang, turnamen online menjadi alternatif walau tentu dengan berbagai tantangan dalam penyelenggaraanya.

Lalu apa kabar performa tayangan turnamen esports ketika semua format pertandingan diubah menjadi online? Esports Charts baru saja merilis laporan tayangan esports terpopuler bulan November 2020. Satu sorotan paling menarik dari laporan tersebut adalah dominasi mobile games di dalam daftar. Dominasi tersebut terjadi karena 5 game dengan jumlah peak viewers paling tinggi di bulan November berasal dari tayangan esports game mobile.

Daftar tayangan esports terpopuler bulan November 2020 - Sumber: Esports Charts
Daftar tayangan esports terpopuler bulan November 2020 – Sumber: Esports Charts

Tiga mobile games yang jadi primadona adalah Free Fire, PUBG Mobile dan Mobile Legends: Bang Bang. Game Free Fire mengisi tiga besar tayangan esports terpopuler. Free Fire Continental Series 2020 Asia (FFCS Asia) memuncaki daftar dengan catatan 1.581.517 peak viewers. Setelah itu diikuti oleh FFCS Americas dengan 1.297.650 peak viewers di peringkat kedua dan FF League 2020 Clausura dengan 1.257.078 peak viewers di peringkat ketiga.

PUBG Mobile dan Mobile Legends mengisi peringkat ke-4 dan 5. Untuk PUBG Mobile ada tayangan PMGC Season 0 dengan 564.213 peak viewers. Untuk MLBB ada tayangan pertandingan EVOS Legends vs Alter Ego pada turnamen ONE Esports MPL Invitational dengan 514.439 peak viewers.

Jika kita runut ke belakang, bisa dibilang bahwa momen ini adalah kali pertama turnamen Free Fire di Asia bisa memuncaki daftar. Sebelum-sebelumnya Free Fire selalu jadi primadona di Amerika Latin sehingga jumlah penontonnya jarang bisa dikalahkan oleh tayangan esports Free Fire tingkat Asia ataupun lokal Indonesia sendiri. Salah satu penyebab kejadian ini mungkin bisa dikatakan karena pemblokiran PUBG Mobile di India pada bulan September 2020.

Penjabaran jumlah penoton FFCS Asia berdasarkan bahasa. Sumber: Esports Charts
Penjabaran jumlah penoton FFCS Asia berdasarkan bahasa – Sumber: Esports Charts

Memang tayangan berbahasa India FFCS Asia 2020 adalah yang paling banyak ditonton. Tayangan berbahasa India mencatatkan total 642.759 peak viewers. Sementara itu tayangan berhasa Indonesia mencatatkan 422.822 peak viewers ada di peringkat 2 dan tayangan bahasa Thailand dengan total 302.333 peak viewers ada di peringkat 3. Melihat dari data tersebut dan mengingat banyaknya pemain genre Battle Royale di India, bisa jadi pemblokiran PUBG Mobile menyebabkan banyak pemain jadi main dan menonton esports Free Fire karena game tersebut tidak kena blokir.

Dampak pemblokiran tersebut juga bisa kita lihat sendiri dari catatan peak viewers tayangan PMGC 2020: Season Zero. Tanpa kehadiran tim asal India, jumlah penonton tayangan esports PUBG Mobile mengalami penurunan sekitar 50% dibandingkan dengan tayangan PMWL: East Region pada bulan Agustus 2020 lalu. Pertandingan pembukaan PMGC 2020 hanya berhasil mencatatkan 500 ribuan peak viewers sementara pertandingan penutup PMWL 2020 berhasil mencatatkan 1 juta lebih peak viewers.

Bukti atas hal tersebut bisa kita lihat sendiri dari pembagian jumlah penonton berdasarkan bahasa tayangan. Pada pembagian peak viewers berdasarkan bahasa, kita bisa melihat bagaimana Indonesia mendominasi angkanya dengan jumlah 308.416 peak viewers. Tayangan bahasa Malaysia dengan 100.140 peak viewers berada di peringkat 2 sementara tayangan bahasa Inggris dengan 81.253 berada di peringkat 3.

Penjabaran jumlah penoton PMGC 2020 berdasarkan bahasa. Sumber: Esports Charts
Penjabaran jumlah penoton PMGC 2020 berdasarkan bahasa – Sumber: Esports Charts

Tanpa kehadiran tim asal India, tayangan berbahasa India mengalami penurunan yang amat drastis. Sebelumnya jumlah peak viewers tayangan esports PUBG Mobile bahasa India bersaing dengan tayangan bahasa Indonesia. Kini, tayangan bahasa India hanya mencatatkan 58.254 peak viewers di peringkat 5.

Hal lain yang juga perlu disoroti adalah tayangan esports MLBB yang mengalami penurunan jumlah penonton cukup drastis. Berkaca pada daftar bulan Oktober 2020 lalu kita melihat pertandingan MPL ID Season 6 berhasil mencatatkan 2.849.970 peak viewers. Sementara itu pada sisi lain pertandingan MPL Invitational kemarin hanya mencatatkan lima ratus ribu lebih peak viewers saja.

Jika melihat data tersebut, maka popularitas tayangan esports MLBB yang terpusat pada penonton Indonesia jadi tak tertampikkan lagi. Padahal skala pertandingan MPL Invitational jauh lebih luas dibandingkan dengan MPL Indonesia. MPL Invitational mempertandingkan 20 tim asal 5 negara empat regional liga MPL: Indonesia, Malaysia/Singapura, Myanmar, dan Filipina. Selain itu pertandingan MPL Invitational juga menyajikan sedikit perbedaan format dengan memisah empat regional MPL di bracket yang berbeda.

Penjabaran jumlah penoton MPL Invitational berdasarkan bahasa. Sumber: Esports Charts
Penjabaran jumlah penoton MPL Invitational berdasarkan bahasa – Sumber: Esports Charts

Dari apa yang saya amati, perubahan format tersebut dilakukan untuk mencapai dua hal. Pertama, memberikan semua regional MPL kesempatan berkompetisi yang sama. Kedua, sebagai usaha memecah penonton tayangan esports MLBB agar tidak terlalu fokus di Indonesia.

Pada akhirnya, perubahan format tersebut ternyata tidak berhasil mencapai apapun. Penonton tayangan esports MPL Invitational tetap terpusat pada tayangan berbahasa Indonesia dan pertandingan tim Indonesia. Kekalahan Bren Esports asal Filipina terhadap Alter Ego dengan skor 3-0 sedikit banyak juga membuktikan bahwa tim MPL luar Indonesia masih kalah kelas.

Dari daftar ini, kita juga dapat melihat bagaimana Free Fire berhasil mencuat naik di tengah kemelut yang terjadi pada skena esports game mobile lain yaitu MLBB dan PUBG Mobile. Pada sisi lain, dominasi game mobile sendiri terjadi karena memang banyak esports game PC yang sedang dalam fase rehat di akhir tahun ini.

Seperti kita lihat sendiri, skena League of Legends baru saja rampung pasca kemenangan Damwon Gaming di gelaran Worlds 2020 bulan Oktober 2020 lalu. Esports CS:GO memang masih berjalan, namun format ekosistem terbuka yang diterapkan membuat para penikmatnya kadang jadi terpecah-pecah ke beberapa turnamen sekaligus. Skena Dota 2 juga sedang mengalami beberapa masalah dan terbilang kesulitan mengumpulkan para penggemarnya tanpa helatan terakbar, The International.

Melihat keadaan ini, game mobile sepertinya akan semakin mendominasi ekosistem esports lagi di tahun 2021 mendatang. Apalagi ditambah juga dengan kehadiran game seperti Wild Rift. Bukan tidak mungkin popularitas esports Wild Rift akan menyalip League of Legends apabila Riot Games memulai memupuk skena kompetitifnya di tahun 2021 mendatang.

Disclosure: Esports Charts adalah partner dari Hybrid.co.id

Tayangan Esports Terpopuler September 2020: MPL ID Season 6 Masih Bertahan

Esports Charts baru saja mengeluarkan daftar turnamen esports paling populer bulan September 2020. Kali ini, Mobile Legends Professional League Indonesia 2020 Season 6 menjadi satu-satunya esports game mobile yang masuk ke dalam daftar. Sisanya, pertandingan didominasi oleh berbagai bagian dari pertandingan esports League of Legends, mulai dari babak grup World Championship 2020, gelaran LCK Korea Selatan, dan LEC Eropa.

Bulan Agustus lalu, masih ada dua esports game mobile yang masuk ke dalam daftar. Dua game tersebut adalah PUBG Mobile lewat tayangan PMWL East 2020 dengan peak viewers sebanyak 1.153.865 orang di peringkat 1, dan pertandingan El Clásico MPL ID 2020 Season 6 dengan peak viewers sebanyak 884.898 orang di peringkat 3.

Sumber: Instagram @mpl.id.official
Pertandingan ini berhasil masuk daftar 5 tayangan esports paling populer bulan September 2020. Sumber: Instagram @mpl.id.official

Sementara daftar 5 turnamen esports terpopuler bulan September 2020 hanya tinggal menyisakan MPL ID 2020 Season 6 saja yang masuk ke dalam daftar. Pertandingan yang masuk daftar adalah pertandingan antara RRQ Hoshi melawan ONIC Esports, yang terjadi pada pekan ke-5 tanggal 13 September 2020 lalu. Pertandingan tersebut menyedot perhatian banyak orang berkat karisma tim RRQ di komunitas MLBB, sehingga berhasil mencatatkan peak viewers sebanyak 1.092.949 orang, dan mengisi peringkat 2 daftar tersebut.

Pada bulan September, pertandingan League of Legends World Championship 2020 sudah dimulai. Jadi tidak heran jika tayangan salah satu ajang esports terbesar di dunia tersebut menarik perhatian banyak khalayak. Pertandingan yang menjadi sorotan adalah pertandingan antara Team Liquid dari LCS Amerika Serikat, melawan MAD Lions dari LEC Eropa. Walaupun dominasi Team Liquid terbilang cukup kuat dalam pertandingan tersebut, namun tayangan tersebut berhasil mencatatkan peak viewers sebanyak 1.168.105 orang, dan masuk peringkat 1 dalam daftar.

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Kembali membahas MPL ID, masuknya salah satu liga esports terbesar di Indonesia ke dalam daftar terbilang jadi pembahasan yang menarik. Penyebabnya adalah, karena MPL ID 2020 Season 6 bisa dibilang sebagai salah satu turnamen esports dengan penonton Indonesia terbanyak. Namun, Esports Charts tidak menjelaskan secara gamblang, apakah angka peak viewers tersebut terdiri dari penonton Indonesia saja, atau bercampur dengan penonton internasional.

Penikmat esports Indonesia juga terbilang sebagai salah satu yang berpengaruh, karena jumlah dan antusiasnya yang cukup tinggi. Bukti atas pernyataan tersebut terlihat dari tayangan PMWL 2020 East Region Opening Weekend, yang berhasil menarik perhatian khalayak esports Indonesia, sehingga negara kita jadi negara konsumen tayangan PMWL terbesar kedua di dunia.

Bagaimana Pengaruh Corona Pada Audiens Esports?

Banyak negara melakukan karantina sejak virus corona mewabah. Kebanyakan orang-orang yang tak bisa keluar rumah menghabiskan waktunya untuk bermain game atau menonton siaran game dan esports. Menurut laporan dari Esports Charts dan IDC, jumlah hours watched di Twitch pada Mei 2020 naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan pada Desember 2019, sebelum pandemi.

Lima belas game terpopuler di Twitch — termasuk league of Legends, Fortnite, Counter-Strike: Global Offensive, Grand Theft Auto V, dan Dota 2 — mengalami kenaikan hours watched yang signifikan. Pada Mei 2020, total durasi konten ditonton dari 15 game tersebut naik 88 persen. Sementara tiga game yang mengalami pertumbuhan hours watched paling besar adalah Call of Duty: Modern Warfare, Escape From Tarkov, dan Grand Theft Auto V. Pertumbuhan hours watched dari ketiga game itu mencapai 2,8 kali lipat.

audiens esports corona
Audiens Twitch dari Desember 2019 sampai Mei 2020. | Sumber: Esports Charts

Menariknya, salah satu alasan mengapa viewership esports naik selama pandemi virus corona adalah karena para penyelenggara turnamen esports memutuskan untuk membatalkan turnamen offline atau mengganti format turnamen menjadi online.

“Setelah menganalisa dampak dari COVID-19, kami optimistis bahwa industri esports akan siap jika muncul masalah lain dengan skala sebesar pandemi ini,” kata CEO Esports Charts, Artyom Odintsov, seperti dikutip dari Esports Charts. “Meskipun seelama pandemi total hours watched dari turnamen esports terus naik, masih belum diketahui bagaimana nasib dari turnamen esports offline. Seiring dengan berkembangnya industri esports dan streaming, kami ingin tahu tentang dampak jangka panjang dari COVID-19 pada industri esports dan streaming.”

audiens esports corona
Jumlah PC gamer yang menonton esports di masing-masing negara. | Sumber: Esports Charts

Satu hal yang pasti, dalam lima tahun belakangan, ketertarikan akan esports terus naik, menurut survei yang dilakukan oleh Esports Charts dan IDC pada Q3 2019. Di Amerika Serikat, sebanyak 30 persen responden — atau sekitar 53 juta orang — mengaku bahwa mereka pernah berpartisipasi, menghadiri, atau menonton turnamen esports dalam satu tahun terakhir.

Di AS, sebanyak 20 persen dari orang-orang yang mengaku sebagai PC gamer hardcore menonton esports. Angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah penonton esports di Tiongkok, Brasil, atau Rusia. Di Rusia, 28 persen PC gamer hardcore menonton esports, sementara di Brasil, angka itu naik menjadi 30 persen, dan di Tiongkok naik menjadi 51 persen.

Sumber: Esports Charts

Sumber header: CNN

Ninjas in Pyjamas Kolaborasi dengan Esports Charts

Organisasi esports asal Swedia, Ninjas in Pyjamas, mengumumkan kerja samanya dengan Esports Charts, perusahaan analitik. Melalui kerja sama ini, Esports Charts akan memberikan data analitik pada Ninjas in Pyjamas. Data tersebut kemudian akan digunakan oleh Ninjas in Pyjamas untuk mengambil keputusan internal.

“Dunia esports kini menjadi semakin profesoinal, membuat data yang akurat menjadi semakin berarti,” kata Michael Tidebäck, Head of Product and Relations, Ninjas in Pyjamas, seperti dikutip dari Dot Esports. “Semakin banyak data yang tersedia, semakin baik. Dan tak bisa dipungkiri, ESCharts merupakan yang terbaik dalam menyediakan statistik pertandingan esports.” Alasan lain mengapa Ninjas in Pyjamaas memilih untuk bekerja sama dengan Esports Charts adalah karena perusahaan analitik itu juga menyediakan data terkait hiburan dan olahraga tradisional.

Sebelum berkolaborasi dengan Ninjas in Pyjamas, Esports Charts juga sudah menjalin kerja sama dengan beberapa organisasi esports lainnya, seperti Astralis Group, Natus Vincere, Alliance, dan Team Liquid. Keempat organisasi esports tersebut bekerja sama dengan Esports Charts dengan harapan untuk mendapatkan data statistik tentang tim-tim esports yang menjadi pesaing mereka atau data tentang penonton esports, lapor Esports Insider.

Selain bekerja sama dengan organisasi esports, Esports Charts juga bekerja sama dengan beberapa penyelenggara turnamen esports, contohnya Flashpoints dan StarLadder. Dalam satu tahun belakangan, semakin banyak pelaku esports yang menggandeng perusahaan analitik. Misalnya, pada tahun lalu, Nielsen mendapatkan tawaran kerja sama dari Activision Blizzard dan Riot Games.

Industri esports mungkin dimulai karena passion. Namun, seiring dengan berkembangnya esports sebagai industri, passion saja tak lagi cukup. Sama seperti industri lain, esports juga bisa diuntungkan dengan penggunaan data yang akurat. Bagi organisasi esports, data bisa digunakan untuk menganalisa permainan lawan. Sementara bagi penyelenggara turnamen atau sponsor, target mereka biasanya adalah data tentang audiens esports.

IDC: Viewership Turnamen Esports Naik 2 Kali Lipat Selama Pandemi Corona

IDC dan Esports Charts bekerja sama untuk membuat laporan tentang pengaruh pandemi virus corona pada viewership dari esports. Berdasarkan laporan tersebut, total durasi video ditonton (hours watched) di Twitch mencapai 1,72 miliar jam, naik 98 persen jika dibandingkan dengan hours watched pada Desember 2019, yang dijadikan sebagai tolak ukur.

Namun, dalam laporan itu, juga terlihat bahwa total durasi video ditonton pada Mei 2020 turun 3 persen jika dibandingkan dengan bulan April. Hal ini berarti, ke depan, corona mungkin tidak lagi membuat viewership esports naik. Pada Q1 2020, total durasi video ditonton Twitch menembus 3 miliar jam untuk pertama kalinya. Namun, rekor tersebut kembali dipecahkan pada Q2 2020, saat total durasi video ditonton Twitch mencapai 5 miliar jam.

Untuk membuat laporan ini, IDC dan Esports Charts juga memantau 15 turnamen esports yang diadakan sepanjang karantina. Mereka lalu membandingkan jumlah penonton dari turnamen-turnamen tersebut dengan kompetisi yang sama saat diadakan pada 2019. Sebanyak 8 dari 15 turnamen mengalami kenaikan dalam total durasi video ditonton.

viewership esports corona
Viewership turnamen esports IEM Katowice 2020 naik 461 persen karena pandemi corona.

Kenaikan hours watched dari masing-masing turnamen beragam. Misalnya, League of Legends Spring European Championship hanya mengalami kenaikan viewership sebesar 17 persen. Sementara turnamen Counter-Strike: Global Offensive, Intel Extreme Masters Katowice mengalami kenaikan hingga 461 persen. IEM Katowice diadakan pada akhir Februari 2020. Ketika itu, izin ESL untuk mengadakan turnamen esports mendadak dicabut sehingga IEM Katowice harus diadakan tanpa penonton di tempat acara.

Sayangnya, tidak semua turnamen esports mendapatkan dampak positif akibat pandemi corona, menurut laporan Games Industry. Contohnya, turnamen Arena of Valor dan Garena Free Fire justru kehilangan para penontonnya. Namun, secara keseluruhan, total viewership turnamen esports mengalami kenaikan. Dari 15 turnamen esports yang diteliti oleh IDC dan Esports Charts, secara rata-rata, total hours watched naik hingga 114 persen sementara jumlah rata-rata penonton naik 67 persen.

Dalam laporan terbarunya, IDC juga memasukkan hasil survei yang mereka lakukan pada September 2019. Survei ini diajukan pada 2.500 gamer PC dewasa di 5 negara, yaitu Amerika Serikat, Brasil, Jerman, Rusia, dan Tiongkok. Selain itu, mereka juga mengadakan survei pada 7.500 gamer di Amerika Serikat.

Di AS, IDC menemukan bahwa 72 persen gamer yang menonton esports merupakan laki-laki. Hal ini berarti, jumlah fans esports perempuan mengalami kenaikan. Pada 2016, survei yang dilakukan oleh Nielsen menunjukkan bahwa 81 persen penonton esports adalah laki-laki. Menariknya, jumlah gamer perempuan dalam grup yang mengaku bukan fans esports justru jauh lebih tinggi, mencapai 52 persen.

NAVI Kerja Sama Dengan Esports Charts, Bantu Analisis Data Penggemar

Salah satu organisasi esports besar di dunia, Natus Vincere, mengumumkan kerja sama dengan perusahaan analitik data ternama untuk esports, yaitu Esports Charts. Kerja sama ini akan memberikan Natus Vincere analisis dan statistik dari roster, competitor, dan event milik NAVI.

Belakangan, data memang sedang menjadi salah satu komoditas penting di dalam ekosistem esports. Maka dari itu, kini banyak esports company yang bekerja sama dengan perusahaan penyedia data, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dalam mengarungi bisnis di ekosistem esports.

Beberapa esports company sudah melakukan kerja sama serupa, seperti Twitch yang kerja sama dengan Comscore yang akan mengumpulkan data perbandingan durasi konten dan iklan di video Twitch. Atau selain itu ada juga ESL dan DreamHack yang kerja sama dengan Nielsen, untuk mendapatkan nilai valuasi sponsorship.

Mengutip dari Esports Insider, kerja sama NAVI dengan Esports Charts ini juga berarti akan memberikan tim asal Ukraina tersebut data statistik streaming yang up-to-date, preferensi penonton, dan dinamika data dari tayangan streaming para pemain tim tersebut.

Terkait kerja sama ini, Aleksey Kucherov (xaoc) COO Natus Vincere mengatakan. “Memahami penonton esports dan keinginan mereka adalah salah satu bagian kerja terpenting bagi kami. Esports Charts akan membantu kami berkembang ke arah tersebut. Kami berharap ini bisa menjadi kerja sama yang produktif, dan tentunya kami berharap kerja sama ini akan memberi benefit terhadap para penggemar dan sponsor kami.”

Xaoc, mantan CEO Hellraisers yang kini bergabung dengan tim Natus Vincere. Sumber: Hellraisers.gg
Xaoc, mantan CEO Hellraisers yang kini menjadi CEO Natus Vincere. Sumber: Hellraisers.pro

Lebih lanjut Artyom Odinstov, CEO Esports Charts juga memberikan komentarnya. “Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan Natus Vincere, tim dengan basis penggemar yang besar dan berdedikasi. Tim kami telah mengikuti fenomena popularitas tim ini selama beberapa tahun belakangan. Kami akan membantu NAVI untuk memahami siapa penonton mereka dan apa yang ingin mereka tonton. Kami juga akan memberikan pandangan yang kompleks terhadap esports events, untuk membantu organisasi ini mempertahankan posisinya sebagai tim papan atas.”

Ini bukan pertama kalinya Esports Charts bekerja sama dengan esports company. Esports Charts sebelumnya juga sempat bekerja sama dengan Team Liquid untuk dapatkan data tentang penonton, juga dengan StarLadder untuk memberikan laporan tren industri esports kepada esports organizer ternama asal Ukraina.

Kerja sama ini tentu akan menjadi sesuatu yang berdampak baik jika NAVI bisa menginterpretasi data yang mereka dapatkan. Dari sisi Esports Charts, kerja sama dengan organisasi esports papan atas seperit NAVI juga memberikan portfolio data yang baik bagi mereka, yang akan membuat data Esports Charts jadi semakin akurat.