AXE dan EVOS Esports Adakan Kompetisi Game Battle Royale Free Fire

AXE bekerja sama dengan EVOS Esports untuk mengadakan Game Battle Royale Free Fire. Diadakan di seluruh Indonesia, kompetisi ini akan dibagi ke dalam empat regional, yaitu Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, dan Sulawesi-Papua. Kompetisi akan diadakan secara serentak pada tanggal 28 Oktober. Pendaftaran telah dibuka sejak 11 Oktober lalu dan akan ditutup pada 24 Oktober mendatang. Kompetisi ini ditujukan untuk individu dan bersifat terbuka, jadi, siapapun yang tertarik bisa mendaftar. Pendaftaran juga tidak dipungut bayaran. Jika tertarik, Anda bisa mendaftar di sini.

“Kolaborasi ini merupakan bentuk komitmen AXE dalam mendukung cowok-cowok Indonesia menjadi #GantengCaraGue, salah satunya di dunia esports. EVOS Esports merupakan salah satu klub profesional terbesar di Indonesia dan mereka merupakan rekan yang tepat untuk membantu kami menemukan talenta-talenta atlet esports Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa bukan hanya di mata nasional, tapi juga di mata dunia. Untuk mengembangkan potensinya, para pemenang terpilih akan mendapatkan kontrak eksklusif sebagai talent di WHIM.” kata Jonathan Locanawan, Digital Manager AXE Indonesia dalam pernyataan resmi yang diterima oleh Hybrid.co.id.

Sumber: EVOS Esports
Sumber: EVOS Esports

Dari seluruh pendaftar, akan terpilih 192 peserta berdasarkan peringkat pemain. Pemain terbaik dengan akumulasi poin tertinggi dari setiap pertandingan akan mendapatkan kesempatan untuk diberangkatkan ke Jakarta untuk mendapatkan grooming dari Jess No Limit, Brand Ambassador AXE Indonesia. Selain itu, para pemenang juga bisa ikut serta dalam coaching clinic dari EVOS. “Kolaborasi ini sudah kami rencanakan sejak lama, karena kami percaya bahwa penampilan seorang atlet juga dapat meningkatkan rasa percaya diri saat bertanding,” kata Hartman Harris, Chief of Business Operation, EVOS. “Kompetisi ini terbuka untuk seluruh wilayah Indonesia, dari ujung timur hingga barat, karena kami percaya, setiap wilayah di Indonesia memiliki talenta terbaik.”

Peserta yang masuk dalam lima besar di masing-masing regional akan mendapatkan hadiah berupa Free Fire diamond senilai Rp1 juta. Sementara peserta yang menduduki peringkat enam sampai sepuluh mendapatkan jersey resmi kolaborasi AXE Indonesia dan EVOS. Tim dengan logo macan putih ini adalah salah satu organisasi esports paling ternama di Indonesia. Mereka memiliki tim untuk berbagai game esports. Salah satunya adalah Free Fire. Pada April, EVOS berhasil memenangkan Free Fire World Cup 2019 di Thailand. Sementara pada September, mereka mendapatkan juara tiga dalam turnamen Free Fire Asia Invitation (FFAI) 2019. Selain itu, mereka juga memiliki divisi Mobile Legends, yang sukses mendominasi Mobile Legends Professional League Season 4. Tak melulu fokus para prestasi tim, EVOS juga berusaha agar namanya dikenal sebagai merek lifestyle. Untuk itu, mereka bekerja sama dengan Thanksinsomnia dan membuka flagship store pertama mereka pada Agustus lalu.

Rekap Grand Final ASL Indonesia Season 3: EVOS Esports Juara ASL Tiga Musim Berturut-turut

Enam pekan panjangnya fase liga Arena of Valor Star League telah berlalu. Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. 14 September 2019 menjadi konklusi dari perjuangan semua tim yang bertanding di dalamnya. Kini tersisa empat tim saja yang memperebutkan tahta tertinggi di kancah Arena of Valor Indonesia, EVOS Esports, Saudara E-Sports (SES), BOOM Esports, dan DG E-Sports.

Sejak awal, persaingan panas antar tim sudah sangat terasa. Sajian pertama adalah semi-final satu, antara Saudara E-Sports melawan BOOM Esports. Di atas kertas, kedua tim ini bisa dibilang punya kekuatan yang tidak beda jauh. Alhasil benar saja, pertarungan berjalan dengan cukup seimbang.

Semi-final satu, BOOM Esports vs Saudara E-Sports

Game pertama, SES membuka permainan dengan rotasi-rotasi yang ciamik. Pergerakan mereka sangat efektif, dan hampir selalu mendapatkan objektif yang dibutuhkan ketika melakukan penyergapan. Sementara di sisi lain, mencoba mempersiapkan untuk late game, BOOM Esports malah sedikit keteteran.

Menggunakan Lindis, gagal mendapatkan winning condition yang seharusnya mereka dapatkan. Kehilangan kuasa atas area jungle mereka sendiri, pergerakan Lindis jadi semakin sulit, membuat dampaknya dalam pertarungan jadi semakin kecil. Kendati demikian, Randy “CL” Shimane berjuang keras untuk mencari celah kemenangan di antara keadaan yang sulit tersebut dengan menggunakan Grakk.

Terlepas dari semua usaha yang dilakukan CL, SES ternyata sudah mendapatkan keunggulan yang dibutuhkan. Melihat kesempatan di depan mata, SES langsung saja memaksa peperangan dan menyelesaikan permainan dalam satu tarikan nafas. 1-0 untuk SES.

Masuk game kedua, BOOM Esports ternyata berhasil mendapatkan momentumnya. Mendapatkan Fennik bagi Cassy jadi salah satu alasannya.  Belum lagi Naitomea juga mendapatkan hero yang masih cukup kuat di musim ini, Liliana. Namun permainan masih imbang sampai setidaknya pada 5 menit pertama.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Masuk pertengahan game, BOOM Esports kembali mendapatkan momentum besar lewat teamfight. SES yang sedang mencari informasi tanpa sadar terjebak dari rotasi BOOM Esports yang datang dari kiri dan kanan. Benar saja, mereka langsung habis kena wipe, yang digunakan oleh BOOM Esports untuk menyelesaikan permainan. Skor kini menjadi 1-1.

Game ketiga, game penentuan. Awal permainan SES cukup unggul dengan beberapa kill penting yang berhasil mereka dapatkan. Namun, memasuki pertengahan, SES sebenarnya sempat kehilangan momentum. Mereka kehilangan tiga pemain saat mereka ingin menekan rotasi milik BOOM Esports.

Masuk menit 10 BOOM sudah mulai tertekan. Melihat keadaan ini SES mengambil kesempatannya untuk membunuh Dark Slayer. SES Esports yang menguasai lebih banyak area kini jadi lebih leluasa. Namun BOOM Esports masih mencoba merebut sang Dark Slayer yang pada akhirnya terpaksa harus gagal setelah permainan brilian dilakukan oleh SES.Mystyk. Dengan buff DS, dan bantuan The Drake, SES tak lagi menunggu lebih lama untuk merampungkan permainan. SES melaju ke babak final dengan skor 2-1.

Semi-final dua, EVOS vs DG E-Sports

Lanjut ke semi-final dua, kita menyaksikan pertarungan antara EVOS melawan DG E-Sports, yang bisa dibilang seperti pertarungan antara si raksasa melawan si manusia kerdil. EVOS sebagai tim yang mendominasi sepanjang fase grup ASL Season 3, kembali menunjukkan kelasnya pada pertarungan ini.

Pada game satu, EVOS sebenarnya bermain dengan cukup santai, terutama pada fase early game. Melihat celah tersebut, DG E-Sports mencoba memanfaatkan keadaan. Walau sudah berhasil menahan, namun EVOS ternyata mulai menunjukkan taringnya ketika masuk fase mid-game. Mereka mulai mengacak-acak permainan, membuat DG E-Sports jadi kalang kabut. Tak perlu waktu lama, EVOS lalu langsung saja mengamankan peluang kemenangan yang terlihat setelah tower ke-3 dari DG E-Sports hancur. 1-0 untuk EVOS Esports.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Game kedua menjadi harapan terakhir bagi DG E-Sports. Permainan sebenarnya berjalan cukup adem di awal-awal permainan, namun memasuki pertengahan EVOS langsung menggila, terutama Florentino dari EVOS.Wyvorz. Masuk pertengahan game, keunggulan EVOS sudah cukup jauh secara skor kill (16-4). Namun DG masih mencoba untuk melakukan perlawanan terbaiknya.

Mereka mendapat kesempatan untuk mengunci Pokka dan Wyvorz. Tanpa disangka, peluang ini malah jadi bencana bagi DG. Berada dalam keadaan 2 lawan 4, Wyvorz dengan Florentino terlihat seperti sedang berdansa di tengah serangan ganas para pemain DG yang sedang haus darah. Dengan ditambah bantuan llaF, tarian pedang Wyvorz menebas pemain DG E-Sports satu per satu, sampai ia berhasil mendapatkan triple kill.

Dengan keunggulan yang sangat jauh, EVOS kini tinggal menutup kemenangannya saja. Akhirnya, DG yang sudah semakin kalang kabut harus menerima kekalahannya di menit 11:35 setelah DG.Backdoor harus mati bersama seluruh kawan-kawannya. EVOS melaju ke babak Grand Final.

Grand-Final, EVOS vs SES

Ini seakan menjadi pertarungan yang sudah ditakdirkan sebelumnya. Pada fase grup, masing-masing berada di peringkat satu dan dua. Langsung saja pertarungan game satu dimulai dengan pertarungan yang berhasil membangkitkan sorak sorai para penonton.

Sepanjang permainan, kedua tim berusaha keras untuk menjaga perolehan kill ataupun net-worth tetap seimbang. Namun semua berubah pada pertarungan di menit 13. SES mencoba menyergap EVOS, mereka sudah mendapatkan posisi yang mantap untuk memenangkan pertarungan tersebut.

Superman dari SES.Mars mencoba memecah formasi, membuat EVOS jadi cukup kelabakan. Untungnya Hayate darn EVOS.Hanns cukup tenang dalam mengambil keputusan, langsung membantai sumber masalah dari tim SES, Diao Chan milik SES.RoboX. Pemain SES tumbang satu per satu, sampai akhirnya tak ada lagi yang tersisa. EVOS langsung mengambil kesempatan ini dan amankan game pertama.

Ketegangan pendukung SES melihat ketatnya pertarungan Grand Final melawan EVOS Esports .Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Ketegangan pendukung SES melihat ketatnya pertarungan Grand Final melawan EVOS Esports .Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Game kedua giliran SES yang dapat kesempatan. Tetapi ini tak lain dan tak bukan karena kawan-kawan SES kini bermain dengan lebih cermat. Terlihat SES kini tak mau terlalu terburu-buru menyelesaikan permainan walau sebenarnya punya kesempatan. Hal ini terlihat pada menit 12, ketika mereka mendapatkan tower tengah dalam, namun memilih untuk regroup terlebih dahulu dibanding memaksakan kemenangan.

Kesempatan untuk Dark Slayer langsung diambil setelahnya, mereka pun lanjut menekan lane bawah untuk mematikan ruang gerak EVOS Esports. Wiraww dan kawan-kawan yang kini sudah terkunci pergerakannya, terpaksa harus menyerah kalah dan memberikan game kedua kepada SES.

Pertarungan seimbang keduanya kembali terjadi pada game tiga dan empat. EVOS dapat game tiga dengan kereta momentum yang dibuat sejak awal permainan. Sementara SES, dengan mengulang permainan cermat, ditambah permainan Nakroth dari SES.Catee yang sangat ganas, berhasil membungkam EVOS di game empat.

Tersisa satu game penentuan, game kelima. Dengan format Global Ban-Pick, kedua tim sudah sama-sama semakin kehabisan opsi. Untungnya, SES masih menyimpan Enzo untuk Catee, yang menurut Teemola sebagai caster, punya win-rate hampir 100%. Dari sisi EVOS, opsi terbaik mereka hanya Richter dari Wyvorz saja, ditambah sedikit kejutan dengan Airi sebagai jungler dari Wiraww.

Pada 5 menit pertama, SES memberi shock therapy kepada EVOS dengan first blood dan juga rotasi-rotasi efektif yang dilakukan. Sayangnya, seiring waktu, entah kenapa dampak permainan Catee malah kurang terasa. Apalagi EVOS juga mulai sedikit demi sedikit menghimpun kekuatannya.

Perjuangan SES jadi semakin berat ketika mereka kehilangan dua carry tim mereka, Mystyk dan Catee di menit 11. Ketika itu SES luput karena mereka terlihat tidak satu visi di dalam pertarungan. Sementaran Mystyk dan Catee sedang berusaha keras mendapatkan Abyssal Dragon, ketiga pemain sisanya justru sedang mencoba melakukan pressure di lane atas dan tengah.

EVOS tanggap melihat hal ini, dan langsung mengerahkan 4 pemainnya untuk meringkus Catee dan Mystyk. SES kembali mencoba membuka kesempatannya di menit 14, menyergap Hanns yang sedang lengah di lane atas. Setelah gagal membunuh Hanns, SES lalu mundur, namun EVOS ternyata melakukan inisiasi balik dan mempersiapkan rotasi ke arah atas.

SES mulai kehilangan satu demi satu pemain. Mystyk yang salah rotasi tak dapat membantu banyak di momen tersebut. Ternyata kesempatan di menit 14 jadi kesempatan terakhir bagi SES. Setelahnya EVOS bisa mendapatkan Abyssal Dragon dan Dark Slayer secara gratis. SES tak lagi mampu menahan gempuran, EVOS menangkan permainan 3-2 dan kembali mengangkat trofi ASL Indonesia untuk ketiga kalinya.

EVOS AOV, Juara Bertahan Liga ASL Indonesia 3 Kali Berturut-turut.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Kali ini adalah kali ketiga EVOS AOV mengangkat trofi ASL Indonesia, serta mengamankan titel sebagai tim terbaik di Indonesia. Pada musim pertama dan kedua, mereka mendapatkan kemenagan yang cukup mendominasi di babak Grand Final. Musim pertama dan kedua, Aldi dan kawan-kawan GGWP.ID gagal memberi perlawanan terbaiknya kepada EVOS Esports. Pada dua musim tersebut mereka selalu menang 3-1 di babak Grand Final.

Musim ini, SES sangat ngotot melawan EVOS Esports. Untuk pertama kalinya, penggemar EVOS AOV harus merasakan ketegangan hampir dikalahkan oleh Catee, Mystyk dan kawan-kawan. “SES memang pesaing terberat EVOS sedari dulu.” Ucap Henry “Carraway” Teja. “Mereka berkembang sangat jauh, Hero Pool mereka juga semakin luas. Dengan adanya Global Ban Pick, menurut saya mereka berhasil  beradaptasi dengan baik.” Carraway menjelaskan lebih lanjut.

Walaupun ini adalah kemenangan ketiga bagi tim EVOS Esports, namun sebenarnya ini tetap memberikan kesan tersendiri kepada tim. Salah satunya adalah karena kehadiran Gilang “Fall” Dwi Fallah. “Fallah sebagai pemain sangat mudah melebur dengan tim dan sangat bisa diajak untuk bekerja sama. Kehadiran Fall juga memberi tantangan bagi tim EVOS, kami jadi mengusahakan kemenangan ini untuk Fall, soalnya dia belum pernah menang sebelumnya…hahaha.” jawab Carraway seraya berkelakar.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Kemenangan ini memberikan mereka hadiah sebesar Rp300 juta dan juga kesempatan bertanding di Arena of Valor International Championship 2019 (AIC 2019). Kini ada dua kompetisi internasional yang akan dihadapi oleh EVOS Esports. Selain dari AIC 2019, ada juga cabang esports AOV di SEA Games 2019.

“Menghadapi dua kompetisi ini, yang pasti sih kita latihan terus. Selain itu juga perbanyak scrim (latih tanding) dengan tim luar negeri, supaya bisa mempelajari cara main tim luar.” Henry menjelaskan.

Akankah kemenangan ini menjadi kereta momentum yang berlanjut sampai AIC 2019 atau SEA Games 2019 nanti? Mari kita doakan agar EVOS Esports bisa mendapatkan hasil terbaik di kompetisi AOV internasional yang akan dihadapi.

[VIDEO] Yansen Wijaya Bicara Soal EVOS GOODS dan Potensi Bisnis Merchandise Esports

Seiring berkembangnya industri esports di Indonesia, tak heran jika berbagai profesi dan lini bisnis yang berkaitan dengan esports jadi muncul. Contohnya seperti firma hukum esports yang mulai muncul kebutuhannya, atau profesi menjadi game streamer yang kini mulai jadi tontonan favorit para gamers, atau bisnis data analitik yang juga mulai muncul kebutuhannya.

Namun dari semua lini bisnis tersebut, salah satu yang mungkin paling mendasar dan sangat mungkin dilakukan di Indonesia adalah bisnis merchandising, terutama bagi klub esports dengan fans fanatik seperti EVOS Esports.

Setelah membuka toko pertamanya di bulan Agustus lalu, EVOS menjadi salah satu klub esports yang serius mengembangkan branding lebih lebar. EVOS tak hanya ingin dikenal sebagai brand esports saja, tapi juga ingin kembangkan branding mereka ke bidang lifestyle lewat EVOS GOODS.

Pada #HybridTalk Episode 9, kami mengundang Yansen Wijaya, merchandise manager EVOS. Bagaimana asal muasal terciptanya EVOS GOODS dan strategi mereka mengembangkan branding EVOS menjadi brand lifestyle? Lebih lanjutnya, Anda dapat langsung menyaksikan #HybridTalk Episode 9 lewat video di bawah ini.

Cerita Violetta “Caramel” Soal EVOS Esports dan Jadi Player Esports Perempuan

Beberapa waktu lalu EVOS mengumumkan divisi Mobile Legends Ladies milik mereka. Roster ini tampil menjanjikan dengan menampilkan pemain-pemain Mobile Legends perempuan kawakan seperti Winda “Earl” Lunardi dan Crestisa “Pucci”. Tak lupa, roster terbaru ini juga memasukkan Violetta “Caramel” Aurelia.

Pemain ini bisa dibilang sebagai salah satu pemain Mobile Legends perempuan yang punya komitmen untuk mendapatkan prestasi. Terakhir kali bersama tim SFI Queen, Caramel dan kawan-kawan berhasil mendapatkan posisi runner-up. Pindah ke EVOS Esports, kami pun mencoba berbincang dengan Violetta seputar kepindahannya dan perjuangannya menjadi srikandi esports Indonesia.

Akbar (A): Halo, boleh minta waktunya untuk tanya-tanya

Violetta (V): Boleh-boleh

(A): Topiknya kali ini seputar EVOS dan perjuangan jadi player esports perempuan, agak panjang nggak apa-apa yaa.

(V): Sip, nggak apa-apa

(A): Soal kepindahannya ke EVOS, Waktu sama SFI Queen, Vio dan kawan-kawan bisa dapat prestasi yang cukup baik, chemistry permainan juga sepertinya sudah terbangun, terus sekarang pindah ke EVOS, kenapa?

(V): Soal kepindahan ke EVOS itu karena masa kontrak di SFI sudah habis. Setelah habis ada ditawari buat perpanjang tapi aku gak ambil karena kepingin rehat sebentar dan mau cari suasana yang baru.

Jadi keputusan buat lanjut atau nggak itu ada di pribadi masing2 member. Saat itu aku milih nggak lanjut dan ada juga yg milih buat perpanjang. Tapi pas milih nggak lanjut, ada jeda beberapa waktu dan ada beberapa tawaran dari berbagai tempat, dan akhirnya EVOS yang aku pilih.

Sumber: Instagram EVOS Esports
Sumber: Instagram EVOS Esports

(A): Kenapa akhirnya milih EVOS?

(V): Setelah beberapa pertimbangan dan melihat member yang sudah dikumpulkan dari beberapa tim, ternyata aku udah kenal beberapa dari mereka cukup lama, dan sering main bareng. Jadi lebih klop dan akhirnya itu jadi alasan milih EVOS.

(A): Salah satu media menyebutkan roster EVOS Ladies ini adalah roster yang kuat, karena melihat pengalaman pemain-pemainnya seperti Earl dan Pucci. Komentar Vio terhadap hal tersebut gimana?

(V): Roster EVOS Ladies yang sekarang menurutku memang udah punya basic yang cukup kuat dari pengalaman-pengalaman. Tapi harus dikembangin lagi soal chemistry.

Chemistry itu adalah yang paling penting di tim dan yang paling susah dibangun. Apalagi kami dari background tim yang beda2. Jadi kami masih banyak harus berkembang supaya bisa jadi tim yg kuat.

(A): Bersama EVOS Ladies, kompetisi terdekat apa yang dituju? Apa yang ingin Vio capai bersama roster EVOS Ladies ini?

(V): Soal tujuan, PR utama kami sekarang itu harus bangun chemistry tim yg kuat. Prepare dari sekarang supaya siap kalau ada kompetisi nanti. Untuk kompetisi terdekat belum ada, karena seperti yang kita tahu di Mobile Legends baru ada satu kompetisi khusus buat ladies, yaitu FSL (Female Esports League MLBB); yang sudah selesai beberapa waktu lalu. Ke depannya, kami bakal ikut bersaing di kompetisi untuk umum tapi untuk sekarang kami masih fokus tiap hari latihan untuk dapat chemistry dulu.

(A): Lanjut ke topik menjadi player esports perempuan. Untuk sekarang ini, kan udah cukup banyak perempuan berkarir di esports. Tapi most of them jadi influencer, caster, atau Brand Ambassador (BA). Menariknya, dibanding pilihan karir tersebut, kok Vio malah memilih jadi player, kenapa?

(V): Untuk soal karir di esports ini awalnya aku ada ditawari jadi influencer, BA, team manager, streamer tapi memang nggak berminat ke sana. Aku sendiri sudah main Mobile Legends dari season 2, udah cukup lama main dan ikutin perkembangan esports. Pas melihat pro-player bisa main di atas stage, angkat piala gitu kayak merinding dan kepingin bisa merasakan hal yang sama. Jadi mimpiku memang ke arah sana, yang membuat aku akhirnya lebih milih jalan menjadi player.

(A): Siapa sosok tersebut yang menginspirasi Vio?

(V): Kalau soal ini dulu aku sempat jadi manager tim Critical (Sekarang GEEK FAM). Pas melihat mereka yang dari tim kecil-kecilan, lalu bisa jadi kuda hitam di season 1 MPL, aku jadi terinspirasi dan kepingin jadi player juga. Mulai dari sana aku memulai karir esports sebagai player.

(A): Kenapa Vio lebih memilih main sama tim ladies? Apakah pernah mencoba gabung ke tim campuran yang berisi laki-perempuan?

(V): Pernah coba gabung ke tim campuran beberapa kali, tapi merasa memang sulit buat bersaing melihat tim-tim pro yang udah ada sekarang. Jadi udah coba gabung tim ladies sudah dari season 3. Jadi ketika itu sambil jalan dan mencoba dua-duanya (tim campuran dan ladies). Akhirnya kini merasa lebih bisa berkembang di tim ladies, yang membuat aku memilih fokus ke tim ladies.

Caramel bertanding di gelaran FSL Mobile Legends saat masih bersama tim SFI Queen Sumber: FSL Elite Official Page
Caramel bertanding di gelaran FSL Mobile Legends saat masih membela tim SFI Queen Sumber: FSL Elite Official Page.

(A): Prestasi tertinggi apa yang ingin Vio capai sebagai player

(V): Kepingin jadi best female MLBB player. Itu mimpi tertinggi yg kepingin aku capai.

(A): Pernah bermimpi bisa bertanding di MPL nggak? Terus kalau masuk MPL, kepingin sebagai tim campuran atau membawa tim ladies?

(V): Aku cukup berharap bisa ikut bertanding di kompetisi kelas itu. Untuk mencapainya aku lebih berharap dengan tim ladies, karena bakal lebih mencolok dan kelihatan dibanding tim campuran. Karena menurutku, untuk dapat masuk ke dalam tim campuran itu kecil banget kemungkinannya untuk dimainkan.

(A): Lanjut ke topik soal berkompetisi sebagai perempuan. Kalau bicara esports, bisa dibilang nggak ada batas fisik untuk pemainnya. Jadi baik laki/perempuan harusnya punya kemampuan berkompetisi yang sama. Berangkat dari hal ini, menurut Vio sendiri, perlu nggak sih kompetisi esports khusus perempuan? 

(V): Untuk ini sangat perlu. Walaupun nggak ada batasan fisik buat pemain, tapi pada kondisi esports sekarang, pemain perempuan jadi sulit ikut berkompetisi di kompetisi resmi karena alasan seperti, perempuan itu susah dikendalikan emosinya, baperan dan lain sebagainya.

(V): Untuk kenapa harus ada pembedaan, sebenarnya lebih ke arah agar dapat mendorong para pemain perempuan untuk turut berkompetisi. Karena untuk sekarang, perempuan yang main game di tingkat kompetitif itu masih sedikit. Dengan munculnya tournament khusus ladies, harapannya para pemain perempuan bisa terbuka dan menarik lebih banyak perhatian dengan pasarnya tersendiri.

(A): Untuk sekarang apakah kompetisi khusus perempuan sudah ada selain dari FSL? Adakah respon dari Moonton terhadap antusiasme player ladies seperti Vio ini?

(V): Untuk saat ini kompetisi khusus perempuan masih belum ada. Jadi mungkin bakal lebih banyak latihan dulu di turnamen umum demi membentuk mental kompetisi. Soal respon dari moonton, kebetulan belum ada sampai sekarang. Padahal sepertinya untuk game lain seperti FREE FIRE dan PUBG MOBILE sudah sering ada event kompetisi khusus perempuan dan terbilang cukup menarik perhatian di esports.

(A): Sebagai penutup, Vio ada pesan-pesan nggak buat penggemar esports secara umum atau para srikandi esports yang sedang berjuang?

(V): Pesan buat semuanya, khususnya ladies player yang kepingin masuk ke kancah kompetitif dan mau ikut kembangin esports untuk perempuan, banyak-banyak latihan dan belajar. Semangat terus, supaya perempuan di esports bisa ikut unjuk gigi. Buktikan bahwa bukan hanya laki-laki yang bisa sukses sebagai pemain di esports, tapi perempuan juga.

(A): Oke terima kasih ya Vio atas waktunya

Sama-sama.

 

[Guest Post] Monetisasi Esports | Evolving EVOS #4

Editorial: Artikel ini adalah artikel kedua, tentang perjalanan EVOS Esports. Anda bisa membaca artikel ketiga di tautan ini

Saya tidak rugi apapun dan tidak punya waktu banyak untuk kalah, saya berusaha semaksimal mungkin.

Sejak EVOS di negera lain mulai menunjukkan kestabilan, saya ingin terus melanjutkan ekspansi dari organisasi EVOS, dan Thailand sepertinya akan menjadi lokasi yang tepat untuk langkah selanjutnya.

Mencari talenta dan mengakuisisi

Langkah pertama adalah mencari pintu masuk, dan itu tidak mudah. Kami tidak memiliki pengetahuan mendalam atas pasar yang ada dan tidak seperti di Vietnam, kami tidak memiliki pengetahuan tentang skena esports di Thailand. Yang kami miliki hanyalah strategi yang solid. Stretegi tersebut bekerja dengan baik di Indonesia, dan jika strategi tersebut memang benar, kami tidak akan mengubahnya. Strategi sederhana tersebut terdiri dari 4.

Evos Esports

Acquire Fame > Build & Market the Brand > Monetize > Focus on Winning.

Langkah pertama adalah untuk mencari tim paling populer di Thailand, karena kami harus mencuri perhatian fans lokal. Sementara brand EVOS Esports telah memiliki kredibilitas di Indonesia dan Vietnam, tetapi EVOS bukan siapa-siapa di Thailand.

Salah satu hal penting saat akan memasuki negara baru sebagai target pasar adalah untuk mengukur mental dari perusahaan. Wilayah baru berarti pasar yang baru dan tentunya orang baru juga. Langkap pertama adalah membangun infrastruktur, sebuah pondasi kuat untuk membangun merek serta untuk mengerti pasar esports. Rekrutan pertama kami di Thailand adalah Jarupong, dia adalah orang yang bertanggungjawab untuk game League of Legends di Thailand ketika bekerja untuk Garena. Esports sudah lekat dengan dirinya dan dia kenal sebagian besar komunitas esports di negara ini. Karena kita memiliki figur yang bisa diandalkan untuk masuk ke pasar Thailand, maka kami mengejarnya.

Banyak yang bilang Jarupong adalah Caster paling legendaris di skena esports Thailand. 😀

Originalitas adalah kunci

Salah satu prinsip yang saya percayai sampai dengan hari ini adalah kita harus menjadi orang yang tulus dan orisinil ketika menjalani bisnis. Ketika Anda menjalani apa yang Anda suka, Anda akan bisa mencari jalan agar menjadi sukses, bahkan ketika Anda harus mengambil jalan memutar. Well, prinsip inilah yang membantuk EVOS untuk bisa membentuk tim pertamanya di Thailand. Untuk mengerti secara penuh apa yang saya maksud, mari saya ceritakan sebuah kisah.

authentycity

Kami mencari talenta di Thailand dan memutuskan bahwa tim Debut.ROV adalah tim terbaik yang bisa kami pilih sebagai jalan EVOS untuk masuk ke Thailand. Tim tersebut cukup populer dari sisi kepribadian dengan roster yang antara lain Guy dan Krit yang memiliki 200 ribu serta 1 juta subscribers di Youtube. Mereka adalah kandidat yang tepat serta sesuai dengan langkah pertama dari strategi EVOS, memilih pemain populer.

Permasalahannya adalah karena mereka sangat populer maka brand lain juga mendekati mereka. Khususnya sebuah brand terkenal yang sedang menjalin komunikasi dengan tim tersebut dan sedang dalam tahap akhir untuk mengikat perjanjian. Kami sadar akan kehilangan kesempatan besar untuk tumbuh di Thailand jika tidak berhasil mengontrak mereka. Jadi gagal bukanlah sebuah pilihan.

Pada akhirnya, kami berhasil karena ketulusan kami.

Yang terjadi adalah, kami mengajak meeting dengan tim Debut.ROV dan mengatakan pada mereka bahwa kami tidak akan pulang sebelum mereka mau menandatangani kontrak dengan EVOS. Wesley dan saya duduk dan tidak bergeming. Kami ingin memperlihatkan bahwa kami secara tulus ingin berkembang dengan para pemain, kami memiliki rencana untuk mengembangkan personal branding masing-masing anggota tim, menjadikan mereka superstars. Kami tidak menjadikan mereka hanya sebagai alat untuk mengeruk keuntungan, kami dan mereka adalah sebuah tim. Debut.ROV memiliki pandangan yang sama dengan kami dan mengerti bahwa bergabung dengan EVOS adalah jalan untuk berkembang lebih maju lagi, dan kesepakatan pun terjadilah.

EVOS.Debut lahir.

Evos Esports

Bumpy Road, Take Me Home

Karena kami telah bisa mendapatkan tim, maka perlahan kami bisa mereplikasi strategi yang kami lakukan di Indonesia dan mengimplementasikannya di Thailand. Terlebih kami juga telah bisa merekrut Country Manager yang memiliki kapabilitas baik untuk Thailand sehingga operasional bisa dibilang berjalan secara ‘otomatis’. Karena itu saya bisa memfokuskan diri ke aspek lain yaitu fundraising.

Dalam waktu yang hampir bersamaan, kami mulai mendapatkan perhatian dari publik, terutama brand kami mulai dirilis oleh para investor. Saya dan para partner di EVOS berpikir bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk menggalang dana bagi organisasi untuk mempersiapkan ekspansi yang akan kami jalankan.

Kami sedang dalam tahap negosiasi mendalam dengan sebuah grup investor dan semua nampak berjalan positif namun pada akhirnya kesepakatan tidak bisa dilakukan karena terasa berat sebelah dan akan mengubah strategi bisnis kami secara menyeluruh. Investor tersebut ingin memiliki lebih banyak kontrol dari arah perusahaan, jadi penggalangan dana yang satu ini gagal.

EVOS Esports

Tentu saja secara umum hal ini mengakibatkan banyak friksi antara para partner di EVOS dan saya sendiri, pendapat kami tentang arah perusahaan menjadi cukup berbeda. Syukurlah, pada akhirnya kami dapat kembali kompak dan memfokuskan kembali diri kami untuk mengembangkan bisnis EVOS. Kami sepakat bahwa kami harus melebarkan saya ke lini vertikal lain untuk memaksimalkan aspek monetisasi di esports. Dan hal besar selanjutnya di esports adalah Talent Management. Namun kami membuthkan dana untuk mengembangkan lini vertikal tersebut.

Isu modal ini kembali muncul dan sepertinya tidak ada solusi.

Saya memutuskan untuk kembali ke Singapura untuk berinstirahat dan ternyata hal itu membuahkan hasil.

Bertumbuh secara vertikal

Karena saya sudah kembali di Singapura, pikir saya tidak ada salahnya untuk mencoba melakukan beberapa kontak dan melihat apakah ada perkembangan dari situ. Saya memutuskan untuk bertemu dengan Insignia Ventures untuk melihat apakah mereka tertarik untuk berinbvestasi di EVOS, tidak ada salahnya untuk bertanya. Dan ternyata mereka tertarik.

Saya kemudian menelepon partner saya di EVOS untuk meminta pendapat mereka tentang hal ini. Meski mereka memiliki kekhawatiran dengan kesepakatan ini, namun pada akhirnya semuanya setuju bahwa hal ini adalah hal terbaik yang harus dijalankan. Karena kami membutuhkan dana untuk berkembang secara vertikal.

Lagi pula, kesepatakan ditandatangi pada kondisi kami hanya punya waktu 1 bulan untuk menjalankan strategi vertikal dan membangun Talent Manegement. Selanjutnya adalah sejarah. Kini setelah kesepakatan berhasil dilakukan, EVOS memasuki tahap dua, membangun pengaruh. Kami harus menyusun ulang rencana dalam mengembangkan EVOS dan memastikan bahwa investasi yang kami dapat efektif.

Bergerak Maju

Dana yang kami dapatkan memberikan kepercayaan diri bagi saya dan para partner di EVOS Esports, dan semua yang terlibat memutuskan untuk bekerja secara penuh waktu untuk melihat, bisa berkembang sebesar apa EVOS. Dalam beberapa bulan selanjutnya, kami bisa mengikat kesepakatan dengan beberapa sponsor di Indonesia seperti Popmie, KripKrip, AXE & SingaCoffee, menguatkan pengaruh kami di esports, mendorong lebih jauh ide bahwa EVOS Esports punya peluang untuk berkembang lebih besar lagi. Kami hanya butuh lebih banyak cara inovatif memanfaatkan pengaruh yang kami miliki. Satu hal, esports adalah industri yang masih relatif baru dan orang belum memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hal itu. Jujur saja, ketika saya dan partner memulai EVOS, kami tidak pernah membayangkan EVOS akan bisa berkembang sejauh ini. Kami memulainya hanya sebagai hobi yang akhirnya berubah menjadi kair. Jika saya melihat perjalanan ke belakang perjalanan, sebagian besar diisi oleh perkembangan yang positif , meski ada pula keputusan yang terburu-buru dan kesalahan langkah.

EVOS Esports

Tidak ada pelajaran baku tentang bagaimana secara sukses membangun merek esports, belum ada yang tahu. Semuanya masih mencoba-coba, dan bahkan sampai sekarang, kami masih mencoba hal-hal baru, berharap hal tersebut membuahkan hasil. Namun, itulah keseruan di esports, Anda tidak pernah tahu apa yang berhasil, semua adalah tentang berinovasi, dan untuk itulah saya sangat mencintai industri ini.

Dengan cerita di atas, akhirnya ini adalah akhir dari 4 tulisan serial saya untuk mendokumentasikan tentang perjalanan saya di EVOS Esports. Saya berharap tulisan saya ini bisa dibaca, setidaknya satu orang dan memberikan inspirasi agar mereka mengejar passion mereka sendiri. Berpetualang menuju tempat antah berantah mungkin terdengar menakutkan tetapi jika Anda tidak pernah mencoba, maka semua hanya akan jadi impian.

Untuk EVOS Esports, perjalanan ini masih jauh dari kata akhir. Masih banyak rencana untuk tumbuh, dan percayalah ketika saya bilang, bahwa ini hanyalah permulaan.

EVOS Esports

#EVOSROAR

Tulisan berseri ini adalah tulisan tamu dan ditulis oleh Ivan Yeo – Chief Executive Officer dan co-founder EVOS Esports. Tulisan asli dalam bahasa Inggris pertama kali dimuat di laman LinkedIn Ivan Yeo. Publikasi dan terjemahan dilakukan tim Hybrid dan telah mendapatkan izin penulis.

Serius Bangun Brand Lifestyle, EVOS Buka Flagship Store Pertama di Jakarta

Dahulu, menjadi gamer kompetitif berarti hanya bermain dengan sangat jago lalu menjadi juara. Seiring perkembangan, pola pikir ini berubah. Bermain game secara kompetitif berubah menjadi esports, pemain tidak bisa hanya sekadar main, gaming berubah jadi lifestyle.

Belakangan ini, Anda yang turut mengikuti perkembangan esports mungkin sadar, bagaimana pergeseran tren pakaian terjadi di kalangan atlet-atlet esports. Kalau dulu kebanyakan pemain mungkin berpakaian santai, tanpa peduli penampilan. Sekarang, dibalut tren gaya sporty, para atlet esports tak kalahnya entertainer kelas wahid, yang total nilai pakaiannya mungkin bisa mencapai jutaan rupiah dari atas sampai bawah.

Melihat peluang ini, EVOS Esports memutuskan untuk melebarkan sayapnya dan mencoba untuk menjadi lebih dari sekadar tim esports, namun juga brand lifestyle. Percobaan pertama dari hal ini adalah dengan menggandeng salah satu brand streetwear lokal, Thanksinsomnia.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Memutuskan untuk lebih serius, pekan lalu (Jumat, 9 Agustus 2019), EVOS Esports membuka flagship store pertama mereka, di mall One Belpark, Fatmawati, Jakarta Selatan. Membawa nama EVOS Goods, menjadi salah satu cara untuk membangun brand image mereka sebagai brand lifestyle.

“Karena merchandise yang kita miliki bukan cuma jersey saja, melainkan berbagai fashion item yang bisa digunakan sehari-hari. Hal itu jadi salah satu alasan memberi nama EVOS Goods sebagai branding ragam fashion item EVOS.” Ucap Yansen Wijaya, Merchanidse Manager EVOS.

Selain itu, kolaborasi juga menjadi cara lain bagi EVOS Esports untuk semakin menegaskan posisinya sebagai brand lifestyle. Lini produk fashion dari EVOS Goods bekerja sama dengan beberapa seniman dan illustrator lokal ternama, Addy Debil, Adhitya Zul, Bemoshang, dan Tony Midi.

“Kehadiran EVOS Flagship Store pertama ini menjadi bukti bahwa saat ini kami tumbuh tidak hanya sebagai tim esports, tetapi juga serius dalam membangun brand lifestyle. Hal ini merupakan salah satu langkah strategis kami dalam membangun ekosistem bisnis esports di Indonesia.” Ujar Michael Wijaya selaku CMO EVOS Esports.

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Mengingat kini organisasi esports lain juga turut melakukan merchandising, lalu apa yang membedakan EVOS Goods dengan tim lain? Kolaborasi dengan seniman dan ilustrator lokal menjadi satu hal. Namun selain itu, ternyata giveback ke community menjadi hal lain, yang juga adalah alasan pertama kali dibuatnya EVOS Goods.

“Kita memang awalnya membuat merchandise karena ada permintaan dari komunitas. Berusaha mempertahankan hal tersebut, giveback ke community, juga jadi salah satu apa yang ingin kami lakukan. Jadi kita berusaha untuk lebih engage ke komunitas, bikin kegiatan rutin entah itu mabar atau meet and greet setiap satu bulan atau 2 minggu sekali di EVOS Store.” Yansen mengatakan.

Dengan dibukanya EVOS Flagship Store dan strategi kolaborasi dengan seniman lokal yang dilakukan EVOS Esports, akankah esports sebagai brand lifestyle menjadi tren masa depan di ekosistem esports Indonesia?

Langkah-Langkah Mengembangkan Organisasi Esports di SEA | Evolving EVOS #3

Editorial: Artikel ini adalah artikel kedua, tentang perjalanan EVOS Esports. Anda bisa membaca artikel kedua di tautan ini

Saya tidak rugi apapun dan tidak punya waktu banyak untuk kalah, saya berusaha semaksimal mungkin.

Mengembangkan Merek EVOS

Hal pertama yang saya harus lakukan adalah membangun EVOS menjadi sesuatu yang lebih besar, menjadi sebuah merek ternama. Sejak kesepakatan dengan Traveloka dan Lenovo untuk EVOS Indonesia, namun ini menjadi pertanda bahwa pemilik merek di Indonesia mulai melihat esports sebagai jalan untuk strategi pemasaran mereka. Untuk itu, saya mengambil keputusan untuk berinvestasi di game Mobile Legends dan AOV serta mengambil tim di Indonesia dalam rencana untuk mengembangkan brand EVOS.

1

Waktu itu, kedua game yang disebutkan di atas mulai mendapatkan popularitas di komunitas gamers, dan hanya tinggal menunggu waktu sampai jumlah penggemarnya semakin besar dan melejit sehingga membuat brand tertarik ke EVOS lagi. Kamu butuh mempersiapkan dan memposisikan diri kami sebagai tim nomor satu di Indonesia. Jika nantinya brand akhirnya melihat potensi esports, maka mereka tau harus mencari siapa untuk bermitra. Menjadi terdepan menjadi sangat penting bagi pertumbuhan EVOS. Saya dan para partner saya melihat geliat brand untuk masuk ke esports, jadi kami berinvestasi untuk merek kami.

Strategi kami cukup sederhana, kami memilih tim amatir terbaik, memberikan mereka fasilitas gaming house untuk berlatih dengan harapan mereka akan bisa memenangkan turnamen lokal. Formula yang sama kami terapkan dengan tim DOTA kami, sambil kembali kami mengembangkan aspek media sosial. Akun Facebook dan Instagram kami mulai bertumbuh cepat; kunci utamanya adalah untuk bisa berinteraksi dengan para fans. Kami merekrut orang hanya untuk membalas pesan yang datang ke akun EVOS serta mereka yang menulis tentang EVOS. Jika fans melihat akun resmi membalas komentar mereka, maka mereka akan memiliki koneksi dengan tim. Lambat namun meyakinkan, EVOS akan menjadi sebuah nama yang akan dikenal.

Membangun Talent

Selama beberapa bulan, EVOS mengalami perjalanan yang cukup seru. Tim AOV baru kami sangat bisa menerima metode yang kami jalankan dan secara pesat menjadi tim terbaik di Indonesia. Tim bisa mengalahkan semua tim Indonesia lain dan menjadi pemenang kompetisi AOV Star League, serta bisa masuk kualifikasi acara AOV World Cup di Los Angeles. Kami mulai merambah internasional.

2

Di sisi lain, tim Mobile Legends kami tidak mendapatkan kesuksesan. Masalah internal mulai muncul, dan para pemain tidak mau ikut sistem yang kami tentukan. Dari sini akhirnya kami memutuskan untuk mengubah strategi perekrutan pemain, alih-alih hanya merekrut pemain terkenal, kami memilih untuk mencari pemain terbaik yang sedang berkembang dan tumbuh bersama mereka di bawah merek EVOS. Dengan cara ini kami bisa menjaga pengeluaran, karena kami merekrut pemain yang belum terkenal tetapi kami kembangkan untuk menjadi pemain besar lewat strategi media sosial kami yang cukup agresif. Sampai pemain ini menjadi ikon gaming.

Dari sana, dengan menggunakan teori yang sama, kami mulai bekerja dan mencari tim Mobile Legends baru kami. Saya ingat bagaimana saya memandangi leaderboard dari game tersebut, hanya untuk mencari pemain potensial untuk saya rekrut. Ini adalah salah satu contoh kerja keras di dunia esports yang tidak banyak orang tahu, berjam-jam mencari pemain potensial yang mungkin bisa dikembangkan menjadi pemain terbaik. Beruntung bagi EVOS, kami bisa menemukan JessNoLimit dan Oura. Mereka bisa dibilang sebagai talent top di Mobile Legends dengan 80 ribu dan 30 ribu follower, namun kami melihat potensi untuk mengembangkan mereka ke level yang lebih tinggi. Jika EVOS membantu mereka termasuk memasarkan konten yang mereka buat, mereka akan menjadi terkenal. Dan benar saja, setelah beberapa bulan di bawah nama EVOS, mereka menjadi muka dari game Mobile Legends di Indonesia dengan mendapatkan lebih dari 1 juta subsrcibers di YouTube dalam rentang waktu 6 bulan.

3

Meluaskan Cakupan Bisnis

Tidak terasa 2017 berlalu dengan sangat cepat, saya dan partner saya ingin merestrukturisasi rencana kami kedepan, memposisikan brand EVOS Esports dikenal sehingga sponsor akan melihat kami ketika akan masuk ke ranah esports. Kami berdiskusi sangat panjang untuk aspek ini, bagian mana yang harus menjadi fokus kami? Apakah membangun tim dan menargetkan menang turnamen?

Then, it hit us.

Faktor utama sponsor ingin bekerja sama dengan tim adalah pengaruh yang bisa kami berikan. Sponsor ingin dikenal. Jadi kami harus mengisi ruang tersebut. Kami mulai berfokus pada strategi media sosial kami dengan lebih intens. Peningkatan engagement, peningkatan interaksi dengan fans. Ini mengantarkan kami pada ide untuk mengadakan fan meetup pertama di esports dengan tim Mobile Legend kami.

Itu adalah ide yang hadir secara cepat, tetapi kami berpikir, kenapa tidak mencobanya untuk melihat animo pasar. Kami mungkin bisa mengumpulkan beberapa fans EVOS untuk hadir di acaranya.

Well, kita bilang saja kita salah.

Acara tersebut mengumpulkan begitu banyak orang dan membuat ricuh mall. Kami sampai harus menyewa orang khusus untuk mengontrol massa yang hadir. Suasanya waktu itu sangat epic. Tidak hanya memberikan gambaran seberapa besar EVOS tetapi juga memberikan gambaran besarnya potensi esports di Asia Tenggara.


View this post on Instagram

#EVOSROAR @jessnolimit @ekooju @bassklemens @aprizal_72 @yurinoangkawijaya @evosesports

A post shared by EVOS.ToxiCEO (@ivanysscm) on

Sejak malam itu, kami memutuskan untuk meluncurkan EVS Talents, ini untuk memisahkan sisi ‘pemasaran media sosial’ dengan sisi esports di EVOS. Dengan strategi ini sebagai perusahaan, kami bisa memiliki potensi untuk bertumbuh. Kita tidak hanya akan mentok pada pemain esports saja tetapi memungkinkan kita untuk mendekati konten kreator terkenal dan mengajak mereka masuk di bawah brand EVOS. Meningkatkan pengaruh kami di ranah gaming.

4

Dengan konsep ini membuat posisi kami siap untuk menghadapi epidemik livestream yang hadir dari perusahaan asal Tiongkok. Waktunya hampir bersamaan dengan layanan streaming seperti Cube dan HUYA berekspansi ke area SEA. Kami tahu bahwa jika hal ini terjadi, uang akan juga hadir bersama dengan ekspansi ini. Kami hanya tidak tahu waktu tepatnya hal itu akan terjadi. Untuk meningkatkan portofolio influencer kami, EVS Talents dengan cepat mengontrak influencer seperti DylandPROS, Ej Gaming dan Warpath. Hal ini memungkinkan kami untuk meningkatnkan pengarug brand EVOS.

Ledakan Layanan Live Streaming

Ini bermula dari sebuah pesan lewat Instagram. Akun EVOS Esports kami menerikan pesan dingin dari HUYA yang menawarkan kemungkinan partnership. Pesan tersebut membuka ide, kami mulai mengeksplorasi kemungkinan lain dengan platform streaming. Kami mencari deal yang lebih baik dan mencoba bernegosiasi dengan Twitch untuk kemitraan livestream.

Twitch setuju untuk memberikan sejumlah pemasukan per bulan, yang sebenarnya sebuah kesepakatan yang menguntungkaan. Partner EVOS juga mau utnuk mengambil kesepakatan tersebut. Tetapi EVOS ingin mencoba lebih jauh lagi, mungkin kami bisa mendapatkan sedikit lebih keuntungan, lalu kami mencari kesepakatan lain. Setelah beberapa waktu, kami bertemu dengan Nimo dan pada akhirnya berhasil mendapatkan deal yang besar dengan mereka. Kami memutuskan untuk bekerja sama dengan Nimo. Kesepatakan ini memungkinkan EVOS Esports menjadi tim di SEA yang pertama kali mendapatkan revenue tahunan lebih dari 1 juta USD, sebuah batu loncatan yang sangat tinggi bagi EVOS.

5

Semua ini bisa terjadi karena kami tidak hanya diam menunggu sesuatu untuk terjadi. Jika kami memutuskan untuk menunggu kesepakatan dengan Twitch, kami mungkin akan kehilangan kesempatan besar dengan Nimo dan kehilangan pendapatan yang sangat besar. Kondisi ini juga bisa diterapkan di berbagai peluang bisnis lainnya, Anda harus selalu mengerti nilai dari bisnis Anda dan jangan puas dengan kesepakatan pertama yang datang ke meja Anda. Ingatlah untuk selalu melalukan survei dan melihat kondisi sekitar, siapa tahu, Anda bisa mendapatkan deal yang lebih baik. Seperti halnya EVOS.

To Infinity & Beyond

Sementara di Indonesia buku finansial perusahaan mulai terlihat lebih baik; di Vietnam, sistem kami mulai menemukan hasil. Tim League of Legends, yang hampir pernah akan gagal masuk kualifikasi VCSA, kini mulai meraja di seluruh Vietnam. Mereka berhasil finis pada musim berjalan VCSA dengan skor 12-1 serta menang ajang Vietnam Championship, masuk kualifikasi Mid-Season Invitationals, sebuah ajang turnamen internasional League of Legends yang menghadirkan tim-tim hebat dari selurut dunia untuk berkumpul dan bertanding.

6

Tim kami bermain secara fenomenal selama turnamen dan mengalahkan nama besar di esports seperti Team Liquid dan Fnatic. EVOS mulai mendapatkan perhatian. Waktu itu bersamaan dengan waktu ketika Travis Gafford mewawancara saya tentang perkembangan esports di Vietnam, dan di situ saya mulai menyadari potensi dari EVOS Esports sebagai brand global.

Dengan sukses di Vietnam, lalu kesepakatan Nimo serta tim LoL memberikan hasil baik di MSI Paris, perkembangan baik hadir ke EVOS. Saya ingin melanjutkan tren baik perkembangan yang terjadi dan bahkan ingin bergerak lebih besar lagi. Kami tidak bisa berhenti terus berkembang karena jika kami puas dengan apa yang telah kami punya, kompetitor kami akan mulai mengejar.

Selanjutnya, Thailand.

7

Bersambung ke tulisan berkutnya.

Tulisan berseri ini adalah tulisan tamu dan ditulis oleh Ivan Yeo – Chief Executive Officer dan co-founder EVOS Esports. Tulisan asli dalam bahasa Inggris pertama kali dimuat di laman LinkedIn Ivan Yeo. Publikasi dan terjemahan dilakukan tim Hybrid dan telah mendapatkan izin penulis.

Hasil Akhir Tokopedia IENC 2019 Road to SEA Games, EVOS Raih Double Winner

Kontingen Indonesia untuk kejuaraan esports SEA Games 2019 telah ditemukan! Setelah melalui proses kompetisi yang cukup panjang, Tokopedia IENC 2019 akhirnya mencapai puncaknya. Meski sempat mengalami beberapa kendala, acara ini tetap berhasil menyaring atlet-atlet esports terbaik untuk mendapatkan slot pelatnas esports pertama di Indonesia.

Dari tiga cabang pertandingan yang ada dalam Tokopedia IENC 2019, cabang Tekken 7 sudah terlebih dahulu “curi start” dengan gelaran final di Breakroom, Jakarta Utara, tanggal 13 Juli lalu. Sementara dua cabang lainnya yaitu Dota 2 dan Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) digelar bersamaan di tanggal 28 Juli. Cukup banyak kejutan yang terjadi di sini, salah satunya yaitu prestasi EVOS Esports yang meraih double winner alias juara di dua gelar berbeda.

Perjalanan EVOS mendaki podium juara tidaklah mudah. Mereka harus bersaing dengan banyak tim kuat lainnya. Di cabang Mobile Legends misalnya, mereka berhadapan dengan tim-tim seperti Bigetron Esports, Saints Esports, The Prime, dan Aerowolf. Ada juga satu tim yang tidak terduga ternyata mampu mengalahkan nama-nama besar, yaitu Pecah Utak, sehingga mereka dijuluki “Giant Killer”. Sementara di cabang Dota 2, EVOS harus berhadapan dengan tim seperti PG.BarracX dan PG.Orca.

Sebelumnya harus bersusah-payah mendapatkan slot ke Main Event, performa EVOS MLBB justru semakin gemilang. Mereka masuk ke babak Grand Final melawan Victim Esports dengan catatan skor nyaris tak terkalahkan. Victim Esports sempat mencuri 1 angka dari EVOS, namun akhirnya EVOS yang baru saja mengumumkan roster baru ini keluar sebagai juara dengan skor 3-1.

EVOS - IENC 2019 MLBB
EVOS Juara IENC 2019 MLBB

EVOS di cabang Dota 2 mendapat perlawanan sengit di Grand Final dari tim PG.BarracX. Salah satu ronde yaitu ronde keempat bahkan memakan waktu pertandingan hingga 2 jam. Kejar-mengejar angka hingga game kelima, EVOS yang diperkuat oleh Kenny “Xepher” Deo akhirnya menumbangkan PG.BarracX lewat permainan Terrorblade yang mendominasi.

Dengan hasil di atas, artinya EVOS dan Victim Esports berhak maju menjadi wakil Indonesia di pelatnas Mobile Legends. Sementara pelatnas Games Dota 2 diisi oleh EVOS dan PG.BarracX. Pelatnas Tekken 7, seperti sudah diberitakan sebelumnya, akan dihadiri oleh Meat dan TJ. Mudah-mudahan mereka semua bisa menampilkan permainan terbaik dan mengharumkan nama Indonesia di kancah SEA Games 2019 nanti.

EVOS - IENC 2019 Dota 2
EVOS Juara IENC 2019 Dota 2

Peringkat Tokopedia IENC 2019 Mobile Legends:

  • EVOS Esports
  • Victim Esports
  • Alter Ego Esports
  • Pecah Utak

Peringkat Tokopedia IENC 2019 Dota 2:

  • EVOS Esports
  • BarracX
  • Godlike & Orca Esports
  • ID
IENC Tekken 7 - Winners
Para peraih Top 4 IENC 2019 Tekken 7

Peringkat Tokopedia IENC 2019 Tekken 7:

  • SoG | Meat
  • DRivals | TJ
  • DRivals | Ayase
  • Alter Ego | R-Tech

EVOS Esports Umumkan Kolaborasi Dengan Logistik J&T Express

Seiring dengan meledaknya industri esports pada tahun 2018 lalu, tak heran jika brand non-endemic berbondong-bondong terjun ke esports. Seperti apa yang dilaporkan oleh Nielsen, bahwa secara global, sebanyak 49% sponsor di ekosistem esporst malah datang dari brand non-endemic. Ternyata, fenomena ini juga terjadi, tak terkecuali di Indonesia.

Setelah beberapa saat lalu ada Bigetron yang disponsori oleh GoPay, kali ini ada EVOS yang baru saja mengumumkan partnership mereka dengan J&T. Hal ini bisa dibilang sebagai buah keberhasilan EVOS dalam mengembangkan brand organisasi esports. Kesuksesan ini terjadi, salah satunya lewat cara EVOS Esports menciptakan bintang-bintang esports yang dikagumi para gamers.

Ivan Yeo, founder sekaligus CEO EVOS Esports, sempat menceritakan hal ini lewat sebuah artikel yang ia tulis sendiri. Pada seri kedua artikel tersebut, Ivan menceritakan bagaimana perjuangannya menciptakan brand EVOS Esports. Dari ceritanya membangun EVOS Esports, Ivan bercerita bahwa membuat tim yang bisa menjadi jaura tidak selalu menjadi strategi yang baik bagi sebuah organisasi esports.

Sumber: Instagram @evosesports
Sumber: Instagram @evosesports

Ia menceritakan lewat pengalamannya membuat divisi League of Legends EVOS Esports yang beroperasi di Vietnam. Setelah gagal masuk liga LoL utama Vietnam, VSCA, Ivan menemukan bagaimana menciptakan bintang esports ternyata berhasil membuat EVOS Esports jadi lebih maju.

Kini nama EVOS pun jadi semakin membumbung tinggi lewat bintang-bintang esports mereka seperti JessNoLimit (Mobile Legends), Jeixy (Mobile Legends), ataupun InYourDream (Dota 2).

“Kami merasa senang bahwa saat ini EVOS Esports dilengkapi dukungna dari jasa pengiriman yang berbasis teknologi, yang mana dekat sekali dengan dinamisnya industru esports.” Hartman Harris Christian, Co-Founder EVOS Esports mengatakan lewat sebuah rilisan pers. “Bersama J&T Express, kami juga dapat memberikan opsi pengiriman yang lebih sesuai dengan kebutuhan penggemar esports melalui EVOS Goods.”

Sumber: Instagram @evosgoods
Sumber: Instagram @evosgoods

Berdiri sejak Agustus 2015 lalu, J&T bisa dibilang merupakan salah satu perusahaan logistik terpercaya, juga bisa dibilang salah satu yang terbesar di Indonesia. Mengutip dari marketeers.com, pada tahun 2017 lalu saja, J&T tercatat sudah memiliki 1025 cabang dan 1000 unit mobil di seluruh Indonesia.

Kolaborasi EVOS dan J&T Express nantinya akan hadir lewat beberapa program. Salah satunya adalah roadshow edukasi 10 kampus di Indonesia pada September 2019 mendatang. Program lainnya yang direncanakan adalah program Mystery Box, yang akan hadir pada Oktober 2019. Lewat program ini, setiap pembelian merchandise di EVOS Goods menggunakan J&T Express akan mendapatkan 3 kotak misteri berisi hadiah eksklusif yang akan dikirimkan oleh J&T Express.

Kerja sama ini tentu semakin mengokohkan nama EVOS Esports menjadi salah satu organisasi esports yang dipercaya oleh brand. Dengan kerja sama ini, diharapkan kepercayaan brand non-endemic terhadap ekosistem esports di Indonesia bisa semakin meningkat.

EVOS Esports Juarai INDOESPORTS LEAGUE CS:GO X DA ARENA

Jumat, 12 Juli 2019, EVOS Esports berhasil menjadi juara kompetisi CS:GO hasil kerja sama Indoesports dan DA Arena. Menariknya, EVOS Esports berhasil mengalahkan tim CS:GO legendaris asal Indonesia; TEAMnxl>.

Turnamen yang mempertandingkan 32 tim CS:GO Indonesia ini mempertemukan tim-tim CS:GO besar seperti TEAMnxl>, EVOS Esports, Akara, dan kawan-kawannya. Namun demikian, BOOM ID yang baru-baru ini menggandeng 2 pemain kelas kakap (Flipzjdr dan Roseau) tidak kami temukan di turnamen ini.

Seluruh pertandingan selain partai final menggunakan format Bo1 (Best of One). Sedangkan finalnya, format Bo3 yang digunakan.

Di pertandingan finalnya, TEAMnxl memang berhasil memenangkan Game pertamanya dengan skor 16-7. Namun, EVOS Esports berhasil menyamakan kedudukan dengan memenangkan Game kedua dengan skor 16-5. EVOS Esports yang sekarang diperkuat oleh pemain CS:GO senior, Aditya “voogy” Leonard, yang juga mantan pemain nxl berhasil mencuri Game ketiga dengan skor akhir 16-11.

Turnamen ini menarik karena sudah jarang sekali turnamen CS:GO yang diadakan di Indonesia. Selain itu, TEAMnxl yang dulu merajai dunia persilatan CS:GO Asia Tenggara selama beberapa tahun dan mencetak banyak pemain berprestasi sepertinya memang menurun performanya selama beberapa tahun belakangan, meski masih diperkuat oleh pemain-pemain lama seperti Vega Tanaka dan Richard Permana.

Sumber: Indoesports
Sumber: Indoesports

Bagaimana kelanjutan scene esports CS:GO di Indonesia ya? Menurut bisikan-bisikan yang saya dengar, akan ada sejumlah turnamen nasional CS:GO lagi yang akan digelar tahun ini. Apakah CS:GO akan kembali mewarnai agenda esports tanah air seperti beberapa tahun silam?

Bagaimana juga dengan TEAMnxl>? Apakah mereka bisa kembali ke puncak kejayaan mereka seperti dulu?