Startup Edtech Rakamin Raih Pendanaan, Fokus Hasilkan Talenta Digital Berkualitas

Indonesia tengah berada di jalur yang tepat untuk menjadi pemimpin pasar teknologi global. Dengan populasi terbesar keempat di dunia, negara ini tengah menikmati bonus demografi — 69% penduduknya masuk kategori produktif. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, bonus ini dapat menjadi bumerang dan berujung jadi beban negara.

Dalam kategori “pekerja berpengetahuan”, Indonesia menempati peringkat ke-125 dari 131 negara menurut Global Innovation Index. Ini menunjukkan kelemahan yang jelas dalam menemukan talenta maju untuk inovasi. Maka dari itu, diperlukan metode pendidikan alternatif untuk bisa mengembangkan ekosistem talenta teknologi lokal.

Ada banyak inisiatif yang juga telah dikembangkan untuk bisa membenahi sektor pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah Rakamin Academy, sebuah platform pembelajaran yang memungkinkan pengguna untuk terkoneksi dan membangun karier di era digital. Platform ini bertujuan untuk membangun akses pendidikan yang lebih inklusif dan berdampak.

Rakamin didirikan oleh Andika Deni Prasetya pada Mei 2020, ia mulai menemukan passion-nya di bidang pendidikan sejak di bangku sekolah. Semasa kuliah, ia juga pernah membuat wadah diskusi minat dan bakat menggunakan platform sosial media LINE. Setelah itu, ia juga sempat membangun mesin pencari lokal yang mengemban misi sosial bernama Geevv.

Belum lama ini, Rakamin telah menerima pendanaan tahap awal dari VC asal Australia, Investible, dengan partisipasi dari akselerator Edutech, EduSpaze serta CVC yang didukung Alibaba, eWTP Capital. Tidak disebutkan berapa nilai investasi yang disalurkan pada putaran ini. Andika hanya menyampaikan bahwa “putaran ini sebenarnya sudah ditutup pada awal tahun ini.”

Dalam pemberitaan Investible, disebutkan bahwa permintaan yang semakin tinggi akan pekerja teknologi telah menguras armada sarjana teknik, utamanya engineer dan programmer dari universitas lokal. Lulusan non-STEM memasuki sektor ini untuk memenuhi permintaan, tetapi diperlukan metode alternatif untuk melatih mereka.

Disinilah peran Rakamin menjadi penting. Perusahaan edtech yang berkembang sudah mulai mempersiapkan karyawannya untuk mengambil peran teknologi di tubuh perusahaan menggunakan platform dan jalur pembelajaran mutakhir. Tujuan utamanya adalah menciptakan generasi pekerja untuk mengatasi kekurangan teknologi.

Terkait bisnis edtech, menurut Andika, tidak bisa sepenuhnya dikelola dengan mengandalkan teknologi untuk bisa dikomersilkan. Namun, banyak startup melakukan hal itu. “Rakamin fokus bukan hanya di skala, melainkan juga kualitas. Ini yang akan menjadi inovasi utama,” ungkap Andika dalam wawancara bersama DailySocial.

Solusi Rakamin

Salah satu alasan Andika mendirikan Rakamin adalah peningkatan kompetensi bangsa tidak hanya terbatas pada kemampuan tetapi harus diiringi dengan motivasi. Banyak pelajar yang masih memiliki isu terkait memilih jalur yang tepat dalam berkarier. Hal ini diduga menjadi salah satu penghambat meningkatnya kapasitas bangsa.

Rakamin memosisikan diri sebagai tech academy. “Sejak awal, Rakamin didesain untuk pengembangan karier secara menyeluruh. Dalam 2 minggu proses pembelajaran, peserta akan dibantu untuk bisa mengenali diri sendiri. Setelah itu, tim Rakamin juga akan membantu mengarahkan dan mengembangkan minat dan bakat,” jelas Andika.

Rakamin dirancang untuk melatih profesional muda tanpa latar belakang teknis untuk mengembangkan kompetensi ilmu dan teknologi komputer. Selain program intensif selama 4 bulan, siswa juga bisa berpartisipasi dalam program magang virtual berbayar dengan startup dan perusahaan teknologi lokal Indonesia ternama untuk membuat simulasi kerja dari tugas dunia nyata.

Sistem manajemen pembelajaran (LMS) milik Rakamin menawarkan jasa profesional industri sebagai instruktur, menyediakan alat-alat yang dibutuhkan serta wawasan kontemporer yang dipercaya relevan bagi pencari kerja untuk lebih unggul dalam karier teknologi pilihan mereka.

Setelah berhasil dalam proses magang, para profesional muda ini ditawari posisi jangka panjang di organisasi terkait. Kombinasi dari tugas-tugas simulasi, lingkungan kerja terintegrasi, dan peluang karier jangka panjang menciptakan akses yang terjangkau ke dunia teknologi untuk pekerja non-teknis.

Rencananya, Rakamin akan menggunakan dana segar ini untuk pengembangan sumber daya dan inovasi. Selain itu, perusahaan juga akan fokus untuk mengembangkan platform ini agar menjadi sebuah ekosistem. Andika juga mengungkapkan rencana perusahaan untuk merambah industri HRtech dengan mengembangkan platform B2B untuk menjembatani talenta dan perusahaan.

Melalui layanannya, hingga saat ini Rakamin telah melatih lebih dari 70.000 profesional Indonesia dengan melibatkan lebih dari 150 instruktur di platformnya. Pada Q1 2023 ini, sudah ada sekitar 40 kampus yang bergabung di ekosistem Rakamin, serta lebih dari 200 perusahaan yang bekerja sama untuk proses rekrutmen.

Ibrahimovic dan Alibaba Sponsori Ekspansi Challengermode

Perusahaan esports Challengermode yang bermarkas di Swedia baru-baru ini mengumumkan mendapatkan pendanaan dari Alibaba Group. Rencananya dana yang terkumpul akan dialokasikan unutk melancarkan ekspansi operasi mereka dari region Eropa hingga ke region Amerika utara.

Tidak hanya itu momentum yang didapatkan Challengermode dirasa tepat ketika jumlah active player secara global cenderung mengalami peningkatan yang signifikan semenjak pembatasan sosial diberlakukan sejak awal tahun 2020. Di waktu yang sama jumlah penonton yang mengonsumsi konten gaming dan esports juga tumbuh dengan tren yang positif.

Robel Efrem, selaku co-founder dan CEO dari Challengermode menyampaikan, “kami sangat bersemangat mendapatkan pendanaan baru ini bersama dengan dukungan dari sekumpulan investor yang kuat serta memiliki visi yang sama untuk esports.”

via: Challengermode
via: Challengermode

Adapun eWTP Capital adalah perusahaan yang bernaung di bawah Alibaba Group yang menjadi pemimpin dari seri pendanaan yang diberikan kepada Challengermode. Total pendanaan sebesar 12 juta Dolar Amerika berhasil terkumpul dari berbagai sumber seperti Telia Ventures, GP Bullhound,dan Back in Black Capital. Nama Zlatan Ibrahimovic, pemain sepak bola profesional yang juga berasal dari Swedia, turut mengambil bagian dalam seri pendanaan ini.

Beberapa tahun sebelum ini Zlatan Ibrahimovic juga sudah mempercayakan sejumlah dana kepada esports platform Challengermode di tahun 2017. Dengan potensi perkembangan esports di masa mendatang, tidak sedikit dari pesohor maupun atlet olahraga profesional mulai melirik untuk menanamkan uangnya di ranah esports.

Beberapa tahun ke belakang esports platform Challengermode sudah menjadi platform yang bisa diandalkna dalam pelaksanaan turnamen. Gelaran turnamen Dreamhack, organisasi esports Fnatic, dan FIFA sudah pernah menjalin kerja sama dengan Challengermode.

Image
via: Twitter ibra_official

Sejak didirikan di tahun 2014 Challenggermode sukses membangun ekosistem esports dari komunitas yang bersifat grassroot. Misi yang ingin dicapai oleh Challengermode sebenarnya terbilang sederhana yaitu, menjadi esports platform yang inklusif bagi semua player.

CY Chen selaku Managing Partner dari eWTP Capital menambahkan, “dengan senang hati kami menambahkan Challengermode ke dalam portfolio eWTP Capital. Posisi mereka sebagai perusahaan yang unggul dalam industri esports yang berkembang pesat membuatnya sangat cocok dengan kami.”