Rocket Internet Siap-Siap Jual Zalora Indonesia

Setelah menjual bisnisnya di Vietnam dan Thailand tahun lalu, layanan fashion commerce Zalora disebutkan telah menjual bisnisnya di Filipina dan langkah serupa sedang dijajaki untuk bisnisnya di Indonesia. Kondisi bisnis Zalora ini mengikuti “saudaranya” Foodpanda yang hengkang di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk menutup layanannya di Indonesia. karena tak mampu bersaing dengan pemain lokal.

Raksasa ritel MAP dikabarkan bernegosiasi untuk mengakuisisi atau melakukan investasi penuh atas bisnis Zalora di Indonesia, meskipun sumber kami menyatakan realisasinya masih jauh. MAP sendiri telah meluncurkan layanan e-commerce MAP EMALL.

Di Filipina, konglomerat Ayala telah berhasil menyabet 49 persen saham Zalora Filipina.

Bakar uang yang tak kunjung mengembalikan modal

Sejak debut pertamanya di lanskap bisnis Indonesia, perusahan yang digawangi Rocket Internet tersebut masih merugi. Sebelum diakuisisi Alibaba, Lazada pun mengalami isu yang sama. Kendati sejak tahun 2014 sudah mulai unggul di kancah persaingan bisnis e-commerce nasional, namun keduanya membukukan kerugian $235,3 juta atau sekitar Rp 3,1 triliun (sepanjang tahun 2014).

Membakar uang memang sangat khas dengan manuver bisnis perusahaan portofolio Rocket Internet. Namun di tengah persaingan antar pemain, khususnya di Indonesia sebagai negara dengan potensi e-commerce paling subur di Asia Tenggara, strategi bakar uang tidak bertahan secara jangka panjang.

Selain dengan pemain marketplace besar, segmen fashion commerce di Indonesia disesaki para pemain baru, termasuk Sale Stock dan Shopee yang fokus ke pasar mobile.

Application Information Will Show Up Here

Andalkan Pelokalan, Layanan E-Commerce Fesyen Zilingo Siap Beroperasi di Indonesia

Zilingo, layanan e-commerce fesyen Asia Tenggara, mengumumkan Indonesia sebagai negara ekspansi berikutnya yang akan dimasuki setelah Thailand dan Singapura. Meski demikian, pihak Zilingo belum bersedia memberi konfirmasi kapan tepatnya bisnisnya resmi berdiri di Indonesia.

Dijelaskan CSO Zilingo Peerapol Vayakornvichit (Chain) kepada DailySocial lewat surel, pihaknya menyadari iklim persaingan bisnis di ranah e-commerce fesyen sudah cukup sengit di Indonesia. Namun pihaknya yakin dengan strategi pendekatan yang tepat, bisnis akan lebih dapat bertahan.

Menurutnya, Zilingo akan menggunakan pendekatan bisnis dengan cara pelokalan (localization). Artinya, semua sumber Stock Keeping Unit (SKU) Zilingo di Indonesia harus memiliki keunggulan khas negara untuk menarik konsumen lokal. Pendekatan situs juga bakal dikonfigurasi sesuai dengan perilaku berinternet orang Indonesia, apakah itu dari warna tampilan situs atau jenis merchandising.

Chain melanjutkan, ada tiga hal yang menjadi kekuatan utama Zilingo untuk menarik perhatian calon penggunanya. Pertama, adanya mesin rekomendasi dan pencarian virtual dari teknologi Artificial Intelligence (AI). Lewat teknologi ini, memungkinkan konsumen untuk mengambil foto dari sesuatu yang mereka sukai dan menemukan pakaian yang mirip sesuai dengan warna, pola, dan gaya.

Kedua, cross border, artinya konsumen Indonesia dapat mengakses produk dari Thailand dan Singapura saat nantinya bisnis Zilingo sudah beroperasi penuh. Terakhir, fokus ke peritel fesyen UKM. Menurutnya, Zilingo fokus ingin membantu meningkatkan omzet bisnis dari skala tersebut yang terbilang memiliki proses bisnis yang cukup panjang.

“Label independen dari fesyen lokal yang telah terdaftar di Zilingo akan menjadi kompetitor bagi merek fesyen lain yang sudah terkenal di skala internasional,” ujarnya.

Zilingo mengklaim dalam kurun waktu kurang dari setahun sudah menggandeng lebih dari 2.000 mitra peritel yang menjual pakaian, aksesoris, tas, sepatu, dan produk gaya hidup lainnya. Dari sisi pengguna, jumlahnya sudah mencapai setengah juta aktif dan pertumbuhan bisnis diklaim mencapai 30% per bulannya.

Sekadar informasi, Zilingo didirikan sejak tahun lalu oleh Ankiti Bose dan Dhruv Kapoor. Awalnya, mereka berdua berlibur di Bangkok dan melihat potensi industri fesyen di Asia Tenggara sangat luas. Keduanya pun rela pindah domisili untuk menyeriusi bisnis ini.

Zilingo memiliki fokus utama yakni ingin memperbaiki struktur bisnis ritel fesyen UKM yang rata-rata memiliki rantai distribusi yang cukup panjang, tidak terorganisir dengan baik, tidak agregat, dan offline. Padahal, pihaknya menghitung potensi di sektor tersebut bisa mencapai $20 miliar.

Fokus Zilingo disebutkan ingin membuat platform yang terbaik agar bisa membantu ritel fesyen meningkatkan pendapatan mereka dan membantu konsumen agar bisa mendapatkan barang yang terbaik untuk mereka.

Zilingo sudah memperoleh dua kali putaran pendanaan. Yang terakhir adalah pendanaan Seri A senilai $8 juta (lebih dari 100 miliar Rupiah) yang dikucurkan Sequioa India, Venturra Capital, Susquehanna International Group, dan sejumlah investor lainnya. Sebelumnya tahun lalu mereka telah mendapatkan pendanaan awal sebesar $2 juta (sekitar 25 miliar Rupiah). Masuknya Venturra Capital adalah salah satu faktor kenapa mereka yakin berekspansi ke Indonesia.

Pemain e-commerce fesyen di Tanah Air jumlahnya sudah tidak bisa dihitung dengan jari, apalagi yang bersinggungan dengan konsep bisnis Zilingo. Sebut saja Berrybenka, Sale Stock, Shopee dan beberapa lainnya. Masuknya Zilingo membuat pasar e-commerce fesyen akan semakin panas. Strategi bisnis bakar uang akan terus terjadi ke depannya demi menarik transaksi. Toh sampai saat ini belum terlihat siapa pemenang yang berhasil menjadi pemain dominan di sektor ini.

Pomelo Fashion Incar Pasar Fashion E-Commerce Indonesia

Geliat tren fashion e-commerce di Indonesia menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, mulai dari pilihan produk hingga pengguna yang pada umumnya di dominasi oleh kalangan perempuan. Salah satu tren yang semakin diminati oleh konsumen di Indonesia adalah desain modern dari Bangkok dan Korea Selatan, kedua tren tersebut yang kemudian di coba untuk dihadirkan oleh Pomelo Fashion, layanan fashion e-commerce asal Thailand yang saat ini telah hadir di Indonesia.

Pomelo Fashion yang didirikan oleh tiga orang partner yaitu CEO David Jou, Win Thanapisitikul, dan Casey Liang, telah berdiri sejak tahun 2013 silam. Pomelo Fashion mengklaim telah menjual ragam produk fashion di 50 negara, dengan jumlah pelanggan lebih dari satu juta. Saat ini Pomelo Fashion telah memiliki studio desain di Bangkok, tim perwakilan yang berfungsi sebagai Customer Service di Singapura dan Jakarta.

“Fokus utama kami adalah membuat busana dengan cepat dan harga yang terjangkau dan memotong cara konvensional dan langsung diakses secara online. Dengan tidak memiliki toko secara fisik kami bisa memangkas biaya produksi dan memberikan harga terbaik kepada pelanggan,” kata CEO Pomelo Fashion David Jou.

Gudang penyimpanan dan tim Customer Service di Indonesia

Saat ini Pomelo Fashion telah hadir di Indonesia menawarkan busana dengan desain modern ala Korea dan Bangkok. Harga yang ditawarkan pun cukup beragam mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu. Produk yang ditawarkan terdiri dari pakaian, aksesoris dan sepatu.

“Khusus untuk pelanggan di Indonesia, Pomelo Fashion menawarkan pengiriman 4 kali selama satu minggu dengan ongkos kirim gratis dan gratis biaya pengembalian,” kata Marketing Manager Pomelo Fashion Sandra Wang.

Dengan menempatkan tim Customer Service di Jakarta, pelanggan yang ingin membeli produk dari Pomelo bisa mengakses melalui situs dan melakukan transaksi pembayaran yang telah disediakan. Tim Customer Service juga siap membantu keperluan dari pelanggan jika membutuhkan.

“Secara khusus produk kami dibuat langsung di Thailand dan Korea, kami juga memiliki gudang penyimpanan yang disediakan untuk pelanggan kami di Indonesia,” kata Sandra.

Saat ini jenis pembayaran yang ditawarkan oleh Pomelo Fashion adalah dengan Cash on Delivery (COD) dan kartu kredit khusus untuk pelanggan di luar Jakarta. Untuk memfasilitasi permintaan produk terbaru dari Pomelo Fashion, setiap minggunya secara berkala Pomelo Fashion menghadirkan 70-80 produk baru yang bisa dilihat di situs Pomelo Fashion.

Bermitra dengan fashion influencer untuk pemasaran

Strategi pemasaran yang saat ini dilancarkan oleh Pomelo Fashion adalah dengan memanfaatkan fashion influencer terkemuka di tanah air, kegiatan ini telah dijalankan oleh Pomelo Fashion sejak bulan November 2015 lalu.

Dalam beberapa kesempatan Pomelo Fashion juga kerap menggelar kegiatan Pop up Store di Jakarta, dan menampilkan dua koleksi andalah khas Pomelo Fashion yaitu desain Soho dan Studio. Selain sebagai promosi, kegiatan offline ini juga dilakukan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan Pomelo Fashion di Indonesia.

Optimalkan Kegiatan Online-to-Offline, Berrybenka Kembali Gelar Pop Up Store

Masih rendahnya penetrasi internet di Indonesia menjadi kendala tersendiri untuk marketplace fashion untuk memperluas pasar. Untuk mengakali celah tersebut, kegiatan offline pun kerap digelar oleh startup dan e-commerce sebagai bagian dari kegiatan promosi dan online-to-offline (O2O). Hal senada juga dilakukan Berrybenka dengan menggelar pop up store keduanya di Serpong, Tangerang.

“Lambatnya penetrasi internet dan smartphone di Indonesia dibandingkan negara-negara lain di Asia membutuhkan edukasi lebih dari para pelaku industri digital untuk mengedukasi publik terhadap kebiasaan belanja online yang mudah, aman dan terpercaya,”kata CEO PT Berrybenka Jason Lamuda.

Karena alasan itu, Berrybenka secara rutin menggelar acara Pop Up Store, untuk menjawab permasalahan yang ada serta sebagai bagian dari strategi yaitu membesarkan private label dan menerapkan strategi omni channel dengan menghadirkan pengalaman berbelanja online-to-offline (O2O). Strategi ini dilakukan untuk meyakinkan konsumen terhadap kualitas produk serta keamanan bertransaksi di Berrybenka

Setelah menggelar pop up store perdana di Medan awal tahun lalu, kali ini pop up store Berrybenka hadir dan bertempat di Jabodetabek, tepatnya di daerah Serpong. Produk yang dijual kali ini adalah produk milik Berrybenka sendiri.

Kehadiran pop up store juga dimanfaatkan Berrybenka untuk memberikan layanan lebih luas, di antaranya adalah Cash on Delivery (COD) in-store dan Online Purchase Return.

Kedua fitur ini diharapkan bisa bermanfaat untuk konsumen baru Berrybenka yang ingin menukarkan produk yang sudah dibeli langsung ke pop up store Berrybenka di Jakarta dan membeli produk secara online, tetapi dibayar dan diambil langsung di pop up store.

“Sebagai perusahaan fashion e-commerce, kami ingin memberi kesempatan kepada para konsumen kami untuk dapat melihat, merasakan dan mencoba langsung produk-produk yang selama ini hanya dapat dilihat di web store sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian. User experience ini penting, khususnya untuk menjaring konsumen baru,” kata Managing Director PT Berrybenka Danu Wicaksana.

Pop Up Store Berrybenka akan berlangsung selama 3 bulan, mulai dari 22 April hingga 21 Juli 2016 di Summarecon Mal Serpong, Tangerang.

Application Information Will Show Up Here

Didukung MNC Group, Layanan Fashion E-Commerce Premium BrandOutlet Hadir

Satu lagi fashion e-commerce lokal hadir di Indonesia. Adalah BrandOutlet, fashion e-commerce pertama yang didirikan oleh MNC Group, yang telah resmi beroperasi dan mencoba bermain di fashion e-commerce yang memiliki pasar yang besar di tanah air.

BrandOutlet memfokuskan pada label-label mode dan kecantikan pilihan dengan standar premium untuk laki-laki, perempuan, hingga anak-anak. BrandOutlet menghadirkan brand lokal dengan persentase 60% dan internasional sebanyak 40% dari total keseluruhan brand yang dijual. BrandOutlet milik MNC disebutkan tidak memiliki afiliasi dengan Brand Outlet yang berbasis di Inggris.

“Kami menargetkan semua pria dan wanita yang memiliki ketertarikan cukup besar dengan dunia fashion kelas premium, ragam produk fashion dan kecantikan kami hadirkan khusus untuk kalangan A+ dan B di Indonesia,” kata Chief Commercial Officer Valencia Tanoesoedibjo dalam acara soft launching BrandOutlet hari ini di Jakarta.

Nantinya vendor yang ingin bergabung dengan Brand Outlet harus memiliki kualitas pakaian yang prima serta model dan signature style yang elegan dan sophisticated, semua proses penyaringan vendor dilakukan oleh tim BrandOutlet.

“Untuk saat ini kami masih memilih siapa saja brand dan desainer yang layak untuk bermitra dengan BrandOutlet. Sebagai semi-marketplace kami ingin memberikan pilihan fashion yang terbaik untuk pelanggan,” ungkap Valencia, yang juga adalah anak pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo.

Ditambahkan juga oleh Valencia, sistem yang ada di BrandOutlet yaitu menjual produk yang sudah ready stock. Tersedia pula alternatif lain yang bisa dipilih yaitu produk-produk new arrival milik vendor dan desainer yang harus melalui proses pre-order.

“Kita usahakan semua produk pre-order tidak lebih dari 1 bulan pengirimannya, pilihan ini kami hadirkan untuk pelanggan setelah melihat makin banyaknya minat dari vendor dan desainer yang ingin menawarkan produk baru untuk pelanggan BrandOutlet,” kata Valencia.

Valencia enggan menyebutkan berapa besar investasi yang dikeluarkan oleh MNC Group untuk membangun BrandOtlet. Sejak kembangkan pertangahan tahun yang lalu dan mulai bisa diakses publik bulan Desember 2015, BrandOutlet telah memiliki sejumlah pelanggan dan transaksi aktif setiap harinya, serta ratusan brand serta produk pilihan dari desainer lokal.

Rencananya pada bulan Mei atau Juni, BrandOutlet akan menggelar grand launching dan turut mengundang partner, dalam hal ini pihak restoran, perusahaan telekomunikasi, dan lainnya.

Digital fashion show BrandOutlet

Saat ini BrandOutlet baru bisa diakses melalui desktop dan mobile web. Aplikasi mobile di platform Android dan iOS rencananya akan segera diluncurkan pada bulan April mendatang. Sementara itu, sistem pembayaran pilihan yang ditawarkan BrandOutlet adalah kartu kredit, ATM, dan Mandiri ClickPay.

Dalam hal pemasaran, BrandOutlet mengandalkan sepenuhnya koneksi yang dimiliki grup media terbesar dan terintegrasi di Asia Tenggara yaitu MNC Group. Nantinya secara berkelanjutan akan dilakukan promosi melalui televisi, radio, media online, media cetak di kanal-kanal MNC Group untuk mempromosikan brand serta vendor yang telah bermitra dengan BrandOutlet.

“Tentunya hal ini merupakan promosi yang menguntungkan bagi vendor kami yang ingin mendapatkan exposure lebih dengan bergabung bersama BrandOutlet. Kami pastikan semua pemasaran bisa dimanfaatkan dengan channel yang telah ada,” ungkap Valencia.

Untuk melengkapi informasi seputar fashion dan produk kecantikan untuk pelanggan, BrandOutlet juga memliki blog khusus BOmagz, sebagai kanal khusus yang ada dalam situs BrandOutlet. BrandOutlet juga menyediakan digital fashion show dan Bowalk.

“Untuk mendukung kegiatan kami, dalam waktu dekat BrandOutlet juga akan menggelar digital fashion show khusus untuk vendor dan desainer BrandOutlet. Rencananya semua produk fashion off the runway akan bisa dibeli oleh pelanggan BrandOutlet,” kata Valencia.

Berrybenka dan Rencana Bisnisnya di Tahun 2016

Layanan e-commerce fashion Berrybenka, yang sudah hadir sejak tahun 2012, tahun ini mencoba mengukuhkan posisinya sebagai fashion e-commerce terbesar dan terlengkap di Indonesia. Di kesempatan istimewa, DailySocial berbincang-bincang dengan CEO Berrybenka Jason Lamuda di kantor pusat Berrybenka yang terletak di kawasan Slipi Jakarta.

Tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, fokus Berrybenka masih soal produk fashion lokal untuk konsumen dan pecinta fashion pada khususnya. Bagi Jason, penting untuk mempertahankan ciri khas perusahaan dan tidak terlena untuk menambah varian baru yang pada akhirnya akan membuat perusahaan menjadi tidak fokus kepada visi dan misi awal.

“Hingga tahun 2016 ini Berrybenka masih fokus kepada fashion, kita percaya bahwa core business dan kekuatan Berrybenka ada di fashion, kita sudah bisa mengetahui dan memprediksi produk apa yang sedang tren hingga penaksiran harga. Jadi untuk tahun 2016 dan 2017 Berrybenka masih akan fokus kepada produk fashion,” kata CEO Berrybenka Jason Lamuda.

Untuk tahun 2016 terdapat beberapa strategi yang akan dilancarkan oleh Berrybenka, diantaranya adalah menggelar rangkaian kegiatan offline pop-up bazaar di luar Jabodetabek, memperkenalkan metode pembayaran baru melalui Indomaret, memperluas penetrasi di luar Jabodetabek serta pengembangan mobile commerce dan aplikasi.

“Selain itu sebagai fashion e-commerce yang memfokuskan kepada produk lokal, Berrybenka juga ingin menjadi fashion e-commerce terbesar di Indonesia dengan 90% produk lokal, memberikan kemudahan belanja melalui situs, aplikasi, chat platform dan tepon serta memberikan kemasan atau paket yang mewah untuk pelanggan,” kata Jason.

Peningkatan transaksi di Hijabenka

Produk unggulan dari Berrybenka yang hingga kini mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari sisi transaksi hingga konsumen, adalah Hijabenka. Merupakan divisi baru yang dicoba untuk dihadirkan oleh Berrybenka, secara mengejutkan mulai dari tahun 2014 hingga 2015 menunjukkan perkembangan hingga 300%, jauh lebih banyak dari Berrybenka yang hanya mencapai 200% hingga tahun 2015. Hal ini membuktikan bahwa saat ini minat fashion di Indonesia memang ada pada produk fashion dengan nuansa muslim yang diwakili oleh Hijabenka.

“Seringkali e-commerce berpikir bahwa produk yang paling laku serta paling banyak traksinya adalah produk yang memiliki nama atau brand lebih besar dalam hal ini adalah Berrybenka, namun kenyataannya adalah produk lainnya seperti Hijabenka ini justru memiliki jumlah kenaikan yang signifikan dan memiliki performa yang meningkat,” kata Jason.

Hal menarik yang juga dicatat DailySocial saat berbincang dengan Jason adalah peningkatan pengguna Berrybenka yang menggunakan aplikasi mobile. Walaupun selama tahun 2015 jumlahnya sudah meningkat hampir 50% namun belum melampaui pengguna di desktop.

“Dari segi traffic saat ini Berrybenka dan Hijabenka banyak datang dari mobile. Serupa dengan [layanan] e-commerce lainnya, secara transaksi pengguna di mobile hampir melewati jumlah transaksi di desktop, dan kita perkirakan di tahun 2016 ini jumlah transaksi di mobile akan mengungguli jumlah transaksi di desktop,” kata Jason.

Untuk lebih meningkatkan penggunaan aplikasi Berrybenka di mobile, ke depannya akan dihadirkan fitur-fitur baru yang menarik dan tentunya memudahkan pengguna, sesuai dengan rencana Berrybenka tahun 2016.

Layanan antar in-house dan gudang Berrybenka

Untuk mendukung kinerja Berrybenka saat ini sudah hadir gudang Berrybenka yang dibuat dengan teknologi terkini dan terletak di Serpong Jakarta. Gudang yang memiliki luas 500 m2 ini menampung semua produk Berrybenka.

“Kami telah menginvestasikan uang yang cukup besar untuk pembangunan gudang ini, diharapkan dapat lebih melancarkan proses pengiriman barang untuk pelanggan Berrybenka,” kata Jason.

Selain gudang investasi yang juga dilakukan oleh Berrybenka adalah memiliki in-house courier service atau layanan antar milik Berrybenka. Layanan antar Berrybenka saat ini baru beroperasi di wilayah Jakarta saja dan armada yang tersedia baru berjumlah 15 armada.

Saat ini Berrybenka masih memanfaatkan layanan logistik pihak ketiga untuk sistem pengantaran, kerjasama yang telah dijalin dengan 3 perusahaan logistik ternama, yaitu JNE, RPX dan First Logistic selama ini terbukti berjalan dengan baik. Meskipun demikian Berrybenka tidak menutup peluang jika masih ada penawaran kemitraan dengan perusahaan logistik lainnya.

Mendukung ekosistem e-commerce Indonesia

Sebagai salah satu fashion e-commerce pertama di Indonesia, Berrybenka selalu mendukung kegiatan yang positif untuk kemajuan industri e-commerce di Indonesia. Diantaranya adalah dengan mengikuti kegiatan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) dan Jakarta Great Online Sale (JGOS)  dan lainnya. Makin menjamurnya e-commerce di Indonesia juga merupakan persaingan yang sehat bagi industri e-commere di Indonesia.

“Pada dasarnya saya selalu menyambut baik persaingan yang ada terutama di dunia e-commerce di Indonesia, paling tidak kita semua memiliki tujuan yang sama yaitu mengajak lebih banyak masyarakat Indonesia untuk belanja online,” ungkap Jason.

Menanggapi terkait rencana pemerintah yang akan segera meluncurkan peta jalan e-commerce di Indonesia akhir Januari 2016 mendatang, Menurut Jason hal tersebut disambut positif olehnya sebagai CEO dan Founder Berrybenka. Jason juga melihat selama ini Presiden Joko Widodo serta Rudiantara sebagai Mentri Komunikasi dan Informatika telah memberikan dukungan yang positif untuk kemajuan industri e-commerce di Indonesia.

“Bagi saya selama peraturan atau roadmap tersebut memudahkan para pelaku e-commerce di Indonesia saya akan mendukung semua peraturan yang ada, tentunya harapan saya adalah peraturan tersebut akan memberikan keuntungan lebih untuk startup lokal seperti Berrybenka,” tuntas Jason.

Tahun Ini Dressabelle Berencana Ekspansi Besar-Besaran di Pasar Indonesia

Layanan E-Commerce Fashion Perempuan Dressabelle Rencanakan Ekspansi ke Indonesia / Shutterstock

Layanan e-commerce fashion perempuan Dressabelle yang berbasis di Singapura memastikan bahwa tahun ini mereka berencana untuk ekspansi besar-besaran di Indonesia. Dressabelle yang membuat semua produknya sendiri berharap bisa menggalang investasi Seri B untuk mendanai rencana ini. Ditargetkan pendapatan di Indonesia akan mencapai $3 juta di tahun 2016.

Continue reading Tahun Ini Dressabelle Berencana Ekspansi Besar-Besaran di Pasar Indonesia

Ramaikan Industri Fashion E-Commerce Indonesia, VIP Plaza Hadir Tawarkan Promo Flash Sale

Ibarat jamur di kala musim hujan, industri fashion e-commerce di Indonesia tak henti-hentinya terus bermunculan pemain baru. Salah satunya yang baru saja hadir ialah VIP Plaza. Tidak jauh berbeda dengan fashion e-commerce pada umumnya, VIP Plaza menawarkan banyak jajaran produk busana bagi pencinta dunia mode dengan tanpa membawa banyak hal yang baru. Terdengar membosankan, namun VIP Plaza tetap bisa menjadi pilihan – setidaknya bagi konsumen yang gemar belanja produk fashion secara online.

Continue reading Ramaikan Industri Fashion E-Commerce Indonesia, VIP Plaza Hadir Tawarkan Promo Flash Sale