Ada Masalah Dalam Laporan Keuangan Fnatic

Tak bisa dipungkiri, Fnatic adalah salah satu organisasi esports yang paling dikenal di dunia. Esports sudah menjadi bisnis, dan organisasi esports sudah menjadi perusahaan. Karena itu, Fnatic memberikan laporan keuangannya setiap akhir tahun. Namun, pada akhir 2019 lalu, laporan keuangan Fnatic sempat menjadi pembicaraan hangat. Alasannya karena Richard Wells, pendiri H2K Gaming (organisasi esports yang sudah berhenti beroperasi pada 2018) membuat kicauan yang menyebutkan bahwa total utang Fnatic mencapai lebih dari £22 juta.

Melalui sebuah artikel di Medium, Azara Gaming, organisasi esports semi-profesional mencoba untuk menjelaskan lebih lanjut tentang laporan keuangan Fnatic, yang bisa Anda cek di sini. Fnatic memang memiliki utang sebesar £14,6 juta pada 2018 dan hanya memiliki aset sebesar £10,7 juta. Dari total aset mereka hanya £800 ribu yang berupa uang. Meskipun begitu, utang Fnatic sebesar £11,6 juta merupakan utang pada “orang dalam”. Biasanya, ketika sebuah perusahaan/badan usaha hendak melakukan ekspansi tapi mereka tidak ingin mencari investor baru, eksekutif perusahaan akan meminjamkan sejumlah uang pada perusahaan sebagai utang. Jadi, sekalipun Fnatic bankrut, hutang sebesar £11,6 juta ini tidak akan menjadi masalah besar.

Jadi, walau pada 2018 utang Fnatic lebih besar £3,9 juta dari aset mereka, itu sebenarnya bukan masalah. Utang internal bisa dihapus dengan mudah sementara utang pada pihak lain bisa dibayar perlahan, terutama karena belakangan, keuangan Fnatic cukup baik. Sayangnya, masalah Fnatic lebih rumit dari itu.

Fnatic memiliki piutang (hutang yang harus dibayar pihak lain) sebesar £9,8 juta. Dari total piutang tersebut, sebesar £8,9 juta merupakan piutang dari Fnatic Gear, divisi Fnatic yang membuat perangkat gaming. Divisi tersebut berhutang pada Fnatic sebesar £6 juta pada 2018. Masalahnya, keuangan Fnatic Gear justru lebih buruk dari Fnatic. Tidak hanya Fnatic Gear masih merugi, eksistensi mereka juga sepenuhnya tergantung pada Sannpa Limited, perusahaan induk dari Fnatic dan Fnatic Gear.

Fnatic Gear - DUEL
Fnatic Gear DUEL, salah satu produk gaming Fnatic | Sumber: Fnatic

Perusahaan induk (holding company) biasanya memiliki perusahaan anak yang bergerak di bidang yang berbeda-beda. Begitu juga dengan Sannpa Limited, yang memiliki perusahaan anak di berbagai industri, mulai dari kesehatan, teknologi, sampai esports. Tidak semua perusahaan anak dari sebuah perusahaan induk menghasilkan untung. Misalnya, Alphabet, perusahaan induk Google, juga memiliki perusahaan anak bernama X yang sampai sekarang masih merugi. Jadi, tidak aneh jika Sannpa rela menghabiskan modal untuk mempertahankan Fnatic dan Fnatic Gear. Masalahnya, keuangan Sannpa sendiri juga tampaknya tak begitu baik.

Salah satu indikasinya adalah dalam periode satu tahun (dari 2017 ke 2018), Sannpa menggandakan nilai piutang mereka menjadi £12 juta dan menghapuskan utang mereka dari £4,1 juta menjadi £150 ribu. Ini mencurigakan karena tampaknya, Sannpa bisa menghapuskan utang dan meningkatkan piutang bukan dengan menjual produk (baik jasa atau barang), tapi dengan menjual saham.

Dengan kata lain, utang Fnatic dan Fnatic Gear terus bertambah, sementara kemampuan Sannpa sebagai perusahaan induk mereka untuk membayar hutang itu justru diragukan. Inilah yang memunculkan kekhawatiran bahwa Fnatic berusaha untuk mencegah kebangkrutan dengan mencari pinjaman untuk membayar hutang sebelumnya, alias “gali lubang, tutup lubang.” Tentu saja, bisa jadi, Fnatic rela menghamburkan uang demi bisa mendominasi industri esports yang tengah berkembang.

Satu hal yang pasti, jika Fnatic (dan organisasi esports lain) ingin bisa bertahan, mereka harus bisa menyesuaikan diri dengan pasar. Tentu saja, mereka juga harus memastikan bahwa mereka bisa beroperasi dengan efisien dan mengatur keuangan perusahaan dengan baik.

Fnatic Gandeng PCSpecialist Sebagai Penyuplai PC Gaming

Fnatic mengumumkan kerja sama dengan PCSpecialist, menjadikan perusahaan manufaktur komputer tersebut sebagai rekan PC gaming mereka. Itu artinya, PCSpecialist akan menyediakan PC gaming untuk semua tim Fnatic. Saat ini, Fnatic memiliki beberapa tim yang berlaga di berbagai game esports, seperti League of Legends, Counter-Strike: Global Offensive, dan Fortnite. PCSpecialist tidak hanya memberikan PC gaming untuk para pemain Fnatic, mereka juga akan menyuplai markas Fnatic yang ada di London, Berlin, dan Kuala Lumpur dengan PC gaming serupa. Selain itu, PCSpecialist dan Fnatic juga akan bekerja sama untuk membuat konten yang akan diunggah ke media sosial Fnatic.

“PCSpecialist adalah rekan hardware yang sempurna untuk kami. Mereka mengerti apa yang tim kami perlukan dan mereka dapat memberikan perangkat yang memiliki performa yang sangat baik, memungkinkan pemain kami untuk menunjukkan performa terbaik mereka,” kata Patrik Sättermon, Chief Gaming Officer, dikutip dari Esports Insider. “Mereka juga memungkinkan fans dan orang-orang yang ingin menjadi atlet esports profesional di Eropa untuk bermain game menggunakan Official Fnatic Gaming PC.”

Official Fnatic Gaming PC. | Sumber: Fnatic via Esports Insider
Official Fnatic Gaming PC. | Sumber: Fnatic via Esports Insider

Memang, salah satu bagian dari kerja sama antara PCSPecialist dan Fnatic adalah pengadaan Official Fnatic Gaming PC yang tersedia untuk konsumen di Eropa. PC tersebut bisa dibeli secara online atau di toko Currys PC World. Official Fnatic Gaming PC dihargai GBP 1.599 (sekitar Rp28,4 juta). Inilah spesifikasi dari PC tersebut:

Prosesor: AMD Ryzen 7 3700X
VGA: AMD Radeon RX 5700 XT
RAM: 16GB Corsair VENGEANCE RGB Pro 3200MHz
Storage: 500GB Samsung 970 EVO PLUS M.2 SSD dan 2TB SEAGATE BARRACUDA HDD
Cooler: PCS Frostflow RGB High Performance Liquid Cooler
OS: Windows 10 Home

John Medley, Commercial Manager, PCSpecialist mengaku bangga dengan kolaborasi ini. “Gaming merupakan bagian penting dari DNA PCSpecialist. Jadi, kesempatan untuk bekerja sama dengan salah satu organisasi esports terbesar di dunia adalah prospek yang sangat membanggakan bagi kami,” ujarnya.

Esports kini memang tengah menjadi perhatian semua orang. Tahun lalu, nilai industri esports diperkirakan telah menembus US$1 miliar. Angka itu diduga masih akan terus naik. Tidak hanya merek endemik seperti merek hardware yang tertarik untuk mendukung esports, merek-merek non-endemik — mulai dari merek makanan sampai perusahaan manufaktur mobil — yang juga tertarik untuk mendukung esports. Pemerintah dan politikus pun mulai melirik esports.

Serius di India, Fnatic Pekerjakan Mantan Senior Manager Riot Games

Ekosistem esports di India tumbuh dengan pesat, terutama esports mobile. Salah satu indikasinya adalah pesatnya pertumbuhan total hadiah turnamen esports di negara tersebut. Pada tahun 2019, total hadiah turnamen esports naik hingga 172 persen jika dibandingkan dengan tahun 2018. Inilah yang membuat organisasi esports internasional, seperti Fnatic, tertarik untuk masuk ke pasar India. Pada Oktober 2019, Fnatic mengakuisisi tim PUBG Mobile asal India, Team XSpark. Tidak hanya itu, mereka juga berencana untuk membangun fasilitas gaming di negara tersebut.

Keseriusan Fnatic untuk melebar sayapnya ke India kembali terlihat dari keputusan mereka untuk mempekerjakan Nimish Raut untuk memimpin divisi mereka di negara itu. Sebelum ini, Raut bekerja untuk Riot Games sebagai Senior Manager for Esports untuk kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok. Salah satu tugasnya adalah untuk menentukan strategi Riot di kawasan Asia Tenggara dan Tiongkok. Menurut akun LinkedIn Raut, dia mulai bekerja untuk Fnatic sejak Desember 2019.

Tim PUBG Mobile Fnatic di India. | Sumber: Esports Insider
Tim PUBG Mobile Fnatic di India. | Sumber: Esports Insider

“Saya sangat senang untuk menyambut Nimish ke keluarga Fnatic,” kata Patrik “Carn” Sättermon, Chief Gaming Officer dan Co-owner of Fnatic, seperti dikutip dari Esports Insider. “Saya pernah bertemu dengan Nimish beberapa tahun lalu, dan setelah berdiskusi beberapa kali, saya senang dia memutuskan untuk memimpin ekspansi kami di India. Di sana, kami ingin aktif dalam mengembangkan ekosistem esports bersama dengan pemegang kepentingan lainnya.”

Kepada AFK Gaming, Raut menjelaskan bahwa dia sudah pernah mendengar tentang Fnatic sejak dia masih bekerja di Riot, tentang fokus organisasi esports asal Inggris itu serta cara kerja mereka. “Terkait rencana jangka panjang kami, kami punya rencana besar dan kami ingin merealisasikan beberapa program yang kami lakukan di dunia, dimulai dari pembangunan fasilitas jangka panjang dan bukan sekadar bootcamp,” ujarnya.

Lebih lanjut dia berkata, “Tanggung jawab saya adalah untuk mencoba merealisasikan rencana tersebut dan juga membantu para pemain kami menjadi superstar kelas dunia. Kami juga ingin mendorong ekosistem esports untuk menjadi lebih profesional dan pada saat yang sama, bekerja sama dengan merek-merek untuk menemukan cara agar mereka mau berinvestasi di dunia esports.”

Fnatic Jadi Tim League of Legends Dengan Jumlah Penonton Terbanyak

Walau kurang populer di Indonesia, League of Legends tetap menjadi permainan serta tontonan favorit gamers dunia, terutama bagi gamers di barat. Begitu besar League of Legends, sampai-sampai final liga LCS di Amerika Serikat bisa memberi dampak ekonomi sebesar Rp76 miliar.

Namun bukan berarti komunitas League of Legends selalu adem-adem saja. Ada satu narasi perdebatan yang masih bertahan sampai sekarang di antara para penggemar League of Legends barat. Bukan hanya soal siapa yang lebih baik antara League of Legends dengan Dota 2, tetapi juga soal siapa regional League of Legends yang lebih baik, Eropa atau Amerika Serikat?

Baru-baru ini, situs data statistik esports, Esports Charts (ESC) merangkum data tersebut dan menemukan bahwa tim Fnatic asal Eropa sebagai tim League of Legends terpopuler. Data ini dirangkum berdasarkan dari rata-rata jumlah penonton pertandingan tim yang berasal dari masing-masing regional, yaitu tim-tim LEC (Eropa) dan LCS (Amerika serikat).

Sumber: Esports Charts
Sumber: Esports Charts

Mengutip data tersebut, Fnatic berhasil mengumpulkan rata-rata penonton sebanyak 262 ribu orang, dilanjut dengan G2 Esports (yang juga dari Eropa) dengan rata-rata 256 ribu orang penoton, dan Team Liquid dari Amerika dengan rata-rata 244 ribu orang penonton.

Tak heran jika Fnatic menjadi tim League of Legends paling populer dalam perdebatan regional Eropa vs Amerika Serikat. Pertama, Fnatic dalam sejarah League of Legends punya cerita perjuangan menarik, yang membuat banyak fans jadi mendukung dan ingin menyimak perjalanannya.

Pada Worlds 2017 ia berhasil menciptakan salah satu kisah comeback terbesar dalam sejarah esports. Dalam fase grup, mereka memulai harinya dengan kalah 3 kali berturut-turut. Namun setelahnya mereka bangkit lagi, mengamankan sisa pertandingan yang ada, dan lolos dengan statistik 4 menang, 3 kalah; walau pada akhirnya tumbang di babak semi-final.

Pada Worlds 2018 mereka juga kembali memunculkan cerita menarik. Mereka berhasil menjadi tim yang mengembalikan gengsi tim regional barat di peta kekuatan dunia kompetitif League of Legends, setelah beberapa tahun terakhir dikuasai habis-habisan oleh regional Asia.

Ditambah lagi, tim ini juga merupakan salah satu tim dengan branding yang kuat dan juga posisinya yang sudah lama ada berada bersama komunitas gamers. Berdiri di London sejak 2004 lalu, Fnatic sudah punya penggemar di berbagai lini, termasuk di skena kompetitif League of Legends. Klub ini juga punya berbagai cara kreatif dalam urusan branding, mulai dari kolaborasi dengan Hello Kity ataupun membuat paket merchandise bertema musim dingin yang unik dan lucu.

Statistik ini juga sedikit banyak menunjukkan dampak prestasi terhadap exposure yang didapatkan oleh sebuah tim. Bagamana tidak, Fnatic yang merangkak setengah-mati sampai ke babak Grand Final Worlds 2018 lalu terbukti punya jumlah penonton rata-rata yang lebih banyak, jika dibanding Team Liquid yang hanya menang di skena lokal, namun keteteran di tingkat internasional.

Melihat hal ini, sepertinya sudah waktunya regional Amerika Serikat untuk berbenah. Agar tim-tim League of Legends di sana tidak hanya punya nilai hiburan yang tinggi, tapi juga jadi tim yang dipandang dalam peta kompetitif League of Legends internasional.

Sumber header: Riot Games

Hadiah Natal dan Tahun Baru untuk Penggemar Esports yang Lucu nan Imut

Natal dan tahun baru sebentar lagi tiba! Inilah saatnya saling memberi. Bertukar kado dengan teman menjadi tradisi di beberapa tempat. Apakah Anda sedang mencari hadiah khusus untuk seorang penggemar esports? Kami sudah membuat daftar hadiah yang bisa Anda beli untuk membuat gebetan Anda terpukau.

J!NX Pachimari Overwatch Pom Knit hat

Sumber: Blizzard Gear Store
Sumber: Blizzard Gear Store

Berdesain lucu dengan gambar wajah Pachimari akan membuat seorang penggemar Overwatch tergila-gila. Cocok untuk udara dingin, topi ini dibuat dari anyaman yang akan membuat Anda nyaman.

FNATIC Winter Bundle

Sumber: FNATIC Shop
Sumber: FNATIC Shop

FNATIC bukan hanya di dada ku, tetapi juga di topi dan tas ku. Cocok sekali untuk kalian yang ingin membela FNATIC di The International 2020 nanti. Berlokasi di Swedia yang dingin, tentu saja Anda akan membutuhkan syal dan beanie ini.

Virtus.Pro Plush Slippers

Sumber: Frag Store
Sumber: Frag Store

Anda penggemar tim CS:GO AVANGAR? Tepat sekali apabila Anda membeli alas kaki ini, karena seluruh pemain AVANGAR sudah diakuisisi oleh Virtus.Pro baru-baru ini. Datang ke turnamen Major dengan bergaya bagai maskot beruang Virtus.Pro bukan mimpi lagi.

Overwatch Logo 2-Piece Comforter Set

Sumber: Blizzard Gear Store
Sumber: Blizzard Gear Store

Bed cover berlambang Overwatch ini akan membuat Anda nyaman walau ada badai apapun. Ada icon setiap hero overwatch yang akan menunjukan ke orang-orang bahwa Anda adalah fans terbesarnya Overwatch.

ESL Ugly Christmas Sweatshirt

Sumber: ESL Shop
Sumber: ESL Shop

Sweater dengan sablon yang dicetak dan desain yang unik ini pasti akan membuat hadiah yang tidak terlupakan. Bahan yang tahan lama juga akan membuat sweater bisa dipakai lama. Berencana untuk datang ke event ESL selanjutnya?

Cloud9 2019 Holiday Sweater

Sumber: Cloud9.gg
Sumber: Cloud9.gg

Rayakan liburan natal dan tahun baru dengan sweater bertemakan liburan kali ini dari Cloud9. Seorang penggemar Sneaky, pemain League of Legends dari Cloud9, tentu tidak bisa melewatkan sweater ini. Dan jangan lupa, warna biru khas Cloud9 memenuhi sweater ini. Semua orang yang melihat pasti mengetahui Anda adalah fans Cloud9 sejati.

Overwatch Magnetic Levitating Snowball

Sumber: IGN.com
Sumber: ign.com 

Snowball adalah rekan dari Mei, karakter di Overwatch. Di dalam game-nya, Mei melempar Snowball untuk mengeluarkan jurus Blizzardnya. Snowball melayang di sekitar Mei ketika menemaninya bertempur. Bukan hanya Mei yang bisa memiliki Snowball, Anda juga bisa menjadikannya kado Natal. Di patung ini, Snowball melayang menggunakan daya magnet. Jadi benar-benar seperti sungguhan.

FNATIC Christmas Sweater

Sumber: FNATIC Shop
Sumber: FNATIC Shop

Masih dari FNATIC, sweater printing ini berdesain sangat mencolok dan unik. Lengkap dengan gambar Santa dan mistletoe tentu akan menghidupkan kado hadiah Anda yang bertema liburan natal.

Mantan Coach Team Secret Resmi Bergabung Ke Fnatic Dota 2

Lee “SunBhie” Jeong-jae adalah seorang mantan pemain Dota 2 professional asal Korea Selatan dan pelatih Team Secret sejak tahun 2017. Apabila Anda adalah penggemar Team Secret Dota 2, SunBhie lah yang membantu Clement “Puppey” Ivanov dan kawan-kawan dalam memenangkan banyak titel juara Major. SunBhie memulai karir nya di Dota 2 bermain di tim MVP HOT6ix bersama Lee “Heen” Seung Gon pada tahun 2013 sampai 2015. Ia pun memulai karir sebagai coach TnC Gaming pada tahun 2016. Lalu, perjalanan panjangnya di Team Secret dimulai pada 2017.

Sumber: Twitter Team MVP
Sumber: Twitter Team MVP

Hubungan antara SunBhie dan Heen memang menarik untuk dilihat. Dalam wawancara yang dikutip dari Esportshaven, SunBhie mengatakan bahwa ia yang berada di Team Secret dan Heen di Team Liquid seperti bekerja dengan Professor X dan Magneto; apalagi Team Secret memiliki jersey berwarna hitam dan Team Liquid berwarna dominan putih.

Jika SunBhie bersama Puppey, Heen bekerja bersama Kurosh “Kuroky” Salehi Takhasomi. Dua figur Kuroky dan Puppey memang sering disebut sebagai Professor X dan Magneto-nya Dota 2. Mereka tetap berteman dekat, tetapi ketika turnamen berjalan mereka tidak pernah berinteraksi satu sama lain sampai turnamennya selesai. Profesionalitas antar kedua coach papan atas ini sangat dijaga oleh mereka.

Sumber: EsportsHaven
Sumber: EsportsHaven

SunBhie di Team Secret memiliki peran lebih dari seorang coach. “Saya berusaha berkontribusi dalam banyak cara. Kadang saya menjadi manajer kedua untuk tim, kadang menjadi teman dan menjadi seorang analis untuk tim. Saya hanya ingin melakukan yang ingin saya lakukan, apapun itu.”

Team Secret memang memenangkan banyak titel Major di bawah naungan SunBhie, tetapi tidak berhasil mengulang kesuksesannya di The International. SunBhie mengatakan ia dan tim tidak bisa mempersiapkan strategi yang tepat untuk menghadapi seluruh rangkaian Dota Pro Circuit sepanjang tahun. SunBhie juga menjawab kesulitannya Team Secret sehingga bisa mengalami penurunan performa akhir-akhir ini adalah karena berkurangnya chemistry tim.

Perombakan yang terjadi pada Team Secret November lalu juga memutuskan hubungan SunBhie dan Team Secret; berbarengan dengan keluarnya Yeik “MidOne” Nai Zheng. Tidak lama setelah kepergiannya dari Team Secret, SunBhie terlihat sedang duduk bersama kapten tim Fnatic yaitu Anucha “Jabz” Jirawong di MDL Chengdu Major. Mereka seperti sedang membahas draft pertandingan yang sedang berlangsung. SunBhie yang berstatus Free Agent dan Fnatic yang tidak memiliki coach menimbulkan rumor-rumor di komunitas Dota 2.

78089737_1473710566126925_5484260451980148736_o
Sumber: Facebook Fnatic Dota

Di Asia Tenggara, Fnatic sangat kesulitan untuk menang melawan TNC Predator, SunBhie seperti memberikan kekuatan tambahan yang dibutuhkan Fnatic untuk mengalahkan TNC Predator dan menguasai scene Dota 2 Asia Tenggara. Terutama untuk mempersiapkan diri menghadapi DreamLeague Season 13: The Leipzig Major di bulan Januari tahun 2020 nanti. Setidaknya mereka ingin lebih baik dari posisi 9 yang mereka capai di MDL Chengdu Major kemarin.

10 Perjanjian Kerja Sama dan Sponsorship Esports Pada November 2019

Seiring dengan bertambahnya jumlah penonton turnamen esports, semakin banyak pula perusahaan yang tertarik untuk menjadi sponsor liga dan tim esports. Perusahaan itu tak melulu perusahaan yang bergerak di bidang gaming dan esports, tapi juga merek non-endemik. Setiap bulan, selalu muncul kabar tentang kerja sama antara perusahaan dengan organisasi esports. Pada bulan November 2019, ada sejumlah perjanjian kerja sama baru yang cukup menarik.

Inilah 10 kerja sama yang diumumkan pada November 2019, menurut Esports Insider.

1. Complexity Gaming dan Herman Miller

Tidak sedikit organisasi esports yang bekerja sama dengan perusahaan pembuat kursi gaming, seperti Astralis yang bekerja sama dengan Secretlab. Namun, Complexity Gaming justru memilih Herman Miller, perusahaan furniture, sebagai rekan mereka. Selain itu, Herman Miller juga menjadi sponsor dari laboratorium inovasi di GameStop Performance Center milik Complexity. Perusahaan furniture itu juga menyediakan meja dan kursi di lab tersebut. Melalui kerja sama ini, kedua pihak juga akan mengumpulkan data untuk menciptakan perangkat yang ergonomis untuk para gamer.

2. Fnatic dan Hello Kitty

Esports tak melulu mengejar kemenangan. Sebagai salah satu sumber pemasukan, sebagian organisasi esports biasanya menjual merchandise, seperti EVOS Esports di Indonesia. Fnatic juga menjual merchandise untuk para fans mereka. Satu hal yang menarik, pada bulan lalu, Fnatic bekerja sama dengan Hello Kitty untuk mleuncurkan koleksi pakaian edisi terbatas, yang mencakup jogger, jaket, jersey, topi, kaos, mousepad, stiker, dan keycap.

fnatic hello kitty

3. Team Vitality dan Orange

Bulan lalu, Team Vitality dari Prancis memperpanjang kerja samanya dengan perusahaan telekomunikasi Orange. Kontrak ini mencakup sponsor pada jersey, kegiatan saat live event, dan juga kegiatan digital dengan Rush Esports. Setelah diperpanjang, kontrak ini akan berlangsung hingga 2021. Sebagai perusahaan telekomunikasi, Orange juga akan melengkapi markas Team Vitality, V.Hive dengan jaringan broadband fiber.

4. G2 Esports dengan Mastercard

Menjelang pertandingan final League of Legends World Championship, G2 Esports mengumumkan kerja samanya dengan Mastercard. Melalui kerja sama ini, mereka ingin mendekatkan diri dengan fans. Salah satu caranya dengan melakukan meet-and-greet. Mendapatkan akses ke fasilitas G2 Esports, Mastercard akan membuat konten tentang kegiatan tim asal Eropa ini. Mastercard juga membuat konten “Priceless Moments” yang akan disiarkan setiap minggu.

5. FACEIT dengan Visa

Mastercard bukan satu-satunya perusahaan dari industri finansial yang tertarik untuk masuk industri esports. Begitu juga dengan Visa. Kali ini, VIsa bekerja sama dengan platform esports FACEIT. Rusia menjadi target pasar pertama mereka. Kerja sama ini juga mendapatkan dukungan dari bank Rusia. Visa dan FACEIT akan fokus untuk membuat dan mendistribusikan program online yang memungkinkan para gamer untuk mengasah kemampuan mereka.

faceit visa

6. FIFA 20 Global Series dengan Gillete

Pada November, Gillette mengumumkan bahwa mereka akan menjadi sponsor dari FIFA 20 Global Series dari EA. Melalui kerja sama ini, Gillette akan mendapatkan konten, iklan pada saat streaming, dan juga promosi melalui radio atau televisi. Kegiatan sponsorship ini dimulai dengan EA FUT Champions Cup Stage 2 yang diadakan di Romania pada akhir November. Ini bukan kali pertama Gillette masuk ke ranah esports. Sebelum ini, Gillette juga telah bekerja sama dengan sejumlah organisasi esports, seperti EDward Gaming dan Team SoloMid.

7. Riot Games dan 4Entertainment

Riot Games mengumumkan kerja samanya dengan perusahaan broadcast dan events, 4Entertainment untuk membuat liga League of Legends nasional untuk Belanda dan Belgia. Masing-masing liga akan disiarkan dalam bahasa ibu masing-masing negara. Total hadiah untuk liga nasional ini mencapai €25 ribu. Kedua liga ini akan mengadu enam tim dalam musim pertama. Ke depan, tidak tertutup kemungkinan, jumlah tim akan bertambah menjadi delapan tim.

8. Astralis Group dan Newzoo

Astralis Group, yang berencana melakukan IPO pada bulan ini, mengumumkan kerja samanya dengan perusahaan analisa Newzoo pada bulan lalu. Melalui kerja sama ini, Newzoo akan memberikan data dan insight tentang dunia esports untuk membantu Astralis dalam mengambil keputusan. Sementara Astralis juga akan memberikan data pada Newzoo agar perusahaan intelijen itu dapat membuat laporan yang lebih akurat tentang keadaan pasar esports sekarang.

9. Skybox Technologies dan BLAST Pro Series

Skybox Technologies, perusahaan analisa dan visualisasi akan mengadakan kompetisi membuat AI untuk Counter-Strike: Global Offensive. Tim yang menampilkan kode terbaik dalam program yang Skybox adakan bersama RFRSH Entertainment ini akan mendapatkan US$5 ribu. Sementara lima tim terbaik akan mendapatkan kesempatan untuk menguji kode mereka dalam BLAST Pro Series saat pertandingan berlangsung. BLAST Pro Series akan diadakan di Copenhagen pada tahun depan.

skybox jpeg

10. BLAST dengan Winstrike

BLAST mengumumkan kontrak eksklusif dengan Winstrike pada bulan lalu. Kontrak ini mencakup hak siar dan sponsorship atas BLAST Premier untuk kawasan CIS (Commonwealth Independent States), yang terdiri dari negara-negara yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet. BLAST Premier adalah turnamen baru yang menawarkan hadiah hingga US$4,25 juta. Melalui perjanjian ini, Winstrike akan dapat menyiarkan BLAST Premier di televisi dan platform online. Tak hanya itu, Winstrike juga mendapatkan hak eksklusif atas sponsorship serta marketing dari turnamen tersebut.

Kolaborasi Unik Fnatic dengan Hello Kitty Hadirkan Merchandise Edisi Terbatas

Organisasi esports ternama Fnatic baru-baru ini mengumumkan sebuah kolaborasi yang cukup tak lazim, yaitu kolaborasi dengan Hello Kitty. Dalam sebuah cuitan di Twitter, Fnatic menunjukkan ilustrasi karakter imut ciptaan perusahaan Sanrio itu sedang bermain game PC sambil menggunakan perlengkapan berlogo Fnatic. Namun sayangnya mereka tak memberi info lebih detail lagi.

Bersama cuitan tersebut, Fnatic juga meluncurkan sebuah landing page baru di alamat situs hellokitty.fnatic.com. Bila Anda mengunjunginya, akan muncul keterangan yang mengatakan bahwa Fnatic x Hello Kitty akan meluncurkan “sebuah koleksi gaming baru”. Besertanya adalah sebuah timer hitungan mundur yang menunjukkan bahwa kolaborasi ini akan terbit di tanggal 15 November nanti.

Fnatic x Hello Kitty - Wallpaper Reward
Daftarkan email Anda untuk mendapat hadiah wallpaper | Sumber: Hello Kitty x Fnatic

Selagi menunggu hitungan mundur tersebut, para fans bisa mendaftarkan email mereka untuk memperoleh notifikasi dari Fnatic. Pendaftaran email ini juga akan memberikan imbalan berupa sebuah wallpaper gratis Hello Kitty yang dipilih secara acak.

Dari beberapa informasi di atas kita bisa menebak bahwa wujud kolaborasi ini adalah semacam merchandise edisi terbatas yang bertema Fnatic dan Hello Kitty, meski mereka sendiri belum memberi konfirmasi. Apalagi Fnatic juga mengajak para penggemar untuk men-tag teman mereka yang berminat untuk “mengumpulkan semuanya”.

https://twitter.com/FNATIC/status/1191777195523551232

Selain itu, bila kita mengintip source code HTML di landing page Fnatic x Hello Kitty di atas, kita akan melihat adanya deskripsi meta data yang berbunyi sebagai berikut:

“Hello Kitty hadir di esports bersama Fnatic! Temukan kolaborasi esports terbesar tahun ini, barang-barang unik edisi terbatas mulai dari pro wear hingga lifestyle hoodie, sebuah koleksi besar untuk merayakan kedatangan Hello Kitty ke dunia esports bersama tim Fnatic yang ikonik.”

LEAN BACK Hello Kitty Gaming Chair
Sebelumnya Hello Kitty pernah berkolaborasi dengan LEAN BACK dan Damwon Gaming | Sumber: Gmarket

Sebelum kolaborasi dengan Fnatic ini, sebelumnya Sanrio dan Hello Kitty juga sudah pernah meluncurkan kolaborasi lain yang berhubungan dengan esports dan gaming. Pertengahan 2019 lalu, mereka menggandeng produsen kursi gaming asal Korea Selatan, LEAN BACK, untuk meluncurkan kursi gaming imut dengan nuansa serba pink. Kursi tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu 158.000 Won (sekitar Rp1,9 juta) dan sempat dipromosikan oleh salah satu tim League of Legends profesional Korea Selatan yaitu Damwon Gaming.

Sumber: Fnatic, Gmarket

Fnatic Akuisisi Tim Esports PUBG Mobile India, Juga Akan Dirikan Markas

Organisasi esports ternama Fnatic baru-baru ini dikabarkan telah mengakuisisi salah satu tim PUBG Mobile profesional asal India, Team XSpark. Tak hanya itu, menurut laporan dari Spiel Times, Fnatic juga berencana mendirikan fasilitas esports di negara tersebut. Victor Bengtsson, Division Director di Fnatic, mengatakan bahwa organisasi tersebut punya rencana skala besar di India.

“Untuk bulan-bulan pertama, kami akan fokus pada sisi olahraga dan konten. Seiring berjalannya waktu, kami ingin mendirikan fasilitas gaming dan mengumpulkan staf supaya semua penggemar dan gamer di India bisa mendapatkan pengalaman Fnatic utuh yang layak, dari segi produk, pengalaman, dan tentu saja konten,” ujar Bengtsson dalam wawancara bersama Spiel Times.

Ia melanjutkan, “Akan ada manajer dan pelatih khusus yang bekerja bersama tim ini. Salah satu alasan utama kami datang ke India adalah untuk menciptakan platform di mana para penggemar esports bisa menemukan rumah.” Anda dapat membaca wawancara lengkapnya lewat tautan berikut.

Dengan pembukaan markas di India, Fnatic artinya akan memiliki enam basis operasi di berbagai penjuru bumi. Markas utama Fnatic sendiri terletak di London (Inggris), namun mereka juga beroperasi di San Francisco (Amerika Serikat), Berlin (Jerman), Belgrade (Serbia), dan Kuala Lumpur (Malaysia). Saat ini belum ada info tentang lokasi pasti di mana markas Fnatic India akan didirikan.

Mengapa India? Bengtsson berkata bahwa sebetulnya Fnatic sudah lama tertarik dengan pasar di negara tersebut. Ia melihat para penggemar esports di India punya dedikasi tinggi, namun Fnatic belum menemukan momen atau oportunitas yang tepat untuk terjun ke dalamnya.

Bengtsson berkata, “Investasi ini ada pada masa depan para gamer. PUBGM belum sebesar ekosistem esports CS:GO atau Dota 2, tapi sedang menuju ke arah sana. Namun kami percaya para gamer di masa depan akan bermain di (perangkat) mobile dan PUBGM ada di pusatnya. Jadi kami akan fokus berat pada PUBGM ke depan, untuk memberikan para penggemar di seluruh dunia pengalaman esports serta konten hiburan terbaik.”

Team XSpark mungkin namanya kurang terdengar di kancah global, tapi di India mereka termasuk salah satu tim top yang diisi oleh pemain-pemain terkenal. Pencapaian mereka salah satunya adalah raihan peringkat 3 di ajang PMCO 2019 Fall Split: South Asia Group Stage. Fnatic berharap roster baru mereka ini bisa berkompetisi di panggung internasional, dan mereka terbuka terhadap kemungkinan untuk merekrut pemain baru ataupun masuk ke cabang esports lain selain PUBG Mobile.

“Kami selalu mencari oportunitas baru dan bisa saja itu berarti kami memasuki lebih banyak judul atau mencari lebih banyak pemain. Masa depan yang menentukan. Untuk sekarang, kami sangat bangga dengan para pemain yang memutuskan untuk bergabung. Akan tetapi, ada anak-anak di penjuru India yang melihat pengumuman ini. Kami berharap bisa memberi mereka lebih dari sekadar hiburan, kami ingin memberikan mereka hak untuk bermimpi akan sebuah tempat di dalam dunia esports,” papar Bengtsson.

Sumber: Spiel Times

Prediksi Masa Depan Esports Menurut Pendiri Fnatic

Fnatic merayakan ulang tahunnya yang ke-15 pada akhir Juli lalu. Dalam sebuah wawancara, Founder Fnatic, Sam Mathews mengatakan harapannya Fnatic akan bisa bertahan di industri esports di masa depan.

Saat ini, Fnatic memiliki tim profesional di berbagai game, seperti Street Fighter V, League of Legends, Fortnite, FIFA, Dota 2, CS:GO, Apex Legends, sampai Clash Royale.

Kebanyakan game yang dilombakan sekarang ini memang game untuk PC atau konsol. Namun, Mathews percaya, di masa depan, mobile esports akan berjaya.

“Saya rasa, mobile esports akan menjadi tren di masa depan. Dulu, orang-orang hanya berpikir mereka bisa bermain di PC atau konsol. Namun, sekarang, semua orang punya perangkat mobile dan perangkat itu memang menjadi semakin powerful,” katanya dalam wawancara dengan BBC.

Industri esports diperkirakan akan tumbuh pesat. Nilai industri esports diperkirakan akan mencapai US$1 miliar pada 2020. Menurut Mathews, agar potensi nilai industri esports bisa direalisasikan, pemerintah sebaiknya tidak membuat regulasi yang terlalu ketat atau malah memblokir esports.

Menurutnya, esports selama ini telah menjadi pasar bebas dengan ekosistem terbuka, terutama di kawasan Asia dan Eropa. Kalau melihat ekosistem di tanah air, sejauh ini, pemerintah Indonesia justru tertarik untuk mendukung pengembangan industri esports.

Pada awal tahun, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi mengatakan bahwa esports bukanlah olahraga yang bisa dipandang sebelah mata. Menurutnya, esensi menjadi gamer profesional tak jauh berbeda dengan menjadi atlet profesional.

“Di sini, bukan semata-mata bermain tapi diajarkan bagaimana menjaga kebugaran, nutrisi dan psikologinya. Yang paling penting adalah menghormati karena sportivitas itu esensi dari olahraga,” kata Imam seperi dikutip dari Medcom.

Meskipun begitu, Mathews sadar bahwa pasti akan ada orang yang menentang keberadaan esports. “Ketika sesuatu menjadi pembicaraan hangat, memang akan selalu ada orang-orang yang tidak setuju dan berpikir, ‘apa ini sehat?'” katanya.

Selain membahas tentang harapannya di masa depan, Mathews juga bercerita tentang pengalamannya mendirikan Fnatic.

Fnatic didirikan di London, Inggris pada 2004. Sampai sekarang, tim ini dihitung sebagai tim Eropa meskipun banyak pemainnya yang berasal dari negara-negara Asia, seperti Kim Doo-young alias DuBu yang berasal dari Korea Selatan dan Daryl Koh Pei Xiang yang dikenal sebagai iceiceice dari Singapura.

Mathews masih berumur 19 tahun ketika dia mendirikan Fnatic. Dia mengaku, ketika itu, membuat sebuah perusahaan manajemen gamer profesional adalah sesuatu yang sulit untuk dibayangkan.

“Ketika saya 19 tahun, jangankan membuat perusahaan yang para pekerjanya hanya bermain game, menjadi gamer profesional tak lebih dari mimpi,” katanya.

Menurutnya, salah satu hal yang mendorong perkembangan industri esports adalah adanya layanan streaming video. Dengan keberadaan layanan seperti YouTube dan Twitch, ini memudahkan para fans game untuk menonton jagoannya bermain.

Sumber: BBC, Medcom.