Transformasi dan Masa Depan Platform Aplikasi Makanan

Di medio tahun 2015 sempat bermunculan platform food directory, review, dan informasi yang mengupas berbagai restoran hingga tempat makan. Tren tersebut bersamaan dengan makin masifnya pertumbuhan industri kuliner di Indonesia. Tidak hanya informasi seperti alamat dan kontak, platform tersebut juga menyematkan menu, foto-foto restoran, dan ulasan yang diberikan pengunjung.

Nama-nama platform lokal dan asing pun bermunculan di Indonesia. Zomato, Qraved, Pergikuliner adalah contoh nama yang populer. Meskipun kebanyakan masih fokus menawarkan informasi dan ulasan, platform tersebut sudah mulai bertransformasi menjadi platform gaya hidup yang menawarkan paket diskon.

Kehadiran layanan pengantaran makanan GoFood dan GrabFood menjadi salah satu alasan utama mengapa platform food directory kini mulai bertransformasi dan menawarkan fitur dan produk yang berbeda.

“Saya melihat justru mereka bisa dijadikan mitra yang potensial. Demikian juga dengan semua layanan e-commerce. Bentuknya seperti apa tentunya nanti bisa disesuaikan,” kata Marcomm Representative Pergikuliner Aprilia Prabawati.

Di negara Asia lain mulai banyak penerapan kolaborasi antara platform food apps dengan layanan e-commerce. Seperti yang terjadi di Tiongkok melalui kolaborasi antara Alibaba dengan food delivery units Ele.me dan Shopee dan Foody di Vietnam.

Media sosial tidak lagi jadi kanal utama

Transformasi layanan food apps dalam waktu 5 tahun terakhir
Transformasi layanan food apps dalam waktu 5 tahun terakhir

“Kami melihat media sosial sangat penting untuk melakukan branding, meningkatkan tingkat konversi, dan berpotensi melakukan kampanye viral. Namun pada tahun 2020, jangkauan organik menurun karena persaingan dan perubahan dalam algoritma sehingga kami merekomendasikan pedagang untuk juga memiliki saluran CRM langsung seperti akun resmi Qraved untuk mengkomunikasikan kampanye pemasaran,” kata CEO Qraved Steven Kim.

Aprilia menambahkan, “Idealnya kita ingin berdiri di platform milik kita sendiri, dan tidak terlalu bergantung kepada platform lain. Intinya kita tidak terlalu fokus dengan cara ini.”

Tahun 2020, ketika media sosial mulai banyak mengalami perubahan di sisi algoritma dan cara penggunaan, platform seperti ini tidak krusial dan idealnya tidak menjadi fokus untuk melancarkan kegiatan pemasaran.

“Jika melihat 5 tahun yang lalu, penggunaan media sosial masuk akal. Tetapi, di zaman sekarang ini, memanfaatkan media sosial sebagai bagian dari strategi pemasaran tidak dapat dilakukan lagi. Prioritas brand saat ini adalah lebih kepada memaksimalkan channel mana yang lebih relevan dimanfaatkan tidak lagi bergantung kepada media sosial,” kata Head of Business Zomato Indonesia Ravi Singh.

Saat ini Zomato dan Pergikuliner masing-masing mengklaim memiliki 3 juta pengguna aktif setiap bulannya.

Fokus ke kolaborasi

Kolaborasi dengan bisnis kuliner menjadi faktor pendukung yang menentukan pertumbuhan perusahaan. Pergikuliner, misalnya, menawarkan pilihan tersebut agar restoran memberikan kupon sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Perusahaan mengklaim bisa memperoleh pendapatan melalui kemitraan ini.

Sementara Zomato, yang sejak dua tahun terakhir telah melancarkan program unggulannya Zomato Gold, mengklaim telah memiliki 1500 restoran yang bergabung dalam program ini. Zomato juga berhasil mengumpulkan sekitar 110 ribu pengguna berbayar.

“Layanan lain yang kami coba hadirkan untuk pengguna adalah Gold Special, di mana pelanggan bisa memiliki opsi diskon secara flat untuk semua tagihan yang dibebankan. Semua mitra restoran memiliki opsi untuk menentukan sendiri potongan harga mereka kepada pelanggan,” kata Ravi.

Bentuk kolaborasi lainnya yang dinilai lumayan ampuh mendongkrak pertumbuhan mitra dan pengguna adalah menjalin kerja sama dengan mall terkemuka untuk menawarkan promo, diskon atau penawaran menarik yang dimiliki restoran yang berlokasi di mall tersebut.

“Qraved telah meluncurkan kemitraan dengan mal-mal besar atau menambah pengalaman offline, termasuk [dengan] Plaza Indonesia, Pacific Place, Mall of Indonesia, PIK Avenue dan lainnya. Harapannya bisa membantu pemilik bisnis kuliner untuk melakukan interaksi langsung dengan pelanggan mereka sekaligus melakukan engagement secara online,” kata Steven.

Peluang ekspansi

Tidak mudah untuk memprediksi masa depan dan potensi platform aplikasi makanan. Satu hal yang pasti, platform informasi tempat makan tetap menjadi prioritas masing-masing platform, sesuai dengan komitmen awal. Untuk ekspansi layanan, mereka juga akan fokus ke berbagai kawasan, tak hanya di kota-kota besar.

Meskipun sebagian besar tidak memiliki layanan pengantaran makanan atau delivery service, tidak menutup kemungkinan layanan tersebut bakal dihadirkan suatu saat.

“Bisa jadi nantinya kami akan menambahkan layanan pengantaran makanan dan menawarkan layanan tersebut kepada mitra restoran. Namun untuk saat ini kami belum berencana. Mungkin 2 atau 3 tahun lagi,” kata Aprilia.

Pengembangan teknologi dan inovasi produk juga masih menjadi fokus, yang kebanyakan mulai mendorong penggunaan aplikasi kepada pengguna. Meskipun demikian, penggunaan situs tidak ditinggalkan, karena ternyata masing banyak pengguna yang mengakses layanan dari desktop atau mobile browser.

“Sebenarnya distribusi di Zomato sangat kontra-intuitif. Kami melihat traffic hingga saat ini lebih banyak yang mengakses di situs [atau mobile browser], dibandingkan dengan aplikasi. Kami tidak dapat melakukan pemisahan dari kedua platform tersebut,” kata Ravi.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Direktori Makanan “Traveloka Eats” Resmi Diluncurkan

Hari ini Traveloka meluncurkan fitur Traveloka Eats di aplikasinya. Fitur yang secara khusus dihadirkan untuk pengguna Traveloka tersebut berisi food directory delapan ribu restoran di tujuh kota besar di Indonesia. Di antaranya adalah, Jakarta, Tangerang, Bandung, Bali, Yogyakarta, Surabaya dan Medan.

Kepada media, Senior VP Business Development Traveloka Christian Suwarna menyebutkan, diluncurkannya fitur terbaru ini diharapkan bisa membantu pengguna yang ingin menemukan rekomendasi kuliner lokal saat sedang travelling langsung dari aplikasi Traveloka.

“Fokus Traveloka saat ini baru tujuh kota, namun ke depannya kami akan menambah jumlah kota dan restoran di food directory Traveloka Eats,” kata Christian.

Selain menghadirkan review dari TripAdvisor, Traveloka juga memiliki fitur review untuk pengguna yang ingin berbagi pengalaman kulinernya. Traveloka juga telah melakukan kolaborasi dengan food blogger ternama untuk memberikan rekomendasi restoran favorit di berbagai daerah.

“Saat ini kami belum menghadirkan fitur point atau loyalty program untuk pengguna yang memberikan review atau ulasan restoran di aplikasi Traveloka. Namun demikian tidak menutup kemungkinan pilihan tersebut akan kami hadirkan,” kata Christian.

Penawaran harga spesial

Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh Traveloka Eats adalah, fitur penawaran atau Special Offer yang dimiliki oleh Traveloka. Bekerja sama dengan partner yang ada. Traveloka Eats menyediakan harga khusus yang bisa dinikmati langsung dari aplikasi.

“Saat ini kita sudah menjalin kemitraan dengan sekitar 600 partner yang menyediakan penawaran khusus berupa diskon dan harga istimewa, yang bisa di-redeem di aplikasi Traveloka,” kata Christian.

Disinggung strategi monetisasi yang dilancarkan, untuk tahap awal Traveloka tidak mengenakan biaya kepada pihak restoran. Semua masih dilakukan secara cuma-cuma guna melengkapi informasi restoran yang ada.

Namun demikian ke depannya bisa dikembangkan sistem komisi berdasarkan kemitraan dengan partner untuk pemberian Special Offer. Hal ini menyesuaikan perjanjian dengan masing-masing partner.

“Traveloka ingin menjadi one stop solution untuk pengguna setia Traveloka, mulai dari pembelian tiket pesawat dan transportasi lainnya, penginapan hingga rekomendasi kuliner seru dengan penawaran khusus dari Traveloka,” kata Christian.

Application Information Will Show Up Here

Hadirkan Direktori Tempat Makan, “Mangan” Siap Bersaing

Solo sebagai kota wisata menyediakan banyak sekali pilihan tempat makan untuk para wisatawan atau pendatang. Salah satu kesulitan yang lazim ditemui adalah susahnya mendapatkan tempat makan yang memuaskan, baik dari segi rasa maupun harga. Untuk mengatasi masalah ini hadirlah aplikasi Mangan (Mobile Pangan, tapi juga berarti makan dalam bahasa Jawa), sebuah aplikasi yang menyediakan informasi kuliner kota Solo, lengkap dengan ulasannya.

Apa yang diusung aplikasi Mangan sebenarnya mirip dengan konsep yang diusung Zomato atau Qraved. Hanya saja Mangan fokus pada bisnis makanan UMKM, sehingga Mangan selain menjadi solusi mencari tempat makan berkualitas juga bisa menjadi sarana promosi yang terjangkau bagi bisnis kuliner UMKM yang ada di Solo.

Hamzah, pendiri Mangan, mengungkapkan dirinya secara sadar melihat aplikasi Mangan akan bersaing langsung dengan pesaing besar dan sudah lebih dulu masuk dalam kancah bisnis direktori tempat makan. Meski demikian, Hamzah masih optimis aplikasi yang dikembangkan bersama dengan timnya akan diterima oleh masyarakat.

Kehadiran layanan serupa tidak begitu dianggap beban oleh Hamzah dalam mengembangkan aplikasi Mangan. Ia malah merasa lebih terbantu karena pasar dan masyarakat sudah teredukasi berkat hadirnya layanan sejenis dan lebih dulu hadir.

“Kami percaya bahwa hanya di Mangan yang dapat mengangkat konten Nusantara dengan menyasar sektor ekonomi kerakyatan yaitu UMKM. Saat ini MANGAN juga masih banyak berbenah baik dari segi aplikasi, layanan dan juga menyiapkan nilai pembeda dari kompetitor. Namun satu yang cukup membuat kami terbantu dengan adanya kompetitor adalah market Indonesia yang sudah teredukasi oleh mereka, sehingga boleh dibilang kita perlu menghadirkan apa yang dibutuhkan market namun belum mampu dipenuhi kompetitor,” terang Hamzah.

Diterima di Solo, melangkah ke Yogyakarta

Sebagai direktori tempat makan, aplikasi Mangan memiliki sejumlah fitur khas aplikasi sejenis, seperti daftar tempat makan, review, dan beberapa tampilan menu-menu andalan. Untuk memberikan informasi yang akurat, para reviewer untuk aplikasi Mangan mencoba setiap menu yang akan ditampilkan di Mangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari penilaian yang tidak sesuai, apa lagi untuk tempat makan yang baru buka.

Setelah hampir satu tahun beroperasi di Solo, aplikasi Mangan akhirnya membuka diri untuk merambah Yogyakarta, menyediakan informasi kuliner dan bersiap menggandeng UMKM kuliner untuk menjadi mitra aplikasi Mangan.

“tim reviewer MANGAN memang harus mencicipi suatu makanan untuk nantinya membagikan cerita tersebut ke pengguna. Karena biasanya, untuk tempat makan baru atau tempat makan yang belum pernah dicoba, pengguna bakal mikir2 kira2 rasanya enak gak ya, jangan-jangan zonk, ga tau harganya jangan-jangan mahal, dan sebagainya pertanyaan tersebut yang menghalangi mereka untuk mencicipi makanan baru tersebut. Jadi ya di akhir kami seperti bertindak sebagai host kuliner,” terang Hamzah.

Saat ini dari data internal pihak Mangan mereka sudah mengumpulkan sekitar 6000 download dengan pengguna aktif mencapai 1000 pengguna per bulan. Selain aplikasi, pihak Mangan juga memiliki channel chatbot Line yang memiliki kurang lebih 10.000 audience. Total mitra UMKM kuliner Mangan mencapai 400 tempat dan diharapkan akan terus bertambah.

Hamzah menuturkan perlahan tapi pasti Mangan akan mulai membuka layanan di beberapa kota lainnya, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Magelang, dan Lampung. Selain itu untuk mengembangkan Mangan secara bisnis mereka juga tengah mengembangkan sebuah platform manajemen dan operasional UMKM.

Application Information Will Show Up Here

Situs Panduan Restoran OpenRice Tutup Kantor Perwakilannya di Indonesia

Beredar kabar situs panduan restoran OpenRice telah menutup kantor perwakilannya di Indonesia sejak bulan Mei 2016 silam. Selanjutnya operasional layanan yang telah hadir dari tahun 2010 di Indonesia ini langsung diambil alih kantor pusat OpenRice yang berbasis di Hong Kong.

Dari pantauan DailySocial, hingga bulan Juli lalu kegiatan pertemuan dengan pecinta kuliner di restoran yang direkomendasikan, atau yang disebut juga dengan OpenRice Gathering, masih dilakukan tim OpenRice yang tampaknya masih memiliki beberapa karyawan perwakilan yang tersisa.

Kami mendengar sejumlah karyawan terpaksa dirumahkan karena penutupan kantor perwakilan ini. Hingga kini pihak OpenRice Indonesia enggan mengkonfirmasi dan memberikan klarifikasi terkait dengan penutupan kantor perwakilan OpenRice Indonesia, sementara DailySocial masih menunggu konfirmasi dari pihak kantor pusat OpenRice.

OpenRice Indonesia yang resmi hadir di Indonesia pada tahun 2010 silam, merupakan salah satu situs panduan restoran dan ulasan restoran pertama di Indonesia. Jauh sebelum hadirnya Zomato, Qraved, Pergikuliner, hingga Foody di Indonesia.

Kehadiran OpenRice sebagai situs terpercaya untuk rekomendasi restoran dan ulasan diperkuat dengan diluncurkannya OpenSnap pada tahun 2014, sebagai aplikasi mobile sosial berupa album foto pribadi tentang makanan dan restoran favorit pengguna yang bisa dibagikan secara umum.

Untuk mencapai target jumlah unduhan OpenSnap sebanyak empat juta unduhan, pada tahun 2014 lalu telah dialokasikan dana sekitar Rp 6.5 miliar untuk keperluan promosi ke delapan negara yang disasar. Hal tersebut membuktikan keseriusan OpenRice untuk menjadi situs panduan dan ulasan restoran unggulan di Indonesia.

Kerasnya persaingan layanan restoran listing di Indonesia

Salah satu penyebab ditutupnya OpenRice Indonesia bisa makin banyaknya layanan serupa, baik buatan lokal hingga asing, yang mengguncang industri restaurant listing di Indonesia. Zomato dengan kekuatan penuh resmi hadir di Indonesia November 2013 lalu menawarkan rekomendasi restoran dilengkapi dengan ulasan melalui situs dan aplikasi. Secara rutin Zomato yang diperkuat dengan teknologi terkini dan berbasis di India, kerap memperbarui tampilan situs, aplikasi yang bukan saja memudahkan pengguna untuk mengakses, namun juga menawarkan layanan lebih kepada pihak restoran.

Selain Zomato layanan lain yang juga turut meramaikan industri restaurant listing di Indonesia adalah Qraved dan Abraresto. Saat ini Qraved telah bertransformasi dari situs untuk layanan reservasi restoran, menjadi situs dan aplikasi rekomendasi restoran dilengkapi ulasan dari pengguna, dengan senjata unggulannya yaitu Qraved Journal, yang merupakan rangkuman artikel menarik untuk pecinta kuliner di Indonesia. Sementara itu Abraresto yang juga hadir pada tahun 2013 sebagai layanan rekomendasi dan reservasi restoran, terpaksa harus berhenti beroperasi karena gagal mendapatkan putaran pendanaan lanjutan.

Inovasi, pembaruan dan ciri khas merupakan kunci keberhasilan yang nampaknya mulai terlihat dari layanan seperti Zomato, Qraved hingga yang paling baru dan masih berusia satu tahun yaitu Foody. Situs dan aplikasi restaurant listing berbasis di Vietnam ini berencana untuk meluncurkan layanan on-demand delivery food service, yang terbilang cukup ideal dengan tren dan kebiasaan dari masyarakat di Indonesia.

Apakah nantinya Zomato, Qraved, Foody dan Pergikuliner pemain di layanan serupa bisa menunjukkan kelebihan masing-masing dan tentunya bisa bertahan di Indonesia?, kita lihat saja kiprah dari layanan rekomendasi dan ulasan restoran yang saat ini masih eksis di Indonesia.

Rayakan Ulang Tahun Pertama, Foody Indonesia Segera Luncurkan Layanan On-Demand Food Delivery

Menginjak usia 1 tahun, Foody Indonesia mengklaim telah memiliki 500 ribu pengguna aktif, lebih dari 52 ribu data tempat makan serta 15 ribu lebih ulasan restoran. Startup yang berbasis di Vietnam ini sejak awal kehadirannya tahun 2015 silam memang sengaja tidak melancarkan kegiatan promosi yang masif. Hal tersebut dilakukan oleh Foody Indonesia untuk menambah jumlah pengguna, data tempat makan dan ulasan restoran.

“Kami menyadari meskipun sudah satu tahun berada di Indonesia, Foody tidak terlalu banyak menggelar kegiatan promosi, dengan harapan kami bisa membangun tim secara internal, data base dan lainnya,” kata CEO Foody Minh Dang.

Selama ini Foody Indonesia yang berusaha tampil untuk membantu penggguna memanfaatkan fitur ulasan dan informasi tempat makan lengkap di Jabodetabek dan kota-kota lainnya, menjalankan strategi bisnis yang cukup berbeda dengan kompetitor langsungnya, Zomato. Dengan mengedepankan konten video sebagai informasi tempat makan, Foody lebih memilih untuk memanjakan pengguna dengan ragam manfaat seperti reward voucher restoran, diskon hingga promo istimewa di tempat makan.

“Foody ingin menjadi lebih dari sekedar layanan direktori tempat makan, yaitu dengan memberikan point system dan reedem voucher untuk pengguna yang menuliskan ulasan di situs dan aplikasi Foody,” kata Minh.

Dalam kesempatan temu media hari ini, Foody mengumumkan fitur baru yang rencananya akan segera dirilis, yaitu kartu keanggotaan dari Foody Mobile Apps.

Layanan terbaru dan ekspansi

Saat ini Foody Indonesia sudah memiliki data tempat makan yang diklaim cukup lengkap di kawasan Jabodetabek, Bandung dan Surabaya. Untuk memperluas informasi tempat makan yang ada Foody juga berencana untuk melebarkan layanannya ke Yogyakarta dan Bali pada tahun 2016 ini.

“Selain memperluas wilayah di Indonesia yang targetnya akan bisa diwujudkan hingga akhir tahun 2016 ini, kami juga berencana untuk melakukan ekspansi ke negara lain di Asia Tenggara, negara selanjutnya yang akan kami targetkan adalah Filipina,” kata Minh.

Indonesia merupakan negara pertama yang disambangi oleh Foody, setelah sukses menjadi layanan direktori kuliner di negara asalnya Vietnam. Saat ini Foody Vietnam mengklaim telah memiliki 39 juta pengguna, lebih dari 15 juta pageview per bulan dan 7 juta session per bulan.

Salah satu layanan yang saat ini telah tersedia di Vietnam dan rencananya akan segera diluncurkan di Indonesia adalah layanan on-demand food delivery. Di Vietnam sendiri layanan ini sudah menjadi pilihan favorit berbagai kalangan masyarakat yang enggan untuk keluar rumah dan memanfaatkan layanan on-demand delivery service dari Foody.

“Kami memiliki pilihan berbeda untuk pengguna dan pemilik restoran. Dengan memanfaatkan fitur food delivery di aplikasi Foody, nantinya pengguna bisa memilih restoran sendiri di lokasi sekitar (nearby) dengan menu lengkap, sementara untuk restoran tidak perlu melakukan kerja sama untuk menjadi mitra layanan on-demand food delivery Foody,” kata Minh.

Foody menawarkan kerja sama kepada pihak restoran yang ingin bergabung menjadi mitra dari Foody untuk layanan food delivery. Dengan sistem pembayaran yang langsung dibebankan kepada pengguna, restoran yang belum bergabung menjadi mitra Foody pun bisa juga memanfaatkan layanan on-demand food delivery Foody.

“Pada dasarnya kami ingin memberikan kebebasan bukan hanya kepada pengguna namun juga restoran yang saat ini mungkin belum memiliki layanan delivery atau yang telah memilikinya, fleksibel dan mudah adalah pilihan yang kami utamakan,” kata Minh.

Saat ini Minh masih enggan untuk menyebutkan kapan rencananya layanan on-demand food delivery ini akan diluncurkan. Fokus utama Foody Indonesia adalah melakukan pemasaran untuk menambah jumlah pengguna, data restoran, dan kemitraan dengan pihak restoran.

“Kami masih memiliki banyak rencana yang menarik untuk diluncurkan dari sisi kuliner hingga lainnya seperti perjalanan wisata dan hiburan, untuk itu tim kami akan terus berinovasi mempersiapkan beberapa produk dan layanan baru selanjutnya,” kata Minh.

Enggan menggalang dana lanjutan

Setelah mendapatkan pendanaan seri C tahun lalu, hingga kini Foody masih enggan untuk melakukan penggalangan dana dan masih bisa menjalankan kegiatan oprasionalnya menggunakan uang yang ada, meskipun saat ini Foody Indonesia masih belum melancarkan kegiatan monetisasi di Indonesia.

“Saat ini kami memang belum mengenakan biaya kepada restoran atau pengguna untuk memanfaatkan layanan kami, namun untuk kedepannya kami harapkan layanan serta fitur yang akan kami luncurkan bisa mendapatkan keuntungan khususnya untuk Foody Indonesia,” kata Minh.

Minh menambahkan saat ini sudah banyak investor yang berniat untuk memberikan investasi untuk mendukung rencana Foody melakukan ekspansi, mengembangkan teknologi dan menambah fitur serta layanan, namun untuk saat ini proses tersebut bukanlah fokus utama Foody Corp.

“Kami berharap bisa menjadi platform yang terpercaya untuk pengguna memberikan ulasan dan memanfaatkan data yang kami miliki, di sisi lain kedepannya pihak restoran juga bisa menikmati layanan bermanfaat yang akan kami luncurkan,” tuntas Minh.

Application Information Will Show Up Here

OpenRice Targetkan Layanan Album Foto Makanan OpenSnap Capai Empat Juta Unduhan, Segera Buka Layanan Reservasi Online

Situs review makanan OpenRice menargetkan pencapaian empat juta unduhan (hingga akhir tahun ini) untuk layanan album foto makanan OpenSnap yang diluncurkan pertengahan bulan April lalu. Untuk mencapai target ini, OpenRice telah mengalokasikan dana pemasaran hingga hampir Rp 6.5 miliar ke promosi ke delapan negara yang menjadi sasarannya. Mereka juga mengkonfirmasi rencana membuka layanan reservasi tempat di restoran dalam waktu dekat.

Continue reading OpenRice Targetkan Layanan Album Foto Makanan OpenSnap Capai Empat Juta Unduhan, Segera Buka Layanan Reservasi Online

Saling Melengkapi, foodpanda Jalin Kerja Sama dengan OpenRice di Asia Tenggara

Layanan pengantaran makanan foodpanda dan layanan review makanan dan restoran OpenRice mengumumkan kerja sama strategis di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dengan kerja sama ini, mereka akan mengintegrasikan elemen kunci kedua layanan untuk meningkatkan pengalaman konsumen. foodpanda bakal menampilkan review restoran dari OpenRice, sementara OpenRice bakal menampilkan widget pengantaran foodpanda.

Continue reading Saling Melengkapi, foodpanda Jalin Kerja Sama dengan OpenRice di Asia Tenggara

yukmakan, situs review makanan yang “lebih sosial”

Satu lagi situs review makanan hadir bagi masyarakat Indonesia. Beralamat di http://yukmakan.com, yukmakan digawangi oleh Menaravisi yang tak asing sebagai pengelola situs ngetop soal pernikahan, bulan madu, dan perintilannya, yaitu Weddingku. Kembali ke yukmakan, impresi pertama buat saya tampilannya cukup menarik dengan ikon lucu dan warna oranye kecoklatan yang mendominasi. Jadi karena ini adalah pemain baru di kategori yang sudah mulai banyak kompetitornya, seperti sendokgarpu dan goorme, apa kelebihan yukmakan ini?

Continue reading yukmakan, situs review makanan yang “lebih sosial”