Epic Games Gelontorkan Dana $ 100 Juta Untuk Siapkan Fortnite Sebagai eSport

Menurut analis, Fortnite Battle Royale menjadi sensasi global dalam waktu singkat karena keberhasilannya menarik perhatian khalayak di luar kalangan ‘gamer rata-rata’. Penyebabnya merupakan kombinasi dari beberapa hal: ia tersaji sebagai judul free-to-play, tersedia di console dan mobile, bersahabat bagi semua kalangan umur, lalu game dirilis ketika PUBG dirundung masalah cheater dan komunitas yang tak sehat.

Setelah berhasil menghimpun 10 juta pemain hanya dalam waktu dua minggu selepas perilisannya, di bulan Maret kemarin Fortnite Battle Royale sukses merangkul lebih dari 45 juta gamer. Dan sebagai apresiasi developer Epic Games atas respons positif dari para pemain, mereka memutuskan untuk menggelontorkan dana sebesar US$ 100 juta buat dijadikan hadiah turnamen Fortnite Battle Royale di periode 2018 sampai 2019.

Bulan Februari lalu adalah momen penting buat Fortnite. SuperData melaporkan bahwa pemasukan permainan last man standing Epic Games ini jauh mengalahkan PlayerUnknown’s Battlegrounds, dengan nilai US$ 126 juta. Investasi sebesar US$ 100 merupakan komitmen jangka panjang Epic Games demi mendukung Fortnite dan menandai mereka tak hanya fokus pada mencari keuntungan semata.

Fortnite saat ini bisa dibilang permainan terbesar di Bumi dan merupakan fenomena pop-culture. Penyumbang kesuksesan game yang cukup signifikan adalah platform sosial media dan video streaming. Di bulan Maret silam, Fornite Battle Royale mencetak rekor sebagai permainan dengan jumlah penonton terbanyak di Twitch, melampaui pencapaian League of Legends dan PUBG.

Meroketnya kepopularitasan Fortnite Battle Royale juga disebabkan oleh banyaknya selebriti dan atlet terkenal yang menikmati permainan itu; di antaranya Chance the Rapper, Joe Jonas, Travis Scott hingga Drake. Kakak-beradik sutradara Avengers: Infinity War juga merupakan penggemar berat permainan battle royale ini, dan kolaborasi antara Marvel Studios dan Epic Games menghasilkan sebuah mode unik bernama Infinity Gauntlet Limited Time Mashup.

Untuk mudah memahami apa yang bisa dilakukan uang US$ 100 juta bagi pengembangan eSport, pakar olahraga elektronik Scott Smith menjelaskan bahwa total dana yang dikeluarkan oleh sepuluh permainan eSport populer di tahun 2017 baru mencapai US$ 91,2 juta. US$ 100 juta buat satu game adalah angka menakjubkan, mengangkat Fornite jadi judul olahraga elektronik terbesar di dunia.

Epic Games belum mengungkap detail terkait turnamen Fornite Battle Royale, namun sang developer bilang, pendekatan mereka akan berbeda serta lebih terbuka. Tim akan fokus pada dua faktor: peningkatan kualitas bermain serta memastikan game lebih asik buat ditonton.

Via VentureBeat.

Thanos Siap Menyerbu Fortnite Battle Royale, Karena Kenapa Tidak?

Ketika kita mengira PlayerUnknown’s Battleground merupakan kejadian bersejarah di era platform game current-gen, Fortnite Battle Royale ternyata menjadi fenomena yang lebih besar lagi. Berbeda dari sang rival, mode ‘last man standing‘ di Fortnite tersaji terpisah dari permainan utamanya, dihidangkan sebagai game free-to-play yang ditopang oleh sistem microtransaction.

Mungkin kita sulit membayangkan hal apa yang bisa membuat permainan battle royale itu lebih besar dan menghebohkan lagi. Namun Epic Games sudah memikirkannya. Perusahaan game legendaris asal North Carolina itu melangsungkan kolaborasi eksklusif dengan Marvel Studios untuk menghadirkan Thanos di Fortnite Battle Royale – tak lama setelah sang super-villain mengobrak-abrik The Avengers dalam Infinity War.

Sensasi Marvel di Fortnite itu bisa Anda nikmati melalui mode ‘terbatas’ bertajuk Infinity Gauntlet Limited Time Mashup. Di sana, Thanos tidak serta-merta datang dan mencoba melumat para pemain. Mode tersebut kembali menghidangkan gameplay last man standing masif, di mana Anda akan berlomba-lomba untuk menjadi pemain terakhir yang bertahan hidup, ditambah satu twist menarik.

Thanos

Dalam Infinity Gauntlet Limited Time Mashup, game akan menempatkan Infinity Gauntlet serta keenam batu Infinity Stone secara acak di peta. Gamer yang menemukan dan menggunakannya segera berubah jadi sang alien dari Titan itu dan memperoleh seluruh kekuatannya. Apakah gagasan ini terdengar terlalu liar? Tidak juga. Di Infinity War, Thanos berhasil merebut Reality Stone, sehingga memungkinkannya masuk ke jagat lain.

Menariknya, ide kolaborasi Epic Games dan Marvel Studios ini tidak datang dari satu pihak saja. Infinity War saat ini memang menjadi film box office nomor satu, berhasil meraup US$ 144,8 juta, dan siapapun yang menggandeng franchise ini berpeluang mendapatkan untung besar. Meski begitu, ternyata sutradara kakak-beradik Anthony dan Joe Russo adalah penggemar berat Fortnite. Mereka sering menikmati permainan shooter itu di waktu senggang.

Creative director Epic Games Donald Mustard kaget ketika menerima telepon dari Joe Russo. Sesudah sedikit perkenalan, mereka segera berdiskusi dan akhirnya membicarakan ide gila. Meski begitu, Mustard dan Russo setuju bahwa seperti apapun hasilnya nanti, konten baru tersebut haruslah benar-benar orisinal, baik untuk fans Fortnite ataupun Avengers: Infinity War. Tak lama, tim Epic Games langsung menggarapnya.

Infinity Gauntlet Limited Time Mashup tersuguh sebagai update gratis di Fortnite Battle Royale, tersedia di PC, Xbox One, PS4, Mac serta iOS; bisa dinikmati mulai hari ini. Dengan kehadiran mode tersebut, untuk pertama kalinya fans The Avengers mendapatkan kesempatan buat membalaskan kekalahan para hero favorit mereka di Infinity War…

Sumber: Entertainment Weekly.

Fortnite Mengalahkan Kepopularitasan PUBG dan Menghasilkan Pemasukan Lebih Besar

Berkat meledaknya kepopularitasan PlayerUnknown’s Battlegrounds, formula last man standing berskala masif saat ini menjadi hal terpanas di industri gaming. Awalnya, genre battle royale lewat PUBG berhasil menyingkirkan Dota 2 sebagai permainan terfavorit di Steam. Tak lama, developer lain berbondong-bondong mengadopsi formula ini, serta berupaya menyediakannya di  platform mobile.

Fortnite buatan Epic Games merupakan satu judul yang tak malu-malu membuntuti kesuksesan PUBG dengan membubuhkan mode battle royale di permainan. Disajikan secara terpisah dari bagian PvE-nya dan dihidangkan gratis, Fortnite Battle Royale segera menghimpun 10 juta pemain lebih dua minggu setelah meluncur di bulan September 2017. Dan masih di awal tahun 2018, game tersebut berhasil memperoleh rekor membanggakan.

Berdasarkan laporan yang diungkap oleh perusahaan riset SuperData, Fortnite Battle Royale kabarnya berhasil memperoleh pemasukan lebih besar dan mengumpulkan pemirsa live streaming lebih banyak dibanding game action multiplayer ciptaan desainer Brendan Greene tersebut. Pencapaian itu tercatat terjadi di minggu terakhir bulan Februari, artinya bahkan sebelum pecahnya rekor stream Twitch minggu lalu oleh Ninja dan musisi rap Drake.

Dari kurva yang diungkap oleh SuperData, jumlah penonton PlayerUnknown’s Battlegrounds di Twitch berada di atas Fortnite Battle Royale hingga momen titik balik di bulan Februari. Saat jumlah viewer PUBG melandai turun, angka pemirsa kreasi Epic Games itu terus meningkat. Di penghujung bulan kemarin, Fortnite Battle Royale sukses menggalang 14 juta active viewer, sedangkan pemirsa PUBG berada di angka 8,7 juta.

Di periode yang sama, pemasukan Fortnite juga akhirnya melampaui PlayerUnknown’s Battlegrounds, yakni US$ 126 juta versus US$ 103 juta. Ketika jumlah profit PUBG tertinggi berada di bulan Desember 2017 (sewaktu game keluar dari early access dan meluncur di Xbox One), pendapatan Fortnite Battle Royale versi PC dan console naik dengan stabil.

SuperData-Fortnite-vs-PUGB

Menurut SuperData, kesuksesan Fortnite disebabkan oleh faktor kemudahan akses. Game ini bisa dinikmati gratis, sedangkan untuk bermain PUBG, Anda harus mengeluarkan uang sebesar US$ 30 (atau Rp 200 ribu di Indonesia). Fortnite juga lebih gampang dipelajari serta lebih bersahabat bagi gamer belia berkat desain dunia dan karakter ala kartunnya.

Dan di waktu ke depan, ada kemungkinan kompetisi di ranah battle royale akan bertambah sengit. Mungkin hanya tinggal menunggu waktu bagi perusahaan-perusahaan gaming raksasa seperti Activision-Blizzard, Electronic Arts, and Ubisoft untuk turut berkecimpung di sana, dengan mengimplementasikan formula last man standing di IP-IP mereka yang sudah terkenal.

Fortnite Battle Royale Akan Hadir di Mobile, Gamer PC dan Console Bisa Bermain Bersama

Melihat begitu suksesnya formula last man standing yang dipopulerkan oleh PlayerUnknown’s Battlegrounds, Epic Games tidak ragu-ragu mengadopsi genre ini ke game Fortnite. Fortnite Battle Royale dirilis sebagai permainan free-to-play, terpisah dari mode Save the World yang menyajikan gameplay sandbox kooperatif dan mengadu pemain melawan monster.

Ternyata Epic Games tak hanya mengikuti jejak game kreasi Brendan Greene itu, tapi juga platform tempat permainan diluncurkan. Di bulan Februari kemarin, PUBG Corporation dan Tencent Games melepas versi early access PlayerUnknown’s Battleground di Android dan iOS. Dan minggu ini, Epic Games mengumumkan rencana untuk membawa Fortnite Battle Royale ke kedua platform mobile tersebut.

Menurut penjelasan developer, Fortnite Battle Royale mobile tetap dibekali konten yang sama seperti versi PC dan console-nya. Permainan menyuguhkan medan tempur 100-player serta peta permainan serupa, dan juga akan memperoleh update mingguan. Game rencananya akan tersedia lebih dulu di iOS, baru kemudian menyusul di Android. Per tanggal 12 Maret kemarin, registrasi Fortnite Battle Royale versi iOS telah dibuka.

Kejutan dari developer tidak berhenti sampai di sana. Epic Games mengungkap rencana untuk membubuhkan kemampuan cross play di Fortnite Battle Royale, memungkinkan gamer PC, PlayStation 4, Mac, iOS dan Android buat berkumpul dan bermain bersama. Meski begitu, implementasinya belum sebebas yang kita inginkan. Beberapa restriksi dibubuhkan di sana, mungkin dimaksudkan demi menjaga game dari upaya eksploitasi.

Dijelaskan oleh PR Manager Nick Chester di Twitter, para pemain versi mobile akan diberikan pilihan untuk bermain bersama gamer PC dan console. Sementara itu, pemain console dan PC tidak dapat masuk ke lobi Fortnite Battle Royale mobile. Itu berarti, kedua kelompok pemain tidak ditempatkan di wadah matchmaking yang sama.

Cross-platform play tentu saja diterapkan pada versi PC, Mac, Xbox One dan PlayStation 4. Namun sejauh ini, masih ada satu hal yang membatasi mode tersebut. Cross play di Fortnite Battle Royale belum bisa mempertemukan gamer Xbox One dengan PlayStation 4. Usut punya usut, Sony-lah yang ternyata melakukan pemblokiran.

Sebelumnya, pihak Sony sempat memblokir fitur cross-platform play di Rocket League dan Minecraft. Saat itu, Sony berargumen bahwa langkah ini diambil ‘demi melindungi para gamer PlayStation 4 yang masih belia’. Namun alasan sesungguhnya di balik keputusan ini boleh jadi berkaitan dengan strategi bisnis: adanya cross play memperkenankan satu grup teman buat bermain bersama tanpa perlu memiliki console PS4. Hal ini tidak baik bagi bisnis.

Via Polygon. Tambahan: Kotaku.