Fold AR Adalah Game Mirip Pokemon Go, Tapi yang Isinya Bitcoin Ketimbang Monster

Apa jadinya kalau deretan monster di Pokémon Go kita ganti dengan bitcoin? Jadi ketimbang mengelilingi komplek di sekitar rumah untuk berburu Pokémon anyar, yang diburu justru adalah pecahan-pecahan mata uang crypto. Kedengarannya mungkin kelewat utopis, tapi inilah visi yang tengah diwujudkan oleh sebuah startup asal Amerika Serikat bernama Fold.

Tidak tanggung-tanggung, Fold memutuskan untuk langsung bekerja sama dengan pengembang Pokémon Go itu sendiri, Niantic, dalam mewujudkan visinya. Hasil kolaborasinya adalah Fold AR, sebuah game augmented reality sederhana yang banyak terinspirasi oleh Pokémon Go.

Cara bermainnya sangat sederhana: setiap 10 menit, pemain bisa menemukan sebuah blok yang muncul secara acak di sekitarnya dalam radius 15 meter. Hampiri dan buka blok tersebut, maka pemain bakal menerima hadiah. Hadiahnya bisa bervariasi, tapi yang paling utama adalah satoshi — satuan terkecil bitcoin, dengan nilai 1 satoshi setara 0,00000001 BTC.

Premisnya sepintas terdengar seperti mining, tapi yang dapat dilakukan hanya dengan bermodalkan sebuah smartphone. CEO Fold, Will Reeves, percaya bahwa ini bisa menjadi cara termudah bagi banyak orang untuk mendapatkan bitcoin pertamanya.

“Siapapun bisa menggunakan aplikasi kami untuk mendapatkan Bitcoin dan hadiah-hadiah lain dengan menjelajahi dunia di sekitarnya. Bagi kami, sangatlah penting untuk memberikan kemudahan berpartisipasi dalam ekonomi Bitcoin bagi siapapun, terlepas dari latar belakang pendidikan atau pehamahan teknisnya,” terang Will seperti dikutip oleh VentureBeat.

Dalam sebuah posting blog, Will juga sempat menyinggung soal “bitcoin metaverse” dan bagaimana mereka tertarik dengan konsep real-world metaverse yang digagaskan oleh Niantic. Apapun itu, yang pasti bentuk gamification semacam ini memang berpeluang untuk menggaet partisipasi dari banyak orang sekaligus.

Terlepas dari betapa simpel permainannya, Fold AR terus memperkuat tren game play-to-earn (P2E) yang sedang marak belakangan ini, dengan Axie Infinity dan berbagai judul game P2E lain yang terus menjadi topik perbincangan publik.

Sumber: The Verge.

Niantic Bakal Buat Lebih Banyak Lagi Game AR dari Franchise Nintendo, Diawali dengan Pikmin

Developer Pokemon Go, Niantic, sedang sibuk menyiapkan proyek augmented reality (AR) baru yang terdengar sangat menarik. Lewat sebuah blog post, Niantic mengumumkan bahwa mereka tengah mengembangkan game AR baru untuk platform mobile, kali ini yang berasal dari franchise Pikmin.

Detail mengenainya memang belum banyak, akan tetapi Niantic bilang bahwa gameplay-nya dirancang agar bisa mendorong pemain untuk berjalan kaki, sekaligus membuat kegiatan berjalan kaki itu sendiri jadi lebih menyenangkan. Kalau Anda pernah memainkan Pokemon Go, Anda semestinya sudah sangat familier dengan formula ini.

Franchise Pikmin sendiri diciptakan oleh Shigeru Miyamoto pada tahun 2001, sekitar satu bulan setelah console Nintendo GameCube dirilis. Dari sisi naratif, Pikmin berfokus pada suatu planet mirip bumi bernama PNF-404 yang dihuni oleh Pikmin, makhluk unik yang tampak seperti gabungan dari hewan sekaligus tumbuhan.

Sepanjang permainan, pemain akan mengeksplorasi planet asing tersebut selagi berjumpa dengan banyak spesies Pikmin. Lucunya, Pikmin yang nyaris punah ini sama sekali tidak bisa bertahan hidup tanpa ada satu sosok yang memimpin. Itulah mengapa mengawinkan lore Pikmin dengan gameplay ala Pokemon Go jadi terdengar sangat masuk akal.

Kalau kata Shigeru sendiri dalam sebuah siaran pers, “Teknologi AR Niantic memungkinkan kita untuk menjelajahi dunia seakan-akan Pikmin hidup dan bersembunyi di sekitar kita.” Sekali lagi, premisnya terdengar sangat mirip seperti Pokemon Go, tapi kita juga harus ingat bahwa Pikmin bukanlah makhluk yang diciptakan untuk bertarung seperti Pokemon.

Belum diketahui kapan pastinya game ini akan dirilis, tapi Nintendo dan Niantic menargetkan jadwal perilisan global di tahun ini juga. Game ini bakal jadi game pertama yang dikembangkan oleh Niantic Tokyo Studio, cabang Niantic yang didirikan di tahun 2018. Pikmin juga baru satu dari beberapa franchise Nintendo yang akan dibuatkan game AR-nya oleh Niantic, sebab kedua perusahaan memang telah menandatangani kontrak kerja sama baru.

Sumber: Games Industry dan Niantic.

Pokemon GO Akan Kedatangan Fitur Buddy Adventure dan Shared AR Mode Tahun Depan

Menjelang pergantian tahun, Niantic mengumumkan bahwa fitur Buddy Adventure akan segera hadir di Pokemon GO mulai tahun depan. Sesuai namanya, fitur ini dibuat supaya Pokemon kesayangan masing-masing pemain dapat menemani mereka bereksplorasi.

Usai mengaktifkan mode AR+ dalam game, pemain bisa berinteraksi dengan sahabat Pokemon-nya (buddy), memberi makan sekaligus mengajaknya bermain-main. Seiring waktu dan semakin sering pemain berinteraksi, Buddy Level-nya akan naik, dan di level tertentu, pemain bakal mendapatkan sejumlah keuntungan.

Saat mencapai level UltraBuddy misalnya, pemain bakal mendapatkan reminder dari sahabat Pokemon-nya ketika ada Pokestop yang menarik untuk dikunjungi di dekat mereka. Di level terakhir, yakni Best Buddy, setiap sahabat Pokemon bakal tampil dengan aksesori khusus untuk menunjukkan status kedekatannya dengan pemain.

Pokemon GO Buddy Adventure

Selain muncul di tampilan peta, seekor buddy juga dapat membantu pemain dalam pertarungan maupun menangkap Pokemon lain. Reaksi yang ditunjukkan masing-masing Pokemon saat kita ajak berinteraksi dipastikan berbeda-beda tergantung jenisnya, dan ini sejatinya akan mendorong para pemain untuk menggilir koleksi Pokemon-nya menjadi buddy.

Niantic bilang bahwa Buddy Adventure adalah kelanjutan dari komitmen mereka untuk memotivasi pemain untuk terus ‘bergerak’ dan menjaga kebugaran fisiknya. Di saat yang sama, Buddy Adventure bakal menumbuhkan kesan seolah-olah pemain benar-benar mengeksplorasi dunia bersama sahabat Pokemon-nya.

Menyusul Buddy Adventure nantinya adalah fitur Shared AR Mode, yang dirancang supaya tiga pemain bisa mempertemukan masing-masing buddy-nya di area yang sama, lalu mengambil foto bersama-sama.

Sumber: GamesRadar dan Niantic.

Angry Birds Versi Augmented Reality Siap Meluncur ke iOS

Sebagai seorang penggemar game first-person shooter alias FPS, sudah sejak lama saya memiliki fantasi untuk bermain Angry Birds dari sudut pandang orang pertama. Hingga akhirnya saya dibuat girang sekaligus sedih oleh Rovio pada bulan September tahun lalu.

Kala itu, mereka mengumumkan game baru berjudul Angry Birds FPS: First Person Slingshot untuk AR headset Magic Leap One. Video trailer-nya berhasil membuat saya lompat kegirangan, tapi di saat yang sama, saya juga sedih menghadapi fakta bahwa saya sama sekali tak punya akses ke AR headset tersebut.

Perasaan sedih ini sedikit terobati sebulan yang lalu, tepatnya ketika Angry Birds VR: Isle of Pigs diumumkan. Saya bilang “sedikit”, sebab saya pun tak punya Oculus Rift maupun HTC Vive untuk dapat memainkannya. Namun harapan rupanya belum sepenuhnya hilang.

Angry Birds AR: Isle of Pigs

Di ajang Game Developers Conference (GDC) yang sedang dihelat di kota San Francisco, Rovio menyingkap Angry Birds AR: Isle of Pigs. Ya, ini merupakan game yang sama seperti yang dirilis untuk Oculus Rift dan HTC Vive sebelumnya, akan tetapi label “AR” pada judulnya mengindikasikan bahwa ia dibuat untuk dimainkan menggunakan smartphone.

Benar saja, game bikinan mitra Rovio, Resolution Games, ini sekarang sudah berstatus pre-order di platform iOS, dan kebetulan ponsel yang saya pakai (iPhone 6S) masih tercantum sebagai perangkat tertua yang sanggup memainkannya. Selain di iPhone, tentu saja kita juga bisa memainkannya di iPad.

Angry Birds AR: Isle of Pigs

Tidak seperti game mobile pada umumnya yang bisa kita mainkan kapan dan di mana saja, Angry Birds AR akan lebih ideal dimainkan di kediaman sendiri, atau sejatinya di mana saja ada permukaan datar yang lowong. Memanfaatkan platform ARKit, game akan lebih dulu mendeteksi area di sekitar pemain, lalu struktur kompleks yang menjadi level permainan akan langsung dibangun di atas permukaan datar (meja atau lantai).

Yang membuatnya kurang ideal jika dimainkan di luar adalah, tubuh kita juga harus ikut bergerak untuk bisa mengamati level permainan dari segala sudut. Bermain selagi duduk atau berdiri di satu tempat saja berarti kita bakal kesulitan menemukan titik-titik lemah dari struktur yang harus dihancurkan untuk bisa melanjutkan ke level berikutnya.

Angry Birds AR: Isle of Pigs

Seperti halnya Angry Birds FPS maupun Angry Birds VR, Angry Birds AR juga dikembangkan oleh mitra Rovio, Resolution Games. Pada awal peluncurannya, akan ada 40 level yang bisa dimainkan. Game-nya sendiri baru akan tersedia dan bisa diunduh pada tanggal 11 April, berdasarkan estimasi yang tertera di lamannya di App Store.

Bagaimana dengan versi Android-nya? Sejauh ini belum ada informasi sama sekali, namun tidak ada salahnya berharap mengingat Android juga punya platform ARCore. Catatan terakhir: Angry Birds AR merupakan game free-to-play, akan tetapi seperti apa konten in-app purchase yang bakal tersedia masih belum dirincikan.

Sumber: TechCrunch dan Rovio.

Fitur Terbaru Pokemon GO Ajak Pemain Menjadi Fotografer

Mungkin tidak banyak dari kita yang sadar, akan tetapi sejak tahun lalu, pengalaman AR yang ditawarkan Pokemon GO jauh lebih realistis ketimbang sebelumnya. Ini dikarenakan fitur AR+ yang Niantic kembangkan demi memaksimalkan potensi platform ARKit di iOS dan ARCore di Android.

Kehadiran AR+ pun secara tak langsung mendorong para pemain untuk berkreasi lebih banyak selagi bermain. Screenshot demi screenshot beragam Pokemon di berbagai lokasi di dunia terus bertebaran, hingga akhirnya Niantic merasa diperlukan satu fitur yang dikhususkan untuk ini saja.

Fitur tersebut akhirnya tiba. Dinamai GO Snapshot, fitur ini bisa kita bayangkan sebagai kamera virtual yang selalu dibawa ke mana-mana oleh karakter kita, siap digunakan kapan saja untuk mengabadikan koleksi Pokemon yang kita miliki. Ada dua cara untuk mengakses GO Snapshot: membuka kamera yang ada di dalam tas karakter, atau ketika sedang melihat suatu Pokemon tertentu.

Dari situ pemain tinggal mengaktifkan kepribadian keduanya sebagai fotografer Pokemon profesional. Pilih Pokemon yang hendak dijadikan model, lempar Poke Ball-nya ke titik lokasi yang diinginkan, lalu mulailah mencari angle terbaik demi menghasilkan foto yang paling menarik.

Seumpama Pokemon yang menjadi model teralihkan perhatiannya, pemain bisa mengelusnya untuk membuatnya kembali fokus. Semua foto yang dijepret akan langsung disimpan di galeri foto perangkat secara otomatis, dan tentunya Niantic tak lupa menyediakan akses termudah untuk membagikan foto-fotonya ke media sosial.

Fitur ini kesannya memang sangat sepele, tapi saya yakin hampir semua pemain Pokemon GO akan menggunakannya, atau paling tidak mencobanya selagi ada waktu luang. Tagar #GOSnapshot di Instagram sejauh ini sudah cukup menghibur buat saya, dan saya pun juga sudah menemukan foto favorit saya.

Sumber: SlashGear dan Niantic.

Lego AR Playgrounds Ajak Kita Mengeksplorasi Set Lego Rakitan Secara Digital

Pada konferensi developer yang dihelat Apple Juni lalu, divisi Creative Play Lab dari Lego diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan karya terbarunya di bidang augmented reality, sekaligus menyoroti sederet pembaruan yang dihadirkan pada platform AR bikinan Apple.

Kreasi mereka tersebut adalah Lego AR Playgrounds, yang baru saja dirilis untuk perangkat iOS 12. Premis utama Playgrounds adalah mengajak para pemain untuk berinteraksi dengan balok Lego secara fisik sekaligus elemen-elemen digital yang disajikan aplikasi.

Jadi ketika pengguna mengarahkan kamera iPhone atau iPad-nya ke set Lego yang kompatibel (sementara baru dari seri Lego Ninjago), mereka dapat melihat balok-balok tersebut menjadi ‘hidup’, lengkap dengan tambahan elemen digital lainnya.

Lego AR Playgrounds

Berkat Playgrounds, set Lego yang kita rakit pada dasarnya tidak sebatas menjadi pajangan saja. Pastinya ada kepuasan sendiri bermain-main secara interaktif selagi melibatkan set Lego kebanggaan kita. Lego tidak lupa melengkapinya dengan narasi yang menarik, sehingga anak-anak berusia 9 tahun atau lebih bisa semakin terpikat.

Playgrounds bisa dilihat sebagai tahap eksplorasi lebih lanjut atas set Lego yang kita rakit. Namun seandainya Anda belum mempunyai set Lego yang kompatibel, Playgrounds masih bisa dimainkan hingga lima level pertama; yang Anda butuhkan hanyalah permukaan datar seperti meja guna bermain dalam mode AR-only.

Lego AR Playgrounds saat ini sudah bisa diunduh secara cuma-cuma dari App Store. Lego memastikan bahwa tidak ada satu pun iklan atau opsi in-app purchase pada aplikasi. Masuk akal mengingat game ini mendorong kita untuk membeli set Lego demi mendapatkan kepuasan yang maksimal.

Sumber: Lego.

Niantic Bekerja Sama dengan PBB demi Memajukan Turisme Global Lewat Game AR

Niantic resmi meluncurkan game AR barunya belum lama ini, Ingress Prime. Game tersebut boleh dikatakan sebagai remake atas properti pertama Niantic, tapi di saat yang sama Ingress Prime juga menjadi panggung demonstrasi atas usaha besar Niantic mengembangkan Real World Platform besutannya selama ini.

Kita tahu bahwa AR secara umum punya potensi yang sangat luas di luar ranah gaming, dan itu juga berlaku untuk teknologi yang dikerjakan Niantic. Buktinya, United Nations World Tourism Organization (UNWTO) baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan Niantic, dengan tujuan untuk meningkatkan turisme global melalui game AR.

Baik UNWTO maupun Niantic belum membeberkan secara detail mengenai rencananya. UNWTO hanya bilang bahwa teknologi AR besutan Niantic dapat membantu orang-orang jadi lebih terlibat dengan beragam lokasi dan komunitas di berbagai belahan dunia, dan caranya pun sangat bervariasi.

Pokemon GO sejatinya bisa menjadi bukti atas pernyataan UNWTO tersebut. Game itu terbukti mampu menggerakkan jutaan orang untuk mengeksplorasi lokasi-lokasi baru, dan di sana mereka juga membangun komunitas dengan skala amat besar.

Kolaborasi dengan Niantic ini merupakan salah satu dari agenda kampanye Travel.Enjoy.Respect yang dicanangkan UNWTO. Pihak Niantic sendiri bilang bahwa mereka berencana menciptakan “petualangan baru” bersama UNWTO untuk meningkatkan kesadaran akan misi mereka dalam memajukan ekosistem turisme.

Sumber: Niantic dan UNWTO via VRFocus.

Niantic Luncurkan Game AR Baru, Ingress Prime

Niantic punya game augmented reality baru. Judulnya Ingress Prime, dan sama seperti Pokemon Go, game ini juga bakal mengajak para pemainnya untuk berdiri, keluar rumah, berkeliling dan bertatap muka dengan pemain lain.

Secara teknis, Ingress Prime sebenarnya bukanlah sebuah IP (intellectual property) baru, melainkan remake dari game pertama Niantic, Ingress. Ingress diluncurkan di tahun 2012, jauh sebelum pengguna smartphone mengenal istilah AR seperti sekarang.

Ingress Prime di sisi lain benar-benar memaksimalkan perkembangan pesat teknologi AR selama beberapa tahun terakhir. Contoh yang paling gampang adalah, dalam Ingress prime, pemain bisa menempatkan peta 3D dari sebuah lokasi di atas meja makan atau meja ruang tamunya guna mengatur strategi sebelum berkunjung ke tempat tersebut.

Ingress Prime

Konsep permainannya masih sama. Pemain diminta untuk memilih satu dari dua faksi yang ada: The Enlightened yang futurist, dan The Resistance yang konservatif. Kedua faksi pada dasarnya bakal berebut kekuasaan dengan mengamankan portal-portal yang muncul, biasanya di lokasi landmark sungguhan.

Sebelumnya, lokasi portal yang tersedia hanya berjumlah ratusan ribu, tapi sekarang Ingress Prime menawarkan jutaan lokasi yang tersebar di seluruh dunia. Grafis, jalan cerita, semuanya turut diperbarui agar Ingress Prime terasa seperti game modern.

Ingress Prime

Seperti halnya Pokemon Go, Niantic juga berencana menghelat event besar-besaran untuk Ingress Prime. Ada 12 event berskala masif yang sudah direncanakan; tiga untuk kawasan Asia, tiga untuk Eropa, dan tiga sisanya untuk Amerika. Event ini akan dimulai pada 17 November nanti di kota-kota besar seperti Barcelona, Austin maupun Hong Kong.

Ingress Prime bisa dibilang sebagai kulminasi investasi Niantic pada Real World Platform besutannya. Sejumlah perusahaan telah Niantic akuisisi demi mewujudkan visinya ini, yang paling menonjol adalah Escher Reality pada bulan Februari lalu.

Ingress Prime saat ini sudah bisa diunduh secara cuma-cuma dari Google Play maupun App Store.

Sumber: VentureBeat.

Application Information Will Show Up Here

Run an Empire Adalah Game Strategi yang Mengharuskan Anda Berkeringat untuk Menang

Gamer sering kali dikaitkan dengan seseorang yang menghabiskan waktu berjam-jam duduk diam sembari menatap layar. Anggapan itu akhirnya dipatahkan oleh Pokemon Go, yang berhasil membujuk jutaan pemainnya untuk keluar rumah dan berburu Pokemon langka; meskipun pada akhirnya mereka tetap duduk diam, setidaknya mereka duduk di taman kota sambil menghirup udara segar.

Sekarang, ada game lain yang tidak hanya mengajak pemainnya untuk keluar dari kediamannya masing-masing, tapi juga berjalan dan berlari sejauh mungkin. Judulnya Run an Empire, dan ia memang diciptakan buat mereka yang suka berjalan kaki maupun berlari.

Run an Empire

Premis game-nya sendiri tidak jauh berbeda dibanding seri Civilization; bangun kerajaan Anda, lalu perluas teritorinya seiring pergantian zaman. Bedanya, kalau di Civilization gerak-gerik Anda bergantung giliran, di Run an Empire semuanya bergantung pada kemauan Anda untuk berpeluh keringat.

Semakin jauh Anda berjalan atau berlari, semakin luas teritori kerajaan dan semakin banyak uang yang didapat untuk membangun infrastruktur. Gampangnya, Run an Empire masih harus dimainkan seperti game strategi atau 4X pada umumnya, akan tetapi untuk mengumpulkan resource, Anda sebagai pemain yang harus bekerja sendiri secara fisik.

Agar lebih seru, Anda juga bakal berhadapan dengan pemain lain, sehingga skenario saling serang dan saling berebut teritori dapat terjadi, atau Anda juga bisa saling membantu mengalahkan rival lainnya.

Run an Empire

Run an Empire pertama kali diperkenalkan oleh pengembangnya, Location Games, melalui Kickstarter di tahun 2014. Sejauh ini Location Games mengklaim Run an Empire sudah memiliki sekitar 40.000 pemain. Target mereka adalah menggaet 10 juta pemain di tahun 2019.

Maka dari itu, wajar apabila game ini menganut model bisnis free-to-play. Anda bisa memainkannya benar-benar tanpa biaya dan murni dari hasil keringat Anda, tapi kalau mau, Anda juga bisa mempercepat pembangunan dengan in-app purchase.

Tertarik? Run an Empire saat ini sudah tersedia secara global, baik di iOS maupun Android.

Sumber: Engadget dan Location Games.

Application Information Will Show Up Here

Angry Birds FPS Adalah Bukti Keseruan yang Ditawarkan AR Headset Magic Leap

Magic Leap resmi memasarkan AR headset-nya ke kalangan developer bulan lalu. Seperti biasa untuk produk sejenis ini, versi developer dibutuhkan demi memberi mereka kesempatan mengembangkan konten sebelum produk siap dinikmati publik. Dalam konteks Magic Leap, mereka boleh berbangga sudah menggandeng studio setenar Rovio sebagai salah satu mitranya.

Rovio sendiri tampaknya sudah tidak sabar untuk memamerkan kreasinya buat Magic Leap One. Apa lagi kalau bukan dari franchise Angry Birds? Lebih tepatnya yang berjudul “Angry Birds FPS: First Person Slingshot” – pelesetan cerdas dari istilah genre FPS alias first-person shooter.

Rovio tidak sendirian dalam mengerjakan Angry Birds FPS. Mereka memercayakan tugas ini kepada Resolution Games, developer asal Swedia yang berfokus pada pengembangan game AR dan VR. Yang menarik, ini bukan pertama kalinya tim Resolution Games bereksperimen dengan teknologi mixed reality (MR).

Angry Birds FPS: First Person Slingshot

Sebelumnya, mereka sempat mencoba mengembangkan game untuk Microsoft HoloLens. Namun kita tahu perangkat tersebut punya sejumlah batasan, utamanya field of view yang cukup sempit. Lebih lanjut, tim Resolution Games juga bilang bahwa Angry Birds FPS dapat terwujud berkat kecanggihan teknologi positional tracking yang ditawarkan Magic Leap.

Klaim tersebut sepertinya dapat dipertanggungjawabkan. Dari video demonstrasi gameplay Angry Birds FPS di bawah, kita bisa melihat pergerakan katapel yang cukup presisi, yang diwakilkan oleh motion controller 6DoF milik Magic Leap. Bisa kita lihat juga bahwa cara bermainnya tidak berubah dari Angry Birds orisinal, masih mengharuskan kita membasmi para babi yang bersembunyi di atas struktur-struktur tinggi.

Angry Birds FPS: First Person Slingshot

Perbedaannya tentu saja bangunan-bangunan tersebut berdiri di atas meja tamu atau meja makan yang ada di hadapan pemain. Di sini sekali lagi kita juga bisa menyimak keakuratan kinerja tracking Magic Leap, tepatnya ketika bangunannya roboh dan hancur berkeping-keping saat jatuh ke permukaan meja.

Namun bagian terpentingnya, Angry Birds FPS bukanlah sebatas konten demo. Rovio dan Resolution Games siap merilisnya dalam waktu dekat walaupun hardware Magic Leap One sendiri belum bisa dibeli secara luas. Terlepas dari itu, setidaknya keraguan kita akan keseruan yang ditawarkan Magic Leap bisa berkurang setelah melihat game super-asyik ini.

Sumber: TechCrunch dan Rovio.