198X Ialah Perpaduan Unik dari 5 Game ‘Retro’ 80-an

Meski kita telah sampai di sebuah era di mana game bergrafis cantik dengan gameplay adiktif bisa ditemukan di tiap tikungan, pesona permainan-permainan lawas tetap tidak tergantikan. Bagi gamer veteran, grafis pixelated serta musik 8-bit punya daya tarik tersendiri dan merupakan alasan mengapa ada banyak konsumen memburu NES Classic Edition serta mencintai retrogaming.

Tingginya minat gamer terhadap permainan retro direspons oleh para produsen hardware dan developer dengan sigap. Saat ini tidak sulit menemukan game indie populer bergaya ‘jadul’, misalnya Terraria, Stardew Valley, Hotline Miami, hingga Into the Breach. Tim Hi-Bit Studios Stockholm juga punya ketertarikan tinggi buat menggarap permainan bergaya retro, tetapi mereka memanfaatkan arahan desain yang sangat tidak biasa.

Tim developer asal Stockholm itu memperkenalkan 198X, yaitu game yang menjanjikan satu pengalaman retrogaming lengkap. Di sana, Hi-Bit Studios mencoba menghidangkan lima game arcade dengan genre berbeda: beat ’em up, shoot ’em up, balapan, action side-scrolling, dan role-playing. Semua itu dikemas dalam sebuah kisah yang boleh jadi pernah Anda alami.

198X 1

Sesuai judulnya, 198X mengambil latar belakang tahun 80-an. Permainan ini mengisahkan tentang remaja bernama Kid. Ia hidup di daerah pinggir kota, hidupnya berjalan monoton, hingga suatu saat Kid menemukan dunia baru lewat permainan video di arena arcade. Dan di sanalah developer membubuhkan twist menarik.

198X 2

Lewat tiap game yang dimainkan, gerakan baru yang dipelajari, serta musuh yang dikalahkan, sang protagonis menjadi lebih kuat dan batasan antara realita serta video game jadi kian mengabur. Kelima game arcade 198X terinspirasi dari tema klasik. Saya melihat sensasi Streets of Rage di beat ’em up, R-Type di shoot ’em up, Out Run di permainan racing, Shinobi di ‘ninja game‘, serta Phantasy Star di JRPG.

198X 3

Proyek pengembangan 198X dimulai di musim semi 2017. Statusnya saat ini masih dikerjakan, dibangun menggunakan engine Unity. Hi-Bit Studios berencana untuk melepas 198X di bulan Maret 2019 di empat platform game populer – yakni PC, PlayStation 4, Xbox One dan Nintendo Switch.

Developer juga tengah melangsungkan kampanye pengumpulan dana di Kickstarter. Mereka membutuhkan modal sebesar US$ 56 ribuan agar proses pengerjaan game berjalan lancar.

198X 4

Saya mungkin bisa membayangkan cara Hi-Bit Studios menyajikan kelima ‘permainan’ di 198X, namun saya sangat penasaran pada bagaimana developer menyatukan semua itu menjadi satu tema dan narasi.

198X 5

Nintendo Ungkap 10 Game Indie Terlaris di Console Switch

Dengan meluncurkan Switch, Nintendo akhirnya tak hanya mempersilakan studio-studio third-party papan atas untuk melelepas karya mereka di platform tersebut, tapi juga merangkul developer-developer independen secara lebih antusias. Perhatian perusahaan pada game indie turut diperlihatkan lewat diadakannya acara Nindies Showcase yang terpisah dari presentasi Nintendo Direct.

Dan di ajang Game Developers Conference 2018 minggu ini, perusahaan pemilik franchise Mario, The Legend of Zelda, serta Pokémon itu mengungkapkan sepuluh permainan independen terlaris di console hybrid anyar mereka. Urutannya dinilai dari jumlah kopi yang terjual, dan bukan dari angka pemasukan yang mereka peroleh. Ini dia daftarnya:

 

1. Celeste (Matt Makes Games)

 

2. Enter the Gungeon (Dodge Roll)

 

3. Fast RMX (Shin’en Multimedia)

 

4. Golf Story (Sidebar Games)

 

5. Kamiko (Skipmore)

 

6. NBA Playgrounds (Saber Interactive)

 

7. Overcooked Special Edition (Ghost Town Games)

 

8. Shovel Knight: Treasure Trove (Yacht Club Games)

 

9. Stardew Valley (Chucklefish)

 

10. SteamWorld Dig 2 (Image and Form)

Di kesempatan yang sama, Damon Baker selaku Senior Manager of Publisher & Developer Relations Nintendo America menjabarkan karakteristik para penikmat permainan indie di Switch. Mereka ini merupakan orang-orang yang gemar bernostalgia, dan kebanyakan adalah fans setia franchise-franchise lawas.

Selain itu, dukungan mode multiplayer turut menjadi faktor pendorong utama penjualan. Dengan tersedianya mode ini, para gamer Switch mendapatkan sensasi bermain bersama teman seperti saat menikmati game di PC, hanya saja pengalaman tersebut bisa diakses sewaktu dalam perjalanan. Jenis gamer-nya juga sangat beragam, dari mulai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Dan selain game-game indie yang Nintendo pamerkan di acara Nindies Showcase Spring 2018 beberapa hari lalu, Baker mengonfirmasi bahwa ada tiga judul lagi yang akan hadir di Switch, yaitu Hyper Light Drifter, Nidhogg 2, serta Crashlands.

Di antara 10 permainan indie terlaris di Nintendo Switch ini, tiga merupakan favorit saya, namun saya baru sempat memainkannya di PC. Mereka adalah SteamWorld Dig 2, Stardew Valley dan Celeste.

Via Kotaku dan Games Industry.

Game Alto’s Odyssey Bawa Anda Menikmati Indahnya Gurun Pasir

Anda yang gemar memainkan gamegame kasual di smartphone kemungkinan besar pernah mendengar Alto’s Adventure, game endless runner yang mengisahkan seorang snowboarder yang berambisi mengeksplorasi lingkungan di sekitar rumahnya, menelusuri pegunungan bersalju selama petualangannya. Kurang lebih tiga tahun setelah game tersebut pertama dirilis, sekuelnya akhirnya siap melenggang.

Dalam sekuelnya yang berjudul Alto’s Odyssey ini, pemain tak lagi disambut oleh hamparan salju. Setting lokasinya kini berada di gurun pasir dengan tiga habitat yang berbeda. Namun jangan bayangkan pemandangan di gurun ini terlihat suram dan monoton.

Alto's Odyssey

Pada kenyataannya, grafis poligonal yang begitu indah, dipadu dengan alunan musik yang terkadang bisa membuat bulu kuduk berdiri tetap menjadi andalan di sini. Banyak yang mengaitkan art style-nya dengan seri Monument Valley. Sepintas keduanya memang terlihat mirip, akan tetapi masing-masing punya daya tarik tersendiri yang membuat kita sulit memilih di antaranya.

Dalam Alto’s Odyssey, Anda bakal disuguhi variasi pemandangan yang begitu indah di sepanjang permainan. Kesan indah ini semakin diperkuat dengan adanya sistem pencahayaan yang dinamis serta efek cuaca yang beragam. Contohnya, ketika badai pasir melanda, grafis permainan bakal didominasi siluet.

Alto's Odyssey

Total ada enam karakter yang berbeda yang bisa dibuka di Odyssey, masing-masing dengan atribut dan kemampuannya tersendiri. Mekanisme permainannya masih sama, akan tetapi sang lakon punya sejumlah trik baru, seperti misalnya meluncur di sisi tembok atau melompat di atas balon udara.

Alto’s Odyssey dijadwalkan tiba di App Store pada tanggal 22 Februari nanti, dengan banderol Rp 75 ribu. Mereka yang sudah tidak sabar bisa melakukan pre-order, akan tetapi fitur ini hanya berlaku untuk perangkat yang menjalankan minimum iOS versi 11.2. Sejauh ini belum ada informasi kapan versi Android-nya akan tiba, semoga saja tidak selama Monument Valley 2.

Sumber: Team Alto.

Setelah Masa Pengembangan Selama 4 Tahun, Rust Siap Tinggalkan Early Access

Awalnya didesain sebagai tiruan DayZ serta mengadaptasi elemen-elemen dari Minecraft, Rust terus berevolusi hingga menjadi permainan survival sejati berkat penambahan formula crafting serta digantinya zombi dengan beruang dan serigala. Kreasi Facepunch Studios ini juga memicu kemunculan game-game sejenis dan membantu mempopulerkan genre survival.

Meski versi awalnya mendapatkan respons yang kurang positif akibat begitu banyaknya bug, Rust terjual satu juta kopi hanya dua bulan setelah tersedia di Steam Early Access. Lalu di akhir 2015, ia dibeli oleh tiga juta gamer. Setelah masa pengembangan selama kurang lebih empat tahun ini, desainer Garry Newman mengabarkan kesiapan timnya untuk melangkah ke tahap berikutnya: meninggalkan early access dan melepas Rust versi 1.0.

Menariknya, peluncuran Rust tidak dilakukan secara meriah dan Facepunch Studios tak mau cepat-cepat beralih ke proyek selanjutnya. Mereka berjanji untuk tetap fokus pada ekspansi konten dan akan terus menyempurnakan Rust. Developer juga sudah menyiapkan agenda ke depan: memoles gameplay agar proses belajarnya tidak terlalu sulit, kemudian memperbaiki kecerdasan buatan NPC.

Rust 1

Versi rampung Rst diklaim akan berjalan lebih stabil. Itu berarti, developer tak lagi perlu buru-buru merilis patch atau perbaikan. Frekuensi update mingguan akan diubah menjadi tiap satu bulan. Developer juga punya rencana untuk menyediakan dua versi berbeda: satu merupakan versi stabil dengan update bulanan, dan versi eksperimental buat mencoba hal-hal baru. Anda dipersilakan menikmati semuanya secara berbarengan.

Rust 3

Anda harus memaklumi jika harga Rust 1.0 berbeda dari sewaktu game masih berada di tahap alpha. Facepunch Studios berniat menaikkan harga permainan dari US$ 20 menjadi US$ 35. Di kawasan Indonesia, saat ini akses ke alpha dibanderol Rp 136 ribu. Saya berasumsi angkanya naik ke kisaran Rp 330 ribuan.

Rust akan lepas landas dari Steam Early Access pada tanggal 8 Februari 2018.

Developer tak lupa mengucapkan terima kasih bagi semua orang yang telah perpartisipasi di program early access, terutama gamer yang memberikan masukan dan opini, serta dengan sabar melaporkan bug serta para cheater. Facepunch Studios juga sangat mengapresiasi para pemain yang berkreasi menciptakan skin dan turut merancang mode permainan baru.

rust 2

Satu hal yang menghentikan saya membeli Rust (walaupun Early Access-nya dijajakan sangat murah) adalah ketiadaan kustomisasi karakter. Game ini menyuguhkan penampilan dan gender secara acak, padahal menciptakan karakter dari nol adalah bagian menyenangkan dari permainan berformula sandbox. Itu sebabnya saya lebih menyukai Conan Exiles.

10 Game Indie Terbaik di 2017 yang Sudah Bisa Anda Mainkan

Di era console generasi kedelapan ini, kualitas game indie semakin melesat tinggi hingga mereka jadi sulit dibedakan dari judul-judul ciptaan studio ternama. Istilah indie umumnya berikan pada permainan ‘kecil’ yang dikerjakan oleh tim kecil, tapi saya kurang setuju pada definisi ini, karena status independen menandai kebebasan berkarya tanpa campur tangan pihak ketiga.

2017 merupakan momen pencapaian penting karena beberapa permainan indie yang dirilis di tahun ini sangat cemerlang, hingga mungkin Anda tidak percaya game tersebut sebenarnya tak memperoleh dukungan finansial dari perusahaan ternama. Satu petunjuk kecil yang bisa dijadikan acuan adalah metode perilisan – biasanya dipasarkan secara digital – dan harga yang tak terlalu mahal.

Dan lewat artikel ini, saya mencoba mengumpulkan 10 game independen terbaik di 2017 yang wajib Anda mainkan.

 

The Sexy Brutale

Terlepas dari judulnya, The Sexy Brutale tidak mengangkat tema ‘dewasa’. Permainan menyuguhkan gameplay puzzle, menantang Anda menemukan pelaku pembunuhan di pesta dansa, dengan satu twist unik: pesta tersebut terjebak dalam siklus pengulangan waktu.

 

Cuphead

Cuphead adalah permainan action platformer run and gun yang dikemas dalam visual ala kartun tahun 1930-an. Terlepas dari penampilan lucunya, permainan ini sangat menantang namun juga adiktif. Tak sedikit gamer menyebutnya sebagai versi 2D dari Dark Souls.

 

Nex Machina

Nex Machina dipuji karena berhasil mengemas serunya genre shoot ’em up berperspektif top-down dalam visual platform game current-gen yang cantik. Kabarnya, pengembangan Nex Machina turut dipandu oleh desainer game arcade legendaris, Eugene Jarvis.

 

Little Nightmares

Horor sudah sering menjadi tema utama permainan indie, tapi ada banyak hal yang membuat Little Nightmares istimewa: art direction, penyajian audio, atmosfer permainan, serta keunikannya menghidupkan ketakukan yang boleh jadi pernah Anda rasakan waktu kecil.

 

Pyre

Merupakan perpaduan unik antara action-RPG, permainan sport, dan visual novel karya tim pencipta Bastion dan Transistor. Dalam match, gamer ditantang untuk berpikir cepat dan mengeksekusi keputusan secara tepat agar timnya berhasil mematikan ‘api unggun’ lawan.

 

Night in the Woods

Night in the Woods fokus pada aspek penyajian cerita serta eksplorasi, mengambil latar belakang fantasi yang unik dengan visual 2D menawan. Di sana Anda akan memandu tokoh utama bernama Mae, seekor kucing remaja untuk bertualang di kampung halamannya.

 

What Remains of Edith Finch

Yang membuat What Remains of Edith Finch istimewa adalah komitmen developer Giant Sparrow menitikberatkan perhatian mereka pada aspek narasi. Game menyampaikan cerita lebih efektif dari film, tanpa membuatnya menjemukan seperti ‘walking simulator‘ standar.

 

Hellblade: Senua’s Sacrifice

Setelah menamatkannya, Anda mungkin akan terkagum-kagum ketika tahu bahwa Hellblade hanya dikerjakan oleh tim berisi 20 orang developer. Pujian terbesar boleh kita tujukan pada Melina Juergens, video editor Ninja Throry sekaligus aktris brilian di belakang karakter Senua.

 

Divinity: Original Sin II

Tak hanya menciptakan permainan role-playing yang jauh lebih baik dari pendahulunya, kreasi anyar Larian Studios ini menjadi kandidat terkuat Game of the Year 2017 di PC, juga disebut-sebut sebagai salah satu RPG terbaik sepanjang masa berkat aspek kompleksitas gameplay-nya.

 

PlayerUnknown’s Battlegrounds

Siapa sangka permainan yang masih berada di tahap early access dengan menyuguhkan formula sederhana ini bisa merebut singgasana Dota 2 sebagai juduk favorit jutaan gamer di Steam. Rencananya, versi retail PUBG akan dilepas di bulan Desember 2017.

Baru Saja Meluncur, Road Redemption Ialah Versi Next-Gen Game Road Rash

Ada banyak game yang seharusnya tidak kita mainkan saat kita kecil. Di era saya, Mortal Kombat, GTA dan Fear Effect ialah beberapa contoh judul terlarang. Namun Road Rash berhasil luput dari pengawasan karena tema kekerasan bersembunyi dalam genre balapan motor. Padahal, permainan ini mengekspos perilaku ‘tak baik’ dalam berkendara di jalan raya.

Kini, saya dan Anda semua yang dahulu sempat menikmati Road Rash sembunyi-sembunyi sudah bisa memainkannya secara legal. Kendalanya, game terakhir di seri ini dirilis 14 tahun silam di Game Boy Advance, dan sejak saat itu Electronic Arts tak pernah lagi menggarap penerusnya. Tapi tak perlu bersedih, developer indie Pixel Dash Studios punya jawaban atas rindu Anda pada Road Rash. Permainan tersebut diberi judul Road Redemption, dan ia baru saja dirilis di PC.

Road Redemption mengadopsi hampir semua elemen yang ada di Road Rash: adu balap di kecepatan tinggi sembari mempersilakan Anda menjatuhkan lawan dengan segala cara. Selain mendang dan memukul, Pixel Dash Studios turut menambahkan kemampuan menembak dan menggunakan ranjau. Permainan mengusung formula arcade, memastikan gameplay-nya sederhana dan mudah diakses gamer casual – bayangkan saja versi ekstrem dari Mario Kart.

Road Redemption 1

Tentu saja, Road Redemption telah didukung oleh grafis berstandar modern. Game dibangun dengan memanfaatkan engine Unity, dan didukung efek-efek visual mutakhir untuk memanjakan mata Anda – lens flare, efek debu pada lensa dan lain-lain. Selanjutnya, developer berupaya menyempurnakan pengalaman bermain lewat dukungan audio, digarap agar terdengar meyakinkan dan ‘memuaskan’.

Road Redemption 2

Dan kabar gembiranya lagi, daftar kebutuhan spesifikasi Road Redemption tergolong rendah. Agar game bisa berjalan secara optimal, Anda hanya perlu menyiapkan PC dengan prosesor berkecepatan 2GHz atau lebih, kartu grafis DirectX 9 1GB, RAM 4GB dan storage sebesar 2,5GB saja. Itu artinya, PC desktop atau laptop multimedia kelas menengah tak akan kesulitan menanganinya.

Road Redemption 3

Pixel Dash Studios menjanjikan mode campaign single-player yang ‘sangat besar’. Gameplay-nya bervariasi, beberapa misi hanya meminta Anda menyelesaikan balapan, lalu ada pula misi perampokan hingga assassination. Anda akan mendapatkan bayaran jika berhasil mengerjakan tugas-tugas itu, dan dengan uang tersebut, pemain dapat meng-upgrade karakter, motor dan persenjataan. Selain single-player, game juga dibekali mode multiplayer co-op splitscreen dan online.

Road Redemption bisa Anda beli sekarang di Steam. Di sana, permainan dijajakan di harga yang sangat murah, hanya Rp 136 ribu (saat ini sedang ada diskon 10 persen, turun ke Rp 122.400).

Divinity: Original Sin II Menjadi Game Dengan Review Tertinggi Kedua di Tahun 2017

September 2017 merupakan momen penuh suka cita bagi para penggemar RPG. Satu permaianan yang sangat mereka nanti tak hanya memuaskan, tapi tersuguh melampaui ekspektasi. Kualitas dari game independen berjudul Divinity: Original Sin II itu begitu tinggi dan menjadi buah bibir di kalangan gamer.

Di akhir minggu setelah game dirilis, Divinity: Original SIn II dimainkan lebih dari 85 ribu gamer bersama-sama, dan secara mengejutkan masuk ke daftar lima permainan terbesar di Steam. Kemudian kurang lebih empat hari selepas peluncurannya, developer Larian Studios mengabarkan penjualan game ini via  Steam mendekati angka 500 ribu kopi, belum termasuk versi yang didistribusikan lewat platform lain.

Kini ulasan-ulasan mulai bermunculan, dan hampir semuanya mengungkapkan apresiasi serta skor yang tinggi. Penilaian ‘paling rendah’ disodorkan oleh Trusted Review, mereka ‘hanya’ memberikan skor 80. Di situs-situs agregat review seperti OpenCritic dan Metacritic, nilai rata-rata permainan terus melambung. Dan kemarin, game berhasil menyingkirkan Persona 5 sebagai RPG terbaik di tahun 2017.

Divinity Original Sin II reviews 1

Di dua situs tersebut, Divinity: Original Sin II mencetak skor (sementara) 95 dari 100, berdasarkan rata-rata dari sekitar 30 ulasan. Angka tersebut melampaui nilai yang diraih oleh Persona 5 (93 di Metacritic dan 94 di OpenCritic). Tadinya, Persona 5 merupakan permainan dengan review tertinggi kedua di 2017. Pencapaian luar biasa Original Sin II menempatkan mereka hanya satu poin di belakang The Legend of Zelda: Breath of the Wild, yang menduduki singgasana game berskor terbaik tahun ini.

Divinity Original Sin II reviews 2

Dari mayoritas ulasan tersebut, kata ‘kompleksitas’ berkali-kali muncul, ditujukan baik pada aspek narasi dan pertempuran. Sejumlah media juga tak ragu mengomparasi Divinity: Original Sin II dengan The Witcher 3: Wild Hunt. Sangat menarik, karena penyuguhan kedua game ini betul-betul bertolak belakang: Wild Hunt merepresentasikan RPG modern, dibekali teknologi grafis paling mutakhir dan mengusung elemen action yang kental; sedangkan Original Sin II menyajikan perspektif isometrik, dengan dua gameplay berbeda – real-time saat eksplorasi dan turn-based sewaktu bertempur.

Divinity Original Sin II reviews 3

Memang tetap ada peluang nilai rata-rata Original Sin II kembali turun, apalagi jika sejumlah media mengeluarkan skor di bawah 95. Namun pencapaian tersebut membuktikan bahwa satu karya digital dari studio indie mampu menyaingi, dan bahkan melampaui, kualitas game developer-developer yang memperoleh dukungan finansial dari perusahaan-perusahaan gaming raksasa dunia.

Saya sudah menghabiskan hampir 70 jam buat menikmati Divinity: Original Sin II, dan karena banyaknya hal yang bisa dilakukan, saya belum dapat melihat ujung petulangan ini. Saya sempat menulis impresi bermain Original Sin II, dan terkesima oleh kebebasan yang diberikannya.

Divinity: Original Sin II bisa Anda beli di Steam seharga Rp 336 ribu.

Para Developer Indie Legendaris Berkolaborasi Menggarap UFO 50, Sebuah Antologi Game Bertema Retro

Di era 90-an ketika compact disc menjadi medium distribusi utama permainan video, banyak gamer (termasuk saya) yang memilih bundel karena kita bisa mendapatkan banyak game lewat satu keping CD. Hal tersebut sudah mustahil sekarang karena game modern menuntut storage hingga puluhan gigabyte. Tapi bagi sejumlah developer indie, semangat retrogaming masih belum pudar.

Lima orang developer independen legendaris memutuskan untuk menggarap sebuah hal yang belum pernah dilakukan selama bertahun-tahun. Derek Yu (Spelunky), Eirik Suhrke (Skorpulac), Jon Perry (Time Barons), Paul Hubans (Madhouse), dan Ojiro Fumoto (Downwell) mengumumkan proyek baru mereka, antologi bertajuk UFO 50, yaitu koleksi 50 permainan bertema retro.

UFO 50 menjanjikan pengalaman bermain yang bervariasi, menyuguhkan gameplay single-player serta multiplayer dalam berbagai genre – dari mulai puzzle, action, shoot ’em up hingga role-playing. Misi developer adalah mengombinasikan gaya 8-bit dengan aspek gameplay dan desain modern. Permainan-permainan di dalamnya merupakan kreasi baru, namun di sana Anda dapat merasakan sensasi ala Kid Icarus hingga Double Dragon.

ufo50_01

Rata-rata, game-game di UFO 50 berukuran sedikit lebih kecil dari judul-judul 8-bit di tahun 80-an, namun developer menekankan bahwa kontennya tak sekedar microgame ataupun minigame. Butuh waktu ratusan jam untuk menyelesaikan semuanya. Menariknya lagi, semua permainan di sana saling terhubung dan punya benang merah: alkisah, 50 game tersebut dibuat oleh perusahaan paling maju di eranya tapi tak diketahui banyak orang.

ufo50_02

Permainan-permaian di UFO 50 menggunakan palet 32-color sehingga tampil layaknya game lawas sungguhan. Semuanya menyuguhkan gameplay single-player, dan sekitar satu per tiganya dibekali mode multiplayer. Publisher Mossmouth sudah memublikasikan tak kurang dari 15 buah screenshot, masing-masing menunjukkan permainan berbeda, namun mereka belum mengungkap nama-nama judulnya.

ufo50_03

Developer menjelaskan bahwa pengembangan tiap permainan dipimpin oleh seorang director, lalu anggota tim lainnya membantu mengerjakan konten berbeda baik dari sisi programming, art hingga desain.

ufo50_05

UFO 50 rencananya akan dirilis tahun depan di PC, baru setelah itu developer mencoba membawanya ke console. 2018 masih empat bulan lagi, semoga saja kita tak perlu menunggu terlalu lama. Saya pribadi berharap agar mode multiplayer UFO 50 bisa dinikmati secara offline atau via local area tanpa membutuhkan internet – agar pengalaman retrogaming terasa lebih otentik.

Mossmouth juga belum memberi tahu harga dari bundel UFO 50 ini, tapi pengembang berjanji untuk menjajakannya di harga yang terjangkau.

Sumber: 50games.fun.

Simak Trailer-Trailer Game Indie Switch yang Nintendo Pamerkan di Nindies Showcase

Dalam presentasi yang dilangsungkan kemarin, Nintendo fokus membahas dukungan game-game independen di console hybrid Switch. Di sana sang perusahaan hiburan asal Jepang menyingkap banyak sekali judul-judul menarik, di antaranya ada Runner 3, SteamWorld Dig 2, serta penerus spiritual Retro City Rampage berjudul Shakedown Hawaii. Selain itu, Nintendo juga memamerkan Wargroove sampai Blaster Master Zero.

Tak sempat menyaksikan acara Nindies Showcase? Jangan sedih, di bawah ini Anda bisa menyimak trailer-trailer permainan indie baru yang telah Nintendo siapkan buat Switch.

Runner 3

Choice Provisions

Steam World Dig 2

Image & Form Games

Blaster Master Zero

Inti Creates

Pocket Rumble

Chucklefish Games & Cardboard Robot Games

Flipping Death

Zoink Games

Mr. Shifty

TinyBuild & Team Shifty

Shakedown Hawaii

vBlank

Graceful Explosion Machine

Vertex Pop

Tumbleseed

Aeiowu

Kingdom: Two Crowns

Raw Fury & Noio

Dandara

Raw Fury & Long Hat House

Shovel Knight: Specter of Torment

Yacht Club Games

Rogue Trooper Redux

Rebellion & TickTock Games

Celeste

Matt Thorson

Fast RMX

Shin’en

Snake Pass

Sumo Digital

Trailer untuk game seperti Wargroove (Chucklefish Games), Stardew Valley versi Switch (Chucklefish Games & ConcernedApe), Overcooked: Special Edition (Team 17 & Ghost Town Games), The Escapists 2 (Team 17 & Mouldy Toof), serta Gonner (Raw Fury & Art in Heart) tampaknya belum diunggah secara terpisah di YouTube, namun mereka semua turut dipresentasikan dalam Nindies Showcase. Rekaman acaranya bisa Anda tonton di bawah:

Sajikan Konsep Unik, Game Close Your Gunakan Kedipan Mata Sebagai Input

Berkat faktor interaksi, video game diakui sebagai medium penyampaian cerita yang jauh lebih canggih dari film. Hingga kini, developer besar maupun indie terus melakukan eksperimen berbekal beragam teknologi baru – satu contohnya ialah VR. Menariknya, desainer game William Hellwarth malah memutuskan buat menggunakan fitur yang sudah banyak tersedia.

Seberapa sering Anda memakai webcam? Alat kecil ini seringkali terlupakan hingga Anda mengaktifkannya saat ingin melakukan video call. Kabar baiknya, sebentar lagi peran webcam akan berubah dari sekedar pelengkap menjadi input, berkat kreasi anyar Hellwarth. Sang programer memperkenalkan Close Your, permainan pertama yang mampu mendeteksi kedipan mata lewat webcam.

Close Your 2

Close Your dirancang sebagai cerita pendek interaktif, mengisahkan perjalanan hidup sang karakter dari hari kelahiran, masa-masa penting, sampai waktu ia meninggal. Konsep dasarnya memang sederhana, tapi ada satu pembeda antara Close Your dan interactive drama lainnya: adegan tersebut dapat berlangsung selama mata Anda tetap terbuka. Berkedip, dan pemain segera dibawa ke adegan selanjutnya.

Permainan memanfaatkan webcam buat melacak gerakan mata secara real-time. Kedipan mata akan mengaktifkan fungsi fast forward. Uniknya lagi, Close Your menitikberatkan aspek random, sehingga kita tidak pernah tahu apakah episode selanjutnya terjadi lima detik atau lima tahun dari saat Anda memejamkan mata. Dan formula ini jadi lebih masuk akal setelah Anda mengetahui tema serta latar belakang cerita Close Your.

Close Your 1

Close Your fokus pada seorang tokoh yang berada di ujung hidupnya. Tabrakan maut tidak bisa terelakkan, namun di momen tersebut, waktu seolah-oleh berhenti. Ketika membuka mata, Anda berhadapan langsung dengan sang Kematian. Ia memberikan pemain satu kesempatan lagi untuk mengunjungi Bumi: sewaktu belajar berjalan, menghadapi masalah di sekolah dan kebosanan di tempat kerja, bertemu pasangan hidup Anda, membesarkan anak, bertengkar dengan orang tua, dan selanjutnya menyaksikan pemakaman mereka.

Close Your 3

Berkedip tidak bisa dihindari dan hal ini menciptakan ketegangan. Close Your menyajikan narasi bercabang-cabang, semuanya tergantung dari tindakan pemain, tetapi game tidak memberikan pilihan jelas. Contoh skenarionya: apakah Anda akan mendengarkan candaan rekan kerja atau mengabaikannya? Close Your memonitor keputusan pemain sembari menyajikan kisahnya secara dinamis.

Saat ini Close Your masih dalam tahap pengembangan. Rencananya, game baru akan meluncur di PC melalui Steam pada bulan Februari 2017.

Sumber: Kickstarter.