Menentukan Masa Depan Industri Game Indonesia

Industri game di Indonesia masih memiliki peluang untuk menguasai pasar sendiri yang terlanjur terkepung pemain dari luar negeri. Mengacu pada hasil riset yang dipublikasi Newzoon dan Kominfo di 2016, industri game Indonesia tumbuh 86,92% menjadi US$600 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun 2014, nilainya baru mencapai US$180 juta.

Hanya saja dari porsi tersebut yang bisa dinikmati pengembang lokal kurang lebih berkisar 10% saja atau sekitar US$60 juta. Sisanya dikuasai pemain asing.

Masih kecilnya porsi pengembang lokal terjadi karena masih adanya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan seluruh stakeholder. Salah satu tantangannya adalah lemahnya branding dengan minimnya investasi untuk dorong industri game lokal.

Gambaran Industri Game di Indonesia pada 2015 / Newzoo
Gambaran Industri Game di Indonesia pada 2015 / Newzoo

Cipto Adiguno, Deputi Akses Jaringan dan Permodalan Asosiasi Game Indonesia (AGI), menjelaskan industri game tergolong baru di Indonesia. Branding masih belum kuat untuk bersaing dengan pemain dari luar negeri. Dia menilai branding sangat erat kaitannya dengan investasi karena branding yang lemah berpengaruh pada jumlah investasi untuk industri game saat ini tergolong minim.

“Kita agak susah jual branding game lokal karena industri ini masih baru, karena branding yang belum kuat membuat investor jadi kurang berminat untuk investasi game di sini. Kita tidak bisa branding kalau tidak punya investasi karena tidak bisa buat game yang besar. Di sisi lain, investasi tidak akan datang kalau tidak ada branding. Dua hal ini jadi berkesinambungan,” ucapnya, Kamis (16/3).

Indonesia, sambungnya, belum memiliki branding yang kuat sebagai negara pembuat game, beda halnya dengan Jepang. Indonesia lebih dikenal sebagai negara konsumen, yang akan menggelontorkan uangnya untuk membeli merchandise dari berbagai game luar negeri yang masuk ke Indonesia.

Pilih fokus segmen pengembangan game lokal

Dari sisi asosiasi, lanjut Cipto, pihaknya akan menentukan fokus yang akan dibidik dalam rangka meningkatkan daya saing pengembang lokal. Salah satunya, pertimbangan untuk menentukan segmen industri game Indonesia apakah ingin mengarah ke game untuk smartphone bertipe low end atau game console dan PC. Keputusan ini bakal dibicarakan saat rapat asosiasi esok hari (17/3).

Menurutnya, kedua segmen ini sama-sama memiliki peminat di Indonesia, dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Cipto menjelaskan, penetrasi pengguna smartphone di Indonesia dikuasai oleh tipe smartphone low end dengan harga di bawah Rp2 juta. Smartphone tipe tersebut umumnya memiliki keterbatasan memori dan kapasitas maksimal RAM sebesar 2 GB.

Fakta tersebut membuktikan beberapa game lokal seperti Tahu Bulat dan Nasi Goreng cukup diminati masyarakat. Kedua game ini hanya membutuhkan kapasitas memori yang rendah dan konsumsi internet yang terbatas, sehingga bisa digunakan masyarakat di pinggiran kota.

Beda lagi dengan pemain game console dan PC. Penggunanya masih cukup mendominasi, hanya saja produk game untuk jenis ini umumnya masih dikuasai oleh game dari luar negeri.

“Ambil contoh, di Malaysia mereka memilih untuk mendorong perusahaan asing untuk outsource dan menanamkan modalnya ke dalam negeri. Yang terpenting, mereka ingin penggunaan tenaga kerja lokal untuk dipekerjakan, meski produk yang diciptakan tidak dipasarkan di Malaysia. Kami akan tentukan dalam rapat asosiasi, mau tentukan arah mana yang mau diambil untuk memajukan industri game.”

Membuat kegiatan networking game skala internasional

Salah satu upaya lainnya yang dapat dilakukan adalah menggelar lebih banyak acara networking dan konferensi game tingkat internasional yang dapat mempertemukan pemain lokal dengan luar negeri, seperti acara Game Networking Jakarta 2017.

Kali ini, Game Networking Jakarta 2017 dihadiri sejumlah perusahaan besar seperti Square Enix, A Team, Google Play, Pierrot, dan lainnya.

Acara tahunan sudah ketiga kalinya di selenggarakan di Indonesia, jumlah pesertanya pun semakin bertambah. Kegiatan networking seperti ini dapat menjadi pintu antara kedua belah pihak untuk melakukan kesepakatan kerja.

Perusahaan tersebut membuka kesepakatan kerja dengan para pengembang game lokal. Bentuknya kesepakatannya pun bervariasi, ada yang ingin memasarkan produknya ke Jepang atau sebaliknya, perusahaan asing tersebut mencari tenaga outsource untuk dipekerjakan, memberi investasi untuk pengembang lokal yang butuh pendanaan, atau kolaborasi dalam hal pemasaran produk.

“Bentuk deal-nya macam-macam dan rata-rata sifatnya tertutup karena terikat perjanjian. Kegiatan networking ini pada intinya membuka kesempatan pada pengembang lokal bisa berkenalan dengan pemain asing, begitupun dengan pemain asing bisa mengenal lebih banyak pengembang lokal. Mereka bisa dapat sesuatu lewat kegiatan ini,” pungkas Cipto.

Shinri Endo: Indonesian GameDevelopers Have Qualified Human Resources

Nikkei Business Publication, Inc. (NBP) will hold Game Networking Jakarta at the end of this month. TheTokyo Game Show organizer is inviting some of the famous Japanese game publishers like Sega and Konami to attend this event. Why was Jakarta selected as the venue for this event?

DailySocial asked about it to Aspiluki (Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia – Indonesian Association of Telematic Software), NBP’s partner in organizing this event in Indonesia. Shinri Endo, Strategic Business Development of NBP, responded via email.

According to Endo, game developers and startup companies engaged in mobile in Indonesia enjoy triumph because they have plenty and qualified human resources. Currently, when the global market is focusing on mobile gaming and social gaming, major Japanese game developers are seeking to cooperate with Indonesian companies. Cooperation that will be built is expected to be the right choice to accelerate growth for both in the global market.

Continue reading Shinri Endo: Indonesian GameDevelopers Have Qualified Human Resources

Game Netwoking Jakarta, A Chance to Build a Network with Game Publisher from Japan

Nikkei Business Publication, Inc. (NBP), will hold a Game Networking Jakarta. This business matching event will bring together large game publisher and mobile game publisher from Japan with potential business partner candidates from Indonesia.

Game Networking Jakarta event will be held on May 28 at the Grand Hyatt Jakarta. A couple of big game publishers are brought to this event such as GREE, Konami, Sega, One Up, f4samurai, GMOAppsCloud and Aiming. Although GREE is the only one which has confirmed its agenda so far, the event will be a golden opportunity for game developers from Indonesia to meet and build network with big developers from Japan.

The event that will be started at 10.30 AM, will be preceded by a conference by representatives from Sega and Konami with an agenda that has not been announced. After that, GREE, through its Vice President of Business Development Department, Kobayashi Noritaka, will explain the theme of a new social mobile global platform. In the evening, Bullitt Sesariza, founder and CTO of Kark Mobile Education PTE, Ltd as well as Chairman of PT. Logika Interaktif, will be a representative from Indonesia to talk about game industry in Indonesia.

Continue reading Game Netwoking Jakarta, A Chance to Build a Network with Game Publisher from Japan

Shinri Endo: Pengembang Game Indonesia Punya SDM yang Berkualitas

Nikkei Business Publication, Inc. (NBP), akan mengadakan Game Netwoking Jakarta akhir bulan ini. Penyelenggara Tokyo Game Show tersebut menggandeng beberapa publisher game ternama asal Jepang seperti Sega dan Konami untuk mengikuti acara ini. Kenapa Jakarta yang terpilih untuk mengadakan event ini?

DailySocial menanyakan hal tersebut kepada Aspiluki (Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia), partner NBP dalam menyelenggarakan acara ini di Indonesia. Jawaban diterima dari Shinri Endo, Strategic Business Development NBP, melalui email.

Menurut Shinri Endo, pengembang game dan perusahaan startup yang bergerak di bidang mobile di Indonesia menikmati kejayaan salah satunya karena mempunyai sumber daya manusia yang banyak dan berkualitas. Saat ini, ketika pasar game global berfokus pada game mobile dan game sosial, perusahaan game besar Jepang menjadikan perusahaan Indonesia sebagai target untuk bekerja sama. Kerja sama yang akan dibangun diharapkan menjadi pilihan tepat untuk mempercepat pertumbuhan bagi keduanya di pasar global.

Continue reading Shinri Endo: Pengembang Game Indonesia Punya SDM yang Berkualitas