Gaming Headset Logitech G533 Padukan Performa Kelas Audiophile dan Konektivitas Wireless

Gaming headset identik dengan suara surround dan mikrofon yang jernih. Akan tetapi faktor kenyamanan sebenarnya tidak boleh dilupakan, dan salah satu caranya adalah dengan memangkas kabel dan menyematkan konektivitas wireless. Ketika semua itu dipadukan, terciptalah gaming headset yang ideal, seperti garapan terbaru Logitech berikut ini.

Logitech G533 namanya, dan ia tengah dipamerkan di hadapan pengunjung CES 2017. Desainnya tipikal gaming headset, dengan earcup berukuran besar yang akan membungkus daun telinga secara menyeluruh.

Aspek ergonomi sangat diperhatikan oleh Logitech. Selain memiliki bobot yang ringan di angka 350 gram, bantalan dengan permukaan jaring-jaring dimaksudkan supaya telinga tidak panas meski digunakan dalam sesi yang panjang.

Bobot ringan, earcup besar dan bantalan jaring-jaring memastikan headset tetap nyaman digunakan dalam waktu yang lama / Logitech
Bobot ringan, earcup besar dan bantalan jaring-jaring memastikan headset tetap nyaman digunakan dalam waktu yang lama / Logitech

Headset dibekali dengan driver yang diklaim punya kinerja setara headphone kelas audiophile; suara di frekuensi tinggi dan rendah dapat direproduksi secara jernih dan minim distorsi. Teknologi surround 7.1 DTS Headphone X memastikan sesi gaming yang optimal, dimana pemain bisa mendengarkan suara sesuai arah asalnya, dengan volume yang menyesuaikan jaraknya – semakin dekat musuh berada, semakin keras suara derap kakinya.

Ketujuh channel audio ini bisa diatur volumenya secara terpisah, memberikan kustomisasi yang kian lengkap bagi para pengguna. Terkait konektivitas, G533 diklaim sanggup beroperasi dari jarak sejauh 15 meter dan dipastikan tidak ada jeda sedikitpun antara audio dan game maupun film.

Lipat mic-nya ke atas, maka audio keluar akan otomatis di-mute / Logitech
Lipat mic-nya ke atas, maka audio keluar akan otomatis di-mute / Logitech

Mikrofon milik G533 dapat dilipat ke atas ketika tidak digunakan, dan saat dalam posisi ini, output audio akan otomatis di-mute. Kenop volume beserta tombol kontrol terletak di earcup sebelah kiri. Menariknya, tombol ini bisa diprogram untuk berbagai fungsi, semisal untuk mute manual atau untuk play/pause.

Terakhir, atribut unggulan Logitech G533 adalah daya tahan baterainya, yang diyakini mencapai waktu 15 jam dalam satu kali charge. Headset ini rencananya akan segera dipasarkan bulan ini juga seharga $150.

Sumber: VentureBeat dan Logitech.

Beyerdynamic Siapkan Earphone Premium dan Sepasang Gaming Headset Baru untuk CES 2017

Beyerdynamic, salah satu perusahaan perangkat audio tertua di dunia, sedang menyiapkan tiga produk baru untuk tampil di ajang CES 2017 pada awal Januari mendatang. Dua di antaranya merupakan gaming headset, sedangkan satu lagi adalah earphone super-premium.

Xelento Remote

Xelento Remote pada dasarnya merupakan versi mini dari lini headphone over-ear Beyerdynamic yang mengadopsi driver berteknologi Tesla. Beyerdynamic sejatinya mengklaim reproduksi suara yang dihasilkan earphone ini sangat akurat sekaligus netral, dan di saat yang sama juga sangat mendetail.

Label “Remote* mengindikasikan kalau remote control memegang peranan besar pada Xelento, dimana pengguna dapat mengatur volume, mengontrol playback sekaligus menerima atau menolak panggilan telepon menggunakan remote control-nya. Xelento juga datang bersama kabel standar bagi mereka yang enggan memperlakukannya sebagai headset.

Secara fisik, masing-masing earpiece-nya dibungkus oleh tiga lapis material logam guna memberikan proteksi ekstra. Kabelnya pun telah dilapisi Kevlar, bahan yang kerap dipakai pada rompi anti-peluru. Semua ini digarap dengan tangan, sehingga tidak kaget apabila banderol harganya mencapai angka 1.000 euro. Pemasarannya akan dimulai pada Februari 2017.

MMX 300 2nd Generation

Beyerdynamic MMX 300 2nd Generation / Beyerdynamic
Beyerdynamic MMX 300 2nd Generation / Beyerdynamic

Melihat popularitas MMX 300 di kalangan gamer, Beyerdynamic memutuskan untuk merilis versi penerusnya. Yang baru kali ini bukan hanya desain serba hitamnya, tapi juga kabel yang dapat dilepas-pasang dengan sangat mudah. Begitu mudahnya, kabel ini akan langsung terlepas dari headset ketika seseorang tidak sengaja tersandung, dan headset pun juga tidak akan lepas dari kepala begitu saja.

Konstruksinya mengadaptasikan desain yang Beyerdynamic pakai untuk merancang headset milik pilot. Keuntungannya, MMX300 2nd Gen ini dapat memblokir suara hingga 18 desibel tanpa bantuan fitur noise cancelling atau semacamnya. Di saat yang sama, reproduksi suaranya juga dipastikan cukup mendetail dan dapat mengakomodasi kebutuhan mayoritas gamer.

Sama seperti Xelento, MMX 300 2nd Generation ini juga akan dipasarkan mulai Februari 2017 seharga 300 euro.

Custom Game

Beyerdynamic Custom Game / Beyerdynamic
Beyerdynamic Custom Game / Beyerdynamic

Selama beberapa tahun terakhir, Beyerdynamic telah menawarkan sejumlah headphone dari lini Custom, dengan fokus pada kustomisasi. Lini tersebut kini kedatangan anggota baru untuk segmen gaming, yakni Custom Game.

Hampir semua komponennya bisa dilepas-pasang dan dikustomisasi, mulai dari ear pad, headband sampai penutup ear cup-nya. Beragam pola desain dan warna dapat dipilih konsumen guna mendapatkan wujud ekspresif sesuai keinginannya masing-masing.

Fitur unik lain dari Custom Game adalah sebuah slider untuk menyesuaikan karakter suara dan intensitas bass yang dihasilkan. Terdapat empat profil yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan, yang secara langsung juga berdampak pada isolasi suara luar.

Peminatnya dapat membeli Custom Game mulai Februari 2017 mendatang seharga 199 euro.

Sumber: 1, 2, 3, 4.

Pakai Headset Booster One, Maka Anda Bisa Mengendalikan Game dengan Gerakan Kepala

Apa saja kriteria Anda untuk sebuah gaming headset berkualitas? Nyaman dipakai dalam durasi lama? Kualitas suara surround yang baik? Mikrofon yang dapat menyajikan suara dengan jernih? Apapun yang Anda prioritaskan, headset bernama Booster One ini akan mengubah pandangan Anda akan sebuah gaming headset.

Hal ini disebabkan oleh kemampuan Booster One untuk merangkap tugas sebagai controller tambahan. Ya, selain menggunakan keyboard dan mouse, Anda juga bisa mengendalikan sejumlah aspek dalam permainan menggunakan headset ini, dan caranya hanyalah sesederhana menggerakkan kepala.

Rahasianya terletak pada integrasi accelerometer dan gyroscope dalam Booster One yang memungkinkan headset untuk membaca gerakan kepala pengguna. Contoh penggunaannya, misal dalam game Dota 2, Anda bisa menggerakkan kepala ke atas, bawah, kiri atau kanan untuk menggeser tampilan layar alias scrolling.  Berikut demonstrasi yang dilakukan oleh atlet Dota profesional, XBOCT.

Di game FPS seperti CS:GO, pengguna dapat menolehkan kepalanya sedikit ke kanan untuk mengganti senjata, atau ke kiri untuk reload. Semuanya bisa diatur melalui software pendamping Booster One, dimana pengguna bisa dengan mudah mengaktifkan profil yang berbeda untuk tiap-tiap game.

Booster One datang bersama sebuah control unit sekaligus mikrofon noise cancelling yang bisa digunakan untuk mengatur volume, warna cahaya LED maupun sensitivitas gyroscope pada Booster One. Mengingat koneksinya mengandalkan kabel, pihak pengembang Booster One mengklaim tidak akan ada delay dalam membaca gerakan kepala pengguna dan menerjemahkannya sebagai input dalam game.

Selebihnya, Booster One merupakan gaming headset dengan desain serba aluminium yang cukup ergonomis. Headband-nya yang terbuat dari stainless steel mengadopsi gaya split yang bisa disesuaikan untuk mengakomodasi berbagai ukuran dan bentuk kepala sekaligus meningkatkan kenyamanan pengguna.

Booster One saat ini ditawarkan melalui kampanye crowdfunding di Kickstarter seharga $199 selama masa early bird – harga retail-nya $359. Tahap produksi diperkirakan akan dimulai pada bulan Desember, dan harapannya produk dapat didistribusikan kepada konsumen mulai Agustus 2017.

Steelseries Luncurkan Lini Gaming Headset Baru, Arctis

Sukses dengan lini Siberia selama beberapa tahun, Steelseries kini memperkenalkan lini gaming headset baru bernama Arctis. Lewat Arctis, Steelseries sejatinya ingin memadukan faktor kualitas suara dan kenyamanan dengan elemen desain yang stylish.

Steelseries Arctis hadir dalam tiga model: Arctis 3, Arctis 5 dan Arctis 7. Ketiganya memiliki desain yang serupa, dengan tali pengencang pada bagian headband yang terinspirasi oleh ski goggles. Khusus untuk Arctis 5, sisi luar earcup-nya disertai LED yang bisa diubah-ubah warnanya.

Steelseries mengaku juga banyak terinspirasi dengan industri pakaian dalam merancang Arctis. Terbukti dari penggunaan material kain breathable sebagai penutup bantalan telinganya. Harapannya, pengguna bisa lebih betah berlama-lama bermain ketimbang memakai headset dengan material kulit atau velour.

Steelseries Arctis memakai bahan kain breathable untuk memberikan tingkat kenyamanan yang optimal / Steelseries
Steelseries Arctis memakai bahan kain breathable untuk memberikan tingkat kenyamanan yang optimal / Steelseries

Kendati lebih memperhatikan desain, kualitas suara bagi Steelseries tetap nomor satu. Berbekal unit driver yang sama persis seperti yang terdapat pada headset buatan Steelseries seharga $300, ketiga model sanggup menyajikan suara surround 7.1. Akan tetapi khusus untuk Arctis 5 dan Arctis 7, hadir teknologi DTS Headphone X sebagai ‘bumbu penyedap’.

Masing-masing model Arctis dilengkapi mikrofon istimewa bertajuk ClearCast. Tidak seperti yang terdapat di gaming headset pada umumnya, mikrofon ini bi-directional, sehingga ia sanggup merekam percakapan pengguna dengan jernih selagi memblokir suara lain di sekitar yang mengganggu. Saat voice chat tidak dibutuhkan, mikrofon tinggal ditarik masuk dan Arctis bisa dipakai seperti headphone standar.

Arctis 3 ditawarkan seharga $80, sedangkan Arctis 5 yang berbekal pencahayaan RGB, konektor USB dan fitur ChatMix Control – mode untuk berfokus pada audio game atau voice chat – dijajakan seharga $100.

Arctis 7 di posisi paling atas dibanderol $150. Selain turut mengemas konektor USB, model ini juga bisa digunakan secara wireless dengan jangkauan 12 meter dan daya tahan baterai hingga 15 jam nonstop.

Sumber: Steelseries.

Sennheiser PC 373D Manjakan Gamer dengan Surround Sound dan Mikrofon Noise Cancelling

Dalam sebuah permainan tim, komunikasi merupakan salah satu faktor yang perlu diprioritaskan. Itulah mengapa tidak sedikit gamer yang sangat pilih-pilih soal gaming headset, terutama mereka yang kerap terlibat dalam turnamen esport profesional.

Sesi gaming casual saja sebenarnya juga memerlukan komunikasi, khususnya dalam game macam Overwatch yang banyak mengandalkan kerja sama tim. Kalau Anda tengah mengincar gaming headset anyar, Sennheiser punya salah satu kandidatnya.

Spesialis audio asal Jerman tersebut baru saja mengumumkan Sennheiser PC 373D, sebuah gaming headset kelas flagship yang menyimpan sejumlah fitur menarik. Utamanya adalah teknologi Dolby Surround Sound 7.1 dan mikrofon noise cancelling.

PC 373D datang bersama sebuah Surround Doungle sehingga pengguna bisa berganti mode antara surround dan stereo dengan menekan satu tombol saja. Terkait noise cancelling, Sennheiser telah menerapkan algoritma khusus untuk memastikan suara pengguna terdengar jelas tanpa diganggu background noise.

Kombinasi warna hitam dan merah sudah sangat melekat dengan aura gaming / Sennheiser
Kombinasi warna hitam dan merah sudah sangat melekat dengan aura gaming / Sennheiser

Desainnya bersifat open-backed, yang berarti suara yang dihasilkan akan sedikit bocor dan dapat terdengar orang lain di satu ruangan yang sama. Pun begitu, desain open-backed ini juga berarti telinga pengguna bisa tetap adem meski telah menjalani sesi gaming yang cukup lama. Mendukung hal tersebut adalah bantalan ear pad besar berbahan velvet yang lembut dan empuk.

PC 373D turut menyimpan fitur ekstra yang tak kalah menarik, seperti misalnya software pendamping yang menawarkan empat mode equalizer: Off alias netral, Music, Esport dan Game. Di samping itu, mic-nya bisa dilipat ke atas dan input suara pun akan otomatis di-mute.

Sennheiser PC 373D akan dipasarkan seharga $260. Pilihan warnanya cuma satu, yakni hitam dengan aksen merah yang merupakan kombinasi umum di ranah gaming gear.

Sumber: The Verge dan Sennheiser.

Audio-Technica Kembali Ramaikan Pasar Gaming dengan Dua Headset Baru

Bicara soal gaming headset, brand yang muncul di benak kita mungkin adalah nama-nama seperti Razer dan Steelseries. Namun apakah hal itu berarti dedengkot perangkat audio sendiri tidak boleh ikut berpartisipasi dan ‘mencuri’ perhatian para gamer?

Gaming ataupun tidak, headset tetap merupakan sebuah perangkat audio. Maka dari itu, wajar apabila pabrikan seperti Sennheiser dan Audio-Technica tak ingin kehilangan kesempatan guna memikat pasar e-sport yang semakin hari semakin berkembang pesat.

Dalam kasus Audio-Technica, perusahaan asal Jepang tersebut sebenarnya sudah mulai memasuki pasar gaming headset sejak tahun 2013 dengan dua produk sekaligus: ATH-AG1 dan ATH-ADG1. Dua tahun berselang, sudah saatnya Audio-Technica memberikan penawaran baru bagi para gamer.

Mereka pun siap memperkenalkan ATH-AG1x dan ATH-ADG1x. Keduanya tidak membawa perubahan drastis, melainkan lebih ke level penyempurnaan di sejumlah aspek berdasarkan pengujian internal dan sejumlah masukan dari konsumen.

Kedua gaming headset anyar ini ditenagai oleh sepasang driver berukuran 53 mm yang dibungkus oleh bantalan earcup yang lebih gemuk. Penggunaan driver baru sudah bisa dipastikan bakal berujung pada peningkatan kualitas suara yang direproduksi.

Mikrofon yang menancap di keduanya juga telah didesain ulang. Ukuran kabelnya kini memanjang menjadi 1,2 meter, serta dilengkapi dengan tombol untuk mengatur volume dan tombol mute. Dalam paket penjualannya, juga tersedia kabel extension berukuran 2 meter yang dilengkapi dua colokan; satu untuk headphone dan satu untuk mic.

Audio-Technica ATH-ADG1x

Buat yang gemar memperhatikan angka, baik ATH-AG1x maupun ADG1x mempunyai respon frekuensi 5 – 35.000 Hz, dengan impedansi masing-masing 50 dan 48 ohm. Belum ada keterangan apakah Audio-Technica juga akan membekali keduanya dengan USB adapter yang berfungsi sebagai DAC (digital to analogue converter) dan amplifier seperti kedua pendahulunya.

Jadi, pada dasarnya kedua headset ini sama persis. Hanya saja, ATH-AG1x mengusung desain closed-back untuk mengisolasi suara dari luar, sedangkan ATH-ADG1x open-back yang berarti suara yang dihasilkan bakal bocor ke mana-mana – tapi sebagai gantinya bakal memberikan kesan immersive yang lebih baik.

Audio Technica ATH-AG1x dan ATH-ADG1x akan mulai dipasarkan pada bulan Desember mendatang. Banderol harga masing-masing diperkirakan berkisar $300.

Sumber: IGN.