Mouse Wireless Corsair Dark Core RGB Pro Diklaim Lebih Responsif Daripada Mouse Berkabel

Problem utama mouse wireless biasanya adalah seputar latency. Untuk penggunaan secara umum, efeknya mungkin tidak begitu terasa, tapi kalau untuk gaming, peran latency sangatlah vital. Di game kompetitif, latency tinggi bisa berujung pada kekalahan karena mouse terlambat merespon reaksi pemain.

Singkat cerita, mouse berkabel masih merupakan pilihan terbaik untuk urusan latency. Namun ternyata Corsair menolak anggapan tersebut. Mereka mengklaim mouse wireless terbarunya, Dark Core RGB Pro, punya latency yang lebih rendah daripada mouse berkabel.

Corsair Dark Core RGB Pro

Prestasi tersebut dicapai menggunakan kombinasi dua hal. Yang pertama adalah teknologi transmisi sinyal Slipstream Wireless bikinan Corsair sendiri. Yang kedua adalah teknologi hyper-polling, dengan polling rate sebesar 2.000 Hz. Keduanya ditandemkan untuk mewujudkan latency yang amat rendah kalau kata Corsair.

Memangnya mouse berkabel masih kurang instan responnya? Buat saya sih tidak, tapi saya juga bukan seorang gamer kompetitif, alih-alih atlet esport. Buat konsumen seperti saya, mouse ini mungkin cuma terasa sama responsifnya seperti mouse berkabel, dan itu sebenarnya sudah merupakan hal yang positif.

Lebih lanjut mengenai performanya, Dark Core RGB Pro mengemas sensor optik PixArt PAW3392 yang menawarkan sensitivitas maksimum 18.000 DPI, dan yang bisa disesuaikan per 1 DPI. Kalau diperlukan, mouse ini juga dapat dipakai via sambungan Bluetooth ataupun kabel USB-C.

Corsair Dark Core RGB Pro

Secara desain, mouse ini nyaris sama seperti pendahulunya, dengan sisi kanan yang bisa dilepas-pasang untuk menyesuaikan dengan preferensi bentuk yang disukai masing-masing pengguna. Jumlah tombolnya ada 8, dan semuanya bisa diprogram sesuai kebutuhan.

Dalam satu kali pengisian, baterai perangkat ini bisa tahan sampai sekitar 50 jam pemakaian. Buat yang mendambakan kenyamanan ekstra, ada varian Dark Core RGB Pro SE yang dibekali dukungan Qi wireless charging, yang juga kompatibel dengan wireless charging mousepad.

Di Amerika Serikat, Corsair Dark Core RGB Pro saat ini sudah dipasarkan seharga $80, sedangkan varian Dark Core RGB Pro SE seharga $90.

Sumber: Corsair.

Corsair Perbarui Mouse Gaming Khusus MOBA-nya

Razer punya Naga, Corsair punya Scimitar. Keduanya merupakan seri mouse gaming yang cukup populer di kalangan pemain MOBA maupun MMO. Alasannya tidak lain dari belasan tombol di sisi kiri yang membuat mereka menyerupai sebuah kalkulator, dan faktor inilah yang justru menjadi pertimbangan utama para konsumennya.

Tiga tahun setelah merilis Scimitar Pro RGB, Corsair kini meluncurkan Scimitar RGB Elite sebagai suksesornya. Seperti yang bisa kita lihat, bentuk dan desain keduanya hampir identik. Saya bilang hampir karena ada sedikit perubahan yang membuat Elite jadi lebih ringan (122 gram) daripada Pro (147 gram), tidak termasuk kabelnya.

Corsair Scimitar RGB Elite

Namun perubahan terbesarnya terletak pada sensor optiknya. Elite mengemas sensor PixArt PMW3391 dengan sensitivitas maksimum 18.000 DPI dan kecepatan tracking hingga 400 inci per detik. Bedanya memang tidak banyak mengingat Pro mengemas sensor 16.000 DPI, namun tetap saja Elite lebih superior di atas kertas.

Juga berbeda adalah switch Omron yang tertanam di balik tombol kiri dan kanannya, yang diklaim lebih tangguh karena bisa tahan sampai 50 juta klik (milik Pro cuma sampai 20 juta klik). Selebihnya, Elite masih mempertahankan segala keunggulan Pro, termasuk tentu saja total 17 tombol yang dapat diprogram sesuai kebutuhan.

Corsair Scimitar RGB Elite

12 tombol sampingnya juga tetap bisa digeser-geser posisinya supaya pengguna bisa mengepaskannya dengan jempol masing-masing. Layout-nya sendiri masih sama persis, dan samping kanannya juga masih dilapisi karet bertekstur kasar yang sangat nyaman dijadikan tempat beristirahat jari manis sekaligus kelingking.

Di Amerika Serikat, Corsair Scimitar RGB Elite saat ini telah dipasarkan seharga $80, sama persis seperti harga jual pendahulunya saat pertama dirilis.

Sumber: PC Gamer.

Razer DeathAdder V2 dan Basilisk V2 Unggulkan Switch Optis Beserta Sensor Focus+ yang Sangat Mumpuni

Razer Viper Ultimate yang dirilis Oktober lalu boleh dibilang merupakan gaming mouse paling inovatif yang pernah Razer buat. Di samping konektivitas wireless generasi baru, mouse tersebut turut mengunggulkan switch tombol bertipe optis dan sensor Razer Focus+ yang sangat mumpuni.

Dua fitur terakhir itu bakal menjadi standar untuk portofolio gaming mouse Razer ke depannya. Sebagai bukti, Razer baru saja menyingkap DeathAdder V2 dan Basilisk V2, dan keduanya sama-sama mengusung pembaruan dalam wujud switch optis beserta sensor Razer Focus+ itu tadi.

Razer Optical Switch / Razer
Razer Optical Switch / Razer

Dibanding switch mekanis, switch optis unggul dalam hal akurasi dan responsivitas karena mengandalkan sinar infra-merah untuk menerjemahkan klik pada tombol menjadi sinyal input. Penjelasan lengkapnya sempat saya bahas ketika Razer pertama menerapkannya pada Viper versi standar.

Mengenai sensor Focus+, Razer dengan bangga menyebutnya sebagai sensor yang paling gesit sekaligus paling presisi yang pernah mereka ciptakan. Secara teknis, sensor ini memiliki sensitivitas maksimum 20.000 DPI, sedangkan kecepatan tracking-nya mencapai angka 650 IPS.

Razer Focus+ Optical Sensor / Razer
Razer Focus+ Optical Sensor / Razer

Terakhir, DeathAdder V2 dan Basilisk V2 turut mengemas kabel Speedflex yang sangat fleksibel. Material khusus yang membalut kabelnya dirancang supaya pergeserannya di atas meja lebih mulus dan tidak menghambat kelincahan tangan pengguna.

Selebihnya, masing-masing mouse masih mempertahankan sekaligus sedikit menyempurnakan fitur khas pendahulunya. DeathAdder V2 misalnya, menawarkan ergonomi yang lebih baik lagi berkat lapisan tahan keringat beserta lapisan karet pada bagian sisinya.

Razer Basilisk V2 / Razer
Razer Basilisk V2 / Razer

Basilisk V2 di sisi lain menawarkan 11 tombol yang bisa diprogram (naik dari 8). Fitur andalan generasi sebelumnya, yakni tombol clutch di sisi kiri dan scroll wheel dengan tingkat resistensi yang adjustable, tentu masih tersedia di sini.

Kedua mouse saat ini sudah dipasarkan secara luas. Razer DeathAdder V2 dihargai $70, sedangkan Basilisk V2 dibanderol $80.


Sumber: Razer.

Gaming Mouse Asus ROG Chakram Dilengkapi Stik Analog Layaknya Sebuah Gamepad

Asus merilis sederet perangkat gaming di CES 2020, namun satu yang menurut saya paling mencuri perhatian adalah ROG Chakram, sebuah mouse serba bisa yang dilengkapi satu inovasi langka, yakni sebuah stik analog kecil di sisi kirinya.

Fungsinya tidak lain dari menggantikan joystick yang biasa terdapat pada gamepad. Kendati demikian, pengguna juga dapat memanfaatkannya sebagai tombol input empat arah yang semua fungsinya dapat diprogram sesuai kebutuhan.

Andai benar-benar tidak dibutuhkan, stik analog itu juga dapat dilepas dan diganti dengan cover penutup. Asus benar-benar memperhatikan aspek kustomisasinya; stik analognya hadir dalam dua ukuran yang berbeda demi menyesuaikan dengan ukuran ibu jari konsumen yang bervariasi.

Asus ROG Chakram

Juga menarik dari ROG Chakram adalah aspek modularnya. Tidak seperti mouse konvensional, kedua tombol utama ROG Chakram terpasang secara magnetis, sehingga pengguna dapat melepasnya dengan mudah. Usai dilepas, mereka juga bisa mengganti switch Omron yang terpasang dengan switch lain yang sejenis.

Lanjut ke bagian telapak tangan, cover penutupnya rupanya juga turut mengandalkan magnet. Lepas cover-nya, maka konsumen akan mendapati dongle USB yang tersimpan dengan rapi di baliknya. Andai latency bukan masalah, pengguna juga bisa menyambungkan ROG Chakram via Bluetooth.

Asus ROG Chakram

Dalam satu kali pengisian, baterai ROG Chakram bisa bertahan selama 48 jam pemakaian (79 jam kalau lampu RGB-nya dimatikan). Dalam mode Bluetooth, daya tahan baterainya mencapai angka 53 jam (100 jam tanpa lampu RGB). Selain menggunakan kabel USB, ROG Chakram juga dapat di-charge di atas Qi wireless charging pad.

Perihal performa, Asus ROG Chakram mengandalkan sensor optik dengan sensitivitas maksimum 16.000 DPI dan akurasi 400 IPS. Bobotnya yang berada di kisaran 122 gram juga dinilai optimal; tidak terlalu berat, tapi juga tidak kelewat ringan. Perangkat ini rencananya akan segera dijual seharga $150.

Sumber: Asus.

Razer Luncurkan Varian Wireless dari Mouse Berpedalnya, Basilisk Ultimate

Razer Viper Ultimate yang dirilis belum lama ini merupakan gaming mouse pertama yang hadir mengusung teknologi wireless rancangan Razer sendiri. Dijuluki Razer HyperSpeed, kecepatan transmisinya diklaim 25% lebih cepat dari teknologi wireless lain, memungkinkan input terbaca secara instan layaknya mouse non-wireless.

Tidak butuh waktu lama bagi HyperSpeed untuk merambah produk-produk lain Razer. Kali ini giliran Razer Basilisk yang kebagian jatah. Basilisk sendiri diluncurkan sekitar dua tahun silam, dan keunikannya terletak pada sejenis pedal (clutch) di samping kiri. Tidak seperti tombol biasa, pedal ini dirancang untuk ditekan dan ditahan, dan fungsinya sendiri bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pengguna.

Razer Basilisk Ultimate

Bagi yang menyukai Basilisk namun mendambakan kepraktisan konektivitas wireless, sekarang ada dua mouse baru sekaligus yang dapat dilirik: Basilisk Ultimate dan Basilisk X HyperSpeed. Basilisk Ultimate adalah varian yang lebih mahal, memprioritaskan performa selagi masih menyajikan kepraktisan dan keunggulan dari Razer HyperSpeed.

Kelebihannya di sektor performa diwujudkan lewat sensor optis Focus+ yang memiliki resolusi 20.000 DPI dan kecepatan tracking 650 IPS (inches per second), persis seperti milik Viper Ultimate. Juga dipinjam dari Viper Ultimate adalah switch optis yang diyakini lebih presisi sekaligus lebih responsif ketimbang switch mekanis.

Total ada 11 tombol yang bisa diprogram sesuai kebutuhan pada Basilisk Ultimate. Dalam sekali pengisian, baterainya cukup untuk menemani sesi gaming hingga 100 jam (tanpa pencahayaan RGB). Selagi di-charge via USB, perangkat pun tetap bisa digunakan tanpa masalah.

Razer Basilisk X HyperSpeed / Razer
Razer Basilisk X HyperSpeed / Razer

Lain halnya dengan Basilisk X HyperSpeed, yang sedikit mengorbankan performa demi ketahanan baterai tiada lawan. Jadi selain konektivitas HyperSpeed via bantuan dongle, varian ini turut dilengkapi konektivitas Bluetooth. Menggunakan Bluetooth, ia bisa digunakan sampai sekitar 450 jam, dan itu hanya mengandalkan satu baterai AA saja.

Yang dikorbankan oleh varian ini adalah sensor Focus+ beserta switch optis itu tadi. Sebagai gantinya, Basilisk X HyperSpeed mengandalkan sensor 16.000 DPI seperti milik DeathAdder Elite, yang sendirinya tidak bisa dibilang jelek. Switch yang digunakan adalah tipe mekanis seperti pada umumnya, dengan ketahanan hingga 50 juta kali klik.

Razer Basilisk X HyperSpeed

Jumlah tombol yang dapat diprogram pada Basilisk X HyperSpeed hanya ada 6, akan tetapi dealbreaker-nya menurut saya adalah tidak adanya pedal khas Basilisk pada varian ini. Juga absen adalah pencahayaan warna-warni, akan tetapi ini juga yang menjadi alasan di balik ketahanan baterainya yang superior.

Bagi yang mengutamakan performa, Razer Basilisk Ultimate saat ini sudah bisa dibeli seharga $170, atau $150 tanpa tambahan aksesori Mouse Dock. Sebaliknya, buat yang lebih mementingkan kenyamanan dan tidak terbiasa mengandalkan pedal uniknya, Basilisk X HyperSpeed dibanderol jauh lebih murah di harga $60.

Sumber: Razer.

Razer Viper Ultimate Padukan Optical Switch yang Inovatif dengan Konektivitas Wireless dan Sensor Baru

Agustus lalu, Razer memperkenalkan Viper, gaming mouse pertamanya yang mengandalkan switch bertipe optis. Dibandingkan switch mekanis standar, switch optis seperti yang dimiliki Viper diyakini jauh lebih presisi sekaligus responsif, dan ini turut didukung juga oleh bobot Viper sendiri yang amat ringan.

Tanpa harus menunggu lama, Razer pun merilis varian wireless dari Viper. Dijuluki Viper Ultimate, konektivitas wireless-nya rupanya bukan sembarangan, melainkan yang dinamai Razer HyperSpeed dan yang diklaim memiliki kecepatan transmisi 25% lebih cepat dari biasanya, sehingga input bisa terbaca secara lebih instan.

Juga menarik adalah fitur Adaptive Frequency Hopping yang memungkinkan perangkat untuk berganti channel frekuensi sendiri, tergantung channel mana yang paling sepi sehingga koneksi bisa terbebas dari lag. HyperSpeed juga diyakini amat efisien; dalam sekali pengisian, Viper Ultimate siap digunakan sampai 70 jam nonstop – tanpa lampu RGB yang menyala.

Razer Viper Ultimate

Di samping konektivitas wireless, Viper Ultimate juga menghadirkan penyempurnaan lain dalam bentuk sensor baru yang lebih mumpuni, yakni Razer Focus+ Optical Sensor. Sensor hasil kolaborasi Razer dengan Pixart ini mengemas resolusi 20.000 DPI dan kecepatan tracking 650 IPS (inches per second), paling tinggi yang ditawarkan Razer sejauh ini.

Fitur Smart Tracking yang terdapat pada sensor tersebut memastikan proses kalibrasi bisa berjalan secara otomatis, sehingga performa mouse di atas beragam jenis permukaan dapat tetap konsisten tanpa mengharuskan pengguna melakukan kalibrasi secara manual.

Razer Viper Ultimate

Secara fisik, Viper Ultimate identik dengan saudaranya yang berkabel. Bentuknya sama-sama ambidextrous, jumlah dan layout tombolnya sama persis, dan bobotnya pun tetap sangat ringan di angka 74 gram. Switch optis yang menjadi andalan Viper biasa tentunya masih dipertahankan di sini, juga dengan klaim ketahanan sampai 70 juta kali klik.

Razer Viper Ultimate saat ini sudah dipasarkan seharga $130. Bundel bersama Razer Mouse Dock juga tersedia seharga $150, padahal Dock-nya kalau dibeli secara terpisah dihargai $50 sendiri.

Sumber: Razer.

Mouse Gaming Wireless Logitech G604 Usung Segudang Pembaruan Dibanding Pendahulunya

Logitech punya mouse gaming wireless baru, G604. Suksesor langsung dari G603 ini membawa sangat banyak perubahan di beragam aspek, dan yang paling kentara adalah desain barunya.

Di mata saya, G603 yang dirilis dua tahun silam mengusung desain ergonomis yang tanggung. G604 menyempurnakannya dengan sebuah ‘sayap’ kecil di sisi kiri. Bentuknya memang berbeda dari milik Logitech MX Master 3, tapi premis yang ditawarkan sama, yakni untuk menjadi tempat bersandar ibu jari pengguna.

Logitech G604

Masih di sebelah kiri, jumlah tombolnya bertambah drastis dari yang cuma sepasang menjadi enam tombol macro pada G604, menjadikannya sangat ideal untuk game MMORPG maupun MOBA. Pada game Dota 2 misalnya, keenam tombol ini bisa diprogram untuk mengaktifkan masing-masing slot item, semuanya tanpa perlu mengandalkan keyboard satu kali pun.

Secara total, ada 15 tombol yang berbeda pada G604 yang semuanya bisa diprogram sesuai kebutuhan. Juga menarik adalah scroll wheel-nya yang bisa berganti mode antara klik-per-klik atau bergulir tanpa henti, sekali lagi mirip seperti fitur unggulan seri MX Master.

Logitech G604

Perihal performa, G604 ditenagai oleh sensor optik HERO 16K, upgrade terhadap sensor HERO generasi pertama yang diperkenalkan oleh pendahulunya. Sensor ini tak hanya menawarkan DPI maksimum hingga 16.000, tapi juga konsumsi energi yang sangat efisien.

Seirit apa? Dengan satu baterai AA saja, G604 dapat beroperasi hingga 240 jam nonstop jika menggunakan konektivitas Lightspeed (wireless berbasis dongle). Kalau yang digunakan adalah konektivitas Bluetooth, baterainya malah bisa tahan sampai 5,5 bulan.

Logitech G604

Konektivitasnya ini bisa diganti dengan satu klik tombol, dan ini berarti pengguna bisa berpindah perangkat dengan cara yang sama, sebab masing-masing tipe koneksinya bisa disambungkan dengan komputer yang berbeda; semisal Lightspeed di PC rumah, dan Bluetooth di laptop pinjaman kantor.

Logitech G604 dijadwalkan tersedia di pasaran global mulai musim semi mendatang. Harga yang dipatok jika merujuk situs resmi Logitech Indonesia adalah Rp 1.549.000.

Sumber: Logitech.

Gaming Mouse Razer Viper Unggulkan Optical Switch yang Inovatif

Mencari sebuah gaming mouse yang sempurna itu sulit, sebab semuanya kembali bergantung pada preferensi masing-masing konsumen. Sebagian mungkin lebih sreg dengan mouse yang dilengkapi sistem manajemen berat, sedangkan sebagian lainnya justru mendambakan mouse dengan bobot seringan mungkin demi mengakomodasi gaya bermainnya.

Razer baru saja menyingkap suguhan anyar untuk tipe konsumen yang kedua ini. Dijuluki Razer Viper, bobot mouse ini hanya berkisar di angka 69 gram, jauh di bawah mouse gaming lain pada umumnya, sehingga pengguna Viper semestinya bisa lebih cepat bereaksi ketimbang pemain lain.

Razer Viper

Bobot yang ringan tentu bukan satu-satunya fitur unggulan mouse berwujud ambidextrous ini. Viper juga menjadi mouse pertama yang mengemas Razer Optical Switch, yang diklaim menawarkan aktuasi hingga tiga kali lebih cepat ketimbang switch mekanis biasa.

Razer menjelaskan bahwa pada mouse tradisional, sinyal input akan dikirim ke komputer setelah switch mekanisnya bersentuhan dengan sebuah pelat logam. Kontak fisik ini seringkali berujung pada beberapa klik ekstra yang tak disadari, namun driver yang tertanam pada mouse cukup pintar untuk mengaktifkan efek debounce delay sehingga komputer membaca hanya ada satu klik yang terjadi.

Masalahnya, debounce delay ini juga kerap menjadi penyebab menurunnya responsivitas. Inilah problem yang hendak dipecahkan oleh Razer Optical Switch. Jadi ketimbang mengandalkan kontak fisik, Razer Optical Switch sepenuhnya mengandalkan sinar infra-merah yang melewati semacam lorong (yang proses buka-tutupnya diatur oleh setiap klik pada tombol) dan langsung mengirimkan sinyal input ke komputer.

Dari kacamata sederhana, Optical Switch yang terdapat pada Viper ini dapat merespon terhadap tekanan jari pengguna secara lebih instan, dengan waktu respon yang diklaim hanya 0,2 milidetik. Durabilitasnya pun tetap terjamin, dengan klaim ketahanan hingga 70 juta kali klik.

Razer Viper

Performa Viper turut didukung pula oleh penggunaan sensor optik 5G, dengan sensitivitas maksimum hingga 16.000 DPI dan kecepatan tracking 450 IPS. Juga menarik adalah kabel braided khusus yang Razer juluki dengan nama Speedflex, yang lebih fleksibel ketimbang kabel braided biasa sehingga tidak mengganggu pergerakan pengguna, terutama saat memakai tingkat DPI kecil.

Razer Viper saat ini sudah dipasarkan seharga $80. Kembali lagi ke pernyataan di awal, Viper pun tidak akan bisa mengakomodasi semua gaya bermain konsumen, dan kalau menurut saya lebih cocok bagi para penggemar game FPS kompetitif macam CS:GO, yang seringkali melibatkan perpaduan DPI kecil dan pergerakan mouse yang lebar sekaligus tiba-tiba.

Sumber: Razer.

Mouse Corsair Nightsword RGB Dapat Mendeteksi Letak Pusat Gravitasinya Sendiri

Salah satu kriteria utama mouse gaming bagi mayoritas konsumen adalah performa yang presisi, diikuti oleh kustomisasi yang melimpah. Namun kalau menurut Corsair, kustomisasi yang melimpah juga dapat dibuat presisi sekaligus, dan itu mereka buktikan lewat mouse gaming terbarunya, Nightsword RGB.

Seperti biasa, kemudahan kustomisasi diwujudkan lewat sistem pemberat yang adjustable. Total ada dua set pemberat yang bisa diisi ke enam slot, memberikan total 120 kombinasi bobot dan keseimbangan yang berbeda.

Corsair Nightsword RGB

Yang tidak biasa adalah bagaimana sistem itu bisa dikalibrasi lebih lanjut lagi berkat bantuan software Corsair iCUE. Di sini iCUE bertugas untuk mendeteksi pemberat yang terpasang dan melaporkan total bobot dari Nightsword, sebelum akhirnya menandai letak pusat gravitasi yang tepat dari mouse tersebut.

Urusan performa, Nightsword mengunggulkan sensor optik beresolusi 18.000 DPI hasil kolaborasi Corsair bersama PixArt. Tidak hanya sangat sensitif, sensitivitasnya pun dapat diubah per satu digit jika memang diperlukan.

Total ada sepuluh tombol yang semuanya programmable pada tubuh ergonomis Nightsword. Tiap-tiap tombolnya pun telah dibekali switch bikinan Omron yang diklaim tahan hingga 50 juta klik. Terkait pencahayaan RGB, Nightsword menawarkan sistem yang dinamis pada empat zona yang berbeda.

Corsair M55 RGB Pro

Bagi pengguna kidal maupun yang lebih suka dengan desain ambidextrous, Corsair juga memiliki penawaran baru dalam bentuk M55 RGB Pro. Desain simetrisnya ini turut dibarengi dimensi yang ringkas, dengan bobot hanya 86 gram.

Performanya pun tidak tertinggal jauh, mengandalkan sensor optik 12.400 DPI, dengan lima preset yang dapat disimpan dan diaktifkan satu per satu via tombol khusus. Total ada delapan tombol yang dimiliki M55, semuanya programmable dan juga ditenagai oleh switch Omron yang sama.

Baik Corsair Nightsword RGB maupun M55 RGB Pro saat ini sudah mulai dipasarkan dengan banderol masing-masing $80 dan $40.

Sumber: Corsair.

Mouse Gaming SteelSeries Rival 650 Wireless Cuma Perlu Di-Charge Selama 15 Menit

SteelSeries Rival 600 yang dirilis bulan Januari lalu membuat gebrakan di kategori mouse gaming dengan sepasang sensor optik; satu menawarkan tracking satu banding satu yang amat presisi, satu lagi bertugas memonitor pergerakan mouse selama terangkat dari permukaan.

Hasilnya adalah sebuah mouse yang sangat ideal untuk para gamer kompetitif. Lalu yang menjadi pertanyaan, apa lagi yang bisa dilakukan SteelSeries untuk semakin menyempurnakan mouse tersebut? Gampang, potong saja kabelnya dan jadikan ia wireless.

SteelSeries Rival 650 Wireless

Maka lahirlah SteelSeries Rival 650 Wireless. Dari bentuknya sudah kelihatan kalau ia merupakan versi tanpa kabel dari Rival 600, dan ternyata spesifikasi yang diusung sama persis, mencakup sistem sensor ganda TrueMove3+ itu tadi.

Namun sebatas wireless saja pastinya kurang ketika ada penawaran yang tak kalah inovatif dari kompetitor, macam Logitech PowerPlay misalnya, yang pada dasarnya merupakan wireless charger untuk mouse. Dalam konteks itu, SteelSeries sudah menyiapkan alternatifnya, yakni fast charging.

SteelSeries Rival 650 Wireless

Selama port USB yang ditancapi mendukung fast charging, Rival 650 bisa di-charge dengan luar biasa cepat. SteelSeries mengklaim 5 menit pengisian mampu memberikan daya baterai yang cukup sampai lebih dari 3 jam pemakaian, sedangkan 15 menit pengisian malah bisa menyuplai daya untuk dipakai sampai lebih dari 10 jam.

Saat terisi penuh, baterainya bisa tahan sampai sekitar 24 jam penggunaan. Ini juga dipengaruhi oleh penggunaan sistem wireless yang efisien, dengan polling rate 1.000 Hz dan latency yang amat minim di angka 1 milidetik.

SteelSeries Rival 710 / SteelSeries
SteelSeries Rival 710 / SteelSeries

Di samping Rival 650, SteelSeries turut mengungkap Rival 710 yang merupakan suksesor dari mouse modular mereka. Rival 710 masih mempertahankan sejumlah keunikan pendahulunya, di antaranya layar OLED kecil di samping kiri dan notifikasi getar.

Yang berubah adalah penggunaan sensor TrueMove3 yang menawarkan tracking satu banding satu, serta switch mekanis yang diklaim tahan hingga 60 juta klik. Selebihnya, Rival 710 masih sama seperti Rival 700.

Keduanya saat ini sudah dipasarkan dengan harga sebagai berikut: Rival 650 Wireless $120 dan Rival 710 $100.

Sumber: SteelSeries.