ASUS Luncurkan Mechanical Keyboard dengan Hot-Swappable Switch dan Programmable Mini LED

ASUS meluncurkan sederet perangkat gaming baru di CES 2022, termasuk halnya sejumlah periferal gaming. Salah satu periferal yang cukup mencuri perhatian adalah sebuah mechanical keyboard bernama ROG Strix Flare II Animate.

Daya tarik utamanya datang dari segi desain. Embel-embel “Animate” pada namanya merujuk pada kemampuannya menampilkan animasi bergerak via 312 mini LED yang tertanam di atas area numpad-nya. Kalau ini terkesan familier, itu karena Anda sudah pernah melihatnya di laptop ROG Zephyrus G14 maupun headset ROG Delta S Animate.

Seperti di kedua perangkat tersebut, deretan mini LED di keyboard ini juga dapat diprogram dengan berbagai macam efek melalui software Armoury Crate. ASUS menamai fiturnya AniMe Matrix, dan ini bisa jadi pendamping yang serasi untuk pencahayaan RGB-nya yang cukup melimpah. Bicara soal RGB, ASUS memastikan bahwa RGB di sisi bawahnya bakal tetap menyala dengan apik meski wrist rest-nya sedang terpasang.

ROG Strix Flare yang dirilis di tahun 2018 mengemas sejumlah elemen desain yang cerdas, dan sekuelnya ini pun juga demikian. Posisi kenop dan tombol multimedianya sekali lagi ditempatkan di sebelah kiri, sehingga pengguna dapat mengaksesnya tanpa harus melepaskan tangan dari mouse (kecuali untuk pengguna yang kidal).

Tidak berhenti sampai di situ saja, ASUS turut membekali ROG Strix Flare II Animate dengan PCB yang hot-swappable. Artinya, mechanical switch di balik setiap tombolnya dapat kita lepas-pasang tanpa harus melibatkan proses solder-menyolder. Jadi kalau tidak suka dengan switch bawaannya (yang merupakan rancangan ASUS sendiri), pengguna tinggal mencabut dan menggantinya dengan switch lainnya.

Fitur-fitur lain ROG Strix Flare II Animate mencakup polling rate 8.000 MHz, USB 2.0 passthrough, keycap berbahan PBT double-shot, serta lapisan foam peredam suara di bagian dasar keyboard.

ASUS berniat menjual keyboard ini seharga $220. Di saat yang sama, ASUS juga bakal menawarkan varian lain dari keyboard ini yang tidak dibekali fitur AniMe Matrix, yang tentu saja dibanderol lebih terjangkau ($180). Sayangnya, selain mengorbankan deretan mini LED yang programmable, varian standar itu rupanya juga tidak dibekali hot-swappable switch.

Sumber: ASUS via The Verge.

IKEA Kini Luncurkan Koleksi Furnitur Gaming

Perusahaan furnitur asal Swedia IKEA akhirnya kini melebarkan sayapnya ke ranah gaming. Terlepas dari kebiasaan para gamer yang menjadikan furnitur IKEA sebagai pilihan untuk membangun set yang minimalis, kini IKEA malah berkolaborasi dengan divisi gaming dari ASUS yaitu Republic of Gamer (ROG).

Direktur Bisnis Global Workspace IKEA, Ewa Rychert percaya bahwa kolaborasi ini akan berhasil karena ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membuat pengalaman gaming dapat diakses oleh lebih banyak gamer.

“Sekarang, kami (IKEA) mengambil langkah pertama untuk masuk ke dalam pasar gaming, dan kami melakukannya dengan menghadirkan produk-produk game yang terjangkau namun tetap memiliki performa tinggi dan solusi lengkap yang kami harapkan dapat merefleksikan kepribadian dan juga selera dari para gamer.” Ujar Rychert.

Kategori furnitur gaming di IKEA. Sumber: IKEA

IKEA bahkan tidak hanya sekadar melabeli produk-produk mereka sebagai produk gaming, namun juga telah melakukan riset selama dua tahun untuk mempelajari kebiasaan para gamer. Perusahaan furnitur terbesar di dunia ini mengirimkan karyawannya untuk datang ke event esports dan bahkan mendatangi kamar para gamer untuk mengetahui perilau para gamer di ruangannya.

Koleksi furnitur gaming ini direncanakan untuk dirilis pada bulan Oktober mendatang tersebut mencakup banyak benda mulai dari meja gaming, kursi gaming, CPU stand, hingga beragam aksesoris unik seperti bantal bertema gaming.

Nantinya, akan ada lebih dari 30 produk yang masuk ke dalam koleksi IKEA x ROG ini. Dan tidak semua barang di dalam koleksi ini adalah produk baru yang dibuat khusus. Produk-produk seperti kursi, meja, dan juga rak merupakan produk lama IKEA yang mendapat sedikit sentuhan warna dan corak baru untuk membuatnya terlihat ‘gaming’.

Image Credit: IKEA

Koleksi gaming IKEA ini juga datang dalam dua warna yaitu hitam-merah yang juga merupakan warna khas dari brand ROG dan warna putih, yang mungkin bagi sebagain besar gamer akan terasa sama dengan furnitur standarnya.

Mayoritas furnitur IKEA x ROG ini juga berfokus kepada para gamer PC. Sehingga bagi para gamer konsol yang mungkin menginginkan sofa gaming atau meja TV gaming dan sejenisnya sepertinya harus bersabar dahulu. Apalagi IKEA juga telah mengatakan bahwa ini hanyalah langkah awal dari mereka untuk masuk ke dalam pasar gaming.

Asus Ungkap Laptop Gaming Pertama dengan Sertifikasi AMD Advantage Edition, Plus Edisi Khusus Alan Walker

Asus Indonesia kembali mendatangkan dua laptop gaming baru, yakni ROG Strix G15 Advantage Edition dan ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition. Meski sama-sama masuk kategori laptop gaming, keduanya memiliki target pasar yang berbeda.

Untuk ROG Strix G15 Advantage Edition, tipe konsumen yang diincar adalah yang mengutamakan performa tanpa kompromi. Sementara untuk ROG Zephyrus G14 AW SE, target pasarnya adalah kreator konten, khususnya mereka yang berfokus di bidang musik.

Spesifikasi Asus ROG Strix G15 Advantage Edition

ROG Strix G15 Advantage Edition mengemas prosesor AMD Ryzen 9 5900HX (8-core, 16-thread) dan GPU AMD Radeon RX 6800M 12 GB GDDR6. Ya, ini adalah laptop ROG pertama yang ditenagai oleh prosesor sekaligus kartu grafis bikinan AMD. Asus bahkan tidak segan menandai kolaborasi tersebut dengan membubuhkan tulisan “IIIR” (ROG, Ryzen, Radeon) dengan aksen warna merah di bodi laptop.

Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 2 x 8 GB, SSD NVMe 1 TB, dan baterai berkapasitas 90 Wh. Layarnya menggunakan panel IPS 15,6 inci dengan resolusi QHD (2560 x 1440 pixel), refresh rate 165 Hz, dan color gamut 100% DCI-P3.

Semua itu dikemas dalam bodi yang ukurannya 7% lebih ringkas ketimbang seri Strix G keluaran tahun 2020. Ukuran layarnya sama persis, tapi dimensinya menciut, sebab rasio layar ke bodinya memang naik menjadi 85%. Laptop ini mempunyai bagian paling tebal 2,72 cm, sedangkan bobotnya berada di kisaran 2,4 kg.

AMD Advantage Edition

Embel-embel “Advantage Edition” di laptop ini mengacu pada design framework baru yang AMD tetapkan. Dijuluki AMD Advantage Edition, ada tiga premis utama yang diangkat: “Amplified Performance”, “Premium Displays”, dan “Built to Game”. Anggap saja AMD Advantage Edition ini seperti Intel Evo, tapi yang dikhususkan untuk kategori laptop gaming.

Dalam acara virtual yang dihelat oleh Asus Indonesia via Zoom, Armawati Cen selaku Business Development Manager AMD menjelaskan secara merinci syarat-syarat apa saja yang harus produsen laptop penuhi agar bisa mendapatkan sertifikasi AMD Advantage Edition ini. “Amplified Performance” mengacu pada penggunaan prosesor Ryzen dan kartu grafis Radeon generasi terbaru.

Kombinasi tersebut penting untuk mewujudkan fitur bernama AMD SmartShift, yang memungkinkan penyesuaian alokasi daya ke CPU dan GPU berdasarkan skenario penggunaan. Jadi semisal pengguna sedang sibuk mengedit video atau kegiatan-kegiatan kreasi konten lainnya, perangkat bakal mengutamakan alokasi daya ke CPU. Sebaliknya, ketika sedang bermain game, yang diutamakan adalah GPU. Hasil akhirnya adalah peningkatan performa sampai sebesar 10%.

Selanjutnya ada fitur AMD Smart Access Memory, yang memungkinkan CPU untuk mengakses penuh VRAM milik GPU. Kebetulan RX 6800M memang mengusung kapasitas VRAM yang amat berlimpah di angka 12 GB.

Beralih ke premis yang kedua, yakni “Premium Displays”, syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut: jenis panel IPS atau OLED, refresh rate minimum 144 Hz di resolusi 1080p, mendukung AMD FreeSync Premium, tingkat kecerahan minimum 300 nit, color gamut 100% SRGB atau 72% NTSC.

Terakhir, “Built to Game” merujuk pada tiga hal: penggunaan SSD NVMe, suhu kurang dari 40° C di area keyboard selama sesi gaming berlangsung, dan daya tahan baterai 10 jam ke atas saat dipakai menonton video.

Pembahasan soal suhu ini menarik, dan Asus pun sama sekali tidak menganggap remeh. Pasalnya, seperti yang kita tahu, performa gahar CPU dan GPU tidak akan ada artinya kalau tidak diimbangi oleh sistem pendingin yang optimal. Di ROG Strix G15 Advantage Edition, sistem pendinginnya mengandalkan vapor chamber ketimbang heat pipe, memungkinkan pembuangan panas yang lebih merata dari semua komponen, bukan cuma dari CPU dan GPU-nya saja.

Desain kipasnya juga telah diperbarui demi meminimalkan turbulensi. Jadi walaupun kecepatan putarannya (RPM) sama dengan model kipas yang lama, aliran udaranya bisa ditingkatkan hingga 17% untuk CPU, dan 20% untuk GPU. Di saat yang sama, suara yang dihasilkan oleh kipasnya justru lebih sedikit lebih senyap.

Asus juga tidak lupa menyelipkan sensor infra-merah di bawah tombol “K” untuk memonitor suhu keyboard secara konstan, sehingga pada akhirnya laptop bisa menyesuaikan distribusi daya dan kinerja sistem pendinginnya secara otomatis. Ingat, AMD mensyaratkan suhu kurang dari 40° C di area keyboard, dan ini dalam posisi laptop-nya sedang menjalankan game, bukan idle.

Mengenai baterai, hasil pengujian internal Asus menunjukkan bahwa ketika dipakai menonton video secara terus-menerus, laptop ini mampu bertahan sampai 12 jam sebelum akhirnya kehabisan daya. Paket penjualannya turut mencakup charger USB-PD dengan output 100 W, jadi pengisian dari 0% – 50% di laptop ini hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit saja.

Spesifikasi dan fitur Asus ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition

Sesuai namanya, ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition ini merupakan hasil kolaborasi Asus bersama DJ blasteran Inggris-Norwegia, Alan Walker. Sebagai model edisi terbatas, desainnya sengaja dibuat berbeda dari Zephyrus G14 versi standar. Deretan LED AniMe Matrix yang terdapat di cover laptop tidak lagi menyala dalam warna putih, melainkan warna biru khas Alan Walker (Spectre Blue).

Saat dibuka, pengguna juga akan berjumpa dengan perpaduan aksen warna yang cukup menarik. Lalu khusus pada tombol “A” dan “W” di keyboard, label tulisannya sudah digantikan oleh logo Alan Walker. Melalui laptop ini, Asus pada dasarnya ingin menunjukkan bahwa brand ROG tak lagi menyasar kalangan gamer saja, tapi juga segmen lifestyle.

Perihal dapur pacu, ROG Zephyrus G14 AW SE mengandalkan prosesor AMD Ryzen 9 5900HS. Sama-sama 8-core dan 16-thread seperti 5900HX tadi, tapi dengan clock speed dan TDP (thermal design power) yang lebih rendah, sehingga lebih irit daya. Untuk kartu grafisnya, Asus memercayakan pada Nvidia GeForce RTX 3050 Ti 4 GB GDDR6. Perlu diingat sekali lagi, laptop ini lebih ditujukan kepada para kreator konten ketimbang gamer.

ROG Zephyrus G14 AW SE hadir membawa RAM 8 GB (plus satu slot SO-DIMM ekstra), SSD NVMe 1 TB, dan baterai 76 Wh. Untuk layarnya, laptop ini duduk satu level lebih tinggi berkat panel IPS 14 inci yang memiliki resolusi 1440p dan refresh rate 120 Hz, sementara Zephyrus G14 standar hanya mengemas resolusi 1080p pada semua variannya.

Layar ini juga memiliki color gamut 100% DCI-P3 sekaligus sertifikasi Pantone Validated, semakin memperkuat posisinya sebagai laptop untuk kreasi konten. Sebagai bagian dari keluarga Zephyrus, portabilitas tentu menjadi kunci. Laptop ini tercatat memiliki tebal bodi 1,99 cm, sementara bobotnya berada di kisaran 1,7 kg.

Namun bagian yang paling mencuri perhatian dari laptop ini justru adalah packaging-nya. Saat membuka boksnya, konsumen bakal menjumpai ROG Zephyrus G14 AW SE dalam sebuah kotak akrilik. Pada permukaan atas kotaknya, tampak grafik yang sepintas kelihatan seperti kombinasi tombol. Benar saja, gambar-gambar kotak, lingkaran, dan segitiga tersebut dicetak menggunakan tinta konduktif, sehingga semuanya bisa berperan sebagai panel sentuh kapasitif.

Jadi dengan menghubungkan kotak ini ke laptop via kabel USB-C, pengguna bisa memperlakukannya bak sebuah mixer DJ, menyentuh tombol-tombolnya untuk menciptakan berbagai efek audio (dan visual) di software bawaan bernama ROG Remix. Jadi tanpa bantuan satu pun alat tambahan, pengguna laptop ini sudah bisa menciptakan musik sendiri.

Harga dan ketersediaan

Di Indonesia, Asus saat ini telah memasarkan ROG Strix G15 Advantage Edition (G513QY) dengan harga resmi Rp33.999.000, sementara ROG Zephyrus G14 Alan Walker Special Edition dijual seharga Rp30.999.000.

Khusus ROG Zephyrus G14 AW SE, paket penjualannya turut mencakup aksesori eksklusif seperti ROG x Alan Walker Baseball Cap, ROG x Alan Walker Socks, dan juga lisensi premium JOOX selama satu tahun (kuota terbatas).

Tren Esports Sponsorship di Asia Tenggara

Industri game di kawasan Asia Tenggara dan Taiwan (GSEA) diperkirakan bernilai US$5 miliar pada 2019. Menurut Niko Partners, pada 2019, jumlah mobile gamers di GSEA mencapai 227 juta orang dan jumlah pemain PC mencapai 154,3 juta orang. Berkembangnya industri game di GSEA juga akan mendorong pertumbuhan industri esports. Alasannya, gamers di GSEA tidak hanya senang bermain game, tapi juga aktif di dunia esports.

Berdasarkan data dari Niko Partners, jumlah penonton di Asia Tenggara mencapai 100 juta orang. Audiens esports di masing-masing negara biasanya dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu populasi dan konektivitas internet. Semakin besar populasi sebuah negara, semakin besar pula jumlah penonton esports di negara itu. Sementara itu, infrastruktur internet yang baik akan mendorong pertumbuhan ekosistem esports di sebuah negara.

Banyaknya jumlah penonton memang bisa menumbuhkan ekosistem competitive gaming. Karena, biasanya, semakin besar jumlah penonton, semakin banyak pula perusahaan yang tertarik untuk menjadi sponsor. Memang, saat ini, sponsorship masih menjadi sumber pemasukan utama di dunia esports. Lalu, bagaimana tren sponsorship di Asia Tenggara?

Industri Endemik Masih Mendominasi Sponsorship untuk Esports

“Perusahaan yang paling sering menjadi sponsor esports adalah perusahaan-perusahaan endemik industri game, seperti produsen komputer, gaming peripherals, maupun ponsel,” kata Darang S. Candra, Director for Southeast Asia Research, Niko Partners ketika ditanya tentang tren esports sponsorship di kawasan Asia Tenggara. Meskipun begitu, perusahaan-perusahaan non-endemik  alias perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan dunia game dan esports pun mulai tertarik untuk mendukung pelaku esports. “Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan non-endemik juga mulai masuk ke sponsorship esports di ASEAN,” ujar Darang. Lebih lanjut dia menjelaskan, perusahaan non-endemik tersebut biasanya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang makanan/minuman, perbankan, dan transportasi.

Yamaha jadi salah satu perusahaan otomotif yang mendukung esports.

Di Indonesia, beberapa perusahaan endemik yang menjadi sponsor esports antara lain Acer Predator, ASUS ROG, Logitech, dan Razer. Mengingat di Indonesia mobile esports sangat populer, beberapa perusahaan smartphone juga aktif menjadi sponsor, seperti Xiaomi dan Samsung. Sementara itu, beberapa perusahaan non-endemik yang ikut aktif di kancah esports lokal adalah Red Bull yang menjadi sponsor dari Bigetron Esports dan ONIC Esports serta Sukro yang mendukung RRQ dan EVOS Esports.

BCA menjadi salah satu bank yang aktif mendukung pelaku esports di Indonesia. Salah satu turnamen esports yang BCA dukung adalah Piala Presiden. Mereka menyebutkan, alasan mengapa mereka tertarik untuk masuk ke komunitas esports adalah karena mereka ingin menggaet hati anak-anak muda, yang memang senang dengan competitive gaming. Contoh bank lain yang mendukung esports adalah BNI, yang belum lama ini menjadi sponsor dari Ladies Series MLBB 2021.

Dari segi nilai sponsorship, perusahaan endemik juga masih unggul. Meskipun begitu, Darang menyebutkan, semakin banyak perusahaan non-endemik yang menjadi sponsor esports. Pandemi COVID-19 menjadi salah satu alasan di balik tren tersebut. Pasalnya, kompetisi esports masih bisa diselenggarakan secara online walau pemerintah melakukan lockdown dan masyarakat disarankan untuk melakukan social distancing. Memang, pada awal tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 baru dimulai, konten esports bahkan dianggap bisa menjadi pengganti dari siaran olahraga. Karena, ada banyak kompetisi olahraga yang harus ditunda atau bahkan dibatalkan.

Vici Gaming yang memenangkan ONE Esports Singapore Major. | Sumber: Talk Esports

Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, Singapura menjadi negara yang menarik esports sponsorship dengan nilai yang paling besar. Menurut Darang, alasannya sederhana, yaitu karena Singapura sering menjadi tuan rumah dari turnamen esports dengan hadiah besar. Salah satu turnamen esports yang diadakan di Singapura belum lama ini adalah ONE Esports Singapore Major 2021, yang menawarkan hadiah sebesar US$500 ribu. Dan pada Mei 2021, Free Fire World Series 2021 Singapore digelar di Marina Bay Sands. Total hadiah dari kompetisi Free Fire itu mencapai US$2 juta.

Apa yang Membuat Ekosistem Esports Asia Tenggara Unik?

Hampir semua negara-negara di Asia Tenggara merupakan negara mobile first. Karena itu, tidak heran jika industri mobile game berkembang pesat di kawasan ASEAN. Alhasil, ekosistem esports yang berkembang pun merupakan ekosistem mobile game. Darang menyebutkan, hal ini juga terlihat pada kontrak esports sponsorship di kawasan Asia Tenggara. Di ASEAN, mobile esports menjadi minat utama para sponsor. Meskipun begitu, Darang menyebutkan, di Asia Tenggara, tidak ada satu game yang mendominasi kontrak sponsorship.

Mobile game tetap menjadi yang paling diminati oleh para sponsor. Beberapa game yang paling banyak mendapatkan sponsor dalam pergelaran turnamen di seantero Asia Tenggara antara lain Free Fire, Arena of Valor, PUBG Mobile, dan Mobile Legends,” ungkap Darang. Ketika ditanya mengapa mobile game populer, dia menjawab, “Pengguna dan penonton mobile esports merupakan segmen terbesar esports di Asia Tenggara. Game ponsel juga mudah diakses, tidak memerlukan spec dan perlengkapan mahal seperti PC dan konsol, serta keberlanjutan turnamen-turnamennya mampu bertahan di kala pandemi. Hal-hal tersebut menjadikan mobile esports sebagai segmen paling populer di Asia Tenggara.”

 

Esports jadi salah satu cabang olahraga bermedali di SEA Games 2019. | Sumber: Esports Observer

Selain populernya mobile game, satu keunikan lain dari ekosistem esports di Asia Tenggara adalah aktifnya pemerintah dalam mengembangkan industri competitive gaming. Buktinya, esports telah dimasukkan dalam beberapa ajang olahraga bergengsi. Misalnya, di Asian Games 2018, esports dinobatkan sebagai cabang olahraga eksibisi. Sementara di SEA Games 2019, esports bahkan menjdi cabang olahraga bermedali. Esports juga akan kembali menjadi bagian dari SEA Games 2021 dan Asian Games 2022. Di Indonesia, esports juga akan menjadi cabang olahraga eksibisi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021. Pemerintah bahkan memilih Lokapala, mobile MOBA buatan developer lokal, menjadi salah satu game yang diadu.

“Satu hal yang unik dan membedakan Asia Tenggara dengan kawasan lain adalah keterlibatan pemerintah sebagai sponsor atau penyelenggara acara esports,” kata Darang. “Sebagai contoh, pemerintah Indonesia melalui PB Esports dan Kemenparekraf, pemerintah Malaysia melalui MDEC, dan pemerintah Singapura melalui SGGA tercatat cukup terlibat dalam penyelenggaraan turnamen esports di negara masing-masing.”

Sumber header: Dot Esports

Jajaran Komponen PC Edisi Khusus ASUS X GUNDAM Series Akan Segera Hadir di Indonesia

Ada orang yang hobi PC building, ada juga yang hobi merakit Gunpla. Dalam beberapa kesempatan, ada juga yang mencoba menggabungkan keduanya, dan apabila Anda termasuk sebagai salah satunya, ASUS Indonesia punya penawaran yang menarik buat Anda.

Mereka baru saja mengumumkan kehadiran jajaran komponen PC edisi khusus ASUS X Gundam Series di tanah air. Seri terbatas yang sudah hadir lebih dulu di Tiongkok pada tahun 2020 kemarin ini nantinya bakal tersedia dalam dua versi: White Version (Gundam Edition) yang terinspirasi oleh RX-78-2 Gundam, dan Red Version (Zaku II Edition) yang terinspirasi oleh MS-06S Char’s Zaku II.

Beberapa komponen PC edisi khusus ASUS X GUNDAM Series yang akan diluncurkan meliputi kartu grafis, motherboard, AIO cooler, PSU, casing, monitor, sampai periferal seperti headset, keyboard, mouse, serta mousepad. Komponen PC edisi khusus ini akan dijual secara terpisah maupun dalam satu set PC siap rakit yang tentunya hanya akan dijual dalam jumlah terbatas.

ASUS X GUNDAM Series / ASUS Indonesia

ASUS Indonesia akan membagi peluncuran ini dalam dua sesi penjualan. Sesi pertama akan dimulai pada bulan Maret, disusul oleh sesi kedua di bulan April. Pada setiap sesi, ASUS akan meluncurkan beberapa jajaran produk komponen PC yang dapat dipesan secara eksklusif melalui ASUS Official Store, serta beberapa mitra resmi yang sudah ditunjuk.

Supaya lebih menarik lagi, ASUS Indonesia juga telah menyiapkan bundel promo action figure Gundam sebagai merchandise pembelian komponen PC edisi khusus ASUS X GUNDAM Series dengan syarat dan ketentuan berlaku. Pembahasan lengkap dari setiap seri yang akan diluncurkan akan diumumkan dalam beberapa waktu mendatang.

ASUS berharap bahwa dengan hadirnya ASUS X GUNDAM Series di Indonesia, mereka dapat memenuhi kebutuhan para penggemar Gundam, khususnya kalangan PC builder enthusiast yang mengedepankan komponen PC dengan inovasi terbaik serta tampil dalam balutan desain yang futuristis.

Asus Umumkan Keyboard dan Mouse Gaming Baru, ROG Claymore II dan ROG Gladius III

Asus meluncurkan sederet perangkat gaming anyar di ajang CES 2021 pekan lalu. Dua di antaranya adalah periferal yang cukup menarik, yakni keyboard ROG Claymore II dan mouse ROG Gladius III.

Kita mulai dari keyboard-nya terlebih dulu. Secara teknis, Claymore II merupakan sebuah keyboard wireless dengan layout TKL alias tenkeyless. Menariknya, ia datang bersama sebuah numpad yang dapat dilepas-pasang dengan mudah, memberikan akses cepat ke tombol-tombol angka, sekaligus empat tombol shortcut yang dapat diprogram beserta sebuah kenop volume.

Wujud modular ini jelas membuatnya sangat fleksibel, persis seperti generasi pertamanya yang dirilis lima tahun silam. Jadi saat sedang bekerja, biarkan saja numpad-nya terpasang, lalu saat waktu bermain sudah tiba, pengguna dapat melepas numpad-nya.

Alternatifnya, modul numpad tersebut juga bisa dipindah ke sebelah kiri keyboard, cocok bagi yang memerlukan sederet tombol macro ekstra selama bermain. Selain numpad, ada pula wrist rest yang dapat dilepas-pasang secara magnetis.

Namun bentuk yang modular belum menceritakan perangkat ini secara lengkap. Inovasi lainnya juga dapat kita temukan di balik masing-masing tombolnya, yakni switch baru bertipe optical. Dibandingkan mechanical switch biasa, optical switch menjanjikan responsivitas dan ketahanan yang lebih baik berkat cara kerjanya yang melibatkan sinar inframerah ketimbang pelat logam yang ringkih.

Sejauh ini populasi keyboard gaming yang dibekali optical switch di pasaran memang belum banyak. Dua yang paling populer adalah Razer Huntsman dan Corsair K100, dan sekarang tampaknya Asus juga ingin mencuri sebagian pangsa pasar di kategori tersebut.

Sama seperti Razer, Asus juga menawarkan dua macam optical switch yang bisa dibedakan melalui warnanya: merah (linear) atau biru (tactile). Namun apapun yang konsumen pilih, switch-nya dipastikan tahan hingga 100 juta kali klik.

Selain menawarkan konektivitas wireless, ROG Claymore II juga dapat disambungkan via kabel USB-C jika diperlukan. Dalam posisi wireless, baterainya diklaim sanggup bertahan hingga 40 jam per charge, atau sampai 100 jam apabila lampu RGB-nya dimatikan. Asus belum menentukan berapa harga jual dari keyboard ini, akan tetapi pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai kuartal kedua tahun ini.

ROG Gladius III

Untuk mouse-nya, ROG Gladius III hadir dalam dua varian: wireless atau wired. Desain ergonomis milik pendahulunya masih dipertahankan, akan tetapi bobotnya telah dipangkas secara drastis, dari 130 gram menjadi 89 gram. Varian wired-nya malah lebih ringan lagi di angka 79 gram, dan semua ini bakal terasa semakin nyaman dipakai bermanuver ketika dipadukan dengan mouse feet berbahan PTFE 100%.

Seperti sebelumnya, Gladius III datang membawa total enam buah tombol yang semuanya dapat diprogram sesuai kebutuhan. Juga sudah menjadi tradisi adalah switch tombol kiri dan kanannya yang mudah sekali dilepas-pasang. Dengan demikian, seandainya kinerja switch yang dipakai sudah mulai memburuk akibat umur pemakaian (double click), pengguna tinggal melepas dan menggantinya dengan yang baru tanpa melibatkan solder sama sekali.

Selain untuk memperpanjang umur mouse, kemudahan melepas-pasang switch ini juga berarti pengguna dapat melakukan kustomisasi jenis switch sesuai preferensinya masing-masing. Yang baru pada Gladius III adalah kompatibilitasnya dengan optical switch generasi anyar yang menggunakan lima buah pin konektor ketimbang tiga.

Untuk performanya, ROG Gladius III menggunakan sensor generasi baru yang menawarkan sensitivitas maksimum 19.000 DPI dan kecepatan tracking 400 IPS. Pada varian wireless-nya, pengguna bisa memilih antara konektivitas wireless 2,4 GHz, Bluetooth 5.1 LE, atau via kabel USB-C. Sayangnya Asus tidak bilang seberapa lama baterainya bisa bertahan di masing-masing mode.

Asus sampai saat ini juga belum mengumumkan harganya. Penjualannya sendiri tidak akan dimulai sebelum kuartal kedua 2021, sama seperti keyboard ROG Claymore II tadi.

Sumber: Asus 1, 2.

Asus Luncurkan Laptop Gaming 2-in-1, ROG Flow X13

CES 2021 kebanjiran seabrek laptop baru. Hal ini cukup wajar mengingat AMD memang baru meluncurkan lini prosesor Ryzen 5000 Series untuk laptop, dan Nvidia juga telah mengumumkan keluarga GPU RTX 30 Series buat laptop.

Dari sekian banyak laptop anyar yang dipamerkan, satu yang cukup mencuri perhatian datang dari Asus. Dinamai ROG Flow X13, ia merupakan laptop gaming 2-in-1 dengan dimensi yang sangat ringkas. Tebalnya tercatat cuma 15,8 mm, dan bobotnya pun tidak lebih dari 1,3 kg.

Di balik sasisnya, tertanam prosesor terbaru AMD, dengan konfigurasi termahal yang melibatkan Ryzen 9 5980HS, plus GPU Nvidia GeForce GTX 1650. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM LPDDR4X-4266 berkapasitas 32 GB, SSD 1 TB, dan baterai 62 Wh.

Berhubung perangkat ini masuk kategori 2-in-1, otomatis layarnya dilengkapi engsel 360 derajat sehingga perangkat bisa digunakan dalam beberapa mode. Menariknya, ketika Flow X13 diposisikan seperti sebuah tenda, sistem pendinginnya diklaim dapat bekerja secara lebih optimal dikarenakan tidak ada bagian yang tertutup oleh permukaan.

Layarnya sendiri ditawarkan dalam dua versi: FHD 120 Hz, atau 4K 60 Hz. Semuanya merupakan panel sentuh seluas 13 inci, dengan aspect ratio 16:10 untuk menampilkan lebih banyak konten secara vertikal, serta validasi dari Pantone yang menjamin keakuratan warna yang dihasilkannya.

Namun wujud yang convertible bukan satu-satunya faktor yang mencuri perhatian dari Flow X13. Ia juga datang bersama tandem opsional berupa sebuah external GPU (eGPU) yang berukuran sangat ringkas. Persisnya, eGPU bernama ROG XG Mobile ini punya dimensi 155 x 208 x 29 mm, dengan bobot yang berkisar hanya 1 kg.

Terlepas dari wujudnya yang imut-imut, XG Mobile menyimpan tenaga yang luar biasa berkat GPU RTX 3080 yang tertanam. Lebih lanjut, Asus juga telah membekalinya dengan interface PCIe 3.0 x8 khusus yang lebih kencang ketimbang Thunderbolt 4. Itu artinya perangkat ini butuh konektor spesial untuk bisa disambungkan ke laptop, dan sejauh ini cuma Flow X13 saja yang punya.

Suplai dayanya sendiri berasal dari adaptor 280 W yang akan menenagai XG Mobile dan Flow X13 secara bersamaan. Secara keseluruhan, Asus merancang paket lengkap laptop dan eGPU ini agar mudah dibawa bepergian.

Kalau boleh menyimpulkan, Flow X13 pada dasarnya merupakan jawaban Asus terhadap Razer Blade Stealth 13. Namun yang dilakukan Asus bukan sebatas menyematkan komponen yang lebih bertenaga saja, melainkan juga merancang desain yang fleksibel yang sangat berguna untuk keperluan kreasi konten, serta menyediakan eGPU opsional yang tidak menyita terlalu banyak ruang di dalam tas.

Di Amerika Serikat, bundel Flow X13 dan XG Mobile ini sekarang sudah dipasarkan dengan harga $3.000. Memang jauh dari kata murah, apalagi mengingat banderol tersebut bukan untuk konfigurasi yang paling tinggi.

Sumber: Asus.

IKEA Gandeng ROG untuk Buat Furnitur Gaming

IKEA bekerja sama dengan ASUS ROG untuk membuat furnitur gaming berharga terjangkau. Tidak tanggung-tanggung, mereka akan menyiapkan 30 produk gaming sekaligus. Furnitur tersebut akan diluncurkan di Tiongkok pada Februari 2021 dan di seluruh dunia pada Oktober 2021. Sayangnya, masih belum diketahui produk apa saja yang akan dihasilkan oleh kolaborasi antara IKEA dan ROG. Kemungkinan besar, meja dan kursi gaming akan menjadi bagian dari jajaran produk gaming terbaru dari IKEA.

Menurut informasi dari IKEA, mereka akan mendesain furnitur gaming ini di IKEA Product Development Center yang terletak di Shanghai, Tiongkok. Melalui kerja sama dengan ROG, mereka ingin menggabungkan pengalaman mereka dalam membuat furnitur dengan keahlian ROG dalam membuat perangkat game. Selain dengan desainer ROG, para desainer IKEA juga akan berdiskusi dengan atlet esports dan gamer. Tujuannya, untuk memastikan bahwa produk yang mereka buat memang sesuai dengan kebutuhan para gamer.

ikea rog furnitur gaming
Chariot Core Gaming Chair, salah satu kursi gaming buatan ROG.

“Ada beberapa stigma negatif tentang industri gaming, seperti semua game selalu identik dengan kekerasan, bahwa para gamer tidak suka bersosialisasi, dan bermain game merupakan hobi untuk laki-laki saja,” ujar Ewa Rychert, Global Business Leader of Workspace, IKEA, seperti dikutip dari Geek Culture.

Lebih lanjut, Rychert berkata, “Padahal, gaming merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang dari berbagai demografi. Bermain game juga bisa meningkatkan kesehatan mental seseorang. Kami harap, dengan menyediakan produk khusus gaming, kami akan dapat membantu konsumen untuk bisa mendapatkan manfaat dari bermain game di rumah.”

Pesatnya pertumbuhan industri esports memunculkan berbagai produk baru di dunia gaming, termasuk kursi gaming. Hal ini mendorong berbagai perusahaan untuk membuat kursi gaming, termasuk perusahaan furnitur.

Faktanya, IKEA bukanlah perusahaan furnitur pertama yang tertarik untuk menyediakan kursi gaming. Sebelum ini, Herman Miller, produsen furnitur kantor asal Amerika Serikat yang telah berumur lebih dari 100 tahun, juga membuat kursi gaming mereka sendiri. Untuk membuat kursi gaming tersebut, Herman Miller menggandeng perusahaan pembuat aksesori gaming, Logitech G.

ASUS dan ZOTAC Luncurkan Varian GeForce RTX 30 Series

Pada tanggal 1 September 2020 kemarin, NVIDIA GeForce meluncurkan seri kartu grafis terbaru, yaitu GeForce RTX 30 Series. Seri kartu grafis terbaru tersebut berhasil membuat publik tercengang, salah satunya karena arsitektur Ampere baru besutan NVIDIA, yang diklaim memberikan performa dua kali lebih kencang dari generasi sebelumnya.

Setelah perilisan NVIDIA GeForce RTX 30 Series, vendor teknologi lain pun tak butuh waktu lama untuk merilis varian versi mereka. Salah satunya ada ASUS dan ZOTAC. ASUS termasuk yang gerak cepat, dan segera merilis 3 jenis varian GeForce RTX 30 Series, yaitu ROG Strix, TUF Gaming, dan ASUS Dual.

Semua varian tersebut berbasis pada GeForce RTX 30 series yang sudah ada, yaitu GeForce RTX 3090, 3080, dan 3070. ROG Strix GeForce RTX 3070 akan memiliki memori sebesar 8 GB GDDR6, ROG Strix GeForce RTX 3080 akan memiliki memori sebesar 10 GB GDDR6, dan ROG GeForce Strix RTX 3090 akan memiliki memori sebesar 24 GB GDDR6.

Seri ROG Strix memiliki fitur bernama FanConnect II, yang memungkinkan kipas PWM diatur sesuai dengan temperatur CPU dan GPU. Varian ROG Strix juga datang dengan fitur Dual BIOS, yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan mode “performance” atau “quite” dengan menggunakan saklar fisik.

Sumber: ASUS Official
Sumber: ASUS Official

Sementara itu varian TUF Gaming hanya ada untuk GeForce RTX 3080 dengan memori sebesar 10 GB GDDR6, dan GeForce RTX 3090 dengan memori sebesar 24 GB GDDR6. Seperti seri TUF Gaming pada lini lain, TUF Gaming GeForce RTX 30 Series juga mengutamakan daya tahan. Maka dari itu, kebanyakan bahan pembangun dari TUF Gaming GeForce RTX 30 Series terbuat dari besi, mulai dari bilah kipas, hingga bagian belakang dari masing-masing kartu grafis. TUF Gaming juga menyertakan Dual BIOS switch, seperti varian ROG Strix.

Terakhir ada ASUS Dual GeForce RTX 3070 dengan memori sebesar 8 GB GDDR6. ASUS Dual GeForce RTX 3070 terbilang memiliki rancangan yang paling murni dibanding yang lain. Dengan rancangan tersebut, ASUS berharap para gamers, content creator ataupun enthusiast bisa mendapatkan pengalaman plug-and-play yang ringkas lewat ASUS Dual GeForce RTX 3070.

Sumber: ZOTAC Official
Sumber: ZOTAC Official

Sementara itu ZOTAC juga merilis varian GeForce RTX 30 termasuk GeForce RTX 3070, GeForce RTX 3080, GeForce RTX 3090. ZOTAC sendiri memiliki rancangan Twin Edge dengan dua kipas untuk seri 3070, serta rancangan Trinity dengan tiga kipas untuk 3080 dan 3090. ZOTAC menawarkan sistem pendingin yang lebih baik pada GeForce RTX 30 Series dengan teknologi yang mereka sebut sebagai IceStorm 2.0. Tak hanya itu, ZOTAC juga akan melengkapi kartu grafis tersebut dengan software FireStorm.

Terkait ketersediaan, baik ASUS maupun ZOTAC mengatakan bahwa varian GeForce RTX 30 Series besutan mereka akan hadir bulan September 2020 ini. Bagaimana? Sudah tidak sabar untuk upgrade PC lama Anda?

[Review] ASUS ROG Strix G15 G512L, Seri Laptop Gaming ROG Paling Terjangkau

Pada awal bulan Agustus lalu, ASUS menghadirkan laptop gaming ROG terbaru yang ditenagai prosesor 10th Gen Intel Core H-Series di Indonesia. Meliputi ROG Zephyrus Duo 15 dengan layar sekunder yang disebut ROG ScreenPad Plus dan ROG Zephyrus S17 dengan layar besar berukuran 17,3 inci. Serta ROG Zephyrus S15, ROG Zephyrus M15, ROG Strix SCAR 15/17, dan ROG Strix G15/17.

Jajaran laptop ROG tahun ini hadir dengan peningkatan di berbagai sisi dan rentang harganya mulai dari Rp16.299.000 untuk varian dasar ROG Strix G15 dan hingga Rp95.999.000 untuk varian tertinggi ROG Zephyrus Duo. Kali ini Dailysocial kedatangan ROG Strix G15 G512L, laptop gaming ROG terbaru dan paling terjangkau dari ASUS yang hadir tanpa mengorbankan fitur esensial yang ada di setiap laptop gaming ROG.

Saat ini, ROG Strix G15 tersedia dalam empat varian, detail harga dan spesifikasinya sebagai berikut:

Harga Prosesor GPU RAM Baterai
Rp16.299.000,00 Intel Core i5-10300H NVIDIA GeForce GTX 1650Ti 8GB 48WHrs
Rp19.299.000,00 Intel Core i7-10750H NVIDIA GeForce GTX 1650Ti 8GB 48WHrs
Rp22.999.000,00 Intel Core i7-10750H NVIDIA GeForce GTX 1660Ti 8GB 66WHrs
Rp26.999.000,00 Intel Core i7-10750H NVIDIA GeForce RTX 2060 8GB 48WHrs

Unit review ASUS ROG Strix G15 G512L yang saya tes merupakan versi paling top dengan prosesor 10th Gen Intel Core i7-10750H dan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 2060. Kombinasi keduanya memastikan dapat menjalankan game-game eSport dengan frame rate tinggi berkat panel ber-refresh rate 144Hz. Berikut review ASUS ROG Strix G15 G512L selengkapnya dan ini spesifikasi menurut CPU-Z dan GPU-Z.

Desain BMW Designworks Group

review-asus-rog-strix-g15-g512l-2
Desain ASUS ROG Strix G15 G512L | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Dari aspek desain, ROG Strix G15 kembali hadir dengan desain khas yang merupakan adopsi dari hasil kerja sama antara tim ROG dengan BMW Designworks Group. Tampil sporty seperti pendahulunya, namun sebagai seri laptop gaming terjangkau, hampir seluruh bagian bodinya terbuat dari material plastik.

Meski begitu, menurut saya build quality ROG Strix G15 terbilang sangat solid dan tertolong karena rancangannya yang memang unik. Bagian depan terdapat logo ROG tanpa lampu RGB dan engsel layarnya terinspirasi dari pintu gullwing mobil sports yang  membuka ruang tambahan untuk ventilasi dan masuk ke dalam laptop saat layar ditutup. Lalu, pada bagian belakang engsel mengusung desain cut-out asimetris yang cukup tebal, berfungsi untuk bagian sistem pendingin dan mengemas sejumlah port.

review-asus-rog-strix-g15-g512l-3
Desain ASUS ROG Strix G15 G512L | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sayangnya desain ini membuatnya lebih panjang ke belakang, imbasnya ROG Strix G15 menjadi kurang portabel untuk dibawa bepergian. Dengan bobot 2,3 kg dan dimensi 36×27,5×2,1-2,58 cm, laptop ini tidak muat saat saya masukkan ke dalam kompartemen laptop pada backpack berukuran standar yang kompatibel dengan laptop 15 inci.

Untuk kelengkapan atribut I/O port-nya, di sebelah kanan kosong supaya tidak mengganggu penggunaan mouse. Tiga port USB 3.2 Gen 1 dan jack headphone ditempatkan di sisi kiri. Sisanya berada di belakang, ada port LAN, HDMI, USB 3.2 Gen 2 Type-C yang mendukung DisplayPort, dan pengisi daya. Sementara konektivitas nirkabelnya, dilengkapi dengan modul dual-band WiFi 6 (802.11ax) yang merupakan WiFi generasi terbaru.

ROG Strix G15 ini tersedia dalam tiga pilihan warna. Selain warna Original Black yang saya review, terdapat pula warna khusus Glacier Blue yang cocok untuk content creator atau gamer yang ingin tampil beda. Serta, Electro Punk yang menggabungkan tampilan metal dengan warna pink yang sejalur dengan tema yang diusungnya.

Layar dan Keyboard

review-asus-rog-strix-g15-g512l-7
Layar ASUS ROG Strix G15 G512L | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sebagai laptop gaming, yang dikejar oleh ASUS ialah panel dengan refresh rate yang tinggi yakni 144Hz dengan response time 3ms dan bahkan juga ada varian layar 240Hz. Semakin tinggi refresh rate, tidak hanya membuat bermain game lebih nyaman tapi juga membuat Anda lebih responsif.

Ukuran layarnya 15,6 inci, cukup besar yang menawarkan kenyamanan untuk bermain game dan bekerja dengan multitasking yang lebih efisien. Berbekal panel IPS-level beresolusi Full HD dengan color space sRGB 65%. Kualitas gambar dan sudut pandangnya bagus, hanya saja akurasi warnanya memang kurang tinggi. Untuk aktivitas pengeditan foto atau video yang butuh akurasi tinggi, solusinya bisa menggunakan monitor eksternal.

Bezel layarnya cukup tipis sesuai standar laptop gaming 2020 dan ASUS tidak menyertainya dengan webcam. Semestinya laptop gaming, ROG Strix G15 dilengkapi dengan lampu RGB 4 zone pada keyboard dan 1 zone pada tiga sisinya, samping kanan dan kiri, serta depan laptop yang siap meramaikan meja gaming Anda.

review-asus-rog-strix-g15-g512l-8
Keyboard ASUS ROG Strix G15 G512L | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Mengetik pada chiclet keyboard ROG Strix G15 adalah pengalaman yang sangat menyenangkan, punya tactile–feedback yang baik dan sangat responsif terhadap tekanan jari. Terdapat keycap WASD yang berwarna transparan dan juga dilengkapi N-key rollover yang mana setiap tombol atau kombinasi tombol yang ditekan dikenali sistem laptop sebagai perintah tertentu. Di bagian atasnya terdapat hotkey untuk mengatur volume naik, volume turun, mute, dan akses pintas ke Armoury Crate.

Hardware

review-asus-rog-strix-g15-g512l-9
Hardware ASUS ROG Strix G15 G512L | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

ASUS ROG Strix G15 G512L sudah ditenagai oleh prosesor 10th Gen Intel Core H-Series yang dirancang untuk menangani tugas-tugas berat, mulai dari bermain game terutama game eSports hingga produksi konten kreatif seperti kegiatan mengedit video. Unit review saya merupakan varian Intel Core i7-10750H dengan konfigurasi 6 core dan 12 thread, serta chip grafis NVIDIA GeForce RTX 2060 dengan 6GB GDDR6 VRAM.

Kapasitas RAM yang digunakan 16GB DDR4 3200MHz tapi masih menggunakan konfigurasi single channel. Agar bisa memaksimalkan spesifikasi yang ada, maka kita perlu upgrade RAM dengan menambah satu keping 16GB lagi sehingga menjadi 32GB dual channel. Sementara, untuk penyimpanannya mengandalkan M.2 NVMe PCIe SSD 512GB dan masih tersedia slot M.2 kosong yang bisa kita manfaatkan di masa depan lengkap dukungan mode RAID 0.

Untuk sistem pendinginannya menggunakan liquid metal sebagai pengganti thermal paste. Liquid metal ini mampu menghantarkan panas lebih baik sehingga sistem pendingin dapat bekerja lebih optimal. Ditambah dengan dukungan komponen pendingin khusus lainnya, ASUS menjanjikan performa pendinginan 10% lebih baik sekaligus memiliki tingkat kebisingan yang lebih rendah.

Berikut ini hasil pengujian sejumlah software benchmark ROG Strix G15 G512L:

No Pengujian Skor
1 3DMark Cloud Gate 35160
2 3DMark File Strike Ultra 4112
3 3DMark Sky Diver 37071
4 Cinebench R15 1385
5 Cinebench R20 3320
6 GeekBench 4 Single Core 5355
7 GeekBench 4 Multi Core 22893
8 PCMark 10 5195

Verdict

review-asus-rog-strix-g15-g512l-10
ASUS ROG Strix G15 G512L | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Laptop ROG terutama model terbaru telah naik kelas, ROG Strix G15 satu-satunya seri laptop ROG yang bisa didapat dengan harga di bawah Rp20 juta untuk beberapa varian. Bisa dibilang ASUS sengaja memberi kesempatan lini laptop TUF Gaming untuk bersinar direntang Rp10-20 jutaan.

Jadi, kalau punya budget maksimal Rp20 juta dan maksa mengincar laptop ROG terbaru maka ROG Strix G15 jawabannya. Meski tampil keren, tapi desain ini sudah diadopsi pada generasi sebelumnya dan karena hampir sebagian besar bodinya terbuat dari material plastik maka terasa kurang premium.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang saya uraikan di atas, ASUS dengan jelas mengatakan bahwa ROG Strix G15 G512L adalah laptop gaming yang dirancang untuk bermain game-game eSports. Berbekal panel dengan refresh rate 144Hz dan konfigurasi hardware yang mendekati kelas menengah untuk model paling topnya, juga tentunya dapat diandalkan oleh para content creator.

Sparks

  • Panel dengan refresh rate 144Hz
  • Prosesor 10th Gen Intel Core H-Series yang powerful
  • Desain unik Desain BMW Designworks Group dengan gemerlap lampu RGB

Slacks

  • Bodinya dari plastik sehingga terasa kurang premium
  • Tidak ada webcam