Mouse Gaming Terbaru Corsair Dilengkapi Thumb Grip Modular

Mengawali kiprahnya sebagai produsen memory komputer, Corsair kini merupakan salah satu produsen peripheral terbaik. Pabrikan yang bermarkas di kota Fremont, California tersebut baru saja memperkenalkan sebuah gaming mouse baru, Glaive RGB, yang memprioritaskan keseimbangan antara performa dan ergonomi.

Kinerjanya ditunjang oleh sensor optik yang bisa diatur sensitivitasnya dari 100 sampai 16.000 DPI. Istimewanya, pengguna bebas mengatur DPI-nya digit per digit untuk ekstra akurasi, dan pengguna bisa menyimpan hingga lima profil pengaturan DPI pada memory bawaan mouse.

Total ada enam tombol pada Glaive, dan semuanya bisa diprogram sesuai kebutuhan melalui software Corsair Utility Engine (CUE). Lewat software ini juga pengguna bisa mengatur pencahayaan RGB-nya dalam tiga zona yang berbeda. Switch tombolnya sendiri merupakan buatan Omron dengan ketahanan sampai 50 juta klik.

Total ada enam tombol yang bisa diprogram lewat software CUE, demikian pula untuk pencahayaan RGB-nya / Corsair
Total ada enam tombol yang bisa diprogram lewat software CUE, demikian pula untuk pencahayaan RGB-nya / Corsair

Beralih ke urusan kenyamanan, di sinilah letak keunggulan Corsair Glaive. Thumb grip-nya yang berada di sisi kiri bisa dilepas dan diganti dengan dua model lain – satu bertekstur, dan satu lagi bertekstur sekaligus melebar. Menggantinya pun begitu mudah berkat bantuan magnet.

Gaya modular seperti ini tentunya bisa mengakomodasi preferensi grip konsumen yang sangat beragam, terkecuali Anda merupakan gamer bertangan kidal. Glaive saat ini sudah dipasarkan seharga $70 dan tersedia dalam dua kombinasi warna.

Sumber: Corsair.

Razer Lancehead Diklaim Sebagai Mouse Gaming Wireless Tercanggih

Meski praktis karena tidak melibatkan kabel, mouse gaming wireless selama ini kurang begitu populer di kalangan gamer profesional yang kerap berpartisipasi dalam turnamen. Masalah utamanya berkaitan dengan koneksi, dimana dalam venue turnamen biasanya ada banyak gangguan sinyal wireless yang pada akhirnya menyebabkan koneksi mouse jadi tidak stabil.

Hal itu tidak akan menjadi masalah buat mouse gaming wireless terbaru Razer. Razer Lancehead memastikan transmisi sinyal bisa tetap stabil dan lancar berkat penerapan teknologi Adaptive Frequency Technology (AFT), dimana perangkat akan lompat dengan sendirinya dari frekuensi 2,4 GHz ke lainnya hanya ketika benar-benar ada gangguan sinyal.

Singkat cerita, Razer mengklaim Lancehead punya kinerja terbaik jika dibandingkan dengan mouse gaming wireless lain. Tapi ingat, Logitech juga mempunyai klaim serupa dengan G900 Chaos Spectrum yang berharga sangat mahal untuk kategori mouse gaming.

Razer Lancehead mengadopsi gaya ambidextrous / Razer
Razer Lancehead mengadopsi gaya ambidextrous / Razer

Secara desain, Lancehead mengadopsi gaya ambidextrous supaya pemain kidal tidak merasa terdiskriminasi. Seperti DeathAdder Elite, kedua tombol milik Lancehead juga mengandalkan switch mekanik yang Razer rancang sendiri bersama Omron. Selain menjanjikan feel mengklik yang optimal, switch ini diyakini juga sanggup bertahan hingga 50 juta klik.

Performanya ditopang oleh sensor laser 16.000 DPI, dengan kemampuan tracking 210 IPS (inci per detik) dan akselerasi 50 G. Unik juga untuk Lancehead adalah penerapan sistem hybrid memory, dimana pengguna dapat menyimpan profil konfigurasi langsung di perangkat sekaligus di cloud lewat bantuan software Razer Synapse Pro.

Baterainya diklaim bisa bertahan selama sekitar 24 jam, dan charging-nya mengandalkan kabel USB yang termasuk dalam paket penjualan.

Razer Lancehead rencananya siap dipasarkan mulai bulan Mei mendatang seharga $140. Razer juga akan menawarkan Lancehead Tournament Edition – pada dasarnya versi non-wireless dengan kemampuan tracking lebih tinggi di angka 450 IPS – seharga 80. Tanpa harus terkejut, tentu saja keduanya turut mengemas sistem pencahayaan RGB Chroma.

Sumber: Razer.

Mouse Gaming TTeSports Black FP Dibekali Sensor Sidik Jari Terintegrasi

Dewasa ini kita semakin akrab dengan sensor sidik jari. Mayoritas smartphone kelas atas memilikinya, begitu juga dengan sejumlah laptop Windows 10. Namun buat pengguna PC, opsinya masih tergolong terbatas dan umumnya terkesan kurang elegan.

Bagaimana jika sensor sidik jari itu diintegrasikan ke dalam peripheral wajib untuk PC, yaitu mouse; atau lebih spesifik lagi, mouse gaming? Inilah yang dilakukan oleh TTeSports, divisi gaming dari pabrikan komponen asal Taiwan, Thermaltake.

Bernama Black FP, mouse gaming ini cukup istimewa karena terdapat sebuah sensor sidik jari buatan Synaptics dengan dukungan teknologi enkripsi 256-bit. Sensor tersebut diposisikan di ujung kiri atas mouse, titik dimana ibu jari tangan kanan kita bisa bertumpu secara alami.

Posisi sensor sidik jari pada TTeSports Black FP terasa alami untuk pengguna tangan kanan / TTeSports
Posisi sensor sidik jari pada TTeSports Black FP terasa alami untuk pengguna tangan kanan / TTeSports

Fungsi utamanya tentu saja adalah menggantikan kata sandi. Jadi selain untuk login ke Windows, sensor juga bisa dimanfaatkan untuk mengisi informasi login pada situs, atau bahkan mengamankan folderfolder tertentu dalam PC. TTeSports mengklaim sensor buatan Synaptics ini sanggup membaca sidik jari dan memverifikasinya hanya dalam kurun waktu 0,2 detik saja.

Selebihnya, konsumen akan mendapatkan mouse gaming yang ergonomis dengan performa yang cukup mumpuni. Spesifikasinya mencakup sensor laser 5700 DPI yang bisa disesuaikan tingkatannya, switch bermutu garapan Omron serta total 7 tombol yang bisa diprogram sesuai kebutuhan.

Lebih menarik lagi, TTeSports Black FP hanya dibanderol seharga $60; harga yang sangat kompetitif untuk sebuah mouse gaming dengan inovasi unik yang praktis sekaligus fungsional.

Sumber: TechRadar dan TTeSports.

Razer DeathAdder Elite Diklaim Sebagai Mouse Gaming dengan Sensor Optik Terbaik

Memilih mouse gaming terbaik tidak semudah mencari yang tombolnya paling banyak atau yang harganya paling mahal. Terkadang yang wujudnya simpel namun menawarkan keseimbangan antara performa dan harga bisa membuat banyak pengguna jatuh cinta, seperti yang telah dibuktikan oleh seri DeathAdder buatan Razer yang langganan titel “Best Gaming Mouse”.

Akan tetapi prestasi tersebut tidak membuat Razer kemudian jadi sombong dan puas dengan pencapaiannya begitu saja. Baru-baru ini, mereka memperkenalkan iterasi terbaru mouse terlarisnya, Razer DeathAdder Elite.

DeathAdder Elite masih mempertahankan desain simpel nan ergonomis yang telah dipakai sejak zaman DeathAdder orisinil di tahun 2006. Pun demikian, performanya meningkat pesat dengan ditanamkannya Razer 5G Optical Sensor yang punya kemampuan tracking hingga 16.000 DPI dalam kecepatan 450 inci per detik.

Simpel tapi fungsional, Razer DeathAdder Elite dibekali sepasang tombol macro dan tombol pengatur DPI / Razer
Simpel tapi fungsional, Razer DeathAdder Elite dibekali sepasang tombol macro dan tombol pengatur DPI / Razer

DeathAdder Elite juga menjadi mouse pertama Razer yang dibekali switch mekanikal. Switch ini merupakan buah kolaborasi antara Razer dan Omron, dan telah dioptimalkan untuk memberi respon yang cepat sekaligus durabilitas kelas dewa – Razer mengklaim switch ini tahan hingga 50 juta klik.

Menutup semua itu, fitur pencahayaan Chroma menjadi bumbu pemanis untuk DeathAdder Elite. Mouse ini akan tersedia di pasaran mulai bulan Oktober mendatang seharga $70.

Sumber: Razer.

Mouse Razer Naga Hex V2 Dioptimalkan untuk Game Ber-genre MOBA

Skill dan teamwork adalah dua atribut terpenting kalau Anda ingin menjadi jawara dalam permainan MOBA, entah itu Dota 2, League of Legends, Heroes of the Storm maupun yang lainnya. Akan tetapi dalam banyak kasus, peripheral yang tepat – keyboard dan mouse – bisa menopang dua atribut tersebut lebih maksimal lagi.

Bagi Anda yang gemar bermain genre MOBA, Razer punya mouse anyar yang dirancang khusus buat Anda. Bernama Naga Hex V2, Razer tak segan menyebutnya sebagai mouse OP alias overpowered, sebuah istilah untuk menggambarkan skill tingkat dewa di kalangan para gamer.

Jantung Naga Hex V2 adalah sensor laser 5G 16.000 DPI yang memastikan pergerakan kursor Anda lincah sekaligus akurat, tidak peduli ukuran layarnya sebesar apa – mau multi-monitor atau layar 4K sekalipun. Desainnya pun dirancang seergonomis mungkin untuk dipakai dengan tangan kanan.

Razer Naga Hex V2 datang bersama tujuh tombol macro beserta grip bertekstur di tengahnya / Razer
Razer Naga Hex V2 datang bersama tujuh tombol macro beserta grip bertekstur di tengahnya / Razer

Namun yang menjadi sorotan utama justru adalah tujuh tombol ekstra berdesain memutar di sisi kiri mouse. Tombol-tombol ini bisa diprogram sesuai kebutuhan, dan tepat di tengahnya adalah sebuah grip karet bertekstur agar ibu jari pengguna selalu siap dengan aksi berikutnya.

Menurut pengakuan salah satu pemain LoL terbaik sejagat, Lee “Faker” Sang-hyeok, penempatan tombol ekstra pada Naga Hex V2 memungkinkan pemain untuk bereaksi dengan cepat dan akurat tanpa ada resiko salah klik. Hal ini penting mengingat salah klik bisa berakibat fatal dalam sebuah permainan MOBA.

Sebagai pemanis, Razer turut menyematkan teknologi pencahayaan Chroma yang bisa diprogram dalam 16,8 juta pilihan warna dan efek yang beragam lewat software Razer Synapse. Melalui software yang sama ini pula pengguna juga bisa mengunduh profil khusus yang telah dioptimalkan untuk game MOBA, utamanya LoL dan Dota 2.

Razer Naga Hex V2 saat ini sudah dipasarkan seharga $80. MOBA mania yang tengah mengincar mouse baru sepertinya bisa melirik penawaran Razer yang satu ini.

Sumber: Razer.

Mouse Roccat Kiro Andalkan Faktor Kenyamanan Berkat Rancangan yang Modular

Tipe mouse ada bermacam-macam. Namun kalau kita klasifikasikan berdasarkan bentuknya, maka istilah yang biasa kita jumpai adalah ambidextrous atau ergonomic.

Tipe ambidextrous, sama seperti arti harafiahnya, dirancang supaya nyaman digunakan baik tangan kiri maupun kanan karena bentuknya simetris. Di sisi lain, tipe ergonomic dimaksudkan secara khusus untuk penggunaan tangan kanan atau kiri saja. Mouse jenis ini biasanya berbentuk asimetris, punya lekukan khusus di satu sisinya sebagai tempat bernaungnya jempol. Alhasil, mouse jenis ini pun bisa terasa lebih nyaman daripada jenis ambidextrous.

Sayangnya, tidak banyak mouse tipe ergonomic yang dirancang untuk pengguna kidal. Pabrikan mouse gaming macam Razer, Steelseries dan sebagainya biasanya berfokus pada pengguna tangan kanan saja. Tidak heran karena memang pengguna tangan kiri termasuk minoritas dibanding tangan kanan.

Pabrikan peripheral asal Jerman, Roccat, punya pandangan berbeda. Mereka percaya desain yang tepat bisa mengakomodasi kebutuhan pengguna tangan kiri dan kanan secara seimbang. Solusinya bukan mouse ambidextrous, melainkan sebuah tipe baru yang mereka sebut dengan istilah superdextrous.

Bernama Roccat Kiro, mouse superdextrous ini pada dasarnya mempunyai rancangan yang modular. Artinya, pengguna bisa melepas-pasang sejumlah komponennya untuk mendapatkan konfigurasi yang paling pas. Dalam kasus ini, yang bisa dilepas-pasang adalah panel kiri dan kanannya.

roccat-kiro-02

Secara default, Kiro datang dalam wujud ambidextrous, lengkap dengan sepasang tombol ekstra di masing-masing sisinya. Namun pengguna juga bisa melepas panel kiri atau kanannya, dan seketika juga mendapatkan mouse ergonomic baik untuk tangan kiri maupun kanan – tanpa melibatkan obeng sama sekali. Sebagai bonus, permukaannya telah dilapisi material yang tahan keringat.

Di dalamnya, Kiro ditenagai oleh sensor Pro-Optic R2 2.000 dpi. ‘Kelincahannya’ bisa didongkrak hingga mencapai 4.000 dpi dalam mode Overdrive. Tentu saja, mengikuti tren yang ada, pancaran cahayanya bisa diatur dengan pilihan 16,8 juta warna.

Roccat Kiro dibanderol seharga $55 saja, cukup terjangkau kalau melihat lengkapnya opsi kustomisasi yang ditawarkan. Kalau Anda masih penasaran dengan cara kerja rancangan modularnya, silakan simak video unboxing resminya di bawah ini.

Sumber: Digital Trends dan SlashGear.

Steelseries Rival 100 Diklaim Sebagai Gaming Mouse Kelas Entry Terbaik

Gaming peripheral, terlebih yang berasal dari nama-nama seperti Steelseries atau Razer, biasanya dihargai cukup mahal. Hal itu pun menjadikan cukup banyak gamer lebih memfokuskan budget-nya pada komponen-komponen PC seperti prosesor dan kartu grafis, lalu berkompromi dengan memakai keyboard dan mouse biasa. Continue reading Steelseries Rival 100 Diklaim Sebagai Gaming Mouse Kelas Entry Terbaik