Beyerdynamic Siapkan Earphone Premium dan Sepasang Gaming Headset Baru untuk CES 2017

Beyerdynamic, salah satu perusahaan perangkat audio tertua di dunia, sedang menyiapkan tiga produk baru untuk tampil di ajang CES 2017 pada awal Januari mendatang. Dua di antaranya merupakan gaming headset, sedangkan satu lagi adalah earphone super-premium.

Xelento Remote

Xelento Remote pada dasarnya merupakan versi mini dari lini headphone over-ear Beyerdynamic yang mengadopsi driver berteknologi Tesla. Beyerdynamic sejatinya mengklaim reproduksi suara yang dihasilkan earphone ini sangat akurat sekaligus netral, dan di saat yang sama juga sangat mendetail.

Label “Remote* mengindikasikan kalau remote control memegang peranan besar pada Xelento, dimana pengguna dapat mengatur volume, mengontrol playback sekaligus menerima atau menolak panggilan telepon menggunakan remote control-nya. Xelento juga datang bersama kabel standar bagi mereka yang enggan memperlakukannya sebagai headset.

Secara fisik, masing-masing earpiece-nya dibungkus oleh tiga lapis material logam guna memberikan proteksi ekstra. Kabelnya pun telah dilapisi Kevlar, bahan yang kerap dipakai pada rompi anti-peluru. Semua ini digarap dengan tangan, sehingga tidak kaget apabila banderol harganya mencapai angka 1.000 euro. Pemasarannya akan dimulai pada Februari 2017.

MMX 300 2nd Generation

Beyerdynamic MMX 300 2nd Generation / Beyerdynamic
Beyerdynamic MMX 300 2nd Generation / Beyerdynamic

Melihat popularitas MMX 300 di kalangan gamer, Beyerdynamic memutuskan untuk merilis versi penerusnya. Yang baru kali ini bukan hanya desain serba hitamnya, tapi juga kabel yang dapat dilepas-pasang dengan sangat mudah. Begitu mudahnya, kabel ini akan langsung terlepas dari headset ketika seseorang tidak sengaja tersandung, dan headset pun juga tidak akan lepas dari kepala begitu saja.

Konstruksinya mengadaptasikan desain yang Beyerdynamic pakai untuk merancang headset milik pilot. Keuntungannya, MMX300 2nd Gen ini dapat memblokir suara hingga 18 desibel tanpa bantuan fitur noise cancelling atau semacamnya. Di saat yang sama, reproduksi suaranya juga dipastikan cukup mendetail dan dapat mengakomodasi kebutuhan mayoritas gamer.

Sama seperti Xelento, MMX 300 2nd Generation ini juga akan dipasarkan mulai Februari 2017 seharga 300 euro.

Custom Game

Beyerdynamic Custom Game / Beyerdynamic
Beyerdynamic Custom Game / Beyerdynamic

Selama beberapa tahun terakhir, Beyerdynamic telah menawarkan sejumlah headphone dari lini Custom, dengan fokus pada kustomisasi. Lini tersebut kini kedatangan anggota baru untuk segmen gaming, yakni Custom Game.

Hampir semua komponennya bisa dilepas-pasang dan dikustomisasi, mulai dari ear pad, headband sampai penutup ear cup-nya. Beragam pola desain dan warna dapat dipilih konsumen guna mendapatkan wujud ekspresif sesuai keinginannya masing-masing.

Fitur unik lain dari Custom Game adalah sebuah slider untuk menyesuaikan karakter suara dan intensitas bass yang dihasilkan. Terdapat empat profil yang bisa dipilih dan disesuaikan dengan kebutuhan, yang secara langsung juga berdampak pada isolasi suara luar.

Peminatnya dapat membeli Custom Game mulai Februari 2017 mendatang seharga 199 euro.

Sumber: 1, 2, 3, 4.

Perangkat Wearable Ini Beri Anda ‘Pandangan 360 Derajat’ dalam Game CS:GO atau LoL

Dalam permainan kompetitif seperti CS:GO atau League of Legends, minimap merupakan elemen penting yang perlu diperhatikan dan berpengaruh besar pada kemenangan. Sayangnya masih ada banyak hal lain yang perlu diperhatikan, sehingga seringkali pemain mengabaikan minimap dan otomatis kehilangan kesadaran akan posisinya di peta – atau yang gamer kenal dengan istilah map awareness.

Dampak buruknya? Pemain mudah disergap dari belakang atau samping di CS:GO. Contoh lain, komunikasi tim jadi kurang efektif dalam LoL karena pemain tidak mengetahui posisi rekan setimnya yang tengah diserbu oleh tim lawan. Singkat cerita, map awareness tidak kalah pentingnya dari sekadar bakat aiming dan respon cepat.

Masalah ini memicu sebuah startup bernama OmniWear Haptics untuk merancang solusi yang menarik. Bernama OmniWear Arc, perangkat ini pada dasarnya merupakan sebuah neckband yang dikalungkan di leher. Fungsinya adalah memberikan pengguna ‘pandangan 360 derajat’ lewat informasi minimap yang diterjemahkan menjadi getaran.

Menariknya, Arc sama sekali tidak perlu disambungkan ke komputer, dan pengguna juga tidak diminta untuk meng-install software tambahan. Arc bekerja dengan sebuah aplikasi smartphone yang dibekali teknologi computer vision untuk mengolah seluruh informasi yang ditangkap melalui minimap.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut: pasangkan ponsel pada mount yang tersedia dalam paket pembelian, dan arahkan kamera pada minimap. Ketika aplikasi mendeteksi ada musuh di belakang Anda, maka Arc akan menggetarkan sisi belakangnya dengan intensitas dan frekuensi yang beragam, tergantung seberapa dekat letak musuh.

OmniWear Arc dirancang supaya nyaman dipakai pada ukuran tubuh yang beragam / OmniWear Haptics
OmniWear Arc dirancang supaya nyaman dipakai pada ukuran tubuh yang beragam / OmniWear Haptics

Total ada 8 haptic actuator yang tersebar di bodi Arc, memberikan Anda petunjuk posisi musuh maupun objek lainnya dalam minimap sesuai delapan arah mata angin, alias 360 derajat. Dengan cara seperti ini, mata Anda bisa terus tertuju pada apa yang ada di hadapan Anda dan konsentrasi tidak harus buyar akibat harus melirik ke minimap.

Penggunaan smartphone terbilang menarik karena OmniWear sendiri bisa mengembangkan teknologinya tanpa perlu keterlibatan developer game. Sejauh ini baru CS:GO dan LoL saja yang didukung, tapi ke depannya OmniWear menjanjikan gamegame lain seperti misalnya Dota 2 dan lain sebagainya.

Saat ini OmniWear Arc ditawarkan melalui Kickstarter dengan harga early bird $99. Sayangnya OmniWear baru akan menawarkannya ke pasar Amerika Serikat dan Kanada saja.

Mouse Gaming TTeSports Black FP Dibekali Sensor Sidik Jari Terintegrasi

Dewasa ini kita semakin akrab dengan sensor sidik jari. Mayoritas smartphone kelas atas memilikinya, begitu juga dengan sejumlah laptop Windows 10. Namun buat pengguna PC, opsinya masih tergolong terbatas dan umumnya terkesan kurang elegan.

Bagaimana jika sensor sidik jari itu diintegrasikan ke dalam peripheral wajib untuk PC, yaitu mouse; atau lebih spesifik lagi, mouse gaming? Inilah yang dilakukan oleh TTeSports, divisi gaming dari pabrikan komponen asal Taiwan, Thermaltake.

Bernama Black FP, mouse gaming ini cukup istimewa karena terdapat sebuah sensor sidik jari buatan Synaptics dengan dukungan teknologi enkripsi 256-bit. Sensor tersebut diposisikan di ujung kiri atas mouse, titik dimana ibu jari tangan kanan kita bisa bertumpu secara alami.

Posisi sensor sidik jari pada TTeSports Black FP terasa alami untuk pengguna tangan kanan / TTeSports
Posisi sensor sidik jari pada TTeSports Black FP terasa alami untuk pengguna tangan kanan / TTeSports

Fungsi utamanya tentu saja adalah menggantikan kata sandi. Jadi selain untuk login ke Windows, sensor juga bisa dimanfaatkan untuk mengisi informasi login pada situs, atau bahkan mengamankan folderfolder tertentu dalam PC. TTeSports mengklaim sensor buatan Synaptics ini sanggup membaca sidik jari dan memverifikasinya hanya dalam kurun waktu 0,2 detik saja.

Selebihnya, konsumen akan mendapatkan mouse gaming yang ergonomis dengan performa yang cukup mumpuni. Spesifikasinya mencakup sensor laser 5700 DPI yang bisa disesuaikan tingkatannya, switch bermutu garapan Omron serta total 7 tombol yang bisa diprogram sesuai kebutuhan.

Lebih menarik lagi, TTeSports Black FP hanya dibanderol seharga $60; harga yang sangat kompetitif untuk sebuah mouse gaming dengan inovasi unik yang praktis sekaligus fungsional.

Sumber: TechRadar dan TTeSports.

Pakai Headset Booster One, Maka Anda Bisa Mengendalikan Game dengan Gerakan Kepala

Apa saja kriteria Anda untuk sebuah gaming headset berkualitas? Nyaman dipakai dalam durasi lama? Kualitas suara surround yang baik? Mikrofon yang dapat menyajikan suara dengan jernih? Apapun yang Anda prioritaskan, headset bernama Booster One ini akan mengubah pandangan Anda akan sebuah gaming headset.

Hal ini disebabkan oleh kemampuan Booster One untuk merangkap tugas sebagai controller tambahan. Ya, selain menggunakan keyboard dan mouse, Anda juga bisa mengendalikan sejumlah aspek dalam permainan menggunakan headset ini, dan caranya hanyalah sesederhana menggerakkan kepala.

Rahasianya terletak pada integrasi accelerometer dan gyroscope dalam Booster One yang memungkinkan headset untuk membaca gerakan kepala pengguna. Contoh penggunaannya, misal dalam game Dota 2, Anda bisa menggerakkan kepala ke atas, bawah, kiri atau kanan untuk menggeser tampilan layar alias scrolling.  Berikut demonstrasi yang dilakukan oleh atlet Dota profesional, XBOCT.

Di game FPS seperti CS:GO, pengguna dapat menolehkan kepalanya sedikit ke kanan untuk mengganti senjata, atau ke kiri untuk reload. Semuanya bisa diatur melalui software pendamping Booster One, dimana pengguna bisa dengan mudah mengaktifkan profil yang berbeda untuk tiap-tiap game.

Booster One datang bersama sebuah control unit sekaligus mikrofon noise cancelling yang bisa digunakan untuk mengatur volume, warna cahaya LED maupun sensitivitas gyroscope pada Booster One. Mengingat koneksinya mengandalkan kabel, pihak pengembang Booster One mengklaim tidak akan ada delay dalam membaca gerakan kepala pengguna dan menerjemahkannya sebagai input dalam game.

Selebihnya, Booster One merupakan gaming headset dengan desain serba aluminium yang cukup ergonomis. Headband-nya yang terbuat dari stainless steel mengadopsi gaya split yang bisa disesuaikan untuk mengakomodasi berbagai ukuran dan bentuk kepala sekaligus meningkatkan kenyamanan pengguna.

Booster One saat ini ditawarkan melalui kampanye crowdfunding di Kickstarter seharga $199 selama masa early bird – harga retail-nya $359. Tahap produksi diperkirakan akan dimulai pada bulan Desember, dan harapannya produk dapat didistribusikan kepada konsumen mulai Agustus 2017.

Steelseries Luncurkan Lini Gaming Headset Baru, Arctis

Sukses dengan lini Siberia selama beberapa tahun, Steelseries kini memperkenalkan lini gaming headset baru bernama Arctis. Lewat Arctis, Steelseries sejatinya ingin memadukan faktor kualitas suara dan kenyamanan dengan elemen desain yang stylish.

Steelseries Arctis hadir dalam tiga model: Arctis 3, Arctis 5 dan Arctis 7. Ketiganya memiliki desain yang serupa, dengan tali pengencang pada bagian headband yang terinspirasi oleh ski goggles. Khusus untuk Arctis 5, sisi luar earcup-nya disertai LED yang bisa diubah-ubah warnanya.

Steelseries mengaku juga banyak terinspirasi dengan industri pakaian dalam merancang Arctis. Terbukti dari penggunaan material kain breathable sebagai penutup bantalan telinganya. Harapannya, pengguna bisa lebih betah berlama-lama bermain ketimbang memakai headset dengan material kulit atau velour.

Steelseries Arctis memakai bahan kain breathable untuk memberikan tingkat kenyamanan yang optimal / Steelseries
Steelseries Arctis memakai bahan kain breathable untuk memberikan tingkat kenyamanan yang optimal / Steelseries

Kendati lebih memperhatikan desain, kualitas suara bagi Steelseries tetap nomor satu. Berbekal unit driver yang sama persis seperti yang terdapat pada headset buatan Steelseries seharga $300, ketiga model sanggup menyajikan suara surround 7.1. Akan tetapi khusus untuk Arctis 5 dan Arctis 7, hadir teknologi DTS Headphone X sebagai ‘bumbu penyedap’.

Masing-masing model Arctis dilengkapi mikrofon istimewa bertajuk ClearCast. Tidak seperti yang terdapat di gaming headset pada umumnya, mikrofon ini bi-directional, sehingga ia sanggup merekam percakapan pengguna dengan jernih selagi memblokir suara lain di sekitar yang mengganggu. Saat voice chat tidak dibutuhkan, mikrofon tinggal ditarik masuk dan Arctis bisa dipakai seperti headphone standar.

Arctis 3 ditawarkan seharga $80, sedangkan Arctis 5 yang berbekal pencahayaan RGB, konektor USB dan fitur ChatMix Control – mode untuk berfokus pada audio game atau voice chat – dijajakan seharga $100.

Arctis 7 di posisi paling atas dibanderol $150. Selain turut mengemas konektor USB, model ini juga bisa digunakan secara wireless dengan jangkauan 12 meter dan daya tahan baterai hingga 15 jam nonstop.

Sumber: Steelseries.

Steelseries Rival 100 Diklaim Sebagai Gaming Mouse Kelas Entry Terbaik

Gaming peripheral, terlebih yang berasal dari nama-nama seperti Steelseries atau Razer, biasanya dihargai cukup mahal. Hal itu pun menjadikan cukup banyak gamer lebih memfokuskan budget-nya pada komponen-komponen PC seperti prosesor dan kartu grafis, lalu berkompromi dengan memakai keyboard dan mouse biasa. Continue reading Steelseries Rival 100 Diklaim Sebagai Gaming Mouse Kelas Entry Terbaik