Review Gears Tactics: Visualisasi Grafis yang Fantastis dengan Gameplay Bombastis

Di penghujung bulan April 2020 lalu, saya cukup terkejut melihat game yang satu ini dirilis. Pasalnya, Gears Tactics adalah bentuk iterasi Turn-Based Tactics dari franchise Gears (of Wars) yang biasanya bergenre 3rd Person Shooter. Gears Tactics ini juga dibanderol dengan harga yang cukup murah, Rp250 ribu. Namun apakah pertanyaannya game ini layak dibeli meski harganya lebih murah ketimbang harga game-game AAA?

Seperti biasanya, sebelum kita masuk ke review Gears Tactics kali ini, saya harus menjabarkan beberapa hal terlebih dahulu. Pertama, bagaimanapun juga review game itu sepenuhnya subjektif alias bergantung pengalaman, selera, pengetahuan sang reviewer-nya. Kedua, karena alasan tadi, saya harus menjelaskan sedikit latar belakang saya. Saya pribadi memang lebih menyukai game-game singleplayer AAA. Karena itu, sampai hari ini, setidaknya sudah ada 2000 judul game PC yang saya selesaikan Singleplayer Campaign-nya sepanjang saya bermain game di PC sejak tahun 2003 — sebelum itu, saya menganut ‘agama’ gamer console.

Ketiga, terakhir, saya membeli Gears Tactics dari Steam (karena game ini bisa dibeli dari Steam, Microsoft Store, dan Epic Game Store) dan memainkannya di PC saya dengan spek sebagai berikut:

CPU: AMD Ryzen 5 3600
Motherboard: GIGABYTE AB-350 Gaming 3
Kartu Grafis: Palit GeForce RTX 2070 Super JS
Memory: G Skill 16GB 3200MHz.
Storage: ADATA SX8200 PCIe SSD 1TB
Monitor: ASUS VG258QR (@144Hz)

 

Visualisasi Grafis dan Performa: 87/100

Screenshot: Gears Tactics
Screenshot: Gears Tactics. Via: PC Gamer

Satu hal yang sangat menarik, Gears Tactics (dirilis tanggal 28 April 2020) dirilis dalam waktu yang berdekatan dengan XCOM: Chimera Squad (rilis tanggal 24 April 2020). Keduanya juga sama-sama bergenre Turn-Based Tactics/Strategy. Dengan begitu, Gears of Tactics memang mau tidak mau akan dibandingkan dengan Chimera Squad. Apalagi mengingat seri XCOM memang boleh dibilang game Turn-Based Tactics yang paling populer akhir-akhir ini.

Aspek pertama yang ingin saya  bahas adalah soal grafis dan performa dari Gears Tactics. Jika dibandingkan dengan Chimera Squad, yang kebetulan juga saya review bulan Juni 2020 kemarin, Gears Tactics menang telak dalam hal visualisasi grafis. Bahkan, menurut saya, Gears Tactics bisa dibilang sebagai salah satu game Turn-Based Tactics dengan visualisasi paling cantik yang pernah saya mainkan.

Ketika Anda melakukan Execute atau beberapa Skill (seperti Chainsaw Attack atau Bayonet Charge), kamera pun bergerak untuk mendekati karakter Anda untuk memperlihatkan animasi yang buas dan terasa begitu memuaskan. Meski saya berkali-kali melihatnya, saya belum bosan dengan animasi Skill tersebut karena ada beberapa variasinya.

Efek-efek ledakan, tembakan, atau apapun yang ada di sini juga jauh lebih fantastis dibanding yang saya lihat di Chimera Squad ataupun semua seri XCOM modern (mulai dari XCOM: Enemy Unknown, XCOM 2, ataupun Chimera Squad). Sungguh, saya sangat mengagumi jerih payah The Coalition dan Splash Damage (developer Gears Tactics) dalam usahanya menerjemahkan visualisasi fantastis dari Gears 5 ke Gears Tactics ini.

Biasanya, game-game Turn-Based Tactics memang tidak menyuguhkan visualisasi yang secantik genre Action, RPG, ataupun FPS. Namun, berhubung saya juga sudah menamatkan Gears 5, saya bisa merasakan atmosfir dan visualisasi fantastis yang tak jauh berbeda saat bermain Gears Tactics.

Lalu bagaimana dengan performanya? Meski grafisnya fantastis, Gears Tactics bisa dimainkan di PC murah meriah sekalipun. Berikut ini adalah System Requirements yang saya ambil dari Steam.

Sumber: Steam
Spesifikasi yang dibutuhkan Gears Tactics. Sumber: Steam

Bandingkan spek di atas dengan spek yang dibutuhkan untuk Gears 5 yang juga saya ambil dari Steam di gambar berikut ini.

Sumber: Steam
Spesifikasi yang dibutuhkan Gears 5. Sumber: Steam

Dengan spek PC saya, berikut ini adalah hasil benchmark (built-in) yang saya dapatkan:

Screenshot: Gears Tactics
Screenshot: Gears Tactics

Jika hanya melihat dari sisi grafis dan performa, saya percaya Gears Tactics harusnya bisa jadi standar baru untuk game-game Turn-Based lainnya di masa mendatang.

 

Gameplay: 81/100

Jika di aspek grafis Gears Tactics mungkin bisa dibilang revolusioner, saya tidak bisa mengatakan hal yang sama untuk aspek gameplay-nya.

Banyak mekanisme gameplay yang ada di sini mengambil komponen-komponen yang sudah ada di seri XCOM modern. Meski begitu Gears Tactics mengimplementasikan semua komponen-komponen tadi dengan sangat baik dan menambahkan beberapa komponen baru di dalamnya.

Tiga komponen gameplay yang diimplementasikan dengan baik di Gears Tactics adalah soal Loot System, Skill Tree, dan Action Point (AP).

Berbicara soal Loot System, Gears Tactics mengizinkan karakter-karakter Anda menggunakan Equipment yang bisa didapatkan dari pertempuran. Equipment yang ada di sini memiliki tingkat Rarity (dari Common sampai Legendary) dan didapatkan secara acak alias random.

Simulasi Skill Tree Gears Tactics. Sumber: Gears of War
Simulasi Skill Tree Gears Tactics. Sumber: Gears Tactics

Di Gears Tactics, ada juga 5 class berbeda (Support, Vanguard, Heavy, Scout, dan Sniper) untuk karakter-karakter Anda. Skill Tree dari masing-masing class di sini cukup menarik dan kompleks. Oh iya, asyiknya lagi, Anda bisa mengakses simulasi Skill Tree yang bisa digunakan dari situs resmi Gears Tactics (Anda juga bisa membukanya untuk melihat bagaimana Skill Tree yang ada di game ini).

Komponen gameplay terakhir yang membuat Gears Tactics jadi lebih menarik, setidaknya dibanding Chimera Squad, adalah sistem Action Point yang lebih fleksibel. Action Point ini digunakan untuk melakukan pergerakan ataupun aksi. Namun, setiap class memiliki satu skill atau lebih untuk menambahkan Action Point saat giliran mereka. Dengan begitu, jika Anda bermain cukup cerdik dan memanfaatkan skill-skill tadi, Anda bisa mendapatkan sejumlah AP untuk melakukan begitu banyak hal dalam satu kali giliran.

Misalnya saja jika kita melihat dari class yang paling saya sukai di sini, Sniper. Sniper memiliki Skill bernama Chain Shot. Di level 2, jika Chain Shot Anda mengenai lawan, Anda akan mendapatkan 2 AP. Sniper juga punya Skill bernama Fast Fingers. Fast Fingers level 2 akan membuat karakter Anda mendapatkan 1 AP sekaligus Reload gratis jika Skill tersebut berhasil membuat musuh Downed atau mati. Ada lagi Skill yang bernama Ultimate Shot (Max AP saat membunuh musuh dengan Skill ini) dan Spree (25% kesempatan untuk mendapatkan 2 AP jika membunuh musuh dengan Critical Hit).

Screenshot: Gears Tactics
Screenshot: Gears Tactics.

Itu tadi baru Skill dari satu class saja. Jika digabungkan dengan Skill yang dimiliki Support, Sniper bisa jadi menggila di medan pertempuran dan menghabisi banyak musuh hanya dalam satu turn.

Sistem AP yang fleksibel itu jadi mengubah mindset bermain Anda. Jika di Chimera Squad, mindset-nya adalah bagaimana memanfaatkan kesempatan Anda yang sangat terbatas. Mindset bermain di Gears Tactics adalah bagaimana memperpanjang turn dengan berbagai skillset yang Anda miliki.

Sayangnya, meski didukung oleh beberapa komponen gameplay yang solid tadi, Gears Tactics tidak memiliki ragam misi ataupun musuh yang membuatnya tidak membosankan untuk dimainkan berkali-kali.

 

Plot Cerita dan Karakter: 63/100

Berhubung franchise Gears of War memang sudah cukup berumur karena pertama kali dirilis tahun 2006 dan dibuat untuk 3rd Person Shooter, lore-nya memang sudah cukup panjang. Advantage ini tidak dimiliki oleh seri XCOM modern. Setidaknya, saya tak terlalu tertarik untuk mempelajari lore seri XCOM modern seperti saya mempelajari lore Gears of Wars.

Dengan begitu, Gears Tactics sebenarnya memiliki banyak materi yang bisa dikembangkan dalam aspek plot cerita dan karakter-karakternya. Di Gears Tactics, tokoh utamanya adalah Gabe Diaz — bapaknya (atau ayahanda tercinta, kalau mau flamboyan) Kate Diaz yang jadi karakter utama di Gears 5. Buat Anda yang mengikuti cerita Gears of War, tema perjuangan (sekaligus korupnya) COG melawan monster (Swarm, Locust, dkk.) juga masih kental Anda temukan di sini.

Sayangnya, mungkin karena memang dianggap sebagai spin-off, tidak banyak hal-hal baru dari cerita besar lore Gears of War yang bisa Anda temukan di sini. Karakter dan percakapan yang ada di sini juga tidak begitu menarik untuk diperhatikan. Setidaknya beberapa karakter dan percakapan dari Chimera Squad beberapa kali berhasil membuat saya tersenyum sendirian di depan layar monitor.

Sumber:
Sumber: Microsoft

Jika dibandingkan dengan Chimera Squad, satu-satunya keunggulan Gears Tactics dari aspek ini adalah soal penyajian ceritanya. Setidaknya Gears Tactics menyuguhkan ceritanya lewat cutscenes, tidak seperti Chimera Squad yang menggunakan slideshow gambar semata. Meski memang hal ini juga bisa dimasukkan dalam kategori penilaian visualisasi grafis. Namun, saya sungguh bingung mencari apa kelebihannya dari aspek ini — apalagi mengingat Gears Tactics tidak berhasil memanfaatkan lore panjang dari seri Gears of War dengan baik.

 

Fitur Tambahan dan Durasi Permainan: 30/100

Seperti yang saya tuliskan tadi di bagian gameplay, variasi misi dan musuh yang ada di sini membuat saya tidak betah berlama-lama memainkannya.

Setelah saya menyelesaikan playthrough satu kali, saya sebenarnya sempat mencoba memainkannya kembali di tingkat kesulitan tertinggi dan Ironman Mode. Sayangnya, saya mati dan gagal menyelesaikan campaign tersebut di Act 1 Chapter 5 (Gears Tactics memiliki 3 Act dengan total 22 Chapters).

Jika dibandingkan dengan Chimera Squad yang saya mainkan selama 49 jam, saya hanya mencatatkan waktu bermain selama 24 jam di Gears Tactics.

Sebenarnya, Chimera Squad juga tidak sebagus itu namun game tersebut memiliki akses modding yang sangat baik. Anda bahkan bisa mengunduh SDK nya gratis dari Steam jika Anda membeli game-nya.

Salah satu mod yang tak bisa saya gunakan. Sumber: Nexus Gears Tactics
Salah satu mod yang tak bisa saya gunakan. Sumber: NexusMods

Sebaliknya, akses modding Gears Tactics terbilang aneh… Kita memang bisa memodifikasi beberapa file game dengan mudah. Hanya dengan menggunakan Notepad, Anda bisa mengedit file .csv untuk memodifikasi Gears Tactics. Sayangnya, cara ini sangat tidak konsisten.

Pasalnya, ada beberapa file yang sebenarnya bisa diedit dan memodifikasi game-nya namun ada juga yang akan di-overwrite begitu Anda menjalankan game tersebut. Hal ini menyebabkan modifikasi Gears Tactics jadi sangat terbatas. Di Nexus, Gears Tactics memiliki 12 mods namun parahnya kebanyakan mod tersebut tidak bisa berjalan jika Anda membeli game tersebut.

Sebagian besar mod juga hanya bisa aktif saat Anda memulai campaign baru. Hal ini semakin menyebalkan mengingat Anda tidak bisa skip tutorial mission layaknya Chimera Squad.

Tidak bisa skip tutorial ini sungguh menyebalkan di game yang menawarkan fitur Ironman Mode. Itu sebabnya juga saya malas menyelesaikan game ini untuk yang kedua kalinya. Chimera Squad mengizinkan Anda melewatkan misi tutorial setelah sekali menjalankannya.

 

Average Score: 65.25

Sumber: Microsoft
Sumber: Microsoft

Dengan harga Rp250 ribu, Gears Tactics sebenarnya sangat layak untuk dimainkan. Apalagi jika Anda ingin merasakan game Turn-Based Tactics dengan grafis yang menawan dan gameplay yang cukup solid. Sayangnya, meski seharusnya mereka bisa memanfaatkan lore Gears of War, Gears Tactics tak mampu menggunakannya dengan baik. Jika Anda tidak tertarik dengan hal-hal berbau modding, Gears Tactics juga sebenarnya akan memberikan pengalaman bermain yang sangat berkesan — asal jangan memilih Ironman Mode sebelum mereka mengimplementasi skipping tutorial mission.

Gears 5 Bisa Dinikmati Gratis Sampai Tanggal 12 April

Lupakan PS Plus atau Xbox Live Gold, PC ialah platform terbaik untuk mendapatkan rentetan game gratis tanpa perlu jadi pelanggan suatu layanan premium. Sebagai pengakuan, kurang lebih 75 persen permainan orisinal yang ada di koleksi (totalnya sekitar 250 judul) saya dapatkan tanpa membayar. Menemukan mereka pun sebetulnya tidak sulit. Kita hanya perlu membuka mata karena beberapa platform distribusi kadang membagikannya secara mendadak.

Kali ini kabar baik datang dari Microsoft – lebih tepatnya Xbox Game Studios. Mereka mengumumkan bahwa Gears 5 versi PC dapat dinikmati secara cuma-cuma hingga tanggal 12 April. Game dapat diakses baik lewat Windows Store ataupun Steam. Menariknya lagi, yang publisher tawarkan di sini adalah versi ‘penuh’ dari permainan dan tak ada pemangkasan konten. Anda dipersilakan menikmati seluruh modenya, dari mulai campaign single-player, multiplayer PvP dan co-op, hingga fitur map builder.

Jika Anda sama sekali belum memainkan Gears 5, ini merupakan kesempatan emas. Gears 5 merupakan salah satu permainan non-eksklusif pertama Microsoft di generasi ini, dan bisa dibeli di storefront pihak ketiga seperti Steam. Dirilis di bulan September 2019, game memperoleh respons positif dari gamer serta media. Hanya dalam beberapa hari setelah tersedia, Gears 5 sukses menghimpun lebih dari tiga juta pemain.

Berita baiknya tidak berhenti sampai di sana. Ketika Gears 5 dijajakan seharga US$ 60 untuk konsumen di Amerika Serikat dan negara-negara barat, permainan cuma dijual seharga Rp 250 ribu di Indonesia (efek dari penyesuaian harga, dan saya rasa Xbox Game Studios patut diacungi jempol atas kedermawanan mereka). Dengan membelinya, achievement yang Anda peroleh di periode gratis ini akan terus tersimpan dan petualangan bisa terus dilanjutkan.

Gears 5 ialah satu dari sejumput permainan action kelas blockbuster yang siap menghidangkan pengalaman multiplayer kooperatif split screen di PC. Split screen memperkenankan dua pemain (atau lebih) menikmati game secara lokal di satu layar. Fitur ini cukup berkesan bagi saya, membuat Gears 5 jadi game PC yang paling sering saya mainkan berdua adik ketika hanya ada satu komputer tersedia.

Dan ‘Gears 5 gratis’ bukanlah satu-satunya kabar mengenai franchise Gears of War yang diungkap minggu ini. Tim The Coalition juga menginformasikan bahwa proses pengembangan Gears Tactics versi PC sudah rampung. Gears Tactics adalah spin-off seri Gears yang menyajikan formula strategi turn-based ala XCOM, di-setting 12 tahun sebelum permainan pertamanya berlangsung. Edisi Xbox One-nya juga akan hadir, tapi developer belum mengonfirmasi waktu peluncurannya.

Via DualShockers.

8 Game Terbaik di Tahun 2019 Versi Yoga Wisesa – Senior Writer DS/Hybrid

Nikmati game-game berkualitas yang Anda sukai, dan waktu akan berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin remake Resident Evil 2 meluncur, lalu dunia dikejutkan oleh Apex Legends. Kemudian tak terasa Death Stranding dan Star Wars Jedi: Fallen Order dilepas. Nyatata, momen ini berjarak kurang lebih sembilan bulan. Dan dalam beberapa hari lagi, kita akan mengucapkan selamat tinggal pada 2019.

2019 kembali menjadi tahun istimewa bagi gamer. Selama 12 bulan ini, sejumlah developer menetapkan standar baru penggarapan remake (Resident Evil 2, Crash Team Racing Nitro-Fueled, The Legend of Zelda: Link’s Awakening), studio-studio indie kembali menunjukkan taringnya (Disco Elysium, Manifold Garden), dan kita juga menjadi saksi lahirnya layanan cloud gaming yang ditujukan untuk pasar mainstream (Google Stadia).

Tentu saja, tiap gamer punya pendapat berbeda mengenai 2019 serta permainan-permainan favoritnya sendiri. Perbedaan inilah yang membuat gaming jadi begitu berwarna. Ada cukup banyak game yang sempat saya mainkan di tahun ini, namun delapan judul ini berhasil mencuri perhatian dan waktu saya.

 

8. Gears 5

Saya memang bukanlah penggemar berat seri Gears of War, tapi kehadiran game third-person shooter blockbuster Microsoft ini di Steam sangat saya apresiasi. Di Indonesia, Xbox Game Studios membanderol Gears 5 di harga terjangkau dan mereka yang membelinya akan memperoleh game berkonten lengkap serta pengalaman multiplayer kooperatif split-screen seru – cukup jarang ditemui di platform PC.

 

7. Tom Clancy’s The Division 2

Meski didesain sebagai game co-op, The Division 2 tetap mengesankan ketika dinikmati seorang diri. Massive Entertainment berhasil menciptakan dunia pasca-bencana artistik berlatar belakang kota Washington DC, menyuguhkan aksi baku tembak sengit yang diselingi momen-momen eksplorasi adiktif. Sistem loot dan kustomisasi menjadi kekuatan utama The Division 2 dan hingga kini developer terus meng-update kontennya.

 

6. Star Wars Jedi: Fallen Order

Jedi: Fallen Order mungkin bukanlah penerus seri Jedi Knight seperti yang diharapkan para veteran, namun ia merupakan game single-player Star Wars murni terbaik yang dirilis dalam lima tahun terakhir. Dalam membuatnya, Respawn Entertainment menggabungkan sejumlah elemen permainan populer: desain level khas Metroidvania, sistem pertempuran ala Soulsborne (tepatnya Sekiro), dan eksplorasi mirip Tomb Raider atau Uncharted.

 

5. Metro Exodus

Lewat Exodus, 4A Games mencoba meneruskan kisah petualangan Artyom dengan sedikit berbeda. Developer tetap mempertahankan elemen horor, survival, stealth, dan sistem karma; tapi kali ini, dunia permainan terbuka lebih luas dan pemain dibebaskan untuk menyelesaikan tugas dengan metode yang mereka mau. Metro Exodus juga merupakan salah satu game pertama yang mengadopsi teknologi real-time ray tracing Nvidia.

 

4. The Outer Worlds

Dibanding karya Obsidian sebelumnya, The Outer Worlds terasa lebih ringan dan jenaka. Walaupun demikian, jagatnya merefleksikan banyak hal di dunia nyata: bagaimana jika nasib banyak orang berada di genggaman perusahaan korporat? Developer mengangkat tema ini ke dunia berlatar sci-fi, memperkenankan pemain menjelajahi beragam planet dan stasiun luar angkasa, sembari menciptakan karakter unik sesuai keinginan Anda.

 

3. Control

Selalu ada hal unik yang Remedy Entertainment suguhkan di karya digitalnya, dan Control tak kalah istimewa dari Max Payne dan Quantum Break. Permainan action ini mengombinasikan aksi tembak-menembak menegangkan dengan elemen misteri dan superhero. Control juga menyajikan kejutan menyenangkan: game memberikan penjelasan sekaligus konklusi mengenai kejadian di Alan Wake. Kedua game ternyata di-setting di dunia yang sama.

 

2. Sekiro: Shadows Die Twice

Sekiro membuktikan bahwa formula Soulsborne masih bisa diulik lagi. Game ini meneruskan semangat Dark Souls, namun kita dihidangkan latar belakang fantasi Jepang. Selanjutnya, FromSoftware mengedepankan sistem parry (tangkis) dalam pertarungan, menuntut pemain untuk selalu sigap saat menghadapi lawan. Sekiro memang tak mudah ditaklukkan, tetapi ia adalah salah satu game dengan aksi pertempuran paling memuaskan.

 

1. Resident Evil 2

Remake dari game survival horror yang Capcom luncurkan lebih dari dua dekade silam ini berhasil mengembalikan kengerian teror zombi ke era kejayaannya. Capcom merancang peta secara teliti dan memanfaatkan pencahayaan untuk mengejutkan dan menjaga ketegangan, lalu menyempurnakan pengalaman horor itu dengan desain suara super-apik.

Sukses secara komersial dan mampu mengesankan gamer, Resident Evil 2 membuka jalan bagi pengembangan remake Resident Evil 3. Dari penilaian saya secara pribadi, Resident Evil 2 ialah game terbaik di 2019.

Game-game lain di tahun 2019 yang saya mainkan dan saya saranan agar Anda juga mencobanya: Devil May Cry 5, Total War: Three Kingdoms, Apex Legends, Red Dead Redemption 2 (PC).

Xbox One X Edisi Gears 5 Sajikan Desain Bertema Salju dan Case Semi-Transparan

Mungkin dalam waktu kurang dari setahun, kita akan berkenalan dengan  penerus Xbox One dan PlayStation 4. Proses pengembangannya telah dikonfirmasi baik oleh pihak Microsoft maupun Sony, dan dalam prosesnya, para produsen juga mulai mempersiapkan diri menghadapi datangnya era cloud gaming – yang mulai naik daun berkat pertisipasi Google lewat Stadia.

Namun betapa pun menariknya kemudahan akses dan teknologi-teknologi mutakhir itu, sejumlah gamer tetap lebih memilih menikmati permainan secara tradisional, berbekal hardware dedicated semisal home console. Dan bagi penggemar berat judul-judul tertentu, mereka bahkan tidak ragu untuk membeli edisi berbeda dari produk serupa. Dan khusus bagi kalangan inilah Xbox One X Gears 5 Limited Edition sengaja Microsoft siapkan.

Edisi Gears 5 dari Xbox One X diramu untuk memeriahkan pelepasan permainan third-person shooter terbaru di seri Gears of War itu. Seperti penawaran produk edisi terbatas sebelumnya, tema game Gears 5 diterapkan pada unit console dan controller, menyuguhkan kombinasi antara warna es/salju yang tidak rata serta ilustrasi super-stylish. Desainnya digarap secara kolaboratif oleh developer The Coalition dan Xbox Industrial Design Team.

Xbox One X Gears 5 Limited Edition 2

Khusus pada console, Microsoft memanfaatkan case berjenis semi-transparan di area berwarna gelap. Di sana Anda juga bisa segera menjumpai ilustrasi tengkorak di tengah-tengah bingkai roda gigi yang jadi simbol seri Gears. Anda lihat retakan-retakan yang seolah-olah terdapat di permukaan es? Xbox Industrial Design Team membuatnya dengan memanfaatkan metode ukiran laser.

Unit controller-nya juga tidak kalah istimewa. Periferal bertajuk Xbox Wireless Controller Gears 5 Kait Diaz Limited Edition itu mengusung warna salju serupa console, tetapi Microsoft menggunakan decal yang membuatnya terlihat seperti lempengan-lempengan armor milik sang protagonis Kait Diaz. Microsoft turut membubuhkan emblem elang di bagian depan serta simbol Locust Horde di sisi punggung. Selanjutnya, produsen menerapkan warna biru di sisi dalam thumb stick serta trigger button.

Masih belum puas? Anda dipersilakan untuk membeli Xbox Pro Charging Stand edisi spesial Kait Diaz yang mempunyai skema warna dan decal serupa controller, headset Razer Thresher Xbox One Gears 5 Edition, Seagate Game Drive Gears 5 Special Edition, serta satu set keyboard dan mouse wireless Razer Turret – jika Anda menginginkan kecepatan dan keakuratan tinggi saat bermain.

Bundel Xbox One X Gears 5 Limited Edition sudah bisa Anda pre-order sekarang, dijajakan seharga US$ 500 dan akan tersedia berbarengan dengan perilisan game pada tanggal 9 September 2019. Di luar paket penjualan, controller (US$ 75), charging stand (US$50), headset Thresher, Seagate Game Drive dan Razer Turret (US$ 300) versi Gears 5 dapat dibeli terpisah.

Xbox One X Gears 5 Limited Edition

Sumber: Xbox Wire.

10 Game yang Paling Banyak di-Pre-Order Setelah E3 2019 Berlangsung

Setidaknya ada dua hal yang selalu menjadi sumber kemeriahan E3: pengumuman game/hardware baru serta penyingkapan tanggal rilis produk-produk tersebut. E3 2019 minggu lalu sama sekali tidak kekurangan momen-momen itu. Tak sedikit pula, pengungkapan-pengungkapan game anyar turut diiringi oleh dimulainya fase pre-order – meski pelepasannya masih berbulan-bulan lagi.

Tak lama setelah pameran gaming tahunan raksasa itu berlangsung, GameStop sebagai salah satu retailer permainan video terbesar di Amerika segera melepas daftar judul yang paling banyak dipesan oleh konsumen. GameStop menyampaikan bahwa ada 66.000 orang menghadiri Electronic Entertainment Expo 2019 di Los Angeles. Sesi konferensi dari masing-masing publisher-nya juga ditonton oleh jutaan pasang mata via live stream. Dan setelah E3 2019 usai, GameStop melihat adanya kenaikan angka pre-order hingga 63 persen.

Video game ialah DNA kami dan sebagai pemain retail teratas, kami memiliki data dan sistem pelacakan internal untuk memprediksi serta memahami apa yang konsumen ingin mainkan,” kata vice president merchandising GameStop Eric Bright di rilis pers. “Seperti yang bisa dilihat dari E3, industri gaming terus berkembang dan kami berada tepat di tengahnya. Terdapat lebih dari 40 ribu gerai kami siap membantu konsumen mengakses permainan-permainan favorit mereka.”

Ini dia 10 game E3 2019 yang laris di-pre-order di GameStop. Mereka adalah judul-judul baru yang diungkap di periode E3 2019 dan tanggal rilisnya sudah diketahui jelas:

 

1. Call of Duty: Modern Warfare

25 Oktober 2019

 

2. Pokemon Sword/Shield

15 November 2019

 

3. Final Fantasy VII Remake

3 Maret 2020

 

4. Cyberpunk 2077

16 April 2020

 

5. Borderlands 3

13 September 2019

 

6. Legend of Zelda: Link’s Awakening

20 September 2019

 

7. Star Wars Jedi: Fallen Order

15 November 2019

 

8. Gears 5

6 September 2019

 

9. Super Mario Maker 2

28 Juni 2019

 

10. Crash Team Racing: Nitro-Fueled

21 Juni 2019

Kejadian menarik di sini adalah, daftar pre-order dari GameStop ini tidak benar-benar merepresentasikan judul-judul yang berhasil mencuri perhatian media. Belum lama ini, ICO Partners mengungkap 15 permainan yang paling banyak diliput atau diangkat di artikel. Dua game teratas di list GameStop, yaitu Call of Duty: Modern Warfare dan Pokemon Sword/Shield bahkan tidak masuk di sana.

Hal ini mungkin bisa memberi kita gambaran mengenai betapa kuatnya pengaruh kedua franchise (Call of Duty dan Pokemon), karena mereka terus jadi favorit gamer begitu judul terbarunya diumumkan. Hanya ada satu IP orisinal yang masuk ke top 10 pre-order GameStop, yaitu Cyberpunk 2077 (plus Star Wars Jedi: Fallen Order jika Anda tidak keberatan). Sisanya ialah sekuel dan remake.

Via Gamespot.

 

8 Tim Esports Kawakan Akan Bertanding di ELEAGUE Gears Summer Series Invitational

Pada bulan April 2019 lalu, Microsoft selaku penerbit seri Gears of War telah mengumumkan kerja sama dengan organizer ELEAGUE untuk meluncurkan program esports dengan Gears 5 sebagai game yang dipertandingkan. Pada waktu itu mereka memaparkan bahwa program kerja sama ini terdiri dari dua bagian. Pertama adalah pembuatan seri dokumenter esports, dan kedua yaitu turnamen Gears 5 itu sendiri.

Kini ELEAGUE akhirnya membeberkan jadwal pasti kapan turnamen yang dimaksud akan digelar. Untuk pertama kalinya di dunia, tim-tim esports dari berbagai belahan bumi akan saling beradu keahlian Gears 5 mereka di ELEAGUE Arena, Atlanta, dalam kompetisi bertajuk ELEAGUE Gears Summer Series Invitational. Terdapat delapan tim yang diundang untuk bertanding di ELEAGUE Gears Summer Series Invitational, yaitu:

  • OpTic Gaming
  • Ghost Gaming
  • Rise Nation
  • Team Reciprocity
  • Simplicity
  • EU’s Finest
  • Mazer
  • Glory

https://twitter.com/ELEAGUETV/status/1141387594758049794

Turnamen ini akan berlangsung pada hari Sabtu dan Minggu, tanggal 13 – 14 Juli 2019, serta akan disiarkan secara live lewat channel Twitch ELEAGUE maupun situs live.gearsofwar.com. ELEAGUE mengundang para penggemar seri Gears of War untuk hadir dan menonton langsung turnamen ELEAGUE Gears Summer Series Invitational secara gratis, namun dengan slot tiket terbatas. Tidak hanya menonton, hadirin juga akan berkesempatan mencicipi Gears 5 sebelum dirilis secara resmi. Tersedia juga berbagai merchandise ELEAGUE untuk dibeli.

Sementara itu para penggemar yang menonton lewat tayangan live streaming di live.gearsofwar.com punya kesempatan untuk mendapatkan berbagai konten in-game eksklusif yang bisa dimainkan di Gears of War 4 dan Gears 5 setelah dirilis nanti. Caranya dengan menonton tayangan tersebut selama minimal 60 menit. Siaran turnamen ini akan dibawakan oleh host populer ELEAGUE yaitu Alex “Goldenboy” Mendez, serta panel analisis yang diisi sederet pakar seri Gears of War, mulai dari mantan atlet profesional, coach, caster, hingga reporter.

Seri dokumenter yang berjudul ELEAGUE Gears Summer Series: The Bonds and Betrayals of Brotherhood pun telah tayang mulai tanggal 14 Juni lalu di TBS Network dan channel Twitch ELEAGUE. Tayangan yang tiap episodenya berdurasi satu jam itu menunjukkan suka duka dunia esports Gears of War melalui kehidupan para atletnya, bagaimana mereka berlatih dan bertanding di seluruh penjuru dunia. Dokumenter ini tayang seminggu sekali, dengan episode 2 akan mengudara pada tanggal 21 Juni. Anda yang ketinggalan tayangan premiere bisa juga menontonnya di channel YouTube Gears of War.

Gears 5 akan dirilis pada tanggal 10 September 2019 untuk Xbox One dan PC. Para subscriber akun Xbox Game Pass Ultimate dapat memainkannya lebih awal, yaitu 6 September. Bisakah Gears 5 menjadi cabang esports populer menyaingi berbagai judul shooter yang sudah ada di pasaran saat ini?

Sumber: ELEAGUE, Esports Insider

ELEAGUE dan Microsoft Jalin Kerja Sama untuk Program Esports Gears of War

Gears of War sejak era Xbox 360 sudah berhasil meraih reputasi di kalangan gamer sebagai salah satu seri shooter terbaik dunia. Namun di kalangan pecinta esports gaungnya masih kurang begitu terdengar, kalah dengan judul-judul lain seperti PUBG atau Rainbow Six: Siege. Microsoft selaku penerbit eksklusif Gears of War tampaknya menyadari itu, dan kini ingin mendorong esports Gears of War supaya lebih “hidup” lagi.

Menyambut datangnya seri terbaru Gears of War di tahun 2019, yang berjudul Gears 5, Microsoft melalui Xbox Game Studios telah bekerja sama dengan ELEAGUE untuk meluncurkan program esports berskala besar. Program ini, bernama ELEAGUE Gears Summer Series: The Bonds and Betrayals of Brotherhood, terdiri dari dua bagian yaitu seri dokumenter dan turnamen.

Di sisi dokumenter, ELEAGUE akan menyoroti kehidupan enam pemain profesional Gears of War, bagaimana ikatan mereka dengan seri Gears of War itu sendiri, serta seperti apa keseruan dan keunikan dunia esports Gears of War (Gears Esports). ELEAGUE akan menunjukkan cara atlet-atlet ini beradaptasi dari Gears of War 4 ke Gears 5, baik itu dari potensi-potensi baru yang muncul serta apa saja kesalahan yang terjadi di masa lalu.

Sementara itu di sisi turnamen, ELEAGUE akan menyoroti pembukaan mode multiplayer Gears 5 Versus secara global. Kemudian mereka akan menggelar kompetisi bernama ELEAGUE Gears Summer Series, di mana delapan tim top Gears of War dari seluruh dunia akan berkumpul di ELEAGUE Arena, Atlanta, untuk unjuk keahlian dan saling beradu nyali.

Turnamen ini akan berlangsung pada tanggal 13 – 14 Juli 2019, ditayangkan langsung melalui Twitch dan layanan premium Bleach Report Live. Sayangnya belum ada informasi detail mengenai format kompetisi ataupun hadiah yang ditawarkan. Sementara itu seri dokumenternya direncanakan tayang di TBS mulai tanggal 14 Juni, dan terdiri dari enam episode.

Gears 5 - Screenshot
Sumber: Microsoft

Laporan Reuters mengatakan bahwa kerja sama ini adalah peluang bagi Turner (induk perusahaan TBS) untuk melayani audiens mereka di ranah olahraga dan hiburan, sekaligus juga menjangkau segmen baru yang terus berkembang yaitu audiens gaming. “Audiens ini adalah demografi yang paling diidamkan di lanskap media,” kata Craig Barry, Chief Content Officer di Turner Sports, kepada Reuters. “Kami tahu mereka ada di luar sana, kami tahu mereka telah terlibat. Tapi belum ada yang benar-benar tahu apa rahasianya.”

Langkah Microsoft, Xbox Game Studios, serta Turner dalam menggaet ELEAGUE terbilang sangat tepat. ELEAGUE selama ini sudah cukup berpengalaman menggelar turnamen ataupun menciptakan konten-konten menarik seputar esports. Kekuatan ELEAGUE terletak pada cara mereka mengemas program-program esports dengan unik, sehingga mampu menjadikannya hiburan seru walaupun game yang diangkat adalah cabang esports yang cukup niche. Gears Esports yang dibentuk oleh para penggemar dengan passion tinggi tampak merupakan pasangan tepat bagi ELEAGUE. Kita tunggu saja seperti apa hasil kerja sama ini nantinya.

Sumber: Microsoft, Reuters