Sticar Rambah Layanan Iklan di Sepeda Motor

Setelah menjadi pemain di bisnis car advertising, Sticar mulai merambah sektor iklan sepeda motor sebagai layanan terbaru. Menjamurnya sepeda motor sebagai moda transportasi yang makin populer membuat Sticar melirik pangsa pasar ini. Sticar akan menjadi pemain berikutnya setelah Karta yang memang dari awal mengkhususkan diri untuk iklan bergerak di sepeda motor.

Menurut CEO Sticar Rio Darmawan, diversifikasi layanan Sticar ini merupakan dampak tingginya permintaan brand untuk ketersediaan iklan di moda sepeda motor.

“Dalam satu tahun ini kami menyediakan solusi iklan di mobil bagi para pelaku usaha. Seiring dengan terus naiknya awareness Sticar dan online car branding sendiri, ternyata banyak klien yang berharap layanan-nya ditambah. Jadi diversifikasi ini kami lakukan juga untuk memenuhi permintaan tersebut.”

Secara umum cara kerjanya tak berbeda dengan proses bisnis untuk iklan di mobil. Menggunakan dasbor yang tersedia, pengiklan bisa secara real time melihat ke mana saja iklan tersebut berjalan dan jumlah impresi yang didapat. Diklaim Sticar sudah memiliki 1000 mitra pengemudi motor terdaftar yang bergabung dengan program ini.

Meskipun bukan hal yang baru, Sticar mengklaim layanannya ini memberi nilai tambah di sisi brand activation agar pesan-pesan yang diberikan bisa secara optimal ditangkap masyarakat.

Menurut wawancara sebelumnya, fokus Sticar tahun ini adalah customer retention, termasuk  peningkatan layanan pengiklan seperti ketepatan kampanye mulai dari pengajuan desain, waktu pemasangan, berjalannya kampanye, hingga pelaporan. Terkait ekspansi, Sticar menargetkan melebarkan sayap hingga ke 20 kota baru.

Application Information Will Show Up Here

 

Miliki Lebih dari 1000 Mitra Jadi Modal Sticar Perluas Cakupan Bisnis

Sticar memulai debutnya sejak November 2016 sebagai salah satu startup pionir di lanskap car advertising di Indonesia. Dari rilis terbaru yang dikirimkan kepada DailySocial, Sticar menyatakan bahwa saat ini pihaknya telah menjalankan kampanye iklan di lebih dari 1000 mitra pemilik mobil. Meneruskan tren positifnya setelah berhasil mendongkrak popularitas di Bandung dan Bali, kini Sticar memperluas cakupannya ke kota lainnya, mulai dari Jabodetabek, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Palembang.

Dari pemaparan Founder & CEO Sticar Gede Rio Darmawan, momentum libur Ramadan dan lebaran menjadi faktor pemicu meningkatnya minat pemilik mobil dengan car advertising. Dari sisi brand selain adanya kebutuhan untuk memperkuat promosi, juga mulai memberikan kepercayaan lebih terhadap iklan di luar ruangan seperti yang ditawarkan Sticar. Pendapatan yang didapat mitra yang mobilnya dipasang iklan bisa jadi menjadi faktor pendongkrak juga atas peningkatan capaian tersebut.

“Tantangan kami sekarang adalah bagaimana bisa mendapatkan mitra driver yang tidak hanya berdomisili di Jakarta namun juga di kota-kota lainnya. Saat ini kami tengah aktif menjaring masyarakat seluruh Indonesia untuk bergabung dengan Sticar untuk bersama-sama menciptakan pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia tentunya,” ujar Rio menjelaskan strategi awal dari ekspansinya.

[Baca juga: Hadirnya StickEarn, Klana, dan Menjamurnya Digitalisasi Bisnis “Car Advertising”]

Strategi lain yang digencarkan untuk suksesi ekspansi Sticar adalah optimasi media sosial untuk meningkatkan awareness. Dalam bisnisnya Sticar memiliki dua target audience, yakni pengiklan dan mitra driver. Diungkapkan tim Sticar pendekatan ke masing-masing akan sangat berbeda. Misalnya untuk pengiklan, pihaknya harus menyusun konten-konten menarik yang berhubungan dengan brand dan pada nantinya mereka akan tahu kalau Sticar merupakan salah satu solusi untuk beriklan.

Bersaing dengan pemain baru di bisnis car advertising

Melihat potensinya yang sangat besar sebagai alternatif dari model iklan yang sudah ada didukung teknologi digital, car advertising dinilai akan memiliki peran sentral dalam publikasi brand hingga beberapa tahun ke depan. Hal tersebut membuat beberapa startup hadir bersaing langsung dengan Sticar. Menyikapi hal tersebut, Sticar memiliki strategi khusus, salah satunya dengan memaksimalkan layanan after sales berupa laporan komprehensif pada dashboard aplikasi.

“Selain itu kami menawarkan brand activation kepada pengiklan. Setidaknya 90 persen mitra driver yang tergabung adalah mereka-mereka yang juga berprofesi sebagai driver taxi online. Peluang ini kami manfaatkan agar pesan yang ingin disampaikan pengiklan langsung sampai ke target mereka. Berbagai bentuk brand activation seperti pemberian voucher promo, adlips, maupun product knowledge juga pernah kami lakukan,” jelas Public Relation Manager Sticar Teuku Hidayatul Awwalin.

[Baca juga: Wrapmobil Ramaikan Persaingan Bisnis “Car Advertising”]

Kerja sama B2B juga turut dijalin untuk menguatkan posisi Sticar. Salah satu kerja sama yang baru dijalankan oalah bersama Marvons Media Utama. Marvons sendiri merupakan salah satu pemain besar dalam dunia advertising. Tujuannya untuk memudahkan Sticar dalam menggaet klien potensial dari brand besar yang juga bekerja sama dengan Marvons.

Inovasi produk juga menjadi konsentrasi dalam bisnis

Sejak peluncuran awalnya, Sticar telah merilis beberapa pembaruan pada sistem yang dimiliki. Salah satunya, kini calon mitra driver dapat melihat kampanye baru yang akan berjalan di Sticar beserta detail limit kuota pada tiap kampanye. Selain itu, pada aplikasi sudah terdapat menu Redeem. Redeem adalah suatu menu untuk melakukan pencairan benefit bagi para mitra driver yang telah menjalankan kewajibannya sesuai masa kontrak yang telah disepakati.

“Mitra driver kini juga dapat melihat kontrak mereka langsung di aplikasi. Sebelumnya, kontrak kerja sama mereka dapatkan dalam bentuk hardcopy. Namun saat ini mereka dapat melihat kontrak tersebut langsung dari aplikasi Sticar,” ujar Teuku.

Untuk tahun 2017 ini, Sticar mengincar customer retention. Pihaknya fokus pada peningkatan layanan pengiklan seperti ketepatan kampanye mulai dari pengajuan desain, waktu pemasangan, berjalannya kampanye, hingga pelaporan. Kemudian tim layanan pelanggan juga menjadi concern Sticar di tahun ini untuk mendukung incarannya. Terkait ekspansi, Sticar menargetkan melebarkan sayap hingga ke 20 kota lainnya.

Application Information Will Show Up Here

Sticar Mungkinkan Pemilik Kendaraan Jadi Tempat Iklan Berjalan

Model layanan digital berkembang begitu signifikan, seakan tak pernah ada batasan untuk berkreasi. Baru-baru ini mulai muncul ke permukaan sebuah layanan digital baru bernama Sticar. Sticar merupakan aplikasi yang menghubungkan pengiklan dengan pengendara mobil. Secara sederhana, pemilik mobil akan menjadikan mobilnya sebagai media publikasi iklan (car advertising) dan dipantau secara detail dari sistem aplikasi.

Saat ini Sticar sedang gencar mengajak Advertiser (pihak yang mengajukan iklan) dan Driver (pemilik mobil yang bersedia mengiklankan). Ketika sudah mencapai kesepakatan, konten pengiklan nantinya akan ditempelkan di mobil Driver sesuai levelnya, ada Windows (kaca mobil), Panel (pintu mobil) dan Full Body. Perhitungan penghasilan bagi Driver adalah per kilometer dikalikan dengan level iklan yang disepakati.

“Ide pengembangan Sticar muncul ketika kami ingin merevolusi cara baru dalam beriklan, dengan cara digital. Jika kita melihat model iklan yang saat ini ada, seperti billboard atau videotron yang kadang berisiko, Sticar hadir memberikan solusi untuk sistem yang lebih efektif, dengan menyajikan panel iklan yang bergerak,” ujar Founder dan CEO Sticar Gede Rio Darmawan kepada DailySocial.

Sticar sendiri dapat diakses dalam mode website dan aplikasi (saat ini yang dikembangkan baru untuk platform Android, ditargetkan akhir bulan November meluncur), guna melakukan pendaftaran dan mengakses sistem monitoring yang disajikan. Data real-time yang disajikan kepada pengiklan meliputi berapa Driver yang telah menempelkan iklan di mobilnya, berapa jauh perjalanan, serta berapa besar jumlah impression (pencapaian iklan). Dari situ pembiayaan juga akan dihitung secara dinamis per kilometer perjalanan.

Dashboard admin untuk analisis impression iklan oleh Advertiser / Sticar
Dashboard admin untuk analisis impression iklan oleh Advertiser / Sticar

GPS Tracker turut disematkan kepada Driver untuk melakukan pelacakan dan menghitung impression. Dari riset yang dilakukan Sticar, jika dibandingkan dengan mode pengiklanan konvensional, misalnya billboard, impression yang didapatkan cenderung lebih besar dan efektif ketika ikan tersebut bergerak. Terlebih jika melihat kondisi trafik di Jakarta, dengan rata-rata orang menghabiskan waktu 6 jam per hari di jalan.

Dari perhitungan kalkulasi yang disematkan dalam portal Sticar, dengan ukuran iklan paling kecil (Window), Driver akan mendapatkan Rp 50.000 untuk tiap perjalanan 100 kilometer, berlaku kelipatannya. Sedangkan untuk ukuran iklan full-body mencapai Rp 150.000 per perjalanan 100 kilometer. Cukup efektif dimanfaatkan oleh para pemilik mobil yang membutuhkan pemasukan tambahan, misalnya untuk mobil sewaan atau travel, dengan jam jalan yang cukup tinggi.

Memberikan impression yang lebih detail kepada Advertiser

Jika impression pada media konvensional seperti billboard dihitung dari jumlah rata-rata kendaraan yang melewati di depannya, sistem yang disajikan Sticar selangkah lebih maju. Menggunakan sistem GPS yang dihubungkan dengan sistem Bluetooth pada mobil, sistem tersebut akan memantau impression dengan lebih spesifik.

“Kami bekerja sama dengan Here Maps yang menghubungkan informasi terkait kondisi traffic population ke server kami di sekitar mobil dengan jarak 10 meter untuk menghasilkan jumlah impression,” jelas Rio.

Dengan kata lain, adanya sistem Bluetooth menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki rekanan Driver. Aplikasi Sticar juga terhubung penuh dengan mobil pengguna melalui OBD2 Bluetooth, mencatat ID mobil dengan baik. Sehingga ketika pengguna tidak menggunakan mobil terdaftar, maka sistem Sticar tidak akan mencatat adanya perjalanan.

Proses bisnis dan capaian yang ingin didapatkan

Sticar sendiri saat ini melenggangkan bisnis dengan sokongan seed funding dari dua investor, RnB Fund dan Oxdream, dengan pendanaan terakhir dibukukan pada akhir September ini. Sticar sedari awal sudah fokus pada revenue stream, yakni dengan pengambilan porsi 10% dari biaya transaksi dari Advertiser kepada Driver. Dengan proses bisnis yang jelas, mereka mengklaim bakal mendapatkan kepercayaan kliennya

“Target untuk tahun 2017 setidaknya ada 1.000 active Driver. Tidak hanya yang terdaftar, tapi yang benar-benar menjalankan campaign,” ujar Rio.

Saat mendiskusikan beberapa hal yang mungkin diisukan karena men-disrupt tatanan periklanan konvensional, Rio memberikan penjelasan bahwa pihaknya telah siap dari berbagai hal. Termasuk pemenuhan perpajakan dan privasi pengguna. Untuk perpajakan, ditekankan dari awal bahwa Sticar mengenakan pajak reklame (mobil branding) yang dibebankan kepada Advertiser.

Untuk jaminan privasi pengguna, pihaknya mengaku bahwa hanya Advertiser dan Sticar yang dapat mengakses data keberadaan pengguna. Itu pun hanya ketika pengguna menjalankan aplikasi dan menghubungkan dengan mobilnya. Ketika tidak sedang bekerja dengan Sticar, maka privasi pengguna dijamin perlindungannya.