Firmware Update Sempurnakan Kompatibilitas Fujifilm X-T3 dengan Gimbal dan Drone

Reputasi Fujifilm di ranah kamera mirrorless tentu sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun di saat pabrikan-pabrikan lain sudah sejak lama menawarkan kombinasi yang pas antara kapabilitas fotografi dan videografi, Fujifilm baru memulai tren tersebut tahun lalu, tepatnya ketika Fujifilm X-H1 dirilis.

Fujifilm X-T3 yang diluncurkan beberapa bulan setelahnya terus mempertahankan tren tersebut. Selain sangat cekatan dalam memotret, kemampuan merekam videonya pun turut menuai banyak pujian. Ya, kamera mirrorless Fujifilm akhirnya mulai dilirik kalangan videografer, dan sejumlah profesional di bidang ini bahkan tidak segan memakainya untuk kebutuhan komersial dengan bantuan sebuah gimbal.

Masalahnya, saat X-T3 dipasangkan ke gimbal seperti DJI Ronin S atau Ronin SC, skema kontrol via USB-nya jadi amat terbatas. Beruntung Fujifilm merupakan salah satu pabrikan yang paling peduli terhadap suara konsumen, dan mereka baru saja merilis firmware update untuk membenahi masalah tersebut.

DJI Ronin SC / DJI
DJI Ronin SC / DJI

Berkat firmware versi 3.10 ini, pengguna jadi bisa mengoperasikan lebih banyak fungsi selagi kamera tersambung ke gimbal atau drone via USB. Kalau sebelumnya mereka hanya bisa mengaktifkan tombol shutter, sekarang mereka akhirnya dapat memulai dan menghentikan perekaman video, tidak ketinggalan juga mengatur fokus secara manual.

Pengaturan parameter exposure untuk perekaman video juga dapat disesuaikan lewat kontrol pada gimbal atau drone. Jadi tanpa harus menyentuh kamera secara langsung, pengguna sudah bisa mengganti shutter speed, aperture, ISO maupun exposure compensation-nya. Singkat cerita, update ini bakal semakin memudahkan penggunaan X-T3 bersama gimbal atau drone.

Sumber: Cinema5D dan Fujifilm.

Gimbal Smartphone DJI Osmo Mobile 3 Resmi Hadir di Indonesia

Bagi yang punya hobi fotografi dan videografi, tentunya kalian sudah familier dengan brand bernama ‘DJI’. Produk-produknya sudah banyak digunakan oleh para profesional dan content creator untuk membantu membuat konten foto maupun video kreatif dan berkualitas.

Siapa yang tidak tahu drone seri Mavic atau gimbal seri Ronin? Namun DJI juga memiliki produk yang ditujukan untuk pemula yakni Osmo series. Bersama Erajaya Group, DJI hari ini resmi menghadirkan produk terbaru seri Osmo, yakni Osmo Mobile 3 dalam acara bertajuk ‘Osmo Day’.

Osmo Mobile 3 sendiri adalah sebuah perangkat stabilizer atau gimbal untuk smartphone yang didesain ringkas dan dapat dilipat. Kehadirannya melengkapi produk Osmo series yang telah hadir lebih dulu, seperti DJI Osmo Pocket dan DJI Osmo Action.

Masuk Pasar Lifestyle Technology

DJI-Osmo-Mobile-3

Sebelum saya menyampaikan kesan pertama saat hands-on DJI Osmo Mobile 3, ada beberapa update informasi dari Djatmiko Wardoyo, Marketing and Communications Director Erajaya Group. Di acara Osmo Day, Erajaya Group juga mengundang tech YouTuber Ario Pratomo dan Wisnu Kumoro untuk berbagi pengalaman mereka menggunakan produk DJI.

Biasanya Erajaya Group dikenal sebagai distributor, retailer, dan importir untuk produk-produk yang berkaitan dengan mobile device seperti smartphone dan tablet. Tapi dalam beberapa tahun terakhir, kami juga fokus pada portofolio baru yang berkaitan dengan lifestyle technology. Makanya dalam tiga tahun terakhir kami bekerja sama dengan leading company dalam produk-produk yang berkaitan dengan lifestyle dan memiliki technology, salah satunya DJI,” ungkap Djatmiko Wardoyo.

Alasan Erajaya Group masuk ke bisnis ini adalah karena mereka memandang mobile device sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang tidak terpisahkan. Potensi pasar lifestyle technology terutama yang berkaitan dengan fotografi maupun videografi sangat besar dan mereka ingin memenuhi permintaan tersebut.

Erajaya Group memiliki aspirasi untuk menggabungkan toko-toko yang sudah dikelola menjadi lifestyle store, bukan lagi device store. Inisiatif terbarunya ialah lewat Urban Republic untuk mulia masuk ke bisnis tersebut.

Saat ini Erajaya Group memiliki 1.055 toko dan tujuh diantaranya ialah Urban Republic untuk menampilkan produk-produk yang berkaitan dengan lifestyle technology.

Hands-on DJI Osmo Mobile 3

Dibanding pendahulunya, perubahan besar yang dibawa Osmo Mobile 3 ialah ukurannya yang lebih ringkas. Saat gimbal smartphone ini ditekuk, dimensinya hanya 157×130×46 mm yang asyik buat dibawa bepergian.

Prosesnya setup-nya terbilang mudah, saya tidak butuh waktu lama saat balancing. Jangan lupa untuk download aplikasi DJI Mimo dan aktifkan koneksi Bluetooth – smartphone akan langsung mendeteksi stabilizer tersebut.

Setelah smartphone terpasang di gimbal, ukurannya memang masih cukup ringkas. Grip-nya mantab, walaupun tampilannya menjadi terlihat sedikit mencolok.

DJI-Osmo-Mobile-3

Kita bisa dengan mudah untuk beralih ke mode landscape ke vertical atau portrait, caranya dengan menekan tombol mode (M) dua kali. Terus ada standby mode, tidak perlu copot pasang saat ingin menyimpannya sebentar.

Sebagai alat bantu untuk mendapatkan video dengan pergerakan yang stabil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama karena mengandalkan kamera smartphone, pastikan smartphone yang digunakan memiliki kualitas kamera yang bagus.

DJI-Osmo-Mobile-3

Kemudian jangan lupa download aplikasi DJI Mimo, beberapa fitur andalan mereka hanya bisa diakses lewat aplikasi tersebut. Anda juga harus coba fitur ActiveTrack 3.0, di mana kamera akan mengikuti gerakan subjek. Satu lagi, jangan lupa kombinasikan footage A-Roll dan B-Roll.

Harga dan Ketersediaan

Masih banyak lagi fitur-fitur yang ditawarkan oleh DJI Osmo Mobile 3 ini, saya sudah request unit review-nya dan semoga bisa datang dalam waktu dekat. Harga DJI Osmo Mobile 3 untuk varian basic adalah Rp1,5 juta dan Rp1.750.000 untuk varian combo dengan kelengkapan tambahan seperti carrying case dan tripod.

Perangkatnya dapat diperoleh pre-oder mulai pada 11-22 September di Store Republic, Erafone.com, dan Blibli.com. Selama masa pre-oder ada promo cashback hingga Rp250.000 dengan kartu kredit bank BRI, CIMB, Mandiri, dan OCBC.

 

DJI Osmo Mobile 3 Diungkap, Lebih Sempurna Sekaligus Lebih Ringkas Dibanding Pendahulunya

Setelah melihat DJI Osmo Pocket dan Osmo Action, saya sempat mengira kedua produk tersebut sebagai pertanda berakhirnya seri Osmo Mobile yang merupakan gimbal untuk smartphone. Namun ternyata prediksi saya salah. DJI baru saja menyingkap Osmo Mobile 3, dan bersamanya datang sejumlah penyempurnaan esensial.

Yang paling utama, Osmo Mobile 3 adalah yang terkecil jika dibandingkan dengan dua pendahulunya. Gagangnya lebih pendek, dan secara keseluruhan dimensinya jauh lebih ringkas. Bukan hanya itu saja, Osmo Mobile 3 juga dapat dilipat menjadi lebih compact lagi saat sedang tidak digunakan.

DJI Osmo Mobile 3

Selain berdampak langsung pada portabilitas, desain barunya ini juga punya pengaruh terhadap aspek pengoperasian. Contoh yang paling gampang, port untuk menyambungkan smartphone (charging) maupun mikrofon eksternal tak lagi terhalangi dan dapat diakses dengan mudah pada Osmo Mobile 3.

Dimensi lebih ringkas juga tidak harus berarti ada fitur yang dipangkas. Osmo Mobile 3 bahkan kembali menghadirkan tombol trigger multi-fungsi di sisi belakang gagangnya, yang sempat dieliminasi pada Osmo Mobile 2, meski ini merupakan salah satu fitur unggulan versi orisinalnya.

DJI Osmo Mobile 3

Fitur pintar lainnya adalah Quick Roll; cukup tekan tombol “M” (Mode) di sebelah joystick sebanyak dua kali, maka pengguna dapat mengubah orientasi ponsel yang terpasang (dari landscape ke portrait atau sebaliknya), tanpa harus melepas dan memasang ponsel kembali. ActiveTrack, fitur andalan DJI untuk lini drone-nya, turut hadir di sini sehingga kamera ponsel bisa terus diarahkan ke subjek secara otomatis.

Terkait baterai, DJI mengklaim daya tahan Osmo Mobile 3 sama persis seperti pendahulunya, yakni hingga 15 jam dalam satu kali pengisian, yang sekarang sudah mengandalkan sambungan USB-C. DJI Osmo Mobile 3 saat ini telah dipasarkan seharga $119, atau dalam bentuk bundel bersama sebuah tripod dan carrying case seharga $139.

Sumber: DJI.

DJI Ronin-SC Diciptakan untuk Memaksimalkan Peran Kamera Mirrorless dalam Videografi

Selain dikenal sebagai produsen drone nomor satu, DJI juga memiliki reputasi bagus di bidang handheld gimbal alias stabilizer untuk kamera. Lini produk mereka mencakup seri Ronin di segmen profesional, lalu seri Osmo di segmen mobile. Untuk seri Ronin, DJI punya persembahan baru dalam wujud Ronin-SC.

Ronin-SC pada dasarnya merupakan versi lebih ringkas dari Ronin-S. Kalau Ronin-S dirancang untuk menggotong kamera DSLR atau mirrorless, Ronin-SC hanya bisa mengakomodasi kamera mirrorless saja. Namun sebagai gantinya, bobot perangkat dapat disusutkan hingga mencapai 1,1 kg, atau sekitar 41% lebih ringan ketimbang Ronin-S.

DJI Ronin-SC

Ronin-SC terbuat dari perpaduan material magnesium, baja, aluminium, dan plastik komposit. Gimbal 3-axis-nya siap menampung sejumlah kamera mirrorless populer dari Sony, Nikon, Canon, Panasonic maupun Fujifilm, dengan bobot maksimum hingga 2 kg. Saat sedang tidak digunakan, gimbal-nya dapat dilepas dari gagangnya agar memudahkan penyimpanannya di dalam tas berukuran normal.

Di samping lebih ringkas, Ronin-SC juga mengemas mekanisme penguncian pada ketiga poros gimbal-nya, sehingga proses menyeimbangkan kamera di awal dapat dijalani dengan lebih mudah ketimbang menggunakan Ronin-S. Pengoperasiannya sendiri masih mengandalkan sejumlah tombol dan joystick pada bagian gagang, dan baterainya diklaim bisa bertahan sampai 11 jam dalam satu kali pengisian.

DJI Ronin-SC

Ronin-SC boleh lebih terbatas soal kargo, tapi ia menyimpan dua fitur pintar yang absen pada kakaknya yang berukuran lebih besar. Yang pertama adalah fitur ActiveTrack 3.0, yang memungkinkan pengguna untuk menetapkan subjek yang harus diikuti pergerakannya oleh sang gimbal melalui smartphone yang tersambung.

Fitur yang kedua adalah Force Mobile, di mana pengguna dapat mengendalikan pergerakan gimbal hanya dengan menggerakkan smartphone-nya. Ini sangat berguna ketika pengguna harus mengoperasikan Ronin-SC dari kejauhan, dan jarak maksimum yang didukung adalah 25 meter dengan memanfaatkan koneksi Bluetooth 5.0.

DJI Ronin-SC rencananya bakal segera dipasarkan dengan harga $439. Bundel dengan embel-embel “Pro” juga akan tersedia seharga $539, yang mencakup aksesori seperti focus wheel, external focus motor, beserta Remote Start Stop (RSS) Splitter.

Sumber: DJI.

Tiffen Umumkan Perangkat Stabilizer Steadicam Steadimate-S untuk DJI Ronin S

Memproduksi video dengan bantuan gimbal seperti DJI Ronin S memang dapat menghasilkan rekaman yang smooth. Namun meskipun handheld motorized stabilizer bisa digunakan dengan satu tangan saja, tapi cukup melelahkan penggunanya.

Produsen aksesori kamera Tiffen mencoba memberikan solusi dengan memperkenalkan perangkat yang ditujukan untuk pemilik gimbal single handled seperti DJI Ronin S. Di mana memungkinkan menghubungkan gimbal ke rompi, sehingga kita dapat mengoperasikan gimbal lebih lama tanpa kelelahan.

Tiffen-Steadimate-S

Perangkat stabilizer tersebut bernama Steadicam Steadimate-S, yang terdiri dari bracket dan sepasang alat penghitung berat. Braket menempelkan gimbal ke lengan rompi Steadicam dan alat penghitung berat memastikan gimbal tetap tegak. Gimbal yang sudah menjadi bagian dari rompi tersebut akan memanfaatkan z-axis stabilization dari lengan Steadicam dan x/y-axis stabilization dari kepala gimbal.

Tiffen menyediakan dua opsi untuk Steadicam Steadimate-S sesuai dengan bobot konfigurasi kamera kita. Pertama Steadicam Steadimate-S 15 System dengan A-15 Steadicam Arm dan Scout Vest (rompi) yang dapat menampung bobot hingga 6,8 kg.

Kedua Steadimate-S 30 System dengan A-30 Steadicam Arm dan Zephyr Vest yang mampu menahan bobot hingga 13,6 kg. Sayangnya, belum diketahui harga dan kapan ketersediaan stabilizer ini di pasaran.

Sumber: DPreview

DJI Osmo Pocket Adalah Kamera 4K Mungil yang Duduk di Atas Gimbal 3-Axis

Lahir sebagai kamera handheld yang duduk di atas gimbal, DJI Osmo pada akhirnya berevolusi menjadi gimbal untuk smartphone dengan Osmo Mobile. Masing-masing sudah memiliki iterasi yang kedua, namun Osmo kini memilih untuk berevolusi kembali menjadi kamera handheld.

Adalah DJI Osmo Pocket yang menjadi evolusi terbarunya. Wujudnya bahkan lebih kecil lagi dari Osmo Mobile maupun Osmo Mobile 2, akan tetapi ia dilengkapi unit kameranya sendiri dengan sensor 1/2,3 inci beresolusi 12 megapixel, sanggup merekam video 4K 60 fps dengan bitrate 100 Mbps.

Untuk perekaman dalam resolusi 1080p, frame rate-nya malah bisa ditingkatkan lagi menjadi 120 fps untuk mengambil adegan slow-motion. Semuanya tanpa melupakan akar Osmo sebagai gimbal 3-axis yang mampu meredam guncangan dengan sangat efektif, sehingga video yang dihasilkannya tetap kelihatan mulus dalam kondisi apapun.

DJI Osmo Pocket

Untuk mengoperasikan Osmo Pocket, tersedia dua buah tombol beserta layar sentuh kecil (1 inci) yang juga merangkap peran sebagai viewfinder. Lewat layar ini juga kita bisa mengaktifkan fitur ActiveTrack dan FaceTrack, yang memungkinkan kamera untuk bergerak dengan sendirinya mengikuti subjek yang dipilih maupun wajah seseorang secara otomatis.

Fitur lain yang tak kalah menarik adalah 3×3 Panorama; kamera akan mengambil total sembilan foto dari angle yang berbeda, kemudian menyatukannya menjadi satu gambar panoramik beresolusi tinggi. Timelapse dan Motionlapse juga tersedia, demikian pula FPV Mode untuk mengikuti perspektif sang pengguna; ikut miring ketika posisi tubuh pengguna sedang miring.

DJI Osmo Pocket

Andai layar tersebut terlampau kecil buat Anda, Osmo Pocket masih menyimpan jurus lain: di antara layar dan sepasang tombolnya, ada dongle kecil yang bisa dilepas, dibalik, lalu disambungkan langsung ke smartphone. Lalu dengan bantuan aplikasi DJI Mimo, ponsel Anda pun bisa difungsikan menjadi panel kontrol yang lebih kapabel.

DJI tidak lupa membekali Osmo Pocket dengan seabrek aksesori, di samping kompatiblitasnya dengan beragam aksesori action cam. Casing anti air pun tidak dilupakan, sehingga pengguna bisa membawa Osmo Pocket menyelam sampai kedalaman 60 meter dan mengabadikan keindahan bawah laut.

Gerbang pre-order DJI Osmo Pocket saat ini sudah dibuka. Harganya dipatok $349, dan pemasarannya akan berlangsung mulai bulan Desember nanti.

Sumber: DPReview.

Xiaomi Luncurkan Stabilizer Smartphone Berharga Terjangkau

Sebagus apapun sistem image stabilization yang dimiliki sebuah smartphone, hasil rekaman videonya tetap tidak bisa semulus menggunakan stabilizer macam DJI Osmo Mobile. Namun penawaran DJI tersebut bukan satu-satunya pilihan yang tersedia, masih ada alternatif lain yang bahkan lebih terjangkau lagi, macam keluaran terbaru Xiaomi berikut ini.

Sebelum ini Xiaomi sebenarnya sudah memasarkan handheld stabilizer di bawah sub-brand Mijia, hanya saja untuk action cam. Baru-baru ini, mereka merilis model lain yang diperuntukkan pengguna smartphone, tetap dengan gimbal 3-axis dan fitur tracking subjek otomatis via bantuan aplikasi pendamping.

Perangkat yang kompatibel bisa bermacam-macam, selama lebarnya tidak lebih 86 mm dan bobotnya tidak melebihi 200 gram. Ponsel berdimensi bongsor macam Huawei P20 Pro maupun Google Pixel 2 XL pun masih bisa diakomodasi penjepitnya dengan baik.

Mijia Smartphone Stabilizer

Kalau perlu, ponsel juga bisa disambungkan ke stabilizer via USB agar dapat di-charge selagi dipakai merekam. Stabilizer ini mengemas baterai berkapasitas 5.000 mAh, dan kalau tidak dipakai mengisi ulang ponsel, dapat bertahan sampai sekitar 16 jam penggunaan.

Seperti kebanyakan stabilizer lain, gagangnya bisa dipasangkan ke atas tripod jika perlu. Mengingat bobot stabilizer sendiri mencapai angka 476 gram, mungkin kombinasi dengan tripod terdengar masuk akal ketika harus menjalani sesi rekaman yang cukup lama, terutama jika sedang tidak mengabadikan aksi-aksi cepat atau hendak membuat video time-lapse.

Satu hal yang disayangkan, Xiaomi baru memasarkannya di Tiongkok saja dan sejauh ini belum ada kabar mengenai ketersediaannya di pasar internasional. Di sana ia dijajakan seharga 600 yuan saja, atau sekitar Rp 1,3 juta.

Sumber: DPReview.

Freefly Movi Adalah Stabilizer Smartphone untuk Menghasilkan Video Sinematik

Setahun belakangan ini pasar aksesori smartphone banyak didominasi oleh gimbal alias stabilizer, utamanya sejak DJI merilis Osmo Mobile. Perangkat semacam ini sejatinya punya fungsi utama untuk memuluskan video rekaman smartphone yang diakibatkan oleh guncangan tangan.

Namun perlahan stabilizer smartphone mulai bergeser menjadi alat bantu yang efektif untuk menciptakan video sinematik. Tren baru ini menginspirasi produsen gimbal untuk drone dan kamera profesional Freefly Systems untuk terjun ke pasar yang sudah tergolong amat ramai ini.

Freefly Movi

Buah pemikiran mereka adalah Movi. Freefly mengibaratkan Movi sebagai robot mungil yang memiliki bakat setara kru kamera Hollywood. Anda hanya perlu menjepitkan smartphone ke Movi, lalu mulailah merekam video yang akan tampak mulus dalam kondisi apapun.

Namun Movi masih menyimpan kejutan lain. Memanfaatkan koneksi Bluetooth dan aplikasi pendamping (untuk sekarang baru iOS saja), pengguna bisa memilih di antara enam mode perekaman yang berbeda. Mulai dari panning standar sampai time lapse selagi perangkat dipindahkan posisinya.

Mode untuk mengunci fokus pada suatu objek juga tersedia, demikian pula dengan mode bertajuk “Orbit”, yang akan mengunci fokus pada subjek selagi Anda bergerak mengitarinya. Ke depannya, Freefly berencana menambahkan sejumlah mode baru lewat firmware update.

Freefly Movi

Secara teknis, Movi mengemas gimbal 3-axis, kurang lebih sama seperti yang ada pada lini drone DJI Phantom. Handle-nya yang berada di sisi kanan mengemas sejumlah tombol navigasi, dan di belakangnya Anda bakal menjumpai tombol record serta untuk mengganti mode perekaman.

Pengembangnya tidak bilang baterai Movi bisa bertahan selama apa, tapi yang pasti perangkat ini mendukung fast charging lewat sambungan USB-C. Tanpa smartphone, bobot perangkat berkisar 600 gram.

Pre-order Freefly Movi saat ini sudah dibuka dengan banderol harga $300, akan tetapi konsumen baru akan menerima barangnya paling cepat mulai Maret tahun depan.

Sumber: PetaPixel.

Taro Adalah Stabilizer Kamera Smartphone dengan Kemampuan Tracking Berkecepatan Tinggi

Secara umum, DJI Osmo Mobile merupakan sebuah stabilizer, akan tetapi salah satu fitur andalannya adalah kemampuan untuk mengenali wajah dan mengikuti pergerakannya sehingga kamera ponsel akan terus diarahkan secara otomatis, menempatkan subjeknya di bagian tengah sepanjang durasi perekaman.

Sayangnya ketika subjek bergerak terlalu cepat, Osmo akan mulai kesulitan mengikutinya. Sebuah startup bernama Taro Tech ingin mencoba memecahkan masalah ini lewat stabilizer-nya sendiri. Secara garis besar desain dan cara kerjanya mirip seperti Osmo Mobile, tapi ada dua komponen yang membuat stabilizer bernama Taro ini begitu unik.

Taro

Kedua komponen itu adalah semacam gelang berisikan tag inframerah dan modul tracking berisikan kamera inframerah. Kombinasi keduanya memastikan tracking bisa berlangsung bahkan ketika subjek bergerak secepat 80 km/jam. Cukup pakaikan gelangnya pada subjek, lalu biarkan semuanya bekerja secara otomatis.

Modul tracking-nya sendiri tinggal dijepitkan ke smartphone, atau dipasangkan ke hot shoe milik kamera mirrorless maupun DSLR. Ya, selain varian untuk smartphone atau action cam, Taro juga tersedia dalam varian lebih besar yang sanggup menggotong kamera hingga seberat 1,8 kg.

Lebih menarik lagi, perpaduan modul tracking dan gelangnya ini rupanya juga bisa digunakan bersama stabilizer lain, asalkan stabilizer-nya mendukung fitur remote control berbasis Bluetooth.

Taro

Tentu saja Taro tidak lupa akan perannya sebagai stabilizer. Tiga buah motor bertorsi tinggi dipercaya untuk meredam guncangan kamera secara cepat dan responsif. Baterainya sendiri diperkirakan bisa bertahan selama 10 jam, atau 12 jam untuk versi DSLR-nya.

Perangkat ini sekarang sedang ditawarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter. Versi smartphone dan action cam-nya dibanderol $199 (dengan estimasi harga retail $359), sedangkan versi DSLR-nya seharga $599 (retail $969). Modul tracking beserta gelangnya dapat dibeli secara terpisah seharga $99 (retail $179).

Inilah GoPro Karma, Drone Perdana dari Sang Raja Action Cam

Setelah dinanti-nanti sejak lama, GoPro akhirnya mengungkap secara resmi drone perdananya, Karma. Karma menarik bukan semata karena ada label GoPro di bodinya, tetapi memang karena ada sejumlah inovasi menarik yang telah disematkan padanya.

Pertama-tama, dari segi desain Karma terbilang amat ringkas, dengan bobot sekitar 1 kg lebih sedikit. Keempat lengannya bahkan bisa dilipat lurus ke depan untuk disimpan ke dalam tas ransel yang termasuk dalam paket penjualan.

GoPro Karma bisa dilipat dan disimpan ke dalam tas ransel yang termasuk dalam paket penjualan / GoPro
GoPro Karma bisa dilipat dan disimpan ke dalam tas ransel yang termasuk dalam paket penjualan / GoPro

Performanya cukup oke untuk sebuah drone berbodi ringkas; kecepatan maksimumnya mencapai angka 56 km/jam, dan ia bisa beroperasi hingga sejauh 1 kilometer dari controller selama 20 menit non-stop sebelum baterainya perlu diisi ulang.

Controller-nya sendiri sangat unik sekaligus sederhana jika dibandingkan dengan milik drone dari brand lain. Di sini pengguna sama sekali tidak perlu mengandalkan smartphone untuk mengoperasikan Karma, mengingat controller-nya sudah punya layar sentuh sendiri.

Controller GoPro Karma dibekali layar sentuh dan interface yang sederhana / GoPro
Controller GoPro Karma dibekali layar sentuh dan interface yang sederhana / GoPro

Sejumlah fitur penerbangan semi-otomatis turut tersedia, seperti misalnya Cable Car dan Orbit, sehingga pengguna bisa lebih berfokus mengoperasikan kamera. Opsi lainnya, Anda bisa memanfaatkan aplikasi baru bernama GoPro Passenger, dimana pengguna lain bisa mengambil alih kendali kamera menggunakan smartphone atau tablet selagi Anda berkonsentrasi mengendalikan drone.

Karma tidak dilengkapi kamera, tetapi ia kompatibel dengan lini action cam Hero3, Hero4 dan tentu saja Hero5 yang baru diluncurkan. Kamera ini menancap pada komponen stabilizer atau gimbal 3-axis yang bisa dilepas-pasang. Di sinilah letak fitur paling menarik dari GoPro Karma.

Stabilizer GoPro Karma bisa dilepas dan dipasangkan pada hand grip untuk penggunaan handheld / GoPro
Stabilizer GoPro Karma bisa dilepas dan dipasangkan pada hand grip untuk penggunaan handheld / GoPro

Saat gimbal-nya tersebut dilepas, pengguna bisa menancapkannya pada sebuah hand grip, dan voila, Karma pun beralih fungsi menjadi seperti DJI Osmo. Lebih menarik lagi, kombinasi gimbal dan grip ini bisa dipasangkan ke seabrek mount dan aksesori yang tersedia untuk lini action cam GoPro itu sendiri.

GoPro Karma akan tersedia di pasaran mulai 23 Oktober mendatang seharga $800, tidak termasuk kamera. GoPro rencananya juga bakal menawarkan bundle Karma bersama Hero5 Black seharga $1.100, atau $1.000 bersama Hero5 Session.

Sumber: Gizmodo dan GoPro.